Anda di halaman 1dari 7

IPE HIPERTENSI-STROKE ANGKATAN 2016 KELOMPOK 22

Skenario

 TN, 50 th laki-laki dirawat di bangsal saraf karena kelemahan anggota gerak


sisi kiri. Sebelum dibawa kerumah sakit pasien jatuh di kamar mandi dan
tidak sadar. Tiga jam kemudian pasien sadar dan mengalami pelo.
 Hasil pemeriksaan fisik dan tanda vital: tekanan darah 200/120 mmHg,
frekuensi nadi 92x/menit, nafas 22x/menit, GDS 265 gr/dl. Kekuatan otot:
reflek Babinski (+) positif
 Pasien penderita hipertensi sejak 10 th yang lalu dan juga menderita diabetes
sejak 7th yang lalu, pasien tidak pernah control ke dokter selain itu pasien
juga sering mengeluhkan giginya goyang
 Selama dirumah sakit pasien dipasang kateter dan diterapi piracetam 3 x 1
gram, cithicolin 2 x 500mg, asam tranexamat 3 x 1, mecobalamin 1x1,
captopril 3 x 25 mg, infus RL 16 tetes/menit. Plan CT scan. Istrinya
menananyakan bagaimana cara wudhu dan solat. Pasien merasa terpukul
dengan penyakit yang dideritanya, karena dia merupakan pencari nafkah
utama di keluarga. Setiap malam pasien sulit tidur dan nafsu makan
menurun

Menetapkan permasalahan

1. Kenapa pasien tersebut mengalami kelemahan?


Jawaban
 Karena adanya infrak total sirkulasi anterior, infrak= kerusakan
atau kematian jaringan, ketika sirkulus willis terganggu dapat
terjadinya infrak disebabkan gangguan peredaran darah dll. Dapat
terjadi deficit kortikal/ terjadi penurunan hemisfer dominan ini
yang menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada salah satu anggota
tubuh pasien

2. Interpretasi hasil pemeriksaan fisik dan tanda vital
 TD= hipertensi stage 2
 Nadi = normal
 Respirasi = takipnea
 Suhu = normal
 Gds= lumayan tinggi
 Kelemahan sisi kiri, 5/5 normal pasien mampu menggerakan
persendian, 4/5= baik , 3/5 sedang hanya mampu melawan
gravitasi, 2/5 buruk, 1/5, 0/5
 Reflek Babinski: telapak kaki dari arah lateral ke median
menggunakan ujung palu reflek, normalnya reflek akan seleksi kea
rah dalam, positif dorsofleksi ke arah belakang ada lesi di UMN (
upermotor neuron)
 Lesi UMN mengenai di korteks serebri berpengaruh dalam
berpikir, kemampuan motorik, social bahasa, berpengaruh pada
otot
3. Mengapa perlu dilakukan CT scan pada pasien tersebut, Macam-macam
dan ciri-ciri stroke, pasien termasuk stroke apa?
 Karena untuk menentukan jenis dari strokenya, apakah stroke
hemoragi atau iskemik
 Stroke hemoragik: pembuluh darah melemah, pecah dan mengalir
kesekitarnya, aneurisma: pembuluh darah melemah spt balon terus
pecah, malformasi arteriovenosa: pembuluh darah berbentuk tidak
sempurna, apabila pecah jadilah stroke hemoragik
 Stroke iskemik: karena adanya sumbatan pada arteri, pembuluh
darahnya menebal
 Ciri: spesifik ada 3, FAST
- F= face, apakah saat senyum dia perot, terasa
baal/kebas/matirasa
- A= arm, dari 2 tangan apakah ada kelemahan atau tidak, salah
satu aja atau dua”nya terkulai dengan lemas
- S= speech, suara parau, diajak ngobrol jelas enggak
- T= time, segera telfon ke 199 atau bawa ke ugd agar segera
menerima pertolongan max 3 jam setelah gejala
 Pasien pada scenario mengalami stroke iskemik

4. Mengapa pasien mengalami gigi goyang?


 Karena pasien menderita penyakit DM, pada pasien penderita DM
rentan mengalami kegoyahan pada gigi karena kadar glukosa yang
tinggi pada pasien berdampak pada buruknya sirkulasi darah
sehingga suplai darah yang mengandung oksigen tidak mampu
mengalir dengan baik ke bagian tubuh yang membutuhkan
termasuk gusi jadi infeksi lebih mudah terjadi
 Gllukosa yang meningkat pada pasien Dm juga berakibat pada
kandungan biofilm dan plaj yang berfungsi sbg tempat perlekatan
bakteri, shg bakteri akan berkembang biak dengan baik karena
asupan makanan yang cukup
 Plak akan menumpuk pada daerah interdental gusi yang dapat
menyebabkan terjadinya gingivitis/peradangan pada gusi, jika
tidak dirawat akan menyebabkan periodontitis yang dapat
menyebabkan kegoyangan pada gigi
5. Bagaimana tata cara wudhu dan solat pasien stroke?
 Jika tidak bias dengan air dengan debu/ tayamum, atau meminta
keluarga untuk membantu, jika ada luka jangan disiram ya
 Untuk shlatnya: jika pasien masih bias menggerakan anggota
tubuhnya bias dilakukan dengan posisi tidur, atau dengan kedipan
mata, kalo memang tidak bias bergerak sama sekalii dengan niat di
hatinya
6. Manifestasi oral penggunaan obat hipertensi
 Xerostomia: mulut kering, karena pada penderita DM laju saliva
berkurang
 Enlargement gingiva: pembesaran pada gusi
 Eritema multiform: penyakit pada membrane mukosa, gangguan
inflamasi akut. Eritema multiform mayor ( steven-johnson
syndrome, hamper mengenai seluruh mukosa mulut) dan minor(
terjadi pada satu daerah saja, mulut saja, mukosa atau kulit saja).
Terjadi sebagai reaksi hipersensitivitas tubuh ditandai dengan
adanya sel-sel efektor sitotoksik dan CD8= limfosit T pada epitel
yang menyebabkan apoptosis dari keratinosit sehingga sel menjadi
nekrosis
7. Apakah penyebab dari stroke yang dialami pasien?
 Jatuh kamar mandi tidak
 DM= gula yang melewati pembuluh darah dapat menyebabkan
kerusakan endotel, jadi tidak berfungsi sebagai barrier pada
pergerakan LDL, LDL bias masuk ke tunika intima, terakumulasi
jadi guratan lemak, akan terbentuk foam sel, terakumulasi menjadi
plak lemak, lama-lama jadi teroksidasi terus nekrossis, rupture
lepas terbawa ke otak dan tersumbat. Gangguan aliran emboli
 Hipertensi: ada perubahan anatomi dan fisiologi, pembentukan
plak berhubungan dengan hipertensi, tahanan perifer makin rendah
karena lumen semakin kecil , tidak dapat melakukan homeostasis
jadi hipertensi, angiotensinogen diproduksi dihepar berubahn
menjadi angiotensin 1 lalu berubah jadi angiotensin 2,
vasokonstriksi dapat meningkatkan tkanan darah. Angiotensin
menghasilkan aldosterone akan meningkatkan Na di ginjal
sehingga diperlukan air untuk mengencerkan konsentrasi , volume
darah meningkat tekanan darahpun meningkat
 Hubungan dg stroke: hipertensi daapt mengganggu pembuluh dan
mengurangi perfusi pembuluh darah,
 hipertensi dan Dm saling bersinergi menimbulkan stroke
 stroke iskemik, TD harus diturunkan dalam 15% dalam 24 jam
apabila TD lebih dari 220/110 tapi kalau masih kurang dari
185/110 target penurunannya ,180/105 dengan trombolisis dengan
obat anti hipertensi yaitu dlm gol ace inhibitor
 DM nya insulin
8. Farmakologi obat-obatan yang dikonsumsi pasien
 piracetam 3 x 1 gram, untuk gangguan cerebral spt mudah lupa dan
gejala vertigo, digunakan karena ada peningkatan respetor(single
stimulus) pada tubuh sehingga efektif. Modulator alosterin positif
dari reseptor AMPA, AMPA melepaskan glutamin yang mengikat
reseptro AMPA dan NMDA, Na+ mengalir menggabungkan
gradiennya menjadi matriks. Termasuk neuroleptika
 cithicolin 2 x 500mg, obat yg bekerja meningkatkan senyawa
kimia pada otak yaitu phospholipid.., mempertahankan fungsi otak
 asam tranexamat 3 x 1,
 mecobalamin 1x1,
 captopril 3 x 25 mg, untuk hipertensi karena termasuk golongan
obat ace inhibitor dosis 6,25 mg untuk dewasa
 terapi stroke iskemik menggunakan obat captopril karena ada
penyebab hipertensi, clopidogral, aspirin
 stroke hemoragik bias menggunakan anti hipertensi juga
 obatnya harus memiliki sasaran terapi: 1. Stroke akut(stroke
iskemik, akan mengalami infrak 4-6 jam, terapeutik window
sekitar 12-24 jam), 2. Stroke perdarahan (peningkatan tekanan
intracranial dan perdarahan ulang memperburuk keadaan)
 terapi farmakologi stroke akut: menghilangkan sumbatan
pembuluh darah dengan terapi trombolitik, TPA mekanismenya
mengaktifasi plasmin. Terapi efektif jika dilakukan dalam 3 jam
setelah seangan akut, harus hati hati juga krena menimbulkan
perdarahan. Obatnya aspirin 75-300mg dan copidogrel
 terapi pencegahan stroke: jika penggunaan aspirin bias diganti
dengan copidogrel dan tiklopidin
9. Efek samping dari obat-obatan yang di konsumsi pasien
 Captopril = batuk”, hyperkalemia, angioedema, gangguan pada
indra pengecap
 Piracetam: bikin ngantuk, gugup/cemas, nyeri prut mual, muntah
dan juga gangguan keseimbangan
 Mecobalamin: anorexia, mual, muntah diare
 Citicolin: insomnia, sakit kepala, diare, mual, penglihatan menurun
 Asam tranexamat: biasa dipakai untuk menghentikan menstruasi
yg lebih dari masa normalnya, membuat darah menggumpal jiak
dipakai tidak efektif
 Masalah keperawatan: menurunkan kekuatan otot, gangguan ,
ketidakseimbangan fisik berhubungan dengan gangguan
psikososial: asupan nutrisi diharapkan meningkat dari cukup
mencadi sedang atau tercukupi, intervensi = manajemen gangguan
makan kolaborasi dg ahli gizi, kesiapan religious: kemampuan
ibadah dari terganggu menjadi tidak terganggu intervensi:
memfasilitasi cara ibadah saat sakit dan bersuci, outcame:
mengambil label jaringan serebral normal dengan kriteria tekanan
sistolik dar, reflek saraf yg terganggu menjadi berkurang,
manajemen edema cerebral dg , hambatan mobilitas fisik:
pergerakan pasien dapat meningkat dengan kriteria , memonitor
keadaan . pola tidur pasien diharapakan tidak terganggu.

Anda mungkin juga menyukai