Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Aprianto

NIM : 2121034

RESUMEOBATPADASISTEMKARDIOVASKULAR

I. PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskular merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah, pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh yang diperlukan
dalam proses metabolisme.
Berfungsi sebagai sistem transport tubuh yang membawa nutrisi, hormon, gasgas
pernapasan dan zat-zat lain ke dan dari jaringan tubuh. Komponen Sistem
Kardiovaskular :

1. Jantung : Berperan untuk memompa darah ke seluruh tubuh Anatomi Jantung Manusia

2. Pembuluh Darah
from head to Marl

1
• ARTERI : Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. membawa darah yang
mengandung oksigen
• VENA : Mengalirkan darah kembali ke jantung
• KAPILER : Pembuluh halus menghubungkan arteri dan vena.
Sebagai tempat pertukaran nutrisi, udara, hormon, dan metabolit.
3. Darah II. OBAT KARDIOVASKULAR
Obat Kardiovaskular merupakan kelompok obat yang memperbaiki dan
mempengaruhi Sistem Kardiovaskular (Jantung dan Pembuluh Darah) baik
secara langsung maupun tidak langsung.

III. MACAM OBAT KARDIOVASKULAR


1. Nitrat Organik
2. Beta Blocker
3. Alfa Blocker
4. Calsium Antagonist
5. Glikosida
6. ACE Inhibitor
7. Diuretik
8. Vasodilato

1) NITRAT ORGANIK
Digunakan untuk menghilangkan nyeri dada pada kasus Angina Pectoris,
Gagal Jantung Kongestif, Infark Jantung.
Nyeri pada pada kasus di atas timbul akibat ketidakseimbangan antara
persediaan dan permintaan oksigen pada miokardial.
Obat Golongan Nitrat bekerja dengan cara menimbulkan vasodilatasi dan
dilatasi arteriole perifer sehingga tekanan sistol dan diastol menurun, curah
jantung menurun. Akibatnya kebutuhan oksigen jantung berkurang.

Kondisi iskemik menyebabkan turunnya suplai Oksigen ke miokard. Sementara itu


kebutuhan oksigen jantung tidak berubah / meningkat dengan aktivitas berat.
Ketidak seimbangan ini menyebabkan timbulnya nyeri dada (Angina).

MEKANISME KERJA :
Radikal Bebas NO Menstimulasi Guanilat siklase
4/
Peningkatan Kadar C GMP
4
Defosfolirasi rantai miosin
4

2
Relaksasi otot polos (Vasodilatasi)

+ Contoh Obat golongan nitrat tersedia dalam bentuk oral maupun injeksi:
1. Nitrogliserin 々 Bentuk Sediaan : Tablet, Injeksi 々 Keamanan pada Ibu Hamil :
KATEGORI C 々 Memberikan efek setelah 3 menit (subllingual); 1 jam
(Extended release). Dengan durasi efek selama 25 menit (sublingual) ; 4-8 jam untuk
sediaan Extended release. 'V Dieksresikan melalui : Urine 'V Dosis:
Angina : 2,5-6,5 mg 3-4 x sehari dapat dititrasi sampai 26 mg 4 kali
sehari. Injeksi IV : 5 mcg/mnt dapat ditingkatkan sampai 20 mcg/mnt
maksimal 400 mcg/mnt. Sublingual -,3-0,6 mg tiap 5 mnt, maksimal 3
dosis dalam 15 menit.

2. Isosorbid dinitrat :
V Bentuk Sediaan : Tablet, Injeksi
V Keamanan pada Ibu Hamil : KATEGORI C
V Memberikan efek setelah 3 menit (sublingual); 1 jam (tablet konvensional).
Dengan durasi efek selama 1-2 jam (sublingual) ; s/d 8 jam untuk tablet
konvensional
V Dieksresikan melalui : Urine dan Feses
V Tidak perlu penyesuaian dosis pada kondisi khusus (gangguan ginjal atau
hati) Dosis:
Angina : Sublingual ( 2,5-5 mg tiap 5-10 menit) maksimal 3 dosis selama
15-30 menit. Tablet konvensional : 5-20 mg 2- 3xsehari. Injeksi IV : 210
mg/jam
Gagal Jantung : 20 mg 3-4 x sehari (awal), selanjutnya 160mg/hari
(dalam 4 dosis terbagi)

Untuk serangan akut Angina gunakan sedian sublingual sedangkan untuk


pencegahan jangka panjang gunakan sediaan oral konvensional. Sediaan parenteral
baik digunakan pada kasus vasospasme koroner & angina pectoris tidak stabil,
angina akut, gagal jantung kongestif. Efek samping yang sering muncul : Pusing,
hipotensi, takikardi.

+ TOLERANSIBEBASNITRAT
Beberapa pasien yang mendapat golongan Nitrat dapat mengalami toleransi
(efek terapi berkurang). Sehingga perlu dilakukan penghentian penggunaan
sementara selama 8 jam setelah pemberian dosis pertama.

2) BETA BLOCKER
Bekerja pada reseptor P jantung (pi dan P2) untuk menurunkan kecepatan denyut
jantung dan curah jantung, meningkatkan suplai oksigen miokard dan perfusi
subendokard meningkat.
Reseptor P terdapat dalam 2 jenis, yaitu :
a. Reseptor P1: terdapat di jantung, SSP, ginjal
b. Reseptor P2 : terdapat di Bronchia

3
Beta Bloker banyak digunakan untuk pengobatan Hipertensi ( kombinasi), PJK,
Gagal Jantung
Contoh Golongan Beta Blocker : Atenolol (Dosis 2 x 40 mg-80 mg), Bisoprolol (1
x 5-10mg), Metoprolol (Dosis 50-100mg/KgBB), Propanolol (Dosis 2 x 40mg).

Efek samping yang sering muncul : Bronkospasme, jari kaki-tangan dingin,


bradikardi, hypoglicaemi masking effect pada pasien DM dengan Insulin Monitoring
penggunaannya pada pasien dengan Asma, bronkitis, emfisema paru, DM. Tidak
semua Beta Blocker adalah sama. Sifat-sifat khusus Beta Blocker yang perlu
dipertimbangan pada pemilihan untuk terapi Kardiovaskular antara lain :
1. Kardioselektivitas
Berdasarkan selektivitasnya terhadap reseptor P, obat golongan Beta Blocker di
klasifikasikan menjadi :
a. Pi Selective: Acebutolol, Atenolol, Bisoprolol, Esmolol, Metoprolol
b. Non-Selective : Propanolol, Carvedilol, Labetalol, Timolol

P1 Selective, hanya bekerja pada reseptor P1 yang ada di jantung tanpa


menimbulkan penciutan bronchia sehingga efek samping

pada pernapasan sangat minimal AMAN bagi pasien ASMA atau PPOK dengan
gangguan jantung atau hipertensi.

2. Efek Adrenergik Intrinsik (Intrinsic symphatomimetic activity / ISA) Selain


selektivitas, pengaruh Beta Blocker terhadap kardiovaskular dipengaruhi oleh ISA.
Beta blocker yang dianggap baik untuk terapi kardiovaskular adalah tanpa ISA. Karena
dapat mengurangi resiko efek samping berupa dekompensasi, bradikardi
berkurang, keluhan jari kaki-tangan dingin menjadi berkurang Contoh
: Atenolol , Bisprolol, metoprolol
3. Bisoprolol (Profil Dan Keamananya)
Golongan Beta Blocker yang paling sering digunakan di Indonesia untuk terapi
hipertensi, PJK, Gagal Jantung Merupakan Golongan pi selective sekaligus tanpa
ISA.
Selektivitasnya membuat obat ini lebih spesifik bekerja, efek samping di saluran
pernapasan akibat blokade reseptor P2 sangat minimal, tidak mempengaruhi
metabolisme lemak dan karbohidrat.
Bisoprolol dapat menjaga tekanan darah dalam 24 jam sesuai ritme sirkardian,
Khususnya pada pagi hari dimana tekanan darah cenderung memuncak dan
merupakan waktu yang beresiko terjadinya "event" kardiovaskuler Farmakokinetik
Bisoprolol dibandingkan Beta Blocker lainnya :
Kriteria Bisoprolol Atenolol Metoprolo Carvedilol
T 'A Eliminasi 10-12 6-9 3-4 6-10
Absorbsi (%) >90 50 > 95 85
First-pass effect < 10 - 50 60-75
Bioavailability (%) 90 50 50 25
Protein Binding 35 3 12 98
(%)

4
Balance Clearance + - - -
Waktu paruh eliminasinya yang panjang (10-12 jam) memungkinkan untuk pemberian 1 x
Sehari (5-10 mg).
Bisoprolol menunjukkan ketersediaan hayati yang tinggi ( 90%) yang merupakan hasil dari
absrobsi yang tinggi (>90%) dan first-past effect yang rendah (<10 %).
Penggunaannya tidak dipengaruhi makanan sehingga dapat diminum sebelum atau sesudah
makan.
Bisoprolol menunjukkan pembersihan yang seimbang, antara metabolisme di hati dan
ekskresi melalui ginjal (50:50) sehingga tidak perlu penyesuaian dosis pada kondisi
gangguan hati maupun ginjal.

3) ALFA BLOCKER
Menghambat reseptor alfa di otos polos vaskuler yang secara normal berespon pada
rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
Contoh : Klonidin. Klonidin diindikasikan untuk Hipertensi dan migrain. Dosis yang
direkomendasikan : 150-300 mg/hr tersedia dalam bentuk tablet & injeksi
Obat Golongan Alfa Blocker BUKAN menjadi pilihan utama pada kondisi hipertensi karena
pertimbangan banyaknya efek samping (Sedasi, mulut kering, bradikardi, depresi, gelisah)
Tidak boleh dihentikan mendadak, melainkan berangsur-angsur dalam 24 hari untuk
menghindari “Hipertensi Rebound"

4) CALSIUM ANTAGONIST / CALCIUM CHANNEL BLOCKER

Ion-Ca intrasel bebas diperlukan untuk kontraksi otot polos jantung, pembentukan dan
penyaluran impuls-AV jantung. lon-Ca berada di luar sel saat ada rangsangan terjadilah
depolarisasi membran-sel sehingga menjadi permeabel. Hal ini memungkinkan ion-ca
melintas masuk ke dalam sel. Ketika mencapai kadar tertentu, menstimulasi otot polos

5
C/Caolcmiupmarctmhaennnte/lcontaining

rbeloleic nakteseerrnpoarfleicnv ateelc nritnus aml stores calcium stores Calcium channel

Heart muscle cell

does not respond to calcium ion signal.

jantung berkontraksi.
Antagonis kalsium menghambat pemasukan ion-ca ektrasel ke dalam. Dengan demikian
mengurangi penyaluran impuls dan kontraksi otot jantung.
Antagonis Kalsium secara kimiawi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
:
1. Derivat dihidropiridin : efek vasodilatasi kuat. Contoh : Nifedipin,
Amlodipin, Nicardipin, Nimodipin
2. Derivat Non-dihidropiridin : efek vasodilatasi lebih lemah dibanding derivat
Dihidropiridin. Contoh : Verapamil, Diltiazem
Efek samping umum golongan Antagonis Kalsium : pusing, rasa panas pada wajah
(flushing), oedema pergelangan kaki, takikardi.
Kriteria Nifedipin Amlodipin Diltiazem Verapamil
T 'A Eliminasi Dewasa : 2-5 jam 30 Jam Oral : immediate Normal :3-7 jam
Geriatri : 7 Jam release 3-4 jam, Gangguan Fungsi
Sirosis : 7 Jam extended release Hati : 14-16 jam
6-9 jam
IV : 3-4 jam
Absorbsi 89% > 90% > 90 % > 90%
Metabolisme Hati Hati ( > 90%) Hati Hati
Ekskresi Urine dan Feses Urine Urine , feses Urine (70%), Feses
(16%)
Mula Kerja Obat 20 menit Oral : 30-60 menit Oral : 1-2 jam IV :
IV : 3 menit 1-5 menit
Durasi kerja Oral : 24 jam IV bolus 1-3 jam Oral : 6-8 jam IV :
IV Continous 0,5 10-20 menit
10 jam
+ DOSIS ANTAGONIS KALSIUM :
1. Amlodipin
Hipertensi : 1x5 mg, maksimal 1x10 mg
Geriatri : 1 x 2,5 mg, makimal 1 x 5 mg
Penyesuaian dosis pada gangguan Hati : Untuk Hipertensi 1 x
2,5 mg. Untuk angina 1 x 5 mg

6
2. Nifedipin Angina : 3x10 mg
Hipertensi : 1x30-60 mg (maksimum 90-120 mg / hari)
Tidak perlu penyesuaian dosis pada kondisi gangguan ginjal maupun hati
3. Verapamil 々 Atrial Fibrilasi : IV 0,075-0,15 mg/KgBB, Oral 1x 180-
480 mg 々 Angina : 3 x
80-120 mg
Hipertensi : 3x80 mg
4. Diltiazem
Angina : 1 x 120 mg (extended release)
Hipertensi : kapsul extended release 1 x 180-240 mg (maksimum 480 mg / hari)
Atrial Fibrilasi : extended kapsul / tabet 1 x 120-360 mg

5) GLIKOSIDA
Merupakan derivat digitalis yang diperoleh dari daun tanaman Digitalis purpurea dan Digitalis
Lanata. Digunakan untuk pengobatan Gagal Jantung Kongestif (CHF) dan Atrial Fibrilasi (AF).
Bekerja dengan meningkatkan kontraktilitas jantung (efek inotropik positif) /Kardiotonik +
Mekanisme Kerja Golongan Glikosida :
1. Mempengaruhi pergerakan ion Na dan K melewati membrane miokardial sehingga sel
kehilangan ion K
2. Bekerja langsung pada aktin dan miosin dari miokardial
3. Meningkatkan kadar ion Ca dalam sel dengan melepaskan kation tersebut dari tempat
ikatannya dan meningkatkan pemasukan ion melalui membran sel. (akibat
penghambatan pada enzim
A
+, KA+- ATP-ase)
Obat golongan Glikosida memiliki Indeks Terapeutik Sempit Monitoring ketat
pengggunaannya !!!
Toksisitas terhadap golongan Glikodisa ditandai dengan aritmia jantung. Hal ini lebih
cepat timbul jika pasien mengalami kekurangan kalium (hipokalemia) karena otot jantung
akan lebih peka pada golongan ini.
Contoh : Lanatosid C, Digoksin, Beta-metildigoksin

DIGOXIN 0.25 mg

Bentuk sediaan : tablet dan injeksi


Keamanan pada Ibu Hamil : KATEGORI C & terdistribusi ke ASI
Absorbsi Sal. Cerna : Baik (tablet 60%-80%)
Metabolisme : sediaan oral di metabolisme oleh bakteri di sal.
Cerna menjadi 3-keto digoxigenin & 3-beta-digoxigenin (16%) T
'A eliminasi : 36-48 jam
Ekskresi : urine (50%-70%) 々
Dosis (Dewasa):
CHF : 0,125 mg-0,25 mg 1 x sehari

7
AF : 0,125 mg-0,375 mg 1x sehari Penyesuaian
Dosis pd kondisi khusus
:
- Gangguan Fungsi Hati : tidak perlu penyesuaian dosis
- Gangguan Fungsi Ginjal ClCr 10-50 ml/mnt : berikan 2575% dari
dosis normal / tiap 36 jam ClCr < 10 ml/mnt, berikan 10-
25% dari dosis normal atau tiap 48 jam
Pemberian Injeksi : IV atau IM ; injeksi intravena
pelan selama > 5 menit
j. Efek samping : Takikardia, pusing, mualmuntah gelisah,
konvulsi

6) ACE Inhibitor

Bekerja pada RAAS dengan cara Menghambat enzim yang diperlukan


untuk mengubah angiotensi I menjadi angiotensin II sehingga akan
menurunkan tekanan darah karena curah jantung menurun.
Obat ini juga bekerja dengan mengaktifkan bradikinin, suatu vasodilator
yang meransang pengeluaran nitrioksida dan prostasiklin. Obat ini
memiliki efek menstabilkan fungsi ginjal dan dapat mengurangi
proteinuria. Efek ini menguntungkan bagi pasien Hipertensi dengan
penyerta diabetes melitus
Semua obat ACE inhibitor di eksresikan melalui ginjal kecuali Fosinopril
sehingga perlu penyesuaian dosis.
Efek samping yang umum muncul antara lain : Hiperkalemia, batuk kering,
angiodema.
Contoh : Kaptopril, Lisinopril, Ramipril, Elanapril, Fosinopril

Dosis :
Dosing & Administration

ACE Inhibitors

8
Benazepril OLO-8O mg x-2 times daily I Drug 1
Dosing [

Captopril 25-150 mg a-3 times daily

Enalapril ๐ mg x-2 times daily


5-2

Fosinopril 10-80 mg 1 time daily

Lisinopril 10-40 mg 1 time daily

Moexipril 7.5-30 mg 1-2 times daily

Perindopril 4.-16 mg 1 time daily

Quinapril 10-80 mg 1 time daily

Ramipril 2.5-0.0 mg 1 time daily

Trandolapril 1-8 mg 1 time daily

7) DIURETIK
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan
menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air sehingga volume
darah dan tekanan darah menurun.Sebaiknya diberikan pada Pagi hari agak
efek diuresis tidak mengganggu aktivitas pasien.
Pada umumnya Diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu :
1. Thiazide
Bekerja pada tubulus distal dengan cara menghambat reabsorbsi natrium
dan klorida.
Merupakan diuretik lini pertama pada pengobatan Hipertensi.
Memiliki kurva dosis-efek datar yang artinya peningkatan dosis
tidak akan meningkatkan efektivitasnya. Justru akan menyebabkan
perubahan yang tajam pada kadar elektrolit.
2. Loop Diuretic
Bekerja pada Ansa Henle bagian asenden dengan cara merintangi transport
A
- dan reabsorpsi A+ pengeluaran K^+ dan air juga diperbanyak
Banyak digunakan pada kondisi akut, seperti oedema otak dan paru. Contoh
: Furosemid, asam etakrinat
3. Potassium sparing-diuretics
Efek terhadap kardiovaskular kurang kuat dan khusus digunakan
sebagai kombinasi dengan Loop Diuretic guna menghemat ekskresi
kalium.
Obat golongan ini menghambat proses reabsorpsi A(+

)dan ekskresi KA+ di Tubulus Pengumpul (Collecting Duct) ginjal Contoh


: Spironolakton 4.

9
Hidrokl
orotiazid
Dosis :
- Hipertensi 1 xx 12,5 mg dapat ditingkatkan sampai 1 x 25 mg.
- Oedema : 1 x 12,5 - 25 mg. Pada pasien yang tidak mampu
mentoleransi duretika kuat berikan dosis awal 1 x 75 mg. Hati-
hati dalam menggunakan dosis tinggi karena akan menyebabkan
perubahan yang tajam pada kadar kalium, natrium, asam urat dan
glukosa, TANPA meningkatkan pengendalian tekanan darah.

5. Furosemida
Merupakan diuretik kuat dengan titik kerja di Loop of Henle. Sangat efektif
pada keadaan oedema yang akut
Mula kerja cepat 0,5-1 jam (Oral) dan bertahan 4-6 jam, beberapa
menit (injeksi) dan bertahan 2,5 jam. T 'A eliminasi 30-60 menit,
diekskresi melalui ginjal
Pemberian Furosemid injeksi IV terlalu cepat menyebabkan
ketulian (reversible) dan hipotensi Dosis :
- Hipertensi : 1-2 x 40 mg
- Oedema & Gagal jantung : dosis awal 20-80 mg dapat ditingkatkan
20-40 mg dengan interval 6-8 jam. Dosis harian 12 x sehari

6. Spironolakton
Efek kombinasi dengan Diuretika lainnya merupakan suatu adisi disamping
mencegah kehilangan kalsium, ditemukan bahwa
spironolakton dapat mengurangi mortalitas pasien gagal jantung sebesar
30%
Memiliki durasi kerja yang panjang (2 hari) sehingga pemberiannya
cukup 1 x sehari.
Dosis Dewasa : 1 x 25-50 mg (kombinasi dengan obat lain), Oedema : 1-2
x sehari (25-200 mg), Asites : 1x100 mg (maksimal
400mg/hari)
Penyesuaian dosis pada gangguan Ginjal : -
CLCr 30-40 ml/mnt : 1 x 12,5 mg
- ClCr < 30 ml.mnt : tidak direkomendasikan

+ “Resistensi Diuretika"
Kondisi dimana pemberian Furosemid oral s/d dosis 250 mg / hari dengan
asupan garam terbatas, tidak memberikan efek. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan suatu Thiazid.

+ Titik Kerja Golongan Diuretik :

10
8) VASODILATOR
Merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun, denyut
jantung meningkat Contoh Hidralazin
Diberikan pada kondisi hipertensi, gagal jantung
Efek samping : pusing, takikardi, gangguan saluran cerna, wajah & kulit
kemerahan
Dosis : 50 mg/ hari terbagi dalam 2-3 dosis

11

Anda mungkin juga menyukai