Anda di halaman 1dari 53

FARMAKOLOGI

Keperawatan Kritis
ISS 4 TIK 7
Pengertian
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya terhadap tubuh,
respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, keadaan yang dialami
obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan

(Nuryati, 2017)
Fase kerja obat
1. Farmakokinetik
Proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat.
Farmakokinetik terdiri dari 4 proses, yaitu:
• Absorpsi
• Distribusi
• Metabolisme (biotransformasi)
• Ekskresi (eliminasi)
2. Farmakodinamik
Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan
mekanisme kerja obat. Respon obat dapat menyebabkan Efek primer (efek yang
dinginkan) dan Efek sekunder (efek ini bisa dinginkan atau tidak diinginkan)
Farmakodinamik terdiri dari (Mula, Puncak, Lama Kerja)
1. Mula Kerja: Dimulai pada saat obat memasuki plasma dan berakhir sampai
mencapai konsentasi efektif minimum
2. Puncak Kerja : Saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau
plasma
3. Lama Kerja : Lamanya obat mempunyai efek farmakologis
(Kee&&Hayes, 1996)
JENIS OBAT-OBAT RESUSITASI
1. INOTROPIC
 Manfaat : meningkatkan kontraksi jantung.
 Contoh obat:
1. Dobutamine
2. Dopamin
3. Digoxin (Lanoxin, Lanoxicaps)
2. VASOKONSTRIKTOR
 Manfaat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Zat ini mengurangi
aliran darah lokal ke suatu daerah, dan untuk sementara meningkatkan
tekanan darah.
 Jenis Vasokonstriktor
1. Arespin
2. Phinev
3. Raivas
4. Vascon
3. VASODILATOR
Tujuan pemberian vasodilator
1. Untuk memperbaiki keseimbangan kardiovaskuler.
2. Untuk mengurangi preload dan afterload yang berlebihan pada gagal jantung
bendungan.
3. Untuk mengurangi gejala pada gagal jantung dengan tekanan pengisian (filling
pressure) tinggi.

1. Jenis-Jenis Vasodilator (Nitrat)


4. Natrium Nitroprusid
5. Nitrogliserin
2. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Vasodilatasi Arterial)

1. Hidralazin
2. Diazoksida

3. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Alfa- dan Beta-Adrenergik)
1. Labetalol

4. Jenis-Jenis Vasodilator
Agen Pemblokir Alfa-Adrenergik)
1. Phentomaline
5. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Beta-Adrenergik)
1. Beta Bloker

6. Jenis-Jenis Vasodilator
(Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin)
1.Enalapril

7. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Saluran Kalsium)
1. Nicardipin
4. ANTI ARITMIA
 Merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi irama jantung
yang tidak normal
 Obat anti aritmia dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :

1. Agen Kelas I, obat-obatan yang menurunkan respons membrane


melalui bloker kanal Na (Na channel blocker), dikelompokkan sesuai
efeknya pada repolarisasi:
• Kelas IA
1. Procainamide,
2. Quinidine
3. Disopyramide
• Kelas IB :
1. Lidocaine
2. Mexiletine

• Kelas IC :
1. Flecainide
2. Propafenone

2. Agen Kelas II : obat yang digunakan untuk profilaksis dan pengobatan


aritmia supraventricular dan aritmia yang berhubungan dengan kelebihan atau
stimulasi katekolamin, memperlambat respon ventrikel pada fibrilasi atrium,
menurunkan tekanan darah, menurunkan denyut jantung, dan menurunkan
iskemia, antara lain:
3. Propranolol
4. Metoprolol dan pindolol
5. Esmolol
3. Agen Kelas III, obat untuk memperpanjang durasi potensial aksi dan periode refraktori
yang efektif serta memperpanjang repolarisasi, termasuk:
1. Amiodaron
2. Bretilium
3. Sotalol

4. Agen Kelas IV, digunakan untuk profilaksis dan pengobatan aritmia supraventricular
dan untuk memperlambat respons ventrikel pada fibrilasi atrium, flutter, dan takikardia
atrium multifocal, termasuk diantaranya
4. Verapamil
5. Diltiazem

5. Obat Anti Aritmia lainnya


Terdapat pula obat anti aritmia yang tidak termasuk ke dalam salah satu kelas anti aritmia
yang telah disebutkan. Beberapa diantaranya adalah
6. Digoksin
7. adenosin
8. atropine
5. ELEKTROLIT
Elektrolit dalam tubuh adalah subtansi yang membawa muatan positif
(kation) atau muatan negatif (anion).

Jenis-jenis elektrolit
1. Kalium
2. Natrium
3. Kalsium
4. Magnesium
6. ANALGETIK
 Manfaat : untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.

Jenis analgetik
1. Opioid
2. Opioid Antagonis
3. Nonsteroid Anti-Inflammatory Drug (NSAID)
7. SEDATIF
Sedatif adalah jenis obat penenang, dapat dibagi menjadi
empat kategori utama: benzodiazepin, barbiturates,
neuroleptik, dan lain-lain.
1. Benzodiazepin
2. Neuroleptik
3. Barbiturat
8. ANTIBIOTIK
Efek samping yang umum termasuk:
1. sedang sakit
2. merasa sakit
3. kembung dan gangguan pencernaan
4. diare
5. Beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik,
terutama penisilin dan sejenis yang disebut sefalosporin
Jenis Antibiotik
Ada ratusan jenis antibiotik yang berbeda, tetapi kebanyakan dari
mereka dapat diklasifikasikan menjadi 6 kelompok.
1. Penisilin (penisilin dan amoksisilin) ​
2. Cephalosporin (cephalexin)
3. Aminoglikosida (gentamisin dan tobramycin)
4. Tetrasiklin (tetrasiklin dan doksisiklin)
5. Makrolida (eritromisin dan klaritromisin)
6. Fluoroquinolones (ciprofloxacin dan levofloxacin)
9. ANTI DIURETIK
 Manfaat : untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam
tubuh melalui urine

Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa diatasi oleh obat
golongan diuretik, yaitu:
1. Hipertensi
2. Retensi air berlebih, edema, atau ascites
3. Gagal jantung kongestif atau sirosis hati
4. Glaukoma
5. Peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di dalam kepala)
Jenis-jenis Obat Diuretik
1. Thiazide
a. Indapamide
b. Chlorthalidone
c. Hydrochlorothiazide
2. Diuretik Loop
Obat diuretik yang termasuk golongan diuretik loop adalah bumetanide dan furosemide.
d. Bumetanide
e. Furosemid
3. Diuretik hemat kalium
f. Amiloride
g. Riamterene
c. Eplerenone
d. d. Spironolactone
4. Penghambat karbonat anhidrase
e. Acetazolamide

5. Diuretik osmotik
a. Manitol
10. ANTI HIPERTENSI
 Manfaat : untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi
Jenis- jenis Obat antihipertensi
a. ACE inhibitor
Berikut obat-obatan yang termasuk dalam ACE inhibitor
1. Enalapril
2. Lisinopril
3. Perindopril
4. Ramipril
5. Trandolapril

b. lpha-2 receptor agonist


Contoh obat alpha-2 receptor agonist adalah metildopa dan clonidine.
Antagonis kalsium (calcium channel blocker)
Berikut beberapa obat yang termasuk dalam kategori obat antagonis kalsium : Amlodipine,
Diltiazem, Nicardipine, Nifedipine, Nimodipine, Verapamil.
d. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Jenis-jenis obat ARB adalah:
1. Candesartan
2. Eprosartan
3. Irbesartan
4. Losartan
5. Olmesartan
6. Telmisartan
7. Valsartan

e. Penghambat adrenergik perifer


8. Reserpine
. Penghambat alfa (alpha-blocker)
1. doxazosin dan terazosin

g. Penghambat beta (beta-blocker)


 Penghambat beta dibagi menjadi dua yakni selektif dan nonselektif.
 Jenis obat penghambat beta selektif meliputi atenolol, bisoprolol,
metoprolol, dan nebivolol.
 Sedangkan contoh penghambat beta nonselektif adalah carvedilol
dan propranolol.

h. Penghambat renin
1. aliskiren
Obat-obat yang sering digunakan pada
keperawatan kritis
1. Morfin (analgesik kuat)
Golongan Analgesik
Kandungan 2 kelompok alkaloida yang secara kimiawi sangat berlainan (fenantren
dan isokinolin)
Manfaat analgesik kuat, sedatif dan hipnosis, menimbulkan euforia, menekan
pernapasan, dan menghilangkan refleks batuk, menimbulkan efek
stimulasi ssp misalnya penciutan pupil mata, ekstasi dan konvulsi
Mekanisme kerja Memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible
(tergantung jumlahnya).
Indikasi nyeri hebat akut dan kronis seperti pasca-bedah dan setelah infark
jantung, serta pada fase terminal penyakit kanker.
Dosis • Pemberian titrasi : 2-5 mg/jam
• Bolus : 2-10 mg diberikan perlahan > 60 dtk
Efek samping obstipasi, retensi kemih, dan pelepasan histamin yang mengakibatkan
vasodilatasi pembuluh kulit dan gatal-gatal (urticaria)
2. NITRAT
Golongan Vasodilator

Sediaan Ampul 10 mg (10 mL)

Manfaat Penurunan curah jantung

Pengenceran Dextrose 5%

Dosis Pemberian titrasi mulai 10-300 mcg/mnt

Efek samping Sakit kepala dan pusing


3. DOPAMINE
Golongan Inotropik positif
Manfaat Untuk mengatasi syok serta mengobati gagal jantung akut
Mekanisme kerja • Mekanisme kerja farmakokinetik
Dopamine memiliki onset dan durasi aksi yang cepat, didistribusikan secara luas di tubuh, dimetabolisme
di ginjal, plasma, hati oleh perantara monoamine oksidase inhibitor dan diekskresikan di urine sebagai
metabolit inaktif.
• Mekanisme kerja farmakodinamik
Dopamin bekerja pada tiga reseptor (reseptor alfa 1 dan beta 1 adrenergik, reseptor dopaminergik) yang
pengaktifannya bergantung pada dosis dopamin yang digunakan.

Indikasi Obat dopamin diindikasikan untuk penanganan hipotensi, terutama pada syok sepsis dan kardiogenik
Kontra indikasi • Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:
• Phaeochromocytoma, hyperthyroidism, tachyarrhythmias yang tidak dikoreksi atau fibrilasi ventrikel.
• Penggunaan bersamaan dengan anestesi hidrokarbon siklopropana dan terhalogenasi.

Dosis Biasanya dopamin dalam kisaran 5 hingga 10 mcg / kg / menit menghasilkan peningkatan inotropi dan
kronotropi. Dosis di atas 10 mcg / kg / menit biasanya menghasilkan efek alfa-adrenergik

Pengenceran Dextrose 5%
Efek samping Arrythmia (gangguan irama jantung), nyeri dada, palpitasi (jantung berdegub kencang), mual dan muntah,
sakit kepala, kecemasan, hipertensi, hipotensi (tekanan darah tinggi atau rendah)
4. DOBUTAMINE
Golongan Inotropik positif
Manfaat berguna terutama untuk penatalaksanaan akut keadaan curah jantung rendah
Mekanisme kerja • Mekanisme kerja farmakokinetik
Absorpsi:
Setelah pemberian secara intravena, mula kerja dobutamine timbul dalam waktu 2 menit. Konsentrasi plasma puncak dan efek
obat terjadi dalam waktu 10 menit setelah pemberian awal infus hintravena.
Distribusi:
Tidak diketahui apakah dobutamine dapat melewati plasenta atau terdistribusi ke dalam air susu.
Eliminasi:
Waktu paruh plasma dobutamine kurang lebih 2 menit. Dobutamine dimetabolisme di dalam hati dan jaringan lain oleh
catechol-Omethyltransferase menjadi senyawa inaktif, yaitu 3-O-methyldobutamine, dan terkonjugasi dengan asam glukuronat.
Konjugat-konjugat dobutamine dan 3-O-methyldobutamine diekskresi terutama di dalam urin, dan dalam jumlah yang lebih
kecil diekskresi di dalam feses.
• Mekanisme kerja farmakodinamik
Dobutamin mengaktivasi adrenoreseptor beta, terutama reseptor beta 1. Selain reseptor beta 1, dobutamin juga berpengaruh
sedikit terhadap reseptor beta-2 dan reseptor alfa. Dobutamin menghasilkan efek inotropik, kronotropik ringan, aritmogenik,
dan vasodilatasi.

Indikasi yaitu pada keadaan dimana terjadi dekompensasi jantung akibat penurunan kontraktilitas atau untuk
melakukan dobutamine stress echocardiography.
Kontra indikasi • Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen lainnya,
• Pasien dengan idiopatik hipertrofi subaortik stenosis.
Dosis Uji coba infus dobutamin hingga 20 mcg / kg / menit, dapat diberikan (1-20 microgram/KgBB/menit)
Pengenceran Dextrose 5%
Efek samping Takiaritmia dan iskemia
5. Norepinefrin
Golongan Vasokontriktor

Manfaat Mengakibatkan vasokontriksi dan tahanan perifer

Mekanisme kerja Pemberian per oral dirusak pada saluran cerna, dan absorpsinya rendah
setelah injeksi subkutan. Setelah pemberian secara IV, terjadi respon pressor
secara cepat. Obat ini mempunyai lama kerja yang pendek, dan kerja
sebagai pressor berhenti dalam waktu 1-2 menit setelah infus dihentikan.
Dimetabolisme di hati dan diekskresikan di urine.
Indikasi Syok dan hipotensi

Kontra indikasi Hipertensi, hipotensi karena defisit volume darah

Dosis 4-10 mcg/mnt atau 0,05-1 mcg/kgBB/mnt

Pengenceran Dextrose 5%

Efek samping Sakit kepala, bradikardia, aritmia, iskemia perifer


6. Epinefrin/adrenalin
Golongan Inotropik

Mekanisme kerja Dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan ke dalam urine. Menimbulkan kontriksi pembuluh
darah, meningkatkan denyut jantung, dan dilatasi saluran bronkial. Menyebabkan vasokontriksi
ginjal, sehingga mengurangi perfusi ginjal dan keluaran urine.

Indikasi Mengobati reaksi alergi (syok anafilaksis), bronkospasme, henti jantung. Digunakan ketika agen
inotropic lain tidak menghasilkan respon yang diinginkan

Kontra indikasi Hipertensi, hipotensi karena defisit volume darah

Pengenceran Dextrose 5% atau NaCl 0,9%

Dosis • Henti jantung : IV 1 mg/3-5 mnt, di dorong dengan NaCl 0,9% 20 cc


• Bila gagal berikan dosis tinggi : 0,2 mg/kgBB
• Infus kontinyu : 30 mg dalam 250 cc NaCl 0,9% atau dextrose 5% diberikan 100 cc/jam

Efek samping Tremor, agitasi, pusing, sakit kepala, pucat


7. SULFAS ATROPIN
Golongan Anti hipertensi
Kandungan Atropine sulfate
Manfaat obat yang digunakan untuk menangani melambatnya denyut jantung dan gejala
keracunan insektisida.
Mekanisme kerja Memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible
(tergantung jumlahnya).
Indikasi utama • Sinus bradikardia yang asimthomatis, obat kedua setelah non epienfrin dan
vasopresin pada asistol atau PEA (Pulseless Elektrical Activity).
Kontra indikasi Bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.
Dosis • Dosis pemberian 1 mg Intra vena bolus.
• Ulangi tiap 3-5 menit sampai dosis maksimal 0.03-0.04 mg/kgBB.
• Pada bradikardia 0.5-1mg IV bolus setiap 3-5 menit sampai dosis 0.04
mg/kgBB.
• Bila gejala klinis serius diberikan dengan interval lebih pendek (3 menit)
dosis tinggi 0.04 mg/kgBB.

Efek samping takikardi


8. PERDIPINE
Golongan Antihipertensi yang berfungsi sebagai vasodilator
Kandungan Nicardipine Hcl
Mekanisme kerja Merelaksasi otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi koroner, dan
meningkatkan pengiriman oksigen miokard pada pasien dengan angina vasospastik
Manfaat Mengatasi hipertensi dan mencegah angina
Indikasi Hipertensi emergensi, hipertensi saat pembedahan
Kontra indikasi Diduga hemostatis tidak lengkap setelah perdarahan intrakranial; penngkatan TIK pada
tahap akut stroke serebral
Efek samping Ileus paralitik, Hipoksemia, Angina, Dispneu, trompnositopenia, takikardi, hipotensi
Pengenceran Dextrose 5%
Dosis Dosis pemberian dengan titrasi obat, dimulai dari dosis 0.05 microgram/kgBB/menit.
Selama pemberian obat perdipin parameter yang dimonitor adalah Tekanan darah
sistol dan diastol.
Cara pemberian Tersedia dalam bentuk injeksi yang diberikan melalui infus (Ampul 10 mg)
9. Furosemid
Golongan Anti diuretic

Sediaan Tablet 40 mg dan injeksi berupa ampul 2 ml dengan kekuatan 10 mg/ml.

Mekanisme kerja Obat ini bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam
sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan
tubuh.Tersedia dalam bentuk tablet dan Injeksi.

Manfaat Meningkatkan produksi urin. Mencegah reabsorsi natrium, sehingga


kehilangan natrium dan kalium
Kontra indikasi Hipersensitivitas, hipovolemia, defisiensi elekrolit, dll.

Efek samping Pusing, Peningkatan kreatinin darah, dehidrasi, dll.

Dosis 10-100 mg/1.6 jam

Cara pemberian Tersedia dalam bentuk injeksi yang diberikan melalui infus (Ampul 10
mg)
10. Amiodaron/Condaron
Golongan Antiaritmia
Sediaan 150 mg/3ml. Tersedia dalam bentuk tablet dan suntik
Mekanisme kerja berdasarkan klasifikasi Vaughan Williams, amidaron masuk dalam antiaritmia
kelas III yang bekerja dengan memblok kanal kalium dan memiliki efek
memperpanjang repolarisasi.
Manfaat Mengatasi irama jantung yang tdk teratur
Indikasi Takiaritmia atrial dan ventrikel pada takiaritmia atrial dengan fungsi ventrikel
kiri rendah dimana digoksin tidak efektif. VF/VT tanpa nadi yang tidak
berespon terhadap defibrilasi.
Kontra indikasi blok SA dan sinus bradikardia
Efek samping Gangguan fungsi tiroid, ataksia, pusing, lelah, dll.
Pengenceran Dextrose 5%
Dosis Untuk henti jantung 300mg IV bolus. Berikutnya 150 mg setelah 3-5 menit.
Dosis maksimal 2.2 gr/24 jam.
11. Magnesium Sulfat
Golongan Antiaritmia

Sediaan 150 mg/3ml. Tersedia dalam bentuk tablet dan suntik

Manfaat Mengatasi masalah klinis hipomagnesemia atau henti jantung dengan


gangguan irama Torsade de pointes.

Pengenceran Dextrose 5%

Dosis • Dosis pemberian pada henti jantung dengan irama Torsade de


pointes akibat hipomagnesemia 1-2 gram diencerkan dalam 10 cc
dektrose 5 %.
• Torsade de pointes dengan nadi 1-2 gram dalam 50-100cc dektrose
5%, diberikan dalam waktu 5-60 menit, diikuti dengan 0.5 – 1
gram/jam intravena (dititrasi) untuk mengontrol Torsade de pointes.
12. Natrium Bikarbonat
Golongan Antiaritmia

Sediaan 150 mg/3ml. Tersedia dalam bentuk tablet dan suntik

Mekanisme kerja berdasarkan klasifikasi Vaughan Williams, amidaron masuk dalam


antiaritmia kelas III yang bekerja dengan memblok kanal kalium dan
memiliki efek memperpanjang repolarisasi.

Manfaat Mengatasi problem asam basa khususnya Asidosis

Indikasi • Kelas I jika diketahui Hiperkalemia.


• Kelas IIa jika diketahui asidosis atau kelebihan obat anti depresan
trisiklik.
• Kelas IIb jika resusitasi telah lama dengan ventilasi yang efektif.
• Kelas III asidosis hiperkarbia.

Dosis 1 mEq/KgBB intra vena bolus lambat 5-10 menit. Diulangi dengan dosis
0.5 mEq/kgBB Setiap 10 menit
2. Farmakodinamik
Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan
biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respon obat
dapat menyebabkan Efek primer (efek yang dinginkan)
dan Efek sekunder (efek ini bisa dinginkan atau tidak
diinginkan)
Farmakodinamik terdiri dari (Mula, Puncak, Lama Kerja)
Mula Kerja: Dimulai pada saat obat memasuki plasma dan
berakhir sampai mencapai konsentasi efektif minimum
Puncak Kerja : Saat obat mencapai konsentrasi tertinggi
dalam darah atau plasma
Lama Kerja : Lamanya obat mempunyai efek farmakologis
(Kee&&Hayes, 1996)
13. ANTIBIOTIK
 Pemberian antibiotic menjadi kebutuhan vital di unit
perawatan intensive, dikarenakan pasien berada pada kategori
resiko lebih besar infeksi daripada pasien lain karena keadaan
immunocompromised.
 Pilihan antibiotic bervariasi sesuai dengan tingkat
sensitivitas terhadap kuman infeksi.
 Beberapa golongan yang sering digunakan di intensive care
unit yaitu Aminoglikosida, Sefalosporin, dan Vancomicin.
Titrasi Obat
Titrasi obat
• Titrasi obat merupakan proses penyesuaian dosis suatu obat untuk
mendapatkan manfaat yang maksimal tanpa efek samping (Kumar &
Sandhya, 2019).
• Merupakan pemberian terapi intravena secara continuous dimulai
dengan dosis yang kecil, bertahap dan bisa berubah-ubah sewaktu-
waktu menyesuaikan respon pasien menggunakan alat syringe
pump/ infuse pum (RSI Sultan Agung, 2020).
Tujuan titrasi
Mencapai dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien dan respon
yang dikehendaki.
(RSI Sultan Agung, 2020)
Alat Titrasi
Syringe Pump
Berfungsi untuk membantu
mengatur kuantitas dan waktu
serta dosis penyuntikan cairan
obat kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan tanpa
berulang kali melakukan
penyuntikan.

Alat ini menggunakan hitungan


per jam dan memiliki alarm yang
berguna saat dosis dan waktu
yang telah ditentukan habis.
Alarm ini akan berbunyi dan
menghentikan sistem pompa
Infus Pump
Selain Syringe Pump juga terdapat alat yang
sejenis, hanya saja penggunaanya pada alat
infus. Pada prinsipnya sama saja, hanya
penggunaan serta sensornya berbeda. Jika infus
pump digunakan untuk mengatur keluarnya
cairan pada alat infus. Sedangkan untuk Syringe
Pump, digunakan untuk mengatur keluarnya
cairan pada alat suntik (syringe).
Pelarut Obat
• Merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan obat
sebelum dititrasikan kepada pasien.
• Pelarut yang paling dianjurkan adalah Dextrose 5%, tetapi bisa
menggunakan jenis-jenis pelarut seperti NaCl 0,9%
• Konsentrasi obat disesuaikan dengan kandungan obat pengenceran
disesuaikan dengan metode atau alat titrasi yang digunakan, syringe
pump atau infus pump.
Rumus Titrasi
Kasus
SYRINGE PUMP
Tentukan kecepatan dosis obat 4 mcg/kgbb/menit Dopamin
dengan menggunakan syringe pump dan dengan pengenceran
50 cc NaCl 0,9% pada berat badan 50 kg…? (Konsentrasi
Dopamin adalah 40mg/ml dengan netto 5ml -> 200mg)
Kasus
SYRINGE PUMP
1. Cari terlebih dahulu pengencerannya.
Kasus
SYRINGE PUMP
2. Masukkan dalam rumus syringe pump
Kasus
INFUS PUMP
Tentukan kecepatan tetesan infus macrodrip permenit obat Dopamin,
dosis obat 5 mcg/kgbb/menit dalam Nacl 0,9% 500 cc dan berat badan
50 kg…? (Konsentrasi Dopamin adalah 40mg/ml dengan netto 5ml ->
200mg)
Kasus
INFUS PUMP
1. Cari terlebih dahulu pengencerannya.
2. Masukkan dalam rumus infus pump

Note:
Faktor tetesan
microdrip = 60 tetes/ml
Faktor tetesan
macrodrip = 15 - 20
tetes/ml
= 12,5 tetes/menit
Jurnal terkait peran perawat dalam
pemberian obat
Judul :
“Sedation is tricky”: A qualitative content analysis of nurses' perceptions of sedation administration in
mechanically ventilated intensive care unit patients.

Penulis:
Breanna Hetland, PhD, RN, CCRN-K, Jill Guttormson, PhD, RN, Mary Fran Tracy, PhD, RN, APRN,
CNS, FAAN, Linda Chlan, PhD, RN, FAAN d

Kesimpulan:
Perawat perawatan kritis merekomendasikan pemberian sedasi tujuannya adalah untuk meringankan
beban gejala pasien yang menggunakan ventilasi mekanis. Namun banyak faktor yang mempengaruhi
dalam pemberian obat penenang tersebut, seperti perspektif pribadi dan dampak pemberian sedasi
dalam ruang ICU perlu dipertimbangkan. Sehingga perawat perawatan kritis banyak menghadapi
tantangan ketika menilai dan mengelola sedasi pasien yang berventilasi mekanis.
Daftar Pustaka
1. Kee, J.L., Hayes, E.R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC
2. Nuryati. (2017). FARMAKOLOGI.
3. Kumar, R. S., & Sandhya, R. V. (2019). Titration Design: An Important Key
in Drug Dose Determination. Journal of Drug Delivery and Therapeutics,
9(4-s), 826-828.
4. Rumah Sakit Islam Sultan Agung. (2019). Pemberian Terapi Titrasi.
Diakses pada 5 Oktober 2021,
http://61.8.75.226/itblog/attachments/article/3097/PEMBERIAN%20TERAP
I%20TITRASI.pdf
5. Youtube. 2020. Cara menghitung dosis kecepatan dopamin -syringe pump-
tetes permenit dopamin. Diakses pada 7 Oktober 2021,
https://www.youtube.com/watch?v=TyAepQC5ZBs

Anda mungkin juga menyukai