Keperawatan Kritis
ISS 4 TIK 7
Pengertian
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat khususnya yang
berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya terhadap tubuh,
respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, keadaan yang dialami
obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan
(Nuryati, 2017)
Fase kerja obat
1. Farmakokinetik
Proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat.
Farmakokinetik terdiri dari 4 proses, yaitu:
• Absorpsi
• Distribusi
• Metabolisme (biotransformasi)
• Ekskresi (eliminasi)
2. Farmakodinamik
Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan
mekanisme kerja obat. Respon obat dapat menyebabkan Efek primer (efek yang
dinginkan) dan Efek sekunder (efek ini bisa dinginkan atau tidak diinginkan)
Farmakodinamik terdiri dari (Mula, Puncak, Lama Kerja)
1. Mula Kerja: Dimulai pada saat obat memasuki plasma dan berakhir sampai
mencapai konsentasi efektif minimum
2. Puncak Kerja : Saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau
plasma
3. Lama Kerja : Lamanya obat mempunyai efek farmakologis
(Kee&&Hayes, 1996)
JENIS OBAT-OBAT RESUSITASI
1. INOTROPIC
Manfaat : meningkatkan kontraksi jantung.
Contoh obat:
1. Dobutamine
2. Dopamin
3. Digoxin (Lanoxin, Lanoxicaps)
2. VASOKONSTRIKTOR
Manfaat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Zat ini mengurangi
aliran darah lokal ke suatu daerah, dan untuk sementara meningkatkan
tekanan darah.
Jenis Vasokonstriktor
1. Arespin
2. Phinev
3. Raivas
4. Vascon
3. VASODILATOR
Tujuan pemberian vasodilator
1. Untuk memperbaiki keseimbangan kardiovaskuler.
2. Untuk mengurangi preload dan afterload yang berlebihan pada gagal jantung
bendungan.
3. Untuk mengurangi gejala pada gagal jantung dengan tekanan pengisian (filling
pressure) tinggi.
1. Hidralazin
2. Diazoksida
3. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Alfa- dan Beta-Adrenergik)
1. Labetalol
4. Jenis-Jenis Vasodilator
Agen Pemblokir Alfa-Adrenergik)
1. Phentomaline
5. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Beta-Adrenergik)
1. Beta Bloker
6. Jenis-Jenis Vasodilator
(Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin)
1.Enalapril
7. Jenis-Jenis Vasodilator
(Agen Pemblokir Saluran Kalsium)
1. Nicardipin
4. ANTI ARITMIA
Merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi irama jantung
yang tidak normal
Obat anti aritmia dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :
• Kelas IC :
1. Flecainide
2. Propafenone
4. Agen Kelas IV, digunakan untuk profilaksis dan pengobatan aritmia supraventricular
dan untuk memperlambat respons ventrikel pada fibrilasi atrium, flutter, dan takikardia
atrium multifocal, termasuk diantaranya
4. Verapamil
5. Diltiazem
Jenis-jenis elektrolit
1. Kalium
2. Natrium
3. Kalsium
4. Magnesium
6. ANALGETIK
Manfaat : untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Jenis analgetik
1. Opioid
2. Opioid Antagonis
3. Nonsteroid Anti-Inflammatory Drug (NSAID)
7. SEDATIF
Sedatif adalah jenis obat penenang, dapat dibagi menjadi
empat kategori utama: benzodiazepin, barbiturates,
neuroleptik, dan lain-lain.
1. Benzodiazepin
2. Neuroleptik
3. Barbiturat
8. ANTIBIOTIK
Efek samping yang umum termasuk:
1. sedang sakit
2. merasa sakit
3. kembung dan gangguan pencernaan
4. diare
5. Beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik,
terutama penisilin dan sejenis yang disebut sefalosporin
Jenis Antibiotik
Ada ratusan jenis antibiotik yang berbeda, tetapi kebanyakan dari
mereka dapat diklasifikasikan menjadi 6 kelompok.
1. Penisilin (penisilin dan amoksisilin)
2. Cephalosporin (cephalexin)
3. Aminoglikosida (gentamisin dan tobramycin)
4. Tetrasiklin (tetrasiklin dan doksisiklin)
5. Makrolida (eritromisin dan klaritromisin)
6. Fluoroquinolones (ciprofloxacin dan levofloxacin)
9. ANTI DIURETIK
Manfaat : untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam
tubuh melalui urine
Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa diatasi oleh obat
golongan diuretik, yaitu:
1. Hipertensi
2. Retensi air berlebih, edema, atau ascites
3. Gagal jantung kongestif atau sirosis hati
4. Glaukoma
5. Peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di dalam kepala)
Jenis-jenis Obat Diuretik
1. Thiazide
a. Indapamide
b. Chlorthalidone
c. Hydrochlorothiazide
2. Diuretik Loop
Obat diuretik yang termasuk golongan diuretik loop adalah bumetanide dan furosemide.
d. Bumetanide
e. Furosemid
3. Diuretik hemat kalium
f. Amiloride
g. Riamterene
c. Eplerenone
d. d. Spironolactone
4. Penghambat karbonat anhidrase
e. Acetazolamide
5. Diuretik osmotik
a. Manitol
10. ANTI HIPERTENSI
Manfaat : untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi
Jenis- jenis Obat antihipertensi
a. ACE inhibitor
Berikut obat-obatan yang termasuk dalam ACE inhibitor
1. Enalapril
2. Lisinopril
3. Perindopril
4. Ramipril
5. Trandolapril
h. Penghambat renin
1. aliskiren
Obat-obat yang sering digunakan pada
keperawatan kritis
1. Morfin (analgesik kuat)
Golongan Analgesik
Kandungan 2 kelompok alkaloida yang secara kimiawi sangat berlainan (fenantren
dan isokinolin)
Manfaat analgesik kuat, sedatif dan hipnosis, menimbulkan euforia, menekan
pernapasan, dan menghilangkan refleks batuk, menimbulkan efek
stimulasi ssp misalnya penciutan pupil mata, ekstasi dan konvulsi
Mekanisme kerja Memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara reversible
(tergantung jumlahnya).
Indikasi nyeri hebat akut dan kronis seperti pasca-bedah dan setelah infark
jantung, serta pada fase terminal penyakit kanker.
Dosis • Pemberian titrasi : 2-5 mg/jam
• Bolus : 2-10 mg diberikan perlahan > 60 dtk
Efek samping obstipasi, retensi kemih, dan pelepasan histamin yang mengakibatkan
vasodilatasi pembuluh kulit dan gatal-gatal (urticaria)
2. NITRAT
Golongan Vasodilator
Pengenceran Dextrose 5%
Indikasi Obat dopamin diindikasikan untuk penanganan hipotensi, terutama pada syok sepsis dan kardiogenik
Kontra indikasi • Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:
• Phaeochromocytoma, hyperthyroidism, tachyarrhythmias yang tidak dikoreksi atau fibrilasi ventrikel.
• Penggunaan bersamaan dengan anestesi hidrokarbon siklopropana dan terhalogenasi.
Dosis Biasanya dopamin dalam kisaran 5 hingga 10 mcg / kg / menit menghasilkan peningkatan inotropi dan
kronotropi. Dosis di atas 10 mcg / kg / menit biasanya menghasilkan efek alfa-adrenergik
Pengenceran Dextrose 5%
Efek samping Arrythmia (gangguan irama jantung), nyeri dada, palpitasi (jantung berdegub kencang), mual dan muntah,
sakit kepala, kecemasan, hipertensi, hipotensi (tekanan darah tinggi atau rendah)
4. DOBUTAMINE
Golongan Inotropik positif
Manfaat berguna terutama untuk penatalaksanaan akut keadaan curah jantung rendah
Mekanisme kerja • Mekanisme kerja farmakokinetik
Absorpsi:
Setelah pemberian secara intravena, mula kerja dobutamine timbul dalam waktu 2 menit. Konsentrasi plasma puncak dan efek
obat terjadi dalam waktu 10 menit setelah pemberian awal infus hintravena.
Distribusi:
Tidak diketahui apakah dobutamine dapat melewati plasenta atau terdistribusi ke dalam air susu.
Eliminasi:
Waktu paruh plasma dobutamine kurang lebih 2 menit. Dobutamine dimetabolisme di dalam hati dan jaringan lain oleh
catechol-Omethyltransferase menjadi senyawa inaktif, yaitu 3-O-methyldobutamine, dan terkonjugasi dengan asam glukuronat.
Konjugat-konjugat dobutamine dan 3-O-methyldobutamine diekskresi terutama di dalam urin, dan dalam jumlah yang lebih
kecil diekskresi di dalam feses.
• Mekanisme kerja farmakodinamik
Dobutamin mengaktivasi adrenoreseptor beta, terutama reseptor beta 1. Selain reseptor beta 1, dobutamin juga berpengaruh
sedikit terhadap reseptor beta-2 dan reseptor alfa. Dobutamin menghasilkan efek inotropik, kronotropik ringan, aritmogenik,
dan vasodilatasi.
Indikasi yaitu pada keadaan dimana terjadi dekompensasi jantung akibat penurunan kontraktilitas atau untuk
melakukan dobutamine stress echocardiography.
Kontra indikasi • Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini atau komponen lainnya,
• Pasien dengan idiopatik hipertrofi subaortik stenosis.
Dosis Uji coba infus dobutamin hingga 20 mcg / kg / menit, dapat diberikan (1-20 microgram/KgBB/menit)
Pengenceran Dextrose 5%
Efek samping Takiaritmia dan iskemia
5. Norepinefrin
Golongan Vasokontriktor
Mekanisme kerja Pemberian per oral dirusak pada saluran cerna, dan absorpsinya rendah
setelah injeksi subkutan. Setelah pemberian secara IV, terjadi respon pressor
secara cepat. Obat ini mempunyai lama kerja yang pendek, dan kerja
sebagai pressor berhenti dalam waktu 1-2 menit setelah infus dihentikan.
Dimetabolisme di hati dan diekskresikan di urine.
Indikasi Syok dan hipotensi
Pengenceran Dextrose 5%
Mekanisme kerja Dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan ke dalam urine. Menimbulkan kontriksi pembuluh
darah, meningkatkan denyut jantung, dan dilatasi saluran bronkial. Menyebabkan vasokontriksi
ginjal, sehingga mengurangi perfusi ginjal dan keluaran urine.
Indikasi Mengobati reaksi alergi (syok anafilaksis), bronkospasme, henti jantung. Digunakan ketika agen
inotropic lain tidak menghasilkan respon yang diinginkan
Mekanisme kerja Obat ini bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam
sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine yang dihasilkan
tubuh.Tersedia dalam bentuk tablet dan Injeksi.
Cara pemberian Tersedia dalam bentuk injeksi yang diberikan melalui infus (Ampul 10
mg)
10. Amiodaron/Condaron
Golongan Antiaritmia
Sediaan 150 mg/3ml. Tersedia dalam bentuk tablet dan suntik
Mekanisme kerja berdasarkan klasifikasi Vaughan Williams, amidaron masuk dalam antiaritmia
kelas III yang bekerja dengan memblok kanal kalium dan memiliki efek
memperpanjang repolarisasi.
Manfaat Mengatasi irama jantung yang tdk teratur
Indikasi Takiaritmia atrial dan ventrikel pada takiaritmia atrial dengan fungsi ventrikel
kiri rendah dimana digoksin tidak efektif. VF/VT tanpa nadi yang tidak
berespon terhadap defibrilasi.
Kontra indikasi blok SA dan sinus bradikardia
Efek samping Gangguan fungsi tiroid, ataksia, pusing, lelah, dll.
Pengenceran Dextrose 5%
Dosis Untuk henti jantung 300mg IV bolus. Berikutnya 150 mg setelah 3-5 menit.
Dosis maksimal 2.2 gr/24 jam.
11. Magnesium Sulfat
Golongan Antiaritmia
Pengenceran Dextrose 5%
Dosis 1 mEq/KgBB intra vena bolus lambat 5-10 menit. Diulangi dengan dosis
0.5 mEq/kgBB Setiap 10 menit
2. Farmakodinamik
Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan
biokimia selular dan mekanisme kerja obat. Respon obat
dapat menyebabkan Efek primer (efek yang dinginkan)
dan Efek sekunder (efek ini bisa dinginkan atau tidak
diinginkan)
Farmakodinamik terdiri dari (Mula, Puncak, Lama Kerja)
Mula Kerja: Dimulai pada saat obat memasuki plasma dan
berakhir sampai mencapai konsentasi efektif minimum
Puncak Kerja : Saat obat mencapai konsentrasi tertinggi
dalam darah atau plasma
Lama Kerja : Lamanya obat mempunyai efek farmakologis
(Kee&&Hayes, 1996)
13. ANTIBIOTIK
Pemberian antibiotic menjadi kebutuhan vital di unit
perawatan intensive, dikarenakan pasien berada pada kategori
resiko lebih besar infeksi daripada pasien lain karena keadaan
immunocompromised.
Pilihan antibiotic bervariasi sesuai dengan tingkat
sensitivitas terhadap kuman infeksi.
Beberapa golongan yang sering digunakan di intensive care
unit yaitu Aminoglikosida, Sefalosporin, dan Vancomicin.
Titrasi Obat
Titrasi obat
• Titrasi obat merupakan proses penyesuaian dosis suatu obat untuk
mendapatkan manfaat yang maksimal tanpa efek samping (Kumar &
Sandhya, 2019).
• Merupakan pemberian terapi intravena secara continuous dimulai
dengan dosis yang kecil, bertahap dan bisa berubah-ubah sewaktu-
waktu menyesuaikan respon pasien menggunakan alat syringe
pump/ infuse pum (RSI Sultan Agung, 2020).
Tujuan titrasi
Mencapai dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien dan respon
yang dikehendaki.
(RSI Sultan Agung, 2020)
Alat Titrasi
Syringe Pump
Berfungsi untuk membantu
mengatur kuantitas dan waktu
serta dosis penyuntikan cairan
obat kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan tanpa
berulang kali melakukan
penyuntikan.
Note:
Faktor tetesan
microdrip = 60 tetes/ml
Faktor tetesan
macrodrip = 15 - 20
tetes/ml
= 12,5 tetes/menit
Jurnal terkait peran perawat dalam
pemberian obat
Judul :
“Sedation is tricky”: A qualitative content analysis of nurses' perceptions of sedation administration in
mechanically ventilated intensive care unit patients.
Penulis:
Breanna Hetland, PhD, RN, CCRN-K, Jill Guttormson, PhD, RN, Mary Fran Tracy, PhD, RN, APRN,
CNS, FAAN, Linda Chlan, PhD, RN, FAAN d
Kesimpulan:
Perawat perawatan kritis merekomendasikan pemberian sedasi tujuannya adalah untuk meringankan
beban gejala pasien yang menggunakan ventilasi mekanis. Namun banyak faktor yang mempengaruhi
dalam pemberian obat penenang tersebut, seperti perspektif pribadi dan dampak pemberian sedasi
dalam ruang ICU perlu dipertimbangkan. Sehingga perawat perawatan kritis banyak menghadapi
tantangan ketika menilai dan mengelola sedasi pasien yang berventilasi mekanis.
Daftar Pustaka
1. Kee, J.L., Hayes, E.R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC
2. Nuryati. (2017). FARMAKOLOGI.
3. Kumar, R. S., & Sandhya, R. V. (2019). Titration Design: An Important Key
in Drug Dose Determination. Journal of Drug Delivery and Therapeutics,
9(4-s), 826-828.
4. Rumah Sakit Islam Sultan Agung. (2019). Pemberian Terapi Titrasi.
Diakses pada 5 Oktober 2021,
http://61.8.75.226/itblog/attachments/article/3097/PEMBERIAN%20TERAP
I%20TITRASI.pdf
5. Youtube. 2020. Cara menghitung dosis kecepatan dopamin -syringe pump-
tetes permenit dopamin. Diakses pada 7 Oktober 2021,
https://www.youtube.com/watch?v=TyAepQC5ZBs