Anda di halaman 1dari 5

1.

Mahasiswa mampu mengetahui penyakit jantung koroner (definisi penyebab serta pengobatan)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merapakan salah satupenyakit degeneratifyang terjadi
akibat penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung. Bila penyempitan semakin parah, maka dapat terjadi serangan jantung. Penderita PJK
banyak didapatkan adanya faktor – faktor risiko. Faktor risiko utama atau fundamental yaitu
faktor risiko lipida yang meliputi kadar kolesterol dan trigliserida, karena pentingnya sifat – sifat
substansi ini dalam mendorong timbulnya plak di arteri koroner.
Komplikasi terpenting dari aterosklerosis adalah penyakit jantung koroner, gangguan
pembuluh darah serebral dan gangguan pembuluh darah perifer.Penyakit jantung koroner
merupakan penyebab kematian utama di negara yang telah maju dan semakin sering
ditemukan di negara kita.Penyakit jantung koroner ialah penyakit jantung penyakit jantung
akibat perubahan obstruktif pada pembuluh darah koroner yang menyebabkan fungsi jantung
terganggu.Gangguan pada aliran darah koroner mengakibatkan ketidak seimbangan antara
penyediaan oksigen dalam darah dengan kebutuhan miokard. Faktor resiko yang merupakan
predisposisi untuk timbulnyapenyakit koroner adalah hiperlipidemia, hipertensi, kebiasaan
merokok, diabetes melitus, kurang gerak, keturunan, dan stress (Syarif, dkk., 2012).
Faktor-faktor penyebab serangan jantung adalah faktor utama yang meliputi tiga hal,
yaitu perokok berat, hipertensi, dan kolesterol. Faktor kedua adalah faktor pedukung yang
meliputi obesitas, diabetes, kurang olahraga, genetis, stress, tipe kepribadian, pil kontrasepsi
oral, gout (Payne, 1995). Muhammad (2009) menjelaskan bahwa penyebab lain dari serangan
jantung ialah terjadinya suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri. Suatu bekuan (embolus)
terbentuk di dalam jantung lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Terjadi kejang pada
arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah. Kejang ini bisa disebabkan oleh
obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui.
Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan perubahan pola
hidup yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau prosedur medis. Menjalani pola
hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan jantung. Contohnya adalah: Berhenti merokok,
Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alcohol, Mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang. Mengurangi stress, Menjaga berat badan ideal dan Berolahraga secara teratur.
Beberapa jenis obat untuk menangani penyakit jantung koroner, antara lain:
 Pengencer darah – Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet,
kecuali pada pasien dengan gangguan pembekuan darah. Antiplatelet dapat membantu
mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta serangan jantung.
Contoh obat ini adalah aspirin dan clopidogrel.
 Statin – Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang LDL dari
darah, sehingga memperlambat perkembangan penyakit jantung. Contoh obat statin
yang biasa diresepkan adalah atorvastatin dan simvastatin.
 Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) – Jenis obat ini
digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril.
 Angiotensin II receptor blockers (ARB) – Fungsi obat ini sama seperti ACE inhibitors,
yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan dan telmisartan.
 Penghambat beta (beta blockers) – Obat ini berfungsi mencegah angina dan mengatasi
hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol.
 Nitrat – Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung
meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis nitrat
adalah nitrogliserin.
 Antagonis kalsium – Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan
darah menurun. Contohnya adalah verapamil dan diltiazem.
 Diuretik – Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui
urine, dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan laboratorium profil lipid beserta interpretasi hasil
Profil lipid darah adalah suatu gambaran kadar lipid di dalam darah. Beberapa
gambaran yang diperiksa dalam pemeriksaan ini adalah kolestrol total, trigliserida, High Density
Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL).Gambaran profil lipid merupakan suatu
indikator yang baik untuk memprediksi apakah seseorang memiliki resiko yang besar untuk
terkena penyakit jantung koroner (Selwyn, 2005).
Cara Pemeriksaan Profil Lipid
Alat dan Bahan
 Alat-Alat : Alat-alat yang digunakan adalah alat spektrofotometer, mikropipet, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, dan tissue.
 Bahan-bahan : Bahan dan reagensia yang digunakan adalah serum darah, standart
kolestrol, reagent kolestrol, standart trigliserida, reagent trigliserida, working reagent,
supernatant, dan aquadest.
Prosedur Kerja
 Pemeriksaan Kolestrol
Sediakan tiga tabung reaksi yaitu tabung blanko, tabung standart, dan tabung sampel. Pada
tabung blanko masukkan 10µl aquadest, kemudian pada tabung standart masukkan sebanyak
10µl standart kolesterol, pada tabung sampel masukkan sebanyak 10µl serum, pada masing-
masing tabung di masukkan reagent kolesterol sebanyak 1000µl, lalu homogenkan. Inkubasi
selama 10 menit pada suhu 37O C, dibaca hasil pada alat spektrofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm.

Nilai normal: Kolesterol total < 200 mg/dl

 Pemeriksaan Trigliserida
Sediakan tiga tabung reaksi yaitu tabung blanko, tabung standart, dan tabung sampel. Pada
tabung blanko masukkan 10µl aquadest, kemudian pada tabung standart masukkan sebanyak
10µl standart trigeliserida, pada tabung sampel masukkan sebanyak 10µl serum, pada tabung
blanko, standart, dan sampel masing-masing di masukkan reagent trigeliserida sebanyak
1000µl, lalu dihomogenkan. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37O C, dibaca hasil pada alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 546nm.
 Pemeriksaan High Density Lipoprotein (HDL)
Pembuatan working reagent :Sediakan satu botol kosong untuk membuat working reagent
dengan cara menggabungkan empat bagian reagent kolestrol sebanyak 4000µl dan satu bagian
aquadest sebanyak 1000µl.
Pembuatan supernatant : Sediakan dua tabung. Pada tabung pertama yaitu tabung
standart di masukkan sebanyak 500µl working reagent.Pada tabung kedua yaitu tabung sampel
di masukkan 200µl serum, lalu homogenkan.Biarkan selama 10 menit pada suhu 20-
25ºC.Setelah 10 menit disentrifugasi 10 menit 4000rpm.

Prosedur kerja kolestrol HDL :Sediakan tiga tabung, pada tabung supernatant standart
dimasukkan 100µl larutan supernatant standart. Kemudian pada tabung supernantant sampel di
masukkan 100µl larutan supernantant sampel. Pada tabung blanko, supernatant standart,
supernatant sampel di masukkan masing-masing 1000µl working reagent/ Diinkubasi selama 10
menit dengan suhu 37ºC. Baca hasil pada alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
546nm.

Nilai Normal: level rendah < 40 mg/dl, level sedang 40-60 mg/dl, level tinggi > 60 mg/dl
 Pemeriksaan Low Density Lipoprotein (LDL)
Kadar LDL kolesterol pada umumnya diestimasi dengan rumus yang disusun oleh

trigliserida
Fridewald, Levy, dan Fredicson sebagai berikut: LDL (mg/dL) = total kolestrol − –
5
HDL

Nilai normal: < 100 mg/dl

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi pemeriksaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan ialah sampel yang digunakan
sudah lisis atau reagen yang digunakan sudah kadaluarsa, serta proses pengambilan sampel dan
prosedur pemerikaaan yang tidak sesuai dengan SOP(Standar Operasional Prosedur), tidak
langsung dilakukan pemeriksaan setelah penngambilan sampel darah, pemipetan kurang tetap
atau terdapat gelembung sehingga menyebabkan volume menjadi berkurang, pada saat
penghomogean sampel dan reagen kurang homogen, alat yang tidak dikalibrasi atau tidak
stabil, syarat lainnya untuk pemeriksaan lipid adalah pasien harus puasa 12-14 jam untuk
menghindari efek pasca absorbsi trigliserida. Untuk pengukuran yang akurat, profil lipid
sebaiknya diukur setelah puasa semalam dan juga 8 jam setelah minum kopi atau alkohol
(NIDRR,2005).
4. Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan lanjutan atau penunjang jantung coroner
1. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan menggunaan elektrokardiogram merupakan salah satu cara yang bisa
ditempuh untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner. Alat ini berfungsi untuk
merekam sinyal-sinyal listrik yang bergerak melalui jantung di dalam tubuh. EKG
seringkali dapat mendiagnosis bukti serangan jantung sebelum terjadi atau yang sedang
berlangsung.
2. Ekokardiogram
Ekokardiogram adalah tes untuk mendiagnosis kondisi penyakit arteri koroner.
Alat ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda.
Selama pemeriksaan menggunakan ekokardiogram, dokter Anda dapat menentukan
apakah semua bagian jantung bekerja normal ketika memompa darah.
Dengan ekokardiogram, dokter dapat mengetahui beberapa bagian yang lemah dan
mungkin rusak saat serangan jantung terjadi. Dokter juga bisa mendiagnosis beberapa
kondisi penyakit jantung lainnya dengan alat ini.
3. Tes stres EKG
Tes ini dikenal sebagai tes stres, dan pada beberapa kasus tertentu, dokter akan
meminta Anda untuk menggunakan obat-obatan untuk menstimulasi jantung dalam tes
stres sebagai ganti tes olahraga.
Sebagian tes stres dilakukan menggunakan ekokardiogram. Contohnya, dokter
mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan ultrasound sebelum dan sesudah
Anda mencoba berjalan kaki di atas treadmill atau mengendarai sepeda statis.
Tes stres nuklir adalah tes lain yang dapat membantu mengukur seberapa banyak dan
seberapa cepat aliran darah ke otot jantung Anda. ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi jantung saat Anda beristirahat atau sedang tidak melakukan apapun dan selama
Anda stres.
4. Kateterisasi jantung dan angiogram
Untuk mengamati seberapa lancar aliran darah ke jantung Anda, dokter mungkin
menyuntikkan zat pewarna khusus ke dalam pembuluh darah di jantung Anda. Tes ini
dikenal sebagai angiogram.
Pewarna disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui tabung (kateter) panjang, tipis,
fleksibel melalui arteri.  Pada proses kateterisasi jantung, pewarna yang masuk tadi akan
menguraikan bintik-bintik yang akan menampilkan adanya sumbatan pada tampilan
gambar di layar.
Jika ditemukan adanya penyumbatan yang butuh perawatan, balon akan didorong
melalui kateter dan dipompa untuk meningkatkan aliran darah di arteri koroner Anda.
5. CT scan jantung
Computerized Tomography atau CT Scan dapat membantu dokter Anda melihat
deposit kalsium di arteri Anda. Kelebihan kalsium dapat mempersempit arteri sehingga
ini dapat menjadi pertanda kemungkinan penyakit arteri koroner.
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan prosedur  X-ray dan ultrasound untuk
menyimpulkan kondisi Anda.

Anda mungkin juga menyukai