Anda di halaman 1dari 23

STROKE

Adelia Khaerunisa 1604015350


DEFINISI
◦ Stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak, umumnya akibat pecahnya pembuluh darah ke otak/
tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang, sehingga
menyebabkan gangguan fisik atau disabilitas (WHO, 2014)
EPIDEMIOLOGI
Penyakit serebrovaskular (CVD) atau stroke adalah ke-3 penyebab terbeser di seluruh dunia
1. Stroke dapat bersifat iskemik 88% dari semua stroke/ 12% hemoragik.
2. Penyebab utama kecacatan jangka panjang pada orang dewasa dengan 90% memiliki defisit residu, 70% korban
cacat sedang hingga berat
3. Kejadian stroke meningkat setelah usia 55 tahun akibat penuaan
(Dipiro 2008, hal 162)
PATOFISIOLOGI
1. Stroke iskemik (kronis)
Perkembangan tiba-tiba dari neurologis fokel defisit akibat pasokan darah yang tidak memadai di otak paling sering disebabkan oleh
arteri trombosit/embolioklusi mengarah ke infark serebral oklusi trombolitik terjadi ketika trombus terbentuk didalam arteri di otak
emboli mengacu pada gumpalan yang berasal dari luar otak dimana sepotong gumpalan terlepas dan dibawa ke otak.
2. Stroke hemoragik
Akibat pendarahan ke otak dan ruang lain dalam sistem saraf pusat dan termasuk pendarahn subarokinoid, intraserebral, dan hematoma
durel intracerebral hemorrhage (ICH) adalah pendarahan langsung ke parenkim otak, akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Hematoma
subdural hasil dari pendarahan dibawah dura yang menutupi otak dan paling sering terjadi akibat trauma kepala
(Dipiro 2008, hal 162)
TANDA DAN GEJALA
1. Pasien meneluh kelemahan di satu sisi tubuh, ketidakmampuan untuk berbicara, kehilangan penglihatan, vertigo/jatuh.
2. Mengeluh sakit kepala
3. Memiliki tanda disneurologis fungsi dan defisit spesifik ditentukan oleh area otak yang terlibat
4. Hemiparesis/ monoparesis
5. Disastria dibidang visual cacat, hingga mengubah kesadaran
DIAGNOSIS
1. Tes untuk kondisis hiperkoagulabel seperti defisiensi protein C antibodi dan antiphospholipid
2. Pemeriksaan fisik
3. Riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, rokok.
(Dipiro 2008, hal 165)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
3. Studi doppler karotis
4. Elektrokardiogram
5. Elektrokardiogram transtorasik
(Dipiro 2008, hal 165-166)
ALGOR
I
T
M
A

Dipiro, 2008 hlm:166


KASUS
Tn. A (57 tahun) dibawa oleh putranya ke IGD pada pukul 10 pagi, dari keterangan anaknya diketahui ayahnya
mengalami kesulitan bicara, mati rasa lengan kiri, dan pusing. Ketika sedang main tenis pagi ini pukul 9.30, ayahnya
tiba-tiba berlutut dan menjatuhkan raket tenisnya. Sebelumnya, pukul 8 pagi ayahnya mengeluh sedikit pusing dan
kesemutan di tangan kirinya yang hilang dengan sendirinya. Pasien tidak memiliki riwayat stroke atau TIA sebelumnya.
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, dokter mendiagnosa pasien menderita stroke iskemik.
Lanjutan…
 Riwayat penyakit pasien : hipertensi hiperlipidemia sejak 10 tahun yang lalu
 Riwayat keluarga : saudara perempuan 62 tahun juga mengalami hipertensi, anak laki-laki 31 tahun menderita DM tipe
2
 Riwayat sosial : mempunyai isteri dan 3 orang anak, tidak merokok
 Terapi pasien saat ini : sebelum masuk rumah sakit : amlodipin 5 mg per oral di pagi hari setiap hari, simvastatin 10 mg
per oral setiap hari pada malam hari sebelum tidur
 Pemeriksaan fisik : TD : 192/100 mmHg, Nadi : 70, pernafasan : 19, Suhu : 36˚C
 Hasil pemeriksaan EKG : Normal
 Hasil pemeriksaan CT scan : infark di bagian otak tengah bagian kanan, tidak ada tanda-tanda hemoregik.
Lanjutan….
Hasil pemeriksaan laboratorium  Plt 310 x 103/mm3
 Natrium 140 mEq/L  aPTT 25,3 s
K 4,2 mEq/L  Kol. Total 200 mg/dL
 Cl 103 mEq/L  LDL 118 mg/dL
 CO2 28 mEq/L  TG 160 mg/dL
 BUN 10 mg/dL  HDL 50 mg/dL
 Scr 0,6 mg/dL
 GDP 98 mg/dL
 WBC 5,9 x 103/mm3
 Hgb 16,4 d/dL
 Hct 49,6%
Pasien diresepkan terapi sebagai berikut:
R/ Citicolin 500 mg injeksi
s. 2 d.d 1 amp
R/ Neurosanbe injeksi
s. 1 d.d 1 amp
R/ Ranitidin injeksi
s. 2 d.d 1 amp
◦ Data subjective
Tn. A (57 tahun), mengalami kesulitan bicara, mati rasa lengan kiri, dan pusing, mengeluh sedikit pusing dan
kesemutan di tangan kirinya yang hilang dengan sendirinya
Riwayat penyakit pasien : hipertensi hiperlipidemia sejak 10 tahun yang lalu
Riwayat keluarga : saudara perempuan 62 tahun juga mengalami hipertensi, anak laki-laki 31 tahun menderita
DM tipe 2
Riwayat sosial : mempunyai isteri dan 3 orang anak, tidak merokok
Terapi pasien saat ini : sebelum masuk rumah sakit : amlodipin 5 mg per oral di pagi hari setiap hari,
simvastatin 10 mg per oral setiap hari pada malam hari sebelum tidur
Pemeriksaan fisik : TD : 192/100 mmHg, Nadi : 70, pernafasan : 19, Suhu : 36˚C
Hasil pemeriksaan EKG : Normal
Hasil pemeriksaan CT scan : infark di bagian otak tengah bagian kanan, tidak ada tanda-tanda hemoregik.
◦ Data objective
◦ Didiagnosa pasien menderita stroke iskemik.
◦ Hasil pemeriksaan laboratorium
 Natrium 140 mEq/L -> 135-145 mEq/L
 K 4,2 mEq/L -> 3,5-5 mEq/L
 Cl 103 mEq/L -> 94-111 mEq/L
 CO2 28 mEq/L -> 35,5 mEq/L
 BUN 10 mg/dL -> 7-20 mg/dL (Blood Ureum Nitrogen)
 Scr 0,6 mg/dL -> 0,5-1,2 mg/dL (serum creatinin)
 GDP 98 mg/dL -> < 108 mg/dL
 WBC 5,9 x 103/mm3 -> 3,5-10,0 L x 103 /mm3
 Hgb 16,4 d/dL -> 11,0-16,5 g/dL
 Hct 49,6% -> 40-54%
 Plt 310 x 103 /mm3 ->[150-390] L 103 /mm3
 aPTT 25,3 s -> 30-40 s
 Kol. Total 200 mg/dL -> 150-200 mg/dL
 LDL 118 mg/dL -> <100 mg/dL
 TG 160 mg/dL -> 120-190 mg/dL
 HDL 50 mg/dL -> p = 45-65 mg/dL, L = 35-55 mg/dL
Assesment
• Tambahkan alteplase 0,9 mg/kg (max 90 mg onset 1-3 jam) sebagai trombolitik untuk
emergency (Dipiro 2015 hal 122).
• Penambahan antiplatelet aspirin 50-32 mg untuk mencegah stroke berulang (Dipiro 2015
Hal 122)
• Ranitidine tidak tepat indikasi (DIH)
• Penggantian obat antihipertensi dengan Nikardipin (guideline 2004 Hal 48)
Planning
◦ Disarankan menambah Alteplase 0,9 mg/kg (max 90 mg onset 1-3 jam) sebagai trombolitik
unruk emergency (dipiro 2015 hlm:122)
◦ Dianjurkan penambahan antiplatelet aspirin 50-32 mg untuk mencegah stroke berulang
◦ Disarakan AC inhibitor untuk hipertensi
◦ Pemberian Antiplatelet yaitu aspirin 50-325 mg (dipiro 2015, hlm: 122)
PERTANYAAN
1. Apakah tujuan terapi jangka pendek dan jangka panjang pada pasien?
2. Apakah terapi non farmakologi yang bermanfaat untuk pasien?
3. Apakah terapi antihipertensi akut yang anda rekomendasikan untuk pasien?
4. Apakah penggunaan citicolin dan B compleks pada pasien stroke direkomendasikan?
Jelaskan alasannya berdasarkan jurnal terbaru dengan EBM yang kuat!
5. Untuk mencegah stroke berulang, apakah regimen antiplatelet yang direkomendasikan?
1. Apakah tujuan terapi jangka pendek dan jangka panjang pada
pasien?

◦ Menurunkan cedera neurologic yang sedang berlangsung, dan mengurangi tingkat mortalitas dan kecacatan
jangka panjang
◦ Mencegah terjadinya komplikasi kedua yaitu ketidak mampuan dalam bergerak dan terjadinya disfungsi
neurologi
◦ Mencegah kekambuhan
(Dipiro, 2015 hlm: 121)
2. Apakah terapi non farmakologi yang bermanfaat untuk pasien?

- Mengatur pola makan yang sehat


- Menghindari stress dan beristirahat yang cukup
- Pemerikasaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter dalam hal diet dan obat
- Mengentikan rokok
- Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
- Melakukan olahraga yang teratur
(guideline stroke 2011, hal 17-19)
3. Apakah terapi antihipertensi akut yang anda rekomendasikan
untuk pasien?

Diberikan Nicardipine 5 mg/h IV


(guideline stroke 2019, hal 18)
Antiplatelet
Aspirin 75-150 mg per hari, atau dipiridamol SR 200 mg + aspirin 25 mg 2x sehari
(guideline stroke 2004, hal 40)
4. Apakah penggunaan citicolin dan B komplek pada pasien stroke direkomendasikan?
Jelaskan alasannya berdasarkan jurnal terbaru dengan EBM yang kuat!

Jurnal penelitian disamping


menyatakan bahwa vitamin B
mengurangi risiko insiden penyakit
kardiovaskular (termasuk stroke).
Terapi vitamin B mungkin berbahaya
pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal
Lanjutan jawaban no. 3
Dalam Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases, 2014:
The Effects of Citicoline on Acute Ischemic Stroke: A Review
(Karsten Overgaard, MD), menyatakan: Citicoline aman untuk
digunakan dan mungkin memiliki efek menguntungkan pada
pasien AIS, mungkin paling bermanfaat pada stroke yang
kurang parah (skor NIHSS awal, 14), pasien yang lebih tua
dari 70 tahun, dan pasien yang tidak diobati dengan rt-PA.
Citicoline adalah satu-satunya obat yang dalam sejumlah uji
coba stroke klinis berbeda secara terus-menerus memiliki
beberapa manfaat neuroprotektif
5. Untuk mencegah stroke berulang apakah regimen antiplatelet
yang direkomendasikan?

◦ Penggunaan alteplase sebaiknya 3-6 jam onset terjadinya gejala dan setelah dilakukan CT-Scan. (AHFS,
2011) karena pasien stroke iskemik akut
◦ Menurut dipiro 2008, terapi antiplatelet yang direkomendasikan adalah sbaspirin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai