Anda di halaman 1dari 24

SIMULASI OBAT SWAMEDIKASI

OBAT BATU PILEK DAN OBAT


GANGGUAN LAMBUNG

KELOMPOK 4

JOPI PRALESTIA 21340281


RENI 21340282
GADIS AYUNING TRIAS 21340283
ADELIA KHAERUNNISA 21340284
BERTHA TIARA HANDAYANI 21340285
ANIK SEPTIOWATI 211340286
SINTA DEVIANTI 21340287
LIKA HATIFA UTAMI 21340288
AGUSTINA SURYAGANI BEON 21340289
DELLA CLAUDIA ADHELIN 21340290
SWAMEDIKASI
Menurut Permenkes
No.919/MENKES/PER/X/1993
swamedikasi adalah upaya
pengobatan yang dilakukan secara
mandiri untuk mengobati gejala Swamedikasi menjadi tidak tepat apabila terjadi
sakit atau penyakit tanpa
berkonsultasi dengan dokter kesalahan mengenali gejala yang muncul, memilih
terlebih dahulu. obat, dosis dan keterlambatan dalam mencari nasihat
dan atau saran tenaga kesehatan jika keluhan
berlanjut. Selain itu, risiko potensial yang dapat
muncul dari swamedikasi antara lain adalah efek
samping yang sering muncul namun parah, interaksi
obat yang berbahaya, dosis tidak tepat, dan pilihan
terapi yang salah (BPOM, 2014).
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk
mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit
ringan yang banyak dialami masyarakat
seperti demam, nyeri, pusing, batuk,
influenza, sakit maag, cacingan, diare,
penyakit kulit dan lain-lain (Depkes RI,
2010).
Golongan obat yang diperbolehkan
digunakan dalam swamedikasi
diantaranya golongan obat bebas,
bebas terbatas, OWA dan herbal
DEFINISI BATUK

Batuk merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh


dalam menghadapi penyakit atau radang pada saluran
pernapasan yang disebabkan oleh lendir (riak). Batuk juga
berfungsi sebagai ‘alarm’ yang memberitahu adanya gangguan
diPenyebab batuk
system respiratorik. (Makmuri, 2008).
1. Infeksi : produksi dahak/lender yang
sangat banyak karena infeksi saluran
pernafasan

2. Alergi : masuknya benda asing yang


masuk ke dalam sistem pernapasan.
Seperti debu, polusi, atau alergen (zat
pemicu alergi).
KLASIFIKASI
BATUK
Berdasarkan tanda
klinis Batuk Berdahak

Klasifikasi Batuk

Batuk Kering

Berdasarkan Batuk Kronik (> 8


durasi minggu)

Klasifikasi Batuk Batuk Sub Kronik (3-8


minggu)
Batuk Akut (< 3
minggu)
Penggolongan Obat Batuk Berdasarkan
mekanisme kerja
Antitusif Ekspektoran
Untuk menekan batuk kering Digunakan untuk memudahkan
Dapat menyebabkan retensi ekspektorasi (batuk)
sputum Contoh: Gliseril Guaiakolat/
Guafenesin, OBH, Ammonium
Contoh: Kodein,
Dekstrometorphan Obat klorida

Mukolitik
BatukAntihistamin
Mempercepat ekspektorasi dan Mengatasi masalah batuk yang
mengurangi viskositas sputum diakibatkan oleh reaksi alergi
Contoh: Asetilsistein, Ambroxol, Contoh :CTM, Loratadin, Cetrizine,
Bromheksin Difenhidramin
Definisi pilek
 Influenza (flu) adalah penyakit pernafasan yang
menular yang disebabkan oleh virus influenza.
penyakit ini terjadi karena adanya infeksi yang
terjadi oleh virus influenza pada rongga hidung
dan saluran pernafasan, biasanya gejala dari
penyakit ini ialah rasa tidak enak, lesu, hidung
Penyebab
tersumbat, pilek-bersin, dan menghasilkan
bersin
1. Infeksi virus, virus menyerang hidung, sinus, atau
lendir/ingus.
tenggorokan.
2. Infeksi bakteri.
3. Alergi, terpapar zat yang memicu alergi seperti
debu atau bulu binatang.
4. Efek samping obat-obatan.
5. Paparan udara dingin atau kering, kondisi ini bisa
mengubah keseimbangan cairan di dalam saluran
hidung.
Terapi non farmakologi
1. Menghindari merokok dan asap
2. Istirahat yang cukup, menghindari
rokok karena dapat mengiritasi
paparan udara dingin
tenggorokan sehingga memperparah
batuk

3. Menghindari paparan debu, 4. Memperbanyak minum air putih


minuman atau makanan yang untuk membantu mengencerkan
merangsang tenggorokan dahak mengurangi iritasi dan rasa
seperti makana yang gatal
berminyak dan minuman dingin
Terapi farmakologi
Batuk
1. Antitusif (Dextromethorphan, noscapine)
2. Ekspektoran (Ammonium chloride / ammonium klorida, Glyceryl guaicolate
(guaifenesin), Bromhexine, ambroxol)
Batuk covid 19
1. Oseltamivir
2. Favipiravir
3. Remsedivir
PILEK
Pseudoepherine, Phenylpropanolamine (PPA).
Terapi farmakologi
BROMHEXIN HCL DAN GUAIPHENECIN
 Kegunaan untuk batuk berdahak, untuk membantumengencerkan
dahak dan mengeluarkan dahak dari saluran napas.
 Cara penggunaan :

 Dewasa dan anak > 12 tahun 2 sendok teh (10 mL), diminum 3
kali sehari
 Anak 6 – 12 tahun : 1 sendok teh (5mL) diminum 3 kali sehari

 Efek samping : mual, muntah, diare, mengantuk, nyeri perut

 Kontra indikasi : Tidak boleh di berikan pada pasien yang


hipersensitif atau alergi terhadap Dextromethorphan HBr
dan Diphenhydramine HCl.
Glyceryl guaicolate (guaifenesin)
Guaifenesin memiliki aktivitas
sebagai ekspetoran dengan
meningkatkan volume dan
mengurangi kekentalan spuktum yang
terdapat di trakea dan bronkus
Indikasi : Ekspektoran
Kontra indikasi : Hipertensitifitas
Efek samping :Pusing, mengantuk,
mual, muntah, nyeri perut
Dosis pemakaian : Dewasa : 2-4 x 200
– 400 mg sehari

Perhatian
Usia dibawah 2 tahun dan ibu hamil harus dengan
pengawasan dokter diharapkan tidak menggunakan lebih dari
7 hari tanpa izin dokter dan minumlah 1 gelas air setiap
minum obat ini
Terapi farmakologi
PSEUDOEPHEDRIN HCL + CTM
Kegunaan untuk meringankan gejala bersin dan
hidung tersumbat
Cara penggunaan :
Anak 6 – 12 tahun : 3 kali sehari, 1 sendok takar
Anak usia > 12 tahun : 3 kali sehari, 2 sendok
takar
Efek samping : mual, muntah, nafsu makan
hilang

Kontra indikasi : Penderita dengan tukak peptik,


penderita dengan riwayat hipersensitif, gejala
asma, rhinitis, urtikaria.
HINDARI BERKENDARA KARNA
DAPAT MENYEBABKAN NGANTUK
 PARACETAMOL + DEXTROMETHORPAN HBr +
PSEUDOEPHEDRINE HCL
 Kegunaan untuk meringankan gejala pilek dan batuk
serta alergi pernafasan hidung
 Cara penggunaan :

 Dewasa dan anak > 12 tahun : 3-4 kali per hari

 Anak 6 – 12 tahun : 3 – 4 kali ½ kaplet

 Efek samping : mual, muntah, mengantuk, gangguan


pencernaan, tenggorokan kering
 Kontra indikasi :
Terapi farmakologi batuk
covid 19
 Oseltamivir
Oseltamivir merupakan antivirus golongan
penghambat neuraminidase yang telah digunakan
untuk pengobatan influenza. Oseltamivir tidak
menunjukkan aktivitas in vitro terhadap SARS-
CoV.
Dosis oseltamivir dari berbagai uji klinik
bervariasi,
 300 mg PO, 75 mg PO sekali atau dua kali per
hari,
 4-6 mg/kg PO. 7
Pada case series retrospektif 99 pasien COVID-19
yang dirawat di rumah sakit (RS) di Wuhan di
mana 76% pasien tersebut mendapat antivirus,
termasuk oseltamivir 75 mg/ 12 jam PO
menunjukkan bahwa 58% pasien belum boleh
pulang saat evaluasi, 31% pasien boleh pulang,
dan 11% meninggal dunia. 12 Oseltamivir
direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI) untuk terapi COVID-19 karena
Favipiravir
 Favipiravir adalah antivirus spektrum luas yang
menunjukkan aktivitas in vitro terhadap SARS-CoV-
2.7,14 Favipiravir disetujui di Jepang dan RRC untuk
terapi influenza.7,14 Favipiravir disetujui oleh
pemerintah Cina untuk mengobati COVID-19.
 Beberapa rejimen dosis favipiravir pada protokol uji
klinik:
 1600 mg dua kali/hari pada hari 1, kemudian 600 mg
dua kali/hari setelahnya selama 7-14 hari.
 1800 mg dua kali/hari pada hari 1, kemudian 600 mg
tiga kali/hari sesudahnya hingga 14 hari.
 1800 mg pada hari 1, kemudian 800 mg dua kali/hari
pada hari 21 untuk pengobatan COVID-19 ringan.
 1800 mg dua kali/hari pada hari 1, kemudian 1000 mg
dua kali/hari pada hari 2-14.
 1800 mg dua kali/hari pada hari 1, diikuti oleh 800 mg
dua kali/hari pada hari 2-10
Remdesivir
 Remdesivir hanya digunakan untuk mengobati
orang dewasa dan anak yang dicurigai atau
terkonfirmasi COVID-19 derajat berat yang
didefinisikan sebagai: SpO2 ≤ 94%,
membutuhkan oksigen tambahan, ventilasi
mekanik, atau oksigenasi membran
ekstrakorporeal/ extracorporeal membrane
oxygenation (ECMO). Remdesivir diberikan
melalui infus intravena (IV).
 Dosis remdesivir untuk berat badan 40 kg atau
lebih :
1. Pasien yang memerlukan ventilasi mekanik dan/
atau ECMO Hari 1 dosis pemuatan: 200 mg IV
diinfuskan selama 30-120 menit. Hari 2-10
dosis pemeliharaan: 100 mg IV/ hari.
2. Pasien yang tidak memerlukan ventilasi
mekanik dan/ atau ECMO Hari 1 dosis
pemuatan: 200 mg IV diinfuskan selama 30-120
menit. Hari 2-5 dosis pemeliharaan: 100 mg IV/
hari. Jika perbaikan klinis tidak terjadi,
Lanjutan
 Dosis remdesivir untuk berat badan 3,5-40
kg :
 Pasien yang memerlukan ventilasi
mekanik dan/ atau ECMO Hari 1 dosis
pemuatan: 5 mg/ kg IV diinfuskan selama
30-120 menit Hari 2-10 dosis
pemeliharaan: 2,5 mg/ kg IV/hari.
 Pasien yang tidak memerlukan ventilasi
mekanik dan/ atau ECMO Hari 1 dosis
pemuatan: 5 mg/ kg mg IV diinfuskan
selama 30-120 menit Hari 2-5 dosis
pemeliharaan: 2,5 mg/ kg IV/hari. Jika
perbaikan klinis tidak terjadi, perawatan
dapat diperpanjang hingga 5 hari
tambahan (total menjadi 10 hari)
Contoh
pelayanan swamedikasi batuk di apotek
Dialog Swamedikasi di Apotek
Pasien: assalamu’alaikum, selamat sore ibu.
Apoteker: wa’alaikumsalam dan selamat sore mba. Saya Ria, apoteker di Apotek ini. Ada
yang bisa saya bantu?
Pasien: bu saya sudah beberapa hari sakit batuk. Kira-kira obat apa yang cocok dengan
keluhan yang saya alami?
Apoteker: sudah berapa lama batuknya mba?
Pasien: sudah sejak dua hari yang lalu ibu.
Apoteker: batuknya kering atau berdahak mba?
Pasien: batuk berdahak, dahaknya susah keluar dan nyeri didada bu.
Apoteker: berapa usianya mba?
Pasien: umue 22 tahun mba.
Apoteker: Selain batuk ada keluhan lain mba?
Pasien: tidak ibu
Lanjutan
(Apoteker meminta Asisten Apoteker untuk menyiapkan obat yang Apoteker minta dan
memberikan kepada pasien)
Apoteker : Baiklah mba. Ini obat batuk Ambroxol Untuk usia 22 tahun diminum 3 kali sehari, 1
tablet sesudah makan.
Pasien: Baiklah mba
Apoteker: Oh ya mba, jika setelah minum obat mba merasakan nyeri ulu hati, mual-muntah,itu
efek samping dari obat ini tapi jangan khawatir karena tidak semua orang mengalami efek
samping tersebut. Nah untuk mempercepat proses penyembuhan hindari konsumsi makanan
yang berminyak yah mba.
Pasien: Iya mba
Apoteker: Baiklah mba boleh saya meminta untuk mengulang tentang apa yang saya jelaskan
tadi?
Pasien: Obat batuk ini untuk usia 22 tahun diminum 3 kali sehari, 1 tablet setelah makan Obat
Pencegahan Batuk
Pilek
Cara Mencegah Batuk dan Pilek :

1. Memperbanyak minum air putih


2. Mengkonsumsi permen pereda
tenggorokan
3. Menghindari paparan debu, minuman
atau makanan yang dapat
menyebabkan batuk dan pilek
4. Istirahat yang cukup
5. Konsumsi buah
6. Olahraga yang teratur
7. Jaga pola makan yang seimbang
GANGGUAN PADA LAMBUNG

Gangguan pada lambung :


1. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
2. Gastritis
3. Tukak Lambung
4. Gastroparesis
5. Dispepsia
6. Gastroenteritis
Gastritis
Klasifikasi Gastritis terbagi menjadi 2:
Gastritis Akut
 Peradangan dari lambung biasanya
terbatas pada mukosa. Gasritis akut Penyebab Gastritis
terbagi menjadi 2 garis besar yaitu gastritis disebabkan oleh infeksi
- Gastritis eksogen akut disebabkan oleh Helicobacter pylori. Bakeri
faktor-faktor dari luar seperti bahan kimia Helicobacter pylori merupakan suatu
dan iritasi bacterial. bakteri yang dapat tumbuh dan
- Gastritis endogen akut disebabkan oleh berkembang didalam perut, berbentuk
kelainan tubuh. spiral dan dapat menembus lapisan
mukosa pelindung lambung
Gastritis Kronis
menghasilkan enzim urease yang
 Lambung yang mengalami inflamasi dapat menetralkan asam lambung.
kronis atau peradangan kronis disebabkan Gastritis ini juga bisa disebabkan oleh
oleh infeksi Helicobacter pylori. alkohol, stress, kopi dan beberapa
obat yang digunakan terus menerus
akan menyebabkan gastritis.
Contohnya : Aspirin dan
Gejala Gastritis
Menurut Misnadiarly (2009)
Gejala gastritis sebagai berikut :
1. Mual, muntah,
2. nyeri ulu hati, tidak nyaman
sampai nyeri pada saluran
pencernaan terutama bagian
atas,
3. lambung merasa penuh,
4. kembung,
5. Bersendawa dan cepat
kenyang.
DAFTAR PUSTAKA
 BPOM, 2014. Menuju Swamedikasi yang Aman INFOPOM Volume 15 Nomor 1 Januari-
Februari 2014.
 Gunawan SG, Setiabudy R, editors. Farmakologi dan Terapi. Edisi 6 : Jakarta : Badan
Penerbit FKUI. 2016.
 Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11 th ed. Jakarta: ECG

 Makmuri M.S, 2008., Divisi Respirologi Departemen / SMF Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
 Permenkes No.919 thn 1993 ttg Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep

 WHO. Rolling updates on coronavirus disease (COVID-19) [Internet]. 2020 [cited 2020
May 26]. Available from: https://www.who.int/emergencies/diseases/novelcoronavirus-
2019/events-as-they-happen

Anda mungkin juga menyukai