Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI

BATUK DAN DEMAM

Disusun Oleh :

NAMA KELOMPOK

Ravita Candani 1604015251

Inayah Akmilatul M 1604015192

R Sandiana Rizki Saputra 1604015182

Kelas: F2

Dosen: Septianita, M.Sc.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR. HAMKA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuk merupakan reflex yang terangsang oleh iritasi paru paru atau saluran
pernafasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau saluran
perangsang saluran pernafasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau
menghilangkan benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi
saluran pernafasan atas atau misalnya batuk, flu, pilek. Dimana sekresi hidung
dandahak merangsang saluran pernafasan. (pedoman penggunaan obat bebas
dan bebas terbatas). (Dipiro 2006)
Rangsangan penyebab batuk dapat berasal dari lingkungan maupun
penyakit jika penyebabnya dai ligkungan, maka batuk yang terjadi adalah
berbentuk reflex mekanisme pertahanan tubuh misalnya tersedak
makanan/cairan, iritasi asap rokok atau kendaraan bermotor, suhu dingin atau
panas. Penyebab lainnya adalah karena penyakitbai berasal dari paru. Penyakit
paru yang menyebabkan batuk adalah infeksi (bronchitis, pneumonia,
turbekolosis dan sebagainya) alergi (asma, reaksi alergik sistemik) dan tumor.
Sedangkan penyakit di luar paru penyebabnya adalah kelainan lambung sepert
refluks gastroesophageal, kelainanjantung, pemakaian obat-obatan jantung,
kelainan telinga dan gangguan emosi. (Widjodiarjo M, 2008)
Demam adalah ketinggian suhu tubuh normal dalam hubungan nya dengan
peningkatan set point hipotalamus. Penyebab infeksi yg umum. Suhu adalah
suhu tubuh normal dipertahankan (< 37,2 C / 98,9 F di pagi hari dan < 37,7 C /
98,9 F dimalam hari) karena pusat termogulasi hipotalamus mengembangkan
produksipanas berlebih dari aktivitas metabolismediotot dan hati dengan
disipasi panas dari kulit dan paru – paru. (Horison manualof medicine. Hl,
1999).
B. Tujuan praktikum
1. Menjelaskan tentang patofisiologi dan patologi klinik penyakit (etiologi,
manifestasi klinis, interprestasi data laboratorium, dan patogenesisnya)
2. Menjelaskan farmakologi obat-obat yang digunakan
3. Melakuan penggalian informasi kepada pasien
4. Memberikan rekomendasi pengobatan sesuai dengan keluhan dan gejala
pasien
5. Memberikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi mengenai
terapi farmakologi maupun non-farmakologi
6. Melakukan swamedikasi untuk demam dan batuk
7. Melakuakan dokumentasi kegiatan swamedikasi di lembar rekam medis
farmasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit
Batuk adalah penyakit yang berasal dari virus,biasanya batuk disertai dengan
flu dan disertai dengan dahak, penyakit ini sangat menyiksa anda selain karena
dada sakit sebab terjadi banyak gerakan saat batuk ,ia juga akan mengganggu
tidur jika tiba-tiba anda harus terbangun saat batuk. (Depkes RI, 2009)
Demam adalah peningkatan suhu terkontrol diatas 37 selsius (diukur secara
oral ) merupakan manifestasi dari banyak keadaan penyakit selain infeksi ,demam
yang diinduksi oleh obat didefinisikan sebagai demam persisten tanpa adanya
infeksi / kondisi lain yang mendasarinya. (Dipiro 2015, halaman 313 )
B. Epidemiologi
Batuk = ada 3 jenis keluhan yang paling banyak disampaikan dalam 2007 yaitu
batuk (45,01%), pilek (43,67%) dan demam (36,3%). (Depkes RI, 2007)
Demam kebanyakan terjadi disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan
sendiri.
1. Demam klasik : infeksi, neoplasma, penyakit peradangan tidak menular
2. Demam nosokomial : karakter yang terinfeksi, sinusitis, emboli paru
3. Demam neutropenik : infeksi jamur, bakterri dan kateter
4. Demam terkait HIV : disebabkan oleh obat linfoma
(Horizon manual of medicine, halaman 199-200)
C. Patofisiologi
Batuk
1. Alergi : masuknya benda asing secara tidak sengaja kedalam saluran
pernafasan , mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk
kesaluran pernafasan
2. Infeksi : produksi dahak yang banyak karena infeksi saluran pernafasan
(Depkes RI 2007, hal 23)

Demam : umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi ,

Penyakit infeksi : kuman , virus , parasit / mikroorganisme lain.

Penyakit non infeksi : dehidrasi , alergi , stres , trauma. (Depkes RI 2007, hal 13)
D. Tanda dan gejala
Batuk : Pengeluaran udara dari saluran pernafasan secara kuat yang mungkin
disertai pengeluarkan dahak. Tenggorokan sakit dan gatal. (Depkes RI 2007, hal
23)

Demam : Kepala, leher, tubuh akan terasa panas sedangkan tangan dan kali
dingin. Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat. (Depkes
RI 2007, hal 32)

E. Diagnosis

Batuk

 durasi dalam beberapa hari


 pajanan pada seseorang dengan TB (atau batuk kronis) dalam keluarga
 riwayat tersedak atau timbulnya gejala secara tiba-tiba
 infeksi HIV yang diketahui atau mungkin terjadi
 sejarah bangsa vacci: BCG, difteri, pertusis, tetanus (DPT); campak;
 Haemophilus infl uenzae tipe b dan pneumococcus
 riwayat asma pribadi atau keluarga.

(Guideliness for the management of common chilhood illness , second


edition, World Health Organization 2013, hal 76)

Demam = Infeksi yang didiagnosis harus diobati dengan tepat, sirosis


asplenia, penggunaan obat imunosupresif /perjalanan eksotis baru-baru ini
mungkin merupakan pengobatan pengaturan yang tepat untuk pemngobatan
empiris. Namun menahan antipiretik dapat membantu dalam mengevaluasi
efektifitas terapeutik dari antibiotik tertentu / dalam memungkinkan pengamatan
indikator klinis. (Horizon manual of medicine hal 199)
F. Pemeriksaan Penunjang
Demam : Pemeriksaan fisis = nafas cepat, kuduk kaku, ruam kulit, selulitis ,
nyeri sendi.
Pemeriksaan laboratorium = Pemeriksaan darah tepi lengkap = Hb,Ht, jumlah
dan hitung jenis leukosit ,trombosit.
 apus darah tepi
 analisis urin rutin
 pemeriksaan foto dada
 pemeriksaan fungsi lumbai jika menunjukan tanda meningitis

(Guideliness for the management of common chilhood illness , second edition,


World Health Organization 2013, hal 151)
Batuk : Pemeriksaan fisis = frekuensi pernafasan ( hitung nafas 1 menit ketika
anak tenang)
 Nafas cepat = umur < 2 bulan = > 60 kali
Umur 2-11 bulan = >50 kali
Umur 1-5 tahun = > 40 kali
Umur > 5 tahun = > 30 kali
 Denyut apeks bergeser / trakea terdorong
 Auskultasi
Pemeriksaan laboratorium : Foto dada (rontgen) dilakukan pada anak dengan
pneumonia berat yang tidak memberi respons pengobatan.
(Guideliness for the management of common chilhood illness , second edition,
World Health Organization 2013, hal 77)
G. Terapi Algoritma
Batuk dewasa
Batuk anak

DEMAM (Harrison’s Manual Of Medicine 17 edition)


BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

A. Tanggal dan Waktu Praktikum


Praktiku farmakoterapi dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2019 di
Laboratoriaum Farmakoterapi Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka pada pukul 08.00 s/d 10.30.

B. Judul Praktikum
Judul pada praktikum farmakoterapi kali ini, yaitu “KASUS
SWAMEDIKASI BATUK DAN DEMAM”

C. Kasus dan Pertanyaan


Kasus : Ny.A datang ke apotek untuk membeli obat untuk anaknya usia 2
tahun dengan BB 15 kg. Ny.A mengatakan bahwa anaknya sejak tadi malam
mengalami demam dnegan suhu 39oC yang disertai batuk berdahak dan pilek.
Anaknya 3 hari yang lalu makan es krim. Semalam sudah diberikan sanmol sirup
2cth sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 4 jam, namun demam anaknya tidak
kunjung turun. Riwayat Penyakit : kejang demam saat umur 1,5 tahun.
Pertanyaan :
1. Buatkan draft penggalian informasi
2. Tuliskan informasi yang perlu diberikan kepada pasien baik informasi yang
berhubungan dengan farmakologi dan non farmakologi
3. Lakukan praktek swamedikasi berpasangan dengan teman sekelompok
(penggalian informasi, rekomendasi obat, dan pemberian informasi obat)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. SOAP

Subjekif Objektif Assesment Plan

1.Disarankan
menggunakan
supositoria
pyrexin 80 mg
(parasetamol)
1. Disarankan dengan dosis 80
Pasien menggunakan mg setiap 4-6 jam
mengalami Pasien 2 tahun suppositoria
,dosis maksimum
untuk penurun
demam 39 bb 15 kg,demam 5 kali
demam
derajat celcius kejang saat 1,5 2.Batuk berdahak penggunaan
,batuk berdahak tahun dan pilek ddalam 24 jam
dan pilek (drugs.com)

2.Disarankan
menggunakan
hufagrip bp untuk
meredakan batuk
dan demam

B. JAWABAN SOAL
1. Usia pasien : 2 tahun
Gejala : demam 39 derajat celcius, batuk berdahak dan pilek.
Untuk siapa : untuk anaknya
Riwayat pengobatan : pernah
Lama gejala : 3 hari yang lalu
Riwayat pasien : mengalami demam kejang
Gejala lain : tidak ada
Keterangan : sakit ketika sesudah makan es krim
2. Farmakologi = Obat supositoria untuk menurunkan demam, hufagrip bp.
Non-farmakologi = kompres air hangat,memperbanyak minum air
putih,perbanyak istirahat, hinari makanan dan minuman dingin.
3. Scrip swamedikasi
DIALOG SWAMEDIKASI BATUK DAN DEMAM

Pada suatu hari datang seorang wanita keapotek, untuk membeli obat yang
bisa menyembuhkan batuk dan demam yang sedang dialami anaknya.

Apoteker : “ Selamat siang ibu , saya R. Sandiana R S apoteker yang


bertanggungjawab di apotek ini. Ada yang bisa saya bantu ?“

Pasien : “ Siang mas, saya mau beli obat batuk dan demam untuk anak saya kira
kira apaya?“

Apoteker : “ Maaf sebelumnya saya berbicara dengan ibu siapa ?“

Pasien : “ ibu Inayah.“

Apoteker : “ Baik ibu, usia anaknya berapa tahunya?”

Pasien : “ 2 tahun.”

Apoteker : “Sudah berapa lama batuk dan demamnya bu?”

Pasien : “sudah sejak 3 hari yang lalu mas.”

Apoteker : “berapa suhu tubuh anaknya bu?”

Pasien : “suhu anak saya 39derajat celcius mas tidak turun turun.”

Apoteker : “Apa ada gejala lain ?”

Pasien :”Ada mas, batuk dan pilek”

Apoteker : “untuk batuknya disertai dahak atau tidak ya bu?”

Pasien : “Batuknya disertai dahak mas.”

Apoteker : “ibu anak ibu punya riwayat penyakit apa?”

Pasien : “dulu pernah demam disertai kejang mas ketika usia 1,5 tahun.”

Apoteker : “apa sebelumnya sudah diberikan obat bu?”

Pasien : “tadi malam saya sudah berikan obat demam mas, sanmol syrup. Sudah 2
kali pemberian tapi demamnya tidak kunjung turun mas.”
Apoteker : “ apa anak ibu punya riwayat alergi terhadap obat ?”

Pasien : “tidak mas, anak saya tidak memiliki alergi obat.”

Apoteker : “baiklah, sebentar saya pilihkan obatnya dulu ya bu.

Pasien : “baik mas”

Apoteker :“baiklah bu,ini obat demamnya Pyrexin suppositoria, obat ini


memiliki kandungan parasetamol, untuk menurunkan demam.”

Pasien : “baik. Jadi bagaimana cara penggunaan obatnya mas ?

Apoteker : “nah jadi untuk cara penggunaannya saya jelaskan dahulu ya bu


petunjuk Pemakaian Obat Supositoria”

 Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi


dengan air.
 Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan
kedalam rektum.
 Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan
ujung jari
 Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan kulkas, maka
sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30
menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
 Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.

Apoteker : “apa ibu sudah faham dengan apa yang saya jelaskan?”

Pasien :”baik mas saya faham.”

Apoteker : “nanti segera diberikan ya bu obatnya ! Dan untuk obat batuk


pileknya ini hufagrif bp 3 kali sehari sesudah makan setengah sendok teh.”

Pasien : “oh iya baik mas, apakah ada efek samping yang akan terjadi pada anak
saya?”

Apoteker :”alhamdullilah tidak ada efek sampingnya ibu, hanya obat ini dapat
menyebabkan ngantuk. Apakah ada yang ingin di tanyakan lagi?”
Pasien : “tidak ada mas”

Apoteker : “baik, bolehkah ibu mengulangi apa yang saya sudah


sampaikan”

Pasien : “nah jadi untuk cara penggunaannya saya jelaskan dahulu ya bu petunjuk
Pemakaian Obat Supositoria”

 Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria


dibasahidengan air.
 Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan
kedalam rektum.
 Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan
ujung jari.
 Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan kulkas, maka
sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30
menitkemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka.
 Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.

Apoteker : “terimakasih, sepertinya ibu sudah paham. Oh iya bu satu lagi


nanti kalau obat yang saya berikan anaknya tidak kunjung turun segera bawa ke
dokter ya bu,”

Pasien : “oh baik mas, terimakasih atas informasinya”.

Apoteker : “ada lagi yang perlu saya bantu bu ?”

Pasien : “sudah cukup mas, terima kasih.”

Apoteker : iya bu sama sama, jangan lupa di minumkan obatnya keanaknya


ya bu, semoga lekas sembuh

( pasien meninggalkan apoteker, dan menuju kasir)


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus batuk demam yang kami dapatkan langkah pertama yang harus
diambil adalah menurunkan demam pada pasien karena demam yang tinggi pada
anak dapat mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, dan mungkin dapat
berakibat kematian karena anak tersebut memiliki riwayat kejang, pengobatan
yang diakukan dengan menggunakan suppositoria unruk mendapatkan efek terpi
yang lebih cepat dari oral , untuk pengobatan batuk berdahak dan pilek diberikan
hufagrip bp. Untuk non farmakologisnya disarankan anak diberikan kompres dan
memperbanyak minum air putih.
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro et.,al. 2008. Pharmacoteraphy .A. Pathofisologic Approach 7 th Edition


Hal 1154

Depkes RI.2006. pedoman penyelenggaraan dan prosedur Rekam medis Rumah


sakit di Indonesia. Jakarta

Guideliness for the management of common chilhood illness , second edition,


World Health Organization 2013. Hal 151.

Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th Edition. New York: McGraw Hill;
hal 199.

Anda mungkin juga menyukai