Anda di halaman 1dari 3

1.

Seorang anak berusia 18 bulan, kejang tiba-tiba seluruh tubuh, sebelumnya demam 1
hari. Setelah diobservasi, tidak mengalami kejang lagi. Sebelumnya pasien tidak
pernah kejang. Bila anak tersebut mengalami kejang lagi, maka penanganan :

a. Diazepam 10 mg
b. Diazepam 5 mg
c. Diazepam per rektal
d. Luminal 5 mg
e. Luminal 10 mg
Jawaban : c. Diazepam per rektal
Pembahasan :
Pengobatan profilaksis terhadap terulangnya kejang demam.
Pencegahan terhadap terulangnya kejang demam sangat perlu oleh karena kejang berulang dan
lama dapat menyebabkan kerusakan otak menetap. Ada 3 cara pengobatan proliferasi yaitu :
1) Profilaksis intermiten pada waktu demam
2) Profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan tiap hari
3) Pencegahan kejang lama dengan pemberian anti konvulsan pada waktu kejang (Good Ridge,
1987; Soetomenggolo, 1989)
1) Profilaksis intermiten
Profilaksis intermiten diberikan pada waktu penderita sedang demam, dapat diberikan oleh
orang tua penderita atau pengasuh anak tersebut. Obat anti kejang yang diberikan pada saat
penderita kejang adalah diazepam 5 mg untuk penderita umur 3 tahun, dan 7,5 mg untuk
penderita berumur di atas 3 tahun secara supositoria tiap jam (Soetomenggolo, 1989; Hassan &
Alatas, 1985; Haslam, 1996). Bila diberikan per oral dosis 0,5 mg/kgBB pada waktu kejang
(Goodrige, 1987;  Hassan & Alatas, 1985; Haslam, 1996).
2) Profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan tiap hari
Untuk profilaksis terus menerus dengan anti konvulsan dapat digunakan fenobarbital 4-5
mg/kgBB/hari, namun diperhatikan efek samping dari fenobarbital berupa timbul kelainan
watak yaitu iritabel, hiperaktif, pemarah, dan agresif. Untuk menurunkan efek samping yang
mungkin timbul, dosis fenobarbital dapat diturunkan. Obat lain yang sekarang mulai banyak
dipakai dengan efek lebih baik dan efek samping yang minimal adalah asam valproat dengan
dosis 15-40 mg/kgBB/hari (Soetomenggolo, 1995).
3) Pencegahan kejang lama dengan pemberian anti konvulsan pada waktu kejang
Penanganan penderita dengan kejang lama yaitu dengan pemberian fenitoin/difenilhidantoin
loading dose dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari, ditunggu 2-4 jam, bila masih kejang penderita
dirawat di ICU dan berikan anastesi umum. Bila kejang berhenti, maka diberikan dosis rumatan
fenitoin dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari atau fenobarbital dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 2 dosis  (Sunartini, 1991; Ongkie, 1980).
2. Seorang anak perempuan usia 1 tahun 3 bulan dibawa ke unit gawat darurat RS karena sesak napas
sejak kemarin. Keluhan didahului batuk selama 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien kesadaran menurun, frekuensi jantung 148x/menit, laju pernapasan 42x/menit, suhu aksila
38.8° C dengan saturasi oksigen terukur 46%, tekanan darah 110/80 mmHg. Pemeriksaan paru
didapatkan suara krepitasi di kedua lapang paru. Apakah diagnosis kasus diatas?

a. Laringitis akut

b. Bronkitis kronis

c. Asma bronkiale

d. Syok septik

e. Pneumonia

Jawaban : e. Pneumonia

Pembahasan :

Pada kasus diatas secara klinis mengarah ke pneumonia krn RR meningkat dan clue nya adanya
suara krepitasi di kedua lapang paru adalah khas untuk pneumonia karena suara tsb merupakan
suara napas yg terdengar akibat membukanya alveoli suara krepitasi normal pada daerah
belakang bawah dan samping pada saat inspirasi dalam, dan terdengar patologis pada pneumonia
lobaris.

3. Sebuah SD pada wilayah puskesmas A, 40 siswa pada SD tersebut mengalami mual dan muntah
berat hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Petugas puskesmas melakukan survailanse identifikasi
penyebab dari kasus ini. kantin tempat belanja siswa banyak ditemukan lalat dan fasilitas
sanitasinya kurang memadai. Tetapi tidak ditemukan bahan baku yang beracun. Berdasarkan data
tersebut kemungkinan penyebab dari kasus ini adalah?

a. Pestisida terkandung dalam sayur yang dijual


b. Makanan dibuat dari bahan baku singkong beracun.
c. Bahan baku mengandung bahan yang tidak segar
d. Makananan tercampur bahan kontaminan
e. Makanan yang dijual mengandung racun

Jawaban : d. Makananan tercampur bahan kontaminan

Pembahasan :

Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Kasus diatas kantin tempat belanja siswa banyak ditemukan lalat dan fasilitas sanitasinya kurang
memadai. Tetapi tidak ditemukan bahan baku yang beracun , maka pilihannya lebih ke makanan
tercampur kontaminan dari lalat.

Anda mungkin juga menyukai