Anda di halaman 1dari 8

Nama : lintang Gemilang

Nime : 01021270
Kelas : 5B

Kasus asma
Anak DH, 5 tahun, dibawa ke bagian UGD RS oleh ibunya setelah dijumpai mengalami
sesak nafas yang makin berat. Tiga hari sebelum masuk RS, DH mengeluh demam,
batuk-batuk berdahak, dan hidung tersumbat. Ibunya memberinya tablet kunyah
Bodrexin (berisi asetosal) untuk obat turun panasnya. Malam sebelum ia dibawa ke RS,
nafasnya sesak sampai terengah-engah, dengan laju respirasi sekitar 52 helaan/menit.
Sejak sakit tiga hari yang lalu, ia tidak mau makan dan minum. Tubuhnya lemah. Ia
hanya BAK (buang air kecil) 2-3 kali dalam sehari semalam.

Hasil pemeriksaan dan riwayat medik pasien


Riwayat penyakit sebelumnya: Alergi terhadap udang dan ikan laut, dalam bentuk
biduran.
Riwayat keluarga: Ayahnya punya alergi dermatitis kontak. Nenek dari pihak ibu
memiliki riwayat aspirin-induced asthma.

Tanda vital: HR 137, BP 100/68, T 38.9°C, BB: 20 kg, TB: 100 cm.
Chest X-ray: inflitrat yang mengarah pada pneumonia
Auskultasi dada: terdengar ronchi dan rahls
WBC: 14 × 103/mm3
Riwayat pengobatan: Loratadine syrup 2 kali sehari @5 mL selama 3 bulan terakhir,
Ventolin nebulizer saat masuk di UGD, Bodrexin tablet 2 tablet 3 hari sebelum masuk RS
Diagnosa: Serangan asma akut, infeksi penumonia

1. Identifikasi permasalahan pasien dengan metode SOAP !

SUBJEK (S)
Keluhan utama :
Pasien mengalami sesak nafas yang makin berat,lalu pasien mengeluh batuk-
batuk berdahak dan hidung tersumbat,pasien juga menglami demam,nafasnya
sampai terengah-engah, dengan laju respirasi sekitar 52 helaian/menit. Dan pasien
sejak tiga hari yang lalu tidak mau makan dan minum. Tubuhnya lemah dia hanya
BAK ( buang air kecil) 2-3 kali dalam semalam

RPT DAN RPO :


Pasien memiliki riwayat penyakit sebelumnya yaitu alergi terhadap udang dan
ikan laut,dalam bentuk biduran dan riwayat keluarga pasien ayahnya mempunyai
alergi kontak. Nenek dari pihak ibu memiliki riwayat aspirin-induced asthma.

OBJEK (0)
Tanda vital: HR 137, BP 100/68, T 38.9°C, BB: 20 kg, TB: 100 cm.
Chest X-ray: inflitrat yang mengarah pada pneumonia
Auskultasi dada: terdengar ronchi dan rahls
WBC: 14 × 103/mm3

ASSESMENT (A)
 Diagnosa utama: Serangan asma akut.
 Diagnosa sekunder: Infeksi pneumonia

PLANING (P)
TERAPI FARMAKOLOGI
 Nebulizer Ventolin untuk mengatasi serangan asma.
 Loratatin syrup Loratadine syrup 2 kali sehari @5 mL untuk meredakan
alergi
 Bodexin tablet untuk meredakan demam
 Bisolyon kids untuk meredakan batuk berdahak
 Terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi pneumonia
 Steroid inhalasi atau kortikosteroid oral: Diberikan untuk mengurangi
peradangan di saluran napas dan membantu mengontrol serangan asma.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Edukasi pasien, pengukuran dengan peak flow meter, identifikasi
dan mengendalikan faktor pencetus, pemberian oksigen, banyak minum
untuk menghindari dehidrasi terutama pada anak-anak,
2. Bagaimana tata laksana terapi yang harus diberikan pasien?

a) Serangan asma akut


 Nebulizer Ventolin (albuterol): Memberikan bronkodilator untuk
merelaksasi otot-otot saluran napas dan memperlebar saluran napas.
 Nebulizer Ventolin (albuterol): Memberikan bronkodilator untuk
merelaksasi otot-otot saluran napas dan memperlebar saluran napas.

b) Infeksi pneunemia
 Antibiotik: Pemberian antibiotik seperti amoksisilin atau seftriakson
untuk mengatasi infeksi bakteri pada pneumonia.
 Dukungan nutrisi dan hidrasi: Penting untuk memastikan pasien
mendapatkan cukup nutrisi dan cairan agar bisa pulih lebih cepat
c) Manajeman umum
 Monitor tanda vital: Terus memantau detak jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, dan laju respirasi secara teratur.
 Pemantauan oksigen: Jika diperlukan, pemberian oksigen dapat
dilakukan untuk memastikan tingkat oksigen dalam darah tetap
mencukupi.
 Pemberian antipiretik: Jika demam masih ada, paracetamol dapat
diberikan untuk menurunkan suhu tubuh

d) Edukasi dan konseling


 Memberikan edukasi kepada ibu tentang manajemen asma pada anak,
termasuk pencegahan pemicu serangan asma.
 Edukasi tentang pentingnya mengonsumsi antibiotik sesuai dengan
petunjuk dokter dan menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan.

e) Evaluasi lanjutan
 Tindak lanjut dengan pemeriksaan berkala dan evaluasi respons
terhadap pengobatan.
 Jika ada gejala tambahan atau perburukan kondisi, segera
konsultasikan dengan tenaga medis

3. Apa edukasi dan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien ?

a. Bodrexin (berisi asetosal)


 Peringatan Asam Asetilsalisilat (Aspirin): Jangan memberikan obat
yang mengandung asetosal (seperti Bodrexin) pada anak dengan
riwayat asma, karena dapat memperburuk gejala asma.
 Alternatif Obat: Gantilah dengan obat antipiretik yang tidak
mengandung asetosal, seperti paracetamol, untuk menurunkan demam
pada anak.

b. Ventolin (albuterol)
 Penggunaan Nebulizer: Jelaskan cara menggunakan nebulizer Ventolin
dan pentingnya penggunaannya untuk meredakan serangan asma.
 Tanda Bahaya: Berikan informasi tentang tanda-tanda bahaya
serangan asma dan kapan harus mencari bantuan medis.

c. Sirup loratadin
 Antihistamin Generasi Kedua: Berikan informasi bahwa loratadine
adalah antihistamin yang membantu mengatasi gejala alergi seperti
biduran.
 Dosis yang Benar: Pastikan dosis yang benar dan jangan memberikan
lebih dari yang direkomendasikan.
4. Bagaimana monitoring pasien

a. Alergi dan riwayat keluarga


 Pentingnya Mengetahui Alergi: Tekankan pentingnya mengetahui
alergi anak terhadap udang dan ikan laut dan menghindari pemberian
makanan yang dapat memicu alergi.
 Riwayat Keluarga: Berikan informasi tentang riwayat alergi keluarga,
seperti asma akibat aspirin pada nenek, dan pentingnya membagikan
informasi ini kepada tenaga medis di kemudian hari

b. Pemantauan gejala
 Tanda Bahaya: Edukasikan tentang tanda-tanda bahaya seperti sesak
nafas yang semakin berat dan kapan harus mencari pertolongan medis.

c. Pemantauan rutin
 Tindak Lanjut: Ingatkan untuk melakukan tindak lanjut dengan dokter
untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat
KASUS PPOK
Bapak SP (65 th), “pensiunan” supir bus malam, datang ke apotek untuk membeli
Combivent inhaler. Ia telah terdiagnosa PPOK sejak 3 tahun yang lalu. Ia bertanya pada
Anda (apoteker) apakah tekanan darah tinggi dapat memperburuk gangguan pernafasan.
Ia didiagnosa mengidap hipertensi sebulan yang lalu. Dia mengamati bahwa selama ini
gangguan pernafasannya terkontrol baik dengan obat-obat yang digunakannya, tetapi
sejak 2-3 minggu terakhir ini ia merasa keadaannya memburuk. Dia mengalami batuk-
batuk yang menganggu, mengi dan sesak nafas, sehingga menggunakan Combivent lebih
sering daripada biasanya. Dia juga mengidap penyakit arthritis yang membuat sendi-
sendi tangannya terasa kaku dan kadang nyeri.

Riwayat pengobatan:
- Combivent® 3 puffs QID dan prn, sudah digunakan selama 3 tahun;
- Fluticasone (50mcg/puff) 2 puffs BID, sudah digunakan selama 2 tahun, karena ternyata
Pak SP dinyatakan dokter mengalami kombinasi PPOK dan asma;
- Celecoxib 100mg po BID, sudah digunakan selama 1 tahun sejak ia menderita arthritis
setahun yang lalu;
- Propanolol 40 mg po BID untuk hipertensinya, baru digunakan sebulan yang lalu.

1. Identifikasi permasalahan pasien dengan metode SOAP !

SUBJEK
Pasien mengalami peningkatan gejala ppok termasuk batuk-batuk,mengi dan
sesak nafas, Pasien baru saja didiagnosis dengan hipertensi, dan ini dapat
mempengaruhi kondisi pernapasannya. Pasien juga mengidap penyakit arthritis.
Kondisi arthritis pasien dapat mempengaruhi kenyamanan dan kualitas hidupnya,
terutama dengan kaku dan nyeri pada sendi tangannya.

OBJEK (O)
Combivent® 3 puffs QID dan prn, sudah digunakan selama 3 tahun;
Fluticasone (50mcg/puff) 2 puffs BID, sudah digunakan selama 2 tahun, karena
ternyata Pak SP dinyatakan dokter mengalami kombinasi PPOK dan asma;
Celecoxib 100mg po BID, sudah digunakan selama 1 tahun sejak ia menderita
arthritis setahun yang lalu;
Propanolol 40 mg po BID untuk hipertensinya, baru digunakan sebulan yang lalu.

ASSESMENT (A)
Riwayat penggunaan obat yang rata-ratanya sudah digunakan dalam jangka waktu
yang lama
Propanolol obat yang hanya penggunaan nya baru dialami sebulan yang lalu
PLANING (P)
TERAPI FARMAKOLOGI
 Pemantauan terapi penggunaan obat, tidak selalu apabila stock obat Bapak
SP habis masih rutin digunakan.
 Disarankan penghentian penggunaan fluticasone dan celecoxib terlebih
dahulu. Penggunaan propanolol dilanjutkan
 Penggunaan obat dibawah pengawasan dokter, apoteker.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Pasien diharapkan menghindari asap rokok atau kayu bakar, perbanyak
minum air hangat, istirahat cukup, perbanyak makan sayur dan buah-buahan.
Hindari minuman dingin, minuman manis atau makan gorengan terlalu sering.
Jaga kebersihan dan proteksi diri dan pencegahan penularan dengan
menggunakan masker saat keluar rumah. Kontrol setelah obat habis, dan jika
keluhan sesak belum membaik, segera ke RS,hindari makanan asin. kompres
dengan menggunakan jahe merah hangat dan senam rematik yang bertujuan untuk
menurunkan nyeri sebagai akibat dari arthritis

2. Bagaimana tata laksana terapi yang harus diberikan pasien?


1. Ppok
Combivent (Ipratropium dan Albuterol):
 Pastikan Bapak SP menggunakan Combivent sesuai dengan petunjuk
dokter atau apoteker.
 Monitor frekuensi penggunaan dan keseimbangan antara bronkodilator
dan steroid inhalasi.
Fluticasone (Steroid Inhalasi):
 Pastikan Bapak SP menggunakan Fluticasone secara teratur sesuai dengan
resep dokter.
 Evaluasi efektivitas penggunaan steroid inhalasi untuk pengelolaan PPOK
dan asma

2. Hipertensi
Propanolol :
 Periksa tekanan darah secara rutin untuk memantau respons terhadap
Propanolol.
 Evaluasi efek samping dan dampak pada fungsi paru
Edukasi tentang Pengelolaan Hipertensi:
 Berikan edukasi tentang pentingnya menjaga tekanan darah dalam rentang
normal.
 Dorong perubahan gaya hidup sehat, seperti diet rendah garam dan
olahraga teratur.

3. Arthritis

Celecoxib:
 Pastikan Bapak SP menggunakan Celecoxib sesuai dengan resep dokter.
 Monitor respons terhadap obat dan evaluasi efek sampingnya.
Manajemen Nyeri dan Kekakuan:
 Sarankan teknik manajemen nyeri, seperti kompres hangat atau dingin.
 Pertimbangkan terapi fisik untuk meningkatkan fleksibilitas dan
mengurangi kekakuan.

4. Evaluasi holistic

 Lakukan evaluasi holistik untuk memastikan bahwa terapi untuk PPOK,


hipertensi, dan arthritis saling mendukung tanpa menyebabkan konflik
atau efek samping yang berbahaya.
 Tinjau faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi pernafasan, seperti
lingkungan atau paparan zat-zat iritan.

5. Konsultasi dokter
Sarankan Bapak SP untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis untuk
mengevaluasi perburukan gejala pernapasan dan memastikan rencana pengobatan
yang sesuai.

3. Apa edukasi dan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien ?

1. Pemberian informasi obat kepada Bapak SP, bahwa obat yang dikonsumsi
jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang serius.
2. Pemberitahuan kepada pasien apabila hipertensi sangat mungkin terjadi dengan
riwayat penyakit paru obstruktif.
3. Memberikan informasi kepada pasien supaya dapat melakukan pemeriksaan
data laboratorium.
4. Untuk saat ini obat yang mungkin boleh dilanjutkan hanya combivent untuk
batuk dan sesak dan propanolol untuk menurunkan tekanan darah.
5. Pola hidup sehat.

4. Bagaimana monitoring pasien?

1. Monitoring kepatuhan dan ketepatan pasien dalam meminum obat


2. Monitoring obat Antibiotik harus sampai dihabiskan apabila diresepkan
3. Monitoring gejala penyakit yang timbul apakah sudah sembuh atau belum
4. Monitoring untuk pemeriksaan berlanjut untuk tanda vital dan laboratorium
untuk melihat apabila gejala penyakit semakin parah
5. Monitoring pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai