Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI

BATUK DAN DEMAM

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Wisnu Darmawan (1704015263)
Bima Aji Prasetyo (1704015270)
Tri Winarto (1704015271)
Shifa (1704015284)
Regina Fitri Ayu (1704015323)

Kelas : B1
Dosen : Apt. Tuti Wiyati, S.Far., M.Sc.

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.

Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan istilah


swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhankeluhan
dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri,
pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-
lain. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk
meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi
dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena
keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal
ini Apoteker dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada
masyarakat sehingga masyarakat 10 dapat terhindar dari penyalahgunaan obat
(drug abuse) dan penggunasalahan obat (drug misuse). Masyarakat cenderung
hanya tahu merk dagang obat tanpa tahu zat berkhasiatnya.

Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang
saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan
benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas
(misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran
pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap
bersih. Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk
berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala
dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 370 C. Apabila suhu tubuh lebih
dari 37,20 C pada pagi hari dan lebih dari 37,70 C pada sore hari berarti demam.
Kenaikan suhu 380 C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang
dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan
mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke
dokter. (Depkes,2007)

1.2 Tujuan
a. Menjelaskan tentang patofisiologi dan patologi klinik penyakit (etiologi,
manifestasi klinis, interprestasi data labolatorium dan patogenesisnya).
b. Menjelaskan farmakologi obat-obat yang digunakan.
c. Melakukan penggalian informasi kepada pasien.
d. Memberikan rekomendasi pengobatan sesuai dengan keluhan dan gejala
pasien.
e. Memberikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi mengenai
terapi farmakologi maupun non-farmakologi.
f. Melakukan swamedikasi untuk demam dan batuk.
g. Melakukan dokumentasi kegiatan swamedikasi dilembar rekam medis
farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam
a) Pengertian
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari
suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 37℃. Apabila suhu tubuh lebih dari
37,2℃ pada pagi hari dan lebih dari 37,7℃ pada sore hari, berarti kondisi tersebut
menandakan demam. Kenaikan suhu 38℃ pada anak di bawah lima tahun dapat
menimbulkan kejang dengan gejala lainnya, yaitu: tangan dan kaki kejang, mata
melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan
demikian segera ke dokter. (Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
b) Patofisiologi
Titik setel hipotalamus meningkat. Hasilnya, pt terasa dingin dari vasokonstriksi
perifer dan menggigil yang diperlukan untuk mengangkat tubuh suhu ke titik setel
baru. Vasodilatasi perifer dan berkeringat dimulai ketika titik setel diturunkan lagi
dengan resolusi atau pengobatan demam.
Demam yang disebabkan oleh:
• Pirogen eksogen (misalnya endotoksin lipopolisakarida)
• Pirogen endogen [misalnya, interleukin (IL) 1, faktor nekrosis tumor]
diinduksi oleh pirogen eksogen.
• Prostaglandin E2 (di SSP, meningkatkan titik setel hipotalamus; di
jaringan perifer, menyebabkan mialgia dan arthralgia)
(Harrison’s Manual Of Medicine, Halaman 200)
c) Tanda dan gejala
Kepala, leher, dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin
mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat.
(Penggunaan Obat Bebas dan Terbatas, Depkes 2006).
d) Algoritma

(Harrison ed. 17 hal. 203)


f) Epidemiologi

Usia termuda bangkitan kejang demam 6 bulan lebih dari 90% penderita kejang
demam terjadi pada anak berusia dibawah 5 tahun. Di berbagai Negara insiden
dan prevalensi kejang demam berbeda, di amerika serikat dan eropa prevalensi
kejang demam sekitar 2-5%. Di asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali
lipat bila dibandingkan di eropa dan amerika. (The American Academy of
Pedratice (AFF))

g) Obat yang dapat digunakan

Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:

1. Parasetamol/Asetaminofen

a. Kegunaan obat: Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit

b. Hal yang harus diperhatian:

• Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat


menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
• Sebaiknya diminum setelah makan
• Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat
menimbulkan overdosis.
• Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko
gangguan fungsi hati.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.

c. Kontra Indikasi

• Obat demam tidak boleh digunakan pada : ƒ


• penderita gangguan fungsi hati
• penderita yang alergi terhadap obat ini
• pecandu alkohol

2. Asetosal (Aspirin)

a. Kegunaan obat: Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang

b. Hal yang harus diperhatikan

• Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama


makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi
ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
• Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan risiko perdarahan lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan
obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin,
antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C.

c. Kontra Indikasi

Tidak boleh digunakan pada:

• Penderita alergi termasuk asma


• Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
• Penderita hemofilia dan trombositopenia

d. Efek samping

• Nyeri lambung, mual, muntah.


• Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan

3. Ibuprofen

(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)


2.2 Batuk
a) Pengertian
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang
saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan
benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas
(misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran
pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap
bersih.
Ada dua jenis batuk yaitu :
1. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan.
2. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
b) Patofisiologi
Ditimbulkan oleh rangsangan dari reseptor sensorik disepanjang laring dan bagian
proximal dari trakeobronkial. Refleks buat dikontrol oleh pusat kontrol batuk pada
medulla oblongata otak. Batuk dimulai dengan pernafasan mendalam diikuti
dengan penutupan glotis dan kontraksi kuat dari dinding leher. Dinding
Abdominal dan otot diafragma melawan glotis yang ditutup, tekanan dalam
rongga dada mencapai 300 mmHg dengan kecepatan udara eksipiratorinya
mencapai 500 mph. Dahak, debis seluler dan material asing didorong keluar dari
sistem pernafasan ketika glotis terbuka. (Harrison’s Manual of Medicine ed.17
Hal 200 )
c) Algoritma

(Harrison ed.17 hal. 234, 237)

e) Etiologi
 Batuk akut yang didefinisikan sebagai lamanya <21 hari, biasanya berkaitan
dengan infeksi pernafasan, aspirasi, atau inhalasi iritasi pernafasan
 Batuk sub akut selama 3-8 minggu sering kali berkaitan dengan peradangan
yang terus menerus
 Batuk kronis >8 minggu dapat disebabkan oleh banyak penyakit paru dan
jantung.
(Horisson s – manual of medicine Hlm 231)
f) Epidemiologi
Epidemiologi pravalensinya sering terjadi 5% sampai 40%. Menunjukkan
keadaan patologis bisa serius namun umumnya tidak terlalu signifikan, tidak
ditindaklanjuti harus dengan periksa penunjang (tes laboratorium).
( Medicine at a Glane Hal 23 ).
g) Tanda dan gejala
 Tenggorokan sakit dan gatal
 Pengeluaran udara dan saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin
disertai pengeluaran dahak. (Depkes RI. 2006)
h) Obat yang dapat digunakan
Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif
(penekan batuk)
A. Obat Batuk Berdahak (Ekspektoran)

1. Gliseril Guaiakolat
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan : Hati-hati atau minta saran dokter untuk
penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil.
2. Bromheksin
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas.
b. Hal yang harus diperhatikan: Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk
penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
c. Efek samping: Rasa mual, diare dan perut kembung ringan
3. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan :
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak
lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
c. Efek samping: Rasa mual, diare, kembung ringan.
4. Obat Batuk Hitam (OBH)
B. Obat Penekan Batuk (Antitusif)
1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)
a) Kegunaan obat: Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang
berat Hal yang harus diperhatikan
b) Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
• Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
• Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
c) Efek samping
• Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti
mual dan pusing
• Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
2. Difenhidramin HCl
a. Kegunaan obat: Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin
(antialergi)
b. Hal yang harus diperhatikan
• Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin
selama meminum obat ini
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu
hamil, ibu menyusui dan bayi/anak.
c. Efek Samping
Pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala,
gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi
alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan
kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal,
bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin,
mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok.
(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)

2.3 Pilek / flu

a) Pengertian
Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan
tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak,
lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih
cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu
ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang
tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut. (Pedoman
penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
b) Gejala-gejala
 Demam, sakit kepala, nyeri otot
 Mata berair
 Batuk, bersin, hidung berair
 Sakit tenggorokan

a) Obat yang dapat digunakan

1. Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan
terjadinya reaksi alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain:
Klorfeniramin maleat/klorfenon/CTM, Difenhidramin HCl.
a) Kegunaan obat: Anti alergi
b) Hal yang harus diperhatikan :
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat
tidur
• Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau
minta saran dokter
• Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan
menjalankan mesin
c) Efek samping
• Mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas
• Mual dan muntah (jarang)
2. Oksimetazolin (tetes hidung)
a) Kegunaan obat: Mengurangi sekret hidung yang menyumbat
b) Hal yang harus diperhatikan:
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan
masuknya ke lubang hidung harus tepat, jangan mengalir
keluar atau tertahan.
• Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari
• Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat
mengencerkan obat yang tertelan.
• Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai.
c) Efek samping
• Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
• Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur,
berdebar.
3. Dekongestan oral
Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat
dekongestan oral antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin,
Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut pada umumnya merupakan salah
satu komponen dalam obat flu.
a) Kegunaan Obat: Mengurangi hidung tersumbat
b) Hal yang harus diperhatikan: Hati-hati pada penderita diabet juvenil
karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita tiroid,
hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan
antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker.
c) Kontra Indikasi: Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia
(sulit tidur), pusing, tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan
MAO (mono amin oksidase) inhibitor.
d) Efek samping
• Menaikkan tekanan darah
• Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan
pembuluh darah.
4. Antitusif/ekspektoran
5. Antipiretik dan Analgesik (Obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri)
(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tanggal dan waktu

Tanggal 6 November 2020


Waktu 08.00 – 10.30
Tempat Laboratorium Farmakoterapi, Fakultas Farmasi dan Sains,
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, Jakarta Timur.

3.2 Pelaksanaan praktikum


Kasus
Ny. A datang ke Apotek untuk membeli obat untuk anaknya, Usia anaknya 2
tahun, dengan berat badan 15 Kg. Ny A mengatakan bahwa anaknya sejak tadi
malam mengalami demam dengan suhu 39 oC yang di sertai batuk berdahak
dan pilek. Ny. A mengatakan anaknya 3 hari yang lalu memakan es krim.
Karena demam nya Ny A semalam sudah memberikan samnol sirup 2 Cth
sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 4 jam. Namun demam anaknya tidak
kunjung turun.

Riwayat Penyakit : Kejang Demam saat umur 1,5 tahun.

3.3 Tugas

1. Buatkan draft penggalian informasi mengenai pasien.

2. Tuliskan informasi yang perlu diberikan kepada pasien baik informasi yang
berhubungan dengan farmakologi dan non farmakologi.

3. Lakukan praktek swamedikasi berpasangan dengan teman sekelompok.


BAB IV

4.1 Hasil dan Pembahasan

Swamedikasi atau self medication adalah pemilihan dan penggunaan obat


modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi
penyakit atau gejala penyakit (WHO, 2010). Dasar hukum swamedikasi adalah
Peraturan Mentri Kesehatan No. 919 Menkes/ per/ x/1993. Swamedikasi
merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
megobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu
melakukan konsultasi ke dokter. Adapun informasi umum dalam hal ini bisa
berupa etiket atau brosur. Selain itu, informasi tentang obat bisa juga diperoleh
dari Apoteker Pengengelola Apotek, utamanya dalam swamedikasi obat keras
yang termasuk obat wajib Apotek (Depkes RI, 2006). Apabila dilakukan dengan
benar, maka swamedikasi merupakan sumbangan yang sangat besar bagi
pemerintah, terutama dalam pemeliharaan kesehatan secara nasional (Depkes RI,
2008).

Kasus : Ny. A datang ke Apotek untuk membeli obat untuk anaknya, Usia
anaknya 2 tahun, dengan berat badan 15 Kg. Ny A mengatakan bahwa anaknya
sejak tadi malam mengalami demam dengan suhu 39 oC yang di sertai batuk
berdahak dan pilek. Ny. A mengatakan anaknya 3 hari yang lalu memakan es
krim. Karena demam nya Ny A semalam sudah memberikan samnol sirup 2 Cth
sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 4 jam. Namun demam anaknya tidak
kunjung turun.

Riwayat Penyakit : Kejang Demam saat umur 1,5 tahun.

Pertanyaan :
1. Buatkan draft penggalian informasi mengenai pasien.

Dalam menggali informasi untuk pasien, metode yang digunakan dalam


swamedikasi adalah WWHAM dan ASMETHOD. Pada praktikum ini kelompok
kami menggunakan metode WWHAM.
a. W = who is it for ( untuk siapa obat yang akan dibeli)
b. W = what are the symptoms ( apa saja gejala yang diderita)
c. H = how long have the symptom been present ( sudah berapa lama gejalanya
timbul)
d. A = action taken ( hal apa yang sudah dilakukan untuk meringankan gejala)
e. M = medication being taken ( obat apa/pengobatan apa yang sudah diberi)

1. W Untuk anaknya yang berusia 2 tahun.


2. W Demam 39 oC, batuk bedahak dan di sertai pilek
3. H Gejalanya sejak tadi malam
4. A Belum melakukan apapun untuk meredakan gejala nya
5. M Sudah memberi obat sanmol sirup kepada anaknya tadi malam 2
sendok teh sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 4 jam.

2. Tuliskan informasi yang perlu diberikan kepada pasien baik informasi


yang berhubungan dengan farmakologi dan non farmakologi.

Dari kasus tersebut informasi yang dapat di berikan adalah untuk


mengatasi gejala demam nya dapat di berikan obat-obat golongan analgetik –
antipiretik. Seperti Aspirin, NSAID (Ibu profen), dan glukokortikoid. Adalah
antipiretik yang efektif. Namun Acetaminophen lebih banyak dipilih karena tidak
menimbulkan peradangan dan tidak merusak fungsi trombosit (Harrison’s manual
of medicine 17th edition hlm 201).
Obat yang di rekomendasikan adalah. Sanmol syrup karena pada kasus,
anak tersebut suhunya sudah mencapai 39 oC. dan mempunyai riwayat demam
yang di sertai kejang saat umur 1,5 tahun. Selain itu, sebelum nya pasien telah
diberikan obat Sanmol sirup tetapi demamnya belum juga turun. Sanmol syrup
dengan dosis 250mg diminum 3xsehari 2 sendok teh. Dosis dapat di lihat di
MIMS. Obat dapat dihentikan pemakaiannya bila gejala sudah hilang.
Terapi non farmakologi yang di sarankan untuk demam nya adalah,
perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi, istirahat yang cukup, hindari
makanan dan minuman dingin seperti es krim, anak demam di tempatkan di
dalam ruangan bersuhu normal, pakaian tidak tebal, dan memberikan kompres air
hangat.
Untuk gejala lainnya yaitu batuk berdahak yang di sertai pilek.
Mengatasinya bisa dengan memberikan obat-obatan golongan ekspektoran, karena
anak tersebut gejalanya adalah batuk berdahak. Batuk yang produktif dengan
volume dahak dapat di atasi dengan hidrasi, ekspektoran, dan perangkat mekanik
yang memadai (Harrison’s Manual Of Medicine 17 th Edition hlm 235). Obat-obat
golongan ekspektoran yang dapat diberikan adalah Guaifenesin, Ammonium
klorida, Glyceril Guaiakolat. Karena pada gejala anak tersebut batuk yang di sertai
pilek, maka untuk meringankan pileknya perlu di berikan obat-obat decongestan.
Contoh obatnya seperti Phenylpropanolamin, Pseudoefedrin. Efedrin,
Phenylephirin. (Katzung dkk 2014 hlm 1121)
Obat yang kami rekomendasikan untuk mengatasi batuk dan pileknya
adalah Triaminic Expectoran karena anak tersebut batuk berdahak, maka di
berikan obat yang mengandung guaifenesin, karena dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran pernafasan. Triaminic Expectoran juga
mengandung Pseudoefedrin, Pseudoefedrin digunakan sebagai decongestan yaitu
obat yang dapat di gunakan sebagai untuk mengobati kongesti hidung tersumbat.
Triaminic Expectoran untuk anak 2 tahun ½ sendok teh atau 2,5 ml sebanyak
3xsehari. Aturan minum untuk anak umur 2 tahun adalah 2,5 ml atau setengah
sendok takar dan digunakan setiap 3 kali sehari. (ISO Indonesia Volume 47 Hal.
505)
Terapi non farmakologi yang di sarankan adalah memperbanyak minum
air putih hangat agar dapar melegakan tenggorokan dan mengencerkan dahaknya,
istirahat yang cukup, mengurangi makanan yang dapat memicu batuk dan pilek,
mencampurkan air hangat dan minyak kayu putih lalu udaranya di hirup untuk
meringankan gejala pileknya, menghindari paparan debu yang dapat memicu
batuk dan pilek.

3. Lakukan praktek swamedikasi berpasangan dengan teman sekelompok.

NASKAH SWAMEDIKASI

“Batuk dan Demam”

Ibu pasien : Selamat siang mas, saya mau beli obat untuk anak saya.

Apoteker : Selamat siang juga, bu. Sebelumnya perkenalkan saya Bima,


Apoteker yang bertugas hari ini kalau boleh tahu anak ibu umurnya berapa
tahun?

Ibu pasien : Anak saya umur 2 tahun

Apoteker : Anak ibu sakit apa?

Pasien : Anak saya batuk pilek dan tadi malam mengalami demam
suhunya 39ºC mas.

Apoteker : Untuk batuknya sudah sejak kapan bu?

Pasien : Sudah dari 3 hari yang lalu mas.

Apoteker : Kira-kira batuknya karena apa bu?

Pasien : Anak saya sempat makan es krim, setelah itu mengalami batuk
pilek terus demam.

Apoteker : Sebelumnya, ibu sudah pakai obat apa?

Pasien : Semalam, saya sudah berikan sanmol sirup 2 sendok teh sebanyak
2 kali dengan pemberian 4 jan tapi demamnya tidak turun mas.

Apoteker : Lalu ibu sudah melakukan tindakan seperti kompres?

Pasien : Sudah mas. Tapi sama saja demamnya tidak turun.

Apoteke : Apakah anak ibu punya alergi obat atau riwayat penyakit lain?
Pasien : Punya, mas. Anak saya pernah mengalami kejang demam pada
umur 1,5 tahun.

Apoteker : Baik bu. Terimakasih atas penjelasannya, sebentar saya ambilkan


dulu obat yang cocok.

Pasien : Iya mas.

Apoteker : Bu, ini saya berikan 2 obat. Obat ini untuk demam, sanmol sirup
memiliki kandungan parasetamol dengan dosis 250 mg. Nanti ibu dikocok
terlebih dahulu obatnya, lalu berikan ke anaknya 3xsehari 2 sendok teh ya.
Dan ini ada satu obat lagi untuk batuk dan pileknya, triaminic ekspektoran.
Obat ini mengandung pseudoephedrine hcl 15 mg untuk pengobatan batuknya
dan gualfenisin 50 mg untuk pengobatan pileknya. Dikocok terlebih dahulu,
kemudian obatnya diminum 3xsehari 2,5ml atau setengah sendok takar ya bu.
Obat ini nanti disimpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari
langsung. Perlu sayaa ingatkan kalau obat ini sudah dibuka botolnya, biasanya
tidak akan bertahan lama dari 3 bulan. Maka dari itu, setelah 3 bulan bila ada
perubahan pada tekstur, rasa, bau dan warna lebih baik obat ini dibuang saja
bu.

Pasien : baik terimakasih mas.

Apoteker : iyaa sama-sama bu, apakah ada yang mau ditanyakan lagi?

Pasien : Tidak ada mas.

Apoteker : baik kalau begitu bolehkah saya meminta ibu untuk mengulangi
cara penggunaan obatnya bu ?

Pasien : Obatnya dikocok terlebih dahulu. Kemudian obat sanmol


sirupnya diminum 3xsehari 2 sendok teh dan obat Triaminic expectoran
diminum 3xsehari 2,5ml atau setengah sendok takar.

Apoteker : iya bu betul sekali, untuk membantu agar meringankan gejalanya


agar cepat sembuh sebaiknya anak ibu dikompres dengan air hangat, hindari
makan makanan atau minuman dingin seperti es krim, perbanyak minum air
putih atau air hangat, dan istirahat yang cukup.
Pasien : Iya baik mas.

Apoteker : Apabila nanti batuk dan demamnya dirasa sudah sembuh maka
ibu bisa langsung menghentikan penggunaan obatnya ya, tapi apabila batuk
yang dirasakan makin memburuk dan demamnya juga belum sembuh ibu bisa
konsultasi ke dokter ya.

Pasien : Iya mas.

Apoteker : Baik kalau begitu ibu bisa menebus obat di kasir sebelah sana ya,
semoga anak ibu cepat sehat dan bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.

Pasien : Terima kasih banyak ya mas.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulannya pada praktikum farmakoterapi materi swamedikasi ini


kami merekomendasikan obat untuk anak usia 2 tahun yang mengalami
demam, disertai batuk berdahak dan pilek, yaitu sanmol sirup untuk demam
nya diminum 3xsehari 2sendok teh dan triaminic expectoran untuk batuk dan
pilek nya diminum 3xsehari 2,5 ml atau ½ sendok takar.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping
itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami
bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y.1993. Patofisiologi Batuk. Cermin Dunia Kedokteran Indonesia.

Guyton A.C dan Hall, J.E.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 1. ECG:
Jakarta.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI penerbitan:


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai