Kelas : B1
Dosen : Apt. Tuti Wiyati, S.Far., M.Sc.
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran
pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang
saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan
benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas
(misalnya batuk-pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran
pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap
bersih. Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk
berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala
dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 370 C. Apabila suhu tubuh lebih
dari 37,20 C pada pagi hari dan lebih dari 37,70 C pada sore hari berarti demam.
Kenaikan suhu 380 C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang
dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan
mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke
dokter. (Depkes,2007)
1.2 Tujuan
a. Menjelaskan tentang patofisiologi dan patologi klinik penyakit (etiologi,
manifestasi klinis, interprestasi data labolatorium dan patogenesisnya).
b. Menjelaskan farmakologi obat-obat yang digunakan.
c. Melakukan penggalian informasi kepada pasien.
d. Memberikan rekomendasi pengobatan sesuai dengan keluhan dan gejala
pasien.
e. Memberikan informasi yang tepat kepada pasien baik informasi mengenai
terapi farmakologi maupun non-farmakologi.
f. Melakukan swamedikasi untuk demam dan batuk.
g. Melakukan dokumentasi kegiatan swamedikasi dilembar rekam medis
farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam
a) Pengertian
Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari
suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 37℃. Apabila suhu tubuh lebih dari
37,2℃ pada pagi hari dan lebih dari 37,7℃ pada sore hari, berarti kondisi tersebut
menandakan demam. Kenaikan suhu 38℃ pada anak di bawah lima tahun dapat
menimbulkan kejang dengan gejala lainnya, yaitu: tangan dan kaki kejang, mata
melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan
demikian segera ke dokter. (Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
b) Patofisiologi
Titik setel hipotalamus meningkat. Hasilnya, pt terasa dingin dari vasokonstriksi
perifer dan menggigil yang diperlukan untuk mengangkat tubuh suhu ke titik setel
baru. Vasodilatasi perifer dan berkeringat dimulai ketika titik setel diturunkan lagi
dengan resolusi atau pengobatan demam.
Demam yang disebabkan oleh:
• Pirogen eksogen (misalnya endotoksin lipopolisakarida)
• Pirogen endogen [misalnya, interleukin (IL) 1, faktor nekrosis tumor]
diinduksi oleh pirogen eksogen.
• Prostaglandin E2 (di SSP, meningkatkan titik setel hipotalamus; di
jaringan perifer, menyebabkan mialgia dan arthralgia)
(Harrison’s Manual Of Medicine, Halaman 200)
c) Tanda dan gejala
Kepala, leher, dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin
mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat.
(Penggunaan Obat Bebas dan Terbatas, Depkes 2006).
d) Algoritma
Usia termuda bangkitan kejang demam 6 bulan lebih dari 90% penderita kejang
demam terjadi pada anak berusia dibawah 5 tahun. Di berbagai Negara insiden
dan prevalensi kejang demam berbeda, di amerika serikat dan eropa prevalensi
kejang demam sekitar 2-5%. Di asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali
lipat bila dibandingkan di eropa dan amerika. (The American Academy of
Pedratice (AFF))
1. Parasetamol/Asetaminofen
c. Kontra Indikasi
2. Asetosal (Aspirin)
c. Kontra Indikasi
d. Efek samping
3. Ibuprofen
e) Etiologi
Batuk akut yang didefinisikan sebagai lamanya <21 hari, biasanya berkaitan
dengan infeksi pernafasan, aspirasi, atau inhalasi iritasi pernafasan
Batuk sub akut selama 3-8 minggu sering kali berkaitan dengan peradangan
yang terus menerus
Batuk kronis >8 minggu dapat disebabkan oleh banyak penyakit paru dan
jantung.
(Horisson s – manual of medicine Hlm 231)
f) Epidemiologi
Epidemiologi pravalensinya sering terjadi 5% sampai 40%. Menunjukkan
keadaan patologis bisa serius namun umumnya tidak terlalu signifikan, tidak
ditindaklanjuti harus dengan periksa penunjang (tes laboratorium).
( Medicine at a Glane Hal 23 ).
g) Tanda dan gejala
Tenggorokan sakit dan gatal
Pengeluaran udara dan saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin
disertai pengeluaran dahak. (Depkes RI. 2006)
h) Obat yang dapat digunakan
Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif
(penekan batuk)
A. Obat Batuk Berdahak (Ekspektoran)
1. Gliseril Guaiakolat
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan : Hati-hati atau minta saran dokter untuk
penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil.
2. Bromheksin
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas.
b. Hal yang harus diperhatikan: Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk
penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
c. Efek samping: Rasa mual, diare dan perut kembung ringan
3. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat
a. Kegunaan obat: Mengencerkan lendir saluran napas
b. Hal yang harus diperhatikan :
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak
lambung.
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
c. Efek samping: Rasa mual, diare, kembung ringan.
4. Obat Batuk Hitam (OBH)
B. Obat Penekan Batuk (Antitusif)
1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)
a) Kegunaan obat: Penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang
berat Hal yang harus diperhatikan
b) Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
• Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
• Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
c) Efek samping
• Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti
mual dan pusing
• Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
2. Difenhidramin HCl
a. Kegunaan obat: Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin
(antialergi)
b. Hal yang harus diperhatikan
• Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin
selama meminum obat ini
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu
hamil, ibu menyusui dan bayi/anak.
c. Efek Samping
Pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala,
gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi
alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan
kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal,
bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin,
mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok.
(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
a) Pengertian
Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan
tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak,
lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih
cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu
ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang
tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut. (Pedoman
penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
b) Gejala-gejala
Demam, sakit kepala, nyeri otot
Mata berair
Batuk, bersin, hidung berair
Sakit tenggorokan
1. Antihistamin
Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan
terjadinya reaksi alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain:
Klorfeniramin maleat/klorfenon/CTM, Difenhidramin HCl.
a) Kegunaan obat: Anti alergi
b) Hal yang harus diperhatikan :
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat
tidur
• Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau
minta saran dokter
• Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan
menjalankan mesin
c) Efek samping
• Mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas
• Mual dan muntah (jarang)
2. Oksimetazolin (tetes hidung)
a) Kegunaan obat: Mengurangi sekret hidung yang menyumbat
b) Hal yang harus diperhatikan:
• Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
• Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan
masuknya ke lubang hidung harus tepat, jangan mengalir
keluar atau tertahan.
• Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari
• Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat
mengencerkan obat yang tertelan.
• Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai.
c) Efek samping
• Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
• Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur,
berdebar.
3. Dekongestan oral
Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat
dekongestan oral antara lain : Fenilpropanolamin, Fenilefrin,
Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut pada umumnya merupakan salah
satu komponen dalam obat flu.
a) Kegunaan Obat: Mengurangi hidung tersumbat
b) Hal yang harus diperhatikan: Hati-hati pada penderita diabet juvenil
karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita tiroid,
hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan
antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker.
c) Kontra Indikasi: Obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia
(sulit tidur), pusing, tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan
MAO (mono amin oksidase) inhibitor.
d) Efek samping
• Menaikkan tekanan darah
• Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan
pembuluh darah.
4. Antitusif/ekspektoran
5. Antipiretik dan Analgesik (Obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri)
(Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.3 Tugas
2. Tuliskan informasi yang perlu diberikan kepada pasien baik informasi yang
berhubungan dengan farmakologi dan non farmakologi.
Kasus : Ny. A datang ke Apotek untuk membeli obat untuk anaknya, Usia
anaknya 2 tahun, dengan berat badan 15 Kg. Ny A mengatakan bahwa anaknya
sejak tadi malam mengalami demam dengan suhu 39 oC yang di sertai batuk
berdahak dan pilek. Ny. A mengatakan anaknya 3 hari yang lalu memakan es
krim. Karena demam nya Ny A semalam sudah memberikan samnol sirup 2 Cth
sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 4 jam. Namun demam anaknya tidak
kunjung turun.
Pertanyaan :
1. Buatkan draft penggalian informasi mengenai pasien.
NASKAH SWAMEDIKASI
Ibu pasien : Selamat siang mas, saya mau beli obat untuk anak saya.
Pasien : Anak saya batuk pilek dan tadi malam mengalami demam
suhunya 39ºC mas.
Pasien : Anak saya sempat makan es krim, setelah itu mengalami batuk
pilek terus demam.
Pasien : Semalam, saya sudah berikan sanmol sirup 2 sendok teh sebanyak
2 kali dengan pemberian 4 jan tapi demamnya tidak turun mas.
Apoteke : Apakah anak ibu punya alergi obat atau riwayat penyakit lain?
Pasien : Punya, mas. Anak saya pernah mengalami kejang demam pada
umur 1,5 tahun.
Apoteker : Bu, ini saya berikan 2 obat. Obat ini untuk demam, sanmol sirup
memiliki kandungan parasetamol dengan dosis 250 mg. Nanti ibu dikocok
terlebih dahulu obatnya, lalu berikan ke anaknya 3xsehari 2 sendok teh ya.
Dan ini ada satu obat lagi untuk batuk dan pileknya, triaminic ekspektoran.
Obat ini mengandung pseudoephedrine hcl 15 mg untuk pengobatan batuknya
dan gualfenisin 50 mg untuk pengobatan pileknya. Dikocok terlebih dahulu,
kemudian obatnya diminum 3xsehari 2,5ml atau setengah sendok takar ya bu.
Obat ini nanti disimpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari
langsung. Perlu sayaa ingatkan kalau obat ini sudah dibuka botolnya, biasanya
tidak akan bertahan lama dari 3 bulan. Maka dari itu, setelah 3 bulan bila ada
perubahan pada tekstur, rasa, bau dan warna lebih baik obat ini dibuang saja
bu.
Apoteker : iyaa sama-sama bu, apakah ada yang mau ditanyakan lagi?
Apoteker : baik kalau begitu bolehkah saya meminta ibu untuk mengulangi
cara penggunaan obatnya bu ?
Apoteker : Apabila nanti batuk dan demamnya dirasa sudah sembuh maka
ibu bisa langsung menghentikan penggunaan obatnya ya, tapi apabila batuk
yang dirasakan makin memburuk dan demamnya juga belum sembuh ibu bisa
konsultasi ke dokter ya.
Apoteker : Baik kalau begitu ibu bisa menebus obat di kasir sebelah sana ya,
semoga anak ibu cepat sehat dan bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping
itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami
bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton A.C dan Hall, J.E.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 1. ECG:
Jakarta.