Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYAKIT TROPIS DAN ENDERMIS


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

disusun oleh:

Agnisa Hayati Wigundari 102018004


Fina Sartikawati 102018002
Nurul Nur Farida 102018006
Resti Septini 102018006
Muhamad Wahyudin 102018007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

Jl. K.H.A.Dahlan No.6 Bandung

2019
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum wr. wb

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayat-nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENYAKIT
TROPIS DAN ENDERMIS” dengan baik.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan orang – orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga
akhir zaman. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak, Aamiin.

Selesainya penyusunan makalah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu
saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan informasi bagi kita semua khususnya
dapat memberikan informasi mengenai penyakit Tropis dan Endemis beserta.

Dengan sepenuh hati penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu alaikum wr. wb

Bandung, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim terjadi didaerah tropis dan
subtropis. Ketentuan ini juga sering membahas pada penyakit yang berkembang di
wilayah panas berkondisi lembab, dan penyakit yang menular. Mengutipdari
huffington post lebih dari 1 miliyar orang menderita berbagai penyakit tropis.
Penyakit Endemik adalah suatu keadaan dimana penyakit secara menetap
berada dalam masyarakat pada suatu tempat ataou populasi tertentu. Contoh
penyakit ini yaitu TBC. Pada tahun 2019 tercatat sejumlah 294.732 kasus penyakit
endemik telah ditemukan dan diobati ( dataawal mei 2010) dan lebih dari 169.213
diantaranya terdeteksi BTA (+). ( menurut WHO).
Maka dari itu makalah ini dibuat untuk mengetahui jenis-jenis penyakit tropis
dan endemis serta untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit tropis?
2. Apa saja jenis penyakit tropis?
3. Apa pengertian penyakit endemis?
4. Apa salah satu penyakit endemis?
5. Bagaimana program pemerintah untuk penyakit tropis dan endemis?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyakit tropis
2. Untuk mengetahui jenis –jenis penyakit tropis
3. Untuk mengetahui penyakit endemis
4. Untuk mengetahui salah satu penyakit endemis
5. Untuk mengetahui program pemerintah terhadappenyakit tropis dan endemis
BAB II

ISI
A. PENGERTIAN PENYAKIT TROPIS
Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di daerah tropis dam
subtropis. Daerah tropis dan subtropis atau dikenal juga dengan temperate zone,
adalah daerah yang berada antara duagaris pada peta dunia yaitu garir cancer dan
garis capricon kawasan yang termasuk dalam zona ini adalah asia pada umumnya
termasuk indonesia,sebagian benua australia, amerika tengah,dan selata, serta afrika
(setyareni,2011). Penyakit tropis terbagi menjadi dua kategori yaitu : menular dan
tidak menular. Penyakit tropis yang menular disebut dengan tropik infeksi, pemularan
penyakit dapat melalu berbagai perantara seperti bakteri,hewan,udara,air,juga sesama
manusia.
B. JENIS-JENIS PENYAKIT TROPIS
1. MALARIA
a. Definisi
Malaria merupakan penyebab anemia hemolitik yang berhubungan dengan
infeksisel darah merah oleh protozoa spesies plasmodium yang ditularkan
kemanusi melalui air liur nyamuk.
b. Patofisiologi
c. Tanda dan Gejala
 Tandaanemia sistemik
 Lonjakan demam siklik (biasanya setiap 72 jam)
 Mengigil dan berkeringat pada waktu demam
 Sakit kepala
 Mialgia
 Hepatomegali dan splenomegali
 Dapat terjadi ikterus akibat penghancuran sel darah merah dan pelepasan
bilirubin yang berlebihan
d. Tes Diagnostik
Analisi darah akan memperlihatkan anemia dan adanya parasit sel darah
merah.
e. Penata Laksanaan
 Terapi profilaktik terhadap malaria dianjurkan bagi orang yang akan
berpergian ke daerah endemik
 Pencegahan didaerah endemik diantara lain mengeliminasi sumber
genangan air dan penggunaan insektisida,kelambu,dan obat anti nyamuk
 Penggunaan kelambu atau kawat nyamuk disekitar ruangan untuk tidur di
area indemik
 Tersedia obat anti malaria untuk mengatasi penyakit jika terjangkit,
meskipun angka resistensi yang tinggi terhadap semua jenis obat yang
tersedia, termasuk obat jenis klorokuin.
 Vaksin melawan malaria sedang dikembangkan termasuk vaksin DNA
yang dapat menstimulasi respon imun terhadap infeksi parasit, tetapi dapat
menurunkan tingkat keparahan penyakit.
2. DHF
a. Definisi
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegepty betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan
Demam Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). DHF adalah
infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan oleh nyamuk
spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ).
Dari beberapa pengertian di atas penyusun menyimpulkan bahwa DHF
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigita nyamuk Aedes Aegypti, biasanya menyerang anak di bawah
usia 15 tahun dan dapat menimbulkan kematian.
b. Patofisiologi
Manifestasi terjadi DHF ialah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoregic. Pada kasus berat, renjatan terjadi
secara akut nilai 6steomyeli meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah pada penderita dengan renjatan berat,
volume plasma dapat menurun sampai lebih 30%. Renjatan hipovolemik yang
terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Kelainan
yang paling sering ditemukan ialah perdarahan di kulit berupa ptekie,
perdarahan di saluran pencernaan, paru, dan jaringan periodrenal, hati
membesar, terdapat perlemakan,yang disertai perdarahan atau sarang nekrosis
hemoregik (IKA-FKUI, 2005:610).
c. Tanda dan Gejala
1) Demam, penyakit ini didahului oleh demam yang tinggi atau panas
mendadak berlangsung 3-8 hari kemudian turun secara cepat.
2) Ruam biasannya 5-12 jam sebelum naiknya suhu pertama kali, dan
berlangsung selama 3-4 hari.
3) Pembesaran hati yang terjadi pada permulaan demam (sudah dapat
diraba sejak permulaan sakit).
4) Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang
menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80mmHg atau kurang) disertai kulit
yang terasa dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki.

d. Tes Diagnostik
e. Penatalaksanaan
1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi oleh virus
Dengue (Aziz Alimul,2006:125).
Tujuan: Suhu tubuh normal
Intervensi:
- Beri penjelasan tentang penyebab demam/peningkatan suhu tubuh.
- Anjurkan pasien untuk banyak minum ± 1 – 2 liter/hari.
- Berikan kompres hangat
- Kajian saat tubuhnya demam.
- Observasi vital sign setiap 3 jam.
- Kolaborasi pemberian antipiretik.
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat (Aziz
Alimul,2006:125).
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi:
- Kajian keluhan mual, muntah, sakit menelan yang dialami pasien.
- Kaji tingkat kekurangan nutrisi.
- Observasi penurunan tonus otot.
- Timbang berat badan setiap hari bila memungkinkan.
- Beri makanan porsi kecil, tetapi sering.
- Catat jumlah porsi yang dihabiskan pasien.
- Beri makanan yang lunak dan mudah dicerna.
3. Demam tyfoid
a. Definisi
Demam tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Salmonella enterica khususnya turunannya, Salmonella typhi (Alba, et
al., 2016). Namun dapat pula disebabkan oleh Salmonella paratyphi A,
Salmonella typhi B, dan Salmonella paratyphi C. Komplikasi dapat lebih
sering terjadi pada individu yang tidak diobati sehingga memungkinkan
terjadinya pendarahan dan perforasi usus ataupun infeksi fecal seperti visceral
abses (Naveed and Ahmed, 2016). Salmonella typhi adalah bakteri gram
7steomye yang menyebabkan spektrum sindrom klinis yang khas termasuk
gastroenteritis, demam 7steomy, 7steomyeli, infeksi 7steomyeliti, dan infeksi
fecal seperti 7steomyelitis atau abses (Naveed and Ahmed, 2016).
b. Patofisiologi
c. Tanda dan Gejala
 Demam : pada awal sakit, demamnya kebanyakan samar – samar saja,
selanjutnya suhu tubuh sering naik turun. Pagi lebih rendah atau
normal, sore dan malam lebih tinggi (Demam intermitten). Dan
intensitas demam semakin tinggi dari hari ke hari disertai gejala lain
sakit kepala yang sering dirasakan di area frontal, nyeri otot, pegal –
pegal, insomnesia, anoreksia, mual muntah.
 Gangguan sistem pencernaan : sering ditemukan bau mulut yang tidak
sedap karena demam yang lama. Lidah kelihatan kotor dan ditutupi
selaput putih. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor. Penderita
sering mengeluh nyeri perut, terurtama regio epigastrik (nyeri uluh
hati), disertai nausea, mual dan muntah.
 Gangguan kesadaran : umumnya terdapat gangguan kesadaran yang
kebanyakan berupa penurunan kesadaran ringan. Sering didapatkan
kesadaran apatis dengan kesadaran seperi berkabut (tifoid). Bila klinis
berat tak jarang pasien somnolen dan koma atau dengan gejala – gejala
psychocis (organic brain syndrom).
 Hepatosplemegali : hati dan atau limpa, ditemukan sering membesar.
Hati terasa kenyal dan nyeri tekan.
 Bradikardaia relatif dan gejala lain : bradikardia relatif adalah
peningkatan suhu tubuh yang tidak diikutii oleh frekuensi nadi.
Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap suhu 1 derajat
celcius tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1
menit.
d. Tes Diagnostik
Sesuai dengan kemampuan mendiagnosis dan tingkat perjalanan tifoid saat
diperiksa, maka diagnosis klinis tifoid diklasifikasikan atas 2 :
1) Suspek demam tifoid ( suspect case )
Dengan anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna dan pertanda gangguan kesadaran. Jadi
sindrom tifoid didapatkan belum lengkap. Diagnosis suspek tifoid
hanya dibuat pada pelayanan kesehatan dasar.
2) Demam Tifoid klinik
Pada tahap diagnosis klinis yang lengkap atau hampir lengkap, serta
didukung oleh gambaran laboratorium yang menunjukan tifoid.
 Diagnosis banding (diagnosis diferensial)
Pada tahap diagnosis klinis ini, beberapa penyakit dapat
menjadi diagnosis demam tifoid, diantaranya :
- Pneumonia, influenza
- Gastroenteritis, hepatitis akut, dengue
- Tuberkolosis, malaria, (shigellois)
- Brucellosis, tularemia
- Leukimia, limfoma
- Dll.
e. Penata Laksanaan
1) Perawatan umum dan nutrisi : penderita demam tifoid, dengan
gambaran klinik sebaliknya dirawat dirumah sakit atau sarana
kesehatan lain yang ada fasilitas perawatan.
 Tirah baring :penderita harus tirah baring dengan sempurna
untuk mencegah komplikasi, terutama pendarahan dan
perforasi. Bila klinis berat penderita harus beristirahat total.
 Nutrisi :
1. Cairan : penderita harus mendapat cairan yang cukup,
baik secara oral maupun parenteral.
2. Diet : diet harus mengandung kalori dan protein yang
cuku. Sebaiknya rendah selulose ( rendah serat) untuk
mencegah pendarahan dan perforasi
3. Terapi simpomatik
 Kontrol dan monitor dalam perawatan
Hal – hal yang yang menjadi prioritas untuk dimonitor adalah :
1. Suhu tubuh serta tanda vital lain
2. Keseimbangan cairan
3. Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi
4. Adanya koinfeksi atau komorbid dengan penyakit lain
5. Resistensi anti mikroba
6. Kemajuan pengobatan secara umum
2) Anti mikroba
 Kebijakan dasar pemberian anti mikroba
 Pilihan anti mikroba untuk demam tifoid

4. Filariasis
a. Definisi
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit rnenular menahun yang
disebabkan oleh cacing filaria dan dituiarkan oleh nyamuk Mansonia,
Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing tersebut hidup di saluran dan kelenjar
getah bening dengan manifestasi klinik akut berupa demam berulang,
peradangan saluran dan saluran kelenjar getah bening. Pada stadium lanjut
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,lengan,payudara
dan alat kelamin,
b. Patofisiologi
c. Tanda dan Gejala
Gejala klinis sangat bervariasi, mulai dari yang asimtomatis sampai yang
berat. Hal ini tergantung pada daerah geografi, spesies parasit, respons imun
penderita dan intensitas infeksi. Gejala biasanyatampak setelah 3
bulaninfeksi,tapi umumnya masa tunasnya antara 8-12 bulan. Pada fase akut
terjadi gejala radangsaluran getah bening, sedang pada fase kronisterjadi
obstruksi. Fase akut ditandai dengan demam atau serangkaian serangan
demam selama beberapa minggu. Demam biasanya tidak terlalutinggi
meskipunkadang- kadangtinggi sampai 40,6°C, disertai menggigil dan
berkeringat, nyerikepala,mual,muntah,dannyeriotot.Jikayang terkena saluran
getah bening abdominal yang terkenaterjadigejala”acuteabdomen”.
d. Tes Diagnostik
e. Penata Laksanaan
 Pengobatan Obat utama yang digunakan adalah dietilkarbamazin sitrat
(DEC). DEC bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa
pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC merupakan
satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk
filariasis bancrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6 mg/kg berat badan
per hari selam 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang
dianjurkan adalah 5 mg/kgberat badan per hari selam 10 hari.
 Perawatanterhadap penderita filariasis dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Istirahat diternpat, pindah ke daerah yang dingin akan mengurangi
derajat serangan akut.
2. Antibiotik dapat diberikan untuk infeksi
C. PENGERTIAN PENYAKIT ENDEMIK
Penyakit endemik merupakan adanya penyakit atau agen yang menular yang tetap
dalam suatu area geografis tertentu sehingga dapat juga berkenaan dengan adanya
penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu area tertentu ( Noor,1997)
D. JENIS PENYAKIT ENDEMIS
1. SARS ( SEVERE ACUTE RESVIRATORI SYNDROME)
a. Definisi
SARS pertama kali dikenal sebagai ancaman global oleh WHO pada
pertengahan maret tahun 2003, SARS coronavirus adalah agens penyebab dan
diyakini sebagai virus hewan yang mampumenembus batasan spesien ke
manusia. Reservoir alami SARS-CoV belum ditemukan tetapi sejumlah
spesies liar termasuk musang himalayan(masked palm civet) dengan nama
latin paguma lavarta, musang cina (melogale moscata), dan rakun (
nyctereutes procyonoides) diduga menjadi reservoir virus SARS
b. Patofisiologi
c. Tanda dan Gejala
 Selama satu minggu pertama,pasien akan mengalami gejala prodromal
mirip influenza seperti demam, malaise,mialgia,sakitkepala,dam
limfopenia
 Batuk kering, dispnea,dan diare dalam volume besar dapat terjadi selama 2
minggu pertama
 Penyebaran terjadi selama 2 minggu kedua
 Pada kasus yang berat gawat nafasberkembang dengan cepat dan terjadi
desaturasi oksigen, sekitar 20% memerlukan perawatan intensif
d. Tes Diagnostik
 Pemeriksaan laboratorium
 Diagnosis memerlukan RT-PCR ( reserve transcription-polymerase
chain) dengan hasil positif untuk SARS-coV, menggunakan
metodevalidasi dari setidaknya dua spesimen klinis yang berbeda
(misalnya, nasofaring dan feses) atau dari spesimen klinis yang
sama yang dikumpulkan paada dua atau lebih waktu yang berbeda
selama perjalanan penyakit (misalnya, aspirasinasofaring
sekuensial). Dua pemeriksaan yang berbeda atau RT-PCR ulang
diperlukan,mernggunakan ekstrak RNA barudarisample klinis asli
pada masing-masing waktu pengujian.
 Serokonversi dengan ELISA. Uji anti body negatif pada serum akut
(dikumpulkan sebelum pembentukkan antibody) dilanjutkan
denganantibody positif pada pengujian serum fase pemulihan
secara parel.
e. Penata laksanaan
 Agen anti inflamasi dan deksametason dan imunoglobulin intra vena
diberikan. Deksametason menghambat produksi sitoking dan menghambat
pengerahan kemoking pada proses inflamasi, sementara imunoglobulin
muncul untuk memodulasi sitoking yang berlebihan dan menghambat
aktivasi limfositdan makrofag.
E. Program pemerintah pada Penyakit Tropis dan Penyakit Endemis
1. Malaria
Upaya pemerintah dalam program pengendalian malaria yaitu Diagnosa
Malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau Rapid Diagnostic Test; Pengobatan
menggunakan Artemisinin Combination Therapy; Pencegahan penularan malaria
melalui: distribusi kelambu (Long Lasting Insecticidal Net), Penyemprotan rumah,
repellent, dan lain-lain; Kerjasama Lintas Sektor dalam Forum Gebrak Malaria;
dan Memperkuat Desa Siaga dengan pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes).
2. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus
dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim
penghujan. Program PSN , yaitu:
1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum,
penampung air lemari es dan lain-lain
2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti
drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya;
3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti :
1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan;
2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk;
3) Menggunakan kelambu saat tidur;
4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk;
5) Menanam tanaman pengusir nyamuk,
6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah;
7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
3. Demam Tifoid
4. Filariasis
Sejak tahun 2002, Indonesia telah memulai tahap akselerasi untuk
mempercepat pencapaian pengendalian Filariasis di Indonesia, salah satu
upayanya melalui pemberian obat pencegahan massal (POPM) untuk memutus
mata rantai penularan Filariasis.
Tahun ini, kegiatan POPM akan dimulai 7 Oktober mendatang dan
dilaksanakan di 150 Kabupaten/Kota di Indonesia dnegan target penduduk yang
minum obat sebanyak 34,1 juta jiwa.
Pada kegiatan temu media mengenai Bulan Eliminasi Kaki Gajah
(BELKAGA) di Kantor Kementerian Kesehatan, Senin siang (2/10), Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. H. M. Subuh, MPPM,
menyatakan bahwa POPM ini sangat penting dilaksanakan oleh setiap orang di
wilayah yang menjadi sasaran, karena POPM bersifat perlindungan perorangan.
5. Severe Acute respiratory Syndrome (SARS)
Demikian penegasan Menko Kesra M. Jusuf Kalla didampingi Menteri
Kesehatan Dr. Achmad Sujudi kepada wartawan dalam dan luar negeri usai Rapat
Koordinasi Penanggulangan SARS di Kantor Menko Kesra tanggal 1 April 2003.
Lebih lanjut Menko Kesra menegaskan, dengan pengumuman itu akan
ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
Semua penumpang yang datang ke Indonesia melalui 10 Bandara/Pelabuhan
Laut (Medan, Jakarta, Tanjung Balai Karimun, Batam, Surabaya, Manado,
Balikpapan, Sulsel, Bali dan Pontianak ) akan diperiksa secara administrasi
dengan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (Health Alert Card/Kartu Kuning).
Apabila pendatang tersebut kedapatan sakit, maka akan dilakukan pemeriksaan
oleh petugas kesehatan, selanjutnya kalau menunjukkan gejala SARS akan dikirim
ke rumah sakit.
Untuk orang yang akan pergi ke luar negeri, pemerintah akan mengeluarkan
Travel Advisory yaitu membatasi orang Indonesia bepergian ke negara-negara
yang terkena SARS kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Kalau terpaksa
berkunjung dianjurkan agar anak usia balita dan orang lanjut usia tidak
diikutsertakan. Jika berkunjung ke negara yang terjangkit SARS agar
memperhatikan dan mengikuti aturan-aturan dan cara-cara pencegahan SARS
yang diberlakukan di negara yang bersangkutan.
Pemerintah juga akan minta perusahaan penerbangan yang mempunyai rute
penerbangan ke negara-negara terjangkit SARS agar memberikan masker kepada
penumpangnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di daerah tropis dam
subtropis.
2. Jenis – jenis penyakit tropis yaitu Malaria, Dengue Hemorrhagic fever,
Demam Tifoid dan Filariasis
3. Penyakit endemik merupakan adanya penyakit atau agen yang menular yang
tetap dalam suatu area.
4. SARS coronavirus adalah agens penyebab dan diyakini sebagai virus hewan
yang mampumenembus batasan spesien ke manusia.
5. Ada beberapa upaya program penanggulan dari penyakit tropis dan endemis.
B. Saran
Penyakit Tropis dan endemis merupakan penyakit yang banyak terjadi di
Indonesia Oleh karena itu dalam rangka menghindari semakin mewabahnya penyakit
Tropis dan Endemis, upaya inti seperti perbaikan kualitas lingkungan sangat perlu
dilakukan. Selain itu, hal-hal lain yang terkait upaya pencegahan penyakit Tropis dan
Endemis juga perlu dilakukan agar proteksi terhadap penularan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai