disusun oleh:
Agnisa Hayati Wigundari (102018004)
Amelia Yulia Ningsih (102018021)
Nenden Syalma (102018043)
Farhan Kurniawan (102018062)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperwatan Pada Pasien Plasenta Previa.
Adapun makalah Asuhan Keperwatan Pada Pasien Plasenta Previa ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan Asuhan Keperwatan Pada Pasien Plasenta
Previa.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Asuhan Keperwatan
Pada Pasien Plasenta Previa dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
pengetahuan pada pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.
penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Tujuan umum......................................................................................................1
C. Tujuan khusus.....................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka...............................................................................................3
A. Konsep penyakit Plasenta Previa........................................................................3
1. Definisi Plasenta Previa..................................................................................3
2. Klasifikasi Plasenta Previa..............................................................................3
3. Etiologi............................................................................................................4
4. Tanda dan gejala.............................................................................................4
5. Patofisiologi....................................................................................................6
6. Komplikasi plasenta previa pada ibu dan janin..............................................7
7. Pemeriksaan penunjang..................................................................................8
8. Penatalaksanaan..............................................................................................9
B. Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami Plasenta Previa...............10
1. Pengkajian.....................................................................................................10
2. Pola Kebiasaan Sehari-Hari menurut Virginia Henderson............................11
3. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................12
4. Diagnosa Keperawatan.................................................................................14
5. Rencana keperawatan....................................................................................14
BAB II PENUTUP......................................................................................................20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
Daftar Pustaka..............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Prevalensi plasenta previa di Negara maju berkisar antara 0,26% sampai
2,00 % dari seluruh jumlah kehamilan. Contohnya di Negara Cina jumlah
kasus plasenta previa sebanyak 2% (Prasanth, 2016). Sedangkan Di Indonesia
dilaporkan oleh beberapa peneliti kasus plasenta previa berkisar antara 2,4%
sampai 3,56% dari seluruh kehamilan (Fitrianingsih, 2014; Diana, S A dkk.
2018). Di RSUD Polewali Mandar tahun 2016 jumlah kejadian plasenta
previa sebanyak 3,5% (Rekam Medik RSUD Polewali Mandar, 2016; Diana,
S A dkk. 2018).
Penyebab dari perdarahan antepartum dapat berupa obstetrik atau non-
obstetrik. Penyebab obstetrik antara lain akibat kelainan plasenta seperti
plasenta previa. Sebagian besar penyebab dari perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang berasal dari kelainan atau gangguan pada plasenta, dapat
berupa plasenta previa. Perdarahan ini sangat berbahaya karena jumlahnya
banyak dan cepat (Fadlun & FeryantoA, 2011:57; Diana, S A dkk. 2018). Di
RSUD Polewali Mandar tahun 2016 jumlah kejadian plasenta previa sebanyak
3,5%.
Untuk kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan khususnya akibat
plasenta previa menurut WHO dilaporkan berkisar 15% sampai 20% kematian
ibu dan insidennya adalah 0,8% sampai 1,2% untuk setiap kelahiran. Di
Negaranegara berkembang berkisar antara 1% sampai 2,4% dan di negara
maju lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Angka kejadian pada beberapa rumah
sakit umum pemerintah di Indonesia dilaporkan bahwa insiden plasenta previa
berkisar antara 1,7% sampai 2,9% (Maesaroh, 2016; Diana, S A dkk. 2018).
1
2
B. Tujuan umum
Tujuan makalah ini disusun untuk mengetahui mengenai konsep
gangguan pada persalinan yaitu penyakit plasenta previa dan mengetahui
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami plasenta previa.
C. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini diantaranya :
1. untuk mengetahui definisi plasenta previa
2. untuk mengetahui klasifikasi plasenta previa
3. untuk mengetahui etiologi plasenta previa
4. untuk mengetahui tanda dan gejala plasenta previa
5. untuk mengetahui tanda patofisiologi plasenta previa
6. untuk mengetahui komplikasi plasenta previa
7. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang plasenta previa
8. untuk mengetahui penatalaksanaan plasenta previa
9. untuk mengetahui pengjkajian pada asuhan keperawatan pasien
plasenta previa
10. untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan
pasien plasenta previa
11. untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada asuhan keperawatan
pasien plasenta previa.
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
4
3. Etiologi
Plasenta previa mungkin terjadi kalua keadaan endometrium kurang
baik misalnya karena atropi endometrium. Keadaan ini misalnya terdapat
pada :
a. Multiparae, terutama kalua jarak antara kehamilan terlalu pendek
b. Pada mioma uteri
c. Kuretase yang berulang – ulang
5. Patofisiologi
Kehamilan ganda
Riwayat Merokok, kokain
Riwayat uterus
abortus
multiparitas
Riwayat kelahiran Kehamilan
secio caesaria usia tua (>35
tahun)
Gestasi sering Vasokontri
Terbentuk ksi
scan Uterus tua pembuluh
darah
Embrio lebih
dari satu Penipisan Vaskularisasi
Kerusakan endometrium uterus Suplai O2&
lapisan uterus menurun nutrisi ke
tempat desidua
Kebutuhan
blastosit biasa menurun
O2 dan nutrisi
meningkat
Atropi desidua
Vaskularisasi uterus tempat blastosit
Plasenta lbh biasa
besar Vaskularisasi
plasenta
Blastosit mencari menurun
tempat yg lbh baik
Plasenta memperluas
permukaanya
Serviks membuka
Dx Kep risiko
Perfusi jaringan menurun
Dx Kep penurunan curah
perfusi jantung
jaringan
perifer tdk Hipoksia syok
efektif jaringan
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut Aspiani,R,Y (2017) Pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui plasenta previa adalah :
a. USG (ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring plasenta tapi
apakah plasenta melapisi serviks tidak bisa diungkapkan.
b. Sinar X
Menampakan kepadatan jaringan lembut untuk menampakan
bagian -bagian tubuh janin
c. Pemeriksaan laboratorium
Hemoblobin dan hematocrit menurun. Factor pembekuan pada
umumnya didalam batas normal.
d. Pengkajian vaginal
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double
setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada
vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiap staf dan alat
untuk efek kelahiran secara besar.
e. Isotop scaning atau lokasi penempatan plasenta
f. Amniocentesis
g. MRI (magnetic resonance imaging)
8. Penatalaksanaan
Semua klien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester
3, dirawat dirumah sakit tanpa periksa dalam.bila klien dalam keadaan syok
karena perdarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya,
dengan pemberian infus atau transfusi darah. Penanganan plasenta previa
bergantung kepada :
a. Keadaan umum pasien, kadar Hb
b. Jumlah perdarahan yang terjadi
c. Umur kehamilan atau taksiran berat badan janin
d. Jenis plasenta previa
9
a. Penangan ekspektif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir
premature, pasien dirawat tanpa mealakukan pemeriksaan dalam
melalui kanalis servivis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
invasive. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
Kriteria :
1) Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
2) Kehamilan preterm (<37 minggu) dengan perdarahan
sedikit yang kemudian berhenti
3) Belum ada tanda – tanda in partu
4) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemogblin
dalam batas normal (Hb: 8gr% atau lebih)
5) Janin masih hidup
b. Penanganan aktif
Kriteria :
1) Umur kehamilan >/= 37 minggu , BB janin >/= 2500
gram
2) Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
3) Ada tnda – tanda persalinan
4) Keadaan umum klien tidak baik, anemis Hb<8 gr%
3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum Keadaan umum klien dengan plasenta previa
biasanya lemah.
2) Kesadaran Klien dengan plasenta previa biasanya masih
composmentis, bila sudah me- ngalami perdarahan yang banyak klien
mengalami penurunan kesadaran.
3) Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital klien dengan plasenta previa
biasanya tidak stabil: Pernafasan cepat, suhu menurun, tekanan darah
menurun dan denyut nadi cepat.
4) Berat badan Klien dengan plasenta previa biasanya mengalami
peningkatan sesuai dengan usia kehamilan.
5) Pemeriksaan head to toes
6) Kepala dan rambut Perlu dikaji bentuk kepala, kulit kepala apakah
kotor atau berketombe, bagaimana kondisi rambut, pertumbuhan
rambut apakah merata atau tidak. Pada umumnya klien dengan
plasenta previa tidak menunjuk- kan gangguan pada bagian kepala
serta pertumbuhan rambut.
7) Wajah Yang perlu diperhatikan adalah mengenai warna kulit dan
ekspresi wajah klien. Wajah tampak pucat.
8) Mata Konjungtiva anemis.
9) Hidung Ada tidaknya septuminasi, polip dan bagaimana
kebersihannya.
10) Telinga Mencakup kebersihan telinga, ada tidaknya kelainan fungsi
pende- ngaran dan kelainan anatomi telinga. Klien dengan plasenta
previa biasanya tidak mengalami gangguan pada telinga/tidak berefek
pada sistem pendengaran.
11) Mulut, bibir, faring Mengenai bagaimana bentuk bibir apakah
simetris atau tidak, kelem- baban, kebersihan mulut, ada tidaknya
pembesaraan tonsil dan ada tidaknya kelainan bicara.
12) Gigi Jumlah gigi lengkap atau tidak. Kebersihan gigi, ada tidaknya
per- adangan gusi atau caries gigi dan penggunaan protesa
(penggunaan gigi palsu/tidak).
13) Leher Dikaji adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
14) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
13
4. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aspiani,R,Y (2017) Diagnosa keperawatan yang mungkin pada
klien dengan plasenta previa adalah:
a. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
volume darah.
b. Risiko syock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
c. Risiko gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen ke uteroplasenta sekunder akibat terlepasnya
vili plasenta dari dinding uterus.
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasi.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan perarahan, kondisi vulva lembab
ditandai dengan imunitas yang tidak adekuat, suhu tubuh meningkat
dan leukositosis. Diagnosa keperawatan yang mungkin pada klien
dengan plasenta previa post Sectio caesaria adalah: Nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera mekanis (trauma, pembedahan).
14
5. Rencana keperawatan
Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis plasenta
previa
jantung
abnormal
9) Tidak ada
diaphoresis
2. Risiko syok Setelah dilakukan Manajemen syok hipovolemik
hipovolemik tindakan keperawatan (hypovolemia management):
berhubungan selam 1x 24 jam 1) Kaji adanya perdarahan
dengan diharapkan tidak teradi pervaginam
2) Kaji warna kulit,suhu,adanya
perdarahan syok hipovolemik dengan
sianosis,nadi perifer, dan
pervaginam kriteria hasil:
diaphoresis secara teratur
1) Tanda-tanda vital
3) Pantau status cairan ,turgor kulit,
dalam batas
membrane mukosa, urine output
normal 4) Monitor ststus cairan, termasuk
2) Turgor kulit baik
intake dan output sesuai
3) Tidak ada sianosis
4) Suhu kulit hangat kebutuhan
5) Tidak ada 5) Monitor kadar hemoglobin dan
diaphoresis hemaktokrit.
6) Membrane 6) Monitor TTV sesuai kebutuhan
7) Kelola pemberian transfuse
mukosa
8) Dorong intake cairan per oral.
kemerahan
3 Risiko Setelah dilakukan Perawatan kehamilan risiko tinggi (high
gangguan tindakan keperawatan risk pregnancy care)
hubungan ibu selama 1x24 jam 1) Kajibulang riwayat obstetric
dan janin diharapkan status yang berhubungan dengan factor
berhubugan maternal antepartum risiko kehamilan
dengan dalam batas normal . (misalnya:premature,postmature,
gangguan Dengan kriteria hasil : pre-
suplai oksigen 1) Tekanan darah ekslamsia,kehamilan,multile,
ke dalam batas IUGR,solusio plasenta, plasenta
uteroplasenta normal. previa, premature rupture, of
2) Nadi dalam batas
sekunder akibat membrane dan riwayat keluarga
normal.
terlepasnya vili dengan kelainan genetic).
3) Respirasi dalam
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
plasenta dari
batas normal
dalam mengidentifikasi faktpor
dinding uterus. 4) Hemoglobin
16
normal resiko
5) Tidak da 3) Motivasi klien untuk
perdarahan per mengekspresikan persaan dan
vaginam ketakutannya tentang perubhan
gaya hidup, perubahan finansial,
fungsi keluarga keamanan klien.
4) Amjurkan klien untuk
mellakukan Teknik untuk
meningkatkan kesehatan
(seperti:
hidrasi,diet,modifikasi,aktivitas,
pemeriksaan
kehamilan,pemerikasan gula
darah, dan keamanan dalam
berhubungan seksual).
5) Lakukan pemeriksaan untuk
mengevaluasi keadaan janin dan
fugsi plasenta.
Perawatan kehamilan
(prenatal care)
1) Monitior BB
2) Monitor adanya oenuturan
tekanan darah
3) Monitor bunyi jantung
4) Ukur tinggi fundus uteri dan
bandingkan dengan usia
kehamilan
5) Diskusikan tingkat aktivitas
klien (misalnya:latihan sesuai
kebutuhan,aktivitas yang
dihindari dan pentingnya
istirahat).
6) Berikan konseling genetic sesuai
indikasi
7) Anjurkan klien untuk melakukan
test lab seperti pemeriksaan
17
tenang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang
ditandai dengan perdarahan uterus. Faktor risiko timbulnya plasenta previa
belum diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan
bahwa frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut,
multipara, riwayat seksiosesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang
juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko terjadi plesenta previa. Plasenta
previa dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang gangguan
pada persalinan yaitu penyakit plasenta previa dapat diaplikasikan dengan
baik dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan.
19
Daftar Pustaka
20