Anda di halaman 1dari 23

i

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS


PLASENTA PREVIA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Keperawatan Maternitas

disusun oleh:
Agnisa Hayati Wigundari (102018004)
Amelia Yulia Ningsih (102018021)
Nenden Syalma (102018043)
Farhan Kurniawan (102018062)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH


PROGRAM STUDI III KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperwatan Pada Pasien Plasenta Previa.
Adapun makalah Asuhan Keperwatan Pada Pasien Plasenta Previa ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan Asuhan Keperwatan Pada Pasien Plasenta
Previa.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Asuhan Keperwatan
Pada Pasien Plasenta Previa dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
pengetahuan pada pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.

Bandung, maret 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Tujuan umum......................................................................................................1
C. Tujuan khusus.....................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka...............................................................................................3
A. Konsep penyakit Plasenta Previa........................................................................3
1. Definisi Plasenta Previa..................................................................................3
2. Klasifikasi Plasenta Previa..............................................................................3
3. Etiologi............................................................................................................4
4. Tanda dan gejala.............................................................................................4
5. Patofisiologi....................................................................................................6
6. Komplikasi plasenta previa pada ibu dan janin..............................................7
7. Pemeriksaan penunjang..................................................................................8
8. Penatalaksanaan..............................................................................................9
B. Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami Plasenta Previa...............10
1. Pengkajian.....................................................................................................10
2. Pola Kebiasaan Sehari-Hari menurut Virginia Henderson............................11
3. Pemeriksaan Fisik.........................................................................................12
4. Diagnosa Keperawatan.................................................................................14
5. Rencana keperawatan....................................................................................14
BAB II PENUTUP......................................................................................................20
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
Daftar Pustaka..............................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Prevalensi plasenta previa di Negara maju berkisar antara 0,26% sampai
2,00 % dari seluruh jumlah kehamilan. Contohnya di Negara Cina jumlah
kasus plasenta previa sebanyak 2% (Prasanth, 2016). Sedangkan Di Indonesia
dilaporkan oleh beberapa peneliti kasus plasenta previa berkisar antara 2,4%
sampai 3,56% dari seluruh kehamilan (Fitrianingsih, 2014; Diana, S A dkk.
2018). Di RSUD Polewali Mandar tahun 2016 jumlah kejadian plasenta
previa sebanyak 3,5% (Rekam Medik RSUD Polewali Mandar, 2016; Diana,
S A dkk. 2018).
Penyebab dari perdarahan antepartum dapat berupa obstetrik atau non-
obstetrik. Penyebab obstetrik antara lain akibat kelainan plasenta seperti
plasenta previa. Sebagian besar penyebab dari perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang berasal dari kelainan atau gangguan pada plasenta, dapat
berupa plasenta previa. Perdarahan ini sangat berbahaya karena jumlahnya
banyak dan cepat (Fadlun & FeryantoA, 2011:57; Diana, S A dkk. 2018). Di
RSUD Polewali Mandar tahun 2016 jumlah kejadian plasenta previa sebanyak
3,5%.
Untuk kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan khususnya akibat
plasenta previa menurut WHO dilaporkan berkisar 15% sampai 20% kematian
ibu dan insidennya adalah 0,8% sampai 1,2% untuk setiap kelahiran. Di
Negaranegara berkembang berkisar antara 1% sampai 2,4% dan di negara
maju lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Angka kejadian pada beberapa rumah
sakit umum pemerintah di Indonesia dilaporkan bahwa insiden plasenta previa
berkisar antara 1,7% sampai 2,9% (Maesaroh, 2016; Diana, S A dkk. 2018).

1
2

B. Tujuan umum
Tujuan makalah ini disusun untuk mengetahui mengenai konsep
gangguan pada persalinan yaitu penyakit plasenta previa dan mengetahui
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami plasenta previa.

C. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini diantaranya :
1. untuk mengetahui definisi plasenta previa
2. untuk mengetahui klasifikasi plasenta previa
3. untuk mengetahui etiologi plasenta previa
4. untuk mengetahui tanda dan gejala plasenta previa
5. untuk mengetahui tanda patofisiologi plasenta previa
6. untuk mengetahui komplikasi plasenta previa
7. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang plasenta previa
8. untuk mengetahui penatalaksanaan plasenta previa
9. untuk mengetahui pengjkajian pada asuhan keperawatan pasien
plasenta previa
10. untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan
pasien plasenta previa
11. untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada asuhan keperawatan
pasien plasenta previa.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Konsep penyakit Plasenta Previa


1. Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae :
di depa, vias :jalan). Jadi yang dimaksud ialah plasenta yang
implantasinya tiak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh
atau sebagian ostium internum implantasi plasenta yang normal ialah
pada dinding depan atau belakang Rahim di daerah fundus uteri.
Jika menurut (RCOG, 2011. Dalam buku Seri Praktik Kebidanan.
Raynor, 2017) plasenta previa adalah kondisi ketika posisi plasenta
sebagian atau seluruhnya berada di segmen bawah uterus. Hal ini
disebabkan oleh blastosit yang tertanamrendah di rongga uterus.

2. Klasifikasi Plasenta Previa


Klasifikasi plasenta previa menurut Raynor, Marshall dan Jackson
tahun 2017 :
a. Derajat 1
Plasenta berada dibawah segmen uterus tetapi bagian tepi
bawahnya tidak mencapai ostium uteri internum.terkadang
disebut plasenta letak rendah atau plasenta previa minor.
b. Derajat 2
Bagian tepi plasenta mencapai ostium uteri internum
tetapi tidak menutupinya.terkadang disebut plasenta marginal
atau plasenta previa minor.
c. Derajat 3
Plasenta menutupi ostium uteri internum,tetapi hal ini
tidak terjadi ketika berdilatasi.terkadang disebut plasenta
parsial atau plasenta previa mayor.
d. Derajat 4
Plasenta menutupi ostium uteri internum pada saat
dilatasi penuh.terkadang disebut plasenta previa lengkap atau
plasenta previa mayor.

3
4

3. Etiologi
Plasenta previa mungkin terjadi kalua keadaan endometrium kurang
baik misalnya karena atropi endometrium. Keadaan ini misalnya terdapat
pada :
a. Multiparae, terutama kalua jarak antara kehamilan terlalu pendek
b. Pada mioma uteri
c. Kuretase yang berulang – ulang

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan bahwa


plasenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin.
Karena luasnya mendekati atau menutup ostium internum.

Mungkin juga plasenta previa disebabkan implantasi telur yang


rendah.

4. Tanda dan gejala


Gejala paling khas dari plasenta previa adalah pendarahan pervaginam
(yang keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada
akhir triwulan kedua.
Klien dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak
memiliki gejala) sampai terjadi pendarahan pervaginam. Biasanya pendarahan
tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada umunya
perdarahan pertama terjadi pada faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan
seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi karena pembesaran
dari Rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta dengan
dinding Rahim.
Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. Jika didapatkan
kecurigaan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil, maka pemeriksaan
vaginal tousche (pemeriksaan dalam vagina) oleh dokter tidak boleh
dilakukan kecuali di meja operasi mengingat resiko perdarahan hebat yang
mungkin terjadi (Herman, 2009; Aspiani,R,Y. 2017).
Menurut FKUI (2000) dalam Aspiani, R, Y (2017) , tanda dan gejala
plasenta previa diantaranya adalah :
a. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang
b. Darah biasanya berwarna merah segar
5

c. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas


d. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan
letak janin
e. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan
tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.
6

5. Patofisiologi

Kehamilan ganda
Riwayat Merokok, kokain
Riwayat uterus
abortus

multiparitas
Riwayat kelahiran Kehamilan
secio caesaria usia tua (>35
tahun)
Gestasi sering Vasokontri
Terbentuk ksi
scan Uterus tua pembuluh
darah
Embrio lebih
dari satu Penipisan Vaskularisasi
Kerusakan endometrium uterus Suplai O2&
lapisan uterus menurun nutrisi ke
tempat desidua
Kebutuhan
blastosit biasa menurun
O2 dan nutrisi
meningkat

Atropi desidua
Vaskularisasi uterus tempat blastosit
Plasenta lbh biasa
besar Vaskularisasi
plasenta
Blastosit mencari menurun
tempat yg lbh baik

Plasenta memperluas
permukaanya

Plasenta lbh Plasenta


besar memperluas
Blastosit implantasi di dekat segmen permukaannya
bawah rahim (1)

Plasenta mendekati, menutupi sebagian/


seluruh jalan lahir

Plasenta Previa (2)


7

Pembentukan segmen bawah rahim dan dilatasi osteum uteri

Serviks membuka

tidak dapat diikuti oleh plasenta yg melekat


Dx Kep risiko
gangguan ibu
Terdapatnya vili plasenta dari dinding uterus dan janin

pendarahan Dx Kep syok


Dx Kep
ansietas hipovolemi

Kardiak output menurun

Dx Kep risiko
Perfusi jaringan menurun
Dx Kep penurunan curah
perfusi jantung
jaringan
perifer tdk Hipoksia syok
efektif jaringan

6. Komplikasi plasenta previa pada ibu dan janin


Terdapat sejumlah mordibilitas ibu dan janin/ bayi baru lahir yang dapat
timbul sebagai konsekuensi dari plasenta previa (Raynor, Marshal dan
Jackson, 2017) diantaranya :
a. Komplikasi pada ibu :
1) Pendarahan antepartum
2) Anemia terutama dengan pendarahan berulang
3) Operasi Caesar
4) Penyakit tromboemboli
5) Plasenta akreta
6) Pendarahan postpartum
7) Histerektomi
8) Dampak psikologis
9) Kematian ibu
8

b. Komplikasi pada janin/ neonates :


1) Prematuritas
2) Malformasi
3) Janin mengalami hipoksia/ gawat janin
4) IUGR
5) Mortalitas perinatal meningkat
6) Kematian neonatal meningkat

7. Pemeriksaan penunjang
Menurut Aspiani,R,Y (2017) Pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui plasenta previa adalah :
a. USG (ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring plasenta tapi
apakah plasenta melapisi serviks tidak bisa diungkapkan.
b. Sinar X
Menampakan kepadatan jaringan lembut untuk menampakan
bagian -bagian tubuh janin
c. Pemeriksaan laboratorium
Hemoblobin dan hematocrit menurun. Factor pembekuan pada
umumnya didalam batas normal.
d. Pengkajian vaginal
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double
setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada
vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiap staf dan alat
untuk efek kelahiran secara besar.
e. Isotop scaning atau lokasi penempatan plasenta
f. Amniocentesis
g. MRI (magnetic resonance imaging)

8. Penatalaksanaan
Semua klien dengan perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester
3, dirawat dirumah sakit tanpa periksa dalam.bila klien dalam keadaan syok
karena perdarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya,
dengan pemberian infus atau transfusi darah. Penanganan plasenta previa
bergantung kepada :
a. Keadaan umum pasien, kadar Hb
b. Jumlah perdarahan yang terjadi
c. Umur kehamilan atau taksiran berat badan janin
d. Jenis plasenta previa
9

e. Paritas clan kemajuan persalinan

Adapun penalataksaan atau penanganan berupa:

a. Penangan ekspektif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir
premature, pasien dirawat tanpa mealakukan pemeriksaan dalam
melalui kanalis servivis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
invasive. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
Kriteria :
1) Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
2) Kehamilan preterm (<37 minggu) dengan perdarahan
sedikit yang kemudian berhenti
3) Belum ada tanda – tanda in partu
4) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemogblin
dalam batas normal (Hb: 8gr% atau lebih)
5) Janin masih hidup
b. Penanganan aktif
Kriteria :
1) Umur kehamilan >/= 37 minggu , BB janin >/= 2500
gram
2) Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
3) Ada tnda – tanda persalinan
4) Keadaan umum klien tidak baik, anemis Hb<8 gr%

B. Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami Plasenta Previa


1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas klien Pada kasus pendarahan akibat plasenta previa
informasi tentang data umur sangat penting, mengingat kasus
seperti ini sering terjadi pada ibu di bawah usia 20 tahun dan di
atas 35 tahun.
2) Identitas penanggung jawab Yang perlu dikaji adalah nama,
hubungan dengan klien, jenis kelamin, agama, pekerjaan, tempat
tinggal serta tujuan dari identitas penganggung jawab adalah
untuk mengetahui gambaran secara detail riwayat penyakit klien
sehingga penanggung jawab perlu tahu dan untuk memperoleh
10

data primer serta bertanggung jawab selama klien dirawat.


b. Keluhan Utama Perdarahan yang berwarna merah segar, tanpa alasan
dan tanpa rasa nyeri, pucat.
c. Riwayat Penyakit Sekarang Biasanya klien datang dengan keluhan
keluar darah merah segar tanpa ada rasa nyeri, keadaan umum lemah,
pucat. Pada pemeriksaan didapatkan penurunan tekanan darah,
penurunan kadar hemoglobin.
d. Riwayat Penyakit Dahulu Adanya mioma, hipertensi, kelainan darah.
e. Riwayat Penyakit Keluarga Peranan keluarga atau keturunan
merupakan faktor penyebab penting yang perlu dikaji yaitu penyakit
berat yang pernah diderita salah satu anggota yang ada hubungannya
dengan operasi.
f. Riwayat Obstetri
1) Keadaan haid Kaji tentang menarche, siklus haid, hari pertama
haid terakhir, jumlah dan warna darah keluar, encer,
menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak serta bau.
2) Riwayat kehamilan Riwayat kehamilan yang perlu diketahui
adalah berapa kali melakukan ANC (Ante Natal Care), selama
kehamilan periksa dimana, perlu diukur tinggi badan dan berat
badan. Mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan bagi klien
kasus pendarah- an akibat plasenta previa merupakan informasi
yang sangat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, dimana
hal-hal yang perlu diketahui antara lain: Riwayat menstruasi,
riwayat kehamilan sebelumnya dan riwayat ke- hamilan
sekarang. Riwayat kehamilan sebelumnya yang perlu dikaji
adalah meliputi: Riwayat ceasar, kuretase, manual plasenta dan
frekuensi persalinan.

2. Pola Kebiasaan Sehari-Hari menurut Virginia Henderson


Respirasi Pemeriksaan pernafasan, biasanya pernafasan meningkat
>20 x/menit, klien biasanya mengalami hiperventilasi.

1) Nutrisi Pemenuhan kebutuhan nutrisi biasanya tidak mengalami


penurunan.
11

2) Eliminasi Tonus-tonus otot saluran cerna melemah akibatnya motilitas


dan reab- sorsi makanan menjadi kurang baik dan akan menimbulkan
obstipasi.
3) Gerak dan keseimbangan tubuh Klien dengan plasenta previa
gerak/aktivitasnya bisa terganggu karena kebiasaan sehari-hari tidak
bisa dilakukan/tidak dapat terpenuhi dengan baik akibat adanya
kelemahan akibat perdarahan.
4) Istirahat/tidur Klien biasanya tidak mengalami gangguan dalam
istirahat/tidurnya.
5) Kebutuhan berpakaian Klien dengan plasenta previa tidak mengalami
gangguan dalam me- menuhi kebutuhan berpakaian tersebut.
6) Mempertahankan temperatur tubuh dan sirkulasi Klien dengan
plasenta previa biasanya mengalami gangguan dalam hal temperatur
tubuh dan sirkulasi berupa suhu tubuh menurun dan tekanan darah
menurun.
7) Kebutuhan personal hygiene Kebersihan diri merupakan pemeliharaan
kesehatan untuk diri sendiri dan dilakukan 2x sehari.
8) Kebutuhan keamanan Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan
apakah klien tetap merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya.
Klien mampu menghindari ba- haya dari lingkungan.
9) Sosialisasi Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain
dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
10) Kebutuhan spiritual Pada kebutuhan spiritual ini, tanyakan apakah
klien tetap menjalankan ajaran agamanya ataukah terhambat karena
keadaan yang sedang di- alami.
11) Aktivitas Biasanya pada plasenta previa terjadi kelemahan, penurunan
hemoglohi, Klien plasenta previa biasanya tidak dapat memenuhi
kebutuhan be main dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
12) Kebutuhan bermain dan rekreasi
13) Kebutuhan belajar Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau
memuaskan rasa in gin tahu yang mengarah pada perkembangan yang
normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
12

3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum Keadaan umum klien dengan plasenta previa
biasanya lemah.
2) Kesadaran Klien dengan plasenta previa biasanya masih
composmentis, bila sudah me- ngalami perdarahan yang banyak klien
mengalami penurunan kesadaran.
3) Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital klien dengan plasenta previa
biasanya tidak stabil: Pernafasan cepat, suhu menurun, tekanan darah
menurun dan denyut nadi cepat.
4) Berat badan Klien dengan plasenta previa biasanya mengalami
peningkatan sesuai dengan usia kehamilan.
5) Pemeriksaan head to toes
6) Kepala dan rambut Perlu dikaji bentuk kepala, kulit kepala apakah
kotor atau berketombe, bagaimana kondisi rambut, pertumbuhan
rambut apakah merata atau tidak. Pada umumnya klien dengan
plasenta previa tidak menunjuk- kan gangguan pada bagian kepala
serta pertumbuhan rambut.
7) Wajah Yang perlu diperhatikan adalah mengenai warna kulit dan
ekspresi wajah klien. Wajah tampak pucat.
8) Mata Konjungtiva anemis.
9) Hidung Ada tidaknya septuminasi, polip dan bagaimana
kebersihannya.
10) Telinga Mencakup kebersihan telinga, ada tidaknya kelainan fungsi
pende- ngaran dan kelainan anatomi telinga. Klien dengan plasenta
previa biasanya tidak mengalami gangguan pada telinga/tidak berefek
pada sistem pendengaran.
11) Mulut, bibir, faring Mengenai bagaimana bentuk bibir apakah
simetris atau tidak, kelem- baban, kebersihan mulut, ada tidaknya
pembesaraan tonsil dan ada tidaknya kelainan bicara.
12) Gigi Jumlah gigi lengkap atau tidak. Kebersihan gigi, ada tidaknya
per- adangan gusi atau caries gigi dan penggunaan protesa
(penggunaan gigi palsu/tidak).
13) Leher Dikaji adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
14) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
13

sebagai siapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan


payudara tidak dapat dilepaskan karena pengaruh hormon saat
kehamilan, ya- itu estrogen, progesteron dan somatotropin. Payudara
menjadi lebih besar, areola mammae hiperpigmentasi dan puting susu
semakin me- nonjol.
15) Paru Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing,
sonor. Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau
tidak.
16) Jantung Klien dengan plasenta previa tekanan darah sistole dan
diastole akan menurun, nadi meningkat dan lemah.
17) Abdomen (lambung, usus, hati, kandung kemih) Perlu diperhatikan
ada tidaknya distensi abdomen, bagaimana dengan bising usus, nyeri
tekan dan bagaimana frekuensi berkemih. Biasanya fundus uteri
lembek tidak berkontraksi.
18) Ekstremitas Akral dingin, berkeringat, pucat, capilary refil
memanjang.
19) Genetelia Keluar darah berwarna merah segar.

4. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aspiani,R,Y (2017) Diagnosa keperawatan yang mungkin pada
klien dengan plasenta previa adalah:
a. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
volume darah.
b. Risiko syock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
c. Risiko gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen ke uteroplasenta sekunder akibat terlepasnya
vili plasenta dari dinding uterus.
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasi.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan perarahan, kondisi vulva lembab
ditandai dengan imunitas yang tidak adekuat, suhu tubuh meningkat
dan leukositosis. Diagnosa keperawatan yang mungkin pada klien
dengan plasenta previa post Sectio caesaria adalah: Nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera mekanis (trauma, pembedahan).
14

5. Rencana keperawatan
Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis plasenta
previa

No Dx kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


(1) (2) (3) (4)
1 Risiko Setelah dilakukan Perawatan jantung
penurunan asuhan selama 1 x 24 (cardiac care) :
curah jantung jam klien menunjukan 1) Kaji adanya nyeri dada
berhubungan curahjantung adekuat (intensitas, lokasi, radiasi,
dengan dengan kriteria hasil : durasi dan factor yang
penurunan 1) Tekanan darah pencetuskan nyer).
2) Kaji denyut nadi perifer.,
volume darah. dalam rentang
pengisian kapiler (CRT) dan
normal
2) Denyut jantung suhu ekstremitas
3) Catat adanya gangguan irama
dalam batas
jantung
normal
4) Monitor intake dan output
3) Tidak ada
5) Catat adanya perubahan pada
hipotensi
tekanan darah
ostostatik 6) Monitor toleransi klien
4) Denyut nadi
terhadap aktivitas
perifer kuat 7) Anjurkan klien dan keluarga
5) Tidak ada bunyi
tentang pembatasan aktivitas
nafas normal 8) Monitor adanya dipsneu,
6) Klien
kelelahan, takipneu, ortopnea
menunjukan 9) Anjurkan untuk mengurangi
peningkatan stress
10) Ciptalan hubungan saling
toleransi
mendukung antara klien damn
terhadap
keluarga
aktivitas
11) Kolaborasi dengan dokter
7) Tidak ada
dalam pemberian terapi sesuai
gangguan irama
kebutuhan
jantung
8) Tidak ada bunyi
15

jantung
abnormal
9) Tidak ada
diaphoresis
2. Risiko syok Setelah dilakukan Manajemen syok hipovolemik
hipovolemik tindakan keperawatan (hypovolemia management):
berhubungan selam 1x 24 jam 1) Kaji adanya perdarahan
dengan diharapkan tidak teradi pervaginam
2) Kaji warna kulit,suhu,adanya
perdarahan syok hipovolemik dengan
sianosis,nadi perifer, dan
pervaginam kriteria hasil:
diaphoresis secara teratur
1) Tanda-tanda vital
3) Pantau status cairan ,turgor kulit,
dalam batas
membrane mukosa, urine output
normal 4) Monitor ststus cairan, termasuk
2) Turgor kulit baik
intake dan output sesuai
3) Tidak ada sianosis
4) Suhu kulit hangat kebutuhan
5) Tidak ada 5) Monitor kadar hemoglobin dan
diaphoresis hemaktokrit.
6) Membrane 6) Monitor TTV sesuai kebutuhan
7) Kelola pemberian transfuse
mukosa
8) Dorong intake cairan per oral.
kemerahan
3 Risiko Setelah dilakukan Perawatan kehamilan risiko tinggi (high
gangguan tindakan keperawatan risk pregnancy care)
hubungan ibu selama 1x24 jam 1) Kajibulang riwayat obstetric
dan janin diharapkan status yang berhubungan dengan factor
berhubugan maternal antepartum risiko kehamilan
dengan dalam batas normal . (misalnya:premature,postmature,
gangguan Dengan kriteria hasil : pre-
suplai oksigen 1) Tekanan darah ekslamsia,kehamilan,multile,
ke dalam batas IUGR,solusio plasenta, plasenta
uteroplasenta normal. previa, premature rupture, of
2) Nadi dalam batas
sekunder akibat membrane dan riwayat keluarga
normal.
terlepasnya vili dengan kelainan genetic).
3) Respirasi dalam
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
plasenta dari
batas normal
dalam mengidentifikasi faktpor
dinding uterus. 4) Hemoglobin
16

normal resiko
5) Tidak da 3) Motivasi klien untuk
perdarahan per mengekspresikan persaan dan
vaginam ketakutannya tentang perubhan
gaya hidup, perubahan finansial,
fungsi keluarga keamanan klien.
4) Amjurkan klien untuk
mellakukan Teknik untuk
meningkatkan kesehatan
(seperti:
hidrasi,diet,modifikasi,aktivitas,
pemeriksaan
kehamilan,pemerikasan gula
darah, dan keamanan dalam
berhubungan seksual).
5) Lakukan pemeriksaan untuk
mengevaluasi keadaan janin dan
fugsi plasenta.
Perawatan kehamilan
(prenatal care)
1) Monitior BB
2) Monitor adanya oenuturan
tekanan darah
3) Monitor bunyi jantung
4) Ukur tinggi fundus uteri dan
bandingkan dengan usia
kehamilan
5) Diskusikan tingkat aktivitas
klien (misalnya:latihan sesuai
kebutuhan,aktivitas yang
dihindari dan pentingnya
istirahat).
6) Berikan konseling genetic sesuai
indikasi
7) Anjurkan klien untuk melakukan
test lab seperti pemeriksaan
17

urine,tingkat hemoglobin, USG,


gula darah).
4. Cemas Setelah dilakukan asuhan Menurunkan cemas (Ansietas
berhubungan keperawatan selam 1x 24 reduction):
dengan krisis jam klien mampu 1) Bina hubungan saling percaya
situasi. mengontrol cemas dengan dengan klien
2) Kaji tingkat kecemasan klien.
kriteria hasil:
3) Dengarkan klien degan penuh
1) Klien dapat
perhatian.
memonitor 4) Berusaha memahami keadaan
intensitas cemas. klien
2) Klien dapat 5) Berikan informasi tentang
menurunkan diagnose,prognosis dan tindakan
6) Damping klien untuk
stimulus
mengurangi kecemahasan dan
lingkungan ketika
meningkatkan kenyamanan
cemas.
7) Motivasi klien utuk
3) Klien mencari
menyampaikan tentang isi
informasi yang
perasaanya
menurunkan
8) Bantu klien menjelaskan
cemas.
keadaan yang bisa menimbulkan
4) Klien
kecemasan.
menggunakan
Teknik relaksasi
untuk
menurunkan
cemas
5) Klien dapat
mempertahankan
hubungan social
6) Klien dapat
mempertahanka
konsentrasi
7) Klien dapat
melaporakan tidur
adekuat
8) Ekspresi wajah
18

tenang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang
ditandai dengan perdarahan uterus. Faktor risiko timbulnya plasenta previa
belum diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan
bahwa frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut,
multipara, riwayat seksiosesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang
juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko terjadi plesenta previa. Plasenta
previa dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang gangguan
pada persalinan yaitu penyakit plasenta previa dapat diaplikasikan dengan
baik dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan.

19
Daftar Pustaka

Bulechek, G M dkk. (2013). Nursing Intervensions Classification (NIC).Intansari N


& Roxana D T, Penerjemah. Eds 6. Jakarta : Elsevier
Diana, S A dkk. (2018). Analisi Faktor Yang Berisiko terhadap Kejadian Plasenta
Previa di RSUD Polewali Mandar. Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Vol 1. Dalam : Prosiding Seminar Nasional. FKM Universitas
Muslim Indonesia
Hèrdman, TH & Kamitsuru, S.(2018) NANDA- I Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikas 2018-2020. Budi Anna Keliat, Henny Suzana Mediani & Teuku
Tahlil,Penerjemah. Jakarta : EGC
Moorhead, S dkk.(2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Intansari n &
Roxsana D T, Penerjemah. Eds 5. Jakarta : Elsevier
Raynor, M dkk. Seri Praktik Kebidanan : Kasus Penyakit Kritis, Komplikasi &
kedaruratan. Rina Astikawati (Ed).2017. Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Reny, Y. (2017). Buku Ajar asuhan keperawatan maternitas aplikasi NANDA, NIC &
NOC. Jakarta : Trans Info Media

20

Anda mungkin juga menyukai