disusun oleh:
Fina Sartikawati 102018002
Resti Septini 102018006
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Head Injury
Adapun makalah Konsep Head Injury ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah Konsep
Head Injury
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Konsep Head Injury ini
dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan pengetahuan pada
pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A Latar Belakang..............................................................................................1
B Rumusan Masalah........................................................................................3
C Tujuan..........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................4
A Definisi Head Injury ( Cedera Kepala )..........................................................4
B Etiologi.........................................................................................................5
C Manifestasi Klinis.........................................................................................5
D Klasifikasi......................................................................................................5
E Penatalaksaan Medis...................................................................................7
F Patofisiologi..................................................................................................9
G Komplikasi..................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................12
TINJAUAN KASUS...................................................................................................12
A Kasus..........................................................................................................12
B Asuhan Keperawatan Head Injury pada pasien Tn.A..................................13
BAB IV....................................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................................23
A Kesimpulan.................................................................................................23
B Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Insidensi cedera kepala di seluruh dunia cenderung untuk
terus meningkat. Kejadian ini berhubungan dengan meningkatnya
penggunaan kendaraan bermotor yang terlihat jelas pada negara-
negara yang berpendapatan rendah dan menengah (Roozenbeek,
Maas, dan Menon, 2013).
Menurut WHO, kejadian cedera kepala akan melebihi
kejadian berbagai penyakit lainnya dalam menyebabkan kematian
dan kecacatan pada tahun 2020. Beban akibat cedera kepala ini
terutama tampak jelas pada negara-negara berpendapatan rendah dan
menengah. Sebab, di negaranegara ini terdapat banyak faktor risiko
yang dapat mendorong terjadinya cedera kepala. Hal ini semakin
diperparah oleh ketidaksiapannya sistem kesehatan di negara-negara
tersebut (Hyder, dkk, 2007).
Insidensi cedera kepala secara global diperkirakan sekitar
200 per 100.000 orang setiap tahunnya. Namun, angka tersebut
dianggap bukanlah suatu angka yang pasti dan merupakan angka
yang underestimated (Bryan-Hancock dan Harrison, 2010). Data
yang diperoleh dari Center of Disease Control and Prevention (CDC)
menunjukkan bahwa kejadian cedera kepala di Amerika Serikat
adalah sekitar 1,7 juta kasus setiap tahunnya (Roozenbeek, Maas,
dan Menon, 2013).
Di Eropa, cedera kepala yang diterima di rumah sakit adalah
sekitar 235 kasus per 100.000 orang setiap tahunnya (Tagliaferri,
dkk, 2006). Insidensi cedera kepala di Afrika Selatan adalah sekitar
310 kasus per 100.000 orang setiap tahunnya (Roozenbeek, Maas,
dan Menon, 2013).
1
2
4
5
F Patofisiologi
Trauma Kepala
Nyeri Akut
Peningkatan TIK Gangguan kesadaran, TTV,
kelainan neurologi
Ketidakefektipan bersihan
jalan nafas
Ransangaan simpatis
Gangguan autoregulasi
Mual, muntah
Tekanan meningkat
Edema Otak hidrostatik
Edema paru Intake nutrisi tidak adekuat
Ketidakefektipan pola
nafas hipoksemia
10
11
G Komplikasi
Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan konplikasi
serius dan mengancam otak secara permanen. Oleh karena itu,
setiap komplikasi yang timbul harus ditangani dengan segera dan
efektif. Komplikasi yang terjadi antara lain:
1. Infeksi.
fraktur tengkorak dapat merobek membran ( lapisan
tipis sel ) yang mengelilingi otak. Jika hal ini terjadi, bakteri
dapat masuk ke luka dan menyebabkan infeksi.
2. Sindrom pasca gegar otak.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala jangka
panjang setelah mengalami gegar otak akibat cedera kepala.
Ini bisa menjadi sindrom pasca gegar otak. Gejala dan efek
sindrom pasca gegar otak dapat meliputi sakit kepala
persistem,pusing, kelemahan, tinitus,mual,gangguan tidur,
masalah memori, kesulitan memahami orang lain,dan
gangguan konsentrasi.
3. Gangguan kesadaran.
Penderita trauma kepala parah dapat mengalami
gangguan kesadaran, seperti koma keadaan vegetatif, atau
keadaan sadar minimal. Gangguan ini memengaruhi kesadran
kemampuan membuka mata dan memiliki reflek dasar, serta
kesadaran (pikiran dan tindakan yang lebih kompleks, seperti
mengikuti instruksi, mengingat, dan berkomunikasi)
4. Kerusakan otak.
Cedera kepala yang parah dapat merusak otak dalam
beberaapa cara. Misalnya, kerusakan dapat terjadi akibat
meningkatnya teka nan pada otak yang disebabkan oleh
bekuan darah antara tenggorokan dan permukaan otak
(hematoma subdural) atau pendarahan didalam dan disekittar
otak (subarachnoid hemorrage).setelah cedera otak, ada juga
peningkatan resiko epilepsi. Seseorang yang
mengembangkan epilepsi setelah cedera kepala mungkin
memerlukan obat untuk jangka waktu tertentu atau seumur
hidup.
5. Efek fisik.
Efek fisik dari trauma kepala misalnya kesulitan
memindahkan atau menjaga keseimbangan dan kehilangan
kordinasi tubuh. Pasien mungkin juga mengalami sakit
kepala atau kelelahan ekstrem.
6. Efek Hormonal.
Beberapa cedera kepala dapat merusak kelenjar
pituitari ( kelenjar kecil yang ada dipangkal otak dan
mengatur tiroid). Kelenjar pituitari yang rusak dapat
12
A Kasus
Tn. A dibawa ke UGD RSHS dengan keadaan tidak sadar. Menurut
pengantarnya, Tn.A mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu pada saat
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan tidak menggunakan
helm pelindung,tiba-tiba menabrak truk bagian belakang karena truk
tersebut mengerem mendadak sehingga dahi terbentur cukup keras.Setelah
menabrak kemudian sempat terpental dan terjatuh ke arah kiri sehingga
kepalanya kembali membentur aspal.Sebelum pingsan pasien sempat
muntah 1 kali.
13
14
15
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Penurunan kesadaran.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. A Dibawa ke UGD RSHS dengan keadaan tidak
sadar. Menurut pengantarnya, pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas yaitu pada saat mengendarai sepeda
motor dengan kecepatan tinggi dan tidak menggunakan
16
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
2) Tingkat kesadaran : Sopor
GCS : (E: 2 M:2 V:1) = 5
3) Tanda tanda vital :
a) TD : 160/100 mmHg
b) Nadi : 60 x/mnit
c) Respirasi : 30 x/mnit
d) Suhu : Tidak terkaji
4) Pemeriksaan fisik
a) System pernafasan
Terdapat memar disekitar hidung..
b) System kardiovaskuler
Ujung area distal tidak pucat
c) System pencernaan
Tidak terkaji.
d) System integument
Ada luka robek di dahi dan berdarah sekitar 9 cm horisontal,
memar disekitar kedua pelipis dan hidung, kedua kelopak mata
pasien agak memar kebiruan.
17
e) System musculoskeletal
Tidak terkaji
f) System perkemihan-genital
Terpasang Kateter
g) Sistem Sensori/persepsi
Telinga sebelah kiri keluar darah dan sebagian sudah
mengering.
h) System persarafan
Klien dapat merasakan sensasi raba, tidak ada kesemutan.
- N1 (Olfaktorius)
Tidak terkaji
- N II (Optikus)
Tidak terkaji
- N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen)
Kedua kelopak mata pasien agak memar kebiruan, pupil
anisokor, diameter pupil sebelah kanan melebar 10 cm reflek
cahaya (-) dan sebeleh kiri 5cm reflek cahaya (+),
- N V (Trigeminus)
Tidak terkaji.
- NVII (Fasialis) : Klien tidak memiliki tremor/kelumpuhan
dimuka
- NVIII (Auditorius) : Klien tidak dapat menjawab pertanyaan dari
perawat karena penurunan kesadaran
- NIX (Glosofaringeus) : tidak terkaji
- NX (Vagus) : tidak terkaji
- NXI (Asesorius) : tidak terkaji
- NXII (Hipoglossus) : tidak terkaji
d. Pola Aktivitas Sehari-hari
No Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
18
Pola nutrisi :
Makan :
- Frekuensi Kaji Pola Nutrisi Kaji Pola nutrisi dan
- Porsi Makan Dan Minum asupan cairan klien saat
- Jenis Klien sakit
- Keluhan
Minum :
- Frekuesi
- Jenis
- Keluhan
Eliminasi Kaji pola bab dan bak Kaji pola bab dan bak klien
BAB klien sebelum sakit saat sakit
- Frekuensi
- Kosistensi
- Warna
- Keluhan
BAK
- Frekuensi
- Warna
- Keluhan
3 Personal Hygine Kaji personal hygine Kaji personal hygine klien
- Mandi klien sebelum sakit saat sakit
- Keramas
- Gosok Gigi
- Potong Kuku
4 Istirahat dan tidur Kaji Istirahat dan tidur Kaji Istirahat dan tidur
- Siang klien sebelum sakit klien saat sakit
- Malam
- Keluhan
5 Aktivitas Kaji aktivitas klien Kaji Aktivitas klien saat
sebelum sakit sakit
- Keluhan
e. Data Psikologis
19
Tidak terkaji
f. Data Spiritual
g. Tidak terkaji
h. Data Penunjang
1) Hasil radiologi
Hasil foto rongent kepala tampak adanya hematom
sub dural sebelah kiri dan temporal.
2) Terapi yang diberikan
a) Posisi Kepala Head up 300.
b)
B Analisa Data
- TD : 160/100
Hematoma subdural
mmHg
- N : 60x/mnt
20
- RR : 30x/mnt TIK
- Hasil foto rontgent
kepala tampak
TD , RR , pupil anisokor,
adanya hematom
penurunan kesadaran
subdural sebelah
kiri dan kanan
- GCS 5 (Sopor)
- RR: 30x/menit
Merobek vena
Hematoma subdural
TIK
O2
Kebutuhan O2
No Diagnosa Keperawatan
cahaya menunjukkan
keseimbagan
antara parasimpatis
dan simpatis.
Respon terhadap
cahaya merupakan
kombinasi fungsi
dari saraf kranial II
dan III.
3.Pucat menunjukkan
terjadinya perfusi
perifer akibat
3. Kaji
kekurangan Oksigen.
Sianosis
Perifer. 4. Pemberian oksigen
secara adekuat dapat
24
mensuplai dan
memberikan cadangan
oksigen, sehingga
4. Kolaborasi mncegah terjadinya
Pemberian hipoksia.
Oksigen
dengan
dokter.
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
Cedera kepala dapat disebut juga dengan Head Injury atau
TBI. Head Injury merupakan perlukaan pada kulit kepala, tulang
tengkorak, ataupun otak sebagai akibat dari trauma. Perlukaan
yang terjadi dapat mengakibatkan terjadinya benjolan kecil
namun dapat juga berakibat serius ( Heller, 2013).
Cedera kepala merupakan gangguan pada otak yang bukan
diakibatkan oleh suatu proses degeneratif ataupun hongenital,
melainkan suatu kekuatan mekanis dari luar tubuh yang bisa saja
menyebabkan kelainan pada aspek kognitif, fisik, dan fungsi
psikososial seseorang secara sementara ataupun permanen dan
berasosiasi dengan hilangnya ataupun terganggunya status
kesadaran seseorang. (dawodu, 2013).
B Saran
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27