Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PNEUMONIA KOMUNITAS
RSUD SULTAN
ISKANDAR MUDA
Jln. Nasional (Meulaboh –
Tapak Tuan) Km. 28,5
Ujong Patihah Telp. (0655)
7141059-7141062 Fax.
(0655) 7141060
KABUPATEN
NAGAN RAYA
1. Pengertian Pneumonia komunitas ialah peradangan akut pada parenkim paru yang
(Definisi) didapat di masyarakat disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, parasit, protozoa), bukan disebabkan M. Tuberculosis

2. Anamnesis Gejala klinis berupa :


• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulen
• Demam
• Nyeri dada
• Sesak napas
3. Pemeriksaan Fisik • Tanda vital
• Suhu tubuh > 380C (aksila)/ riwayat demam
• Frekuensi napas meningkat
• Pemeriksaan paru
• Nyeri di dada
• Dapat ditemukan tanda-tanda konsolidasi
• Suara napas bronkial dan ronki
4. Kriteria Diagnosis Pada foto toraks terdapat infiltrat/ air bronchogram ditambah dengan
beberapa gejala di bawah ini.
• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila)/ riwayat demam
• Nyeri dada
• Sesak
• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara
napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000 atau < 4500
5. Diagnosis Kerja Pneumonia komunitas

6. Diagnosa Banding  Tuberkulosis paru


 Tumor paru
 Mikosis paru
 Efusi pleura
7. Pemeriksaan UMUM
Penunjang Foto toraks PA dan lateral
Laboratorium rutin darah
Jumlah leukosit > 10.000 atau < 4500
Pada hitung jenis terdapat dominasi sel leukosit PMN
8. Tata Laksana A. Non Medikamentosa
1. Istirahat
2. Nutrisi adekuat
3. Chest fisioterapi jika produksi dahak produktif
4. Edukasi cara batuk efektif
5. Pengisapan lendir jika dibutuhkan

B. Medikamentosa
Awal terapi antibiotik bersifat empirik dan harus diberikan secepat mungkin,
ketika berada di IGD.

1. Antibiotik rawat jalan


a. Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa riwayat pemakaian antibiotik 3
bulan sebelumnya
• Golongan betalaktam atau betalaktam ditambah anti betalaktamase
ATAU
• Makrolid baru (klaritromisin, azitromisin)

b.Pasien dengan komorbid atau mempunyai riwayat pemakaian antibitotik 3


bulan sebelumnya.
• Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750 mg, moksifloksasin)
ATAU
• Golongan betalaktam ditambah anti betalaktamase ATAU
• betalaktam ditambah makrolid

2. Antibiotik rawat inap non ICU


• Fluorokuinolon respirasi levofloksasin 750 mg, moksifloksasin)
ATAU
• Betalaktam ditambah makrolid

3. Antibiotik ruang rawat intensif


Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonas:
• Betalaktam (sefotaksim, seftriakson atau ampisilin sulbaktam)
ditambah makrolid baru atau fluorokuinolon respirasi intravena (IV)

Pertimbangan Bila ada faktor risiko infeksi pseudomonas:


khusus
• Anti pneumokokal, anti pseudomonas  laktam (piperacilin-
tazobaktam, sefepime, imipenem atau meropenem) ditambah
levofloksasin 750 mg
ATAU
 Betalaktam seperti tersebut di atas ditambah aminoglikosida dan
azitromisin
ATAU
 Betalaktam seperti tersebut di atas ditambah aminoglikosida dan
antipneumokokal fluorokuinolon (untuk pasien yang alergi penisilin,
betalaktam diganti dengan aztreonam)

Bila curiga disertai infeksi MRSA


• Tambahkan vankomisin atau linezolid

Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam.

4. Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik dan


ekspektoran dan bronkodilator dan lain lain.
5. Terapi oksigen (nasal kanul, simple mask, NRM, RM, ETT dan ventilasi
mekanik) sesuai derajat kebutuhan pasien
6. Anti inflamasi sistemik (dalam keadaan berat).

9. Edukasi (Hospital 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai
Health pneumonia
Promotion 2. Memberikan keyakinan bahwa demam merupakan respon fisiologi
akibat infeksi
3. Memperhatikan kecukupan nutrisi pasien

10. Prognosis Ad vitam : bonam


Ad Sanationam : bonam
Ad Fungsioanam : dubia

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis SMF Paru

15. Kepustakaan 1. Metlay JP, Waterer GW, Long AC, Anzueto A, Brozek J, Crothers K, et
al. Diagnosis and treatment of adults with community acquired
pneumonia. An official clinical practice guideline of American Thoracic
Society and Infectious Diseases Society of America. Am J Respir Crit
Care Med. 2019;200(7):e45-67.
2. British Thoracic Society Guidelines for the management of community
acquired pneumonia in adults. Guideline Groups. Guideline for the
Management of community acquired pneumonia in adults : up date 2009.
Thorax 2009;64(Suppl III):iii1–iii55.
3. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniyah F, Agustin H,
Handayani D. Pneumonia komunitas. Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia; 2014.

Mengetahui Ketua Komite Medik Ketua KSM Paru


Kabupaten Nagan Raya

dr.Rima Mellia,Sp.P dr.Rima Mellia,Sp.P


Nip.19840202 201402 2 003 Nip.19840202 201402 2 003

Anda mungkin juga menyukai