PNEUMONIA KOMUNITAS
KHUSUS
Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan uji
kepekaan dari:
- darah
- aspirat transtrakea
- aspirat transtorakal
- bilasan bronkus Analisis gas darah CT scan toraks
dengan kontras Bronkoskopi
8. Tata Laksana *Medikamentosa
Rawat jalan
1. Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa
riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan
sebelumnya
Golongan laktam atau laktam ditambah
anti laktamase ATAU
Makrolid baru (klaritromisin, azitromisin)
Pasien dengan komorbid atau mempunyai
riwayat pemakaian antibitotik 3 bulan
sebelumnya.
Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin 750
mg, moksifloksasin) ATAU
Golongan laktam ditambah anti
laktamase ATAU
laktam ditambah makrolid
Rawat inap non ICU
Fluorokuinolon respirasi levofloksasin 750
mg, moksifloksasin) ATAU
laktam ditambah makrolid
Ruang rawat Intensif
Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonas:
laktam (sefotaksim, seftriakson atau
ampisilin sulbaktam) ditambah makrolid baru
atau fluorokuinolon respirasi intravena (IV)
Pertimbangan khusus Bila ada faktor risiko infeksi
pseudomonas:
Anti pneumokokal, anti pseudomonas
laktam (piperacilin-tazobaktam, sefepime,
imipenem atau meropenem) ditambah
levofloksasin 750 mg ATAU laktam seperti
tersebut di atas ditambah aminoglikosida dan
azitromisin ATAU
laktam seperti tersebut di atas ditambah
aminoglikosida dan antipneumokokal
fluorokuinolon (untuk pasien yang alergi
penisilin, laktam diganti dengan aztreonam)
Bila curiga disertai infeksi MRSA
Tambahkan vankomisin atau linezolid
*Non Medikamentosa
Jika tak ada perbaikan antibiotik berikan
sesuai hasil uji sensitivitas.
Pemberian obat simtomatik antara lain
antipiretik, mukolitik dan ekspektoran dan
bronkodilator dan lain lain.
Terapi oksigen (nasal kanul, simple mask,
NRM, RM, NIV, ETT dan ventilasi mekanik)
sesuai derajat kebutuhan pasien
Jangan mengganti antibiotik sebelum 72
jam.
Anti inflamasi sistemik (dalam keadaan
berat).
Imunoglobulin /IVIG (dalam keadaan
berat).
Activated Protein C/ APC (dalam keadaan
berat)
*Khusus
Istirahat
Nutrisi adekuat sesuai kebutuhan
Pengisapan lendir bila perlu dengan
suctioning dan bronkoskop
9. Edukasi Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin
(Hospital Health Promotion) influenza) walaupun masih perlu penelitian lebih
lanjut mengenai efektivitasnya.
Berhenti merokok.
Menjaga kebersihan tangan, penggunaan masker,
menerapkan etika batuk.
Menerapkan kewaspadaan standar dan isolasi pada
kasus khusus.
Dubia ad bonam
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator
1. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S,
15. Kepustakaan Isbaniah F, Agustin H, et al. Hospital acquired
pneumonia (HAP) dan Ventilator associated
pneumonia (VAP). Pedoman diagnosis &
penatalaksanaan di Indonesia. Edisi II. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia;2018.
2. Soepandi PZ, Burhan E, Nawas A, Giriputro S,
Isbaniyah F, Agustin H, Handayani D. Pneumonia
komunitas Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia; 2014.
3. PDPI, PERDICI, PAPDI, PERDOSSI,
IKABDI,PERKI. Panduan tata kelola hospital
acquired pneumonia, ventilator associated
pneumonia, Heathcare associated pneumonia pasien
dewasa. Jakarta: Perhimpunan Dokter Intensive Care
Indonesia (PERDICI). 2009.