Anda di halaman 1dari 14

PNEUMONIA

Bimbingan DM Paru
RSUD Kab. Kediri
DEFINISI
Peradangan akut pada parenkim
paru yang didapat di masyarakat,
disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasite,
protozoa), bukan disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis
ANAMNESA
 Batuk
 Perubahan karakteristik sputum/
purulent
 Demam
 Nyeri dada
 Sesak napas
PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda vital
 Suhu tubuh ≥ 380C (aksila)/ Riwayat
demam
 Frekuensi napas meningkat
 Pemeriksaan paru
 Nyeri di dada
 Dapat ditemukan tanda-tanda
konsolidasi
KRITERIA DIAGNOSA
Pada foto toraks terdapat infiltrat / air bronchogram
ditambah dengan beberapa gejala di bawah ini:
 Batuk
 Perubahan karakteristik sputum/ purulen
 Suhu tubuh ≥380C (aksila)/ Riwayat demam
 Nyeri dada
 Sesak
 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-
tanda konsolidasi, suara napas bronkial atau ronki
 Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500
DIAGNOSIS BANDING
 Tumor paru
 Tuberculosis paru
 Mikosis/ jamur paru
 Efusi pleura (bila lesi terletak di
lobus bawah paru)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
UMUM
> Foto thoraks PA dan lateral
> Laboratorium rutin darah
> Jumlah Leukosit ≥ 10.000 atau < 4.500
> Pada hitung jenis terdapat dominasi sel leukosit PMN
> Sputum mikroorganisme dan uji kepekaan aerob, anaerob, dan atipik
> C-reactive protein
> Prokalsitonin (PCT)
> Hemostasia (pada keadaan berat)
> Tes fungsi hati dan ginjal (dalam keadaan berat)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KHUSUS
1. Pemeriksaan biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari:
 Darah
 Aspirat transtrakea
 Aspirat transtorakal
 Bilasan bronkus
2. Analisis gas darah
3. CT scan toraks dengan kontras
4. Bronkoskopi
TERAPI
A. Terapi Medikamentosa
B. Terapi Non-medikamentosa
C. Terapi Khusus
A. TERAPI MEDIKAMENTOSA
Rawat Jalan > Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan sebelumnya
 Golongan beta laktam atau beta laktam ditambah anti beta laktamase
ATAU
 Makrolid baru (klaritromisin, azitromisin)
> Pasien dengan komorbid atau mempunyai riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan sebelumnya
 Florokuinolon respirasi (levofloxacin 750mg, moksifloxacin)
ATAU
 Golongan beta laktam ditambah anti beta laktamase
ATAU
 Beta laktam ditambah makrolid
Rawat inap non ICU  Florokuinolon respirasi (levofloxacin 750mg, moksifloxacin)
ATAU
 Beta laktam ditambah makrolid
Ruang rawat intensif Tidak ada faktor resiko infeksi pseudomonas:
 Beta laktam (sefotaksim, seftriakson, atau ampisilin sulbaktam) ditambah makrolid baru atau
florokuinolon respirasi intravena
Pertimbangan khusus Bila ada faktor risiko infeksi pseudomonas:
 Anti pneumokokal, anti pseudomonas beta laktam (piperacilin-tazobaktam, sefepime, imipenem atau
meropenem) ditambah levofloxacin 750mg
ATAU
Beta laktam seperti tersebut di atas ditambah aminoglikosida dan azitromisin
ATAU
 Beta laktam seperti tersebut di atas ditambah aminoglikosida dan antipneumokokal florokuinolon
(untuk pasien yang alergi penisilin, beta laktam diganti dengan aztreonam)

Bila curiga disertai infeksi MRSA


 Tambahkan vankomisin atau linezolid
B. TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
 Jika tak ada perbaikan antibiotik diberikan sesuai hasil uji sensitivitas

 Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, dan lain-lain

 Terapi oksigen (nasal kanul, simple mask, NRM, RM, NIV, ETT dan ventilasi mekanik) sesuai derajat
kebutuhan pasien

 Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam

 Anti inflamasi sistemik (dalam keadaan berat)

 Immunoglobulin / IVIG (dalam keadaan berat)

 Activated protein C / APC (dalam keadaan berat)


c. Terapi khusus
 Istirahat
 Nutrisi adekuat sesuai kebutuhan
 Pengisapan lendir bila perlu dengan suctioning dan
bronkoskopi
Komplikasi
 Abses paru
 Empiema
 Atelektasis
 Sepsis
 ALI dan ARDS
 Mikosis paru
 Gagal napas
 Gagal ginjal
 Gagal multi organ

Anda mungkin juga menyukai