Bakteri
Injury neuronal
Edema otak
Peningkatan
TIK
TANDA & GEJALA
• CTscan/MRI gambaran
• Pemeriksaan spesimen Cerebrospinal Fluid (LSC)
– Pewarnaan dan kultur bakteri
– Leukosit
– Kadar glukosa
– Protein
• Intracranial Sonography
– Monitoring pendarahan intrakranial
• Babygram Radiography
– Untuk melihat malformasi kongenital pada bayi
• Cek Darah
– Pemeriksaan CRP (C-Reactive Protein) Kondisi infeksi dan
inflamasi
– Leukosit/WBC
Terapi antimikroba untuk ventrikulitis dan
meningitis
1 No. RM 12.72.xx.xx
3 Jenis Kelamin P
5 Alamat Lenande
7 Diagnosis Wound dehiscence post reduksi & rekonstruksi cele + LCS leakage +
pus suspek ventriculitis + peningkatan TIK
8 Alasan MRS/Riwayat Benjolan di belakang kepala & demam sejak 2 hari yg lalu, keluar
penyakit nanah dari luka
DATA
No Normal
KLINIK 5/8 6/8 7/8 8/8 9/8 10/8 11/8 12/8 13/8 14/8 15/8 16/8 17/8 18/8 19/8 20/8 21/8 22/8
36.5-37.5
1 Suhu 37,5 37,6 38,7 36,7 37,6 36 36,7 36,8 38,2 38,1 36,4 36 36,7 37,4 36,8 37,6 38,1 36,6
°C
100-
2 Nadi 120 115 126 114 120 126 132 112 130 126 104 132 120 112 120 124 126 108
198x/mnt
30-53x/
3 RR 25 24 23 22 22 24 30 20 23 23 20 30 26 24 22 24 22
mnt
6-17,5 24,7
4 Leukosit 33,73
x103/mm3 7
Kode Permasalahan : 2 (Pemilihan Obat)
S : Pasien mengalami demam & infeksi pada jahitan bekas operasi, hasil kultur bakteri Pseudomonas
aeruginosa dan hasil kultur menunjukkan antibiotik yang sensitif yaitu amikasin, gentamisin, imipenem,
meropenem.
O : • Suhu =38,7°C
• Leukosit =33,73X103/µL
• RR =23
• Nadi =126
• BB = 6,5 Kg
A : Pasien mendapatkan terapi ampiciliin 250 mg tiap 8 jam IV setelah hasil kultur keluar.
P : • Menyarankan penggantian antibiotik definitif yaitu amikasin 32,5 – 48,75 mg tiap 8 jam IV (Gahart, 2018).
Perhitungan dosis IV : 15 – 22,5 mg/kgBB/hari
: (15 x 6,5) – (22,5 x 6,5) mg/hari
: 97,5 – 146,25 mg/hari.
• Menyarankan penambahan amikasin secara intraventrikular dengan dosis 5-50 mg tiap 24 jam (Molinaro et al, 2018).
Brunton and Parker., 2008., Manual of Pharmacologic and Therapeutics., McGraw Hill
Kode Permasalahan : 4 (Interval Pemberian)
3b (Dosis Obat Kurang)
S : Pasien mengalami demam & keluar nanah dari luka bekas operasi.
O : • Suhu =38,7°C
• Leukosit =33,73X103/µL
• RR =23
• Nadi =126
• Barat Badan = 6,5 kg
A : Dosis ampicillin yang diperoleh pasien 250 mg tiap 8 jam atau 750 mg/hari. Pemberian ampicillin secara IV untuk infeksi
meningitis pada dosis 150-200 mg/kg/hari atau 975-1.300 mg/hari (Medscape).
P : Menyarankan kepada dokter untuk pemberian ampicillin 250 mg secara iv tiap 6 jam (Medscape).
A : Dilakukan operasi pada IDO dengan kelas operasi kotor yang memerlukan antibiotik terapi (bukan profilaksis), sedangkan
pada saat akan dioperasi pasien diberikan antibiotik profilaksis yaitu cefazolin 200 mg (iv).
P : Menyampaikan kepada dokter bahwa pemberian antibiotik profilaksis hanya untuk kelas operasi bersih berisiko infeksi
atau bersih kontaminasi.
I : Konfirmasi kepada dokter
KORTIKOSTEROID
• Dexamethason 2,5 mg IV (16/08/19)
• Diberikan sebagai adjuvan antibiotik (BNF for Children,
2018-2019 & Shao et al, 2016)
Untuk mengatasi respon pelepasan sitokin secara masif
akibat pemberian antibiotik secara intraventrikular.
Pelepasan sitokin akan menyebabkan kerusakan CNS.
Pemberian dexamethasone menurunkan angka komplikasi
neurologis akibat kerusakan CNS tersebut (International
Society for Pedriatic Neurosurgery : Adjuvant Therapies for
Meningitis and Ventriculitis in Children)
• Dosis sebagai adjuvant antibiotik :
• Perhitungan dosis :
– 150 micrograms – 10 mg X 6,5 kg = 975
microgram – 65 mg (Rentang dosis 1 kali
pemberian)
– Dosis diberikan = 2,5 mg (berada pada rentang
dosis)
• Data Klinis (16/08/19)
N Data Klinik Nilai Normal 16/08/19
o
1 Suhu 36,4-38°C 36
2 Nadi 100-160x/mnt 132
3 RR 20-30x/ mnt 30
4 CRP 0-1 2,6 (11/08/19)
5 Nyeri 0 0
DRP
Kode Masalah 4 (Interval Pemberian)
Rekomendasi / Saran P : Pada literatur interval pemberian adalah setiap 6 jam (BNF For Children,
2018-2019).
Rekomendasi / Saran P : Pada literatur interval lama pemberian selama 4 hari (BNF For Children,
2018-2019).
Parameter 5/8 6/8 7/8 8/8 9/8 10/8 11/8 12/8 13/8 14/8 15/8 16/8 17/
8
Skala Nyeri 2 2 0 0
Suhu
37,5 37,6 38,7 36,7 37,6 36 36,7 36,8 38,2 38,1 36,4 36 36,7
Kesesuaian Dosis
Parasetamol :
• Menurut WHO Pain Ladder, untuk terapi nyeri ringan dengan skala 1-3
menggunakan terapi paracetamol 650 mg tiap 4 jam
• pada pasien tidak memerlukan peningkatan frekuensi penggunaan paracetamol
karena skala nyeri pasien = 0
MEKANISME AKSI
PARASETAMOL
METAMIZOLE
Tanggal Pemberiaan
Nama Obat dan Dosis
No
Regimen 5/8 6/8 7/8 8/8 9/8 10/ 11/ 12/ 13/ 14/ 15/ 16/ 17/ 18/ 19/ 20/ 21/
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 Infus D5 ¼ NS 500
V V V V V V V V V
mL/24 jam
4 Infus D5 ¼ NS 650 V V
mL/24 jam
5 Infus D5 ¼ NS V V V V
300mL/24jam
• Na = 1 – 2 mEq/kgBB/hari
– Na = 6,5 – 13 mEq
• K = 1 – 2 mEq/kgBB/hari
– K = 6,5 – 13 mEq
• CL = 1 – 2 mEq/kgBB/hari
– Cl = 6,5 – 13 mEq
Evaluasi
Hari/ Nama Regimen Cara Mengatasi
No Manifestasi ESO
Tanggal Obat Dosis ESO
Tgl Uraian
1 16/8 Kejadian ESO 5- Amikacin 10,5 mg/24 Menghindari 16/8 Tidak terjadi
25% jam penggunaan jangka nefrotoksisitas
Nefrotoksisitas intraventrikel panjang &
(Oxford-Handbook pemberian bersama
of Infectious nefrotoksin lainnya
Disease and (Antibiotics
Microbiology Edition Simplified Ed 4,
2, 2017). 2018).
2 16/8 Metamizol 16/8 Tidak terjadi
e 100 mg tiap 8 agranulositosi
Berpotensi fatal: jam iv Therapeutic plasma
Agranulositosis exchange (TPE)
DFP-4 FORM RENCANA KERJA FARMASI DAN LEMBAR PEMANTAUAN
Suhu (36,5-
37,5 37,6 38,7 36,7 37,6 36 36,7 36,8 38,2 38,1 36,4 36 36,7 37,4 36,8 37,6 38,1 36,6
Empiris 37,5°C)
Ampicilin Nadi
Setiap 120 115 126 114 120 126 132 112 130 126 104 132 120 112 120 124 126 108
100-160 x/mnt
hari
Mengatasi RR
Tanda SIRS
Infeksi 25-50 25 24 23 22 22 24 30 20 23 23 20 30 26 24 22 24 22
Definitif x/ mnt
Amikasin WBC
Tiap 6
6 – 17,5 X 33,73 24,77
hari
103/mm3
Metamiz
Mengatasi Setiap
ole Skala nyeri Skala nyeri 0 2 2 0 0
nyeri hari
injeksi
Dexamet CRP
Mengatasi CRP Tiap 6
hason CTscan 14,9 2,6
edema otak (0-1 mg/dL) hari
injeksi kepala
Na (136-145
mmol/L) 136 135
Resusitasi Infus D5 Kadar Tiap 6
cairan ¼ NS elektrolit hari
Cl (98-107
93 102
mmol/L)
DFP – 5 LEMBAR KONSELING
Hari/
No Uraian Masalah Rekomendasi / Saran Evaluasi
Tanggal
1 7/8 Pasien diberikan antibiotic empiris - Memberikan informasi ke perawat bahwa Konseling kepada
ampicillin 250 mg tiap 8 jam injeksi ampicillin diberikan injeksi iv selama 10 – 15 perawat
iv, sehingga pemberian harus tepat. menit.
- Setiap 500 mg ampicillin dilarutkan dalam 5
mL WFI. Stabil selama 8 jam pada
konsentrasi 30 mg/mL dalam NS atau WFI
(Gahart’s: Intravenous Medications, 2018).
- Ampicillin 1 gram serbuk dilarutkan dalam
3,4 ml WFI harus segera digunakan setelah
rekonstitusi (8 menit) (Brosur Produk)
2 16/8 Pasien diberikan antibiotic definitive - Tiap 500 ml dilarutkan dalam 100 – 200 ml Konseling kepada perawat
amikacin 35 mg tiap 8 jam injeksi iv, D5W, D5NS, atau NS dan diberikan selama
sehingga pemberian harus tepat. 30 – 60 menit. Pada pasien anak, volume
infus tergantung kebutuhan (Gahart’s
Intravenous Medication, 2018 & Brosur
Produk).
- Stabil selama 24 jam setelah direkonstitusi
di suhu ruang.
Hari/
No Uraian Masalah Rekomendasi / Saran Evaluasi
Tanggal
3 16/8 Pasien diberikan terapi - Injeksi metamizole 500 mg/mL Konseling kepada perawat
metamizole 100 mg tiap 8 jam diinjeksikan pelan iv atau
injeksi iv, sehingga pemberian diencerkan ke dalam 10 mL WFI
harus tepat. lalu diinjeksikan dengan
kecepatan <1 mL/menit.
4 16/8 Pasien diberikan terapi - Memberikan informasi ke perawat Konseling kepada perawat
dexametahson 2,5 mg injeksi iv, bahwa dexamethasone diberikan
sehingga pemberian harus injeksi iv pelan 3-5 menit.
tepat. - Diberikan tanpa pengenceran
secara injeksi iv pelan dengan
kecepatan 1 mL/menit pada vena
besar (The UK Injectable
Medicines Guide, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Gahart, B.L.., Nazareno, A.R., Ortega, M.Q. 2018. Intravenous
Medications. A Handbook for Nurses and Health Professionals.
California : Elsevier.
Molinaro, P., Paola, M., Manuela D.G., Simona, D.G., Ilaria, G., et al.
2018. Efficacy of intraventricular amikacin treatment in pan-
resistant Pseudomonas aeruginosa postsurgical meningitis.
Infection and Drug Resistance. 11: 1369 – 1372.
Nau, R., Frittz, S., dan Helmut, E. 2010. Penetration of Drugs through
the Blood-Cerebrospinal Fluid/Blood-Brain Barrier for Treatment
of Central Nervous System Infections. Clinical Microbiology
Reviews.23 (4) : 858-883.
Terima kasih
MANAJEMEN TERAPI
1. TERAPI EMPIRIS
Dosis antimikroba telah digunakan secara empiris, dg
penyesuaian dosis & interval dosis berdasarkan pada
kemampuan agen untuk mencapai konsentrasi LCS yang
memadai. Pemilihan terapi antimikroba empiris pada
ventrikulitis berdasarkan usia pasien & dengan berbagai
kondisi yang mungkin membuat pasien cenderung
menderita ventrikulitis (pasca trauma, berhubungan
dengan kateter shunt, dll.).
1. SEFALOSPORIN
Mengingat peningkatan frekuensi resistensi antimikroba pada
bakteri basil gram negatif, terutama di rumah sakit, dilakukan
pengujian kerentanan in vitro terhadap isolat. Satu agen,
ceftazidime, juga menunjukkan kemanjuran dalam beberapa studi
pasien dengan Pseudomonas meningitis. Sefalosporin generasi
keempat, cefepime, terbukti aman dan setara dengan sefotaksim
dalam pengobatan meningitis bakteri pada bayi dan anak-anak &
telah berhasil digunakan pada beberapa pasien dengan meningitis
yang disebabkan oleh bakteri.
• Mekanisme kerja Obat : Menghambat sintesis protein pada bakteri yang sensitif dengan
mengikat ribosom 30S (DIH)
• ESO 1-10% :