Anda di halaman 1dari 55

ANTIBIOTIK

PADA PENYAKIT TOROPIS INFEKSI


Hi. Dalfian , dr., M.Kes

Departemen Farmakologi
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati
2020
• Terampil melakukan pemilihan obat dan membuat resep 3
antibiotik pada berbagai penyakit tropis
• Memahami penggunaan Antibiotik yang rasional, dalam
upaya menncegah terjadinya resistensi obat terhadap
2
mikroroganisma
• Memahami berbagai jenis antibiotik yang sering
digunakan secara klinis pada penatalaksanaan penyakit
1
tropis
CAPAIAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Infeksi ANTIBIOTIK
Bakteri

Infeksi ANTI VIRAL


Virus
Penyakit
Tropis
Infeksi
Infeksi ANTI FUNGI
Jamur

Infeksi ANTI
Protozoa PROTOZOA
ANTIMIKROBA
PENYAKIT INFEKSI BAKTERI
DAN LEVEL SKDI 2012
N0 Nama Penayakit Level SKDI 2012 Sistem Tubuh
1 Demam Tifoid 4A GIT/H/P
2 Leptospirosis 4A Hematologi
3 Difteria 3B THT/Respirasi
4 Pertusis 4A Respirasi
5 Tetanus 4A Neurologi
6 Tetanus Neonatorum 3B Neurologi
7 Tuberkulosis paru 4A Respirasi
8 Gastroenteritis Kolera 4A GIT/H/P
9 Disentri Basiler 4A GIT/H/P
ANTIBIOTIK & SIFATNYA
Gram ( - )
Broad
Gram (+ )
spektrum

Moderat
Bacteriasid
Spekturm

Bacteriostatik Narrow
ANTIBIOTIK Spectrum
PENGGOLONGAN ANTIMIKROBA
Berdasarkan mekanisme kerja obat :
• Penghambat sintesis dinding sel.
(Beta-laktam, Penisilin, Sefalosporin).

• Mempengaruhi transpor aktif membran sel.


( Amfoterisin B, Azoles, Polimiksin, Polien).

• Penghambat sintesis protein.


(Aminoglikosida, Tetrasiklin, Makrolide, Kloramfenicol,
Klindamisin).

• Penghambat sintesis As. Nuklea.


(Kuinolon, Sulfonamid, Pirimetamin, Sulfonamid,
Trimetropin).
Berdasarkan sumber / asal dari anti mikroba :
I. Berasal dari alam: 1. Penisilin.
2. Tetrasiklin.
3. Kloramfenikol.
4. Streptomisin.
5. Polimiksin.
6. Sefalosporin.

II. Berasal dari kimia sintetik : 1. Sulfonamida.


2. Isoniazid.
3. Kinolon.

III. Berasal dari semi sintetik : 1. Nafsilin.


Secara kimia maka anti mikroba dibagi atas 2 golongan:
I. Golongan beta laktam.
Anti mikroba beta laktam adalah: 1. Penisilin.
2. Sefalosporin.
3. Karbapenem.
4. Karbasepem.
5. Monobaktam.
II. Golongan non-beta laktam.

Berdasarkan aktivitas anti mikrobanya, maka penisilin


diabagi atas:
I. Aktivitas tinggi terhadap kuman Gram  tetapi tidak tahan
terhadap enzim penisilinase dan beta laktamase seperti:
1. Benzil penisilin
2. Fenoksi metil Pnc
3. Fenetisillin
II. Golongan Penisilin yang mempunyai aktivitavitas lemah
terhadap kuman Gram  tetapi tahan terhadap
penisilinase.
1. Metisilin 2. Nafsilin 3. Oksasilin
4. Dikloksasilin 5. Kloksasilin 6. Floksasilin

III. Golongan Penisilin yg mempunyai aktivitas yg kuat


terhadap kuman Gram  dan Gram , tetapi tidak tahan
terhadap penisilinase dan beta laktamase.
1. Ampisilin 5 Bakampisilin 9 Talampisilin
2 Amoksisilin 6 Karbenisilin 10 Piperasilin
3 Hetasilin 7 Tikarsilin 11 Meziosilin
4 Pivampisilin 8 Episilin 12 Aziosilin
AB berdasar mekanisme kerja
I. Bakteriostatik
a. Menahan pertumbuhan dan replikasi bakteri
pada kadar serum yang dapat dicapai oleh
tubuh manusia.
b. Membatasi penyebaran infeksi saat sistem
imun tubuh bekerja memobilsasi dan
mengeliminasi bakteri patogen.
misal: sulfanamid, kloramfenikol, tetrasiklin
II. Bakterisidal
a. Membunuh bakteri serta jumlah total
organisme hidup yang dapat diturunkan
b. Dibagi 2 :
1.Bekerja pada fase tumbuh kuman
misal: penisilin, sefalosporin, kuinolon
2.Bekerja pada fase istirahat
misal: aminoglikosida, INH, kotrimoksazol
Beta-Laktam Antibiotics
Bacterial Cell Wall
Inhibitors

Penicilins Cephalosporins Miscellaneus

Narrow Wider Narrow Narrow


Spectrum Spectrum Spectrum Spectrum Carbapenems

Penicilinase Aztreonam
1st Generation
Susceptible

Penicilinase 2nd 3rd 4th


Resistant Generation Vancomycin
PENICILIN
• 1929. A. Fleming  jamur Penisilium.
• Semua penicilin adalah turunan dari asam 6-aminopenicillanic
dan mengandung struktur cincin beta-laktam.
• Inaktivasi dengan enzim Beta-lataktamase bakteri.

Farmakologi.
• Bervariasi resistensi terhadap asam lambung berbeda-beda,
bervariasi dalam bioavailabilitas penggunan oral .
• Ekskresi pada glomerular filtrasi dan tubular sekresi.
Mekanime kerja.
• Obat baktericid.
• Inhibitor dengan tahapan sbb:
– Mengikat reseptor spesifik.
– Penghambatan enzim transpeptidase Pengaktifan enzim
autolitik.
Toksisitas.
• Allergi.
• Gangguan gastrointestinal.
Penggunaan Klinis.

• Spectrum sempit Obat rentan penicilinase :


Penicilin G : infeksi disebabkan berbagi kumam streptococci,
meningococci, bacilli gram +, dan spirachetes.
• Spektrum sempit resisten penicilinase :
Methicillin, nafcillin, oxacillin : terutama digunakan terapi
infeksi staphylococcal ataupun suspek.
• Spektrum luas:
– Ampicillin and amoxicillin : mirip penggunaan penisilin.
– Piperacillin and ticarcillin : terhadap beberapa gram
negative ( Pseudomonas, Enterobacter, dan beberapa
kasus Kleibsiella ).
SEFALOSPORIN
Pertama sekali didapat Brotzu tahun 1948 dari
Cephalosporium Acremonium.
Bakterisid.
Farmakologi.
• Sefalosporin dapat diberikan secara suntikan dan secara oral.
• Sefalosporin mudah menembus barier plasenta, cairan Synovial,
cairan pericardial, cairan pleura.
• Ekskresi dengan cara glomerular filtrasi dan tubular sekresi.
• Ekskresi sebagian melalui ginjal, sebagian melalui empedu, dan
sebagian utuh.
PEMBAGIAN

• Generasi pertama : cefadroksil, sefazolin, sefaleksin, sefalotin,


sefapirin, sefadrin.

• Generasi kedua : sefamandol naftat, seforanid, sefonisid,


sefoksitin, sefaklor, sefuroksim.

• Generasi ketiga : natrium cefotazime, natrium cefotetan,


natriumceftizicime, natrium ceftriaxone, ceftazidime,
cefixime, natrium cefoperazone, cefodoxime proxetil
• Indikasi klinik:
1. Bakteremia.
2. Infeksi campuran.
3. Meningitis.

• Efek samping:
Urtikaria/reaksi alergi, superinfeksi, demam,
granulositopenia, anemia hemolitik, nefritis, SGOT
meninggi.
Obat Beta-lactam lainya
• Aztreonam.
• Karbapenem : Imipenem, Meropenem, Ertapenam.
• Lorakarbef.
• Beta-laktamase inhibitors : Asam Klavulonat, Sulbaktam,
Tozabaktam.

Other Inhibitors Of Cell Wall Syntetis


• Vancomycin.
• Fosfomycin.
• Bacitracin.
Bacterial Protein Synthesis Inhibitors

Broad Narrow
Spectrum Spectrum

Moderate
Spectrum
Chloramphenicol Lincosamides

Tetracyclines
Streptogamins

Macrolides
Linezolid
Ketolides
CHLORAMFENICOL
• Antibiotika sintetik pertama.
• Memiliki struktur yang sederhana dan khas.
• Biasanya bakteriostatik dan bakterisida.
• Efektif secara oral maupun parenteral.
• Melintasi penghalang plasenta dan darah-otak.
• Mengalami siklus enterohepatik, fraksi kecil diekskresikan
dalam urin tidak berubah.
• Sebagian besar obat tidak aktif oleh glukoronosiltransferase
hati.
Penggunaan Klinis.
• Obat infeksi berat disebabkan oleh salmonella dan untuk
pengobatan meningitis pneumokokus dan meningokokus

Toksisitas.
• Gangguan GIT
• Penghambatan pematangan sel darah merah menyebabkan
penurunan sirkulasi eritrosit (sumsum tulang).
• Anemia aplastik.
• Sindrom bayi abu-abu (Grey baby syndrom)
TETRACYCLINES

• Penyerapan oral bervariasi.


• Terdistribusi ke jaringan secara luas dan melewati penghalang
plasenta.
• Mengalami siklus enterohepatik.
• Doksisiklin diekskresikan terutama dalam feses, tetapi obat
dieliminasi terutama dalam urin.
• Antibiotik spektrum luas (gram positif dan gram negatif).
Penggunaan Klinis.
• Penggunaan primer: pengobatan untuk infeksi oleh Mycoplasma
pneumoniae (pada orang dewasa), Chlamidya, Rickettsia, dan Vibrio.
• Penggunaan sekunder: alternatif dalam pengobatan sifilis.
• Penggunaan selektif: Ulcus GIT oleh Helicobacter Pilory (Tetracyclin),
Penyakit Lyme (Doxixyclin), Keingococcal carrier state (Minocyclin).

Toksisitas.
• Gangguan GIT .
• Struktur tulang dan gigi.
• Toksisitas hati, toksisitas ginjal, toksisitas vestibular.
• Photosesitivities.
MACROLIDES

• Termasuk: Erytromycin, Azithromycin, dan


Chlaritromycin.
• Memiliki bioavailabilitas oral yang baik, tetapi
penyerapan azitromisin terhambat oleh makanan.
• Eleminasi: eritromisin melalui ekskresi bilier,
chlaritromycin melalui metabolisme hati dan ekskresi
urin.
Penggunaan Klinis.
• Erythromycin : M. pneumoniae, Corynebacterium,
Campylobacter jejuni, Chlamidya trachomatis, Legionella
pneumophyla, Ureaplasma urealyticum, and Bordetella
pertusis.
• Azithromycin : H. influenza, Moraxela cataralis, and Neisseria.
• Clarithromycin : M. avium, ulcer by H. pilory.

Toksisitas.
• Iritasi GIT, Hipersensitivitas (hepatitis kolestatik akut),
meningkatkan risiko hepatitis hati pada anak-anak.
CLINDAMYCIN
• Penetrasi jaringan yang baik terjadi setelah penyerapan oral.
• Dieliminasi sebagian oleh metabolisme dan sebagian oleh ekskresi
empedu dan ginjal.

Penggunaan klinis:
• pengobatan infeksi berat yang disebabkan oleh anaerob tertentu
seperti Bacteroides, juga Pneumocytsis carini, dan Toxoplasma
gondii.

Toksisitas:
• iritasi GIT, ruam kulit, neutropenia, disfungsi hati, dan kemungkinan
superinfeksi seperti kolitis pseudomembranosa C. difficile.
AMINOGLYCOSIDES
SULFONAMID
TRIMETROPRIM
FLUOROQUINOLONES
AMINOGLYCOSIDES
• Struktur Gula amino yang terikat oleh ikatan glikosidik.

• Hidrofilik, stabil dalam larutan, lebih aktif dalam pH alkalin


dari asam.

• Tidak diserap setelah pemberian oral dan harus diberikan


secara intramuskular, atau intravena untuk efek sistemik.

• Tidak mudah melintasi penghalang darah darah-otak.

• Ekskresi melalui filtrasi glomerulus.


Meka isme Kerja :
• Bakterisida dengan inhibitor iireversibel sintesis protein .
• Dengan 3 cara :
– Blok pembentukan kompleks inisiasi. (menggangu komplex awal
pembentukan peptida).
– Kesalahan membaca kode pada templet mRNA.) (Terjadi
penggabungan asam amino yang salah dlm peptida)
– Menghambat translokasi. (Polisom → monosom inaktif)
Penggunaan Klinis.
• Gentamisin, Tobramycin, dan Amikacin adalah obat penting untuk
pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri gram negatif
aerob.
• Netilmisin biasanya diresepkan untuk pengobatan infeksi serius yang
disebabkan oleh organisme yang kebal terhadap aminoglikosida lainnya.
• Streptomycin untuk infeksi pengobatan yang disebabkan oleh
micobacterium.
• Kanamicin  ototoxicitas tinggi, nephrotoxic. (Penggunaan oral)
Toksisitas.
– Ototoxicity.
– Nephrotoxicity.
– Neuromuscular blokade.
– Skin reaction.
SULFONAMID
TRIMETHOPRIM

• Anti metabolit selektif.


• Sulfonamid ihibit dari sintesis asam folat, trimethoprim
adalah penghambat bakteri dihydrofolate reductase.
• Sulfonamid-trimethoprin  efek sinergis
• Sulfonamid dapat diklasifikasikan sebagai: kerja pendek
(sulfisoksazol → 6 jam), kerja menengah
(sulfamethoxazole → 10-12 jm), dan kerja panjang
(sulfadoksin → 7-9 jam).
• Ekskresi dengan filtrasi glomerulus (urin).
• K.I untuk penyakit riketsia
Penggunaan Klinis.
• Sulfonamid :
– Oral: infeski saluran kemih ringan, kolitis ulserativa,
rheumathoid arthritis, toksoplasmosis.infeksi sal.nafs,
sinusitis, bronkhitis, pneumoni, otitis media, D.Basiler.
– Topikal: infeksi mata, infeksi luka bakar, dermatitis
herpetiformis.
• Trimethoprim :
– Oral : Infeksi salauran kencing akut
• Kombinasi Trimethoprim-Sulfametoxazole (TMP-SMX) :
– Oral: infeksi saluran pernapasan dan saluran kemih,
prostatitis, dll.
– Intravena / drip infus dengan dekstrosa 125ml 5% dalam
60-90mt: Pneumonia yang disebabkan oleh P. carinii pada
pasien AIDS, sepsis bakteri gram negatif, shigellosis.
Toksisitas.

• Sulfonamid: Hipersensitivitas, GIT, gangguan hematoksisitas


(granulositopenia, trombositopenia, dan anemia aplastik),
Nefrotoksisitas.
• Trimethoprim: Anemia megaloblastik, Leukopenia, dan
Granulocytopenia.
FLUOROQUINOLONES
• Memiliki bioavailabilitas oral yang baik dan menembus sebagian
besar jaringan tubuh.
• Dikelompokkan berdasarkan generasi :
– Generasi 1: Asam Nalidixic, Norfloxacin, memiliki efek anti
kuman patogen yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
– Generation 2: Ciprofloxacin, Ofloxacin, memiliki efek lebih besar
anti bakteri gram negatif, gonococcus, gram coccus positif,
mikobakteri, pneumonia mikoplasma.
– Generation 3: Levofloxacin, Gatifloxacin, Sparfloxacin, kurang
aktif anti bakteri gram negatif, tetapi memiliki aktivitas yang
lebih besar terhadap gram cocci positif.
– Generation 4: Moxifloxacin, Trovafloxacin, fluoroquinolon
spektrum terluas, dengan peningkatan aktivitas anti kuman
anaerob.
• Mekanisme Kerja.
Mengganggu sintesis DNA bakteri dengan menghambat
topoisomerisase II dan IV.

• Penggunaan Klinis.
– Pengobatan infeksi saluran urogenital dan GIT yang
disebabkan oleh organisme gram negatif.
– Obat alternatif terapi gonore, diberikan dalam dosis oral
tunggal (ciprofloxacin, ofloxacin).
– Pneumonia pada masyarakat.
– Infeksi bakteri anaerob (moxifloxacin, trovafloxacin).
Tokasisitas.
• Gangguan GIT.
• Ruam kulit, sakit kepala, pusing, susah tidur, tes fungsi hati
abnormal, fototoksisitas.
• Masalah pertumbuhan tulang rawan pada hewan  tidak
direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak dan ibu
hamil.
• Meningkatkan kadar teofilin plasma  meningkatkan toksisitas
teofilin.
• Aritmia jantung (sparfloxacin).
• Hepatotoksisitas (trovafloxacin).
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
Digolongkan 2 :
1. Obat Primer:
Isoniazid, Rimfampisin, pirazinamid,
etambutol, streptomisin
2. Obat Sekunder:
etionamid, paraaminosalisilat,sikloserin,
amikasin, kanamicin
POLA TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS
(OAT)
Digolongkan 2 :
1. Obat Primer:
Isoniazid, Rimfampisin, pirazinamid,
etambutol, streptomisin
2. Obat Sekunder:
etionamid, paraaminosalisilat,sikloserin,
amikasin, kanamicin
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
DOT OAT
• Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan
obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT =
Directly Observed Treatment) olehseorang
Pengawas Menelan Obat (PMO)
MEDICATION SAFETY

• WHO :
Lebih dari separoh obat di dunia
digunakan secara irrasional.

Termasuk irasional penggunaan


antimikroba.
MEDICATION SAFETY
Penyebab Kesalahan Peresepan Obat :
1. Pengetahuan yang tidak memadai mengenai indikasi dan kontra
indikasi obat
2. Tidak mempertimbangkan faktor individu pasien seperti alergi,
kehamilan, co-morbiditas, obat-obat lainnya
3. Salah pasien, salah dosis, salah waktu pemberian, salah obat
dan salah cara pemberian
4. Komunikasi yang tidak jelas (tulisan ataupun lisan)
5. Dokumentasi – tidak terbaca, tidak lengkap, ambigu
6. Kesalahan matematis dalam penghitungan dosis
7. Kesalahan memasukkan data jika menggunakan peresepan secara
komputerisasi , seperti pen-duplikasian, penerimaan, kesalahan angka
SEBAB KEGAGALAN TERAPI
Kepekaan kuman terhadap antibiotik tertentu tidak
menjamin efektivitas klinis. Faktor-2 penyebab kegagalan
terapi sbb.:
1. Dosis yang kurang
2. Masa terapi yang kurang
3. Adanya faktor mekanik
4. Kesalahan dalam penetapan etiologi
5. Faktor farmakokinetik
6. Pilihan antibiotik yang kurang tepat
7. Faktor pasien
RATIONAL ANTIMICROBIAL THERAPY

SOP

SENSITIVITY
INFECTION CULTURE
TEST

EDUCATED
ANTIMICROBA GUESS
THERAPY

DOSAGE &
ADM.  resistance
 intolerable side effect
EVALUATION
 high cost
IRASIONAL TERAPI
ANTIMIKROBA
etc, demam
etc,etc batuk
etc
susah anti-
sesak
tidur infeksi

cemas nangis
diare
ANTIBIOTIKA bukan ANTIPIRETIKA
ANTI-TUSIVA
ANTI-DIARE
ANTI-ANXIETY
ANTIBIOTIKA hanya diberikan bila terbukti atau
disangka kuat ada proses INFEKSI

ANTIBIOTIKA TUNGGAL lebih baik daripada


ANTIBIOTIKA KOMBINASI
Waspada terhadap interaksi ANTIBIOTIKA
dengan OBAT LAIN
RESISTENSI
Resisitensi adalah tidak terganggunya kehidupan
sel mikroba oleh anti mikroba
Mekanisme Resistensi :
1. Resistensi alamiah, 3 pola :
a. Resistensi belum bermakna
b. Pergeseran sifat peka menjadi kurang peka
c. Resistensi berat
2. Resistensi Genetik
3. Resistensi Transformasi
RESISTENSI
Mekanisme terjadinya Resistensi :
• Mikroorganisme menghasilkan enzim yang merusak
aktivitas obat.
• Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya
terhadap obat.
• Mikroorganisme mengubah struktur sasaran obat.
• Mikroorganisme mengubah jalur metabolisme.
• Mikroorganisme mengubah enzim.
PERHATIAN
JANGAN SAMPAI 
• MEMBERI KONSTRIBUSI PENINGKATAN
RESISTENSI OBAT ANTIBIOTIK

• IRASIONAL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai