Anda di halaman 1dari 35

• Tubuh terdiri dari triliunan sel

• Dalam tubuh terjadi jutaan reaksi


biokimia
• Bergerak, makan, berpikir dll
melibatkan berbagai reaksi
biokimia dan reaksi fisiologis
• Serta melibatkan ratusan juta sel.
PENDAHULUAN.
• Mikroba atau jasad renik terdiri dari :
# bakteri # algae
# fungi # protozoa
# virus
 Bakteri ada yang bersifat PATOGEN dan APATOGEN.
 Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri apatogen
penghuni usus normal, dan menghasilkan vit.K.
 Campuran mikro-organisme dalam usus -micro flora-
tidak konstan, tergantung diet/ makanannya.
 Neonatus memiliki usus yang steril.
Lanjutan . . . .

• Anti mikroba ialah obat pembasmi mikroba, khusus-


nya mikroba yang merugikan manusia.
• ANTIBIOTIKA ialah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat
atau dapat membasmi mikroba yang lain.
• Contoh antibiotika dan fungi yang menghasilkannya:
 Penisilin ; Penisilium notatum
 Streptomysin ; Streptomyces griseus
 Kloramfenikol ; Streptomyces venezuelae
 Tetrasiklin ; Streptomyces aureofaciens
Cara pembuatan antibiotika
Lanjutan . . . .

• Anti-mikroba sintetik, yang tidak diturunkan dari


produk mikroba, (mis.Sulfonamide dan kuinolon),
juga sering digolongkan sebagai antibiotika.
• Preparat disinfektan, seperti klorin dan etilen diok-
sida, merupakan anti-mikroba yang kuat,tapi bersifat
toksik bagi manusia. Biasanya hanya digunakan untuk
mencegah tumbuhnya bakteri dalam alat pendingan
/AC (klorin), sedang etilen-oksida untuk mensuci-
hamakan alat-alat kedokteran yang tidak tahan
panas.
Lanjutan . . . .
• Preparat antiseptik klorheksidin dan perak nitrat,
tidak begitu toksik terhadap manusia, digunakan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri di kulit
manusia (klorheksidin), dan mencegah kebutaan
pada neonatus (perak nitrat Neisseria gono-
rhoe.
• Oleh karena itu, obat yang digunakan untuk mem-
basmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ha-
rus memiliki sifat toksisitas selektip maksimal.
• AM yang menghambat pertumbuhan mikroba
disebut bakteriostatik, sedang yang bersifat
membunuh bakteri disebut bakterisida.
Lanjutan . . . .

Berdasarkan aktivitasnya thd bakteri gram positip


dan gram negatip, Anti Mikroba dibagi menjadi :

Spektrum SEMPIT;
(penisilin; streptomisin)

Spektrum LUAS;
(tetrasiklin; kloramfenikol)
RESISTENSI :

1. RESISTENSI GENETIK

2. RESISTENSI NON GENETIK

3. RESISTENSI SILANG
Lanjutan . . . .

1) RESISTENSI
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak
terganggu nya sel mikroba oleh AM.

2) RESISTENSI GENETIK
Gen mikroba dapat berubah secara spontan, dari
sensitip menjadi resisten; sehingga
memung-kinkan terjadinya galur baru.
Lanjutan . . . .

3. RESISTENSI NON-GENETIK
Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivasi
metabolik), biasanya tidak dipengaruhi AM. Keadaan
ini dikenal sebagai resistensi non-genetik, sedang
mikrobanya disebut persister. Bila aktif kembali, akan
berwsifat sensitif kembali.
4. RESISTENSI SILANG
Resistensi silang adalah keadaan resistensi terhadap
AM tertentu, tapi juga menunjukkan sifat resistensi
terhadap AM lain.
EFEK SAMPING
1) REAKSI ALERGI
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotika
dengan melibatkan sistem imum hospes, dan terjadinya
tidak tergantung pada dosis obat. Manifestasi gejala dan
derajat beratnya reaksi sangat bervariasi.
2) REAKSI IDIOSINKRASI
Gejala ini merupakan reaksi abnormal yang diturunkan
secara genetik terhadap pemberian AM tertentu (--
ras).
3) REAKSI TOKSIK
AM umumnyabersifat toksik selektip. Gol.Tetrasiklin
mengganggu pertumbuhan jaringan tulang, termasuk
gigi. Dalam dosis besar, AM bersifat hepato-toksik.
KOMPLIKASI
Lanjutan . . . .

1. Hipersensivitas. Reaksi hipersensivitas terha-


dap antimikroba atau produk metabolitnya
sering terjadi. Mis. Penisilin yang sering me-
nimbulkan masalah hipersensitivitas serius,
dimulai dari urticaria sampai dengan syok
anafilaktik.
2. Toksisitas langsung. Kadar antibiotika
tertentu yang tinggi dalam serum dapat
menyebabkan toksisitas. Mis. Aminoglikosida
dapat menyebabkan ototoksisitas.
Lanjutan . . . .

3. Superinfeksi. Terapi dengan antibiotika spek-


trum luas atau kombinasi dapat
menimbulkan perubahan flora normal pada
saluran napas atas dan intestinal. Hal ini
memungkinkan timbulnya pertumbuhan
organisme berlebih-an, terutama jamur dan
bakteri yang resisten. Infeksi tersebut
biasanya sulit diobati.
PEMILIHAN ANTIBIOTIKA.
• Pemilihan antibiotika, idealnya adalah dengan
cara terlebih dahulu mengetahui identitas
mikro-organisme dan kemudian mengetahui
sensivitasnya terhadap antibiotika tertentu.
Sayangnya untuk maksud tersebut diperlukan
kultur organisme peng-infeksi, untuk menda-
patkan diagnosis yang tepat. Biasanya dilaku-
kan pengobatan pendahuluan sambil menung-
gu hasil kultur organisme peng-infeksi, yang
biasanya memerlukan waktu beberapa hari.
Lanjutan . . . .
• Dalam memilih antibiotika, perhatian teruta-ma
ditujukan pada status/kondisi penderita :
1) Gangguan fungsi ginjal.
2) Gangguan fungsi hati.
3) Gangguan perfusi yang jelek.
4) Kehamilan.
Semua antibiotika melewati plasenta. Efek yang tidak
diinginkan terhadap bayi biasanya jarang, kecuali
gangguan pertumbuhan gigi/tulang karena tetrasiklin.
Aminoglikosida harus dihin-dari selama kehamilan,
karena efek ototoksiknya terhadap janin.
Lanjutan . . . .
5) Laktasi.
Obat yang diberikan pada wanita menyusui mungkin
terminum oleg bayi yang menyusu. Meskipun konsen-
trasi antibiotika dalam ASI biasanya rendah, tetapi do-
sis total terhadap bayi dapat menimbulkan masalah.
6) Umur. Ekskresi obat pada bayi baru lahir biasanya
buruk, sehingga neonatus cenderung terkena efek
toksik kloramfenikol dan sulfonamida.
Anak kecil tidak boleh diobati tetrasiklin;
atau fluorokuinolon, yang akan mempengaruhi per-
tumbuhan kartilago (tulang rawan).
BAKTERIOSTATIKA versus BAKTERISIDA.

• Obat-obat antibiotika diklasifikasi sebagai


bakteriostatika atau bakterisida.
• Bakteriostatika menahan pertumbuhan dan
replikasi bakteri; sementara sistem imum tubuh
menyerang dan mengeliminasi bakteri patogen.
• Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa
organisme dapat hidup meski ada bakterio
statika. Sebaliknya dengan penambahan bak-
terisida dapat membunuh bakteri.
• Ada kemungkinan satu antibiotika bersifat
bakteriostatika thd bakteri tertentu, tapi juga
bersifat bakterisida thd bakteri lain.
Lanjutan . . . .

Menghambat metabolisme mikroba


Mekanisme kerja
ANTIBIOTIKA

Menghambat sintetis dinding sel mikroba

Menghambat sintesis protein sel mikroba

Menghambat sintesis asam nukleat sel


mikroba
1.AM penghambat metabolisme mikroba
1) AM penghambat metabolisme mikroba :
 PAS (kompetitor terhadap PABA)
 sulfonamid
 trimetropin
2) Mekanisme kerja inhibisi Folat :
Asam Asam Purin +
PABA Dihidro Tetrahidro Asam
Folat Folat Amino
Sulfa Trimetropin
metoksazol (Kotrimoksazol)
2.AM penghambat sintesis dinding sel
AM penghambat sintesis dinding sel mikroba
 penisilin
 Pen-G ; Pen-V ; Kloksasilin ; Dikloksasilin
 Ampisilin ; Amoksisilin
 Sefalosporin
 Cefadroksil
 Karbapenem
 Penghambat beta-laktamase : asam klavulinat
Kombinasi Amoksisilin + Asam Klavulinat
sangat efektif, karena efek potensiasinya.
Contoh : Augmentin.
DOSIS Pengobatan :

• Jenis Penisilin Cara pemberian Dosis


• =====================================
• Pen-G I.M. 300.000 U
• Kloksasilin Oral 1 g
• Dikloksasilin Oral 0,5 g
• Ampisilin Oral 0,5 g
• Amoksisilin Oral 0,5 g
3. AM penghambat sintesis protein
AM penghambat sintesis protein sel mikroba
 Tetrasiklin
Tetrasiklin; Doksasiklin; Klor/Oksi-tetrasiklin
 Aminoglikosida
Streptomysin; Kanamisin; Neomisin; Gentamisin
 Makrolida
Erytromisin; Azitomisin
 Kloramfenikol
 Klindamisin
4. AM penghambat sintesis asam nukleat
AM penghambat sintesis asam nukleat sel
mikroba
 Rifampisin
 Fluorokuinolon :
 siprofloksasin
PILIHAN ANTIMIKROBA.
• I. Infeksi SALURAN NAPAS.
• Penyebab tersering Pilihan Antimikroba
- Virus ----
- Str.pyrogenes penisilin, eritromisin
- C.Diphtheriae penisilin, eritromisin
– Str pneumoniae amoksilin, ampisilin
• II. Infeksi SALURAN CERNA.
• Penyebab tersering Pilihan Antimikroba
–Shigella Kotrimoksasol
– V Cholerae Tetrsiklin, kotrimoksasolo
– E Histolityca Metronidazol
– C Jejuni Eritromisin, tetrasiklin
Nama Generik Nama Patent
1. Kelompok β-laktam
1.a. Penisilin Benzil Penisilin PENISILIN-G
Fenetisilin PENISILIN-V
Kloksasilin
Dikloksasilin
Ampisilan AMPISIL KimiaFarma
Amoksisilin AMOXYL
1.b. Sefalosporin Cefadoksil CEFADROXYL Indofarma
Cefalexin
Nama Generik Nama Patent
2. Kelompok Aminoglikosida
Streptomisin
Kanamisin
Gentamisin
Neomisin F-G Troches Meiyi
3. Kelompok Kloramfenikol
Kloramfenikol KEMICETINE CarloErba
CHLORAMEX Dumex
COLME Interbat
ENKACETINE KimiaFarma
Nama Generik Nama Patent
4. Kelompok Tetrasiklin
Tetrasiklin ACHROMYCINE Lederle
DUMOCYCLINE Dumex
SUPER TETRA DaryaVaria
Klor-tetrasiklin
Oksi-tetrasiklin TERRAMYCINE Pfizer
CENDOMYCINE Cendo
5. Kelompok Makrolida
Eritromisin ERYTHROCINE Abbot
KALTHROCINE KalbeFarma
Spiramisin SPIRAMYCINE DexaMedika
ROVAMYCINE Aventis
Nama Generik Nama Patent
6. Kelompok Polipeptida
Polimiksin B
Polimiksin F
Basitrasin
Gramisidin
7. Kelompok Rifampisin
Rifampisin RIFAMPICINE Dankos
RIMACTANE CibaGeigi
RIF 300/450/600 Armoxindo
Asam Fusidat
8. Kelompok Kuinolon
Cyprofloksasin CYPROFLOXACINE IndoFarma
Nama Generik Nama Patent
6. Kelompok Polipeptida
Polimiksin B
Polimiksin F
Basitrasin
Gramisidin
7. Kelompok Rifampisin
Rifampisin RIFAMPICINE Dankos
RIMACTANE CibaGeigi
RIF 300/450/600 Armoxindo
Asam Fusidat
8. Kelompok Kuinolon
Cyprofloksasin CYPROFLOXACINE IndoFarma
Lanjutan . . . .
Lanjutan . . . .

Anda mungkin juga menyukai