Anda di halaman 1dari 4

FEBRIL NEUTROPENIA

A. Definisi
Kemoterapi memainkan peran penting dalam tatalaksana pasien dengan
keganasan ginekologi. Secara umum, kemoterapi memiliki jendela terapi yang lebih
sempit dibandingkan obat lain sehingga pemberian kemoterapi meningkatkan potensi
terjadinya efek samping oleh karena kerusakan pada sel-sel normal yang beermitosis
dengan cepat.
Kemoterapi dilaporkan sebagai penyebabneutropenia paada hampir 90%
kasus. Neutopenia biasanya terjadi 7-10 hari setelah kemoterapi dan dapat
meningkatkan risiko komplkasi infeksi serta demam yang di sebut sebagai febril
neutropenia. Terdapat beberapa kondisi komorbid yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya FN pada penderita kanker yang mendapat kemoterapi, antra lain penyakit
obstruktif kronik, congestive heart disease, AIDS, penyakit hepar, ulkus peptikum,
penyakit ginjal, kelainan tiroid, diabetes militus, serta kondisi yang berhubungan
dengan supresi sumsum tulang.
Terjadinya Febril Neutropenia selama kemoterapi tidak hanya meryupakan
komplikasi yang mengancam nyawa, tetapi juga berujung pada keutusan untuk
menurunakan intesitas kemoterapi dan berimplikasi pada efektifiktas terapi serta
meningkatkan risiko mortalitaspenderita. Febril neutropenia ditetapkan sebagai
kegawat daruratan medis dan onkologi yang memiliki angka mortalitas tinggi. Angkat
mortalitas FN secara bermakna menurun sedikit demi sedikit dimana dilaporkan
sebesar 5-20 %.
Febril neutropenia merupakan salah satu komplikasi dari kemoterapi pada
pasien kanker. Febril neutropenia adalah suatu keadaan munculnya demam saat
terjadinya neutropenia signifikan. Neutropenia akan meningkatkan risiko seseorang
terkena infeksi dan menigkatkan derajat keparahan infeksi tersebut.
Secara klinis, febril neutropenia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh
>38 Celcius, dengan pembacaan berturut-turut dalam waktu 2 jam, dan disertai
dengan jumlah hitung neutrofil absolut <0,5 x 109/L.
B. Etiologi
Beberapa penderita kanker, tuberkolosis, kekurangan vitamin B12 dan kekurangan
asam folat mengalami neutropenia. Oabat-obatan tertentu, terutama yang digunakan
unutk mengobati kanker (kemoterapi), bisa mengganggu kemampuan sumsum tulang
dalam membentuk neutrofil.
Penyebab neutropenia bermacam-macam :
1. Infeksi
2. Obat-obatan
3. Radioterapi
4. Kemoterapi
5. Hipersplenism
6. Anemia

C. Klasifikasi
1. Febrile neutropenia siklik
Merupakan salah satu penyakit periodik dengan infeksi berulang oleh karena
adanya ritme di dalam tubuh akibat perubahan siklik dalam produksi dan
pengeluaran neutrofil di sumsum tulang
2. Febrile neutropenia selektif
Terjadi setelah terapi dengan sejumlah besar obat. Sebagian obat tersebut merusak
prekursor sumsum tulang sehingga menghambat replikasi normal sel-sel di
sumsum tulang dengan akibat neutropenia, trombositopenia atau anemia.
D. Patofisiologi
Netrofil atau polymorphonuclear neutrophils (PMN) merupakan leukosit
terbanyak dalam darah (60-70% pada orang dewasa) yang berasal dari sumsum
tulang. Neutrofil merupakan sel fagostik paling penting untuk sisstem imunitas, selain
makrofak . neutrofil akan menempel pada sel-sel endotelia dan bermigrasi dari darah
ke jaringan dan ke lokasi akibat respon ragsangan kemotaktil. Neutrofil akan menelan
mikroorganisme kedalam fagosom., kemudian menyatu dengan lisosomuntuk
membentuk fagolisosom yang akan menghancurkan organisme yang telah di cerna.
Neutropenia dapat diakibatkan karena kegagalan produksi neutrofil disumsum
tulang atau penghancur di perifer. Berdasarkan jumlah neutrofil absolut (ANC),
neutropenia dapat di bagi menjadi tiga derajat, yaitu ringan jika nilai ACN 1000-1500
sel/mmᵌ, sedang jika nilai ANC 500-1000 sel/mmᵌ, dan berat jika nilai ANC <500
sel/mmᵌ.
Penurunan jumalah neutrofil absolut pada pasien deman neutropenia dapat
disebabkan pengaruh langsung keganasan pada sistem hematopoiesis, seperti pada
leukimia atau metatasis pada sumsum tulang. Peyebab lainya yang paling umum
adalah efek sitotosik kemoterapi yang menekan sistem hetopoiesis.
Sebagian besar infeksi yang berhubungan dengan neutropenia dan sitotksisitas
kemoterapi terjadi karena mikroorganisme flora normal host yang berkolonisasi di
kulit dan membran mukosa saluran pencernaan dan pernafasan. Obat sitostatika
berpengaruh pada seluruh jaringan yang ber replikasi, meliputi rambut, gonad,
sumsum tulang dan sel-sel epitel yang melapisi saluran pencernaan. Pemberian agen
sitostatik secara agresif pada penderita keganasan akan menekan kemampuan
proliferasi sel sumsum tulang, termasuk sel yang berperan pada sistem imunitas yaitu
sel granulosit. Sel granulosit mengalami kehancuran paling berat dikarena life span
yang sangat pendek. Penurunan kadar sel granulosit bahkan dapat mencapai nol pad
apasien keganasan menyebabkan terganggunya imunitas nonspesifik dan
mempermudah terjadinya infeksi.

E. Penatalaksanaan
Pemberian terapi antibiotik secara empirik pada pasien FN telah menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan
tindakan cepat serta tepat pada pasien demam neutropenia. Tiga kelompok antibiotik
yang dianjurkan secara empiris untuk pengobatan antara lain terapi kombinasi
aminoglikosida dengan penisilin antipseudomonas atau dengan spektrum yang lebih
luas seperti sefalosforin antipseudomonas atau dengan carbapenem; monoterapi
dengan carbapenem, cefepime, ceftazidime atau piperacilin/tazobactam. Untuk pasien
dengan resiko rendah, dapat menggunakan antibiotik oral atau antibiotik intravena
apabila terdapat indikasi lain. Regimen oral yang digunakan adalah kombinasi dari
ciprofloaxacin atau ofloxacin oral ditambah dengan amoxicilin-clavulanate [ CITATION
Bud17 \l 1057 ].
F. Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Budiana, I. G., & Febriani, M. (2017). Febrile Neutropenia Pada Pasien Pasca Kemoterapi. Divisi
Onkologi-Ginekologi, 77-82.

Budiana, I.N.G., & Febriani.M. (2017). Febril Neutropenia Pada Pasien Pasca Kemoterapi.
Indonesia Journal Of Cancer Vl.11, No. 2

Anda mungkin juga menyukai