Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

DEMAM BERDARAH
DENGUE

RUMAISHA ALKATIRI
111 2018 2127
DEFINISI

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyaki


infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus dengan manifesasi klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia,
dan diastesis hemoragik.
ETIOLOGI
 DD dan DBD disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk kedalam
genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae. Flavivirus merupakan
virus dengan diameter 30 nm
terdiri dari asam ribonukleat rantai
tunggal dengan berat molekul
4x106.
 Terdapat 4 serotipe virus yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
yang semuanya dapat
menyebabkan demam dengue dan
demam berdarah dengue. Keempat
serotipe ditemukan di Indonesia
dengan serotipe terbanyak adalah
DEN-3.
VEKTOR
 Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor
nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan
tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu
bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas
dan tempat penampungan air lainnya)
EPIDEMIOLOGI

Kasus Demam Berdarah Dengue per-provinsi di Indonesia tahun 2017


Kasus DBD yang terjadi di Indonesia dengan
jumlah kasus 68.407 tahun 2017 mengalami
penurunan yang signifikan dari tahun 2016
sebanyak 204.171 kasus.
Di Sulawesi Selatan angka kejadian mencapai
1735 kasus dan angka kematian sebanyak 11
kasus pada tahun 2017.
 T er in f e ks i Makrofag Antibodi teraktivasi Kompleks antigen-
V i r u s D EN memfagositosis antibodi
1 / 2 /3 / 4 virus

Sekresi mediator Produksi limfokin


Aktivasi T-helper &
radang dan iterferon
T-sitotoksik
gamma

PERMEABILITAS Aktivasi
KAPILER  komplemen C3a C5

Supresi sum-sum
tulang, dstruksi
trombosit
SYOK
Aktivasi sistem
koagulasi dan
PERDARAHAN fibrinolisis
WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever. New Delhi; 2011.
MANIFESTASI KLINIS
Fase Demam
 Demam tinggi, 2-7 hari, dapat mencapai 40°C, serta terjadi
kejang demam. Dijumpai facial flush, muntah, nyeri kepala,
nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring
hiperemis, nyeri di bawah lengkung iga kanan, dan nyeri
perut.
 Uji bendung positif
 Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk jalur
vena.
 Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka, palatum mole.
 Epistaksis, perdarahan gusi
 Perdarahan saluran cerna
 Hematuria (jarang)
 Menorrhagia
 Hepatomegali
Fase Kritis
Peningkatan HCT 10%-20%
Tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan
asites, edema pada dinding kandung empedu.
Terjadi penurunan kadar albumin >0.5g/dL dari
nilai dasar
Tanda-tanda syok: anak gelisah sampai terjadi
penurunan kesadaran, sianosis, nafas cepat, nadi
teraba lembut sampai tidak teraba. Hipotensi,
tekanan nadi ≤20 mmHg, dengan peningkatan
tekanan diastolik. Akral dingin, CRT >3 detik.
Diuresis menurun (<1ml/kg berat badan/jam),
sampai anuria
Fase Penyembuhan (convalescence, recovery)
 Fase penyembuhan ditandai dengan diuresis membaik dan
nafsu makan kembali merupakan indikasi untuk
menghentikan cairan pengganti. Gejala umum dapat
ditemukan sinus bradikardia/ aritmia dan karakteristik
confluent petechial rash seperti pada DD.
KRITERIA KLINIS DD
KRITERIA KLINIS DBD
Tanda bahaya / Warning Sign
KLASIFIKASI (WHO 2011)
DD/D Derajat Tanda & Gejala Laboratorium
BD
Demam disertai minimal dengan 2 gejala Leukopenia (jumlah leukosit
DD  
 Nyeri kepala ≤4000 sel/mm3)
 Nyeri retro-orbital  Trombositopenia (jumlah
 Nyeri otot trombosit <100.000
 Nyeri sendi/ tulang sel/mm3)
 Ruam kulit makulopapular  Peningkatan hematokrit (5%-
 Manifestasi perdarahan 10%)
 Tidak ada tanda perembesan plasma  Tidak ada bukti perembesan
plasma

Demam dan manifestasi perdarahan (uji


DBD I
bendung positif) dan tanda perembesan
plasma
Seperti derajat I ditambah perdarahan
DBD II
spontan
Trombositopenia <100.000
Seperti derajat I atau II ditambah kegagalan sel/mm3; peningkatan
DBD III
sirkulasi (nadi lemah, tekanan nadi ≤ 20 hematokrit ≥20%
mmHg, hipotensi, gelisah, diuresis menurun

Syok hebat dengan tekanan darah dan nadi


DBD IV
yang tidak terdeteksi
DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN
SYOK
SYOK TERKOMPENSASI SYOK DEKOMPENSASI
Takikardia Takikardia
Takipnea Hipotensi (sistolik dan
diastolik turun)
Tekanan nadi
Nadi cepat dan kecil
(perbedaan sistolik dan Pernapasan kusmaull
diastolik) <20 mmHg atau hiperpneu
Capillary refill time >2 Sianosis
detik Kulit lembab dan dingin
Kulit dingin Profound shock: nadi
Produksi uirn menurun tidak teraba dan tekanan
Anak gelisah darah tidak terukur
EXPANDED DENGUE SYNDROM (EDS)

Memenuhi keriteria DD atau DBD baik


disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus
dengue atau dengan manifestasi klinis yang
tidak biasa. Seperti kelebihan cairan,
gangguan elektrolit, ensepalopati, perdarahan
hebat dsb
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
 Pemeriksaan darah perifer, yaitu hemoglobin, leukosit,
hitung jenis, hematokrit, dan trombosit. Antigen NS1 dapat
dideteksi pada hari ke-1 setelah demam .
 Uji serologi IgM dan IgG anti dengue.

Antibodi anti dengue


Diagnosis Keterangan
IgM IgG
Infeksi Primer Positif Negatif  
Infeksi Sekunder Positif Positif  
Infeksi Lampau Negatif Positif  
Apabila klinis
mengarah ke infeksi
Bukan Dengue Negatif Negatif dengue, pada fase
penyembuhan: IgM
dan IgG diulang
TATALAKSANA

Kristaloid isotonik harus digunakan selama masa kritis.


Volume cairan rumatan + defisit 5% harus diberikan
untuk menjaga volume dan cairan intravaskular yang
adekuat. Pada pasien dengan obesitas, digunakan
berat badan ideal sebagai acuan untuk menghitung
volume cairan.
Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan apabila
suhu >38 o C dengan interval 4-6 jam. Berikan kompres
hangat.
Nutrisi. Apabila pasien masih bisa minum, dianjurkan
minum yang cukup, terutama minum cairan yang
mengandung elektrolit.
KEBUTUHAN CAIRAN BERDASARKAN BERAT BADAN

Berat badan Cairan rumatan Cairan rumatan +


ideal (kg) (ml) 5% defisit (ml)

5 500 750
10 1000 1500
15 1250 2000
20 1500 2500
25 1600 2850
30 1700 3200
T AT A LAKS ANA T I VD
TATALAKSANA DBD/DD
T AT ALAKS AN A D BD I / I I
TATALAKSANA DBD III & IV / DSS
TATALAKSANA DSS TERKOMPENSASI
TATALAKSANA DSS DEKOMPENSASI
TANDA-TANDA PENYEMBUHAN

Frekuensi nadi, tekanan darah dan frekuensi napas


stabil
Suhu badan normal
Tidak dijumpai perdarahan baik eksternal maupun
internal
Nafsu makan membaik
Tidak dijumpai muntah maupun nyeri perut
Volume urin cukup
Kadar hematocrit stabil pada kadar basal
Ruam konvalesens, ditemukan pada 20%-30% kasus.
INDIKASI UNTUK PULANG
 Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik.
 Nafsu makan telah kembali.
 Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan,
dan nadi teratur.
 Diuresis baik.
 Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok.
 Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada
asites.
 Trombosit >50.000 /mm 3 . Pada kasus DBD tanpa komplikasi,
pada umumnya jumlah trombosit akan meningkat ke nilai normal
dalam 3-5 hari.
KOMPLIKASI

Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan


atau tanpa syok.
Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat
mengakibatkan gagal ginjal akut.
Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali
terjadi akibat overloading pemberian cairan.
Syok yang berkepanjangan mengakibatkan asidosis
metabolik & perdarahan hebat (DIC, kegagalan
organ multipel).
Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia,
hipokalsemia akibat syok berkepanjangan dan
terapi cairan yang tidak sesuai.
PENCEGAHAN

Manajemen lingkungan
• Mengurangi habitat vektor
Pengendalian biologis
• Predator
• Larvadisasi dng bakteri
Pengendalian kimiawi
• Insektisida
Partisipasi masyarakat & Individu
• 3M plus
• Losion antinyamuk
• Menghindari gigitan nyamuk
• Kelambu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai