Anda di halaman 1dari 61

HUBUNGAN TINGKAT

PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG
DEMAM BERDARAH
DENGUE DENGAN
PERILAKU 3M PLUS DI
DESA LEBAKWANA
Dr. Biru….
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat

Mulai 0,05 insiden per 100.000 penduduk di tahun 1968 menjadi 35,19 insiden per 100.000 penduduk di tahun 1998

Pada saat ini DBD di banyak negara kawasan Asia Tenggara merupakan penyebab utama perawatan anak di rumah sakit.

Mengingat infeksi dengue termasuk dalam 10 jenis penyakit infeksi akut endemis di Indonesia maka seharusnya tidak boleh lagi
dijumpai misdiagnosis atau kegagalan pengobatan.

Menegakkan diagnosis DBD pada stadium dini sangatlah sulit karena tidak adanya satupun pemeriksaan diagnostik yang dapat memastikan
diagnosis DBD dengan sekali periksa, oleh sebab itu perlu dilakukan pengawasan berkala baik klinis maupun laboratoris.
Rumusan
Masalah
Tingginya Insiden DBD di Puskesmas
Kecamatan Kramatwatu
Tujuan Umum Tujuan Khusus
● Menurunkan Kejadian Penyakit DBD di ● Diketahuinya jumlah responden yang
Puskemas Kecamatan Kramatwatu. memiliki tingkat pengetahuan kurang
tentang DBD di Puskemas Kecamatan
Kramatwatu.
● Diketahuinya jumlah responden yang
memiliki tingkat pengetahuan kurang
dan menderita DBD di Puskesmas
Kecamatan Kramatwatu.
02
Tinjauan
Pustaka
Definisi
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh empat serotipe virus
dari genus Flavivirus, virus RNA dari keluarga
Flaviviridae. Virus ini ditularkan dari gigitan vektor
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
EPIDEMIOLOGI

Penyakit Dengue sering ditemukan di daerah tropis


dan sub tropis. Menurut World Health Organization
(WHO) pada tahun 2017 populasi di dunia diperkirakan
berisiko mengalami penyakit DBD mencapai 2,5-3 miliar.
Diperkirakan ada 50 juta manusia terinfeksi dengue yang
500.000 di antaranya memerlukan rawat inap, dan
hampir 90% dari pasien rawat inap adalah anak-anak
kurang dari 15 tahun.
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2015, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara.

Indonesia

Kasus ini tersebar di seluruh 33 propinsi di Indonesia; di


357 dari total 480 kabupaten
ETIOLOGI
Demam Berdarah Dengue diketahui disebabkan oleh virus
dengue. Virus dengue merupakan RNA virus dengan
nukleokapsid ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan kapsul
lipid. Virus ini termasuk kedalam kelompok arbovirus B, famili
Flaviviridae, genus Flavivirus. Flavivirus merupakan virus yang
berbentuk sferis, berdiameter 45-60 nm, mempunyai RNA positif
sense yang terselubung, bersifat termolabil, sensitif terhadap
inaktivasi oleh dietil eter dan natrium dioksikolat, stabil pada
suhu 70oC. Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1,
DEN 2, DEN 3, DEN 4.

Aedes aegypti
MANIFESTASI KLINIS
1. SINDROM VIRUS
Bayi, anak-anak, dan dewasa yang terlahir terinfeksi virus
dengue, terutama untuk pertama kali (infeksi primer) dapat
menunjukkan manifestasi klinis berupa demam yang tidak khas,
yang sulit dibedakan dengan demam akibat infeksi virus lain.
Ruam makulopapular dapat menyertai demam atau pada saat
penyembuhan. Gejala saluran pernafasan juga sering ditemukan.
Sindrom virus akan sembuh semdiri (self limited). Namun
dikhawatirkan jika kemudian hari terkena infeksi kedua akan
lebih berat.
2.DEMAM DENGUE

● Demam: 39-40°C, berakhir 2-7 hari


● Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit
makulopapular/rubeolliform
● Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie
pada kaki bagian dorsal, lengan atas, dan tangan
● Convalescent rash, berupa petekie mengelilingi
daerah yang pucat pada kulit yg normal, dapat
disertai rasa gatal.
3. DEMAM BERDARAH DENGUE
Terdapat tiga fase dalam perjalanan penyakit,
meliputi fase demam, kritis, dan masa penyembuhan
(convalescence, recovery).
○ Fase demam
● Demam tinggi, 2-7 hari, dapat mencapai 40°C, serta
terjadi kejang demam. Dijumpai facial flush, muntah,
nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorokan
dengan faring hiperemis, nyeri di bawah lengkung
iga kanan, dan nyeri perut.  
Manifestasi perdarahan yaitu :
● Uji bendung positif (≥10 petekie/inch2) merupakan
manifestasi perdarahan yang paling banyak pada fase
demam awal.
● Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka, palatum lunak.
● Mimisan, perdarahan gusi
● Perdarahan saluran cerna
● Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan
dan kelainan fungsi hati (transaminase) lebih sering
ditemukan pada DBD.
● Tanda kebocoran plasma secara klinis berupa efusi pleura
dan asites. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan hematokrit (≥20% dari nilai dasar) dan
penurunann albumin serum (0,5 g/dl dari data dasar).
.

 Fase Kritis (time of fever defervescence)


● Pada saat ini terjadi puncak kebocoran plasma
sehingga pasien dapat mengalami syok
hipovolemik. Pada fase ini penting untuk
mengenali warning sign untuk mengantisipasi syok
Warning sign terjadi menjelang akhir fase demam
antara hari ke 3-7. Tanda awal berupa muntah terus
menerus dan nyeri perut hebat. Perdarahan mukosa
spontan atau perdarahan di tempat pengambilan darah
merupakan manifestasi perdarahan penting. Sering
ditemukan hepatomegali. Terjadi penurunan jumlah
trombosit dibawah 100.000 sel/mm3 serta kenaikan
hematokrit diatas data dasar, serta leukopenia (≤5000
sel/mm3).4
Fase penyembuhan (convalescence, recovery)
Apabila pasien dapat melalui fase kritis selama 24-48
jam, terjadi reabsorbsi cairan dari ruang ekstravaskular
ke ruang intravaskular yang berlangsung secara
bertahap selama 48-72 jam. Fase penyembuhan ditandai
dengan diuresis membaik dan nafsu makan kembali
merupakan indikasi untuk menghentikan cairan
pengganti. Gejala umum dapat ditemukan sinus
bradikardia/ aritmia dan karakteristik confluent petechial
rash seperti pada DD.
4. Dengue Shock Syndrome
Dibagi atas 2 yaitu :
1. Syok Terkompensasi
2. Syok Dekompensasi
Parameter Sirkulasi stabil Syok terkompensasi Syok dekompensasi

Kesadaran Clear dan lucid Clear dan lucid Perubahan status


mental
Waktu pengisian < 2 detik > 2detik Sangat memanjang,
kapiler (CRT) kulit mottled

Ekstremitass Hangat dan Dingin Dingin dan lembab


kemerahan
Volume nadi Volume baik Lemah dan halus Lemah atau menghilang
perifer
Frekuensi jantung Normal sesuai usia Takikardi Takikardi berat,
bradikardi pada syok
lanjut

Tekanan darah Tekanan darah Tekanan diastolik Hipotensi (syok


normal sesuai usia meningkat, tekanan hipotensi)
Tekanan nadi sistolik tetap Tekanan darah tidak
normal sesuai usia Tekanan nadi terukur (profound shock)
menyempit (≤20
mmHg)

Frekuensi nafas Normal sesuai usia Quite tachypnea Asidosis


metabolik/hiperpnea
pernafasan Kusmaull

Diuresis Normal Cenderung menurun Oligouria/anuria


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
- Hematokrit ↑ yang selalu dijumpai pada dhf
- trombositopenia
- leukopenia

2. PEMERIKSAAN ANTIGEN NS1


- mendeteksi virus spesifik, sekuens genom, antibodi, dan
antigen virus
- dideteksi sejak hari ke-1 sejak onset demam sampai
hari ke-3
3. UJI SEROLOGI IgM dan IgG ANTI DENGUE
- uji hambatan hemaglutinasi gold standar
WHO untuk mendiagnosis infeksi virus
dengue
- uji fiksasi komponen dan uji netralisasi
- uji ELISA
DIAGNOSA BANDING

1. DEMAM BERDARAH DENGUE


2. DEMAM THYPOID
3. MALARIA
4. CHIKUNGUNYA
5. LEPTOSPIROSIS
6. ITP
DIAGNOSA KERJA :
Demam Berdarah Dengue Stage II
DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
DD Demam disertai minimal dengan 2  Leukopenia (jumlah
gejala leukosit ≤4000
 Nyeri kepala sel/mm3)
 Nyeri retro-orbital  Trombositopenia
 Nyeri otot (jumlah trombosit
 Nyeri sendi/ tulang <100.000 sel/mm3)
 Ruam kulit makulopapular  Peningkatan hematokrit
 Manifestasi perdarahan (5%-10%)
 Tidak ada tanda perembesan  Tidak ada bukti
plasma perembesan plasma

DBD I Demam dan manifestasi perdarahan Trombositopenia <100.000


(uji bendung positif) dan tanda sel/mm3; peningkatan
perembesan plasma hematokrit ≥20%
DBD II Seperti derajat I ditambah Trombositopenia <100.000
perdarahan spontan sel/mm3; peningkatan
hematokrit ≥20%
DBD* III Seperti derajat I atau II ditambah Trombositopenia <100.000
kegagalan sirkulasi (nadi lemah, sel/mm3; peningkatan
tekanan nadi ≤ 20 mmHg, hipotensi, hematokrit ≥20%
gelisah, dieresis menurun
DBD* IV Syok hebat dengan tekanan darah Trombositopenia <100.000
dan nadi yang tidak terdeteksi sel/mm3; peningkatan
hematokrit ≥20%
*DBD derajat III dan IV juga disebut Dengue Shock Syndrome(DSS)
Diagnosis infeksi dengue:
Gejala klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi, dikonfirmasi dengan deteksi antigen
virus dengue (NS-1) atau dan uji serologi anti dengue positif (IgM anti dengue atau
IgM/IgG anti dengue positif
Indikasi Pasien Masuk Rumah Sakit

1. Tanda-tanda syok
2. Perdarahan
3. Trombosit <100.000/mm3 dan atau peningkatan
hematokrit 10-20%
4. Nyeri abdominal hebat
5. Tempat tinggal jauh dari rumah sakit
6. Hiperpireksia.
Indikasi Memulangkan Pasien
1. Pasien dapat dipulangkan apabila:
2. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
3. Nafsu makan membaik
4. Secara klinis tampak perbaikan
5. Hematokrit stabil dan hemodinamik baik (24 jam
stabil)
6. Tiga hari setelah syok teratasi
7. Jumlah trombosit > 50.000/μl
8. Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh
efusi pleura atau asidosis
Prognosis
● Terapi yang cepat, tepat dan adekuat
memberikan prognosis yang baik. (Dubia
ad bonam)
KOMPLIKASI

1. Perdarahan disebabkan oleh perubahan vaskuler


2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Shock Syndrome)
3. Hepatomegali
4. Efusi Pleura
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin
olahraga, dan istirahat yang cukup
2. Perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa,
sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus
dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita
mengalami demam atau panas tinggi
5. Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, dan gunakan obat
penangkal nyamuk yang mengandung DEET pada bagian tubuh yang tidak
terlindungi.
EDUKASI
● Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakitnya dan tatalaksananya
sehingga pasien dapat mengerti bahwa terapi hanya bersifat
suportif dan mencegah perburukan penyakit.
● Anjurkan tetap tirah baring selama demam
● Bila perlu anjurkan kompres air hangat
● Perbanyak asupan cairan per oral
● Modifikasi gaya hidup, dengan melakukan kegiatan 3M,
meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan bergizi, melakukan olahraga secara rutin.
03
Metode
Penelitian
Jenis Penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain
deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross-
sectional.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang
Demam Berdarah Dengue dengan Perilaku 3M
plus ”.
• Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan
secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan.
Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian Tempat Penelitian


Pengambilan sampel dalam Penelitian ini dilakukan di Desa
penelitian ini dilaksanakan pada Lebakwana
bulan Juni 2023.
Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian Sampel Penelitian


Populasi target dari penelitian Sampel penelitian dari
ini adalah orang dewasa yang penelitian ini adalah pasien
datang ke posyandu yang berusia lebih dari 17 tahun
yang datang ke posyandu
Besar Sampel
Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi
1. Orang dengan usia lebih dari 17 tahun yang
bersedia menjadi responden.
2. Orang dengan usia lebih dari 17 tahun yang
datang ke Posyandu

Kriteria Ekslusi
1. Pasien yang menolak untuk diwawancarai
2. Pasien yang sudah di wawancarai
sebelumnya oleh penulis
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara
secara langsung kepada pasien yang datang ke posyandu yang
sudah bersedia diwawancara.
Pasien dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan
terlebih dahulu.
Lalu pasien ditanyakan data pribadi berupa nama, tanggal lahir
dan riwayat penyakit DBD.
Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara pertanyaan
ditanyakan langsung oleh penulis hingga pasien paham dengan
maksud pertanyaan dan kuesioner diisi oleh penulis.
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala ukur
1 Tingkat Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner  Cukup (nilai >50) Ordinal
oleh responden tentang faktor  Kurang (nilai  50%)
  risiko DBD    
 
2 DBD Demam dengue/DD dan Kuesioner 1. Pernah DBD Nominal
Demam berdarah dengue/DBD
(Dengue Haemorhagic 2. Tidak pernah DBD
Fever/DHF) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri
otot, dan/atau nyeri sendi yang
disertai oleh leukopenia ,ruam,
limfadenopati,trombositopeni,da
n diatesis hemoragic
3 Usia lebih dari 17 Lamanya waktu hidup yang Kuesioner Usia diatas 17 Rasio
tahun dilalui responden hingga usia tahun
diatas 17 tahun
4 Jenis Kelamin Indentitas biologis responden Kuesioner  Laki-laki Nominal
yang dapat dilihat dari
penampilan fisik  Perempuan
5 Riwayat DBD Responden memiliki riwayat Kuesioner  Ya Nominal
penyakit DBD
 Tidak
o4
Hasil
Penelitian
Hasil Penelitian
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana Jenis Kelamin    
Laki-laki 21 21%
yang bersedia diwawancarai, didapatkan Perempuan 79 79%

● Mayoritas responden berjenis kelamin Usia


20-29 34
   
34%
perempuan yaitu 79 responden (79%), 30-39 57 57%
>40 9 9%
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun Pekerjaan    

sebanyak 57 responden (57%). Ibu rumah tangga


Guru
73
3
73%
3%
● Berdasarkan data dari 100 responden Karyawan Swasta 24 24%

penelitian, didapatkan 67 responden (67%)


Tenaga Medis 0 0%
Tingkat Pengetahuan    

memiliki pengetahuan kurang. Baik 33 33%

● Mayoritas responden memiliki sikap baik Kurang


Sikap
67
 
67%
 
(72 responden; 72%). Baik 72 72%
● Mayoritas responden memiliki tindakan Kurang 28 28%

kurang (56 responden; 56%). Tindakan    

Baik 44 44%

Kurang 56 56%
Hasil Penelitian
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana
yang bersedia diwawancarai, didapatkan
● Mayoritas responden berjenis kelamin Jenis Kelamin
perempuan yaitu 79 responden (79%),
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun Jenis Kelamin Laki
- Laki
21%
sebanyak 57 responden (57%). Jenis Kelamin
● Berdasarkan data dari 100 responden Perempuan

penelitian, didapatkan 67 responden (67%) 79%

memiliki pengetahuan kurang.


● Mayoritas responden memiliki sikap baik
(72 responden; 72%).
● Mayoritas responden memiliki tindakan
kurang (56 responden; 56%).
Hasil Penelitian
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana
yang bersedia diwawancarai, didapatkan
● Mayoritas responden berjenis kelamin Pekerjaan
perempuan yaitu 79 responden (79%), Pekerjaan Ibu
rumah tangga
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun Pekerjaan Guru
24%
sebanyak 57 responden (57%). Pekerjaan
Karyawan Swasta
● Berdasarkan data dari 100 responden 3% Pekerjaan Tenaga
Medis
penelitian, didapatkan 67 responden (67%) 73%

memiliki pengetahuan kurang.


● Mayoritas responden memiliki sikap baik
(72 responden; 72%).
● Mayoritas responden memiliki tindakan
kurang (56 responden; 56%).
Hasil Penelitian
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana
yang bersedia diwawancarai, didapatkan
● Mayoritas responden berjenis kelamin
Pengetahuan
perempuan yaitu 79 responden (79%),
Pengetahuan Baik
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun Pengetahuan Ku-
33%
sebanyak 57 responden (57%). rang

● Berdasarkan data dari 100 responden 67%

penelitian, didapatkan 67 responden (67%)


memiliki pengetahuan kurang.
● Mayoritas responden memiliki sikap baik
(72 responden; 72%).
● Mayoritas responden memiliki tindakan
kurang (56 responden; 56%).
Hasil Penelitian
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana
yang bersedia diwawancarai, didapatkan
● Mayoritas responden berjenis kelamin Sikap
perempuan yaitu 79 responden (79%),
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun
Sikap Baik
sebanyak 57 responden (57%). 28%
Sikap Kurang
● Berdasarkan data dari 100 responden
penelitian, didapatkan 67 responden (67%) 72%

memiliki pengetahuan kurang.


● Mayoritas responden memiliki sikap baik
(72 responden; 72%).
● Mayoritas responden memiliki tindakan
kurang (56 responden; 56%).
Hasil Penelitian
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana
yang bersedia diwawancarai, didapatkan
● Mayoritas responden berjenis kelamin Tindakan
perempuan yaitu 79 responden (79%),
dengan usia mayoritas berkisar 30-39 tahun
Tindakan Baik
sebanyak 57 responden (57%). Tindakan Kurang
44%
● Berdasarkan data dari 100 responden 56%
penelitian, didapatkan 67 responden (67%)
memiliki pengetahuan kurang.
● Mayoritas responden memiliki sikap baik
(72 responden; 72%).
● Mayoritas responden memiliki tindakan
kurang (56 responden; 56%).
Pembahasan
1. Langkah 3M dalam pencegahan DBD merupakan suatu program pemerintah yang telah diterapkan sejak tahun 1992
dan pada tahun 2002 dikembangkan menjadi 3M Plus, dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan
mencegah gigitan nyamuk.
2. Berbagai upaya penanggulangan tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan. Salah satu penyebab tidak
optimalnya upaya penanggulangan tersebut karena belum adanya perubahan perilaku masyarakat dalam upaya PSN.
3. Saat di lapangan beberapa responden mengatakan bahwa untuk pemeriksaan jentik memang diadakan, dan yang
memeriksa adalah jumantik atau kader. Namun dalam pelaksanaanya dilakukan biasanya satu bulan sekali.
4. Hal tersebut jika dibandingkan dengan perkembangan nyamuk yaitu 8-10 hari maka perkembangan nyamuk tidak
tidak dapat dikontrol.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Nomitasari (2012) menunjukkan adanya perbedaan praktik PSN 3M Plus di
kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin kota Semarang, yaitu praktik PSN
3M Plus di kelurahan percontohan lebih baik daripada di kelurahan non percontohan
Pembahasan
1. Kebiasaan 3M Plus merupakan bentuk pencegahan terhadap penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Kegiatan 3M Plus berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(2011) diantaranya menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
seperti bak mandi sekurang-kurangnya seminggu sekali (M1), menutup rapat
tempat penampungan air (M2), memanfaatkan atau mendaur ulang barang-
barang yang dapat menampung air seperti botol plastik, kaleng, ban bekas
dan lain-lain (M3), ditambah (Plus)
05
Kesimpulan &
Saran
Kesimpulan
1 Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang bersedia diwawancarai,
didapatkan seluruh responden perempuan, dengan usia mayoritas berkisar 30-39
tahun.
2 Berdasarkan data dari 100 responden penelitian, didapatkan Mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan
3 Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (73%).
4 Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa tingkat pengetahuan
yang paling dominan berada pada tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 67
responden (67%).
5 Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa t sikap yang paling
dominan berada pada sikap yang baik sebanyak 72 responden (72%).
6 Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa tindakan yang paling
dominan berada pada tindakan yang kurang sebanyak 56 responden (56%).
Saran
● Hasil dari penelitian terdapat hubungan ● Penelitian selanjutnya disarankan
antara tingkat pengetahuan mengenai 3m + untuk meneliti faktor-faktor lain yang
masih kurang. mempengaruhi tingkat pengetahuan
● Diharapkan masyarakat lebih aktif untuk
mencari informasi aktual mengenai penyakit
tentang 3M+.
DBD dengan demikian diharapkan ● Peneliti selanjutnya diharapkan tidak
masyarakat mempraktekkan 3M+ hanya menganalisis secara univariate
tetapi bivariat serta multivariat
sehingga masalah yang dapat
meningkatkan pengetahuan responden
dan keluarga dan penelitian selanjutnya
disarankan menentukan responden
dengan karakteristik yang sama agar
responden lebih homogen.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai