Pembimbing:
dr. Rudy Pou, MARS
Horasma Tambaruhur Purba, SKM
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan diagnosis
komunitas
“UPAYA KESEHATA LINGKUNGAN: RENDAHNYA CAKUPAN JAMBAN
SEHAT SESUAI STANDAR DI PUSKESMAS KECAMATAN
PESANGGRAHAN, KELURAHAN ULUJAMI BULAN MEI – JUNI 2021”.
Diagnosis komunitas ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam periode 18 Mei – 25
Juni 2021. Dalam usaha penyelesaian diagnosis komunitas ini, kami banyak
memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Rudy Pou, MARS, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
memberi bimbingan, masukan dan motivasi kepada kami.
2. drg. Etrina Eriawati, M.Epid,, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan.
3. Horasma Tambaruhur Purba, SKM, selaku pembimbing di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan.
4. Bu Para pemegang program dan semua pihak di Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan
diagnosis komunitas ini.
5. Para pemegang program dan semua pihak di Puskesmas Kelurahan Ulujami yang
telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan diagnosis komunitas ini.
6. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti.
7. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Trisakti periode 18
Mei - 25 Juni 2021.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikan
yang membangun guna penyempurnaan tugas evaluasi program ini.
Jakarta, Juni 2021
2
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 18 Mei – 25 Juni 2021
Disusun oleh:
Indira Dewi Widiawati 03015088
Jasmine Assyifa Putri 03015092
3
DAFTAR ISI
DIAGNOSIS KOMUNITAS.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................4
DAFTAR TABEL........................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................7
BAB I..........................................................................................................................................8
PENDAHULUAN......................................................................................................................8
BAB II......................................................................................................................................11
4
BAB III.....................................................................................................................................19
BAB IV.....................................................................................................................................30
4.1 Hasil...............................................................................................................................36
4.2 Pembahasan....................................................................................................................64
BAB V.......................................................................................................................................70
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................70
5.2 Saran...............................................................................................................................70
5
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah RT, dan RW Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2019 27
Tabel 7. Data Penduduk Kecamatan Pesanggrahan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Tahun 2019 29
Tabel 9. Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang LAyak (Jamban Sehat)
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2019 30
Tabel 11. Laporan Kejadian Kepala Keluarga Open Defecation Kecamatan Pesanggrahan
31
Tabel 15. Hubungan Tingkat Pendidikan KK Menenai Jamban Sehat dengan Kepemilikan
Jamban Sehat 62
Tabel 16. Hubungan Penghasilan KK Menenai Jamban Sehat dengan Kepemilikan Jamban
Sehat 62
Tabel 17. Hubungan Sikap KK Menenai Jamban Sehat dengan Kepemilikan Jamban Sehat
63
Tabel 18. Hubungan Peran Petugas Kesehatan Terhadap Kepemilikan Jamban Sehat 64
6
Tabel 19. Daftar Kegiatan Diagnosis Komunitas 68
Tabel 20. Hasil Diagnosis Komunitas 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 9. Hasil Kuesioner Dukungan Aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
58
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 menyebutkan sebanyak 39-
40 juta orang yang BAB sembarangan merupakan mereka yang mempunyai WC,
namun masih membuang kotorannya ke sungai. BAB yang dianjurkan oleh ahli
kesehatan dan merupakan BAB yang sehat yaitu dengan membuang tinja di septic tank
yang digali di tanah dengan syarat-syarat tertentu. Dengan pembuangan tinja di septic
tank dan bukan di sungai, maka masyarakat telah melakukan salah satu syarat dasar
kesehatan lingkungan. 4
Jamban adalah fasilitas pembuatan tinja. Jambah sehat harus dibangun, dimiliki, dan
digunakan oleh keluarga. Jamban sehatt efektif untuk memutus mata rantai penularan
penyakit. 5 Jamban keluarga yang digunakan masyarakat Sebagian besar adalah leher
angsa (97,5%), tetapi tidak semua menggunakan tangka septic untuk tempat
pengelolaan dan penampungan tinja.4
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, jumlah KK dengan akses
terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di provinsi DKI Jakarta ialah
sebesar 95,49%. Sebanyak 175.729 KK menggunakan jamban komunal, 2.364.603 KK
menggunakan Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP), dan 2.430.797 KK menggunakan
Jamban Sehat Permanen (JSP).
Berdasarkan data Saniasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jakarta selatan, di
wilayah Kecamatan Pesanggrahan masih terdapat penduduk yang melakukan BABS
dan tidak memiliki jamban sehat, yaitu sebanyak 883 kepala keluarga, dan jumlah
terbanyak terdaat di wilayah di Kelurahan Ulujami yaitu sebanyak 513 kepala keluarga.
Dengan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan diagnosis
komunitas mengenai factor-faktor yang memengaruhi kepemilikan jamban sehat di
Kelurahan Ulujami.
9
Tabel.1 Hasil Capaian Program Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Capaian UKM Esensial UKM Non-Esensial UKP
> 80 % Pelayanan Pelayanan kesehatan Rawat
kesehatan ibu balita Jalan
hamil Pelayanan kesehatan Rawat
Pelayanan orang degan kusta Inap di
kesehatan ibu Persentase remaja putri Ruang
bersalin mendapat tablet tambah Bersalin
Pelayanan darah 100%
kesehatan bayi Promkes
baru lahir Presentase
Pelayanan Permasalahan
kesehatan balita Kesehatan yang
Pelayanan Diintervensi oleh Tim
kesehatan Ketuk Pintu Layani
penderita Dengan Hati (KPLDH)
diabetes Melius KB
Pelayanan Catin
kesehatan orang SDIDTK
dengan PPSM
gangguan jiwa Tempat-tempat umum
berat yang (TTU) memenuhi
Pelayanan syarat kesehatan
kesehatan orang lingkungan
dengan risiko
terinfeksi HIV
< 80 % Pelayanan Persentase balita
kesehatan pada ditimbang naik berat
usia Pendidikan badannya 76%
dasar Proporsi Keluarga
Pelayanan dengan Indeks
kesehatan pada Keluarga Sehat (IKS)
usia produktif Berkategori Sehat
Pelayanan Cakupan deteksi dini
kesehatan pada Hepatitis B pada ibu
usia lanjut hamil
Pelayanan Persentase WUS 30-50
kesehatan tahun yang dilakukan
penderita IVA-SADANIS
hipertensi
Pelayanan
kesehatan
10
orang dengan
TB
2. Menurunkan angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) oleh karena rendahnya
pencapaian jamban sehat di Indonesia
11
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
12
BAB II
Desain penelitian dilakukan secara mixed method dengan pendekatan cross-sectional,
dimana data dideskripsikan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu
keadaan secara objektif dan bersifat aktual. Data didapat melalui observasi dan
wawancara yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kepemilikan Jamban Sehat di Kelurahan Ulujami.
13
A. Populasi infinit
n0 = z2 x p x q
d2
n0 = (1,96)2 x 0,182 x (0,818)
(0.05)2
n0 = 0,57192204
0,0025
n0 = 228,768817 = 229
Keterangan :
n0 : Besar sampel optimal yang dibutuhkan
z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p : Prevalensi KK yang tidak memiliki jamban sehat
q : Prevalensi (1-p)
d : Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p ≥ 10% adalah 0,05
B. Rumus populasi finit:
n = n0 / (1 + n0/N) N = 685
n = 229 / (1 + 229/685)
n = 171,62 orang
Keterangan
n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0 : Besar sampel dari populasi infinit
N : Besar populasi finit
o Variabel tergantung yang akan diteliti pada penelitian ini adalah kepemilikan
jamban sehat pada kepala keluarga di kelurahan Ulujami.
o Variabel bebas yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan,
tingkat pendidikan, penghasilan, sikap, dan peran petugas kesehatan.
Pengetahuan, 14
Sikap,
Kepemilikan
Jamban Sehat
Tingkat Pendidikan,
Penghasilan,
15
Definisi Operasional
1. Kepemilikan Ketersediaan sarana Kuesioner Google Form 1. Memiliki Jamban Sehat Nominal Erlinawa
Jamban Sehat jamban yang dimiliki 2. Tidak Memiliki Jamban ti, 2009
oleh responden . Sehat
2. Pengetahuan Kemampuan yang Kuesioner Google Form 1. Pengetahuan Tinggi (skor Ordinal Farida
KK terhadap dimiliki responden > 80% jawaban benar) 2014
Jamban Sehat mengenai pemanfaatan 2. Pengetahuan Rendah (skor
jamban yang meliputi:
< 80%)
pengertian, syarat jamban
sehat hingga
pemeliharaan jamban
4. Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner Google Form 1. Rendah: Tidak sekolah, Ordinal UU No. 20
terakhir yang ditempuh SD, SMP, SMA tahun 2003
oleh responden 2. Tinggi: Perguruan
tinggi atau sederajat
berdasarkan wawancara
atau ijasah terakhir yang
dimiliki.
16
5. Penghasilan Jumlah pendapatan Kuesioner Google Form 1. ≥ Rp 4,400,000 Ordinal Saifuddin
kepala keluarga per bulan 2. < Rp 4,400,000 Azwar,
dari hasil pekerjaan 2008
utama mahupun
tambahan (dalam rupiah)
6. Peran Pernyataan responden Kuesioner Google Form 1. Setuju Ordinal Saifuddi
Petugas mengenai Informasi yang 2. Sangat Setuju n Azwar,
Kesehatan disampaikan oleh 3. Tidak Setuju 2008
petugas kesehatan 4. Sangat Tidak Setuju
tentang pemanfaatan
jamban.
17
2.4 Pengumpulan Data
2.4.1 Pengumpulan Data Primer
18
Gambar 1. Pemilihan Sampel Diagnosis Komunitas
Kecamatan Pesanggrahan
9 RW
RW 003
RW 001 RW 002 RW 004 RW 005 RW 006 RW 007 RW 008 RW 009
8 RT 11 RT 19 RT 17 RT 13 RT 4 RT 9 RT 10 RT 3 RT
19
2.4.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui profil kesehatan puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan dan Kelurahan Ulujami dan data laporan tahunan puskesmas kecmatan
Pesanggrahan dan Kelurahan Ulujami.
20
lanjut mengenai jamban sehat
2 Warga mengalami kesulitan biaya 3 3 3 3 12
dalam hal pembangunan jamban
sehat pribadi
3 Kekurangan lahan untuk 3 3 2 2 10
pembangunan jamban sehat
Penyebab Masalah
Sesuai wawancara mendalam kepada Ketua RW dan Ibu Kader setempat, observasi
lapangan, dan pengisian kuesioner yang kita lakukan, penyebab masalah yang di
dapatkan sebagai berikut:
Penyebab masalah dari kurangnya pengetahuan pengetahuan warga terkait
jamban sangat minim dan tidak ada rasa ingin tahu lebih lanjut mengenai jamban
sehat dikarenakan kurang gencarnya sosialisasi mengenai jamban sehat,
pentingnya kepemilikan jamban sehat, dan akibatnya terhadap Kesehatan.
Penyebab masalah kesulitan biaya dikarenakan sebagian besar warga memiliki
penghasilan dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP)
Penyebab kekurangan lahan untuk pembangunan jamban sehat disebabkan oleh
karena kepadatan penduduk, dimana jarak antar rumah sangat berdekatan
21
identifikasi faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban sehat di Kelurahan
Ulujami.
22
antara Kader dan KK
• Dapat dilakukan pengembangan
jangkauan pelayanan dengan
menggunakan sistem media less
contact (google form) untuk
mengumpulkan data terkait
kepemilikan jamban sehat dan faktor
– faktor yang mempengaruhinya
23
3. Pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi serta pemicuan kesadaran oleh
petugas kesehatan terkait pembangunan jamban komunal, arisan jamban
dan/atau pelaksanaan CSR secara mandiri di RW 01 Ulujami
BAB III
ANALISIS SITUASI MASALAH
24
Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Pesanggrahan
Kecamatan Pesanggrahan terbagi atas 5 Kelurahan yang terdiri atas 51 RW dan 523
RT dengan luas masing - masing kelurahan sebagai berikut:
1. Kelurahan Petukangan Utara seluas: 2,99 km2, Jml RW 11 RT 122
2. Kelurahan Petukangan Selatan seluas: 2,11 km2, Jml RW 8 RT 83
3. Kelurahan Ulujami seluas: 1,70 km2, Jml RW 9 RT 94
4. Kelurahan Pesanggrahan seluas: 2,11 km2, Jml RW 8 RT 85
25
5. Kelurahan Bintaro seluas: 4,55 km2, Jml RW 15 RT 141
Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah RT, dan RW Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2019
L.WI JM JM
NO KELURAHAN L L L
(km2) RT RW
1 Petukangan Utara 2.99 122 11
2 Petukangan Selatan 2.11 83 8
3 Ulujami 1.70 94 9
4 Pesanggrahan 2.11 85 8
5 Bintaro 4.55 141 15
Kec. Pesanggrahan 13.46 525 51
26
Sumber : BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan 2020
Di lihat dari tabel diatas diketahui bahwa kelurahan dengan luas wilayah
yang paling luas adalah Kelurahan Bintaro dengan luas wilayah 4.55 km2 sedangkan
Kelurahan Ulujami adalah kelurahan di wilayah Kecamatan Pesanggrahan dengan
luas wilayah yang paling kecil, yaitu 1.70 km2.
2. Data Kependudukan
Berdasarkan Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
Per Kab/Kota Tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Pusdatin Kemkes RI, jumlah
penduduk di wilayah kecamatan Pesanggrahan adalah 232.512 jiwa terdiri dari
115.942 laki-laki dan 116.570 perempuan.
Proporsi jumlah penduduk di tiap kelurahan dapat dilihat pada tabel dan
gambar di bawah ini.
KPDTN
JML PDDK L.WIL
NO KELURAHAN PDDK
L P JUMLAH ( / km2) (km2)
1 Petukangan Utara 30,915 30,924 61,839 20,682 2.99
2 Petukangan Selatan 20,421 20,497 40,918 19,392 2.11
3 Ulujami 22,568 23,175 45,743 26,908 1.70
4 Pesanggrahan 15,976 15,969 31,945 15,140 2.11
5 Bintaro 26,062 26,005 52,067 11,443 4.55
Kec. Pesanggrahan 115,942 116,570 232,512 17,274 13.46
Sumber : Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Per Kab / Kota Tahun 2015-2020,
Pusdatin Kemkes RI, 2018
27
mencapai 26.908 orang/km2 dan terendah di kelurahan Bintaro sebesar 11.443
orang/km2.
Secara umum, tidak terdapat perbedaan jauh antara jumlah penduduk laki–
laki dan perempuan. Sex ratio di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
28
Pesanggrahan adalah (jumlah penduduk laki–laki/jumlah penduduk perempuan) x
100% = (116,570/115,942) x 100 = 100,5%, artinya pada tahun 2020 setiap 100
penduduk perempuan di Kecamatan Pesanggrahan terdapat 101 penduduk laki–
laki.
Jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) sebesar 161.662 jiwa
atau sebesar 69,5% dari jumlah penduduk Kecamatan Pesanggrahan. Angka
Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kecamatan Pesanggrahan
sebesar 44%. Rasio ketergantungan (dependency ratio) di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan didapat melalui rumus perhitungannya yaitu,
(jumlah penduduk usia non produktif / jumlah penduduk usia produktif) x 100%
dengan yang dimaksud penduduk usia produktif adalah penduduk yang masuk
dalam rentang usia antara 15–64 tahun. Hal ini berarti setiap 10 orang penduduk
Kecamatan Pesanggrahan yang masih produktif harus menanggung 44 orang yang
belum/sudah tidak produktif lagi.
29
Tahun 2019
2. Data Kualitatif
Data kualititatif didapatkan dengan wawancara terhadap pemegang
program Puskesmas Kelurahan Ulujami. Hasil wawancara dirangkum dalam tabel
sebagai berikut :
30
Puskesmas lebih tinggi dan juga
Kecamatan daerah ulujami dekat
Pesanggrahan dan dengan kali Pesanggrahan,
Kelurahan Ulujami sehingga sulit untuk
dilakukan pembangunan
jamban
- Sosialisasi terkait jamban
sehat terhambat oleh
karena pandemi Covid-19
- Dikarenakan sebagian
besar warga
menyepelekan
kepemilikan jamban sehat
dan masih memiliki
kebiasaan BABS
Ibu Kader di Masalah Jamban sehat - Masih kurangnya
Kelurahan Ulujami pengetahuan warga
mengenai masalah
mengenai jamban sehat
- Kurangnya lahan untuk
membangun jamban sehat
pribadi
Sumber : Wawancara
1. Observasi Lapangan
Proses analisis lapangan dilakukan dengan pendekatan melihat, mengamati
dan mendengar, sehingga didapatkan permasalahan kesehatan masyarakat di
Kelurahan Ulujami sebagai berikut:
31
Berdasarkan wawancara di lokasi observasi, banyak masyarakat
dengan tingkat status sosial ekonomi yang rendah dan hal tersebut
mempengaruhi kepemilikan jamban sehat
Wilayah kelurahan ulujami dekat dengan Kali Pesanggrahan sehingga
lebih mudah bagi warga untuk menyalurkan kotoran ke kali
Tertundanya kegiatan penyuluhan di masa pandemi mengakibatkan
kegiatan sosialisasi jamban sehat terhambat
2. Pendekatan Manajemen
Untuk anggaran pelayanan kesehatan berasal dari subsidi pemerintah, BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah) yang diberikan oleh kementrian kesehatan RI mulai dari perlengkapan dan
peralatan kesehatan. Sedangkan untuk operasional harian berasal dari puskesmas
Kelurahan Ulujami sendiri.
32
3.3 Rencana Aksi Pemecahan Masalah
2. Pembuatan - Tetap berjalannya - Pembuatan Edukasi dapat - Kepala - Pemegang Juni Whatsap
media edukasi promosi video edukasi dilakukan secara keluarga Program 2021 p
(video) kesehatan secara yang disebar digital dan dan kader Sanitasi PKC
memudahkan Pesanggrahan
mengenai kontinyu melalui kader
pihak dan PKC
pentingnya ditengah pandemi - Sosialisasi puskesmas Ulujami
kepemilikan dan - Dokter Muda
33
jamban sehat penyebaran - Kader
dan masalah video
kesehatan yang dikoordinasi
mungkin dengan
terjadi pemegang
program.
34
BAB IV
4.1 Hasil
Dari hasil analisa data primer maupun sekunder yang dilakukan pada
pelaksanaan Diagnosis Komunitas dengan topik “Penyelidikan faktor-faktor yang
memengaruhi kepemilikan jamban sehat”. Ditemukan beberapa masalah beserta
prioritas pemecahan masalahnya seperti yang tertera. Alternatif pemecahan
masalah ditargetkan kepada masyarakat di RW 01 Kelurahan Ulujami di wilayah
kerja Kecamatan Pesanggrahan.
Metode yang akan digunakan, yakni penilaian singkat berupa pre dan post
test pada Kader dan Kepala keluarga, pengisian kuesioner oleh kepala keluarga,
pembagian media edukasi berupa video dan sosialisasi secara luring mengenai
pentingnya memiliki jamban sehat dan masalah kesehatan yang mungkin terjadi.
Tanya: Selamat siang bu, perkenalkan saya dokter muda dari puskesmas
Pesanggrahan, apakah ibu sedang sibuk?
35
Jawab: selamat siang dok, lagi gak sibuk dok, ada apa yaaa?
Tanya: iya bu, saya izin wawancara bentar ya, apa boleh bu? Jadi saya sedang
melakukan diagnosis komunitas tentang kepemilikan jamban sehat. Jadi saya
perlu tau sejauh mana masyarakat tau tentang masalah jamban sehat. Apakah ibu
pernah melihat sendiri warga BABS ke kali?
Jawab: ohh begitu dok. Kebetulan saya belum pernah lihat dok hehhe
Tanya: kalau seandainya ibu ketemu dengan kasus seperti itu, reaksi ibu
bagaimana? Dan apa yang akan ibu lakukan?
Jawab: gimana ya dok…hmm. Saya juga gatauuu heheh ga pernah ketemu juga
sih dok, mungkin saya akan sangat kaget dan mencoba melapor ke pak RT/RW
Tanya: kalo ibu sendiri apakah memiliki jamban sehat dengan septic tank
dirumah?
Jawab: Ohh kalau di rumah saya sudah punya septic tank dok, Alhamdulillah dok
Tanya: Selamat siang pak, perkenalkan saya dokter muda dari puskesmas
Pesanggrahan, kami izin menanyakan beberapa pertanyaan ya pak
Tanya: Jadi saya sedang melakukan diagnosis komunitas tentang jamban sehat.
Jadi saya perlu tau sejauh mana masyarakat tau tentang masalah jamban sehat.
Menurut bapak kondisi di wilayah ini gimana?
36
Jawab: Ohh kalau disini kebanyakan warga belum punya septic tank dok, jadi
kotorannya dialirkan ke kali pesanggrahan, maksudnya bukan BAB langsung di
kali ya dok, jadi dengan pakai pipa gitu dok dialirkan dari jamban masing-masing
menuju kali. Kalau mau liat nanti dokter saya ajak kesana
Jawab: hmm kalau menurut saya sih lebih karena kondisi disini padat penduduk
yad ok, jadi tidak memungkinkan untuk pembangunan septic tank, dan warga
disini juga kebanyakan mengandalkan pembuangan ke kali karena kan rumahnya
dekat kali dok
Tanya: ohh kalau pembuangannya ke kali, kendala yang terjadi apa pak?
Jawab: disini juga rawan banjir kan dok, jadi kalau setiap banjir ada
kemungkinan kotorannya balik lagi dok ke jamban, jadi kayak aliran balik gitu
dok, jadi bisa mencemari lingkungan rumah kan dok, dan kalau banjir kalinya
naik jadi air kali yang tercemar BAB jadi ikut mencemari lingkungan RW kit aini
dok, jadi bau juga
Tanya: Selamat siang mba Woro, perkenalkan kami Indira dan Jasmine, dokter
muda dari Universitas Trisakti, jadi kami akan melakukan diagnosis komunitas
mengenai kepemilikan jamban sehat. Mba Woro selaku pemegang program
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kelurahan Ulujami, untuk program
pelayanan kesehatan lingkungan apakah sudah mencapai target atau belum?
Apabila belum kira-kira apa kendalanya?
37
Jawab: Siang dokter.. kalau untuk program kesehatan lingkungan sebenarnya
sudah masuk kategori cukup dok, tapi untuk angka kepemilikan jamban sehat
masih termasuk kurang
Tanya: lalu menurut mba penyebabnya apa sehingga angka kepemiliikan jamban
sehat masih kurang?
Jawab: hmm kalau dari pengamatan saya, menurut say ini lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geografi dok, jadi disini warganya
kebanyakan berpenghasilan dibawah UMP dok setau saya, dan dari segi geografis
juga RW 1 Ulujami ini letaknya diapit oleh 2 RW dengan dataran yang lebih
tinggi, jadi sulit untuk pembangunan jamban dok, ditambah lagi disini sering
banjir karena juga wilayah ini dialiri oleh Kali Pesanggrahan kan dok..
Jawab: nah itu sebenarnya ingin kita adakan dok, namun di era pandemi seperti
ini jadi terhambat karena tidak mungkin mengumpulkan banyak orang
Tanya: ohh kalau begitu apakah ada solusi untuk bisa tetap melaksanakan
sosialisasi mba?
Jawab: kalau dari saya mungkin dengan melalui metode daring dok, yang
nantinya disebarkan di grup WA kami yang memang aktif dok, Tapi karena harus
mengurus vaksin dan swab, jadi belum kepegang dok..
Penutup: baik mba, terimakasih atas informasinya. Sekian dulu untuk wawancara
hari ini, mungkin nanti apabila ada pertanyaan lagi akan kami tanyakan.
Terimakasih sekali lagi.
38
geografi/lingkungan. Dari hasil wawancara, disimpulkan sejak adanya pandemic
sosialisasi tidak berjalan secara rutin sehingga kegiatan edukasi mengenai jamban
sehat jadi terhambat. Dari data yang ada pun warga yang belum memiliki jamban
sehat masih banyak.
(n = 185)
Pekerjaan
18 – 25 9 4.8%
>25 – 45 93 50%
>45 – 60 83 45.2%
>60 0 0%
Tingkat Pendidikan
Rendah: Tidak Sekolah, 157 85%
SD/Tamat SD, SMP/Tamat SMP,
SMA/Tamat SMA
Tinggi: Tamat Perguruan Tinggi 28 15%
Pekerjaan
39
PNS/ASN 0 0%
TNI/POLRI 0 0%
Pedagang 30 16%
Wiraswasta 30 16%
Ibu Rumah Tangga 125 68%
Penghasilan
Cukup: ≥ Rp 4.400.000 36 19.5%
Kurang: < Rp 4.400.000 149 80.5%
185 responses
185 responses
40
Pendidikan
185 responses
15%
85%
140
126
120
100
80
59
60
40
20
0
>4 <4
185 responses
41
185 responses
Cukup
Kurang
185 responses
42
185 responses
43
Pertanyaan Kuesioner Pengetahuan Kepala Keluarga terhadap Jamban
Sehat
185 responses
185 responses
Tersedia ventilasi 18
Tidak berbau 28
Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter 70
dari sumber air minum
0 10 20 30 40 50 60 70 80
44
185 responses
DBD
185 responses
185 responses
45
185 responses
185 responses
185 responses
46
185 responses
185 responses
185 responses
47
Pengetahuan KK Mengenai Jamban
36%
64%
Tinggi Rendah
Data diatas diambil dari kuesioner google form yang dibagikan kepada
kepala keluarga di kelurahan Kebon Baru, yang terdiri dari 12 pertanyaan
mengenai pengetahuan kepala keluarga terhadap jamban sehat. Dari 10
pertanyaan, pertanyaan dengan jawaban benar terbanyak adalah “Penyakit yang
dapat disebabkan oleh ketidakpemilikan jamban sehat adalah?”. Sebanyak 90
responden (48,9%) menjawab dengan jawaban yang benar yaitu Muntah - Berak.
Pertanyaan dengan jawaban salah terbanyak adalah “Apa yang perlu dibangun
pada jamban?”. Sebanyak 127 responden (68,7%) memilih jawaban salah
“Lubang angin dan lubang kencing” atau “Ventilasi dan kawat nyamuk”
sedangkan 58 responden (31,4%) memilih jawaban yang benar “Lubang angin
atau ventilasi”.
48
Pertanyaan Kuesioner Sikap Kepala Keluarga terhadap Jamban Sehat
185 responses
185 responses
185 responses
49
185 responses
185 responses
185 responses
50
185 responses
185 responses
185 responses
51
185 responses
185 responses
52
4. Dari pernyataan “Membersihkan jamban milik sendiri minimal 2 sampai 3
kali dalam seminggu” sebanyak 28% menjawab sangat setuju, 68%
menjawab setuju, 4% menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak
setuju.
5. Dari pernyataan “Memiliki jamban dan mengajak setiap anggota keluarga
untuk ikut berpartisipasi memanfaatkan jamban” sebanyak 28% menjawab
sangat setuju, 72% menjawab setuju, dan 0% menjawab tidak setuju atau
sangat tidak setuju.
6. Dari pernyataan “Saudara punya rencana jangka Panjang untuk
memperbaiki/memiliki jamban” sebanyak 12% menjawab sangat setuju, 80%
menjawab setuju, 8% menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak
setuju.
7. Dari pernyataan “Seseorang baru saja menikahkan anaknya, dan sekarang
menantu perempuannya hamil. Kemudian ia membangun jamban untuk
digunakan oleh menantu perempuan saja” sebanyak 8% menjawab sangat
setuju, 8% menjawab setuju, 72% menjawab tidak setuju dan 12% menjawab
sangat tidak setuju.
8. Dari pernyataan “Memiliki jamban bukan merupakan prioritas Saudara dan
keluarga” sebanyak 4% menjawab sangat setuju, 12% menjawab setuju, 68%
menjawab tidak setuju dan 16% menjawab sangat tidak setuju.
9. Dari pernyataan “Memiliki jamban bukan merupakan prioritas Saudara dan
keluarga” sebanyak 4% menjawab sangat setuju, 12% menjawab setuju, 68%
menjawab tidak setuju dan 16% menjawab sangat tidak setuju.
10. Dari pernyataan “Saat musim kemarau, sulit mendapatkan air bersih,
sehingga seseorang memutuskan untuk buang air besar di sungai” sebanyak
4% menjawab sangat setuju, 4% menjawab setuju, 56% menjawab tidak
setuju dan 36% menjawab sangat tidak setuju.
11. Dari pernyataan “Saat musim kemarau, sulit mendapatkan air bersih,
sehingga seseorang memutuskan untuk buang air besar di sungai” sebanyak
4% menjawab sangat setuju, 20% menjawab setuju, 68% menjawab tidak
setuju dan 8% menjawab sangat tidak setuju.
53
Pertanyaan Kuesioner Peran Petugas Kesehatan
185 responses
185 responses
185 responses
54
185 responses
185 responses
185 responses
55
2. Dari pernyataan “Petugas kesehatan melakukan identifikasi mengenai
masalah masalah yang berhubungan dengan jamban” sebanyak 24%
menjawab sangat setuju, 72% menjawab setuju, 4% menjawab tidak setuju
dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
3. Dari pernyataan “Petugas kesehatan memberi dorongan kepada keluarga
saudara untuk memanfaatkan jamban dirumah (bagi yang memiliki)”
sebanyak 20% menjawab sangat setuju, 72% menjawab setuju, 8%
menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
4. Dari pernyataan “Petugas kesehatan memberi dorongan kepada keluarga
Saudara untuk memiliki jamban pribadi (bagi yang tidak memiliki)”
sebanyak 36% menjawab sangat setuju, 60% menjawab setuju, 4%
menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
5. Dari pernyataan “Petugas kesehatan menjelaskan mengenai penyakit-
penyakit yang ditimbulkan dari perilaku tidak memanfaatkan jamban”
sebanyak 52% menjawab sangat setuju, 40% menjawab setuju, 4%
menjawab tidak setuju dan 4% menjawab sangat tidak setuju.
6. Dari pernyataan “Petugas kesehatan melakukan survey ke tiap rumah setahun
terakhir” sebanyak 16% menjawab sangat setuju, 76% menjawab setuju, 8%
menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
185 responses
56
185 responses
185 responses
185 responses
57
setuju, 80% menjawab setuju, 4% menjawab tidak setuju dan 0% menjawab
sangat tidak setuju.
2. Dari pernyataan “Aparat desa dan tokoh masyarakat memiliki program
pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan jamban” sebanyak 8%
menjawab sangat setuju, 92% menjawab setuju, dan 0% menjawab tidak
setuju atau sangat tidak setuju.
3. Dari pernyataan “Aparat desa, tokoh masyarakat atau tokoh agama ikut
berperan dalam penyuluhan mengenai jamban sehat” sebanyak 16%
menjawab sangat setuju, 80% menjawab setuju, 4% menjawab tidak setuju
dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
4. Dari pernyataan “Aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama pernah
memberikan bantuan yang bertujuan untuk menggunakan dan memanfaatkan
jamban” sebanyak 12% menjawab sangat setuju, 84% menjawab setuju, 4%
menjawab tidak setuju dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
185 responses
58
185 responses
Pretest Postest
59
puskesmas dalam kegiatan berupa mengikuti mengikuti pre dan post test. Dari
target sasaran yaitu masyarakat di RW 01 kelurahan Ulujami juga cukup baik, hal
ini ditunjukan kesediaan dalam mengisi google form. Berdasarkan tabel semua
responden memiliki perbaikan nilai pada post tes setelah dilakukan penyuluhan
dan edukasi.
*Uji Chi-Square
Berdasarkan tabel diatas, dengan uji Chi-Square, Pada 185 responden,
responden dengan pengetahuan KK tinggi mengenai jamban sehat sebanyak 5
responden (9,2%) tidak memiliki jamban sehat, dan sebanyak 61 (26,7%)
responden memiliki jamban sehat. Pada 185 responden, responden dengan
pengetahuan KK rendah mengenai jamban sehat sebanyak 115 responden (62%)
tidak memiliki jamban sehat, dan sebanyak 4 (2,1%) responden memiliki jamban
sehat Dari hasil pengujian, didapat nilai p < 0.005 (p < 0.05) sehingga secara
60
statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan KK
mengenai jamban sehat dengan kepemilikan jamban sehat.
Penghasilan Nilai
Kepemilikan Jamban Sehat
p
Tidak Memiliki Total
Memiliki Jamban Sehat
Jamban Sehat
N % N % N %
Cukup 45 24,3% 39 21,8% 84 56,1%
61
Kurang 75 40,5% 26 14,1% 101 54,1% <0.00
3*
*Uji Chi-Square
Berdasarkan tabel diatas, dengan uji Chi-Square, Pada 185 responden,
yang memiliki penghasilan cukup sebanyak 45 responden (24,3%) tidak memiliki
jamban sehat, dan sebanyak 39 (21,8%) responden memiliki jamban sehat. Pada
responden penghasilan kurang sebanyak 75 responden (40,5%) yang tidak
memiliki jamban sehat dan sebanyak 26 (14,1%) memiliki jamban sehat. Dari
hasil pengujian, didapat nilai p = 0.003 (p < 0.05) sehingga secara statistik dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penghasilan KK dengan
kepemilikan jamban sehat.
*Uji Chi-Square
Berdasarkan tabel diatas, dengan uji Chi-Square, Pada 185 responden,
yang memiliki sikap baik sebanyak 36 responden (19,4%) tidak memiliki jamban
sehat, dan sebanyak 50 (27%) responden memiliki jamban sehat. Pada responden
sikap buruk sebanyak 84 responden (45,4%) yang tidak memiliki jamban sehat
dan sebanyak 15 (8,1%) memiliki jamban sehat. Dari hasil pengujian, didapat
nilai p = <0.0001* (p < 0.05) sehingga secara statistik dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara sikap KK dengan kepemilikan jamban sehat.
62
Tabel 18. Hubungan Peran Petugas Kesehatan terhadap Kepemilikan
Jamban Sehat
*Uji Chi-Square
Berdasarkan tabel diatas, dengan uji Chi-Square, Pada 185 responden,
yang menilai baik peran petugas kesehatan sebanyak 42 responden (22%) tidak
memiliki jamban sehat, dan sebanyak 41 (22%) responden memiliki jamban sehat.
Pada responden menilai buruk peran petugas kesehatan sebanyak 78 responden
(42%) yang tidak memiliki jamban sehat dan sebanyak 24 (12%) memiliki jamban
sehat. Dari hasil pengujian, didapat nilai p = 0.563 (p > 0.05) sehingga secara
statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran petugas
kesehatan dengan kepemilikan jamban sehat.
4.2 Pembahasan
Kegiatan diagnosis komunitas di Kelurahan Ulujami ini, dilakukan
bersama kepala keluarga dan ibu kader sebagai sasaran utama di RW 01 pada
kelurahan Ulujami. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2021 dan
dilakukan dengan beberapa tahapan. Diantaranya tahapan persiapan dengan
pembekalan materi diagnosis komunitas dan berbagai diskusi, tahapan selanjutnya
yaitu menganalisa data sekunder dari Profil Kesehatan Kecamatan Pesanggrahan
dan Kelurahan Ulujami tahun 2021. Tahap terakhir adalah pelaksanaan kegiatan
diagnosis komunitas dengan pengumpulan data primer terhadap kepala keluarga
63
di puskesmas kelurahan yang selanjutnya hasil kegiatan tersebut mempertegas
analisa data sekunder yang diperoleh dari Kelurahan Ulujami.
Dalam pelaksanaan tahap persiapan dan menganalisa data tidak ditemukan
kendala, namun dalam pelaksanaan kegiatan diagnosis komunitas ditemukan
beberapa kendala, yakni kendala menyebarkan kuesioner secara langsung
sehingga tidak dapat mengkonfirmasi langsung akan jawaban terkait kondisi
jambannya. Selain itu, terdapat kendala menerapkan metode pengisian pendataan
kepemilikan jamban sehat pada google form dikarenakan banyak kepala keluarga
yang baru mengenal pengisian online melalui google form. Keterbatasan yang
dialami selama tahap diagnosis komunitas ini adalah tidak dapat dilaksanakannya
sosialisasi dengan mengumpulkan setiap KK dikarenakan angka covid-19 yang
sedang melonjak tinggi di RW 01 Ulujami sehingga hanya mengundang kader
perwakilan per RT dan perwakilan RT.
Dari hasil analisis bivariat, terdapat hubungan antara pengetahuan KK
mengenai jamban sehat dengan kepemilikan jamban sehat. Hal ini didukung
penelitian oleh Gargita, et al, yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap kepemilikan jamban, karena dengan adanya
pengetahuan mereka bisa membedakan dan memahami akan pentingnya
kepemilikan jamban keluarga. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kepemilikan jamban maka semakin besar keinginan mereka akan
berusaha untuk memiliki jamban keluarga. Pengetahuan merupakan merupakan
faktor penting dalam upaya peningkatan pengelolaan jamban keluarga, karena
dengan baiknya pengetahuan maka semakin memahami dan mampu
melaksanakan upaya pengelolaan jamban keluarga yang baik, seperti
pemeliharaan jamban jika rusak atau tersumbat serta menjaga kebersihan jamban
dari berbagai kotoran agar lingkungan tempat tinggal bersih dan sehat serta dapat
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Pengetahuan seseorang didapatkan
dari pengalaman dan informasi yang didapatkan, baik melalui pelatihan,
bimbingan, dan pembinaan yang diberikan petugas kesehatan melalui upaya
promotif dan preventif.5
64
Hasil analisis bivariat kedua, tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan KK terhadap kepemilikan jamban sehat. Hal ini berbanding terbalik
dengan penelitian oleh Indah MF, et al, yang mengatakan bahwa semakin rendah
pendidikan masyarakat akan lebih sulit menyerap informasi bagaimana jamban
yang memenuhi syarat sehat. Sehingga masyarakat masih banyak yang belum
memiliki jamban sehat atau memenuhi syarat kesehatan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin tinggi kesadaran yang berperan serta dalam
upaya pencegahan penyakit. Kategori pendidikan berdasarkan keputusan menteri
pendidikan nasional adalah tingkat dasar yaitu pendidikan sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama, dan tingkat pendidikan tinggi yaitu sekolah menengah
keatas akademi dan perguruan tinggi.5
Hasil analisis bivariat ketiga, terdapat hubungan antara penghasilan KK
terhadap kepemilikan jamban sehat. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Indah
MF, et al, yang mengatakan bahwa status ekonomi seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidup sangat berpengaruh pada fasilitas kesehatan mereka khususnya
di dalam rumahnya akan terjamin, misalnya dalam penyediaan jamban keluarga.
Sejalan dengan penelitian Novitry, et al, dengan judul determinan kepemilikan
jamban sehat di Desa Sukomulyo Martapura Palembang dengan Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga (p value
0,001) dengan kepemilikan jamban sehat. Sedangkan menurut penelitian oleh
Gargita, et al, pendapatan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kepemilikan jamban, begitu pentingnya kebutuhan atau pendapatan keluarga yang
tinggi sehingga bisa merubah hidup diri seseorang atau keluarga untuk bisa hidup
lebih baik sedangkan dengan pendapatan yang rendah akan sulit memiliki
kebutuhan yang diinginkan.5
Hasil analisis bivariat keempat, terdapat hubungan antara sikap KK
terhadap jamban sehat pada kepemilikan jamban sehat. Hal ini sesuai dengan
penelitian oleh Anggoro, et al, yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi
tingkat pemanfaatan jamban dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena
pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan, karena sikap merupakan suatu
pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan bertindak sesuai pengetahuan
65
itu. Sedangkan menurut penelitian oleh Apryianti, et al, sikap itu melibatkan
pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaaan yang lain. Setelah seseorang
mendapatkan stimulus atau objek berupa penyuluhan, ajakan dari petugas
kesehatan dan lingkungan sosialnya, proses selanjutnya ia akan menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau objek tertentu. Sedangkan menurut penelitian oleh
Dyah, et al, sikap kepala keluarga berperan penting dalam penggunaan jamban
dalam keluarga tersebut. Pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang
baik pula, dari sikap yang baik tersebut akan muncul tindakan atau perilaku.
Adanya komitmen kepala keluarga yang menyatakan mau ikut berpartisipasi
dalam upaya peningkatan penggunaan jamban, merupakan salah satu bentuk sikap
positif yang dapat mencetuskan penggunaan jamban yang baik.6,7
Hasil analisis bivariat keempat, tidak terdapat hubungan antara peran
petugas kesehatan terhadap kepemilikan jamban sehat. Hal ini berbanding terbalik
dengan penelitian oleh Darsana, et al, yang mengatakan bahwa peranan petugas
berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga. Peranan petugas dalam hal
penelitian ini dimaksudkan adalah adanya motivasi, bimbingan teknis,
penggerakan, pemberdayaan, maupun penyuluhan dari petugas baik petugas
puskesmas, perangkat desa, tokoh masyarakat maupun kader kesehatan yang
terlatih. Karena peranan petugas adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh petugas untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Pemberdayaan terhadap individu,
keluarga dan masyarakat yang diselenggarakan harus memperhatikan kondisi dan
situasi khususnya sosial budaya setempat.7
66
Tabel 18. Daftar Kegiatan Diagnosis Komunitas
No. Tanggal Waktu Lokasi Kegiatan Nama Kegiatan Person In
Kegiatan Kegiatan Charge
1 3-10 Juni 2021 10.00 s/d Puskesmas - Diskusi dengan Dokter Muda,
selesai Kelurahan pemegang program Pemegang
Ulujami Kesehatan Program
Kesehatan
Lingkungan
Lingkungan
- Persiapan google PKC Ulujami
form “faktor-faktor
yang memengaruhi
kepemilikan jamban
sehat”
67
sehat
68
Tabel 19. Hasil Diagnosis Komunitas
1. Kurangnya Kurangnya sosialisasi Penyuluhan dan 10-16 Juni 2021 - Grup - Penyuluhan dan edukasi
pengetahuan mengenai jamban sehat edukasi kepada Whatsapp berupa video mengenai
mengenai jamban kepala keluarga - Posyandu RT jamban sehat melalui
sehat video
dan kader 04 Ulujami
- Penyuluhan dan edukasi
secara daring mengenai jamban sehat
dan luring secara luring
- Pengisian Pre Test dan
Post Tes mengenai
jamban sehat
2. Pembangunan Penghasilan di bawah UMP Pemicuan 16 Juni 2021 - Posyandu - Pemicuan kesadaran
jamban sehat dan Kondisi wilayah padat kesadaran dalam RT 04 sehingga warga mau
terhambat oleh penduduk pembangunan Ulujami membuat arisan jamban
biaya dan kondisi jamban sehat dan jamban komunal
demografis secara mandiri
- Sesi tanya jawab
mengenai jamban sehat
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data survey dan analitik diagnosis komunitas
di Kelurahan Ulujami pada bulan Juni tahun 2021, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Telah teridentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya
pencapaian kepemilikan jamban sehat di Wilayah Kel. Ulujami yaitu
adalah pengetahuan, penghasilan dan sikap KK terhadap jamban sehat.
2. Terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat Wilayah Kel. Ulujami
terkait pentingnya memiliki jamban sehat sesuai standar berdasarkan hasil
pretest dan postest
3. Terjadi peningkatan kesadaran dari pemicuan masyarakat Wilayah Kel.
Ulujami terkait pentingnya memiliki jamban sehat sesuai standar
5.2 Saran
A. Bagi Puskesmas
1. Melakukan sosialisasi dan pemicuan kesadaran secara rutin pada kepala
keluarga, dan kader mengenai kepemilikan jamban sehat untuk
meningkatkan angka kepemilikan jamban dan mencegah masalah
kesehatan.
2. Memberikan informasi dan edukasi tentang sumber dana yang dapat
diperoleh salah satunya dari CSR. Pelatihan pembuatan proposal untuk
CSR terkait dana untuk pembangunan jamban komunal.
B. Bagi Masyarakat
70
1. Diharapkan kepala keluarga dan kader berpartisipasi tinggi dalam
kegiatan sosialisasi dan pemicuan kesadaran mengenai jamban sehat agar
menciptakan lingkungan yang sehat.
2. Diharapkan antusiasme dan ketertarikan masyarakat untuk mengikuti
pembekalan terkait dengan CSR apabila nantinya diselenggarakan oleh
puskesmas
71
DAFTAR PUSTAKA
72
LAMPIRAN
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88