Anda di halaman 1dari 77

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

D
DENGAN MASALAH DIABETES MELLITUS DI GAMPONG
TEUPIN BATEE KECAMATAN BLANG BINTANG
KABUPATEN ACEH BESAR
Tanggal : 20 Maret s/d 01 April 2023

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Belajar Lapangan (PBL)


Keperawatan Keluarga
Pada Prodi DIII Keperawatan Akper Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh

Oleh :

HUMAIRA DAVINA
NIM. 13404320091

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH
BANDA ACEH
2023

20
21

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. D


DENGAN MASALAH DIABETES MELLITUS DI GAMPONG
TEUPIN BATEE KECAMATAN BLANG BINTANG
KABUPATEN ACEH BESAR
Tanggal : 20 Maret s/d 01 April 2023

Oleh :

HUMAIRA DAVINA
NIM: 13404320091

Dengan Ini Disahkan sebagai Laporan Kegiatan


Praktek Belajar Lapangan (PBL) Keperawatan Gerontik

Mengetahui,

Ketua PBL Pembimbing

Ns. Dewiyuliana, S.Kep., M.Kep Fakhruddin, SKM., MKM


NIDN 1309088801 NIK 010320221291

Menyetujui,
Direktur

Ns. Wiwin Haryati., M.Kep


NIDN 0110067702

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA BANDA ACEH
BANDA ACEH
2022
22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT karena

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Keperawatan

Keluarga di Gampong Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten

Aceh Besar Provinsi Aceh dengan tepat waktu dan benar.

Praktek Belajar Lapangan merupakan salah satu Program

pendidikan Akademi Keperawatan Kesdam IM Banda Aceh dan juga

harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang ditetapkan

serta dilengkapi dengan penulisan laporan. Dalam penyusunan laporan

ini, penulis menyadari adanya berbagai hambatan, namun berkat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak khususnya dari bapak Fakhruddin

SKM., MKM. Selaku dosen pembimbing praktek klinik belajar lapangan

(PBL) yang penuh kesabaran serta perhatian dalam memberikan

pengarahan dalam dorongan dan dukungan untuk menyelesaikan

penulisan dalam laporan ini.

Selain itu peneliti juga turut menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Mayor CKM, dr. Hasnita, M.K.M, Selaku Direktur Akademi

Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh.

2. Dosen dan seluruh Staf Pendidikan Akademi Keperawatan Iskandar

Muda Banda Aceh yang telah memberi ilmu dan bimbingan selama

kami PBL dan mengikuti pendidikan.


23

3. Bapak Camat Kecamatan Blang bintang Kabupaten Aceh Besar yang

telah menerima kami di daerah Gampong Teupin Batee untuk

melaksanakan PBL.

4. Bapak Geuchik Teupin Batee dan Perangkat desa Gampong Teupin

Batee serta seluruh masyarakat Gampong Teupin Batee yang telah

menerima kami selama 2 minggu dan bekerja sama dalam

memberikan data-data sehingga tugas kami selesai dengan baik.

5. Orang tua saya yang telah memberikan doa dan semangat untuk saya.

6. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan bantuan serta kerja

sama yang hebat dalam penyusunan laporan praktek lapangan ini.

7. Teristimewa untuk Tn. D yang telah meluangkan waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih

banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini untuk

menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dimasa yang akan

datang.

Banda Aceh, 21 Maret 2023

Penulis
24

DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Dasar Keluarga............................................................. 4
1. Pengertian...............................................................................4
2. Ciri-ciri Struktur Keluarga....................................................... 5
3. Tipe Keluarga......................................................................... 5
4. Peran Keluarga...................................................................... 6
5. Fungsi Keluarga..................................................................... 6
6. Tahap Perkembangan Keluarga............................................ 8
7. Tugas Kesehatan Keluarga................................................. 10
8. Tanggung Jawab dan Tanggung
v Gugat.............................. 10
9. Keperawatan Kesehatan Keluarga..................................... 11
10 . Ruang Lingkup.................................................................. 12
B. Konsep Dasar Penyakit........................................................... 12
1. Pengertian............................................................................ 12
2. Etiologi.................................................................................. 12
25

3. Patofisiologi.......................................................................... 14
4. Penatalaksanaan ................................................................ 15
BAB III. TINJAUAN KASUS
A. Format Pengkajian Keperawatan Keluarga............................. 20
B. Analisa Data............................................................................. 33
C. Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga.............................. 35
D. Prioritas Masalah..................................................................... 37
E. Rencana Keperawatan Keluarga............................................. 38
F. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Keluarga................ 47
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................54
B. Saran........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Laporan Pendahuluan
Satuan Acara Pembelajaran
Materi Penyuluhan
Leaflet gastritis
Lampiran foto
26

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan
dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sebagai
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
sebagai pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif(peningkatan
kesehatan ) dengan sasaran masyarakat serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan
jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan banyak macamnya
(Depkes RI, 2011).
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan
berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia (Anderson & Mc Farlane,
2011).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan
menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama (Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap
orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini
dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika
profesi keperawatan (Effendy, 2012)
27

Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang


saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan
(Setiadi, 2011). Sedangkan menurut Spradley dan Allender, keluarga
adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi
sosial, peran dan tugas (Setyowati S, 2011).
Berdasarkan tingginya angka penderita penyakit Diabetes
Melitus di Gampong Teupin Batee selama 1 minggu terakhir ini
terdapat beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya
penyakit tersebut seperti tidak menjaga pola makan yang sehat, dan
yang lainnya di Gampong Teupin Batee sehingga menyebabkan
Diabetes Melitus. Selain itu masyarakat mempunyai kewajiban untuk
melakukan upaya pemeliharaan kesehatan bagi diri sendiri, keluarga
maupun lingkungan. Maka dari itu penulis membuat satu laporan
keluarga binaan untuk memberikan masukan-masukan tentang
pentingnya peningkatan derajat kesehatan pada Tn. D di Keluarga Tn.
D dengan penyakit Diabetes Melitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kelurga
Pada Tn. D dengan Diabetes Mellitus Tipe II di Gampng Teupin
Batee Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar” selama
6 hari dari tanggal 20 Maret 2023 sampai dengan tanggal 01 April
2023. Khususnya pada keluarga Tn. D dengan masalah Diabetes
Melitus untuk memberikan penyuluhan ata masuka masukan tentang
pentingnya untuk menjaga kesehtan dan meningkatkan derajat
kesehatan.
28

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada
keluarga di Gampong Teupin Batee Kecamatan Blang Bintang
Kabupaten Aceh Besar.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn. D dengan
masalah Diabetes Mellitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada Tn. D dengan
masalah Diabetes Mellitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada Tn.D
dengan masalah Diabetes Mellitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Tn.D
dengan masalah Diabetes Mellitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi setiap tindakan dalam
mengatasi permasalahan kesehatan pada Nenek. A dengan
masalah Diabetes Mellitus di Gampong Teupin Batee
Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar
29

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain, dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Nasrul,2012)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketegantungan (Ahmad, 2011).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari 2
orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
yang hidup dalam satu rumah tangga di bawah asuhan seorang
kepala keluarga yang berinterkasi dengan sesamaanggota
keluarga, serta mempunyai perannya masing-masing demi
mewujudkan dan mempertahankan suatu budaya.

2. Ciri – ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter (2011) dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
30

c. Ada perbedaan dan kekhususan


Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.

3. Tipe Keluarga
Menurut Nasrul (2013) tipe keluarga terdiri dari:
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
b. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya; nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

4. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut
Nasrul (2013) adalah sebagai berikut:
a. Peran ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
31

sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok


sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya.Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan
pendidik anak–anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak
anak–anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2012).didefinisikan
sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga. Lima fungsi
keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan
mengintervensi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian)
Untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi
kebutuhan–kebutuhan para anggota keluarga.
b. Sosialisai dan fungsi penempatan social
Untuk sosialisasi primer anak–anak yang bertujuan untuk
membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif,
dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan
menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan
hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis
32

Untuk mengadakan sumber–sumber ekonomi yang memadai


dan mengalokasikan sumber– sumber tersebut secara efektif.
e. Fungsi Perawat Kesehatan Untuk mengadakan kebutuhan-
kebutuhan fisik–pangan, sandang, papan dan perawatan
kesehatan.

6. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul (2011) adalah
sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.

7. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat


Seseorang perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung
gugat untuk asuhan keperawatan yang diberikannya.Tanggung
jawab mengacu pada pelaksanaan tugas yang dikaitkan dengan
peran tertentu perawatAmerican Nurses assication(ANA).Ketika
memberikan medikasi, perawat bertanggung jawab dalam mengkaji
kebutuhan klien terhadap obat-obatan memberikannya dengan
benar dan dalam dosis yang aman serta mengevaluasi responnya.
Seorang perawat yang bertindak secara bertanggung jawab akan
meningkatkan rasa percaya klien dan professional lainnya. Seorang
perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam
pengetahuan dan kemampuan, serta menunjukkan keinginan untuk
bertindak menurut paduan etik profesi.
Tanggung gugat artinya dapat memberikan alasan atas
tindakannya. Seorang perawat bertanggung gugat terhadap dirinya
33

sendiri, klien, profesi, atasan dan masyarakat. Jika dosis medikasi


salah diberikan, perawat bertanggung gugat pada klien yang
menerima medikasi tersebut, dokter yang memprogramkan
tindakan, perawat yang menetapkan standar perilaku yang
diharapkan, serta masyarakat, yang semuanya menghendaki
perilaku professional. Untuk dapat melakukan tanggung gugat,
perawat harus bertindak menurut kode etik professional. Jika suatu
kesalahan terjadi, perawat melaporkannya dan memulai perawatan
untuk mencegah trauma lebih lanjut. Tanggung jawab memicu
evaluasi efektivitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat
professional memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji
ulang yang telah ada.
2. Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan.
3. Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan
pertumbuhan pribadi pada pihak professional perawatan
kesehatan.
Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.

8. Keperawatan Kesehatan Keluarga


Dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, yang
mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala
keluarga atau anggota keluarga yang dituakan, mereka lah yang
menentukan masalah dan kebutuhan keluarga. Kewenangan dan
otoritas yang telah diakui oleh masing-masing anggota keluarga
adalah hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan dalam
pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang
bermasalah.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, yang menjadi priorotas utama adalah keluarga-keluarga
34

yang resiko tinggi dalam bidang kesehatan.Peningkatan status


kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai
dalammemberikan asuhan keperawatan kesehatan, agar keluarga
tersebut dapat meningkatkan produktifitasnya, bila produktifitas
keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan
meningkat pula.
9. Ruang Lingkup
a. Promosi Kesehatan
b. Pencegahan penyakit
c. Intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan
d. Pemulihan kesehatan

B. Konsep Dasar Penyakit Diabetes Melitus


1. Pengertian
Diabetes melitus (DM) atau yang disebut dengan kencing
manis merupakan penyakit gangguan metabolisme tubuh yang
menahun akibat hormon insulin dalam tubuh yang tidak dapat
digunakan secara efektif dalam mengatur keseimbangan gula
darah sehingga meningkatkan konsentrasi kadar gula di dalam
darah. Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan tingginya gula darah akibat kerusakan sel beta pankreas
(pabrik yang memproduksi insulin) (Febrinasari & dkk, 2020).
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah, diabetes Mellitus klinis adalah suatu
sindrom gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak
semestinya sebagai akibat suatu defisensi sekresi insulin atau
berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya
(Margareth TH, 2012).
35

Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang


terjadi ketika pangkreas tidak menghasilkan cukup insulin atau
ketika tubuh tidak dapat secara aktif menggunakan insulin yang
dihasilakn oleh pangkreas. Kadar gula darah yang meningkat
merupakan efek dari diabetes tidak terkontrol. Dimana pada tingkat
tertentu bisa menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem
tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (Damayanti, 2015).
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa garah atau
hiperglikemia (Brunner and Suddart, 2002). Diabetes Mellitus
adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanyak pengkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Bauldoff G, 2016).
2. Etiologi
1) Diabetes Mellitus tergantung insulin (Diabetes Mellitus)
a) Faktor Genetik
Penderita Penderita daibetes tidak mewarisi diabetes tipe I
itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdiposisi atau kecenderungan
genetik kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini
ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lain.
b) Faktor Imunologi
Pada Diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara jarinan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c) Faktor Lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel B
pancreas,sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa
36

virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang


dapat menimbulkan destuksi sel B pancreas.
2) Diabetes Mellitus tak Diabetes Mellitus tak tergantung insulin
(Diabetes Mellitus tipe)
Secara pasti penyebab dari Diabetes Mellitus tipe ini belum
diketahui, faktor genetik diperkirakan memagang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Mellitus tak tergantung
insulin (Diabetes Mellitus tipe) penyakitnya mempunyai pola familiar
yang kuat. Diabetes Mellitus tipe ditandai dengan kelainan dalam
sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak
terdapat resitensidari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin
mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan
sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intrasellurer yang
meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada
pasien dengan Diabetes Mellitus tipe terdapat kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsive insulin pada
membrane sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara
komplek reseptor insulin dengan sistem transport glukosa. Kadar
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama
dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan
euglikemia.
Menurut Margareth (2012) Faktor resiko yang berhubungan
dengan proses terjadinya Diabetes Mellitus tipe II, diantaranya
adalah :
a) Usia diatas 65 tahun.
b) Obesitas.
c) Riwayat keluarga.
d) Kelompok enit.
37

3. Patofisiologi
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk
membentuk sel baru dan mengganti sel yang rusak . Disamping itu
tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan
makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut
terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein. Pada keadaan
normal kurang dari 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi
glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada
Diabetes Mellitush semua proses tersebut terganggu karena
terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet
dan metabolisme terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian
besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya
hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat
diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan
terjadi hiperglikemia. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini,
karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga
apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan
sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan
bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan
glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang disebut
poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra seluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus
terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang
disebut polidipsi.
38

PATHWAY

Skema 1 Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus Tipe I Diabetes

Reaksi Autoimun Idiopatik, usia, genetik

Sel B pancreas hancur Jumlah sel B pancreas menurun

Defisiensi Insulin

Hiperglikemia Lipolisis meningkat


Katabolisme protein meningkat

Penurunan BB
polipagi

Glukoneogenesis
Glukosuria Gliserol asam lemak
meningkat
bebas meningkat

Diuresis osmotik Kehilangan


eloktrolit urin K etogenesis

Kehilangan cairan hipotonik

Polidipsi Hiperosmolaritas Ketoasidosis Ketonuria

Coma
39

4. Manifestasi Klinis

Menurut Tarwoto (2016)&Tandra(2018). Tanda dan gejala

yang biasa terjadi pada kasus diabetes yaitu sebagai berikut:

1) Poliuria (Sering kencing) Hiperglikemia mengakibatkan

sebagian dari glukosa disekresi oleh ginjal bersamaan

dengan urin karena tubulus ginjal mengalami keterbatasan

dalam proses filtrasi dan reabsorpsi. Frekuensi miksi

dipengaruhi oleh konsumsi air yang banyak sehingga

meningkatkan pengeluaran glukosa.

2) Polidipsia (sering merasa haus) Gejala sering kencing

(poliuria) mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi, hal

tersebut dapat menstimulus pusat haus sehingga

meningkatkan keinginan untuk minum.

3) Polipagia (Peningkatan rasa lapar) Adanya peningkatan

katabolisme, cadangan energi berkurang akibat terjadinya

pemecahan glikogen untuk energi, hal tersebut yang

merangsang pusat lapar.

4) Berat badan menurun Berat badan mengalami penurunan

akibat hilangannya cairan tubuh, glikogen, cadangan

trigliserida dan massa otot. Otot tidak mendapatkan gula dan

energi yang cukup, sehingga pemecahan jaringan lemak dan

otot diperlukan untuk mencukupi kebutuhan energi dan

mengakibatkan berat badan pasien menurun.


40

5) Gangguan mata, penglihatan kabur Pada keadaan kronis,

melambatnya aliran darah akibat hiperglikemi, tidak lancarnya

sirkulasi ke vaskuler, dan memicu terjadinya kerusakan retina

serta keruhnya lensa mata.

6) Masalah pada kulit Peningkatan glukosa menyebabkan

terjadinya penimbunan pada kulit sehingga timbul sensasi

gatal, jamur dan bakteri pun mudah menyerang area kulit.

Kelemahan dan keletihan Penyebab pasien mudah lelah dan

letih adalah kebutuhan cadangan energi yang kurang,

adanya kelaparan sel, dan kehilangan potassium.

7) Luka sulit sembuh Terdapat beberapa hal yang

menyebabkan luka sulit sembuh yaitu:

a. infeksi, bakteri akan mudah berkembang ketika kadar

gula darah tinggi

b. dinding pembuluh darah mengalami kerusakan, sehingga

aliran darah menuju ke kapiler menjadi lambat dan

menghambat proses pemyembuhan luka

c. gangguan saraf atau mati rasa membuat pasien tidak

peduli pada lukanya dan memperparah luka tersebut.

d. Kesemutan Kadar glukosa yang tinggi mengakibatkan

terjadinya kerusakan pada saraf. Rusaknya saraf

sensoris menimbulkan keluhan yang sering muncul yaitu

rasa kesemutan atau mati rasa. Selain itu juga sering


41

munculnya rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti

lengan, betis, dan kaki bahkan timbul sensasi seperti

terbakar.

e. Kadang tidak timbul gejala Ketika kondisi tertentu,

tubuh sudah mampu beradaptasi terhadap peningkatan

kadar glukosa darah.

5. Komplikasi

Menurut Kemenkes RI (2014). Hiperglikemia yang terjadi

dari waktu ke waktu dapat terjadi kerusakan berbagai sistem

tubuh terutama saraf dan pembuluh darah. Beberapa komplikasi

dari diabetes yang sering terjadi adalah:

1) Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke.

2) Neuropati di kaki yang meningkatkan kejadian

ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk

amputasi kaki.

3) Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu

penyebab utama kebutaan, terjadi akibat

kerusakan pembuluh darah kecil di retina.

4) Diabetes merupakan salah satu penyebab utama


gagal ginjal.

5) Resiko kematian penderita diabetes secara umum

adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita

diabetes.
42

6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Menurut Decroli (2019). Penatalaksanaan Diabetes Melitus

yaitu:

1) Terapi nonfarmakologis

Dari awal, pada pengelolaan pasien DMT2 harus

direncanakan terapi non farmakologis dan pertimbangan

terapi farmakologis. Hal yang paling penting pada terapi non

farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa darah

dan pendidikan berkelanjutan tentang penatalaksanaan

diabetes pada pasien. Latihan jasmani secara teratur (3-4

kali seminggu selama 30 menit/ kali), merupakan salah satu

pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari

seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, dan

berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain

untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat

badan dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah.

Latihan jasmani yang dianjurkan adalah berupa

latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,

bersepeda santai, joging, dan berenang. Latihan jasmani

sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran

jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan

jasmani bisa ditingkatkan. Sementara bagi mereka yang


43

sudah mengalami komplikasi DM, intensitas latihan jasmani

dapat dikurangi.

Terapi nutrisi medis dilaksanakan dalam beberapa

tahap. Pengenalan sumber dan jenis karbohidrat,

pencegahan dan penatalaksanaan hipoglikemia harus

dilakukan terhadap pasien. Terapi nutrisi medis ini bersifat

bersifat individu. Secara umum, terapi nutrisi medis meliputi

upaya-upaya untuk mendorong pola hidup sehat,

membantu kontrol gula darah, dan membantu pengaturan

berat badan. 2) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Pengelolaan DMT2 dimulai dengan pengaturan

makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu. Apabila

kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan

intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral

(OHO) dan atau suntikan insulin. Pemilihan obat untuk

pasien DMT2 memerlukan pertimbangan yang banyak agar

sesuai dengan kebutuhan pasien. Pertimbangan itu

meliputi, lamanya menderita diabetes, adanya komorbid dan

jenis komorbidnya, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat

hipoglikemia sebelumnya, dan kadar HbA Dengan 1c.

pertimbangan tertentu, OHO dapat segera diberikan secara

tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Pada

keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya


44

ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun

dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera

diberikan. Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda

dan gejala hipoglikemia dan cara mengatasinya harus

dijelaskan kepada pasien.

3) Golongan Sulfonilurea

Sulfonilurea telah digunakan untuk pengobatan

DMT2 sejak tahun 1950-an. Obat ini digunakan sebagai

terapi farmakologis pada awal pengobatan diabetes dimulai,

terutama bila konsentrasi glukosa darah tinggi.

4) Meglitinid

Meglitinid memiliki mekanisme kerja yang sama

dengan sulfonilurea. Karena lama kerjanya pendek maka

glinid digunakan sebagai obat setelah makan (prandial).

Karena strukturnya tanpa sulfur maka dapat digunakan

pada pasien yang alergi sulfur.

5) Penghambat Alfa Glukosidase

Acarbose hampir tidak diabsorbsi dan bekerja lokal

pada saluran pencernaan. Acarbose mengalami

metabolisme pada saluran pencernaan oleh flora

mikrobiologis, hidrolisis intestinal, dan aktifitas enzim

pencernaan. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat


45

mengurangi peningkatan kadar glukosa setelah makan

pada pasien DMT2.

6) Inisiasi terapi insulin

Insulin dapat diberikan pada semua pasien DMT2

dengan kontrol glikemik yang buruk. Insulin juga dapat

diberikan pada kasus-kasus DMT2 yang baru dikenal

dengan penurunan berat badan yang hebat dan dalam

keadaan ketosis. Contoh regimen insulin sekali sehari:

a) Mulai dengan dosis 8–10 unit long acting insulin

(insulin kerja panjang)

b) Teruskan pemakaian OAD (metformin) 3.

c) Lakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum makan

pagi

d) Lakukan titrasi dosis untuk mengendalikan kadar

glukosa darah sebelum makan pagi

Dalam menggunakan insulin, dosis dinaikan secara

bertahap. Apabila kadar glukosa darah belum terkontrol,

titrasi dosis dapat dilakukan setiap 2- 3 hari. Cara mentitrasi

dosis insulin basal :

a) Naikan dosis 2 unit bila glukosa darah puasanya di

atas 126 mg/dl.

b) Naikan dosis 4 unit bila glukosa darah puasanya di atas

144 mg/dl.
46

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Format Pengkajian Keluarga

1. Data Umum

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Maret 2023


didapatkan data sebagai berikut : identitas umum klien yaitu :
kepala keluarga Tn. D berusia 55 tahun, bertempat tinggal di
Gampong Teupin Batee Kec. Blang Bintang Kab. Aceh Besar
dengan komposisi keluarga Tn. D dan memiliki 5 orang anak, yang
pertama laki-laki yang kedua laki-laki, ketiga laki-laki, keempat laki-
laki, kelima perempuan. Pendidikan Tn. D tamat SMP, Tn. D
bekerja sebagai petani.
Status imunisasi keluarga Tn. D yaitu Ny. A jenis kelamin
perempuan, hubungan dengan Tn. H sebagai istri, pendidikan SD,
Tn. H dan Ny. A mengatakan tidak imunisasi.An. S merupakan
anak pertama dalam keluarga Tn. S. An. E berjenis kelamin laki-
laki, berusia 13 tahun, An. S masih Sekolah dasar (SD) An. A
berjenis kelamin perempuan berusia 7 tahun,dan An. A berjenis
kelamin laki-laki, Ny. A mengatakan riwayat imunisasi ketiga anak
lengkap (BCG 1 kali, polio 1,2,3 dan 4, DPT 1,2 dan 3, hepatitis 1
kali, campak 1,2).
47

Genogram :

Tn. S38 Thn

Ny. N

34Thn

An. E 6thn , An. A 4thn An. A 20bulan

Keterangannnya :

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

: Tanda Pasien
48

: Garis Keturunan

a. Tipekeluarga

Keluarga Tn. D merupakan keluarga tipe keluarga Dyadic Nucleal

terdiri dari ibu, dan 5 orang anaknya.

b. Suku bangsa

Suku keluarga Tn. D ini yaitu suku Aceh, bahasa yang digunakan

keluarga sehari-hari bahasa Indonesia dan bahasa Aceh.

i. Agama

Kepercayaaan yang dianut oleh keluarga Tn. D yaitu agama

Islam, kepercayaan yang dianut oleh keluarga Ny.A sangat

mempengaruhi kesehatannya, karena Tn. D mengganggap bahwa

Allah yang dapat memberikan kesehatan, dan keluarga ini rajin

menjalani sholat 5 waktu.

j. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga Ny.A ini mengatakan pendapatnya dalam sebulan Rp

≥2.000.000,- sebulannya. Dengan penghasilannya keluarga ini

menggunakan biaya kebutuhan sehari-hari seperti, konsumsi,

membayar listrik, serta membeli barang-barang keperluan sehari-

hari.

k. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga Tn. D ini mengatakan sering berkreasi dengan cara

menonton TV, keluarga ini sering meluangkan waktu kepada

keluarganya untuk pergi ke sawah.


49

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. D saat ini berada pada tahap keluarga usia sekolah

karena anak pertama dari Tn. D berusia 13 tahun. Tahap

perkembangan keluarga pada usia sekolah adalah

mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-anak

mencapai prestasi yang baik di sekolah, membantu anak-anak

membina hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan

hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan

kesehatan masing-masing anggota keluarga. Semua tahap

perkembangan keluarga telah terpenuhi namun pada tahap

memenuhi kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga

belum terpenuhi.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi ialah

keluarga belum bisa memenuhi anak nya masuk pasanteren,

mengaji yang lanjar dan bisa mendoakan ayah dan ibu nya.

3. Riwayat keluarga inti

Dalam keluarga Ny.A tidak pernah mengalami riwayat penyakit

keturunan dari keluarganya. Riwayat kesehatan anggota keluarga

tidak ada, sumber pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga

adalah BPJS.
50

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga Ny.A yaitu ayah nya tidak mempunyai

penyakit keturunan dan ibunya tidak ada, Sedangkan Tn. H

mempunyai penyakit keturunan seperti kolestrol dan hipertensi.

3. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Rumah keluarga Ny.A adalah milik sendiri, didalam Rumah

terdiri dari 3 kamar ditempati 5 orang , 1 ruang tamu, dan ruang

makan, 1 dapur, 1 kamar mandi, terdapat, ventilasi disetiap jendela,

pencahayaan rumah tampak terang bila pagi sampai sore oleh

cahaya matahari dan rumah Ny.A menggunakan sumber air minum

dari air sumur dan untuk mandi menggunakan air sumur ,kondisi air

sangat bersih, tidak berbau, dan tidak berwarna, dirumah nya

mempunyai beberapa barang-barang elektronik. Halaman

ruamahnya sangat bersih dan luas.


51

Denah rumah:

kamar kamar kamar ruang


mandi tidur tidur tamu

ruang
tengah
dapur

2. Karakteristik tetangga dan masyarakat

Daerah gampong yang tempat tinggal Ny.A agak padat

penduduknya dan masyarakat gampong ini sangat ramah dan

sosialnya sangat baik.Jarak antara rumah dengan puskesmas tidak

terlalu jauh. Semua warga mayoritas beragama islam, mereka

hidup rukun dan tentram. Interaksi sesama agama islam sering

membuat pengajian bersama-sama.Rata-rata penduduk bekerja

sebagai tukang, pegawai dan ada juga yang swasta.

3. Mobilisasi geografis keluarga

Keluarga Ny.A mengatakatan tidak pernah pindah rumah, karena

dan keluarga bisa beradaptasi dengan lingkungannya.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


52

Ny.A aktif mengikuti kegiatan dalam masyarakat seperti gotong-

royong, dan lain-lainnya.

5. Sistem pendukung keluarga

Tipe rumah keluarga Ny.A ini adalah tipe semi permanen,

berdekatan dengan tetangganya, Ny.A mengatakan kadang-

kadang meminta pertolongan kepada tetangganya, dan

tetangganya sangat bersedia dan sangat akarab dengan keluarga

Ny.A.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi dalam keluarga ini sangat baik, secara verbal atau

terbuka satu sama lain, bila ada masalah sering membicarakan

bersama-sama. Yang mengambil keputusan dalam keluarga ini

adalah Ny.A.

b. Struktur kekuatan keluarga

Ny.A sangat saling menghargai saling menghormati, satu sama lain,

Ny.A saling memberikan dukungan kepada keluarganya serta

motivasi.

c. Struktur peran.

Ny.A adalah seorang ibu yang baik bagi anaknya yang

bertanggung jawab dan Ny.A adalah bagi anaknya sebagai IRT

yang soleha,dan ibu yang bertugas sebagai IRT, An. E adalah anak
53

dari dari Ny.A yang patuh kepada orang tuanya dan merupakan

cucu bagi orang tua Ny.A

d. Nilai atau norma keluarga.

Ny.A selalu memberikan teguran kepada anaknya bila anaknya

berbuat kesalahan dan tidak pernah memukul atau memarahin

nya,tidak pernah melenceng dari norma-norma agama, dan nilai

kebaikan dari leluhurnya ditanamkan dalam diri anak-anaknya.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Ny.A sering menetapkan asah,asih, dan asuh dalam keluarganya.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga sering berinteinraksi dengan keluarga besarnya dan

mengajar anaknya saling menghargai lebih tua.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Ny.A membawa keputusan membawa anaknya ke puskesmas dan

rumah sakit, keluarganya mengenal penyakit demam, flu dan

batuk. Kemampuan dalam mengambil keputusan dalam kesehatan

adalah Ny.A, keluarga ini mampu merawat anggota keluarganya

bila ada yang sakit.Keluarga ini selalu menjaga lingkungannya agar

tetap bersih dan nyaman.Bila ada keluarga yang sakit, keluarga

membawa anaknya ke rumah sakit.

d. Fungsi reproduksi
54

Keluarga ini memiliki 3 anak, anak yang pertamanya An. E berjenis

kelamin laki-laki berusia 13 tahun, anak yang kedua An. A berjenis

kelamin perempuan berumur 7 tahun, dan ketiga An. A berjenis

kelamin laki-laki berjenis kelamin berusia 20 bulan.Ny. A tidak

memakai alat KB.

e. Fungsi ekonomi

Menurut Ny.A keluarga ini mempunyai penghasilan yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan keluarga ini.

6. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan panjang

a. Stressor jangka pendek

Keluarga Ny.A mengatakan tidak ada permasalahan dalam

keluarganya untuk saat ini.

b. Stressor jangka panjang

Keluarga Ny.A ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih

tinggi dan mendapatkan prestasi yang bagus.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga Ny.A selau mengantisipasi terhadap masalah yang terjadi

pada anggota keluarganya khususnya pada kesehatan anaknya.

3. Strategi koping yang digunakan

Bila anaknya Ny.A mengalami sakit selalu membawanya atau

berobat sendiri ke puskesmas dan rumah sakit terdekat, bahkan


55

membeli obat-obat bebas di apotik, bila mempunyai masalah

keluarga selalu menyelesaikan secara berdiskusi.

4. Strategi adaptasi disfungsional.

Ny.A tidak pernah memarahi anaknya bila berbuat salah melainkan

menegurnya. An. E diajarkan kedewasaan oleh Ny.A

5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan.Keluarga Ny.A bila menyelesaikan

masalah berdiskusi dengan An.E dan keputusan selalu diputuskan

secara bersama-sama.

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota

keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak

berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

Keadaan umum Ny.A baik dengan tanda – tanda vital pada


Ny.A yaitu suhu 36,7 0C, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 80
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, berat badan 54 kg dan tinggi badan
155 cm. Pemeriksaan head to toe pada Ny.A didapatkan bahwa
kepala Tn. Ssimetris, keadaan bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
kerontokan rambut, tidak adanya luka dan tidak beruban, Konjungtiva
merah muda, sklera tidak ikterik, tidak ada strabismus, penglihatan
baik, tidak ada peradangan, tidak memiliki riwayat katarak, dan Ny.A
tidak menggunakan kacamata.Bentuk hidung Ny.A simetris, tidak ada
peradangan, dan penciuman Ny.A masih baik.Pada pemeriksaan
mulut dan tenggorokan didapatkan bahwa mulut Ny.A tampak bersih,
mukosa lembab, tidak ada peradangan/stomatitis, tidak ada
peradangan pada gusi, tidak kesulitan saat mengunyah, dan tidak ada
kesulitan menelan.
56

Pada pemeriksaan telinga di dapatkan telinga Ny.A bersih,


tidak ada peradangan, dan pendengaran masih baik.Pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena
jugularis.Bentuk dada Ny.A adalah normal chest, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak terdengar wheezing dan ronchi serta tidak ada
suara jantung tambahan.
Dari pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk distensi,
tidak ada nyeri tekan, tidak kembung, tidak ada su pel, bising usus 18
x/menit, dan tidak ada massa. Pada genetalia tidak dikaji
dan.ekstremitas Tn. H memiliki kekuatan otot 5 yaitu melawan grafitasi
dengan bebas bergerak.Postur tubuh tampak tegap, rentang gerak
bebas, tidak ada deformitas, tidak tremor, tidak ada edema kaki.
Keadaan umum Ny.A baik dengan tanda – tanda vital pada
Ny.A yaitu suhu 36,6 0C, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
kali/menit, respirasi 20 kali/menit, berat badan 60 kg dan tinggi badan
150 cm. Pemeriksaan head to toe pada Ny.A didapatkan bahwa
kepala Ny.A simetris, keadaan bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
kerontokan rambut, tidak adanya luka dan tidak beruban, Konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada strabismus, penglihatan kabur,
tidak ada peradangan, tidak memiliki riwayat katarak, dan Ny.A tidak
menggunakan kacamata.Bentuk hidung Ny.A simetris, tidak ada
peradangan, dan penciuman Ny.A masih baik. Pada pemeriksaan
mulut dan tenggorokan didapatkan bahwa mulut Ny.A tampak bersih,
mukosa lembab, tidak ada peradangan/stomatitis, tidak ada
peradangan pada gusi, tidak kesulitan saat mengunyah, dan tidak ada
kesulitan menelan.
Pada pemeriksaan telinga didapatkan telinga Ny.A bersih,
tidak ada peradangan, dan pendengaran masih baik.Pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena jugularis.
Bentuk dada Ny. A adalah normal chest, tidak ada retraksi dinding
57

dada, tidak terdengar wheezing dan ronchi serta tidak ada suara
jantung tambahan.
Dari pemeriksaan abdomen dan gastrointestinal didapatkan
bentuk distensi, mual, nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk, kembung,
tidak ada supel, bising usus 24 x/menit, dan tidak ada massa. Pada
genetalia tidak dikaji dan.ekstremitas Ny.A memiliki kekuatan otot 4
yaitu melawan grafitasi terbatas.Postur tubuh tampak tegap, rentang
gerak terbatas, tidak ada deformitas, tidak tremor, tidak ada edema
kaki.
Keadaan umum An. E dan An. A dan An. A baik dengan
tanda – tanda vital pada An. E dan An. A yaitu suhu 36,6 0C, nadi 80
kali/menit, respirasi 22 kali/menit sedangkan An. A yaitu suhu 37,5 C
nadi 85 kali/menit respirasinya 26 kali/menit , berat badan An. E 50 kg
dan An. A 53kg dan An. A 50kg, tinggi badan An. E 160cm sedangkan
An. A 159cm dan An. A 160cm.Pemeriksaan head to toe pada An. E
dan An. A didapatkan bahwa kepala An. E dan An. A simetris,
keadaan bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kerontokan rambut,
tidak adanya luka dan tidak beruban, Konjungtiva merah muda, sklera
tidak ikterik, tidak ada strabismus, penglihatan baik, tidak ada
peradangan, tidak memiliki riwayat katarak. Bentuk hidung An. E dan
An. A simetris, tidak ada peradangan, dan penciuman baik.Pada
pemeriksaan mulut dan tenggorokan didapatkan bahwa mulut An. E
An. A dan An. A tampak bersih, mukosa lembab, tidak ada
peradangan/stomatitis, tidak ada peradangan pada gusi, tidak
kesulitan saat mengunyah, dan tidak ada kesulitan menelan.
Pada pemeriksaan telinga didapatkan telinga ketiga anaknya
bersih, tidak ada peradangan, dan pendengaran baik.Pada leher tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena
jugularis.Bentuk dada An. E An. A dan An. A adalah normal chest,
tidak ada retraksi dinding dada, tidak terdengar wheezing dan ronchi
serta tidak ada suara jantung tambahan.
58

Dari pemeriksaan abdomen dan gastrointestinal


didapatkan bentuk distensi, tidak nyeri ulu hati, tidak kembung, tidak
ada supel, bising usus 19 x/menit, dan tidak ada massa. Pada
genetalia tidak dikaji dan.ekstremitas An. E dan An. A dan An. A
memiliki kekuatan otot 5 yaitu melawan grafitasi dengan bebas
bergerak. Postur tubuh tampak tegap, rentang gerak bebas, tidak ada
deformitas, tidak tremor, tidak ada edema kaki

8. Harapan Keluarga

Ny.A menyatakan harapan dalam kesehatan keluargannya


lebih baik lagi kedepannya, dan berharap agar mampu mengkuliahkan
anaknya lebih tinggi lagi dan Ny.A mengatakan mendapatkan
pengobatan sesuai dengan prosedur yang dilakukan dalam rumah
sakit, dan puskesmasnya. Keluarga Ny.A sangat berharap mendapat
informasi tertang kesehatan dan sangat senang dengan adanya
mahasiswa keperawatan yang praktek di gampongnya.

B. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa Data
N MASALAH
DATA
O KEPERAWATAN
1. DS
a. Ny.A mengatakan saat asam Gangguan Rasa
lambungnya kumat akan terasa perih di Nyaman ( Nyeri)
ulu hati dan mual muntah
b. Ny.A mengatakan lambung nya kumat
disaat dia stress.
c. Ny.A mengatakan jika telat makan
lambung nya kumat.
Do :
a. Keadaan umum baik
b. Konjungtiva anemis
c. Skala nyeri 5
d. Distensi abdomen (+)
e. Mual (+)
59

2. DS:
a. Ny. A mengatakan sering hilang nafsu Ketidakseimbangan
makan nutrisi kurang dari
b. Ny. A mengatakan saat kumat asam kebutuhan
lambung tidak sanggup makan sedikitpun

DO:
a. Ny. A Tampak lemas
b. Ny. A Tampak sedikit kurus.

C. Skoring Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan 1: Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri)

No Kriteria Nilai Bobo Skor Pembenaran


t
1 Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Sifat masalah merupakan aktual
Skala karena pada saat Nyerinya
Ancaman kambuh Ny.A Akan merasakan
keadaan yangsangat tidak nyaman
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Masalah masih dapat di atasi
masalah dapat sebagian apabila makanan di
di ubah skala control dan asam lambung tetap
sebagian dalam batas normal

3 Potensial 2 1 2/3x1=2/ Masalah tidak dapat langsung di


masalah untuk 3 atasi dengan perawatan
dicegah skala singkat,harus dilakukan perawatan
cukup secara terus menerus dan butuh
kerja sama dengan
keluarga,perawat dan dokter dalam
mengatasinya
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Keluarga melihat masalah ini
masalah skala adalah masalah berat dan harus
masalah berat segera ditangani,agar masalah
dan harus tidak bertambah berat.
segera di
tangani
TOTAL 3 2/3
60

Diagnosa keperawatan 2: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan.

N Bobo
Kriteria Nilai Skor Pembenaran
o t
1 Sifat 2 1 2/3x1=2/ Sifat masalah merupakan
masalah 3 ancaman,karena akan menyebabkan
Skala Ny.A kekurangan nutrisi dalam tubuh
Ancaman
2 Kemungkina 1 1/2x2=1 Masalah dapat di atasi sebagian
n masalah karena dengan kemampuan keluarga
dapat di dan keinginan pasien untuk terus
ubah skala sembuh dan membaik
sebagian
3 Potensial 2 2/3 2/3x1=2/ Masalah tidak dapat langsung di atasi
masalah 3 dengan perawatan singkat,harus
untuk dilakukan perawatan secara terus
dicegah menerus dan butuh kerja sama dengan
skala cukup keluarga,perawat dan dokter dalam
mengatasinya
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Keluarga melihat masalah ini adalah
masalah masalah berat dan harus segera
skala ditangani,agar masalah tidak
masalah bertambah berat.
berat dan
harus
segera di
tangani
TOTAL 3 1/3

D. Prioritas Masalah

1. Gangguan Rasa nyaman (nyeri)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Tabel 3.3 Rebcana Asuhan Keperawatan Keluarga

N Diagnosa Tujuan Kriteria Evaliasi


Rencana Intervensi
o Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Gangguan Rasa 1. Setelah Menyebutkan
nyaman ( Nyeri ) dilakukan penyebab terjadinya dari grastriiti: 1. Kaji TTV
intervensi 1. makan tidak teartur 2. Kaji nyeri lokasi nyeri
keperawatan 2.makanan tidak sehat
selama 1×45 3. makanan pedas 3. Berikan posisi yang
menit Pertemuan 4. Lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman
diharapkan sehat
keluarga mampu Berikan terapi tradisional
mengenal
masalah Gastritis Respon
pada anggota Verbal
keluarga

1
62
63

E. CATATAN PERKEMBANGAN GERONTIK

(Catatan Perkembangan I )
64

Tabel 3.3 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
7 Juni 2022 pada pertemuan 1. Membina S : Ny. A mengatakan senang dengan
pertama diagnosa hubungan saling kedatangan mahasiswa.
belum didapatkan percaya
2. Mengkaji masalah O : Ny. A nampak senang dan kooperatif
kesehatan
keluarga Ny A A : Masalah belum teratasi

P :Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN GERONTIK

(Catatan Perkembangan II )
65

Tabel 3.4 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
8 Juni 2022 pada pertemuan 2 1. Mengkaji masalah kesehatan yang terdapat S:
diagnosa belum pada Ny. A a. Ny A mengatakan sudah
didapatkan 2. Mengkaji tingkat pengetahuan Ny. A terkena gastritis
tentang masalah kesehatan beberapa tahun yang
3. Mengukur TTV lalu.
TD : 130 / 100 mmHg b. Ny. A mengatakan bahwa
RR : 22x/menit dia mengalami sakit
N : 82x/menit lambung terasa perih di
T : 37,0 oc ulu hati, mual, jika tidak
4. Menjelaska tentang pengertian, factor teratur makan akan
penyebab, tanda dan gejala Gastritis mengalami mual
c. Ny. A mengatakan jika
makanan nya pedas dan
asam maka mengalami
diare
66

d. Ny. A mengatakan jika


nyeri hebat akan berobat
ke dokter
e. Ny. A mengatakan sudah
terkena gastritis selama 1
tahun yang lalu.
f. Ny. A mengatakan bahwa
dia menderita sakit
lambung dan selama ini
sering mengalami perih di
ulu hati, sesak, mual jika
telat makan
O : Ny. A nampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi

P :Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN GERONTIK


67

(Catatan Perkembangan III )

Tabel 3.5 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
9 Juni 2022 Gangguan rasa 1. Mengkaji skala nyeri S:
nyaman (nyeri) 2. Menjelas kembali tentang pengertian, a. Ny. A mengatakan sudah
factor penyebab, tanda dan gejala terkena gastritis selama
Gastritis beberapa tahun yang
3. Melakukan penyuluhan tentang terapi lalu.
obat tradisional dengan kunyit b. Ny. A mengatakan bahwa
4. Mengkaji pengetahuan Ny. A tentang dia menderita sakit
tujuan terapi obat tradisional dengan lambung dan selama ini
kunyit sering mengalami perih di
ulu hati, sesak, mual jika
telat makan
c. Ny. A mengatakan jika
makan makanan yang
sedikit pedas akan
68

mengalami diare

O : Ny. A nampak kooperatif

A : Masalah belum teratasi

P :Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN GERONTIK

(Catatan Perkembangan IV)


69

Tabel 3.6 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
10 JUNI 2022 Gangguan rasa 1. Mengkaji skala nyeri S:
nyaman (nyeri) 2. Melakukan penyuluhan tentang terapi obat a. Ny. A mengatakan sudah
tradisional dengan kunyit terkena gastritis selama
3. Mengkaji pengetahuan Ny. A tentang beberapa yang lalu.
tujuan terapi obat tradisional dengan b. Ny. A mengatakan jika
kunyit makan makanan yang
4. memberikan leaflet dan booklet tentang sedikit pedas akan
penyuluhan gastritis mengalami diare
c. Ny. A mengatakan sudah
memahami tentang
tujuan dan cara
menggunakan obat
tradisiaonal dengan
kunyit
70

O:
a. Ny. A nampak kooperatif
b. Ny. A sudah bisa
melakukan cara
menggunakan obat
tradisianal dengan kunyit

A : Masalah belum teratasi

P :Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN GERONTIK


(Catatan perkembangan V)
71

Tabel 3.7 Catatan Perkembangan

Diagnosa
Tanggal keperawata Implementasi Evaluasi
n
11 juni 2022 Gangguan 1. Mengkaji skala nyeri S:
rasa nyaman Ny. A mengatakan
2. Menanyakan kembali tentang terapi obat
(nyeri) pada sebelumnya sudah
Ny. A tradisional dengan kunyit pernah juga minum sari
kunyit .
3. Melakukan tindakan pembuatan terapi kencur
O:
4. Menyuruh Nenek untuk minum obat tradisional a. Ny. A tampak sudah
paham dengan terapi-
dengan kunyit
terapi obat tradisional
b. pasien tampak
meminum kunyit yang
sudah dibuat.

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan ,perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam suatu rumah tangga,berinteraksi satu sama yang lain,dan di

dalam peranannya masing–masing menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan (Effendy,2013).

2. Pada saat pengkajian di Gampong Cot geundreut, didapatkan data

5 lansia 5 dewasa mengalami penyakit Lambung. Hal ini

dikarenakan banyaknya warga yang tidak mengetahui penyakit ini

karena bagi meraka penyakit ini hal yang sepele di perkarangan

rumah dan di Gampong Cot Geundreut Ny. A khususnya pada Ny.

A yang sering mengalami gangguan penyakit Lambung. Dari data

pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga Ny. A Ddiperoleh

diagnosa keperawatan:

3. Setelah dilakukan kunjungan ke keluarga Ny. A sebanyak empat

kali, didapatkan hasil:

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian Lambung adalah

b. Keluarga dapat Menyebutkan penyebab terjadinya dari

Lambung:

1. Pola makan tidak teratur

1
73

2. Sering makan yang asam seperti: nanas, jeruk nipis dan dll

3. Stress

4. Suka makan yang pedas seperti: cabai, sambal dan saus

5. Suka makan yang mengandung gas seperti: kol, sawi, nangka

dan dll

6. Suka minum kopi

B. Saran

1. Berharap kepada Institusi Pendidikan, komunitas agar pelaksanaan

praktek keperawatan keluarga ditambah lagi waktunya agar lebih

maksimal karena digabungan juga dengan keperawatan gerontik.

2. Diharapkan kepada keluarga binaan setelah dilakukan asuhan

keperawatan agar mampu mandiri dalam menjaga dan

meningkatkan derajat kesehatan keluarganya serta mau

memanfaatkan fasilitas - fasilitas kesehatan yang ada secara

optimal

3. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan ilmu

pengetahuan tentang komunitas agar pengetahuan masyarakat

tentang masalah kesehatan meningkat.


74

DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Mc Farlane, 2011. Community As Partner: Theory and


Practice In Nursing, 4th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins.

Dainur. 2012. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : Widya Medika.

Direktorat Jenderal PPM dan PLP.1985. Pelaksanaan ISPA Modul


Latihan Petugas Imunisasi. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nasrul. 2013. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Edisi 2. Jakarta : EGC.

Nasrul. 2013. Asuhan Keperawatan keluarga, jilid I, Edisi Ketiga.


Jakarta : EGC.

Freeman, RB Henrich..2012. Community Healht Nursing Practice,


3th edition. Philadelpia : WB Saunders CO.

Goerge, B Julia. 2013. Nursing Theories : The Base For Profesional


Nursing Practice. 3th edition. The United States of Amerika :
Apleton & Lange.

Mansjoer, Arif, dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid


1 dan 2. Jakarta: Media Aesculapius
75

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pertemuan Ke : I Tanggal 06 Juni 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan pertama ini mahasiswa melakukan Bina Hubungan
saling percaya untuk mendapatkan kepercayaan pada Ny. A. di Gampong
Cot Geundreut Kecamatan blang bintang, adanya hubungan baik dalam
keluarga memudahkan mahasiswa untuk memberikan asuhan
keperawatan yang sistematis yang komprehensif dengan menerapkan
teori-teori keperawatan yang telah diajarin sesuai tahap perkembangan.
Hubungan saling percaya terlebih dahulu harus dibina sebelum
melakukan pengkajian.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Belum bisa diterapkan karena pengkajian belum dilakukan

2. Tujuan Umum
Untuk mendapat hubungan saling percaya pada Ny. A di
Gampong Cot geundreut Kecamatan blang bintang Kabupaten
Aceh Besar.

3. Tujuan Khusus
Setelah pertemuan 1x 30 menit: Selama 1 x 30 menit
kunjungan, diharapkan:
a. Dapat membina hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien.
b. Mengkaji data umum dan tentang riwayat kesehatan klien
mengenai :
1) Riwayat klien / data biografis lansia.
2) Riwayat keluarga.
76

3) Riwayat pekerjaan.
4) Sumber / sistem pendukung yang di gunakan.
5) Status kesehatan saat ini.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik :BHSP dan Pengkajian keperawatan keluarga
2. Metode : wawancara,observasi,dan pemeriksaan fisik
3. Media : format pengkajian dan nursing kid
4. Waktu : 30 menit
5. Hari : senin
6. Tanggal : 06 Juni 2022

D. Strategi pelaksanaan

No Alokasi Kegiatan
Waktu
1. 10.00 WIB Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Membuat Kontrak waktu
c. Menjelaskan maksud dan bagian
interaksi
2. 10.10 WIB Fase Interaksi
Melakukan wawancara tentang pengjkajian
gerontik :
a.Membina hubungan saling percaya
b.Mengkaji masalah kesehatan Ny. A
3. 10.45 WIB Fase Terminasi
a.Membuat kesimpulan hasil pertemuan
b.Memberikan kesempatan bertanya
c.Membuat kontrak waktu pertemuan
77

selanjutnya
d.Mengucapkan salam

E. Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Alat bantu/meaia disiapkan
b. Kontrak dengan keluarga dengan tepat dan sesuai
dengan rencana
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
Didapatkan : data riwayat dan tahap perkembangan struktur.
78

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pertemuan Ke : II Tanggal 07 Juni 2022

A. Latar belakang
Pada pertemuan pertama, perawat telah menjalin komunikasi yang
baik dengan Ny. A dan mendapatkan tanggapan yang baik pula dari Ny.
A. Dari komunikasi tersebut terciptalah hubungan saling percaya antara
perawat dengan Ny.A terlihat sangat terbuka dan mau menceritakan
segala hal yang ingin diketahui oleh perawat terutama tentang kesehatan
Ny. A.
Pada pertemuan tersebut, perawat juga mendapatkan informasi
tentang data umum yaitu identitas , umur 28 tahun, beralamat di
Gampong empe bata, suku Aceh, pendidikan terakhir SD, agama Islam.
Pada pertemuan ini juga diperoleh tentang riwayat kesehatan Ny.
A. mengeluh nyeri di bagian perut, lemas dan mual. Selama ini Ny. A.
minum obat yang dibelikan oleh anakn
Pada pertemuan pertama telah didapatkan data-data umum, data
lingkungan. Maka pertemuan ke 2 hari ,selasa 07 juni 2022 akan
dilanjutkan pengkajian data yang lain untuk kelengkapan dalam
menentukan masalah dan diagnosa keperawatan tersebut.

1. Data yang perlu dikaji


1. Pengkajian atau pemeriksaan fisik Ny. A
2. Pengkajian spiritual Ny A.
3. Pengkajian psikososial Ny. A.
4. Pengkajian uji keseimbangan
C. Masalah keperawatan
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap
D. Rencana Keperawatan
79

1. Diagnosa
Belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum
dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 30 menit terkumpul data yang dapat
menunjang timbulnya masalah kesehatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpulkan data:
a. Riwayat dan tahap perkembangan Ny. A.
b. Struktur dan pola aktivitas
c. Strees dan koping lansia

E. Rencana Kegiatan
1. Topik :Pengkajian riwayat dan tahap perkembangan,
struktur dan pola aktivitas lansia, stress dan koping lansia, .
2. Metode : Wawancara, observasi, TTV
3. Media : Format pengkajian, alat tulis, Nursing Kid
4. Waktu : 30 menit
5. Hari : selasa
6. Tanggal : 07 juni 2022

F. Strategi pelaksanaan

No AlokasiWaktu Kegiatan
1. 10.00 WIB Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Membuat Kontrak waktu
c. Menjelaskan maksud dan bagian
interaksi

2. 10.10 WIB Fase Interaksi


80

a. Mengkaji masalah kesehatan


yang terdapat pada Ny. A.
b. Mengkaji tingkat pengetahuan
Ny. A. tentang masalah
kesehatan
c. Mengukur TTV
TD : 130 / 00 mmHg
RR : 22 x/menit
N : 82x/menit
T : 36,0 oc
3. 10.45 WIB Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan hasil
pertemuan
b. Memberikan kesempatan
bertanya
c. Membuat kontrak waktu
pertemuan selanjutnya
d. Mengucapkan salam

G. Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Media disiapkan
b. Kontrak dengan Ny. A. tepat dan sesuai dengan rencana
2. Proses
a. Pelaksanan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
Didapatkan : Data riwayat dan tahap perkembangan struktur
81

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pertemuan Ke : III Tanggal 08 Juni 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan kedua, sudah didapat data-data yang diperlukan
oleh mahasiswa dalam penegakkan diagnosa pada Ny. A., seperti
pengkajian dan data pemeriksaan fisik.
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
pertemuan ke II, di dapatkan data antara lain : Ny. A. mengalami penyakit
Gastritis. Adapun TTV yang didapat yaitu : TD: 130/100mmHg, N: 82x/m,
RR: 22x/m, T: 36,5 c.
Pada pertemuan ke III ini mahasiswa akan menjelaskan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit gastritis dan dengan
menggunakan Leaflet dan Booklet dan juga berdiskusi langsung baik pada
Ny.A. maupun pada keluarga.
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung,
baik itu yang telah mengalami iritasiata pun sudah sampai terjadi Ruptur
pada dinding lambung.Tanda dan gejala dari gastritis adalah Nyeri ulu
hati, Mual, muntah, Tekanan darah menurun, pusing, Keringat dingin,
Nadi cepat, Kadang berat badan menurun, Nafsu makan menurun, Perut
terasa kembung.
Penyebab penyakit GASTRITIS adalah pola makan tidak teratur,
sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak, dll), suka
makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos, dll), suka makan
makanan yang banyak mengandung gas (kubis/kol, sawi, nangka, dll),
suka minum kopi, stress, suka minuman beralkohol dan kebiasaan
merokok.

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
82

Ganguan rasa nyaman nyeri pada Ny. A.


2. Tujuan Umum
Selama 1 x 30 menit kunjungan keluarga dapat merawat
anggota keluarga dengan gastritis.
3. Tujuan Khusus
Setelah pertemuan 1x 30 menit:
d. Menjelaskan pengertian gastritis
e. Menjelaskan penyebab gastritis
f. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis

C. Rencana Kegiatan
7. Topik : Penyuluhan tentang gastritis khususnya membahas
pengertian dan penyebab gastritis.
8. Metode : Diskusi dan tanya jawab
9. Media : leaflet dan Booklet
10. Waktu : 30 menit
11. Hari : rabu
12. Tanggal : 08 juni 2022

D. Strategi pelaksanaan
No Alokasi Kegiatan
Waktu
1. 16.00 WIB Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Membuat Kontrak waktu
c. Menjelaskan maksud dan bagian interaksi
2. 16.10 WIB Fase Interaksi
a. Mengkaji skala nyeri
b. Menjelas kembali tentang pengertian, factor
penyebab, tanda dan gejala Gastritis
c. Melakukan penyuluhan tentang terapi obat
83

tradisional dengan kunyit


d. Mengkaji pengetahuan Ny. A tentang tujuan
terapi obat tradisional dengan kunyit
3. 16.45 WIB Fase Terminasi
a. Membuat kesimpulan hasil pertemuan
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
d. Mengucapkan salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Tersedianya tempat pertemuan
b. Tersedianya leaflet dan Booklet
c. Adanya kontrak waktu 30 menit
2. Kriteria Proses
a. Ny.A dapat mengikuti kegiatan secara penuh selama 30
menit
b. Ny. A. dapat menyebutkan apa yang telah disampaikan
c. Ny. A. berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi
3. Kriteria hasil
a. Ny. A. dapat mengetahui pengertian gatritis
b. Ny. A. menyebutkan penyebab dari gastritis
c. Ny. A. dapat menyebutkan 4 dari 9 tanda dan gejala
gastritis

LAPORAN PENDAHULUAN
84

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


Pertemuan Ke : IV Tanggal 09 juni 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke III mahasiswa telah menjelaskan tentang
pengertian, tanda, gejala dan penyebab gastritis serta akibat apa yang
akan ditimbulkan pada penderita Gastritis dan menjelaskan tentang tujuan
kunyit untuk penyakit Gastritis, menjelaskan terapi obat tradisional
dengan kunyit.Pada pertemuan ke IV ini mahasiswa akan memberikan
penyuluhan lagi tentang tujuan kunyit untuk Gastritis dan cara
menggunakan obat tradisional dengan kunyit untuk penyakit Gastritis
pada Ny. A:

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) pada Ny. A.
b. Ketidakseimbangan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny. A.
2. Tujuan Umum
Selama 1 x 30 menit kunjungan keluarga dapat merawat
anggota keluarga dengan gastritis.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan 1 x 30 menit Asuhan Keperawatan
Gerontik.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan tentang cara menggunakan obat
tradisional dengan kunyit pada penyakit gastritis.
2. Metode : Diskusi dan tanya jawab
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 30 mnt
85

D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi waktu Kegiatan
1. 11.00 – 11.05 Tahap orientasi:
a. mengucapkan salam
b. menjelaskan tujuan interaksi
c. membuat kontrak waktu
2 11.05 – 11.35 Tahap interaksi:
a. Mengkaji skala nyeri
b. Melakukan penyuluhan tentang
terapi obat tradisional dengan
kunyit
c. Mengkaji pengetahuan Ny. A
tentang tujuan terapi obat
tradisional dengan kunyit
d. memberikan liflet dan Booklet
tentang penyuluhan gastritis

3. 11.35 – 11.45 Tahap terminasi:


a. membuat kesimpulan hasil pertemuan
b. memberikan kesempatan bertanya
c. membuat kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
d. mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
86

Interaksi dengan keluarga selesai dengan kontrak waktu


yang telah disepakati ( 45 menit).
2. Evaluasi Proses
a. Klien dapat mengikuti kegiatan secara penuh selama 45
menit.
b. Klien aktif memberikan tanggapan/jawaban selama dalam
interaksi

c. mengenai gastritis.
d. Tidak ada gangguan selama proses interaksi.
3. Evaluasi Hasil
a. Ny. A mengatahui cara diet pada Gastritis
b. Ny. A mengetahui pola makan yang baik pada penderita
Gatritis
c. Ny. A mengetahui Makanan yang dikonsumsi baik pada
Gastritis
d. Ny. A mengetahui cara merawat penyakit gastritis
87

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Pertemuan Ke : V Tanggal 10 Juni 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke IV mahasiswa telah memberikan
penyuluhan tentang tujuan kencur untuk Gastritis dan cara
menggunakan obat tradisional dengan kencur untuk penyakit
Gastritis pada Ny. A. Pada pertemuan ke V ini akan mengulang
kembali tentang pengetahuan tindakan obat tradisional dengan
kencur dan mengajarkan cara membuat tindakan obat tradisional
dengan kunyit pada Ny A. Setelah itu menyuruh Ny. A. untuk
minum air kunyit yang sudah dibuat :

B. Rencana Keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) pada Ny. A.
d. Ketidakseimbangan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny. A
2. Tujuan Umum
Selama 1 x 30 menit kunjungan keluarga dapat merawat
anggota keluarga dengan gastritis.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan 1 x 30 menit Asuhan Keperawatan
Gerontik.

C. Rencana Kegiatan
5. Topik : Penyuluhan tentang cara menggunakan obat
tradisional dengan kunyit pada penyakit gastritis.
6. Metode : Diskusi dan tanya jawab
7. Media : Leaflet
88

8. Waktu : 30 mnt

D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi waktu Kegiatan
1. 11.00 – 11.05 Tahap orientasi:
a. mengucapkan salam
b. menjelaskan tujuan interaksi
c. membuat kontrak waktu
2 11.05 – 11.35 Tahap interaksi:
a. Mengkaji skala nyeri
b. Menanyakan kembali tentang
terapi obat tradisional dengan
kunyit
c. Melakukan tindakan pembuatan
terapi kunyit
d. Menyuruh Ny. A untuk minum obat
tradisional dengan kunyit

3. 11.35 – 11.45 Tahap terminasi:


a. membuat kesimpulan hasil
pertemuan
b. memberikan kesempatan bertanya
c. membuat kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
d. mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
89

Interaksi dengan Ny. A. selesai dengan kontrak waktu yang


telah disepakati ( 45 menit).
2. Evaluasi Proses
a. Klien dapat mengikuti kegiatan secara penuh selama 45
menit.
b. Klien koperatif dengan tindakan yang diberikan
c. Tidak ada gangguan selama proses interaksi.
3. Evaluasi Hasil
a. Ny. A mengatahui cara diet pada Gastritis
b. Ny. A mengetahui pola makan yang baik pada penderita
Gatritis
c. Ny. A mengetahui Makanan yang dikonsumsi baik pada
Gastritis Ny. A mengetahui cara merawat penyakit
gastritis
d. Ny. A koperatif dengan tindakan yang diberikan
90

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pertemuan Ke : VI Tanggal 11 juni 2022

A. Latar Belakang
Pada pertemuan ke V telah mengulang kembali tentang
pengetahuan tindakan obat tradisional dengan kunyit dan
mengajarkan cara membuat tindakan obat tradisional dengan
kunyit pada Ny. A. Setelah itu menyuruh Ny A untuk minum air
kunyit yang sudah dibuat, pada pertemuan ke VI ini akan
mengulang kembali tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda
gejala, dan obat tradisional dengan kunyit, menanyakan pada Ny. A
tentang hasil setelah minum air kunyit kemarin:

B. Rencana Keperawatan
3. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) pada Ny. A.
b. ketidakseimbangan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny. A
2. Tujuan Umum
Selama 1 x 30 menit kunjungan keluarga dapat merawat
anggota keluarga dengan gastritis.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan 1 x 30 menit Asuhan Keperawatan
Genrontik.

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan tentang cara menggunakan obat
tradisional dengan kunyit pada penyakit gastritis.
2. Metode : Diskusi dan tanya jawab
3. Media : Leaflet dan booklet
91

4. Waktu : 30 mnt

D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi waktu Kegiatan
1. a. 11.00 – 11.05 Tahap orientasi:
a. mengucapkan salam
b. menjelaskan tujuan interaksi
c. membuat kontrak waktu
2 11.05 – 11.35 Tahap interaksi:
a. Mengkaji skala nyeri
b. Menanyakan kembali tentang
keadaan setelah minum terapi
dengan kunyit
c. Menyuruh Ny. untuk
mengulang kembali apa yang
telah di jelaskan sebelumnya
tentang gastritis

3. 11.35 – 11.45 Tahap terminasi:


a. membuat kesimpulan hasil
pertemuan
b. memberikan kesempatan
bertanya
c. membuat kontrak waktu untuk
pertemuan selanjutnya
d. mengucapkan salam

E. Kriteria Evaluasi
92

1. Evaluasi struktur
Interaksi dengan Ny. A selesai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati ( 45 menit).
2. Evaluasi Proses
Klien dapat mengikuti kegiatan secara penuh selama 45
menit.

a.Klien koperatif dengan apa yang ditanyakan.


b.Tidak ada gangguan selama proses interaksi.
3. Evaluasi Hasil
a.Ny. A mengatahui tentang pengertian gastritis
b.Ny. A mengetahui penyebab dari gastritis
c.Ny. A koperatif dengan apa yang ditanyakan
93

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Rencana Keperawatan
4. Diagnosa keperawatan
Ganguan rasa nyaman nyeri pada Ny. A
5. Tujuan Umum
Selama 1 x 30 menit kunjungan keluarga dapat merawat
Nenek. M dengan gastritis.
6. TujuanKhusus
Setelah pertemuan 1x 30 menit:
g. Menjelaskan pengertian gastritis
h. Menjelaskan penyebab gastritis
i. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis

B. RencanaKegiatan
13. Topik : Penyuluhan tentang gastritis khususnya membahas
pengertian dan penyebab gastritis.
14. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
15. Media : leaflet
16. Waktu : 30 menit
17. Hari : sabtu
18. Tanggal : 11 juni 2022
C. Strategipelaksanaan
No AlokasiWaktu Kegiatan
1 16.00 WIB Fase Orientasi
 Mengucapkan salam
 Membuat Kontrak waktu
 Menjelaskan maksud dan bagian interaksi
2 16.10 WIB  Mengkaji skala nyeri
 Melakukan penyuluhan tentang terapi obat
tradisional dengan kencur
 Mengkaji pengetahuan Ny. A tentang tujuan
terapi obat tradisional dengan kencur
94

 memberikan leaflet tentang penyeluhan


gastritis
3 16.45 WIB FaseTerminasi
 Membuat kesimpulan hasil pertemuan
 Memberikan kesempatan bertanya
 Membuat kontrak waktu pertemuan selanjutnya
 Mengucapkan salam

D. Kriteria Evaluasi
4. Kriteria struktur
d. Tersedianya tempat pertemuan
e. Tersedianya leaflet
f. Adanya kontrak waktu 30 menit
5. Kriteria Proses
d. Ny. A dapat mengikuti kegiatan secara penuh selama 45
menit
e. Keluarga berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi
6. Kriteria hasil
d. Ny. A dan keluarga dapat mengetahui pengertian gatritis
e. Ny. A dan keluarga menyebutkan penyebab dari gastritis
f. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan 4 dari 9 tanda dan
gejala gastritis

E. MATERI
1. Pengertian
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa
yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berartiin
flamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mucosa lambung
2. Tanda dan Gejala
a. Nyeri perut
b. Mual
c. Muntah
d. Gangguan pencernaan
95

e. Perut kembung
f. Kehilangan nafsu makan
g. Tinja berwarna hitam
h. Berat badan menurun
3. Penyebab Gastritis
a. Pola makan tidak teratur
b. Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong,
rujak, dll)
c. Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos,
dll)
d. Suka makan makanan yang banyak mengandung gas
(kubis/kol, sawi, nangka, dll)
e. Suka minum kopi
f. Stress fisik
g. Suka minuman beralkohol
h. Kebiasaan merokok
i. Kuman helicobacter pylory
j. Obatan algetik
7. Jenis Jenis Gastritis
a. Akut : terjadi mendadak/baru (kurang dari 6 bulan)
b. Kronik : terjadi menahun/lama (lebih dari 6 bulan)
5. Cara Merawat Gastritis
a. Segera makan jika timbul keluhan
b. Minum air hangat manis sebelum makan jika terasa mual
c. Makanmakanan yang agaklunak
d. Makan dengan porsi sedikit namun sering
e. Berikan kompres air hangat di daerah ulu hati (botol air
dilapisi handuk
f. Minum susu untuk menetralkan asam lambung
6. Bahaya Gastritis apabila tidak ditangani
a. Perdarahan saluran cerna
b. Luka pada dinding lambung
96

c. Kebocoran pada dinding lambung


d. Gangguan penyerapan makanan
e. Kanker lambung
7. Cara mencegah Gastritis
a. Makan teratur setiap 2-4 jam
b. Mengurangi makan makanan yang merangsang lambung
seperti makanan pedas, asam, dan bergas.
c. Menyediakan makanan ringan
d. Menghin dari obat-obatan analgetik
e. Mengurangi stress dengan mendekatkan diri pada Allah

Anda mungkin juga menyukai