Anda di halaman 1dari 175

LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA

DI RT 03 RW 06 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN


KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

Mahasiswa Keperawatan

Praktek Profesi Keperawatan Komunitas & Keluarga

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA
DI RT03 RW06 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

MAHASISWA PROFESI NERS IIK BHAKTI WIYATA

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Wildan Akasyah, S.Kep.Ns,M.Kep

Mengetahui :
Prodi Pendidikan Profesi
Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri

Sri Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep


Ketua Program Profesi Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktik komunitas di
RT03 RW06 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Praktik komunitas ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa bekerja
sama dengan individu, keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep keperawatan komunitas dalam rangka membentuk perawat professional.
Dengan terselesainya laporan praktik keperawatan komunitas ini, kami mengucapka
terima kasih kepada:
1. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.
2. Wildan Akasyah, S.Kep.Ns,M.Kep selaku pembimbing lahan praktik profesi
keperawatan komunitas atas bimbingan dan arahannya.
3. Bapak Riyadi, selaku kepala Desa Maron atas kerjasamanya.
4. Bapak selaku ketua RT 3 di RW 06 Desa Maron atas kerjasamanya.
5. Seluruh masyarakat RT 03 di RW 06 di atas kerjasamanya.
6. Semua rekan-rekan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata angkatan 2021 yang telah membantu
sampai terselesainya laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak bisa
disebutkan satu – persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun untuk bersama – sama
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 23 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners IIK Bhakti Wiyata

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas..........................................................3
1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas...........................................3
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas..........................................3
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas...........................................4
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas............................................6
5. Pusat Kesehatan Komunitas.....................................................................7
6. Bentuk-bentuk Pendekatan Dan Partisipasi Masyarakat..........................8
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas................................10
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama..........................................................................................................11
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas......................................14
1. Pengkajian..............................................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan..........................................................................17
3. Perencanaan/Intervensi..........................................................................17
4. Pelaksanaan/Implementasi.....................................................................18
5. Penilaian/EvaluasI.................................................................................18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..........................................20
A. Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas.........................................20
B. Tahap Pelaksanaan..........................................................................................21
C. Pengkajian Komunitas.....................................................................................23

iii
D. Analisa Data....................................................................................................41
E. Penafsiran Masalah.........................................................................................42
F. Intervensi Keperawatan...................................................................................43
G. POA.................................................................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................47
BAB V PENUTUP.....................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................49

iv
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Rita Hadi, 2013)
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kebenarannya atau faktanya perawat kesehatan komunitas yang ada di Indonesia
khususnya yang ada di puskesmas tidak banyak melaksanakan tugas profesi tersebut dengan
berbagai macam alasan dan permasalahan (Rita Hadi, 2013).
Hal yang utama dari proses asuhan keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu
dan secara berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan pasien/klien, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih
menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit (Ertha, 2019).
Kasus yang terjadi di RT 03 RW 06 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri yang cukup tinggi adalah pemilahan sampah. Dimana ketika dilakukan
survey lokasi dan saat pengkajian terdapat data bahwa 41 kk mengatakan jika sampah
dibakar. Kasus inilah yang menyebabkan banyak warga yang mengalami gangguan saluran
pernapasan yang disebabkan oleh asap pembakaran sampah.
Salah satu penyebab utama peningkatan masalah penyakit adalah kurangnya

1
kesadaran dalam menjalankan hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan dengan air bersih dan

2
menggunakan sabun, memberikan ASI eksklusif, tidak merokok, beraktifitas fisik,
mengkonsumsi air bersih, jamban dan memberantas jentik nyamuk, dan pemilahan sampah
merupakan indikator menjalankan hidup bersis dan sehat dalam rumah dan lingkungan
(Claudia Fariday, 2020).
Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Dari fenomena tersebut maka dapat dirumuskan masalah tentang pemeliharan
kesehatan kurang yang terjadi di RT 03 RW 06 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan
Banyakan Kabupaten Kediri.
.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri?
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahuai Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn.
Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
b. Untuk melakukan analisa permasalahan yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn.
Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
c. Untuk menentukan prioritas masalah yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng
Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
d. Untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan program kerja dan
masalah di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri.

3
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Bagi Keluarga dan Pasien
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada anggota keluarga.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga Sebagai suatu
pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Komunitas


1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu
hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim
kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan
masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan
sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok
didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi
individu, keluarga serta masyarakat.
1) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.
2) Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

5
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
(Nofalia, 2018).
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
A. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris
endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
B. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
C. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil

6
b) Bayi baru lahir
c) Balita

7
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu
 Dan lain-lain
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti wredha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita
D. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007). Penyuluhan kesehatan adalah
gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip

8
belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan
keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi
peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,
dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
5. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
A. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan

9
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain
itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta
didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit
influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik
dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
B. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan
di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan program yang
bertujuan untuk :

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah


kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).
C. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat
diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah
harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan
percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
D. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di
bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain
sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006).
6. Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut :
A. Posyandu

10
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara sederhana
dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat
diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :
1) Kesehatan ibu dan anak
2) KB
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
6) Sanitasi dasar
7) Penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat
yang sama. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu
pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan
upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi
terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya
mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3) Mempercepat penerimaan NKKBS
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi
6) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.

Menurut Nasru effendi (2000), untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan

11
dengan system 5 meja, yaitu :
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(PasanganUsia Subur)
2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III Pengisian
KMS
4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
PUS yang belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan
program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi
dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN.

12
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari
konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep
praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care
System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak &
Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah :
A. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
B. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
C. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek
sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal
dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
(misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara
social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat

13
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan

14
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang
tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan
sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial.
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan

15
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di
rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit
demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan
perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga
dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama
masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggotanya.
3. Tingkat individu
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat
yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan
dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga
aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok
dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada
pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi
bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder

16
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat
secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan
latihan fisik pada penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini
diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak,
2009):

1. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang
mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen
dasar yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
2. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi peran
serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah
(social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action)
(Mubarak,2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan berikut :
1. Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola
yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
17
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga
dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang
mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan
pendidikan kesehatan.
5. Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan
masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja
selanjutnya.
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang
sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk
dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan
masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi
kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat
mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang

18
dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak, 2005) :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,

19
apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat

2) Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2005):
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
3) Cara pengumpulan data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
20
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

21
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan
yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data
penunjang (S) (Mubarak, 2005).
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
C. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005) :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat

22
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
D. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
E. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah
sebagai berikut:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervens
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa melalui praktek profesi keperawatan di masyarakat berlangsung
mulai tanggal 21 Oktober sampai 6 November 2021. Pada praktek profesi
keperawatan komunitas ini mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri mendapatkan
lahan praktek di wilayah RT 03, RW 06 Dusun Geneng Kelurahan Maron,
Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.

A. KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. TAHAP PERSIAPAN
a. Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan praktek profesi keperawatan
komunitas diawali dengan kegiatan pembukaan yang dilaksanakan pada
tanggal 21 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di
rumah ketua RT 03 . Dimana pada kesempatan tersebut mahasiswa
diterima langsung oleh Ketua RT 03 Dusun Geneng Desa Maron.
Pada pembukaan tersebut, mahasiswa banyak mendapatkan
pengarahan dari ketua RT 03 Dusun Geneng Desa Maron yang
berkenaan dengan wilayah dan kondisi lingkungan yang akan dijadikan
lahan praktek profesi.
b. Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksaan praktek dan sebagai
penanggungjawab kegiatan praktek dari mahasiswa, maka dibentuk
organisasi kelompok yang akan dilampirkan pada halaman lampiran.
c. Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk
perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari
pendidikan yang harus disampaikan ke lingkungan Desa Maron. Selain
itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktek dari mahasiswa
sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, administrasi
kesekretariatan dan administrasi keuangan.
d. Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait
dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2021 dengan mengajukan
permohonan ijin dan kerjasama kepada Kepala Desa Maron dan Ketua
RT 03 Dusun Genengan Desa Maron. Selanjutnya, secara resmi
mahasiswa diterjunkan pada tanggal 25 Oktober 2021 di wilayah

19
RT 03 RW 06 Dusun Genengan Desa Maron sebagai wilayah binaan
mahasiswa profesi ners IIK Bhakti Wiyata Kediri. Melalui perijinan
Ketua RT/RW setempat.
e. Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 03 Bapak Kasmidi.
Pertemuan antara ketua RT 03, dengan mahasiswa dilakukan di
rumah Ketua RT pada tanggal 21 Oktober 2021. Ketua RT 03,
Kelurahan Maron menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa
menyampaikan maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan
komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua RT memberikan
gambaran tentang keadaan warga dan lingkungannya secara umum
dan status kesehatan warga.
Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh
mahasiswa sendiri dengan membagi dalam kelompok sesuai
dengan jumlah KK, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh
mahasiswa sendiri.
2) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali
memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga.
Perencanaan dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap
pelaksaan kegiatan.
B. TAHAP PELAKSAAN KEGIATAN
1. Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktek keperawatan komunitas dilakukan pada hari Senin
tanggal 21 Oktober 2021 pukul 09.00-11.30 WIB di rumah Ketua RT 03,
karena situasi yang pandemi pembukaan praktek keperawatan komunitas
hanya dihadiri oleh perwakilan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata dengan
ketua RT 03 RW 06 Dusun Genengan Desa Maron. Dengan acara serah
terima mahasiswa kepada pihak Desa Maron oleh dosen pembimbing dari
mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan praktek profesi
keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar
lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RT 03,
RW 06 Desa Maron secara umum. Pada saat itulah mahasiswa secara
resmi diterima oleh warga RT 03, RW 06 Desa Maron untuk

20
selanjutnya mendarmabaktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat RT 03, RW 06 sampai batas waktu yang ditentukan.
2. Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Setelah acara pembukaan dan serah terima tanggal 21 OKtober 2021
dilakukan pengenalan dengan warga RT 03, RW 06 Dusun Genengan,
namun kondisi yang masih pandemi maka mahasiswa hanya dikenal kan
secara singkat. mahasiswa melakukan pengkajian dari pintu ke pintu
rumah warga dan menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa IIK Bhakti
Wiyata Kediri.
Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian
data mulai tanggal 21 Oktober – 23 Oktober 2021 melalui ketua RT. Pada
saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan
dan asuhan keperawatan komunitas.
3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 21
Oktober – 23 Oktober 2021 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa
dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi wilayah RT 03,
RW 06 bekerjasama dengan ketua RT, mekanisme pengumpulan data
dengan melakukan pengkajian dari pintu ke pintu rumah warga dengan
menerapkan protokal kesehatan.
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.
a. Data Demografi
RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron termasuk dalam Kecamatan
Banyakan memiliki jumlah penduduk 152 jiwa dengan 53 KK. RT 03 RW 06
terletak di dalam wilayah Dusun Geneng Desa Maron Kecamatan Banyakan
yang berbatasan dengan:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bangkalan


2) Sebelah Selatan berbatasan dengan RT 01 RW 08
3) Sebelah Timur berbatasan dengan RT 02 RW 06
4) Sebelah Barat berbatasan dengan RT 01 RW 07
Luas wilayah Desa Maron menurut penggunaannya adalah:
Luas Persawahan :1,7,00 ha
Luas Fasilitas Umum :1,7,00 ha

21
b. Denah Batas Wilayah

Keterangan :
= Batas wilayah

22
C. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki- % Perempuan % Total %
laki
78 51% 74 49 % 152 100%

b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur

No. Usia Frekuensi %


1. 0-<5 4 3
2. 5-<13 12 8
3. 13-<18 15 10
4. 18-<45 53 35
5. 45-<60 54 35
6. 60-<90 14 9
7. >90 0 0
Total 152 100 %

c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi %


1. Tidak sekolah 8 5
2. TK 13 9
3. SD 49 32
4. SMP 26 17
5. SMA 51 34
6. Perguruan Tinggi 5 3
7. Non Formal 0 0
Total 152 100
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi %


1. PNS/TNI/POLRI 9 6
2. Pegawai swasta 22 14
3. Wiraswasta 21 14
4. Petani 4 3
5. Buruh tani 0 0
6. Nelayan 0 0
7. Tidak bekerja 31 40
8. Lain-lain 35 23
Total 122 100%

23
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi %


1. Islam 152 100
2. Kristen 0 0
3. Hindu 0 0
4. Budha 0 0
5. Konghucu 0 0
Total 152 100%
2. Data Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Jenis rumah

No. Tipe rumah Frekuensi %


1. Permanen 53 100
2. Semi permanen 0 0
3. Tidak permanen 0 0
Jumlah 53 100

2) Status kepemilikan rumah

No. Kepemilikan Frekuensi %


1. Milik sendiri 53 100
2. Sewa 0 0
Total 53 100

3) Jenis lantai

No. Lantai Frekuensi %


1. Keramik 46 84
2. Tidak kramik 7 16
Jumlah 53 100
4) Sistem ventilasi rumah

No. Jendela Frekuensi %


1. < 20 % 20 22
2. >20% 33 78
Jumlah 53 100

5) 8m

No. 8m/orang Frekuensi %


1. Ya 49 78
2. Tidak 4 22
Jumlah 53 100

b. Sumber Air Bersih


1) Sumber air untuk makan dan minum

No. Pengolahan Frekuensi %


1. PAM 9 17
2. Sumur 44 83
3. Sungai 0 0

24
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 53 100

2) Sistem pengolahan air minum

No. Pengolahan Frekuensi %


1. Dimasak 48 91
2. Tidak dimasak 5 9
Jumlah 53 100

3) Jenis Jamban

No. Jenis jamban Frekuensi %


1. Leher angsa 53 100
2. Cemplung 0 0
3. Tidak punya 0 0
Jumlah 53 100

4) Tempat BAB

No. Tempat BAB Frekuensi %


1. Wc 53 100
2. Sungai 0 0
3. Ladang 0 0
Jumlah 53 100

5) Kondisi Jentik

No. Jentik Frekuensi %


1. Ya 36 68
2. Tidak 17 32
Total 53 100

6) Kondisi tempat sampah


No. Kondisi tempat Frekuensi %
sampah
1. Ditimbun 12 23
2. Dibakar 41 77
3. TPA 0 0
Jumlah 53 100

7) Kondisi saluran limbah

No. Kondisi air Frekuensi %


1. Got 25 47
2. Sungai 13 25
3. Tidak ada 15 28
Jumlah 53 100

c. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak dirumah
No. Hewan peliharaan Frekuensi %
1. Peliharaan 11 21
2. Pengerat 20 38

25
3. Serangga 22 41
Jumlah 53 100

2) Kondisi kandang
No. Kondisi kandang Frekuensi %
1. Bersih 4 8
2. Kotor 6 11
3. Tidak ada 43 81
Jumlah 53 100

b. Kondisi Kesehatan Umum


1. Pelayanan Kesehatan
a. Tempat berobat keluarga

No. Pemanfaatan Pelayanan Frekuensi %


Kesehatan
1. RS 1 2
2. PKM 39 73
3. Klinik 10 19
4. Alternative 3 6
Jumlah 53 100

b. Jaminan Kesehatan

No. Jaminan Kesehatan Frekuensi %


1. BPJS 22 41
2. Mandiri 29 55
4. Asuransi swasta 2 4
Jumlah 53 100

2. Kebiasaan CTPS

No. Kebiasaan CTPS Frekuensi %


1. Ya 30 57
2. Tidak 23 43
Jumlah 53 100

3. Perilaku terhadap kesehatan


a. Konsumsi lauk per hari

No. Konsumsi lauk Frekuensi %


1. Ya 53 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 53 100

b. Makan sayur & buah /hari

No. Konsumsi sayur Frekuensi %


1. Ya 46 87
2. Tidak 7 13
Jumlah 53 100

26
c. Tidak merokok di dalam rumah

No. Tidak merokok dalam Frekuensi %


rumah
1. Ya 22 42
2. Tidak 31 59
Jumlah 53 100

d. Olah raga per hari

No. Olahraga per hari Frekuensi %


1. Ya 4 8
2. Tidak 49 92
Jumlah 53 100

4. Pasangan usia subur


a. kontrasepsi yang digunakan

No Jenis kontrasepsi Frekuensi %


1 IUD 4 36
2 Suntik 5 46
3 Pil 2 18
4 Kondom 0 0
5 Implan 0 0
6 MOW 0 0
7. MOP 0 0
Jumlah 11 100

5. Ibu hamil
No ANC Frekuensi %
1 Hamil 3 18
2 tidak hamil 14 82
Jumlah 17 100

6. Jenis penyakit 6 bulan terakhir

No Jenis penyakit Frekuensi %


1 Ispa 77 51
2 TBC 2 1
3 Hipertensi 8 5
4 Jantung 5 3
5. Ginjal 0 0
6. Stroke 2 1
7. DM 1 1
8. DHF 2 1
9. Diare 11 7
10. Gatel 15 10
11. Gangguan jiwa 0 0

27
12. Lain2 (Pegal) 29 20
Jumlah 152 100

Hasil pengelolaan data yang berasal dari pengkajian, dan


observasi akan disajikan sebagai berikut:

Distribusi Penduduk
Berdasarkan Jenis Kelamin

49% Laki-laki
51% Perempuan

Gambar 3.1 Diagram distribusi penduduk berdasarkan jenis


kelamin di RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah
sampel yang diambil yaitu sebanyak 53 KK yang terdapat 152 jiwa dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak 78 jiwa (49%) dan
perempuan 74 jiwa (51%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

0% 3%
0-4 tahun
9% 8% 5-12 tahun
10% 13-17 tahun

18-44 tahun
35%
45-59 tahun
35% 60-90 tahun

>90 tahun

Gambar 3.2 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di


RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk yang berusia 0-4 tahun sebanyak 4 jiwa (3%), 5-12 tahun
sebanyak 12 jiwa (8%), 13-17 tahun sebanyak 15 jiwa (10%), 18-44
tahun sebanyak 53 jiwa (35%), 45-59 tahun sebanyak 54 jiwa (35%), 60-
90 tahun sebanyak 54 jiwa (35%) dan berusia lebih dari 90 tahun
sebanyak 0 jiwa (0%).

28
Distribusi Penduduk Berdasarkan
Pendidikan
3% 0% 5%
Tidak sekolah
9%
34% TK
32% SD SMP SMA
Perguruan Tinggi

17%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan


Pendidikan di RT 03 Desa Maron Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
tidak sekolah sebanyak 8 jiwa (5%), TK 13 jiwa (9%), SD 49 jiwa (32%), SMP 26
jiwa (17%), SMA 51 jiwa (34%), Perguruan Tinggi 5 jiwa (5%) dan non formal
tidak ada.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI
6% Peg. Swasta
Wiraswasta
23% 14%
Petani
Buruh Tani Nelayan Tidak Bekerja Lain-lain
14%

40%
0%
0% 3%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di RT


03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
bekerja sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 9 jiwa (6%), pegawai swasta sebanyak
22 jiwa (14%), wiraswasta sebanyak 21 jiwa (14%), petani sebanyak 4 jiwa (3%),
buruh tani tidak ada, nelayan tidak ada, tidak bekerja sebanyak 61 jiwa (40%) dan
lain-lain 35 jiwa (40%).

29
Distribusi Penduduk Perdasarkan Agama

100%

Islam

Gambar 3.5 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di


RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh warga
RT 03 beragama Islam.
1. Data Lingkungan Fisik
Jumlah rumah tangga yang dilakukan pendataan sebanyak 53 rumah.
1. Jenis Bangunan
a) Tipe Perumahan

Jenis Perumahan
PermanenSemi PermanenTidak Permanen

0%

100%

Gambar 3.6 Diagram Distribusi Jenis Perumahan di Desa Maron


RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100% jenis
rumah adalah permanen
b) Status Kepemilikan Rumah

30
Status Kepemilikan Rumah
Milik SendiriSewa

0%

100%

Gambar 3.7 Diagram Distribusi Status Kepemilikan Rumah


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100%
status kepemilikan rumah warga di Desa Maron RT 03 adalah milik
sendiri.
c) Jenis Lantai

Jenis Lantai

16%

Keramik

Tidak
Keramik
84%

Gambar 3.8 Diagram Distribusi Jenis lantai RT Desa Maron


RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis lantai
yang digunakan dirumah yang jenis keramik sebanyak 46 rumah (84%)
dan tidak menggunakan keramik 7 rumah (16%).
d) Sistem Ventilasi Rumah

31
Sistem Ventilasi Rumah

22% <20%
>20%

78%

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem Ventilasi Rumah di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ventilasi
sebanyak 20 rumah (22%) dan ventilasi >20% sebanyak 33 rumah
(78%).
e) Sistem Ventilasi Rumah
8m/orang

22%
YaTidak

78%

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem 8m/orang di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 8m/orang
yang ya sebanyak 49 KK (78%) dan ventilasi >20% sebanyak 33 rumah
(22%).
2. Sumber Air Bersih
a) Sumber Air untuk Makan Minum

32
Sumber Air Untuk Makan Dan
0% 0%
Minum

17%
PAM
Sumur Sungai Lain-Lain

98%

Gambar 3.10 Diagram Distribusi Sumber Air untuk


Makan Minum di Desa Maron RT 03
Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sumber air
untuk makan minum yang digunakan adalah PAM sebanyak 9 rumah
(17%), sumur sebanyak 44 rumah (98%), Sungai dan lain-lain tidak
ada.
b) Sistem Pengolahan Air Minum

sistem pengolahan air minum

9%

Dimasak

Tidak dimasak

91%

Gambar 3.11 Diagram Distribusi Sistem Pengolahan Air


Minum di Desa Maron RT 03 Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sistem
pengolahan air minum adalah dimasak dilakukan di 48 rumah (91%)
dan tidak dimasak dilakukan di 5 rumah (9%)
c) Jenis Jamban

33
Jenis Jamban

0%

Leher Angsa
100% Cemplung

Tidak Punya

Gambar 3.13 Diagram Distribusi Pembuangan Sampah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis jamban


yang digunakan adalah 100 % leher angsa.
d) Tempat BAB

Tempat BAB
0%

WC
Sungai Ladang
100%

Gambar 3.14 Diagram Distribusi Tempat BAB di Desa Maron RT


03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa tempat BAB
yang digunakan adalah WC sebanyak 53 rumah (100%), sungai dan
ladang tidak ada.
e) Kondisi Jentik
Kondisi Jentik

32%
YaTidak

68%

34
Gambar 3.15 Diagram Distribusi Kondisi Jentik di Desa Maron
RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi jentik
yang ya sebanyak 17 rumah (32%) sedangkan yang tidak sebanyak 36
rumah (68%)
f) Kondisi Tempat Sampah

Kondisi Tempat Sampah


0%

23%
Ditimbun
Dibakar TPA

77%

Gambar 3.16 Diagram Distribusi Kondisi Tempat Sampah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi Tempat
Sampah yang dilakukan sebanyak Ditimbun 12 rumah (23%), dibakar 41
rumah (77%) dan TPA tidak ada.
g) Kondisi Saluran Limbah

Kondisi Saluran Limbah

28% GOT
47% Sungai Tidak Ada

25%

Gambar 3.17 Diagram Distribusi Kondisi Saluran Limbah di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi saluran
limbah yang digunakan Got sebanyak 25 rumah (47%), sungai 13 rumah
(25%) dan tidak ada saluran limbah sebanyak 15 rumah (28%).
3. Hewan Peliharaan
a) Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah

35
Kepemilikan Hewan Ternak

21%
Peliharaan
41% Pengerat Serangga

38%

Gambar 3.18 Diagram Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kepemilikan
hewan ternak dirumah sebanyak 11(21%), pengerat 20 (38%), serangga
22 (41%).
b) Kondisi Kandang

Kondisi Kandang

8%
11%
Bersih
Kotor Tidak Ada

81%

Gambar 3.19 Diagram Distribusi Letak Kandang di Desa Maron


RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi
kandang di Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
bersih sebanyak 4 (8%) Kotor 6 (11%) dan tidak ada sebanyak 43
(81%).
4. Kondisi Kesehatan Umum
1. Pelayanan Kesehatan
a) Tempat Berobat Keluarga

36
Tempat Berobat Keluarga
2%
6% RS
PKM KLINIK
19% ALTERNATIF

73%

Gambar 3.20 Diagram Distribusi tempat berobat keluarga di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang berobat
di RS sebanyak 1 (2%), puskesmas 39 (73%), Klinik 10 (19%),
Alternatif 3 (6%).
b) Jaminan Kesehatan

Jaminan Kesehatan
4%
BPJS

41% MANDIRI

55%
LAIN-LAIN

Gambar 3.21 Diagram Distribusi Jaminan Kesehatan keluarga di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang
menggunakan jaminan kesehatan BPJS sebanyak 22 (41%), Mandiri 29
(55%), Lain-lain 2 (4%).
c) Kebiasaan CPTS
Kebiasaan CPTS

IyaTidak

43%

57%

37
Gambar 3.22 Diagram Distribusi Kebiasaan CPTS keluarga di
Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kebiasaan
CPTS sebanyak 30 (43%) iya, 23 (57%) Tidak.
d) Perilaku terhadap kesehatan

Konsumsi lauk perhari


0%

IyaTidak

100%

Gambar 3.23 Diagram Distribusi konsumsi lauk per hari keluarga


di Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100%
konsumsi lauk per hari.

Makan Sayur dan Buah

13%

Iya Tidak

87%

Gambar 3.24 Diagram Distribusi makan sayur dan buah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa konsumsi
makan sayur dan buah sebanyak 46 (87%) Iya, 7 (13%) Tidak.

38
Merokok

42%
Iya Tidak

58%

Gambar 3.25 Diagram Distribusi merokok didalam rumah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang
merokok sebanyak iya 22 (42%) dan Tidak sebanyak 31 (31%).

Olahraga Per Hari

8%

Iya Tidak

92%

Gambar 3.26 Diagram Distribusi olahraga per hari di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa warga yang
melakukan olahraga per hari yang ya 4 KK (8%) dan tidak 49 KK
(92%).
e) Pasangan usia subur

Kontrasepsi Yang Digunakan

18%
36%
IUDSuntikPil

46%

Gambar 3.27 Diagram Distribusi kontrasepsi yang digunakan di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri

39
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kontrasepsi
yang digunakan IUD 4 (36%), Suntik 5 (46%) Pil 2 (18%).
f) Ibu hamil

Ibu Hamil
18%

HamilTidak hamil

82%

Gambar 3.28 Diagram Distribusi ibu hami di Desa Maron RT 03


Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil di
sebanyak 3 (4 %) dan tidak hamil 71 (96%)

g) Jenis penyakit 6 bulan terakir

penyakit yang sering diderita keluarga 6 bulan terakhir


Ispa
15, 10%
TBC
11, 7% Hipertensi Jantung
2, 1% Lain-lain (pegal)
1, 1%
2, 1%

29, 19%77, 51% Stroke


DM DHF
Diare
Gatel
2,
5, 3% 8, 5% 2%

Gambar 3.29 Diagram Distribusi penyakit yang diderita keluarga


6 bulan terakhir di Desa Maron RT 03 Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa penyakit
yang diderita selama 6 bulan terakhir di kelurahan bujel sebanyak
ISPA 77 (63%), TBC 2 (2%), hipertensi 8 (7%), DM 1 (1%), DHF 2
(2%),Diare 11 (9%), gatel 15 (12%), Lain-lain (pegal) 29 (19%).

40
D. Analisa Data

No Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Keperawatan


1.  Pak RT  Dari hasil Defisit pengetahuan pada
mengatakan pengkajian data komunitas di RT 03 RW
banyak warga diperoleh 06 Dusun Geneng Desa
yang terpaksa pendidikan Maron berhubungan
melakukan terakhir sebanyak dengan kurang terpapar
vaksinasi 49 warga informasi ditandai dengan
COVID-19 (32,2%) adalah menunjukan presepsi
 Warga SD yang keliru terhadap
mengatakan  Dari hasil vaksinasi COVID-19
takut pengkajian data
melakukan diperoleh yang
vaksinasi sudah vaksin
COVID-19 sebanyak 49
 Warga warga (40,1%)
mengatakan
mau
melakukan
vaksinasi
COVID-19
karena
menginginkan
bantuan dari
Desa
2.  Warga  Dari hasil Defisit kesehatan
mengatakan pengkajian data komunitas berhubungan
asap yang diperoleh dengan berhubungan
ditimbulkan penyakit 6 bulan dengan program tidak
dari terakhir sebanyak mengatasi seluruh masalah
pembakaran 77 warga kesehatan komunitas
sampah (50,6%) adalah ditandai dengan terjadi
menyebabkan ispa masalah kesehatan yang
sesak nafas  Dari hasil dialami komunitas yaitu
 Pak RT pengkajian ispa
mengatakan diperoleh
penyakit yang penggunaan
sering dialami tempat sampah
warga adalah sebanyak 41 KK
ispa (77,3%) adalah
dibakar
3.  Warga  Dari hasil Pemeliharaan kesehatan
mengatakan pengkajian data tidak efektif berhubungan
tidak memiliki diperoleh dengan ketidakmampuan
tempat penyakit 6 bulan mengatasi masalah
pembuangan terakhir sebanyak ditandai dengan kurang
sampah akhir 77 warga menunjukkan pemahaman
yang memadai (50,6%) adalah tentang perilaku sehat
 Warga ispa dengan membakar sampah
mengatakan
lebih mudah  Dari hasil
membakar pengkajian

41
sampah diperoleh
dibanding penggunaan
menimbunnya tempat sampah
 Pak RT sebanyak 41 KK
mengatakan (77,3%) adalah
banyak asap dibakar
yang
ditimbulkan
dari
pembakaran
sampah warga
4.  Warga  Dari hasil Pemeliharaan kesehatan
mengatakan pengkajian tidak efektif berhubungan
banyak diperoleh adanya dengan ketidakmampuan
terdapat jentik-jentik di mengatasi masalah
jentik-jentik di bak mandi ditandai dengan tidak
bak mandi sebanyak 36 KK paham cara mengatasi
rumahanya (68%) jentik-jentik di bak
mandi

42
E. Penapisan Masalah

Kriteria
Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap
No. Total Prioritas
Diagnosa untuk dipecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1 Defisit pengetahuan pada komunitas di RT 03 RW
06 Dusun Geneng Desa Maron berhubungan
dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan 3 3 3 9 1
menunjukan presepsi yang keliru terhadap
vaksinasi COVID-19
2 Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan
berhubungan dengan program tidak mengatasi
seluruh masalah kesehatan komunitas ditandai 2 3 3 8 2
dengan terjadi masalah kesehatan yang dialami
komunitas yaitu ispa
3 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah 2 3 2 7 3
ditandai dengan kurang menunjukkan pemahaman
tentang perilaku sehat dengan membakar sampah
4 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah 2 3 2 7 4
ditandai dengan tidak paham cara mengatasi
jentik-jentik di bak mandi

43
Keterangan:
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi

44
F. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
pada komunitas di RT 03 asuhan keperawatan selama 3 Observasi
RW 06 Dusun Geneng x seminggu diharapkan: - Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Desa Maron  Kriteria Hasil informasi
berhubungan dengan Luaran Utama: - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
kurang terpapar Tingkat Pengetahuan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
informasi ditandai  Perilaku sesuai dan sehat
dengan menunjukan anjuran meningkat (5) Terapeutik
presepsi yang keliru  Verbalisasi minat - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
terhadap vaksinasi dalam belajar - Jadwal pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
COVID-19 meningkat (5) - Berikan kesempatan untuk bertanya
 Kemampuan Edukasi
menjelaskan - Jelaksan faktor risiko yang dapat
pengetahuan tentang mempengaruhi kesehatan
suatu topik - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat (5) - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
Luaran Tambahan: Motivasi meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
 Upaya
menyusun
rencana tindakan
meningkat (5)
 Upaya mencari
sumber sesuai
kebutuhan meningkat
(5)
 Perilaku bertujuan
inisiatif meningkat (5)

45
2. Defisit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
komunitas berhubungan asuhan keperawatan selama 3 Observasi
dengan berhubungan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
dengan program tidak  Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi seluruh Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
masalah kesehatan Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
komunitas ditandai  Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
dengan terjadi masalah perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
kesehatan yang dialami meningkat (5) Edukasi
komunitas yaitu ispa  Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
 Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
 Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
 Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
 Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)

46
3. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
tidak efektif asuhan keperawatan selama 3 Observasi
berhubungan dengan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
ketidakmampuan  Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi masalah Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
ditandai dengan kurang Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
menunjukkan  Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
pemahaman tentang perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
perilaku sehat dengan meningkat (5) Edukasi
membakar sampah  Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
 Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
 Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
 Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
 Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)

47
4. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan tindakan Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
tidak efektif asuhan keperawatan selama 3 Observasi
berhubungan dengan x seminggu diharapkan: - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
ketidakmampuan  Kriteria Hasil dapat ditingkatkan
mengatasi masalah Luaran Utama: Pemeliharaan Terapeutik
ditandai dengan tidak Kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
paham cara mengatasi  Menunjukkan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
jentik-jentik di bak perilaku adaptif dapat dimanfaatkan
mandi meningkat (5) Edukasi
 Menunjukkan - Anjurkan menggunakan jamban sehat
pemahaman perilaku - Anjurkan memberantas jentik di rumah
sehat meningkat (5) seminggu sekali
 Kemampuan - Anjurkan mengunakan air bersih
menjalankan perilaku
sehat meningkat (5)
Luaran Tambahan: Perilaku
Kesehatan
 Kemampuan
melakukan tindakan
pencegahan masalah
kesehatan meningkat
(5)
 Kemampuan
peningkatan
kesehatan meningkat
(5)
 Pencapaian
pengendalian
kesehatan meningkat
(5)

48
G. POA

Tempat dan Penanggung


No Masalah Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran
Waktu jawab
1. Defisist Penyuluhan tentang 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Warga RT 03 RW Wilis Susanti
pengetahuan vaksin covid-19 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 06
kepada masyarakat 2. Menyampaikan ijin
khususnya pada 01 November
pemakaian tempat
warga yang belum 2021
melakukan vaksinasi penyuluhan.
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
4. Mengundang warga yang
belum melakukan vaksin
atau yang sudah melakukan
vaksin dosis pertama
5. Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan
menggunakan media
booklet dan poster
2. Deficit kesehatan Penyuluhan tentang 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Warga RT 03 RW Eka Resita Sari
komunitas ISPA kepada seluruh peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 06
masyarakat 2. Menyampaikan ijin
pemakaian tempat 01 November
penyuluhan. 2021
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
4. Mengundang warga RT 03
5. Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan
menggunakan poster dan

49
booklet
3. Pemeliharaan Pelaksanaan kerja 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan Seluruh warga RT Erlangga
kesehatan tidak bakti dengan warga peralatan yang diperlukan. sekilar RT 03 RW 03 RW 06 Alviza Firdaus
efektif RT 03 2. Berkoordinasi dengan ketua 06
RT 03
3. Mengundang seluruh warga 31 Oktober 2021
RT 03 untuk ikut serta
dalam melakukan kerja
bakti
Penanaman tanaman 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan atau Seluruh warga RT Linda
toga di lingkungan peralatan yang diperlukan. rumah warga 03 RW 06 Krisdayant
RT 03 2. Menyampaikan ijin RT 03 RW 06 i
pemakaian tempat
penanaman 31 Oktober 2021
3. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03
4. Mengundang seluruh warga
RT 03 untuk ikut serta
dalam penanaman tanaman
toga
Pengolahan sampah 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga RT Frena Isnanto
di RT 03 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06
2. Berkoordinasi dengan ketua
RT 03 31 Oktober 2021
3. Mengundang seluruh warga
RT 03
4. Melakukan penyuluhan dan
pemilahan sampah dengan
media langsung
Pembagian obat 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga RT Devi Eriana
jentik-jentik Abate peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06
2. Berkoordinasi dengan ketua

50
RT 03 31 Oktober 2021
3. Mengunjungi rumah warga
dan memberikan obat
jentik-jentik

51
BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan pokok dari keperawatan komunitas adalah melaksanaan asuhan keperawatan


komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan,
pelaksanaan dan penilaian kesehatan serta menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah. Keseluruhan kegiatan tersebut melibatkan peran serta aktif masyarakat
sebagai komponen yang akan diberikan asuhan sehingga masyarakat dapat mengenali sendiri
dan menyadari adanya masalah kesehatan tersebut.

Pengenalan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam keperawatan
komunitas. Dengan ditemukan masalah kesehatan yang ada melalui pengkajian komprehensif,
diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan tersebut dapat
dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang
dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Setelah dilakukan pengenalan masalah kesehatan melalui pengkajian yang dilakukan
mahasiswa bersama-sama dengan masyarakat RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron kec
Banyakan, ditemukan masalah-masalah kesehatan sebagai berikut:
A. Defisit Pengetahuan Pada Komunitas Berhubungan Dengan Kurang Terpapar
Informasi Ditandai Dengan Menunjukan Persepsi Yang Kliru Terhadap Vaksinasi
Covid-19
1. Pak RT mengatakan banyak warga yang terpaksa melakukan vaksinasi COVID-19
2. Warga mengatakan takut melakukan vaksinasi COVID-19
3. Warga mengatakan mau melakukan vaksinasi COVID-19 karena menginginkan bantuan
dari Desa
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa mengadakan
kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan diantaranya:
a. Penyuluhan Vaksinasi COVID-19
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan Vaksinasi COVID-19 warga RT 03 RW 06

52
Dusun Geneng Desa Maron kecamatan Banyakan, yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19 dan meningkatkan motivasi serta
minat masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19. Untuk proker ini dilakukan sekali
pertemuan dengan diskusi bersama.
Kendala dalam pertemuan pertama yaitu warga cenderung tidak kooperatif saat
materi diberikan. Namun warga lebih cenderung sangat antusias saat berdikusi tentang
vaksinasi COVID-19. Warga memiliki banyak pendapat dan argumen.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan dari Bapak
RT 03. Harapan kedepan dengan adanya penyuluhan ini dapat merubah pola pikir dan
pandangan tentang vaksinasi COVID-19, sehingga antusiasme warga melakukan
vaksinasi lebih meningkat.
B. Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan Berhubungan Dengan Program
Tidak Mengatasi Seluruh Masalah Kesehatan Komunitas Ditandai Dengan Terjadi
Masalah Kesehatan Yang Dialami Komunitas Yaitu Ispa
1. Warga mengatakan asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah menyebabkan
sesak nafas
2. Pak RT mengatakan penyakit yang sering dialami warga adalah ispa
3. Dari hasil pengkajian data diperoleh penyakit 6 bulan terakhir sebanyak 77 warga
(50,6%) adalah ispa
4. Dari hasil pengkajian diperoleh penggunaan tempat sampah sebanyak 41 KK (77,3%)
adalah dibakar
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa mengadakan
kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan diantaranya :
a. Penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pengolahan sampah rumah tangga pada
warga RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron kecamatan Banyakan, yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis sampah dan cara pengolahan sampah.
Untuk proker ini dilakukan sekali pertemuan. Lalu dilanjutkan aplikatif secara langsung
pemilahan sampah dan pengolahan sampah secara langsung bersama dengan
mahasiswa.

53
Kendala dalam pertemuan pertama yaitu warga cenderung tidak kooperatif saat
materi diberikan. Namun warga lebih cenderung sangat antusias saat berdikusi tentang
pengolahan sampah.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan dari Bapak
RT 03. Harapan kedepan dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini dapat merubah
pola kebiasaan dalam mengolah sampah yaitu dengan memilahnya dan tidak membakar
sampah.
C. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
mengatasi masalah ditandai dengan kurang menunjukkan pemahaman tentang
perilaku sehat dengan membakar sampah
1. Warga mengatakan tidak memiliki tempat pembuangan sampah akhir yang memadai.
2. Warga mengatakan lebih mudah membakar sampah dibanding menimbunnya.
3. Pak RT mengatakan banyak asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah warga.
4. Dari hasil pengkajian data diperoleh penyakit 6 bulan terakhir sebanyak 77 warga
(50,6%) adalah ispa.
5. Dari hasil pengkajian diperoleh penggunaan tempat sampah sebanyak 41 KK (77,3%)
adalah dibakar.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa
mengadakan beberapa kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan diantaranya:

a. Pelaksanaan kerja bakti dengan warga RT 03 RW 06


Tujuan dilaksanakan kegiatan kerja bakti adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan bersih. Ketika masyarakat melakukan
kegiatan kerja bakti minimal 2 minggu diharapkan angka peningkatan kesehatan pada
masyarakat juga akan tinggi. Kegiatan kerja bakti dilakukan pada tanggal 31 Oktober
2021, kegiatan diikuti oleh seluruh warga RT 03 di lingkungan rumah masing-masing.
Dalam kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa profesi ini tidak ada kendala
yang terjadi, hanya beberapa warga yang tidak mengikuti kerja bakti dikarenakan
bekerja. Kegiatan ini dilakukan dengan adanya dukungan dari ketua RT 03 dan RW 06
serta warga sekitar. Harapan kedepannya setelah dilakukan kerja bakti yang akan

54
dijadwalkan oleh RT dalam 2 minggu sekali ini dapat meningkatkan kesadaran warga
akan pentingnya hidup sehat dan bersih.
b. Penanaman tanaman toga di lingkungan RT 03 RW 06
Tujuan dilaksanakan kegitan penanaman tanaman obat keluarga atau biasa di
kenal dengan sebutan tanaman TOGA ini adalah untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dalam keluarga. Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan tentang
kasiat tanaman obat keluarga, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan
menanaam tanaman, serta untuk menguangi ketergantungan terhadap obat kimia.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2021 setelah selesai kegiatan kerja
bakti bersama. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga RT 03 RW 06 baik laki-laki
maupun perempuan.
Kegiatan dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh warga setempat. Keaktifan
warga dalam mengikuti kegiatan menunjukkan bahwa warga sangat antusias
mengetahui tentang kegunaan tanaman obat keluarga ini. Ada beberapa warga yang
menanyakan tentang materi atau informasi yang diberikan oleh mahasiswa profesi.
Diharapkan setelah dilakukan kegiatan ini warga lebih paham dan dapat memanfaatkan
tanaman obat keluarga ini dengan baik untuk mengoptimalkan kesehatan.
c. Pengolahan sampah di lingkungan RT 03 RW 06
Tujuan dilaksanakan kegitan pengolahan sampah ini adalah untuk mengurangi
populasi sampah plastic yang dibakar oleh warga. Ketika warga melakukan pengolahan
sampah antara sampah organic dan norganik ini diharapkan warga akan lebih
mengetahui kegunaan masing-masing sampah. Kegitan ini dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2021 di lingkungan RT 03 RW 06 yang diikuti oleh seluruh warga.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ini mendapatkan dukungan yang
sangat baik dari pihak RT. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
sampah tetapi juga menyediakan bak sampah untuk menaruh sampah anorganik yang
nantinya akan diambil oleh pengepul. Harapan kedepannya setelah dilakukan kegitan
ini warga tidak ada yang membakar sampah plastic karena dapat menyebabkan polusi
udara dan juga dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan.
D. Pemeliharan Kesehatan Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakmampuan
Mengatasi Masalah Ditandai Dengan Tidak Paham Cara Mengatasi Jentik-Jentik Di

55
Bak Mandi
1. Warga mengatakan banyak terdapat jentik-jentik di bak mandi rumahnya
2. Dari hasil pengkajian data diperoleh adanya jentik-jentik di bak mandi sebanyak 36 KK
(68%)
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada warga, maka kami mahasiswa
mengadakan kegiatan yang akan meningkatkan status kesehatan pada warga. Adapun
kegiatan yang telah dilakukan diantaranya :
a. Memberikan obat abate di setiap rumah di lingkuyngan RT 03 RW 06
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah sebagai upaya dari pencegahan
terjadinya penyakit demam berdarah sehingga masyarakat mampu mengatasi
masalah jentik-jentik yang ada di bak mandi.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi ini mendapatkan dukungan
yang sangat baik dari pihak RT dan warga. Kegiatan ini tidak hanya memberikan
obat abate tetapi membantu warga untuk lebih mampu mengatasi masalah yang ada.

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil data-data yang telah diperoleh dapat menjelaskan tentang beberapa aspek
yang menjadi masalah pokok RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri di bidang
kesehatan. Dalam rangka praktek profesi komunitas, mahasiswa program profesi NERS
IIK Bhakti Wiyata menerapkan asuhan keperawatan komunitas yang merupakan salah satu
proses kompleks yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam
lingkup masyarakat. Proses ini dimulai dari Pengkajian, Analisa data, Penetapan Prioritas
Masalah, Merancang Plan of Action atau rencana intervensi, Implementasi dan Evaluasi.

B. Saran
1. Pihak mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan baik itu pengetahuan , sikap, dan
psikomotor tentang bagaimana bekerja dalam satu tim demi suatu tujuan tertentu.
2. Mahasiswa juga diharapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif
yang meliputi Pencegahan, Promosi, Pengobatan, dan Rehabilitasi.
3. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang berkompetensi
pada lansia.
4. Diharapkan masyarakat saling memotivasi dalam meningkatkan derajat kesehatan
seperti kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat diwilayah
lingkungan sekitar RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri

57
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Rita. 2013. Pengaruh Intervensi Musik Gamelan Terhadap Depresi Pada Lansia Di
Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang. Staf Pengajar Departemen Keperawatan
Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 135-
140.
Iman, Erta. 2019. Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Rumah
Sakit. Erta Iman Jelita Harefa/181101138. ertahrf08@gmail.com.
Fariday, Claudia. 2020. Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Phbs Dan Covid-19
Untuk Warga Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak Kabupaten Manggarai Nusa
Tenggara Timur. Randang Tana: Jurnal Pengabdian Masyarakat E-ISSN: 2622-0636
Volume 3, No 3, Oktober 2020 (148-157).

Depkes RI. 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.


Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto.

Nugroho , H. Wahyudi. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Effendy. N. 2000. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Anderson, E.T. & McFarlane, J. (2006) Buku Ajar Keperawatan Komunitas:
Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, W.I. (2009). Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

58
Lampiran I
GANTT CHART PRAKTIK KOMUNITAS RT 3 RW 6 DI DESA MARON TANGGAL 21 OKTOBER – 06 NOVEMBER 2021

MINGGU I MINGGU II MINGGU III


No KOMPETENSI
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6
1 Melakukan perizinan ke rumah pak L
RT 03
2 Melakukan Pengkajian hari di RT I
03 B
3 Input hasil data dari pengkajian
B
4 Mengumpulkan semua hasil
U
pengerjaan laporan
5 Jadwal konsultasi laporan bersama R
pak Wildan via Zoom pukul 14:00
6 Jadwal Deseminasi awal Via Zoom
pukul 10.00
W
7 Koordinasi dengan pak RT
8 Penyusunan acara I

9 Revisi Laporan dll S


10 Persiapan alat dll U
11 Pelaksanaan proker Penanaman D
toga, kerja bakti, pengolahan
sampah dan pemberian obat abate A
12 Pelaksanaan proker penyuluhan
tentang vaksinasi dan penyakit
menular
Lampiran II

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN VAKSINASI COVID-19
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021

61
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN VAKSINASI COVID-19
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : SENIN

TANGGAL : 01 NOVEMBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Wilis Susanti., S Kep


Erlangga Alviza F., S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

62
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Penyuluhan Vaksinasi
COVID-19” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini
tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 27 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners

63
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah menjadi bagian penting untuk
mengatasi pandemi. Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan kekebalan
seseorang secara aktif dengan tindakan pemberian zat antigen yang bertujuan untuk
merangsang antibodi sehingga diharapkan akan kebal terhadap penyakit tersebut atau
hanya megalami sakit ringan. Pada akhir tahun 2020, pemerintah Indonesia telah
menetapkan jenis vaksin yang akan digunakan pada pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di
Indonesia. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi COVID-19 yang
ditandatangani pada 28 Desember 2020 oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,
pemerintah menetapkan jenis vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma
(Persero), Oxford–AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation
(Sinopharm), Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc. & BioNTech, dan Sinovac Life Sciences
Co., Ltd., sebagai jenis vaksin COVID-19 yang dapat digunakan untuk pelaksanaan
vaksinasi di Indonesia (Kemenkes, 2020).
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19
2. Menurunkan presepsi masyarakat yang keliru tentang vaksinasi COVID-19
3. Meningkatkan motivasi dan minat masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19
4. Menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19
5. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID-19
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih tentang vaksinasi
COVID-19

64
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN VAKSINASI COVID-19”.
B. Tema Kegiatan

Kegiatan ini bertemakan “LINGKUNGANKU BERSIH”


C. Peserta Kegiatan

Peserta Kegiatan ini adalah warga RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa maron


D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Senin, 01 November 2021
Waktu : 17.00-19.30 WIB
Tempat : Rumah ketua RT 03
E. Materi
A. Definisi Vaksin

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen (zat yang dapat merangsang
sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan) yang
bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. Secara keilmuan, setidaknya ada empat jenis vaksin dari cara
pembuatannya. Pertama, “vaksin mati” atau juga disebut vaksin tidak aktif (inactivated)
adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan dengan
suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus atau kuman tetap utuh,
namun tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh.
Seseorang akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit ketika mendapatkan vaksin
jenis ini tanpa ada risiko untuk terinfeksi kuman atau virus yang terkandung di dalam
vaksin tersebut. Tentu saja, “vaksin mati” cenderung menghasilkan respon kekebalan
tubuh yang lebih lemah, jika dibandingkan “vaksin hidup”. Dengan demikian pemberian
“vaksin mati” butuh diberikan secara berulang atau berfungsi sebagai booster. Kedua,

65
“vaksin hidup” atau live attenuated yaitu vaksin yang berisi virus atau bakteri yang
tidak dimatikan melainkan dilemahkan. Virus atau bakteri tersebut tidak akan
menyebabkan penyakit, namun dapat berkembang biak, sehingga merangsang tubuh
untuk bereaksi terhadap sistem imun. Vaksin hidup ini dapat memberikan kekebalan
yang lebih kuat dan perlindungan seumur hidup meski hanya diberikan satu atau dua
kali. Vaksin ini tidak dapat diberikan kepada mereka dengan kondisi kesehatan yang
melemahkan sistem kekebalan mereka, di antaranya penderita HIV/AIDS dan penderita
kanker yang menjalani kemoterapi. Ketiga, “vaksin toksoid” adalah vaksin yang berisi
racun bakteri yang diolah secara khusus agar tidak berbahaya bagi tubuh, namun
mampu merangsang tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap racun atau menangkal
efek racun dari bakteri tersebut. Keempat, “vaksin biosintetik” atau istilah sederhananya
adalah “buatan manusia” atau semacam “vaksin sintetis”, yaitu vaksin yang dibuat dari
antigen yang diproduksi secara khusus, sehingga menyerupai struktur virus atau bakteri
yang hendak ditangkap. Jadi, diambil bagian tertentu dari virus untuk diolah dan
dikembangkan menjadi vaksin, atau mengambil pola protein tertentu dari virus, untuk
diolah-kembangkan menjadi vaksin yang benar-benar buatan manusia. Vaksin
biosintetik mampu memberikan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus atau bakteri
tertentu dan dapat digunakan oleh penderita bergangguan sistem kekebalan tubuh atau
penyakit kronis. Berbeda dengan vaksin live attenuated dan vaksin inactive.Vaksinasi
sendiri diberikan dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber
penularan. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka akan
terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok inilah yang
menyebabkan proteksi silang, dimana seseorang yang tidak divaksinasi risiko tertular
penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan tetap sehat karena masyarakat lainnya
di lingkungan tempat tinggalnya sudah mendapatkan vaksin. Hal ini menunjukan bahwa
vaksinasi dengan cakupan yang tinggi dan merata sangatlah penting (Kemenkes, 2020).
B. Jenis Vaksin

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menetapkan tujuh jenis vaksin yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Hingga awal Maret
66
2021, dari tujuh jenis vaksin tersebut, sudah tiga vaksin yang mendapatkan Persetujuan
Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari
BPOM, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan vaksin dari PT Bio Farma (Persero).
1. Sinovac

Sinovac adalah produsen vaksin COVID-19 (CoronaVac) asal China yang


memproduksi vaksin jenis inactivated, yaitu berasal dari virus yang telah
dimatikan. Diberikan dalam dua dosis atau dua kali suntikan dalam jangka waktu
14 hari. Dari uji klinis fase 3 yang dilakukan di UNPAD Bandung, Jawa Barat,
dengan subjek 1.620 orang, didapatkan efikasi sebesar 65,3 persen, artinya
probabilitas target mendapatkan imunitas sebesar 65,3% per individu. Ini di atas
standar WHO, yaitu 50%. Vaksin dari Sinovac termasuk paling mudah
pengelolaannya, karena vaksin ini hanya membutuhkan penyimpanan dalam
lemari es standar dengan standar suhu 2-8C, dan dapat bertahan hingga 3 tahun.
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan Fatwa Nomor
2/2021 yang menyatakan bahwa Vaksin COVID-19 dari Sinovac dan PT Bio
Farma (Persero) suci dan halal, sehingga boleh digunakan untuk umat Islam
sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten. Pada
awalnya, Sinovac direkomendasikan untuk usia 15--59 tahun. Namun, Badan
POM kemudian merekomendasikan vaksin ini aman untuk usia di atas 60 tahun
berdasarkan Surat BPOM Nomor T-RG.01.03.32.322.02.21.00605/NE tertanggal
5 Februari 2021.
2. Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech yang termasuk jenis vaksin biosintetik. Vaksin


yang berisi kode genetik dari virus tersebut yang disuntikkan ke tubuh, tidak
menyebabkan sakit tetapi mengajari sistem imun untuk memberikan respons
perlawanan. Vaksin dari Pfizer-BioNTech digunakan untuk usia 16 tahun ke atas
dengan dua suntikan dalam selang waktu tiga minggu atau 21 hari. Analisis
interim hasil uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris menunjukkan bahwa efikasi
dari Pfizer-BioNTech mencapai 70 persen. Di Amerika Serikat Pfizer-BioNTech
mengklaim angka efikasi 95%.

67
3. AstraZeneca

Vaksin hasil kerjasama Oxford-AstraZeneca ini merupakan vaksin yang


mampu memicu respons imun terhadap penyakit seperti COVID-19. Ini juga
dapat dikategorikan jenis vaksin biosintetik. Vaksin ini umumnya aman
digunakan pada populasi yang luas bahkan mereka yang memiliki masalah
kesehatan kronis atau orang dengan gangguan kekebalan. Vaksin Astra-Zeneca
mencatat angka efikasi 62,10 persen dari total peserta uji klinis.
4. Sinopharm (China National Pharmaceutical Group Corporation)

Vaksin ini memanfaatkan virus yang sudah dimatikan atau masuk jenis
inactivated vaccine, sebagaimana sinovac. Vaksin COVID-19 Sinopharm
memerlukan pengelolaan yang tidak berbeda dengan Sinovac.
5. Moderna

Merupakan jenis vaksin biosintetik. Moderna digunakan untuk usia 18


tahun ke atas dengan dua suntikan yang diberikan selang 28 hari. Moderna
mengklaim efikasi 94%.
6. Novavax

Novavax buatan Novavax Inc. dari Amerika Serikat. Novavax adalah jenis
vaksin biosintetik, dengan menggunakan spike protein yang dibuat khusus untuk
meniru protein spike alami dalam virus Corona. Vaksin ini bekerja dengan
memasukkan protein yang memicu respons antibodi, yang menghalangi
kemampuan virus Corona di masa depan menginfeksi. Di Inggris, vaksin Novavax
mengklaim angka efikasi 96%.
7. PT Bio Farma (Persero)

Vaksin ini adalah hasil kerjasama Business to Business antara PT. Bio
Farma dengan Sinovac, di mana Bio Farma mendatangkan bulk bahan baku
vaksin yang siap untuk di-filling dan dikemas di sarana produksi milik PT. Bio
Farma. Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT. Bio Farma sama kandungan dan
profil khasiat-keamanannya dengan vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh
Sinovac.
68
Saat ini Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin COVID-19 secara
mandiri yang diberi nama Vaksin Merah Putih. Vaksin ini yang dikembangkan
oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman (LBME) dan diproduksi PT Bio Farma
(Persero), bekerja sama dengan sejumlah institusi seperti Lembaga Ilmu
pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi
Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada
(UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan. Vaksin Merah Putih yang
disuntikkan adalah subunitnya, yaitu bagian-bagian tertentu dari virus yang
dianggap penting untuk menimbulkan memori kekebalan tubuh yang kemudian
diperbanyak dan dijadikan antigen (zat yang dapat merangsang sistem imunitas
tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan).
C. Efek Samping Vaksinasi

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan beberapa


efek samping merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang berproses
membangun sistem imun. Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.
Efek samping yang umum dirasakan di lengan bagian suntikan berupa rasa sakit,
pegal, dan dapat terjadi pembengkakan. Sedangkan, efek samping lainnya yang
dirasakan di seluruh atau bagian tubuh lainnya berupa demam, batuk, kelelahan,
dan sakit kepala dapat menyerang ke sebagian orang. Melalui tahapan
pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat
dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat
vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak
divaksin. Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Komite
Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap daerah
akan memantau dan menanggulangi KIPI (Satgas COVID-19, 2021).
KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah
pemberian imunisasi atau vaksinasi, dan belum tentu memiliki hubungan
kausalitas dengan vaksin. Kejadian ikutan yang dialami setiap orang dapat
berbeda-beda, bisa berupa gejala ringan, sedang, dan serius yang dirasakan tidak
nyaman atau berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut akan
69
hilang dalam beberapa hari, oleh karena itu dianjurkan cukup istirahat setelah
menerima vaksin. KIPI dikelompokkan dalam 5 kategori:
a. Reaksi yang terkait produk vaksin
KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen
yang terkandung di dalam produk vaksin.
b. Reaksi yang terkait dengan cacat mutu vaksin
KIPI yang disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu
produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh
produsen.
c. Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi/Vaksinasi
KIPI yang disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai,
penulisan resep, atau pemberian vaksin yang sebetulnya dapat dihindari.
d. Reaksi kecemasan terkait imunisasi/Vaksinasi
KIPI ini terjadi karena kecemasan pada waktu pemberian imunisasi.
e. Kejadian Koinsiden
KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan
imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi.
D. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Pemerintah secara resmi mengizinkan pemberian vaksin COVID-19 bagi


kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas COVID-19 dan ibu
menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan. Ini merujuk
pada kajian yang dilakukan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.
Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor : HK.02.02/I/368/2021 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Pada Kelompok Sasaran Lansia Komorbid dan
Penyintas COVID-19 serta Sasaran Tunda yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit per tanggal 11 Februari 2021.
Adapun pemberian vaksinasi harus mengedepankan prinsip kehati-hatian sesuai
dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang telah dikeluarkan
oleh Pemerintah (Satgas COVID-19, 2021).
Pada kelompok lansia, vaksin diberikan sebanyak dua dosis dengan
interval 28 hari. Sementara untuk kelompok komorbid seperti hipertensi, vaksin
70
bisa diberikan dengan syarat tekanan darah di bawah 180/110 mmHG. Pada
penderita diabetes, vaksinasi bisa diberikan sepanjang belum ada komplikasi akut,
dan bagi penyintas kanker vaksin dapat diberikan di bawah pengawasan
medis.Penyintas COVID-19 jika sudah dinyatakan sembuh minimal 3 bulan, maka
dapat diberikan vaksinasi COVID-19. Dan bagi Ibu menyusui dapat diberikan
vaksinasi. Seluruh peserta vaksinasi SDM Kesehatan yang sebelumnya tertunda
akan diberikan informasi agar datang ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa ulang
dan divaksinasi (Satgas COVID-19, 2021).
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir

71
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal “Penyuluhan Vaksinasi COVID-19” bagi kader ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu demi
terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

72
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan


Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi COVID-19
Satgas Covid-19. (2021). Pengendalian Covid-19. In Satuan Tugas Penanganan Covid-19
(Vol. 53, Issue 9).

73
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENYULUHAN VAKSINASI COVID-19
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns. M.Kep


Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep
Ketua : Willis Susanti S.Kep
Sekertaris : Devi Eriana S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti S.Kep
Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep
Si Humas : Frena Isnanto S.Kep
Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep
Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

74
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN VAKSINASI COVID-19

Waktu Acara Penanggung Keterangan


Jawab
17.00-17.30 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
17.30-18.00 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan RT dan kehadiran warga
warga
18.00-18.10 Pembukaan Koordinator
acara
18.10-18.30 Penyuluhan Willis susanti Penyuluhan
materi 1 Vaksinasi
COVID-19
18.30-18.50 Penyuluhan Eka Resita Pengolahan
materi 2 Sampah
18.50-19.20 Diskusi dan Willis dan Eka
Tanya jawab
19.20-19.30 Penutup Koordinator acara

75
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
No Sumber Dana Jumlah
.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-

b. Pengeluaran
No. Uraian Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1. Sie Humas
Amplop lembar 1 2.000 2.000,-
Sub total 2.000,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 30 5.000,- 150.000,-
Kue panitia Buah 6 5.000,- 30.000,-
Air mineral Gelas 48 25.000,- 25.000,-
gelas
Sub Total 207.000,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 3 5.000,- 15.000,-
Sub Total 15.000,-
Total 222.000,-

76
SAP VAKSINASI COVID-19

Disusun Oleh:

MAHASISWA PROFESI NERS STASE KOMUNITAS


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021

77
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
VAKSINASI COVID-19

HARI : SENIN

TANGGAL : 01 NOVEMBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Erlangga Alviza F., S Kep Wilis Susanti., S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

78
SATUAN ACARA PENGAJARAN
Pokok Bahasan : Vaksinasi COVID-19
Sub Pokok Bahasan : Edukasi tentang vaksinasi COVID-19
Sasaran : Warga RT 03 Rw 06
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ketua RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron Kec.
Banyakan

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Memberikan edukasi tentang vaksinasi COVID-19
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan pertemuan warga mengerti tentang pengolahan sampah.


3. Metode : ceramah dan tanya jawab
4. Media : Poster, Booklet, LCD
5. Kegiatan

Kegiatan
Tahap & waktu
Fasilitator Pasien
Persiapan dan pembukaan 1. Menyiapkan materi dan
3 menit tempat
2. Mengucapkan salam dan
menjelaskan tujuan
Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan dari definisi Mendengarkan dan
vaksin memperhatikan.
2. Menjelaskan jenis-jenis
vaksin
3. Menjelaskan efek samping
vaksinasi COVID-19
4. Menjelaskan pelaksanaan
vaksinasi COVID-19
5. Mereview ulang materi yang

79
sudah diberikan

Tanya jawab Diskusi dan tanya jawab. Pasien dan keluarga


5 menit mengajukan
pertanyaan.
Penutup 2 menit Mengucapkan salam

1. Materi
A. Definisi Vaksin

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen (zat yang dapat merangsang
sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan) yang
bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. Secara keilmuan, setidaknya ada empat jenis vaksin dari
cara pembuatannya. Pertama, “vaksin mati” atau juga disebut vaksin tidak aktif
(inactivated) adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah
dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus
atau kuman tetap utuh, namun tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan
penyakit di dalam tubuh. Seseorang akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
ketika mendapatkan vaksin jenis ini tanpa ada risiko untuk terinfeksi kuman atau virus
yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Tentu saja, “vaksin mati” cenderung
menghasilkan respon kekebalan tubuh yang lebih lemah, jika dibandingkan “vaksin
hidup”. Dengan demikian pemberian “vaksin mati” butuh diberikan secara berulang
atau berfungsi sebagai booster. Kedua, “vaksin hidup” atau live attenuated yaitu
vaksin yang berisi virus atau bakteri yang tidak dimatikan melainkan dilemahkan.
Virus atau bakteri tersebut tidak akan menyebabkan penyakit, namun dapat
berkembang biak, sehingga merangsang tubuh untuk bereaksi terhadap sistem imun.
Vaksin hidup ini dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat dan perlindungan
seumur hidup meski hanya diberikan satu atau dua kali. Vaksin ini tidak dapat
diberikan kepada mereka dengan kondisi kesehatan yang melemahkan sistem
kekebalan mereka, di antaranya penderita HIV/AIDS dan penderita kanker yang
menjalani kemoterapi. Ketiga, “vaksin toksoid” adalah vaksin yang berisi racun

80
bakteri yang diolah secara khusus agar tidak berbahaya bagi tubuh, namun mampu
merangsang tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap racun atau menangkal efek
racun dari bakteri tersebut. Keempat, “vaksin biosintetik” atau istilah sederhananya
adalah “buatan manusia” atau semacam “vaksin sintetis”, yaitu vaksin yang dibuat
dari antigen yang diproduksi secara khusus, sehingga menyerupai struktur virus atau
bakteri yang hendak ditangkap. Jadi, diambil bagian tertentu dari virus untuk diolah
dan dikembangkan menjadi vaksin, atau mengambil pola protein tertentu dari virus,
untuk diolah-kembangkan menjadi vaksin yang benar-benar buatan manusia. Vaksin
biosintetik mampu memberikan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus atau bakteri
tertentu dan dapat digunakan oleh penderita bergangguan sistem kekebalan tubuh atau
penyakit kronis. Berbeda dengan vaksin live attenuated dan vaksin inactive.Vaksinasi
sendiri diberikan dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber
penularan. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka akan
terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Kekebalan kelompok inilah yang
menyebabkan proteksi silang, dimana seseorang yang tidak divaksinasi risiko tertular
penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan tetap sehat karena masyarakat
lainnya di lingkungan tempat tinggalnya sudah mendapatkan vaksin. Hal ini
menunjukan bahwa vaksinasi dengan cakupan yang tinggi dan merata sangatlah
penting (Kemenkes, 2020).
B. Jenis Vaksin

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menetapkan tujuh jenis vaksin yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Hingga awal Maret
2021, dari tujuh jenis vaksin tersebut, sudah tiga vaksin yang mendapatkan
Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization
(EUA) dari BPOM, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan vaksin dari PT Bio Farma
(Persero).
8. Sinovac

Sinovac adalah produsen vaksin COVID-19 (CoronaVac) asal China

81
yang memproduksi vaksin jenis inactivated, yaitu berasal dari virus yang telah
dimatikan. Diberikan dalam dua dosis atau dua kali suntikan dalam jangka
waktu 14 hari. Dari uji klinis fase 3 yang dilakukan di UNPAD Bandung, Jawa
Barat, dengan subjek 1.620 orang, didapatkan efikasi sebesar 65,3 persen,
artinya probabilitas target mendapatkan imunitas sebesar 65,3% per individu. Ini
di atas standar WHO, yaitu 50%. Vaksin dari Sinovac termasuk paling mudah
pengelolaannya, karena vaksin ini hanya membutuhkan penyimpanan dalam
lemari es standar dengan standar suhu 2-8C, dan dapat bertahan hingga 3 tahun.
Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menerbitkan Fatwa Nomor
2/2021 yang menyatakan bahwa Vaksin COVID-19 dari Sinovac dan PT Bio
Farma (Persero) suci dan halal, sehingga boleh digunakan untuk umat Islam
sepanjang terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.
Pada awalnya, Sinovac direkomendasikan untuk usia 15--59 tahun. Namun,
Badan POM kemudian merekomendasikan vaksin ini aman untuk usia di atas 60
tahun berdasarkan Surat BPOM Nomor T-RG.01.03.32.322.02.21.00605/NE
tertanggal 5 Februari 2021.
9. Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech yang termasuk jenis vaksin biosintetik. Vaksin


yang berisi kode genetik dari virus tersebut yang disuntikkan ke tubuh, tidak
menyebabkan sakit tetapi mengajari sistem imun untuk memberikan respons
perlawanan. Vaksin dari Pfizer-BioNTech digunakan untuk usia 16 tahun ke
atas dengan dua suntikan dalam selang waktu tiga minggu atau 21 hari. Analisis
interim hasil uji klinis tahap tiga di Brasil dan Inggris menunjukkan bahwa
efikasi dari Pfizer-BioNTech mencapai 70 persen. Di Amerika Serikat Pfizer-
BioNTech mengklaim angka efikasi 95%.
10. AstraZeneca

Vaksin hasil kerjasama Oxford-AstraZeneca ini merupakan vaksin yang


mampu memicu respons imun terhadap penyakit seperti COVID-19. Ini juga
dapat dikategorikan jenis vaksin biosintetik. Vaksin ini umumnya aman
digunakan pada populasi yang luas bahkan mereka yang memiliki masalah

82
kesehatan kronis atau orang dengan gangguan kekebalan. Vaksin Astra-Zeneca
mencatat angka efikasi 62,10 persen dari total peserta uji klinis.
11. Sinopharm (China National Pharmaceutical Group Corporation)

Vaksin ini memanfaatkan virus yang sudah dimatikan atau masuk jenis
inactivated vaccine, sebagaimana sinovac. Vaksin COVID-19 Sinopharm
memerlukan pengelolaan yang tidak berbeda dengan Sinovac.
12. Moderna

Merupakan jenis vaksin biosintetik. Moderna digunakan untuk usia 18


tahun ke atas dengan dua suntikan yang diberikan selang 28 hari. Moderna
mengklaim efikasi 94%.
13. Novavax

Novavax buatan Novavax Inc. dari Amerika Serikat. Novavax adalah


jenis vaksin biosintetik, dengan menggunakan spike protein yang dibuat khusus
untuk meniru protein spike alami dalam virus Corona. Vaksin ini bekerja
dengan memasukkan protein yang memicu respons antibodi, yang menghalangi
kemampuan virus Corona di masa depan menginfeksi. Di Inggris, vaksin
Novavax mengklaim angka efikasi 96%.
14. PT Bio Farma (Persero)

Vaksin ini adalah hasil kerjasama Business to Business antara PT. Bio
Farma dengan Sinovac, di mana Bio Farma mendatangkan bulk bahan baku
vaksin yang siap untuk di-filling dan dikemas di sarana produksi milik PT. Bio
Farma. Vaksin COVID-19 yang diproduksi PT. Bio Farma sama kandungan dan
profil khasiat-keamanannya dengan vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh
Sinovac.
Saat ini Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin COVID-19
secara mandiri yang diberi nama Vaksin Merah Putih. Vaksin ini yang
dikembangkan oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman (LBME) dan diproduksi
PT Bio Farma (Persero), bekerja sama dengan sejumlah institusi seperti
Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI),

83
Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas
Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan. Vaksin
Merah Putih yang disuntikkan adalah subunitnya, yaitu bagian-bagian tertentu
dari virus yang dianggap penting untuk menimbulkan memori kekebalan tubuh
yang kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen (zat yang dapat merangsang
sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan).
C. Efek Samping Vaksinasi

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan


beberapa efek samping merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang berproses
membangun sistem imun. Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari.
Efek samping yang umum dirasakan di lengan bagian suntikan berupa rasa sakit,
pegal, dan dapat terjadi pembengkakan. Sedangkan, efek samping lainnya yang
dirasakan di seluruh atau bagian tubuh lainnya berupa demam, batuk, kelelahan,
dan sakit kepala dapat menyerang ke sebagian orang. Melalui tahapan
pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat
dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat
vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak
divaksin. Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Komite
Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap daerah
akan memantau dan menanggulangi KIPI (Satgas COVID-19, 2021).
KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah
pemberian imunisasi atau vaksinasi, dan belum tentu memiliki hubungan
kausalitas dengan vaksin. Kejadian ikutan yang dialami setiap orang dapat
berbeda-beda, bisa berupa gejala ringan, sedang, dan serius yang dirasakan tidak
nyaman atau berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut akan
hilang dalam beberapa hari, oleh karena itu dianjurkan cukup istirahat setelah
menerima vaksin. KIPI dikelompokkan dalam 5 kategori:
a. Reaksi yang terkait produk vaksin
KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen
yang terkandung di dalam produk vaksin.
84
b. Reaksi yang terkait dengan cacat mutu vaksin
KIPI yang disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu
produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh
produsen.
c. Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi/Vaksinasi
KIPI yang disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak
memadai, penulisan resep, atau pemberian vaksin yang sebetulnya dapat
dihindari.
d. Reaksi kecemasan terkait imunisasi/Vaksinasi
KIPI ini terjadi karena kecemasan pada waktu pemberian imunisasi.
e. Kejadian Koinsiden
KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan
imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi.
D. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Pemerintah secara resmi mengizinkan pemberian vaksin COVID-19 bagi


kelompok usia 60 tahun ke atas, komorbid, penyintas COVID-19 dan ibu
menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan. Ini merujuk
pada kajian yang dilakukan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.
Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor : HK.02.02/I/368/2021
tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Pada Kelompok Sasaran Lansia
Komorbid dan Penyintas COVID-19 serta Sasaran Tunda yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit per tanggal 11
Februari 2021. Adapun pemberian vaksinasi harus mengedepankan prinsip
kehati-hatian sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19
yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah (Satgas COVID-19, 2021).
Pada kelompok lansia, vaksin diberikan sebanyak dua dosis dengan
interval 28 hari. Sementara untuk kelompok komorbid seperti hipertensi, vaksin
bisa diberikan dengan syarat tekanan darah di bawah 180/110 mmHG. Pada
penderita diabetes, vaksinasi bisa diberikan sepanjang belum ada komplikasi
akut, dan bagi penyintas kanker vaksin dapat diberikan di bawah pengawasan

85
medis.Penyintas COVID-19 jika sudah dinyatakan sembuh minimal 3 bulan,
maka dapat diberikan vaksinasi COVID-19. Dan bagi Ibu menyusui dapat
diberikan vaksinasi. Seluruh peserta vaksinasi SDM Kesehatan yang
sebelumnya tertunda akan diberikan informasi agar datang ke fasilitas kesehatan
untuk diperiksa ulang dan divaksinasi (Satgas COVID-19, 2021).

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang


Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi COVID-19
Satgas Covid-19. (2021). Pengendalian Covid-19. In Satuan Tugas Penanganan Covid-
19 (Vol. 53, Issue 9).

86
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2021

87
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN

PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : SENIN

TANGGAL : 01 NOVEMBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


Eka Resita Sari., S
Erlangga Alviza F., S
Kep Kep

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

88
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Penyuluhan Bahaya
Pembakaran Sampah” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun
proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 26 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners

89
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah yang cukup besar
peranannya dalam pencemaran lingkungan. Keberadaan sampah rumah tangga dalam
lingkungan merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh
suatu metode pengelolaan sampah yang masih didominasi sistem pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, kemudian pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA), atau
bertumpu pada pendekatan akhir (end-ofpipe). Padahal, timbunan sampah dengan volume
yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4)
yang dapat menimbulkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi terhadap pemanasan
global. Timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam memerlukan jangka waktu yang
lama dan memerlukan penanganan dengan biaya cukup besar.
Kenyataan menunjukkan bahwa pengelolaan sampah masih kurang mendapat
perhatian dan penanganan yang optimal dari berbagai pihak, baik dari masyarakat maupun
pemerintah, padahal permasalahan sampah merupakan tanggungjawab yang harus
diselesaikan secara bersama. Seperti halnya pada masyarakat yang masih mengolah sampah
degan cara dibakar. Membakar sampah rumah tangga dapat menyebabkan masalah
kesehatan jangka panjang. Bahan imia beracun yang dilepaskan selama pembakaran, dapat
menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penurunannya polusi pembakaran sampah.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan dalam memilah sampah rumah tangga.
3. Meningkatkan permberdayaan masyarakan dalam mengolah sampah.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah dan memilah sampah, serta dapat
menciptakan lingkungan yang bebas polusi dari pembakaran sampah.

90
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
pengelolaan sampah.

91
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “LINGKUNGANKU BERSIH”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah warga RT 03 RW 06 dsn. Geneng desa maron.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Senin, 1 November 2021
Waktu : 18.30.00 WIB
Tempat : Rumah ketua RT 03
E. MATERI
1. Definisi Sampah
Pengertian sampah menurut Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, didefinisikan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sementara itu menurut
Karden Edy Sontang Manik, (2007: 67), sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang
tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian,
peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga, perdagangan, dan sisa aktivitas
manusia lainnya.

2. Jenis Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 15), secara garis besar jenis sampah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik/basah, sampah anorganik/kering, dan
sampah berbahaya. Secara terperinci akan dijelaskan sebagai berikut:

92
a. Sampah organik/basah. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayur, sisa buah,
dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.
b. Sampah anorganik/kering. Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terdegradasi secara alami. Contohnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol,
dan lain-lain.
c. Sampah berbahaya. Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya adalah
baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-lain. Sampah
jenis ini memerlukan penanganan khusus.
3. Dampak Negatif Sampah
Menurut Gilbert (dalam Ni Komang Ayu Artiningsih, 2008: 32), ada tiga dampak
negatif sampah terhadap manusia dan lingkungan, yaitu :
a. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi binatang, seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
1) Penyakit diare, kolera, dan tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah yang dikelola dengan tidak tepat dapat bercampur
dengan air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit).
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan/sampah.
b. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan

93
gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi
tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak keadaan sosial dan ekonomi
adalah:
1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan kesehatan masyarakat
terganggu. Hal penting dalam hal ini adalah meningkatnya pembiayaan untuk
berobat ke rumah sakit.
2) Pengelolaan sampah yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi infrastruktur
lain, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Selain itu, jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang juga akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan
4. Pengelolaan Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 24), pengelolaan sampah adalah semua kegiatan
yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan
akhir. Secara umum, dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah,
pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan pembuangan akhir, yang
diuraikan sebagai berikut:
a. Penimbulan sampah (solid waste generated) Pada dasarnya sampah tidak
diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode
penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan
oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatan (Kuncoro Sejati, 2009: 24).
b. Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah di tempat adalah
semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah ditempatkan di
lokasi tempat pembuangan. Suatu material yang sudah dibuang atau tidak
dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah di
tempat dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah
pada tahap selajutnya. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya,
antara lain meliputi pemilahan (sorting), pemanfaatan kembali (reuse), dan daur
ulang (recycle). Tujuan utama penanganan di tempat adalah untuk mereduksi
besarnya timbulan sampah (reduce) (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
94
c. Pengumpulan (collecting) Pengumpulan merupakan tindakan pengumpulan sampah
dari sumbernya menuju ke tempat pembuangan sementara (TPS) dengan
menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up khusus sampah (Kuncoro Sejati,
2009: 25).
d. Pengangkutan (transfer/transport) Pengangkutan merupakan usaha pemindahan
sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju tempat pembungan akhir
(TPA) dengan menggunakan truk sampah (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
e. Pengolahan (treatment) Menurut Kuncoro Sejati (2009: 25-26), sampah dapat
diolah tergantung pada jenis dan komposisinya. Berbagai alternatif yang tersedia
dalam proses pengolahan sampah adalah:
1) Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan yang bertujuan
untuk mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
2) Pembuatan kompos (composting), yaitu mengubah sampah melalui proses
mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output dari proses
ini adalah kompos dan gas bio.
3) Energy recovery, yaitu transformasi sampah menjadi energi, baik energi panas
maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di negara maju.
f. Pembuangan akhir Pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat kesehatan
dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan adalah open dumping,
yaitu sampah yang ada hanya ditempatkan begitu saja sehingga kapasitasnya tidak
lagi terpenuhi. Teknik open dumping berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan. Adapun teknik yang direkomendasikan adalah sanitary landfill, yaitu
pada lokasi TPA dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan
sampah(Kuncoro Sejati, 2009: 26).

F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan
Acara
Terlampir
H. Anggaran
Dana Terlampir

95
I. Booklet
Terlampir
J. Poster
Terlampir
K. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
L. Evaluasi Kegiatan
Terlampir

96
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal “Penyuluhan Pengolahan Sampah” bagi kader ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu demi
terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

97
DAFTAR PUSTAKA

Karden Edy Sontang Manik. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan.

Kuncoro Sejati. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.

Ni Komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga (Studi kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang). Semarang:
Tesis, UNDIP.

98
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns. M.Kep


Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep
Ketua : Eka Resita Sari S.Kep
Sekertaris : Devi Eriana S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti
S.Kep Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep
Si Humas : Frena Isnanto S.Kep
Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep
Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

99
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA
PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH

Waktu Acara Penanggung Keterangan


Jawab
17.00-17.30 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
17.30-18.00 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan RT dan kehadiran warga
warga
18.00-18.10 Pembukaan koordinator acara

18.10-18.30 Penyuluhan Willis susanti Penyuluhan


materi 1 vaksin
18.30-18.50 Penyuluhan Eka Resita Pengolahan
materi 2 sampah
18.50-19.20 Diskusi dan Willis dan Eka
Tanya jawab
19.20-19.30 penutup koordinator acara
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan
No. Sumber Dana Jumlah
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-

b. Pengeluaran
No. Uraian Satuan Volume Harga Satuan Jumlah
1. Sie Humas
Amplop lembar 1 2.000 2.000,-
Sub total 2.000,-
2. Sie konsumsi
Kue Peserta Kotak 30 5.000,- 150.000,-
Kue panitia Buah 6 5.000,- 30.000,-
Air mineral Gelas 48 25.000,- 25.000,-
gelas
Sub Total 207.000,-
3. Sie perlengkapan
Map Buah 3 5.000,- 15.000,-
Sub Total 15.000,-
Total 222.000,-
SAP PENGOLAHAN SAMPAH

Disusun Oleh:

MAHASISWA PROFESI NERS STASE KOMUNITAS


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH

HARI : SENIN

TANGGAL : 01 NOVEMBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


Eka Resita Sari., S
Erlangga Alviza F., S
Kep Kep

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep
SATUAN ACARA PENGAJARAN

Pokok Bahasan : Pengolahan Sampah


Sub Pokok Bahasan : Edukasi tentang Pengolahan
Sampah Sasaran : Warga RT 03 Rw 06
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ketua RT 03 RW 06 Dusun Geneng Desa Maron Kec
Banyakan

a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Memberikan edukasi tentang penglahan sampah.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pertemuan warga mengerti tentang pengolahan sampah.
c. Metode : ceramah dan tanya jawab
d. Media : Poster, Booklet, LCD
e. Kegiatan
Kegiatan
Tahap & waktu
Fasilitator Pasien
Persiapan dan 1. Menyiapkan materi dan
pembukaan 3 menit tempat
2. Mengucapkan salam dan
menjelaskan tujuan
Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan dari pengertian Mendengarkan dan
sampah. memperhatikan.
2. Menjelaskan jenis-jenis
sampah.
3. Menjelaskan dampak
negative sampah.
4. Menjelaskan pengolahan
sampah
5. Mereview ulang materi yang
sudah diberikan.

Tanya jawab Diskusi dan Tanya jawab. Pasien dan keluarga


5 menit mengajukan
pertanyaan.
Penutup 2 menit Mengucapkan salam

7. Materi
A. Definisi Sampah
Pengertian sampah menurut Undang-undang Republik Indonesia No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, didefinisikan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sementara itu
menurut Karden Edy Sontang Manik, (2007: 67), sampah didefinisikan sebagai suatu
benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang
dihasilkan oleh kegiatan manusia. Sampah dapat berasal dari kegiatan industri,
pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah tangga,
perdagangan, dan sisa aktivitas manusia lainnya.
B. Jenis Sampah
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 15), secara garis besar jenis sampah dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sampah organik/basah, sampah anorganik/kering, dan
sampah berbahaya. Secara terperinci akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Sampah organik/basah. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayur, sisa buah,
dan lain-lain. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara
alami.
2) Sampah anorganik/kering. Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terdegradasi secara alami. Contohnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet,
botol, dan lain-lain.
3) Sampah berbahaya. Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya adalah
baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan lain-lain.
Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.

C. Dampak Negatif Sampah


Menurut Gilbert (dalam Ni Komang Ayu Artiningsih, 2008: 32), ada tiga
dampak negatif sampah terhadap manusia dan lingkungan, yaitu :
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme
dan menarik bagi binatang, seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
1) Penyakit diare, kolera, dan tifus yang dapat menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah yang dikelola dengan tidak tepat
dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2) Penyakit jamur juga dapat menyebar (misalnya jamur kulit).
3) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak
melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak keadaan sosial dan ekonomi
adalah:
1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan kesehatan masyarakat
terganggu. Hal penting dalam hal ini adalah meningkatnya pembiayaan untuk
berobat ke rumah sakit.
2) Pengelolaan sampah yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi
infrastruktur lain, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Selain itu, jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien,
orang juga akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan
4. Pengelolaan Sampah
106
Menurut Kuncoro Sejati (2009: 24), pengelolaan sampah adalah semua
kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan
pembuangan akhir. Secara umum, dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian
timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan
pembuangan akhir, yang diuraikan sebagai berikut:
1) Penimbulan sampah (solid waste generated) Pada dasarnya sampah tidak
diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode
penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat
ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatan (Kuncoro Sejati, 2009:
24).
2) Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah di tempat
adalah semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah
ditempatkan di lokasi tempat pembuangan. Suatu material yang sudah
dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis.
Penanganan sampah di tempat dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selajutnya. Kegiatan
pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya, antara lain meliputi
pemilahan (sorting), pemanfaatan kembali (reuse), dan daur ulang
(recycle). Tujuan utama penanganan di tempat adalah untuk mereduksi
besarnya timbulan sampah (reduce) (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
3) Pengumpulan (collecting) Pengumpulan merupakan tindakan
pengumpulan sampah dari sumbernya menuju ke tempat pembuangan
sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong atau mobil pick-up
khusus sampah (Kuncoro Sejati, 2009: 25).
4) Pengangkutan (transfer/transport) Pengangkutan merupakan usaha
pemindahan sampah dari tempat pembuangan sementara (TPS) menuju
tempat pembungan akhir (TPA) dengan menggunakan truk sampah
(Kuncoro Sejati, 2009: 25).
5) Pengolahan (treatment) Menurut Kuncoro Sejati (2009: 25-26), sampah
dapat diolah tergantung pada jenis dan komposisinya. Berbagai alternatif
yang tersedia dalam proses pengolahan sampah adalah:
a. Transformasi fisik, meliputi pemisahan sampah dan pemadatan
yang bertujuan untuk mempermudah penyimpanan dan
pengangkutan.
107
b. Pembuatan kompos (composting), yaitu mengubah sampah melalui
proses mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan.
Output dari proses ini adalah kompos dan gas bio.
c. Energy recovery, yaitu transformasi sampah menjadi energi, baik
energi panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak
dikembangkan di negara maju.
6) Pembuangan akhir Pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat
kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan
adalah open dumping, yaitu sampah yang ada hanya ditempatkan begitu
saja sehingga kapasitasnya tidak lagi terpenuhi. Teknik open dumping
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Adapun teknik
yang direkomendasikan adalah sanitary landfill, yaitu pada lokasi TPA
dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan
sampah(Kuncoro Sejati, 2009: 26).

108
A. DAFTAR PUSTAKA

Karden Edy Sontang Manik. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta:

Djambatan. Kuncoro Sejati. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta:

Kanisius.

Ni Komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan


Sampah Rumah Tangga (Studi kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota
Semarang). Semarang: Tesis, UNDIP.

109
PROPOSAL KEGIATAN

PENYULUHAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI

NERS FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI

WIYATA KEDIRI

2021

110
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN

PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : MINGGU

TANGGAL : 31 OKTOBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Pembimbing Institusi Pembimbing


Linda LahanS
Krisdayanti.,
Erlangga Alviza F., S
Kep Kep

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

111
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan
“Penanaman Tanaman Obat Keluarga” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan,
kami selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 26 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners

112
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya pengobatan dengan obat-obat tradisonal merupakan salah satu bentuk
peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial
untuk menunjang pembangunan kesehatan. Bangsa Indonesia sudah sejak dulu
memanfaatkan hasil alam untuk kelangsungan hidup. Salah satu hasil alam yang telah
dikembangkan adalah tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai obat
menyembuhkan berbagai penyakit. Ramuan tanaman obat inilah yang kemudian
dikenal dengan sebutan “jamu”. Karena berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh
maka minum jamu dalam masyarakat Jawa menjadi suatu kebiasaan yang diwariskan
turun temurun, dari generasi ke generasi (Ida Diana, 2015).
Pemanfaatan pekarangan sebagai sarana budidaya tanaman obat telah dikenal
dalam konsep Tanaman Obat Keluarga (TOGA), yaitu tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Faktor yang mempengaruhi penggunaan
TOGA oleh ibu rumah tangga yaitu pengalaman pribadi, usia, pendidikan, informasi
dari luar (televisi, radio,internet), pendapatan serta faktor social dan budaya.
Dalam hal ini pada RT 03 RW 06 sikap ibu-ibu mempengaruhi perilaku
konsumsi tanaman obat keluarga misalnya tentang penghematan keuangan saat
memilih dan mengonsumsi obat-obatan, apakah menggunakan obat tradisional
ataupun obat modern. Saat ini program TOGA dirasa berkurang gaungnya, salah satu
faktor kendala yang menyebabkan rendah-nya pemanfaatan tanaman obat adalah
kurangnya pengembangan program dan sosialisasi TOGA di masyarakat.
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penanaman dan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat atau khasiat tanaman obat tradisional
disekitar kita.
3. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman
tanaman.
4. Menghindari ketergantungan pada obat kimia.

113
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat tanaman obat tradisional dan
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup sehingga dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada obat kimia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
mengenai tanaman obat keluarga.

114
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegitan
Nama kegiatan ini adalah “PENANAMAN TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA)”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Lingkungan Tradisional”
C. Peserta Kegiatan
Warga RT 03 RW 06
D. Waktu Dan Tanggal
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 08.20 WIB
Tempat : Lingkungan RT 03
E. Materi
1. Definisi tanaman obat
TOGA merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat
keluarga adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat sebagai obat. Toga dapat
ditanam di sebidang tanah, baik di halaman rumah, sekolah, kebun atau ladang
yang digunakan khusus untuk membudidayakan tanaman berkhasiat sebagai obat.
Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga (Lasiana Ariani, 2020).
2. Fungsi tanaman toga
Tanaman obat keluarga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di sekitar
rumah dan kebun. Salah satu fungsi TOGA adalah sebagai sarana untuk
mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang
antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan)
b. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) (Lusiana Ariani, 2020).

115
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:

a. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat.


Banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-
buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, seledri, pepaya dan lain-lain.
b. Sarana untuk pelestarian alam.
Pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama
tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
c. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Solusi untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami
penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat
yang berbentuk pohon-pohon misalnya pohon asam, pohon kedaung,
pohon trengguli dan lain- lain.
d. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
TOGA disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat
bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi
keluarga tersebut.
e. Sarana keindahan.
Adanya TOGA dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang atau masyarakat yang ada disekitarnya
untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman
yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah (Santoso
2008).
3. Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat
a. Tanaman yang diambill akar atau rimpangnya
1) Jahe (Zingiber officinale). Manfaat jahe sangat banyak, antara lain untuk
mengobati batuk, peluruh dahak, peluruh keringat, peluruh haid,
mengobati sakit rematik, dan penambah nafsu makan.
2) Lengkuas, untuk mengobati panu,kadas, dan biduran. C. Kunyit untuk
menyembuhkan diare.

116
b. Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya
1) Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobati penyakit batuk, sesak napas,
nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan
lambung.
2) Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebagai antiseptik, sehingga
bisa dipakai bahan baku obat kumur.
c. Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya
1) Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
2) Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.
3) Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.
4) Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.
5) Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.
6) Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan
obat kumur.
7) Salam, bersifat astringensia.
8) Jambu biji, manfaatnya untuk menyembukan mencret.
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir
I. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
J. Evaluasi Kegiatan
Terlampir

117
BAB III

PENUTUP

Demikian proposal “Penanaman Tanaman Obat Keluarga” bagi warga ini disusun
dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami
sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut
membantu demi terlaksananya rencana ini.

Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

118
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Lusiana. 2020. Peningkatan Pengetahuan tentang Tanaman Obat Keluarga kepada
Siswa Sekolah Dasar melalui Konseling, Flash Card, dan Berkebun Bersama. Vol. 6,
No. 1, Maret 2020, Hal. 63 – 67 DOI: http://doi.org/ 10.22146/jpkm.52576.

Santoso, Hieronymus Budi. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta : Agromedia
Pustaka.

Diana, Ida. 2015. Tradisi Masyarakat dalam Penanaman dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Lekat di Pekarangan. Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2-Agustus. 2015:123-
132.

119
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA

KEGIATAN PENANAMAN TANAMAN OBAT

KELUARGA DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA

MARON INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns. M.Kep

Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep

Ketua : Linda Krisdayanti S.Kep

Sekertaris : Devi Eriana S.Kep

Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti

S.Kep Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep

Si Humas : Frena Isnanto S.Kep

Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep

Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

120
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA

PELAKSANAAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA

Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan dan kehadiran warga

RT
warga
06.30-06.40 Persiapan warga Koordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah oordin dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
tanga pake sabu

121
09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate
per rumah

12
2
09.20-09.30 Istirahat dan Koordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan

122
Lampiran 3

Anggaran Dana

a. Pemasukan

No. Sumber Dana Jumlah


1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-

b. Pengeluaran
No Uraian Satuan Volume Harga satuan Jumlah

1. Sie humas
amplop lembar 1 2.000 2.000,-

Sub total 2.000,-

2. Sie Konsumsi
Kue Peserta Buah 110 1.000 110.000,-

Kue panitia Buah 6 5.000 30.000,-

Air mineral Gelas 150 100.000 100.000,-

Jajan ciki Buah 50 30.000 30.000,-

Sub Total 270.000,-


3. Sie
Perlengkapan
Bak tempat Buah 10 27.000 270.000,-
sampah
Benih TOGA kg 2 80.000,-
Obat Abate Buah 56 2.000 120.000,-
Map Buah 3 5.000 15.000,-
Sub Total 485.000,-
Total 979.000,-

123
PROPOSAL KEGIATAN
PELAKSANAAN KERJA BAKTI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2021

124
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PELAKSANAAN KERJA BAKTI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : MINGGU

TANGGAL : 31 OKTOBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Erlangga Alviza F., S Kep Erlangga Alviza F., S Kep

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

125
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan “Pelaksanaan Kerja
Bakti” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku penyusun proposal ini
tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 26 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners

126
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Banyaknya penyakit yang timbul akibat kurangnya kebersihan pada lingkungan


sekitar menyebabkan mudahnya terserang penyakit. Lingkungan yang bersih dan indah
merupakan dambaan kita. Kerja bakti merupakan salah satu perwujudan dari gaya hidup
hijau atau gaya hidup ramah lingkungan. Tanpa pemeliharaan, lingkungan bisa berubah
menjadi tempat yang berbahaya bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh adalah saluran air
pembuangan atau selokan. Aliran air di selokan haruslah terus mengalir dan tidak boleh
tergenang. Jika saluran itu mampat dan air tergenang, maka bisa menjadi sarang nyamuk
malaria dan bahkan hewan liar seperti ular. Oleh karena itu, maka selokan pun harus
dipelihara dan dirawat dengan baik untuk memastikan air mengalir ke tempat yang
seharusnya. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membersihkannya dari
sampah-sampah yang tidak sengaja masuk ke saluran atau mengurangi endapan
tanah/lumpur supaya air mengalir dengan lancar. Selain itu kegiatan lainnya dengan
membersihkan tanaman liar dan merapikan tanaman agar enak dipandang.
B. Tujuan
1. Setelah dilakukan keja bakti lingkungan menjadi bersih dan sehat.
2. Meningkatkan kepedulian untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Mencegah timbulnya bahaya dan penyakit.
C. Manfaat Kegiatan
3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kepedulian untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat
mencegah timbulnya bahaya dan penyakit yang diakibatkan lingkungan yang kurang
bersih
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dalam bekerjasama dengan masyarakat.

127
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah “PELAKSANAAN KERJA BAKTI”.


B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “BERSIH DAN SEHAT”
C. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah warga RT 03 RW 06 dsn. Geneng desa maron.
D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 06.40 WIB
Tempat : Lingkungan RT 03
E. MATERI
1. Definisi Kerja bakti
Kerja bakti, menurut Marzali (2007:149) adalah kegiatan kerja sama untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang dianggap berguna bagi kepentingan umum.
Gotong royong atau Kerja bakti sebagai suatu ciri khas masyarakat pedesaan tidak
terlepas dari eksistensi masyarakatnya sebagai individu maupun sebagai makhluk social.
Sebab manusia sesuai dengan kualitasnya mampu membangun dirinya yaitu manusia
yang mengetahui serta sadar dan memiliki kesadaran akan kebutuhannya (Widjaja, 2004
:76).
2. Manfaat Kerja Bakti
Kerja bakti merupakan bentuk kerja sama yang ada di lingkungan masyarakat agar
pekerjaan berat dapat selesai dengan cepat. Menurut Drs. Sudjatmoko Adisukarjo dkk,
(2006:51) manfaat yang diperoleh dalam kegiatan kerja bakti.
a. Pekerjaan lebih ringan
b. Pekerjaan cepat selesai
c. Mempererat persaudaraan
d. Dapat membina kerukunan

128
e. Memupuk sikap kebersamaan dan menjauhkan diri dari sikap individualis
f. Peduli dan peka terhadap orang lain
3. Contoh kerja bakti
Umumnya, kerja bakti merupakan wujud kehidupan bertetangga dalam wilayah RT
dan RW di lingkungan tertentu. Namun, seiring berkembangnya zaman, kegiatan kerja
bakti dapat diterapkan dalam ruang lingkup yang paling sederhana yaitu keluarga, sekolah,
hingga akhirnya terjun ke lingkungan masyarakat. Menurut Christina Umi (2019: 145),
contoh kerja bakti yang dapat dilakukan di lingkungan rumah, sekolah, hingga masyarakat.
a. Kerja Bakti di Lingkungan Rumah
 Memelihara dan membersihkan tanaman di pekarangan rumah.
 Mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan tugas yang telah disepakati antar
anggota keluarga.
 Sesama saudara saling membantu jika sedang mengalami kesulitan.
b. Kerja Bakti di Lingkungan Sekolah
 Melaksanakan kegiatan piket sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
 Saling membantu teman jika ada yang kesulitan.
 Membersihkan lingkungan sekolah setiap satu minggu sekali.
c. Kerja Bakti di Lingkungan Masyarakat
 Gotong royong dalam rangka membersihkan lingkungan maupun
menyambut perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
 Ikut kegiatan siskamling secara bergantian.
 Saling membantu jika ada yang terkena musibah, seperti kebakaran, kebanjiran, dan
lain sebagainya.
F. Susunan Panitia
Terlampir
G. Susunan Acara
Terlampir
H. Anggaran Dana
Terlampir
K. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
L. Evaluasi Kegiatan

129
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal “Pelaksanaan Kerja Bakti” bagi kader ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami sampaikan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu demi
terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan dan
keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-hambaNya, untuk
mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

130
DAFTAR PUSTAKA

HAW. Widjaja. 2004. Otonomi Desa. Rajawali Pers. Jakarta.

Amri, Marzali.2007. Antropologi & Pembangunan Indonesia. Jakarta: KencanaPrenada

Media Group.

Drs. Sudjatmoko Adisukarjo dkk. 2006. Horizon Ilmu Pengetahuan Sosial 2B. Jakarta:

Yudhistra.

Christina Umi. 2019. Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo.

131
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PELAKSANAAN KERJA BAKTI
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns. M.Kep


Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep
Ketua : Erlangga Alviza F., S.Kep
Sekertaris : Devi Eriana S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti
S.Kep Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep
Si Humas : Frena Isnanto S.Kep
Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep
Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

132
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA
PELAKSANAAN KERJA BAKTI

Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan RT dan kehadiran warga
warga
06.30-06.40 Persiapan warga Koordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah oordin dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci

133
tanga pake sabun

09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate


per rumah
09.20-09.30 Istirahat dan Koordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan

134
Lampiran 3
Anggaran Dana
c. Pemasukan
No. Sumber Dana Jumlah
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-

d. Pengeluaran
No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah
satuan

1. Sie humas

amplop lembar 1 2.000 2.000,-

Sub total 2.000,-

2. Sie Konsumsi

Kue Peserta Buah 110 1.000 110.000,-

Kue panitia Buah 6 5.000 30.000,-

Air mineral Gelas 150 100.000 100.000,-

Jajan ciki Buah 50 30.000 30.000,-

Sub Total 270.000,-


3. Sie
Perlengkapan
Bak tempat Buah 10 27.000 270.000,-
sampah
Benih TOGA kg 2 80.000,-
Obat Abate Buah 56 2.000 120.000,-
Map Buah 3 5.000 15.000,-
Sub Total 485.000,-
Total 979.000,-

135
PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN PENGOLAHAN SAMPAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021

136
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN
PENGOLAHAN SAMPAH
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : MINGGU
TANGGAL : 31 OKTOBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Erlangga Alviza F., S Kep Frena Isnanto., S Kep

Pembimbing Lahan
Pembimbing Institusi

Kasmadi
Wildan Akasyah S. Kep,
Ns.M.Kep

137
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan
“Pengolahan sampah” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami selaku
penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 26 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners

138
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat
(baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak
terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan)
(Nasih, 2010:1).
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota
di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat
volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan
biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja
sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Permasalahan tentang sampah yang hingga kini belum ditemukan solusinya
secara global. Penanganan sampah yang ada selama ini bertumpu pada pendekatan
akhir (end of pipe), yakni memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain
(TPS/TPA) (Aliedha, 2010:6). Bila ini terus dilakukan maka dalam beberapa dekade
ke depan bumi akan penuh dengan sampah..

B. Sasaran

saran dari pelatihan pengelolaan sampah masyarakat di RT 03 RW 06 dan warga


masyarakat yang tinggal di lokasi hunian tetap (huntap) dusun Geneng desan maron .
C. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adanya alumi pelatihan pengolahan
sampah yang bermuatan kecakapan hidup yang memiliki pengetahuan, kesadaran
dan keterampilan dalam memanfaatkan sampah sehingga tercipta lingkungan
nyaman, bersih dan produktif

139
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegitan
Nama kegiatan ini adalah PENGOLAHAN SAMPAH”.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Lingkungan Bersih”
C. Peserta Kegiatan
Warga RT 03 RW 06 dsn. Geneng desa maron.
D. Waktu Dan Tanggal
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 08.20 WIB
Tempat : Lingkungan RT 03
E. Materi
1. Definisi pengolahan sampah organik

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat baik
berupa zan organik maupun anorganik yang bersifat dapat mengurai maupun tidak
terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan
(Nasih, 2010).
2. Jenis sampah

Jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa
sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah
pertanian, sampah perkebunan. Berdasarkan adalnya pada dapat digolongkan menjadi
2 yaitu sebagai berikut :
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagai besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembukus (selali kertas, karet dan
plastik), tepung, sayuran, kulit buah, dau dan ranting.
2. Sampah anorganik 140
sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah
logam dan produk-produk olahanya, sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah
detergen. Sebagai besar anorgnik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme
secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara sebagain lainya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk,1996).

3. Pemilihan sapah
Pemilihan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan
non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. Pemilihan sampah
menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah dapat digunakan dan di
manfaatkan.

4. Pengolohan sampah
Pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
1. Rause (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu
yaitu masih memunfkinkan untuk dipakai (penggunaan kembali botol-
botol bekas).
2. Rause (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang
dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah
ada.
3. Recycle (daur ualng) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk
diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang sampah organik
menjadi kompos atau sampah anorganik menjadi aneka kerajinan).

Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekola,


dikumpulkan ke tempat penampungan (TPS) yang telah disediakan untuk
selanjutnya diangkat oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan akhir
(TPA).
5. Manfaat pengolahan sampah
141
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapar dari mengolalah sampah, diantaranya:
1. Sebagai pupuk organik, sampah dapat menyuburkan tanaman
2. Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjangkitnya berbagi macam
bibit penyakit
3. Dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai atau
saluran air, akan dapat mencegah terjadinya banjir.
4. Dapat meningkatkan kesejahterahan dengan mendaur ulang sampah
menjadi barang yang bernilai ekonomis.
F. Susunan Panitia
Terlampira
G. Susunan Acara
Terlampir

H. Anggaran Dana
Terlampir

I. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
J. Evaluasi Kegiatan

Terlampir

142
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal “Pengolahan sampah” bagi warga ini disusun dengan
sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala kerendahan hati kami
sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala
harapan dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati
hamba-hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan
ini.

143
DAFTAR PUSTAKA
Nasih Widya Yuwono. 2010. Pengolahan sampah yang Ramah Lingkungan di. Dinkes.
Ini komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran serta Masyarakat dalam Pengolahan Sampah
Rumah Tangga.
Aliedha Noorrafisa Putri .2010. partisipasi perempuan dalam Pengolahan Sampah Melalui
“Bengkel kerja kesehatan di dusun Geneng desan maron

144
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PENGOLAHAN SAMPAH
DI RT 03 RW 06 DUSUN GENENG DESA MARON
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns. M.Kep


Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep
Ketua : Frena Isnanto S.Kep
Sekertaris : Devi Eriana S.Kep
Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti S.Kep
Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep
Si Humas : Frena Isnanto S.Kep
Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep
Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

145
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
PELAKSANAAN PENGOLAHAN SAMPAH
Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan RT dan kehadiran warga
warga
06.30-06.40 Persiapan warga koordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah organik dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
tanga pake sabu
09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate
per rumah
146
09.20-09.30 Istirahat dan koordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan

147
Lampiran 3
Anggaran Dana
a. Pemasukan

No Sumber Dana Jumlah


.
1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.000,-
Total Rp 750.000,-

b. Pengeluaran

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


satuan
1. Sie humas

amplop lembar 1 2.000 2.000,-

Sub total 2.000,-

2. Sie Konsumsi

Kue Peserta Buah 110 1.000 110.000,-

Kue panitia Buah 6 5.000 30.000,-

Air mineral Gelas 150 100.000 100.000,-

Jajan ciki Buah 50 30.000 30.000,-

Sub Total 270.000,-


3. Sie
Perlengkapan
Bak tempat Buah 10 27.000 270.000,-
sampah
Benih TOGA kg 2 80.000,-
Obat Abate Buah 56 2.000 120.000,-
Map Buah 3 5.000 15.000,-
Sub Total 485.000,-
Total 979.000,-

148
PROPOSAL KEGIATAN
PEMBAGIAN OBAT ABATE
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRi

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners 2021

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI
WIYATA KEDIRI
2021

149
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN

PEMBAGIAN OBAT ABATE

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

HARI : MINGGU

TANGGAL : 31 OKTOBER 2021

Ketua Komunitas Ketua Pelaksana

Pembimbing Institusi Pembimbing LahanS


Devi Eriana Putri.,
Erlangga Alviza F., S
Kep Kep

Wildan Akasyah S. Kep, Kasmadi


Ns.M.Kep

150
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal kegiatan
“Pembagian Obat Abate” Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, kami
selaku penyusun proposal ini tentunya tak luput dari kesalahan, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat memotivasi menuju ke arah perbaikan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan sebagai panitia penyelenggara.

Kediri, 26 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh organisme atau makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan
suatu respon/reaksi individu terhadap rangsangan (stimulus) dari luar maupun dari
dalam dirinya. Sedangkan perilaku sehat adalah perilaku yang didasarkan pada
prinsip-prinsip kesehatan (Machfoedz, 2005). Perilaku sehat merupakan perilaku-
perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Pada kasus demam berdarah
dengue, metode yang tepat untuk DBD adalah dengan perilaku pemberantasan
sarang nyamuk (Notoatmodjo, 2010).
B. Tujuan
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat abate.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat obat abate
3. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan disekitar
C. Manfaat Kegiatan
5. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat obat abate dan sebagai salah satu
tindakan preventif untuk penyakit demam berdarah sehingga masyarakat lebih
peduli dengan kebersihan disekitar.
6. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan lebih dalam
terkait pentingnya fungsi obat abate
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

K. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah “PEMBAGIAN OBAT ABATE”.
L. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan “Abatisasi”
M. Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan ini adalah seluruh KK di RT 3
N. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Oktober 2021
Waktu : 09.00-09.20 WIB
Tempat : Di RT 3 RW 6 Desa Maron
O. MATERI

a. Definisi Obat Abate


Abate adalah jenis obat bukan untuk dikonsumsi secara langsung. Obat dalam
bentuk serbuk ini adalah obat tabur. Bubuk atau serbuk Abate ini biasa digunakan
orang untuk mencegah demam berdarah dengan cara mencegah berkembang
biaknya nyamuk dalam genangan air (Ayu et al., 2020).
b. Fungsi Obat Abate
Serbuk Abate ini berguna untuk menghindarkan pestisida khususnya nyamuk
berkembangbiak dalam genangan air, seperti bak mandi, ember, got, dan
sebagainya. Pemberian serbuk Abate pada air dapat membuat jentik nyamuk
khususnya Aedes Egypti yang ada di air tidak berkembang. Manfaat
mengaplikasikan bubuk ini adalah terhindarnya kita dari penyakit demam
berdarah (Ayu et al., 2020).

P. Susunan Panitia
Terlampir
Q. Susunan Acara
Terlampir
R. Anggaran Dana
Terlampir

S. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
T. Evaluasi Kegiatan

Terlampir
153
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal “Proposal Pembagian Obat Abate” bagi masyarakat di RT


3. Proposal ini disusun dengan sesungguhnya supaya maklum adanya. Dengan segala
kerendahan hati kami sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah turut membantu demi terlaksananya rencana ini.
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita gantungkan segala harapan
dan keinginan disertai dengan doa semoga Ia senantiasa mengetuk hati hamba-
hambaNya, untuk mengulurkan bantuan demi terlaksananya tujuan kegiatan ini.

154
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, S. M., et al. 2020. Community Diagnosis Tentang Wabah Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Dusun Kedungpoh Kidul Nglipar Gunung
Kidul. Jurnal Surya Masyarakat. Vol 2. No (2)
Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

155
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN PEMBERIAN DAN CARA PENGGUNAAN OBAT
ABATE DI RT 3 RW 6 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN
KEDIRI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Pembimbing : Wildan Akasyah, S.Kep., Ns.

M.Kep Penanggung Jawab : Erlangga Alviza F., S.Kep

Ketua : Devi Eriana Putri S.Kep

Sekertaris : Devi Eriana Putri S.Kep

Bendahara & Konsumsi : Linda Krisdayanti

S.Kep Si Acara : Eka Resita Sari S.Kep

Si Humas : Frena Isnanto S.Kep

Si Perlengkapan : Willis Susanti S.Kep

Dokumentasi : Erlangga Alviza F. S.Kep

156
Lampiran 2

SUSUNAN ACARA
PEMBERIAN OBAT ABATE

Penanggung
Waktu Acara Keterangan
Jawab
06.00-06.10 Briefing Panitia Ketua pelaksana Cross Check
Persiapan terakhir
kegiatan
06.10-06.30 Koordinasi Koordinator acara Mengecek
dengan dan kehadiran warga

RT
warga
06.30-06.40 Persiapan warga koordinator acara Mempersiapan
perlatan untuk
kegiatan
06.40-07.20 Kerja bakti Erlangga Alviza Kegiatan kerja bakti
Firdaus
07.20-07.30 Istirahat Erlangga Alviza Istirahat
Firdaus
07.30-08.00 Pemilahan Frena Isnanto Pemilahan sampah
sampah organik dan
anorganik
08.00-08.20 Penempatan Frena Isnanto Penempatan tempat
tempat sampah sampah dan tempat
dan tempat cuci cuci tangan yang
tangan telah ditentukan
08.20-09.00 Penanaman toga Linda Krisdayanti Menanam toga di
dan edukasi CTPS lingkungan sekitar
dan memberikan
eukasi tentang cuci
tanga pake sabu
09.00-09.20 Pembagian abate Devi Eriana Membagikan abate
per rumah
09.20-09.30 Istirahat dan koordinator acara Istirahat dan
penutup penutupan kegiatan

157
Lampiran 3
Anggaran Dana

a. Pemasukan

No. Sumber Dana Jumlah


1. Konstribusi dana IIK BW Rp 750.00,-
Total Rp 750.000,-

b. Pengeluaran

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


satuan

1. Sie humas

amplop lembar 1 2.000 2.000,-

Sub total 2.000,-

2. Sie Konsumsi

Kue Peserta Buah 110 1.000 110.000,-

Kue panitia Buah 6 5.000 30.000,-

Air mineral Gelas 150 100.000 100.000,-

Jajan ciki Buah 50 30.000 30.000,-

Sub Total 270.000,-


3. Sie
Perlengkapan
Bak tempat Buah 10 27.000 270.000,-
sampah
Benih TOGA kg 2 80.000,-
Obat Abate Buah 56 2.000 120.000,-
Map Buah 3 5.000 15.000,-
Sub Total 485.000,-
Total 979.000,-

158
Lampiran III

Daftar nama KK RT03

NO Nama NIK NO KK

1 KASMIRAN 3506220107700023 3506222611102793

LASMINI 3506226302720001

BAGUS SETIAWAN 3506223107000001

2 PURNOMO 3506221112580001 3506222611102289

ENDANG MURNIASIH 3506224607640001


MOOHAMMAD ILHAM
3506221104020001
TRIBHAKTI
3 Y. GIYONO 3506221510720001 3506222611102833

SUNTARI 3506224907730001

IFTAKUL TITI DWI K. 3506224709040001

M. FATKUR QHOIRON 3506220806100001

4 KUSMAN 3506222206500001 3506222611102907

KASMIRAH 3506226606550001

5 TRI MARYONO 3506221212750003 3506222611104017

YULAIKAH 3506224306740003

GUSTI CAHYONO 3506221608990002

6 RODIYAH 3506224607680003 3506222611102896

MARDI SANTOSO 3506221111890002

7 FERI SETIAWAN 3571012404940001 3506221901180010

ANI WAHYUNINGTYAS 3506226306940002

8 SUSANTO BASUKI 3506221408730006 3506222611103997

FITRIANINGSIH 3506225208800004

DEFANO ADITYA PERDINANDA 3506222612120002

9 SUPRI 3506220504516001 3506222611102532

KATMINI 3506224604570002

10 RISZKY PRASTYO AJI 3506222805970001 3506223101180026

DEVI PRATAMA SARI 3506224803010001

RISKA MEY AYUDIA 3506224805180003

11 SUTIKNO 3506221707770001 3506222611102361

HANIK 3506225712840001

ANDHIKA BAYU PRATAMA 3506221508080001

FANNIA NUR AIDA AZAHRA 3506226301140001

159
12 SUMARJI 3506220107730141 3506222611102639

SOPARIJI 3506225906730002

DANI BAGUS 3506221306910001

M. RIZKI SETIAWAN 3506220301080007

13 INDIS PAMUNGKAS 3506020910930003 3506222203190001

WELTA ULFA SARI 3506226006970003

KAYLA BELLVANIA ALFARIZQI 3506224707190001

14 PARNO 3506220107670024 3506222611102728

DAMINI 3506224107690016

ANDRIONO 3506221310950001

15 DARNADI 3506221306830001 3506222611104001

LUSIPA LESTARI 357101430690003

NUR AFIZA HIDYATUL HUSNAH 3506226707100001

ANDFA RAHMADHANI 3506224707140001

16 CHOIRUL ANAM 3518041304880003 3506221403160012

SUFITRIANI 3506226305890001
CHOIRUNNISA NAUFALYN
3506224702160001
FIKRIA
17 SARNO 3506220107420015 3506222611102407

KASINI 3506224107480026

AGUS SISWOYO 3506220107770015

MUJI SUGIANTORO 3506222308820001

18 SLAMET 3506220801810001 3506222611102746

SUMIATUN 3506226611810003

MUHAMMAD RIFAI ANNIZAR 3506220206070001

ANGGIN FITRIYANI 3506224706190001

19 SUKARI 3506220107700024 3506222611102811

SUMARLIN 3506225511650001

20 SUPARDI 3506222505780002 3506220502200024

PAINEM 3506224107430021

21 NURKOLIS 3506220702670001 3506222611104041

TUMINAH 3506224804680001

FEBRIANA PUSPA DEVIANTI 3506224304010001


MOHAMMAD RIYAN ZAKY
3506220612030002
ANDREANTO
MOCH ANGGA NUR AGUSTINO 3506220608080001

22 JATINI 3506224708690002 3506222611102430

160
FEBRIANA WINDAYANTI 3506225101990001

23 SAERONI 3506222502720001 3506221110190005

ABDUL FATACH SALICHUDIN 3506222802120002

AURORA DIVA RONIANTY 3506134907170001

24 SEGER 3506221010470001 3506220712100818

BAMBANG SUDARNO 3506220503750003

25 SUTINI 3506114103720003 3506222304180005

MOH. MICO EFFENDI 3506111004010003

26 TAMSIR 3506220504610001 3506222611102581

LILIK EMILAH 3506106010670002

27 RENDI SETIAWAN 3506242311870001 3506220908160002

AGASTYA SIRTUFILAILI 3506225308890001


ANASTASYA QUINZHA RAHMA
3506226509160001
SETIAWAN
28 DARNADI 3506221306830001 3506222611104001

LUSI PUJI LESTARI 3571014206900003


NUR AFIZA INAYATUL HUSNAH 3506226707100001

29 MURSIH 3506224908620001 3506222611102549

WAHYU DWI CAHYONO 3506222110950001

KARINA INDAH PURBASARI 3506226210970002

30 SUMARJI 3506220107730141 3506222611102639

SUPARMI 3506226903730002

MOH RIDO SETYAWAN 3506220301030007

31 KASMADI 3506221009690002 3506222611102371

SITI ANISSAH 3506224903760001

32 KASMURI 3506220811700001 3506222611102775

SRI WARDANI 3506224107690017

RIYO INTAN WIBOWO 3506222606060001

33 PONIJAN 3506220107560021 3506222611102970

SUPARMI 3506224107580035

34 CATUR WIJI SANTOSO 3506222503780002 3506220712100736

NURUL ISNAINI 3506225409810001

ELSA FEBRIANTO 3506220102070002

35 SUHARTO 3506220107580024 3506222611102347

SUPIYAH 3506224107590011

36 Drs NATALIUS SUGROHO 3506252512640002 3506222607160008

IDA ZURAIDAH 3506255003680001


161
AMEILIA INANTIA MUBAROKAH 3506254405960001

MOHAMMAD DAVA INANTO 3506250512980001

37 SUWARNO 3506222703720001 3506222611102613

ARINI ISNANIYAH 3506224304820002

SURYADINI DIYAH MARWATI 3506225703040003

ALDA PUTRI SUWARDANI 3506224207130002

38 PONARDI 3506220304590002 3506222611102886

SUMIATIN 3506224107600037

DIAN SUPIANTIA 3506225012890001

39 SUWONO SAMAT 3506221111660002 3506222611102324

HAMIDAH 3506224702700001

SAMUDRA APRILIAN 3506222804060001

JOKO NUGROHO 3506221305080001

40 EKO JULIANTO 3506143107880001 3506220305210008


RYZA RAHMADANI CHOIRUN
3506224602970001
NISA
41 JUWARI 3506222606740001 3506222611102955

SUPIANAH 3506224107740022

MOCHAMMAD BAHRUL 3506222007000001

42 TRI SUTRISNO 3506220410930001 3506222305180005

NITA ULFATUL MAHMUDAH 3506226707940001

43 KATMIDI 3315050404710007 3506221808160003

PURMINI 3315055305800002

MOCH. WAHYUDI PRASETYONO 3315052705060001

DIKI CANDRA ANDRIYANTO 3315052901090001

44 SUBAGIYO 3506221212660002 3506222511102257

BINTI WACHIDAH 3506224404750001

ALVIN ZIDNA FAQIH 3506222212110003

45 WARAS 3506221210750004 3506220606120006

SITI AMININ 3506226603780003

FIRDA NASHWA YUMNA 3506224908040001

46 KASBIANTO 3506220107660021 3506222611102657

SUPARMI 3506224107740021

47 DJONO 3506223112640006 3506222611104049

DJUWARTI 3506227009670002

MOHAMMAD DONI MUSTOFA 3506220909030002

48 JASMANI 3506222104700001 3506222611102484


162
SUMARLIK 3506225002690002
MUHAMMAD ELSE RENDI
3506220604040002
QUSUMA
NOVANDRA BAYU SAPUTRA 3506222211130001

49 HARIYANTO 3506221111780001 3506222611102997

SULISTYOWATI 3506225403800001

M NICKOLAS GUSTAV PRATAMA 3506220907100001

50 SRIANI 3506224107730106 3506220712100744

RINA ARSITANIA 3506225308930002

51 MARDI 3506220704580002 3506222611102920

52 ANDRI BUDI PRATAMA 3506102701880003 3506221801190002


VITTARIA IKE DHEVI
350622410830004
LESTYASARI
LA VIOLA VALLENTANIA KIDNY 3506225202090001

53 ANIS RUSMIATI 3506226207710001 3506222611102657

EKA MARTIVIA PATMAWATI 3506224403970001

Lampiran IV
Dokumentasi Kegiatan

163
164

Anda mungkin juga menyukai