Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA

DI RT 03 RW 06 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN


KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

Mahasiswa Keperawatan
Praktek Profesi Keperawatan Komunitas & Keluarga

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA
DI RT03 RW06 DESA MARON KECAMATAN BANYAKAN
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

MAHASISWA PROFESI NERS IIK BHAKTI WIYATA

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Wildan Akasyah, S.Kep.Ns,M.Kep

Mengetahui :
Prodi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata
Kediri

Sri Wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep


Ketua Program Profesi Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktik komunitas di
RT03 RW06 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
Praktik komunitas ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa bekerja
sama dengan individu, keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep keperawatan komunitas dalam rangka membentuk perawat professional.
Dengan terselesainya laporan praktik keperawatan komunitas ini, kami mengucapka
terima kasih kepada:
1. Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan.
2. Wildan Akasyah, S.Kep.Ns,M.Kep selaku pembimbing lahan praktik profesi
keperawatan komunitas atas bimbingan dan arahannya.
3. Bapak Riyadi, selaku kepala Desa Maron atas kerjasamanya.
4. Bapak selaku ketua RT 3 di RW 06 Desa Maron atas kerjasamanya.
5. Seluruh masyarakat RT 03 di RW 06 di atas kerjasamanya.
6. Semua rekan-rekan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata angkatan 2021 yang telah membantu
sampai terselesainya laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak bisa
disebutkan satu – persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun untuk bersama – sama
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 23 Oktober 2021

Mahasiswa Profesi Ners IIK Bhakti Wiyata

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas ........................................................ 3
1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas ......................................... 3
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas ........................................ 3
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas ......................................... 4
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas .......................................... 6
5. Pusat Kesehatan Komunitas ................................................................... 7
6. Bentuk-bentuk Pendekatan Dan Partisipasi Masyarakat ........................ 8
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas .............................. 10
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama ........................................................................................................ 11
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas .................................... 14
1. Pengkajian ............................................................................................ 15
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 17
3. Perencanaan/Intervensi ........................................................................ 17
4. Pelaksanaan/Implementasi ................................................................... 18
5. Penilaian/EvaluasI ............................................................................... 18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ........................................ 20
A. Kegiatan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas ....................................... 20
B. Tahap Pelaksanaan ........................................................................................ 21
C. Pengkajian Komunitas .................................................................................. 23

iii
D. Analisa Data .................................................................................................. 41
E. Penafsiran Masalah ....................................................................................... 42
F. Intervensi Keperawatan ................................................................................. 43
G. POA ............................................................................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 47
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 49

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kebenarannya atau faktanya perawat kesehatan komunitas yang ada di Indonesia
khususnya yang ada di puskesmas tidak banyak melaksanakan tugas profesi tersebut dengan
berbagai macam alasan dan permasalahan.
Hal yang utama dari proses asuhan keperawatan komunitas yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu
dan secara berkesinambungan untuk memecahkan masalah kesehatan pasien/klien, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas lebih
menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap
penyakit. (ertha, 2019)
Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri?
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahuai Asuhan Keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron
Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng
Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
b. Untuk melakukan analisa permasalahan yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn.
Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
c. Untuk menentukan prioritas masalah yang timbul di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng
Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.
d. Untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan program kerja dan
masalah di RW 06 dan RT 03 Dsn. Geneng Ds. Maron Kecamatan Banyakan
Kabupaten Kediri.
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Bagi Keluarga dan Pasien
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka memberikan
perawatan pada anggota keluarga.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga Sebagai suatu
pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Komunitas


1. Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun
dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya. (Mubarak, 2006)
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan. (Mubarak, 2006) Proses keperawatan komunitas merupakan metode
asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga,
kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010)
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
A. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

3
mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
B. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan. (Mubarak, 2006).
3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
A. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh
suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
B. Keluarga
Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
C. Kelompok Khusus

4
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan petumbuhannya, seperti:
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya
b) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
 Wanita tuna susila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok-kelompok pekerja tertentu
 Dan lain-lain
d) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti wredha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
 Penitipan balita
D. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

5
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
A. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok.
B. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
C. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
D. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh
karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

6
5. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
A. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain
itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta
didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit
influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik
dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik.
B. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan
di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan program yang
bertujuan untuk :

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah


kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan. (Mubarak, 2006)
C. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat
diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat
memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah
harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan
percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.
D. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di
bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain

7
sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas. (Mubarak, 2006)
6. Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut :
A. Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu. Secara sederhana
dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat
diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti :
1) Kesehatan ibu dan anak
2) KB
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
6) Sanitasi dasar
7) Penyediaan obat esensial, (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut
masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di
masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu
untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan
kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi
serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan
fungsi posyandu. (Zulkifli, 2003)
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3) Mempercepat penerimaan NKKBS
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk

8
berdasarkan letak geografi
6) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.

Menurut Nasru effendi (2000), untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan


dengan system 5 meja, yaitu :
1) Meja I
a. Pendaftaran
b. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS (PasanganUsia
Subur)
2) Meja II
Penimbangan Balita dan ibu hamil
3) Meja III Pengisian
KMS
4) Meja IV
a. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi,
PUS yang belum mengikuti KB
b. Penyuluhan kesehatan
c. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan, Kondom
5) Meja V
a. Pemberian iminisasi
b. Pemeriksaan Kehamilan
c. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
a. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii
dan Agustus)
c. PMT
d. Imunisasi.
e. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

9
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi
dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN.
7. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari
konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep
praktik. (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006)
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care
System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan
stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. (Mubarak &
Chayatin, 2009)
Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah :
A. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu:
fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
B. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
C. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis, aspek
sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal
dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social

10
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik
(misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara
social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah
karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang
tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan
sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial.
8. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan
Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya. (Mubarak, 2009)
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :

11
1. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di
rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit
demam darah dan diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan
perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga
dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama
masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan anggotanya.
3. Tingkat individu
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat
yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan
dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga
aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok
dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada
pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara
umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.

12
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi
bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor
resiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat
secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan
latihan fisik pada penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini
diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak,
2009):

1. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan prioritas pada strategi pada
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang
mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen
dasar yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
2. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi peran
serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah
(social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action).
(Mubarak,2009)
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan berikut :
1. Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
13
2. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola
yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga
dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang
mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan
pendidikan kesehatan.
5. Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan
masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja
selanjutnya.
B. Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang
sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk
dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan
masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan
dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi.

14
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang
dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.(Efendi,2009)
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak, 2005) :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri
atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag
sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
15
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat

2) Jenis data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.
3) Cara pengumpulan data
a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
16
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow :
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan
yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data
penunjang (S). (Mubarak, 2005)
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
C. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005) :

17
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
D. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat
dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
E. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan

18
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervens
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

BAB III

19
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Asuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa melalui praktek profesi keperawatan di masyarakat berlangsung
mulai tanggal 21 Oktober sampai 6 November 2021. Pada praktek profesi
keperawatan komunitas ini mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri mendapatkan
lahan praktek di wilayah RT 03, RW 06 Dusun Geneng Kelurahan Maron,
Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.

A. KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. TAHAP PERSIAPAN
a. Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan praktek profesi keperawatan
komunitas diawali dengan kegiatan pembukaan yang dilaksanakan pada
tanggal 21 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di
rumah ketua RT 03 . Dimana pada kesempatan tersebut mahasiswa
diterima langsung oleh Ketua RT 03 Dusun Geneng Kelurahan Maron.
Pada pembukaan tersebut, mahasiswa banyak mendapatkan
pengarahan dari ketua RT 03 Dusun Geneng Kelurahan Maron yang
berkenaan dengan wilayah dan kondisi lingkungan yang akan dijadikan
lahan praktek profesi.
b. Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksaan praktek dan sebagai
penanggungjawab kegiatan praktek dari mahasiswa, maka dibentuk
organisasi kelompok yang akan dilampirkan pada halaman lampiran.
c. Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk
perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari
pendidikan yang harus disampaikan ke lingkungan Kelurahan Maron.
Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktek dari
mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas,
administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.
d. Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait
dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2021 dengan mengajukan
permohonan ijin dan kerjasama kepada Kepala Kelurahan Maron dan
Ketua RT 03 Dusun Genengan Kelurahan Maron. Selanjutnya, secara
resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 25 Oktober 2021 di wilayah
RT 03 RW 06 Dusun Genengan Kelurahan sebagai wilayah binaan

20
mahasiswa profesi ners IIK Bhakti Wiyata Kediri. Melalui perijinan
Ketua RT/RW setempat.
e. Orientasi dan Analisa Situasi
Orientasi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RT 03 Bapak Kasmidi.
Pertemuan antara ketua RT 03, dengan mahasiswa dilakukan di
rumah Ketua RT pada tanggal 21 Oktober 2021. Ketua RT 03,
Kelurahan Maron menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa
menyampaikan maksud dan tujuan praktek profesi keperawatan
komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua RT memberikan
gambaran tentang keadaan warga dan lingkungannya secara umum
dan status kesehatan warga.
Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh
mahasiswa sendiri dengan membagi dalam kelompok sesuai
dengan jumlah KK, dan dilakukan pengenalan lingkungan oleh
mahasiswa sendiri.
2) Pembukaan
Pembukaan dilakukan sebagai bentuk pertemuan pertama kali
memasuki daerah binaan dan berinteraksi dengan warga.
Perencanaan dan pelaksanaan dapat dilihat pada uraian tahap
pelaksaan kegiatan.
B. TAHAP PELAKSAAN KEGIATAN
1. Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas
Pembukaan praktek keperawatan komunitas dilakukan pada hari Senin
tanggal 21 Oktober 2021 pukul 09.00-11.30 WIB di rumah Ketua RT 03,
karena situasi yang pandemic pembukaan praktek keperawatan komunitas
hanya dihadiri oleh perwakilan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata dengan
ketua RT 03 RW 06 Dusun Genengan Kelurahan Maron. Dengan acara
serah terima mahasiswa kepada pihak Kelurahan Bujel oleh dosen
pembimbing dari mahasiswa untuk selanjutnya dibimbing selama kegiatan
praktek profesi keperawatan komunitas berlangsung.
Dalam acara ini, diberikan pembekalan kepada mahasiswa seputar
lingkungan, kebiasaan, adat istiadat serta masalah kesehatan warga RT 03,
RW 06 Kelurahan Bujel secara umum. Pada saat itulah mahasiswa secara
resmi diterima oleh warga RT 03, RW 06 Kelurahan Bujel untuk
selanjutnya mendarmabaktikan diri untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat RT 03, RW 06 sampai batas waktu yang ditentukan.

21
2. Pertemuan Warga dan Sosialisasi Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Setelah acara pembukaan dan serah terima tanggal 21 OKtober 2021
dilakukan pengenalan dengan warga RT 03, RW 06 Dusun Genengan,
namun kondisi yang masih pandemi maka mahasiswa hanya dikenal kan
secara singkat. mahasiswa melakukan pengkajian dari pintu ke pintu
rumah warga dan menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa IIK Bhakti
Wiyata Kediri.
Atas kesepakatan antara warga dan mahasiswa dilakukan pengkajian
data mulai tanggal 21 Oktober – 23 Oktober 2021 melalui ketua RT. Pada
saat lain, mahasiswa telah menyiapkan format pengkajian data kesehatan
dan asuhan keperawatan komunitas.
3. Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 21
Oktober – 23 Oktober 2021 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa
dan warga. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah dibagi wilayah RT 03,
RW 06 bekerjasama dengan ketua RT, mekanisme pengumpulan data
dengan melakukan pengkajian dari pintu ke pintu rumah warga dengan
menerapkan protokal kesehatan.
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi.
a. Data Demografi

b. Denah Batas Wilayah

Keterangan :

22
= Mata angin
= Batas wilayah
C. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Data Demografi
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki- % Perempuan % Total %
laki
78 51% 74 49 % 152 100%

b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur

No. Usia Frekuensi %


1. 0-<5 4 3
2. 5-<13 12 8
3. 13-<18 15 10
4. 18-<45 53 35
5. 45-<60 54 35
6. 60-<90 14 9
7. >90 0 0
Total 152 100 %

c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi %


1. Tidak sekolah 8 5
2. TK 13 9
3. SD 49 32
4. SMP 26 17
5. SMA 51 34
6. Perguruan Tinggi 5 3
7. Non Formal 0 0
Total 152 100

d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi %


1. PNS/TNI/POLRI 9 6
2. Pegawai swasta 22 14
3. Wiraswasta 21 14
4. Petani 4 3
5. Buruh tani 0 0
6. Nelayan 0 0
7. Tidak bekerja 61 23 40
8. Lain-lain 35 23
Total 152 100%
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi %


1. Islam 152 100
2. Kristen 0 0
3. Hindu 0 0
4. Budha 0 0
5. Konghucu 0 0
Total 152 100%
2. Data Lingkungan Fisik
a. Perumahan
1) Jenis rumah

No. Tipe rumah Frekuensi %


1. Permanen 53 100
2. Semi permanen 0 0
3. Tidak permanen 0 0
Jumlah 53 100

2) Status kepemilikan rumah

No Kepemilikan Frekuensi %
.
1. Milik sendiri 53 100
2. Sewa 0 0
Total 53 100

3) Jenis lantai

No Lantai Frekuensi %
.
1. Keramik 46 84
2. Tidak kramik 7 16
Jumlah 53 100
4) Sistem ventilasi rumah

No Jendela Frekuensi %
.
1. < 20 % 20 22
2. >20% 33 78
Jumlah 53 100

5) 8m

No 8m/orang Frekuensi %

24
.
1. Ya 49 78
2. Tidak 4 22
Jumlah 53 100

b. Sumber Air Bersih


1) Sumber air untuk makan dan minum

No Pengolahan Frekuensi %
.
1. PAM 9 17
2. Sumur 44 83
3. Sungai 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 53 100

2) Sistem pengolahan air minum

No Pengolahan Frekuensi %
.
1. Dimasak 48 91
2. Tidak dimasak 5 9
Jumlah 53 100

3) Jenis Jamban

No Jenis jamban Frekuensi %


.
1. Leher angsa 53 100
2. Cemplung 0 0
3. Tidak punya 0 0
Jumlah 53 100

4) Tempat BAB

No Tempat BAB Frekuensi %


.
1. Wc 53 100
2. Sungai 0 0
3. Ladang 0 0
Jumlah 53 100

5) Kondisi Jentik

No Jentik Frekuensi %
.
1. Ya 17 32
2. Tidak 36 68
Total 53 100

6) Kondisi tempat sampah


No Kondisi tempat Frekuensi %
. sampah
1. Ditimbun 12 23

25
2. Dibakar 41 77
3. TPA 0 0
Jumlah 53 100

7) Kondisi saluran limbah

No Kondisi air Frekuensi %


.
1. Got 25 47
2. Sungai 13 25
3. Tidak ada 15 28
Jumlah 53 100

c. Hewan Peliharaan
1) Kepemilikan hewan ternak dirumah
No. Hewan peliharaan Frekuensi %
1. Peliharaan 11 21
2. Pengerat 20 38
3. Serangga 22 41
Jumlah 53 100

2) Kondisi kandang
No. Kondisi kandang Frekuensi %
1. Bersih 4 8
2. Kotor 6 11
3. Tidak ada 43 81
Jumlah 53 100

b. Kondisi Kesehatan Umum


1. Pelayanan Kesehatan
a. Tempat berobat keluarga

No. Pemanfaatan Pelayanan Frekuensi %


Kesehatan
1. RS 1 2
2. PKM 39 73
3. Klinik 10 19
4. Alternative 3 6
Jumlah 53 100

b. Jaminan Kesehatan

No. Jaminan Kesehatan Frekuensi %


1. BPJS 22 41
2. Mandiri 29 55
4. Asuransi swasta 2 4
Jumlah 53 100

2. Kebiasaan CTPS

No. Kebiasaan CTPS Frekuensi %


1. Ya 30 57
2. Tidak 23 43
Jumlah 53 100

26
3. Perilaku terhadap kesehatan
a. Konsumsi lauk per hari

No. Konsumsi lauk Frekuensi %


1. Ya 53 100
2. Tidak 0 0
Jumlah 53 100

b. Makan sayur & buah /hari

No. Konsumsi sayur Frekuensi %


1. Ya 46 87
2. Tidak 7 13
Jumlah 53 100

c. Tidak merokok di dalam rumah

No. Tidak merokok dalam Frekuensi %


rumah
1. Ya 22 42
2. Tidak 31 59
Jumlah 53 100

d. Olah raga per hari

No. Olahraga per hari Frekuensi %


1. Ya 4 8
2. Tidak 49 92
Jumlah 53 100

4. Pasangan usia subur


a. kontrasepsi yang digunakan

No Jenis kontrasepsi Frekuensi %


1 IUD 4 36
2 Suntik 5 46
3 Pil 2 18
4 Kondom 0 0
5 Implan 0 0
6 MOW 0 0
7. MOP 0 0
Jumlah 11 100

5. Ibu hamil
No ANC Frekuensi %
1 Hamil 3 4
2 tidak hamil 71 96
Jumlah 74 100

27
6. Jenis penyakit 6 bulan terakhir

No Jenis penyakit Frekuensi %


1 Ispa 77 51
2 TBC 2 1
3 Hipertensi 8 5
4 Jantung 5 3
5. Ginjal 0 0
6. Stroke 2 1
7. DM 1 1
8. DHF 2 1
9. Diare 11 7
10. Gatel 15 10
11. Gangguan jiwa 0 0
12. Lain2 (Pegal) 29 20
Jumlah 152 100

Hasil pengelolaan data yang berasal dari pengkajian, dan


observasi akan disajikan sebagai berikut:

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki
49% Perempuan
51%

Gambar 3.1 Diagram distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin


di RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah
sampel yang diambil yaitu sebanyak 53 KK yang terdapat 152 jiwa dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak 78 jiwa (49%) dan
perempuan 74 jiwa (51%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

9% 3%
8%

0-4 tahun
10% 5-12 tahun
13-17 tahun
18-44 tahun
45-59 tahun
60-90 tahun
36% >90 tahun

35%

28
Gambar 3.2 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di
RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk yang berusia 0-4 tahun sebanyak 4 jiwa (3%), 5-12 tahun
sebanyak 12 jiwa (8%), 13-17 tahun sebanyak 15 jiwa (10%), 18-44
tahun sebanyak 53 jiwa (35%), 45-59 tahun sebanyak 54 jiwa (35%), 60-
90 tahun sebanyak 54 jiwa (35%) dan berusia lebih dari 90 tahun
sebanyak 0 jiwa (0%).

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

3% 5%
Tidak sekolah
9%
TK
SD
SMP
34% SMA
Perguruan Tinggi
Non Formal
32%

17%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan


Pendidikan di RT 03 Desa Maron Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
tidak sekolah sebanyak 8 jiwa (5%), TK 13 jiwa (9%), SD 49 jiwa (32%), SMP 26
jiwa (17%), SMA 51 jiwa (34%), Perguruan Tinggi 5 jiwa (5%) dan non formal
tidak ada.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

6% PNS/TNI/POLRI
Peg. Swasta
23% Wiraswasta
14%
Petani
Buruh Tani
Nelayan
Tidak Bekerja
14% Lain-lain

3%
40%

Gambar 3.3 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di RT


03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang
bekerja sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 9 jiwa (6%), pegawai swasta sebanyak

29
22 jiwa (14%), wiraswasta sebanyak 21 jiwa (14%), petani sebanyak 4 jiwa (3%),
buruh tani tidak ada, nelayan tidak ada, tidak bekerja sebanyak 61 jiwa (40%) dan
lain-lain 35 jiwa (40%).

Distribusi Penduduk Perdasarkan Agama

100%
Islam

Gambar 3.5 Diagram Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di


RT 03 Desa Maron Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh warga
RT 03 beragama Islam.
1. Data Lingkungan Fisik
Jumlah rumah tangga yang dilakukan pendataan sebanyak 53 rumah.
1. Jenis Bangunan
a) Tipe Perumahan

Jenis Perumahan
Permanen Semi Permanen Tidak Permanen

100%

Gambar 3.6 Diagram Distribusi Jenis Perumahan di Desa Maron


RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100% jenis
rumah adalah permanen
b) Status Kepemilikan Rumah

30
Status Kepemilikan Rumah
Milik Sendiri Sewa

100%

Gambar 3.7 Diagram Distribusi Status Kepemilikan Rumah


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100% status
kepemilikan rumah warga di Desa Maron RT 03 adalah milik sendiri.
c) Jenis Lantai

Jenis Lantai

16%

Keramik

Tidak Keramik

84%

Gambar 3.8 Diagram Distribusi Jenis lantai RT Desa Maron RT


03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis lantai
yang digunakan dirumah yang jenis keramik sebanyak 46 rumah (84%)
dan tidak menggunakan keramik 7 rumah (16%).
d) Sistem Ventilasi Rumah

31
Sistem Ventilasi Rumah

22%
<20% >20%

78%

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem Ventilasi Rumah di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ventilasi
sebanyak 20 rumah (22%) dan ventilasi >20% sebanyak 33 rumah
(78%).
e) Sistem Ventilasi Rumah

8m/orang

22%
Ya Tidak

78%

Gambar 3.9 Diagram Distribusi Sistem 8m/orang di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 8m/orang
yang ya sebanyak 49 KK (78%) dan ventilasi >20% sebanyak 33 rumah
(22%).
2. Sumber Air Bersih
a) Sumber Air untuk Makan Minum

32
Sumber Air Untuk Makan Dan Minum

17%
PAM Sumur

Sungai Lain-Lain
98%

Gambar 3.10 Diagram Distribusi Sumber Air untuk Makan


Minum di Desa Maron RT 03 Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sumber air
untuk makan minum yang digunakan adalah PAM sebanyak 9 rumah
(17%), sumur sebanyak 44 rumah (98%), Sungai dan lain-lain tidak
ada.
b) Sistem Pengolahan Air Minum

sistem pengolahan air minum

9%

Dimasak Tidak dimasak

91%

Gambar 3.11 Diagram Distribusi Sistem Pengolahan Air Minum


di Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sistem
pengolahan air minum adalah dimasak dilakukan di 48 rumah (91%)
dan tidak dimasak dilakukan di 5 rumah (9%)
c) Jenis Jamban

33
Jenis Jamban

Leher Angsa Cemplung


100%
Tidak Punya

Gambar 3.13 Diagram Distribusi Pembuangan Sampah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jenis jamban


yang digunakan adalah 100 % leher angsa.
d) Tempat BAB
Tempat BAB

WC Sungai Ladang
100%

Gambar 3.14 Diagram Distribusi Tempat BAB di Desa Maron RT


03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa tempat BAB
yang digunakan adalah WC sebanyak 53 rumah (100%), sungai dan
ladang tidak ada.
e) Kondisi Jentik
Kondisi Jentik

32%

Ya Tidak
68%

34
Gambar 3.15 Diagram Distribusi Kondisi Jentik di Desa Maron
RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi jentik
yang ya sebanyak 17 rumah (32%) sedangkan yang tidak sebanyak 36
rumah (68%)
f) Kondisi Tempat Sampah
Kondisi Tempat Sampah

23%

Ditimbun Dibakar TPA

77%

Gambar 3.16 Diagram Distribusi Kondisi Tempat Sampah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kondisi Tempat
Sampah yang dilakukan sebanyak Ditimbun 12 rumah (23%), dibakar 41
rumah (77%) dan TPA tidak ada.
g) Kondisi Saluran Limbah
Kondisi Saluran Limbah

28%

47% GOT Sungai Tidak Ada

25%

Gambar 3.17 Diagram Distribusi Kondisi Saluran Limbah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi saluran
limbah yang digunakan Got sebanyak 25 rumah (47%), sungai 13 rumah
(25%) dan tidak ada saluran limbah sebanyak 15 rumah (28%).
3. Hewan Peliharaan
a) Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah

35
Kepemilikan Hewan Ternak

21%

42% Peliharaan Pengerat

Serangga

38%

Gambar 3.18 Diagram Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kepemilikan
hewan ternak dirumah sebanyak 11(21%), pengerat 20 (38%), serangga
22 (41%).
b) Kondisi Kandang
Kondisi Kandang

8%

11%

Bersih Kotor Tidak Ada

81%

Gambar 3.19 Diagram Distribusi Letak Kandang di Desa Maron RT


03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kondisi
kandang di Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri bersih
sebanyak 4 (8%) Kotor 6 (11%) dan tidak ada sebanyak 43 (81%).
4. Kondisi Kesehatan Umum
1. Pelayanan Kesehatan
a) Tempat Berobat Keluarga

36
Tempat Berobat Keluarga

2%
6%

RS PKM KLINIK ALTERNATIF


19%

74%

Gambar 3.20 Diagram Distribusi tempat berobat keluarga di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang berobat
di RS sebanyak 1 (2%), puskesmas 39 (73%), Klinik 10 (19%),
Alternatif 3 (6%).
b) Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan

4%

42% BPJS MANDIRI LAIN-LAIN

55%

Gambar 3.21 Diagram Distribusi Jaminan Kesehatan keluarga di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang
menggunakan jaminan kesehatan BPJS sebanyak 22 (41%), Mandiri 29
(55%), Lain-lain 2 (4%).
c) Kebiasaan CPTS

Kebiasaan CPTS

Iya Tidak

43%

57%

37
Gambar 3.22 Diagram Distribusi Kebiasaan CPTS keluarga di
Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kebiasaan
CPTS sebanyak 30 (43%) iya, 23 (57%) Tidak.
d) Perilaku terhadap kesehatan

Konsumsi lauk perhari

Iya Tidak

100%

Gambar 3.23 Diagram Distribusi konsumsi lauk per hari keluarga


di Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan
Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa 100%
konsumsi lauk per hari.
Makan Sayur dan Buah

13%

Iya Tidak

87%

Gambar 3.24 Diagram Distribusi makan sayur dan buah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa konsumsi
makan sayur dan buah sebanyak 46 (87%) Iya, 7 (13%) Tidak.

38
Merokok

42%
Iya Tidak

58%

Gambar 3.25 Diagram Distribusi merokok didalam rumah di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa yang
merokok sebanyak iya 22 (42%) dan Tidak sebanyak 31 (31%).
Olahraga Per Hari

8%

Iya Tidak

92%

Gambar 3.26 Diagram Distribusi olahraga per hari di Desa


Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa warga yang
melakukan olahraga per hari yang ya 4 KK (8%) dan tidak 49 KK
(92%).
e) Pasangan usia subur
Kontrasepsi Yang Digunakan

18%

36%
IUD Suntik Pil

45%

Gambar 3.27 Diagram Distribusi kontrasepsi yang digunakan di


Desa Maron RT 03 Kecamatan Banyakan Kediri

39
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kontrasepsi
yang digunakan IUD 4 (36%), Suntik 5 (46%) Pil 2 (18%).
f) Ibu hamil

Ibu Hamil

4%

Hamil Tidak hamil

96%

Gambar 3.28 Diagram Distribusi ibu hami di Desa Maron RT 03


Kecamatan Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil di
sebanyak 3 (4 %) dan tidak hamil 71 (96%)

g) Jenis penyakit 6 bulan terakir

penyakit yang sering diderita keluarga 6 bulan terakhir

15; 10%
Ispa TBC
11; 7%
2; 1%
1; 1% Hipertensi Jantung
2; 1%
Lain-lain (pegal) Stroke
77; 51%
29; 19%
DM DHF

Diare Gatel
5; 3%
8; 5% 2; 1%

Gambar 3.29 Diagram Distribusi penyakit yang diderita keluarga


6 bulan terakhir di Desa Maron RT 03 Kecamatan
Banyakan Kediri
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa penyakit
yang diderita selama 6 bulan terakhir di kelurahan bujel sebanyak
ISPA 77 (63%), TBC 2 (2%), hipertensi 8 (7%), DM 1 (1%), DHF 2
(2%),Diare 11 (9%), gatel 15 (12%), Lain-lain (pegal) 29 (19%).

40
D. Analisa Data

No Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa Keperawatan

1. a. Pak RT Dari hasil pengkajian Defisit pengetahuan pada


mengatakan data diperoleh komunitas di RT 03 RW
banyak warga pendidikan terakhir 06 Dusun Geneng Desa
yang terpaksa sebanyak 49 warga
Maron berhubungan
melakukan (32,2%) adalah SD
vaksinasi COVID- dengan kurang terpapar
19 informasi ditandai dengan
b. Warga menunjukan presepsi yang
mengatakan takut keliru terhadap vaksinasi
melakukan COVID-19
vaksinasi COVID-
19
c. Warga
mengatakan mau
melakukan
vaksinasi COVID-
19 karena
menginginkan
bantuan dari Desa

2. a. Warga a. Dari hasil Pemeliharaan kesehatan


mengatakan tidak pengkajian data tidak efektif berhubungan
memiliki tempat diperoleh penyakit 6 dengan ketidakmampuan
pembuangan bulan terakhir
mengatasi masalah
sampah akhir yang sebanyak 77 warga
memadai (50,6%) adalah ispa ditandai dengan kurang
b. Warga b. Dari hasil menunjukkan pemahaman
mengatakan lebih pengkajian diperoleh tentang perilaku sehat
mudah mebakar penggunaan tempat dengan membakar sampah
sampah dibanding sampah sebanyak 41
menimbunnya KK (77,3%) adalah
c. Pak RT dibakar
mengatakan
banyak asap yang
ditimbulkan dari
pembakaran
sampah warga
3. a. Warga Dari hasil pengkajian Koping komunitas tidak
mengatakan diperoleh warga yang efektif berhubungan
jarang mengajak tidak bekerja sebanyak dengan ketidakcukupan
anaknya rekreasi 52 orang (34,2%)
sumber daya masyarakat
karena tidak ada
uang ditandai dengan stress
meningkat karena kurang
rekreasi

41
E. Penapisan Masalah

Kriteria
No Pentingnya masalah Kemungkinan Peningkatan terhadap
Total Prioritas
. Diagnosa untuk dipecahkan : perubahan positif jika kualitas hidup bila
diatasi : diatasi :
1 Defisit pengetahuan pada komunitas di RT 03 RW
06 Dusun Geneng Desa Maron berhubungan
dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan 3 3 3 9 1
menunjukan presepsi yang keliru terhadap
vaksinasi COVID-19
2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan ketidakmampuan mengatasi masalah 2 3 3 8 2
ditandai dengan kurang menunjukkan pemahaman
tentang perilaku sehat dengan membakar sampah
3 Koping komunitas tidak efektif berhubungan
dengan ketidakcukupan sumber daya masyarakat 2 3 2 7 3
ditandai dengan stress meningkat karena kurang
rekreasi

Keterangan:
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi

42
F. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Kriteria/ hasil Intervensi


1. Defisit pengetahuan pada Setelah dilakukan asuhan Edukasi kesehatan
komunitas di RT 03 Rw keperawatan selama...x24 Observasi
06 dusun Geneng desa jam makan : - Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
maron b.d mununjukan - Perilaku sesuai anjura informasi
presepsi yang keliru (5) meningkat - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
terhadap vaksinasi - verbalisasi minat dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
covid-19 dalam belajar (5) dan sehat
meningkat Terapeutik
- Kemampuan - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
menjelaskan - Jadwal pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang - Berikan kesempatan untuk bertanya
suatu topik (5) Edukasi
meningkat - Jelaksan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
- Kemampuan kesehatan
mengganbarkan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
pengelaman

43
sebelumnya yang - Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
sesuai dengan topik meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
(5) meningkat
- Pertanyaan tenang
masalah yang
dihadapi (5) menurun

2. Defisit kesehatan Setelah dilakukan asuhan Observasi


komunitas keperawatan selama...x24 - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
jam makan : ditingkatkan
- Menunjukkan Terapeutik
perilaku adaptif - berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Menunjukkan - orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
pemahaman perilaku dimanfaatkan
sehat Edukasi
Kemampuan menjelaskan - anjurkan menggunakan jamban sehat
perilaku sehat - anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu
sekali
anjurkan mengunakan air bersih
3. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan asuhan Observasi

44
tidak efektif b.d keperawatan selama...x24 - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ketidakmampuan jam makan : ditingkatkan
mengatasi masalah d.d - Menunjukkan Terapeutik
sampah perilaku adaptif - berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Menunjukkan - orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
pemahaman perilaku dimanfaatkan
sehat Edukasi
Kemampuan menjelaskan - anjurkan menggunakan jamban sehat
perilaku sehat - anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu
sekali
anjurkan mengunakan air bersih
4. Pemeliharaan kesehatan Setelah dilakukan asuhan Observasi
tidak efektif b.d keperawatan selama...x24 - Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ketidakmampuan jam makan : ditingkatkan
mengatasi masalah d.d - Menunjukkan Terapeutik
mengatasi jentik-jentik perilaku adaptif - berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
di bak mandi - Menunjukkan - orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
pemahaman perilaku dimanfaatkan
sehat Edukasi
Kemampuan menjelaskan - anjurkan menggunakan jamban sehat
perilaku sehat - anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu

45
sekali
- anjurkan mengunakan air bersih

G. POA

46
Penan
Tempat dan
No Masalah Jenis Kegiatan Persiapan Sasaran ggung
Waktu
jawab
1. Defisist Penyuluhan tentang 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Warga RT 03 Wilis
pengetahuan vaksin covid-19 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 RW 06 Susant
kepada masyarakat 2. Menyampaikan ijin i
khususnya pada 01 November
pemakaian tempat
warga yang belum 2021
melakukan vaksinasi penyuluhan.
3. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03
4. Mengundang warga yang
belum melakukan vaksin
atau yang sudah melakukan
vaksin dosis pertama
5. Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan
menggunakan media
booklet dan poster
Sosialisasi bahaya 1. Mempersiapkan tempat dan Rumah Pak RT Ibu-ibu warga RT Eka
penggunaan gadget peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 03 RW 06 Resita
pada orang tua yang 2. Menyampaikan ijin Sari
memiliki anak usia pemakaian tempat 01 November
sekolah maupun penyuluhan. 2021
balita 3. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03
4. Mengundang ibu-ibu warga
RT 03 yang mempunyai
anak balita atau anak usia
sekolah
5. Memberikan penyuluhan

47
kepada ibu-ibu dengan
media booklet dan poster
2. Pemeliharaan Pelaksanaan kerja 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan Seluruh warga Erlang
kesehatan tidak bakti dengan warga peralatan yang diperlukan. sekilar RT 03 RT 03 RW 06 ga
efektif RT 03 2. Berkoordinasi dengan RW 06 alviza
ketua RT 03 firdaus
3. Mengundang seluruh 31 Oktober 2021
warga RT 03 untuk ikut
serta dalam melakukan
kerja bakti
Penanaman tanaman 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan atau Seluruh warga Linda
toga di lingkungan peralatan yang diperlukan. rumah warga RT RT 03 RW 06 krisda
RT 03 2. Menyampaikan ijin 03 RW 06 yanti
pemakaian tempat
penanaman 31 Oktober 2021
3. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03
4. Mengundang seluruh
warga RT 03 untuk ikut
serta dalam penanaman
tanaman toga
Pengolahan sampah 1. Mempersiapkan tempat dan Lingkungan RT Seluruh warga Frena
di RT 03 peralatan yang diperlukan. 03 RW 06 RT 03 RW 06 isnant
2. Berkoordinasi dengan o
ketua RT 03 31 Oktober 2021
3. Mengundang seluruh
warga RT 03
4. Melakukan penyuluhan dan
pemilahan sampah dengan
media langsung
3. Koping komunitas Rekreasi bersama 1. Mempersiapkan tempat dan 07 November Warga RT 03 Devi
tidak efektif peralatan yang diperlukan. 2021 yang berkenan eriana

48
2. Berkoordinasi dengan
ketua RT 03
3. Mengundang atau
mengajak warga yang ingin
ikut rekreasi dengan kuota
50 orang
4. Melaksanakan rekreasi
dengan warga sekitar

49
BAB IV

PEMBAHASAN

50
BAB V

PENUTUP

51
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Rita. 2013. Pengaruh Intervensi Musik Gamelan Terhadap Depresi Pada Lansia Di
Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang. Staf Pengajar Departemen Keperawatan
Komunitas. Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 135-
140.
Iman, Erta. 2019. Peningkatan Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Rumah
Sakit. Erta Iman Jelita Harefa/181101138. ertahrf08@gmail.com.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto.

Nugroho , H. Wahyudi. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Effendy. N. 2000. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori. Jakarta : Salemba Medika.
Anderson, E.T. & McFarlane, J. (2006) Buku Ajar Keperawatan Komunitas:
Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, W.I. (2009). Ilmu keperawatan komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

52

Anda mungkin juga menyukai