Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penyusunan laporan stase manajemen
keperawatan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas akhir stase manajemen
program pendidikan profesi ners di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Dalam menyelesaikan tugas ini penyusun menyadari banyak mengalami hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
akhirnya tugas ini dapat diselesaikan untuk itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terikasih kepada terhormat :
1. Yanuar Eka, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Kepala Ruang X RSUD Gambiran
Kota Kediri
2. Eko Dian Hadi, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Pembimbing Klinik
3. Yanuar Eka, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Pembimbing Akademik Stase
Manajemen Institut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Penyusun mempunyai harapan semoga laporan ini bermanfaat bagi tenaga
kesehatan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
.............................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
.............................................................................................................................................1
B. Tujuan Masalah...............................................................................................................
.............................................................................................................................................2
a. Tujuan Umum ............................................................................................................
.........................................................................................................................................2
b. Tujuan Khusus............................................................................................................
.........................................................................................................................................3
C. ManfaatPenelitian...........................................................................................................
.............................................................................................................................................3
a. BagiMahasiswa.............................................................................................................3
b. Bagi perawat Ruang X RSUD Gambiran.....................................................................4
c. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien..................................................................................4
d. Bagi Institusi Pendidikan..............................................................................................4
iii
K. Mutu ( M5 )....................................................................................................................
.............................................................................................................................................32
BAB VI PENUTUP...........................................................................................................
...........................................................................................................................................161
LAMPIRAN.......................................................................................................................
...........................................................................................................................................164
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi global saat ini menuntut setiap perkembangan dan perubahan secara
profesionoal, termasuk bagi profesi keperawatan di Indonesia. Inovasi dalam
pendidikan, praktik, ilmu, dan kehidupan keprofesian merupakan focus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Sebagai akibatnya,
manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan dalam tatanan
pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan di lingkungan masyarakat (Nursalam,
2011). Rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan
salah satunya yaitu pelayanan keperawatan. Penyelenggaraan pelayananan
keperawatan di Rumah Sakit ditentukan oleh tiga komponen utama antara lain
jenis pelayanan yang diberikan, manajemen sebagai pengelola pelayanan dan
tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan keperawatan (Permenkes, 2013).
Pelayanan keperawatan adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan
profesional merupakan bagian intergral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya
pelayanan kesehatan secara keseluruhan disisi lain yakni sebagai salah satu faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit oleh karenanya kualitas
pelayanan asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta ditingkatkan seoptimal
mungkin oleh karenanya standar asuhan keperawatan harus diterapkan oleh
seluruh tenaga keperawatan sehingga pelayanan asuhan keperawatan dapat
dipertanggung jawabkan secara profesional dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan maka dalam pemberian asuhan keperawatan seluruh tenaga
keperawatan mutlak menerapkan standard asuhan keperawatan (Depkes, 2011).
Proses managemen keperawatan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2013) sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju
profesionalisme. Model praktik keperawatan professional merupakan suatu system
(struktur, proses, dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat
1
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan (Russel, 2000). Salah satu bentuk dari
penerapan manajemen professional adalah manajemen asuhan keperawatan yang
saat ini sudah menjadi banyak diterapkan di Rumah Sakit, yaitu Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) yang merupakan model dari Model Asuhan
Keperawatan Profesional ( MAKP ) yang tujuannya memungkinkan perawat
profesional dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan,termasuk lingkungan
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut. Pengembangan MPKP
merupakan upaya dalam memberdayakan keperawatan dalam pemberian
peleyanan kesehatan, yang disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban oleh
masing-masing Rumah Sakit.
Pemberian asuhan keperawatan Profesional ada 5 metode yang sudah ada
dan akan terus dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi trend pelayanan
keperawatan yaitu Metode Fungsional (bukan model MAKP), MAKP Tim, MAKP
Primer, MAKP Kasus, MAKP Modifikasi Tim – Primer. Dalam melaksanakan
praktek profesi departemen manajemen kelompok kami akan melakukan
penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode pemberian
asuhan keperawatan Tim.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode
pemberian asuhan keperawatan Tim sesuai dengan standart yang benar.
2
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis lingkungan ruang perawatan, menghitung kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu ruangan perawatan.
b. Melaksanakan peran sesuai dengan sistem MAKP yang telah ditentukan.
c. Melakukan Penerimaan Pasien
d. Melakukan Supervisi Keperawatan
e. Melakukan Timbang Terima Keperawatan
f. Melakukan Penerapan Pengelolaan Obat
g. Melakukan Discharge Planning
h. Melakukan Ronde Keperawatan
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan sistem
SOAP
j. Menganalisis tingkat kepuasan pasien pre dan post pelaksanaan metode Tim.
D. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan di kemudian
hari saat mahasiswa berada di ladang pekerjaan yang sebenarnya.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Tim di
ruang X RSUD Gambiran Kediri.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Tim yang
selama ini di terapkan di ruang X RSUD Gambiran Kediri.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi dalam Plan Of Action.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan professional di ruang X RSUD Gambiran Kediri dengan
metode pemberian asuhan keperawatan Tim.
3
2. Bagi Perawat Ruang X RSUD Gambiran
a. Melalui praktik Manajemen Keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di ruang X RSUD Gambiran Kediri yang berkaitan dengan
pelaksanaan MAKP.
b. Melalui praktik Manajemen Keperawatan memungkinkan pihak ruangan
dapat menggunakan MAKP Tim sesuai dengan kondisi pelayanan untuk
memaksimalkan pelayanan asuhan keperawatan di ruang X Gambiran
Kediri.
c. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
Tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitasdan disiplin diri perawat.
3. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
c. Klien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang dapat di
pertanggungjawabkan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
a. Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang
pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP dengan pemberian asuhan
keperawatan Tim yang di terapkan di Ruang X.
4
2. Wawancara
Wawancara dilakukan pada kepala ruangan, katim, perawat anggota tim, staf
perawat lain, pasien dan keluarga untuk mengumpulkan data tentang proses
pelayanan, pasien dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
tindakan dan inventaris ruangan dengan melihat status pasien dan laporan
administrasi.
F. PESERTA PRAKTEK
Mahasiswa tahap Program Pendidikan Profesi Ners Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri stase management keperawatan tahun
2020,beranggotakan 13 mahasiwa terdiri dari :
5
BAB II
PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan
yang meliputi pengumpulan data, SWOT dan identifikasi masalah.
A. VISI, MISI, MOTTO, RSUD GAMBIRAN KEDIRI
1. Visi
Sebagai Rumah Sakit Yang Bermutu, Profesional Dan Berdaya Saing Dalam
Pelayanan Kesehatan.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada seluruh
pelanggan.
b. Meningkatkan kuantitas, kualitas sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang berstandar.
c. Menjadikan Rumah Sakit Rujukan pelayanan kesehatan untuk wilayah
Kediri dan sekitarnya.
3. Motto
Pelayanan EMPATI (Pelayanan Efektif, Memadai, Praktis, Aman, dan
Simpati)
4. Semboyan
“Gambiran ASRI : Aman, Sehat, Ramah, dan Indah”
6
C. SUMBER DAYA MANUSIA (M1 – MAN)
1. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan wawancara pada kapala ruangan, struktur organisasi Ruang
X RSUD Gambiran Kota Kediri sudah terorganisasi karena jumlah tenaga
kerjanya mencukupi. Adapun struktur organisasi ruangannya adalah sebagai
berikut:
KABID
Ny.W, S.Kep.,Ns.MM.Kep.
KARU
ADMIN
Ny.A, S.Kep.,Ns
Tn.M
WAKARU
Tn.S, S.Kep.,Ns
STAF
7
Sumber: Data dari Kepala Ruang Gambiran RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli
2020
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang X
TINGKAT MASA
PENDIDIKAN PELATIHAN PNS CPNS KONTR KERJA JUML
AK AH
S1 Keperawatan BLS : 4 7 1 >10 th= 7 8
BCLS : 3 <10 th= 1
BTLS : 1
D3 Keperawatan BLS : 4 2 2 >10 th= 2 4
BCLS : 4 <10 th= 2
Sumber: Data dari Kepala Ruang Gambiran RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli
2020
9
Sumber: Data dari Kepala Ruang Gambiran RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli
2020
c. Jumlah Dokter Spesialis
Tenaga medis di Ruang X RSUD Gambiran Kediri meliputi 4 dokter spesialis.
Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis di Ruang X
No Klasifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis Jantung 1
2 Dokter Spesialis Syaraf 1
3 Dokter Spesialis Penyakit 1
Dalam
4 Dokter Spesialis Paru 1
10
Tenaga perawat selama 1 hari = 9 perawat
Tenaga Lepas Dinas per hari
LD =
∑ hari efektif
86 x 9
LD = 279 = 3,6 = 3
Keterangan :
1 : kepala ruangan
86 : jumlah hari libur/ tahun
279 : jumlah hari efektif
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 9
perawat + 1 orang struktural + 3 orang lepas dinas = 13 orang.
Kebutuhan tenaga perawat Ruang X pada tanggal 8 Juli 2020 berdasarkan
metode douglas sebanyak 13 orang.
Tabel 2.5 Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan tingkat
ketergantungan klien di Ruang X per hari tanggal 9 Juli 2020
menggunakan metode Douglas
Jenis Jumlah Kebutuhan tenaga kerja
No
Kebutuhan Pasien Pagi Sore Malam
1. Minimal Care 10 10 x 0,17= 10 x 0,14 = 10 x 0, 07 =
1,7 1,4 0,7
2. Partial Care 9 9 x 0,27 = 9 x 0,15 = 9 x 0,10 = 0,9
2,43 1,35
3. Total care 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,2 = 0
Jumlah 19 4,13 2,75 1,6
11
Tenaga Lepas Dinas per hari
LD =
∑ hari efektif
86 x 8
LD = 279 = 3,6 = 2
Keterangan :
1 : kepala ruangan
86 : jumlah hari libur pertahun
279 : jumlah hari efektif
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 8
perawat + 1 orang struktural + 2 orang lepas dinas = 11 orang.
Kebutuhan tenaga perawat Ruang X pada tanggal 9 Juli 2020 berdasarkan
metode douglas sebanyak 11 orang.
Tabel 2.6 Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan tingkat
ketergantungan klien di Ruang X per hari tanggal 10 Juli 2020
menggunakan metode Douglas
Jenis Jumlah Kebutuhan tenaga kerja
No
Kebutuhan Pasien Pagi Sore Malam
1. Minimal Care 2 2 x 0,17= 2 x 0,14 = 2 x 0, 07 =
0,34 0,28 0,14
2. Partial Care 11 11 x 0,27 = 11 x 0,15 = 11 x 0,10 =
2,97 1,65 1,1
3. Total care 4 4 x 0,36 = 4 x 0,3 = 1,2 4 x 0,2 = 0,8
1,44
Jumlah 17 4,75 3,13 2,04
Tenaga perawat selama 1 hari = 4,75 + 3,13 + 2,04 = 10 perawat
12
Tenaga Lepas Dinas per hari
LD =
∑ hari efektif
86 x 12
JumlahLD = 279Fakta Yang
= 3,6 =Jumlah
4
Kebutuhan Ada Jumlah
Kekurangan
No. Tanggal Tenaga Perawat Perawat
Perawat
Pelaksana Pelaksana
Pelaksana
(Depkes)
Keterangan :
1 : kepala ruangan
86 : jumlah hari libur pertahun
279 : jumlah hari efektif
13
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari:
10 perawat + 1 orang struktural + 3 orang lepas dinas = 14 orang. Kebutuhan
tenaga perawat Ruang X pada tanggal 10 Juli 2020 berdasarkan metode douglas
sebanyak 14 orang.
Tabel 2.7 Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan Jumlah Kebutuhan
Tenaga Perawat Pelaksana (Depkes) dan Fakta Yang Ada Jumlah Perawat
Pelaksana
Hasil Analisis
Berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut Douglas
rata-rata perawat pelaksana sebanyak 12 orang. Sedangkan ruangan ada
memiliki 16 orang perawat , 1 kepala ruangan, dan 1 wakil kepala ruangan .
Berdasarkan perhitungan tidak terdapat kekurangan tenaga keperawatan.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruangan pada tanggal 8
Januari 2020 menyatakan bahwa kinerja perawat sudah cukup bagus, dan
disiplin dalam bekerja. Berdasarkan observasi dengan cara mengamati
perawat datang 30 menit lebih awal. Berdasarkan hasil observasi kepala
ruangan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis. Yakni, adanya peran
serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan yang di lakukan
dengan cara musyawarah.
Rujukan Puskesmas/ Dokter Keluarga/Rs Lain
Datang Sendiri
3. ALUR PELAYANAN
Alur pelayanan pasien dari mulai pasien masuk hingga pulang di RSUD
Gambiran seperti berikut:
IGD/IRD POLI
MRS PULANG
RUANGAN X
14
Kontrol
15
Berdasarkan observasi pada tanggal 8-10 Juli 2020, ketersediaan fasilitas
perawat memadai. Fasilitas tempat tidur pasien Ruang X RSUD Gambiran Kota
Kediri berjumlah 25 tempat tidur. Terdapat ventilasi disetiap ruangan namun
belum terdapat sketsel pada setiap sekat bed pasien untuk menjaga privacy.
Ketersediaan Peralatan & bahan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
seperti alat-alat medis nebulizer, EKG, BVM dan lain-lain, juga tersedia wastafel
cuci tangan, hand rub serta tata cara langkah cuci tangan yang benar namun
belum terdapat gambar five moment hand hygiene.Terdapat obat-obat emergency
dan obat perawatan sehari-hari. Dalam Ruang X sudah tersedia ruang tempat
peralatan medis, terdapat ruang penyimpanan obat & oplos obat serta tempat
pembuangan cairan infeksius atau spoelhok. Berdasarkan wawancara pada kepala
ruang pada tanggal 8 Juli 2020, di Ruang X didapatkan bahwa peralatan medis
cukup memadai sesuai dengan kebutuhan perawat, fasilitas pasien cukup
memadai.
16
17
1. Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang X RSUD Gambiran Kota Kediri dengan
uraian denah sebagai berikut:
KAMAR KAMAR 4
1) MANDI
1 2 3 4 1 2 3 4 KAMAR
MANDI
1 2 3
MANDI
RUANG2)
TUNGGU
3) 5
5 5
Kelas 6 Kelas III Kelas III
4)
III AI A2 A3
PINTU
Pintu 5) PINTU PINTU
6)
PINTU PINTU
Pintu
7) RUANG
Staf
Ruang
istirah
KARU RUANG PERAWAT
1 2 3
RUANG
PINTU 8) K1 PINTU
at
NURSING TINDAKAN
KAMAR
MASUK STATION
MANDI
DARURAT
RUANG ISOLASI
1. Lingkungan Kerja RUANG RUANG
DOKTER MAHASISW
TEMPAT
Tempat Obat
Di Ruang X didapatkan gambaran kapasitas
A tempat tidur sebanyak 25 tempat tidur dengan rincian sebagai
SHOLAT PINTU
PINTU
berikut :
PINTU
a. Ruangan Kelas III AI : 5 bed pasien, 5 lemari, 5 PINTU
kursi, 5 standar infus, 1 kamar
PINTU mandi, 1 wastafel cuci tangan, 2
Kamar
mandi Kelas III A4
kipas angin 4 jendela.
NB: : Meja lemari RUANG PENYIMPANAN
ALAT (NEBUL,
pasien GUDANG (LINEN,
OKSIGEN, MONITOR, 1 2 3 4 5 6
SELIMUT, BANTAL,
DLL)
DLL)
1
2. Lingkungan Kerja
a Ruangan Kelas III AI : 5 bed pasien, 5 lemari, 5 kursi, 5 standart
infus, 1 kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 2 kipas angin, 4
jendela.
b Ruangan Kelas III A2: 6 bed pasien, 6 lemari, 6 kursi, 6 standar
infus, 1 kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 3 kipas angin, 5
jendela.
c Ruangan III A3: 5 bed pasien, 5 lemari, 5 kursi, 5 standar infus, 1
kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 2 kipas angin, 4 jendela.
d Ruangan III A4: 6 bed pasien, 6 lemari, 6 kursi, 6 standar infus, 1
kamar mandi pasien, 1 wastafel cuci tangan, 3 kipas angin, 4
jendela.
e Ruangan Isolasi : 3 bed pasien, 3 lemari, 3 kursi, 3 standar infus, 1
kamar mandi pasien, 1 wastafel cuci tangan, AC 2
f Sarana dan Prasarana Petugas Kesehatan
1) Fasilitas perawat
Tabel 2.7 Fasilitas Perawat Ruang X RSUD Gambiran Kota Kediri
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Kipas angin 1 Baik
2 Kamar mandi 1 Baik
3 Komputer 2 Baik
4 Kursi lipat 15 Baik
5 Lemari es 1 Baik
6 Loker 16 kotak 1 Baik
7 Printer 2 Baik
8 Meja kayu 4 Baik
9 Kursi sekertaris 1 Baik
10 Troli linen 2 Baik
12 Lemari Dokumen 3 Baik
2) Denah ruangan
a) Ruang Karu dan Dokter: di dekat pintu masuk (Ners Station Ruang
X)
b) Ruang perawat dan mahasiswa: di dekat ruang karu
1
c) Kamar mandi dan wc pegawai dan tempat sholat : di ruang istirahat
d) Ruang tindakan dan tempat obat : terletak ditengah antara ruang
istirahat dan ruang isolasi
e) Ruang penyimpanan alat dan gudang : terletak di belakang ruang
dokter/perawat
f) Kelas III (A1,AII,AIII): terletak di bagian utara rungan X
g) Kelas III A4 : terletak disebelah selatan ruangan X
h) Ruang isolasi : terletak disebelah ruangan tindakan/penyimpanan obat,
arah keluar ke pintu darurat
3) Ruang penunjang
Saat ini belum ada ruang penunjang (misalnya laboratorium, radiologi) di
ruangan, semua masih berpusat pada sentral.
4) Sarana dan prasarana untuk pasien
Gambaran umum jumlah tempat tidur dan fasilitas yang ada di Ruang X
Tabel 2.8 Tempat Tidur dan Fasilitas Tempat Tidur pasien Ruang X RSUD
Gambiran Kota Kediri
No Kamar Jumlah Fasilitas Yang Tersedia Jumlah
Bed Fasilitas
1 Kelas 5 Kipas Angin 2
III AI Meja pasien 5
Kursi keluarga pasien 5
Kamar Mandi 1
2 Kelas 6 Kipas angin 3
III A2 Meja pasien 6
Kursi keluarga pasien 6
Kamar Mandi 1
3 Kelas 5 Kipas angin 2
III A3 Meja pasien 5
Kursi keluarga pasien 5
Kamar Mandi 1
4 Kelas 6 Kipas angin 3
III A4 Meja pasien 6
Kursi keluarga pasien 6
Kamar Mandi 1
5 R. 3 AC 2
Isolasi Kamar mandi 1
2
Meja 3
Kursi 3
2.8 Peralatan & Bahan Kesehatan di Ruang X RSUD Gambiran Kota Kediri
5) Inventaris obat
Tabel 2.9 persediaan obat dalam perawatan sehari-hari
No. Nama Obat Emergency Ketersediaan
1. Dobutamin 250 mg / 5ml 2
2. Lidokain 20 mg/ml 5
3. Ephineprin 1 mg 7
4. Diazepam 5 mg 3
5. Diphenhidramin 10 mg 2
6. SM 40% 3
7. Atropin Sulfas 0,25 mg 4
8. NABIC 2
9. Amiodarone 50 mg/ ml 4
10. D40 2
11. SM 20% 4
12. Cetadof 200 mg 3
13. NorEphineprin 1 mg 6
4
E. METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (M3-METODE)
Sistem MAKP adalah suatu kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip yang di yakini dan akan
menentukan produksi atau jasa layanan kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 8 Juli 2020
ditetapkan bahwa MAKP diruang X menggunakan model TIM yang terdiri dari 2
tim yaitu : tim A, tim B. Pasien dibagi berdasarkan tanggung jawab masing-
masing tim. Ketua tim bertanggung jawab atas tugas yang dilimpahkan kepada
perawat pelaksana yang ditunjuk.
Kepala Ruang
Pasien/Klien Pasien/klien
Pasien/klien
6
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 Juli 2020 diruang X
didapatkan timbang terima sesudah dilakukan metode buku katim (yang
berisi laporan kondisi dan terapi klien). Dimana serah terima dibacakan
oleh penanggung jawab shift atau perawat jaga namun tidak harus
dibacakan oleh ketua tim. Timbang terima dilakukan setiap pergantian sift.
Timbang terima dilakukan di nurse station selanjutnya perawat berkeliling
ke ruangan tempat tidur pasien untuk melakukan validasi. Selanjutnya
berdoa bersama dan menyampaikan kembali hal-hal yang kurang yang
perlu dioperkan kembali.
3.Ronde keperawatan
7
Berdasarkan hasil observasi diruang X belum dilakukan ronde
keperawatan.
4. Sentralisasi obat
5. Supervisi
8
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 8
juli 2020 diruang X didapatkan bahwa supervisi diruang X belum pernah
dilakukan di ruangan baru dan SOP terkait supervisi di ruang baru juga
belum tersedia dikarenakan masih dalam relokasi ruangan selain itu untuk
format yang baku dalam pelaksanan supervisi juga belum tersedia. Kepala
ruang mengobservasi kerja perawat pelaksana dan ketika ada perawat yang
tidak melaksanakan tugas dengan baik baru saat itu kepala ruang
menegurnya. Kepala ruang sangat mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Berdasarkan hasil obsevasi
diruang X didapatkan bahwa supervisi diruang X belum pernah
dilaksanakan dikarenakan relokasi ruangan dan juga belum terjadwal.
6. Discharge Planning
9
Dokumentai keperawatan adalah segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu
yang berwenang (Potter, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 8 juli 2020 diruang X
Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang X berdasarkan
SOR ( Source Oriented Report ) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya, dokter,
perawat, ahli gizi, dll.
Format asuhan keperawatan sudah tersedia, dan perawat bertanggung
jawab mengisi lembar asuhan keperawatan SOAP harian sesuai dengan
jadwal dinas yang diisi oleh masing-masing tim dan ketika akan memberi
laporan kepada dokter, perawat menggunakan pendokumentasian sistem
SBAR. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilaksanakan segera setelah
klien masuk atau terjadi masalah keperawatan. Di ruang ini untuk SOP
terkait dengan dokumentasi keperawatan masih dalam penyusunan.
Berdasarkan hasil observasi diruang X pelaksanaan pendokumentasian
keperawatan selalu ditulis setelah pasien masuk ruangan. Belum terdapat
SOP terkait dengan dokumentasi keperawatan.
a. Pengkajian
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil pengkajian sudah sesuai
dan lengkap.
b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi status pasien didapatkan hanya 1 diagnosa
keperawatan saja
c. Intervensi
Dari hasil observasi status pasien di dapatkan bahwa semua status
pasien sudah tertulis adanya intervensi yang diberikan.
d. Implementasi
Dari hasil observasi tindakan keperawatan yang melaksanakan
implementasi keperawatan tidak selalu perawat associate.
10
Implementasi keperawatan sudah ditulis di lembar status pasien secara
berkelanjutan.
e. Evaluasi
Dari hasil observasi status pasien evaluasi dilakukan menggunakan
SOAP dan diisi setiap shift.
11
biaya sendiri dengan tarif yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan atau tindakan
tersebut dan dibayar terpisah dari biaya akomodasi atau biaya rawat inap.
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli 2020
No Jenis Komponen
Akomodasi Jasa layanan Jumlah
A. Kelas perawatan
1. Kelas utama 170.000 30.000 200.000
2. Kelas I 100.000 15.000 115.000
3. Kelas II 75.000 10.000 85.000
4. Kelas III 45.000 5.000 50.000
5. Bayi rawat gabung
a. Kelas utama 85.000 15.000 100.000
12
b. Kelas I 50.000 7.500 57.500
c. Kelas II 37.500 5.000 42.500
d. Kelas III 22.500 2.500 25.500
B. One day care (rawat sehari) 75.000 10.000 85.000
C. HCU/ROI 125.000 25.000 150.000
D. ICU/NICU/PICU 175.000 50.000 225.000
E. ICCU 225.000 55.000 280.000
F. Ruang Isolasi
Satu tingkat lebih tinggi dari tarif kelas
perawatan semula
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli 2020
4. Pelayanan Ambulance
Tabel 2.19 Tarif Pelayanan Rawat Inap
No. Jenis Tarif (Rp) Jasa % jasa terhadap tarif
pelayanan Tarif Argometer sarana Jasa pelayanan
ambulance awal
Pengemudi Paramedis
1. Ambulance 50.000 4.000/km 80% 8% 12%
standart
2. Ambulance 12.000 5.000/km 80% 8% 12%
13
118
*bila
diperlukan
dokter
pendamping,
dikenakan
tambahan jasa
pendamping
sebesar 20%
dari tarif
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli 2020
E. MARKET (M5)
14
(semua (semua (semua (3 bed (3 bed =76%
bed terisi) bed bed terisi) kosong
terisi) terisi)
15
terisi) terisi)
2. siang 5 bed 6 bed 5 bed 6 bed 3 bed 17/25x100
(semua (semua (semua (5 bed (3 bed =68%
bed terisi) bed bed kosong) kosong)
terisi) terisi)
3. malam 5 bed 6 bed 5 bed 6 bed 3 bed 17/25x100
(semua (semua (semua (5 bed (3 bed =68%
bed terisi) bed bed kosong) kosong
terisi) terisi)
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan merupakan sebagian tindakan perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya
(Supranto, 2001)
Hasil
Nomor Sangat
RESPONDEN Sangat Tidak
Soal Puas Tidak
Puas Puas
Puas
R1 Soal 1
R2 Soal 2
R3 Soal 3
R4 Soal 4
R5 Soal 5
R6 Soal 6
R7 Soal 7
R8 Soal 8
16
R9 Soal 9
R10 Soal 10
R11 Soal 11
R12 Soal 12
R13 Soal 13
R14 Soal 14
R15 Soal 15
R16 Soal 16
R18 Soal 18
2. Puas 8 42,2 %
Dari tabel di atas, didapatkan data bahwa tingkat kepuasan pasien diruang
X mendapatkan hasil pasien yang sangat puas 9, puas 8 dan tidak puas 2
orang.
3. Mutu
17
menyebabkan perawat hanya melaksanakan kegiatan yang bersifat rutin.
Kegiatan seperti verbad, injeksi, dilakukan setiap hari pada saat dinas pagi
oleh perawat dan mahasiswa praktek.
18
c. Jumlah angka kejadian nyeri tercatat pada tanggal 8-10 juli 2020 dari
19 pasien terdapat 10 (52,6%) yang mengeluh nyeri dengan skala nyeri
3,4 dan 5. Nyeri ini berkaitan dengan gangguan pada fungsi organ
(misalnya: nyeri perut, nyeri dada dan luka gangren)
d. Kejadian kesalahan pemberian obat tidak terjadi pada saat pengkajian.
Pemberian obat dilakukan secara benar sesuai dengan indikasi yang
diberikan oleh dokter. Pemberian obat didokumentasikan di dalam
lembar observasi terdapat nama obat, dosis pemberian, waktu
pemberian.
e. Kejadian pasien jatuh pada tanggal 8-10 juli 2020 tidak ditemukan,
didapatkan bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh selama
dilakukan perawatan di Ruang X. Namun, dengan menggunakan
Morse Fall Scale kami menemukan 5 (26,3%) pasien mempunyai
risiko tinggi serta pada pasien yang mengalami resiko tinggi belum
terpasang tanda seperti stiker kuning dan 3 (15,8%) pasien memiliki
risiko sedang untuk mengalami jatuh karena kondisi pasien yang
mengalami kelemahan,untuk lembar observasi resiko jatuh pasien
perawat sudah melengkapi sesuai dengan hari rawat pasien Semua
tempat tidur pasien di Ruang X dilengkapi dengan pagar pembatas
serta pasien di tunggu oleh 1 orang keluarga
Jenis Umur anda saat ini : Pekerjaan anda saat ini : Lama anda di rawat:
kelamin : ( ) 17-24 tahun ( ) ( ) Kurang dari 3 hari
( ) Pria ( ) 25-34 tahun pelajar/mahasiswa ( ) ( ) 3-6 hari
( ) Wanita ( ) 35-49 tahun pegawai negeri ( ) 7-15 hari
( ) 50-64 tahun ( ) pegawai swasta ( ) diatas 15 hari
( ) 65 tahun keatas ( ) buruh
( ) pedagang
( ) tidak bekerja
19
Keterangan cara pengisian :
Berilah tanda X untuk setiap pernyataan ini sesuai dengan kenyataan diterima
dalam pelayanan pada kolom :
1. Sangat tidak puas 2. Tidak puas 3. Puas 4. Sangat puas
PENILAIAN
No. PERTANYAAN
1 2 3 4
A. Tangibles Atau Nyata
1. Bangunan Rumah Sakit terlihat indah dan bersih
2. Rumah Sakit memiliki ruang tunggu yang cukup, nyaman, wc
dan air
3. Rumah Sakit memiliki peralatan yang lengkap
4. Penampilan tenaga medis rapih dan ramah
TOTAL
B. Empati
1. Dokter memberikan waktu pelayanan yang cukup pada pasien
2. Perawat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan,
kebutuhan pasien dan memperhatikan sungguh-sungguh
kepada pasien
3. Dokter mendengarkan keluhan penyakit yang diderita serta
memberikan solusi dalam konsultasi
4. Perawat bersikap sopan dan ramah
TOTAL
C. Reliability Atau Keandalan
1. Tenaga medis memberikan pelayanan teliti dan tepat waktu
2. Tenaga medis dan petugas lainnya membantu jika ada
permasalahan pasien
3. Perawat memberitahu jenis penyakit secara lengkap, cara
perawatan dan cara minum obat
4. Tenaga medis memberikan informasi kepada pasien sebelum
pelayanan diberikan
TOTAL
D. Responsive Atau Ketanggapan
1. Perawat tanggap melayani pasien.
2. Tenaga medis menerima dan melayani dengan baik
3. Tenaga medis melakukan tindakan secara cepat dan tepat
TOTAL
E. ASURANCE ATAU KEPASTIAN
1. Dokter mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam
menentukan diagnosa penyakit dengan cukup baik sehingga
mampu menjawab pertanyaan pasien secara
20
Meyakinkan
2. Tenaga medis menyediakan obat-obatan atau alat medis yang
lengkap
3. Tenaga medis bersifat cekatan serta menghargai pasien
4. Dokter melayani dengan sikap meyakinkan sehingga pasien
merasa aman
TOTAL
.....................................................................................................................................
21
BAB III
PERENCANAAN
A. PENGORGANISASIAN
Untuk efektifitas pelaksanaan metode Asuhan Keperawatan Profesional
dalam menentukan kebijakan–kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok
menyusun sruktur organisasi sebagai berikut:
Ketua :Muhammad Anjas Adi Putra
Sekretaris : Sagita Arisandy
Bendahara : Siti Fatimah
Sie Perlengkapan : Muhammad Rohyan Gogot
Sie Humas : Haris Tirta Kusuma
Sie Dokumentasi : Muhammad Perdana Sigo
PJ Supervisi : Titik Pusparini
PJ Timbang Terima : Efi Rulli
PJ Discharge Planning : Rinda Dinarti
PJ Ronde Keperawatan : Shinta Putri Gitayu
PJ Sentralisasi Obat : Sofia Erfiani
PJ Penerimaan Pasien Baru : Yessi Elita
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
Karu : Yessy
Katim 1 : Shinta
Katim 2 : Sofia
Pa 1 : Irma, Anjas, Haris, Rinda, Efi
pa 2 : Sigo, Fatma, Gogot, Titik, Sagita
B. STRATEGI KEGIATAN
1. Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Setelah dilakukan analisa dengan metode SWOT maka kelompok praktik
klinik manajemen keperawatan di ruang X menerapkan model asuhan
keperawatan profesional Tim
22
Model MAKP Primer merupakan model MAKP dimana pasien dalam satu
ruangan dikelola dan dipimpin oleh 2-3 katim berkompeten, mempunyai
kemampuan baik dalam komunikasi, mengorganisasi dan memimpin. Katim ini
membawahi Perawat Asociate yang bertanggungjawab terhadap pasien mulai
dari pasien MRS hingga KRS menyangkut kondisi, kebutuhan klien dan
koordinasi dengan tim kesehatan lain. Keuntungan Model Tim ini adalah
memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah di atasi dan memberi kepuasan pada anggota tim.
Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Tim.
Kepala Ruang
Pasien/Klien Pasien/klien
Pasien/klien
23
b. Kelemahan
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan dalam waktu tertentu
Tabel 3.1 Peran Masing-Masing Komponen Kepala Ruangan, Katim dan
Perawat Associate :
Kepala Ruangan Katim Anggota Tim
(KARU)
1. Perencanaan 1. Membantu 1. Memberikan asuhan
2. Pengorganisasian perencanaan keperawatan pada
3. Pengarahan 2. Membuat penugasan, pasien dibawah
4. Pengawasan supervise , dan tanggung jawabnya
evaluasi 2. Kerjasama dengan
3. Mengenal anggota tim antartim
atau ,mengetahui 3. Memberikan laporan
kondisi pasien dan
menilai tingkat
kebutuhan pasien
4. Mengembangkan
kemampuan anggota
5. Menyelenggarakan
konferensi
c. Penerapan MAKP
1. Penanggung Jawab:Muhammad Anjas Adi Putra, S.Kep
2. Tujuan:Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
semua perawat di ruang X dan mahasiswa mampu melaksanakan MAKP
yang sesuai dengan benar.
3. Waktu:Pelaksanaan MAKP mulai tanggal 11 Juli 2020 sampai 24 Juli
2020
24
4. Rencana Strategi :
a) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang akan
dilaksanakan yaitu: Model Tim
b) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan diseminasi awal
c) Sosialisasi hasil desiminasi
d) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
e) Melakukan pembagian peran perawat
f) Menentukkan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
g) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
h) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukkan.
5. Kriteria evaluasi
a) Evaluasi struktur
1) Menentukkan penanggung jawab MAKP
2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu Tim
3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
4) Melakukan pembagian peran perawat
5) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
6) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
2. Discharge Planning
Discharge Planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan pasien di
manapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanaan pulang akan berisiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang disampaikan dapat
dimengerti dan berguna untuk proses perawatan dirumah.
a. Prinsip-Prinsip Discharge Planning
1) Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
25
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat segera diantisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multi disiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada.
5) Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang
tersedia di masyarakat.
6) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap klien masuk tatanan pelaayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
b. Alur Discharge Planning
pasien
Tingkat ketergantungan
penunjang lain
Klinis dan pemeriksaan
Keadaan Pasien:
Perencanaan pulang
Penyelesaian Lain-lain
administrasi
Program HE:
Kontrol dan obat atau perawatan
26
Gizi
Aktivitas dan istirahat perawatan
diri
Monitor (sebagai program
safety) oleh: keluarga dan
petugas
FARMASI/APOTEK
KLIEN/KELUARGA
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT
Bagan 3.3 Alur pelaksanaan sentralisasi obat modifikasi one day dose
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
30
8. Penerapan Sentralisasi Obat
a) Penanggungjawab : Sofia Erfiani, S. Kep
b) Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen
keperawatan, diharapkan mahasiswa profesi
manajemen dan ruang X dapat menerapkan
sentralisasi obat yang benar dan sesuai
protap.
c) Waktu : Pelaksanaan aplikasi sentralisasi tanggal 11
juli 2020 sampai 24 juli 2020.
d) Rencana Strategi :
1) Menentukan penanggungjawab sentralisasi obat
2) Menyusun proposal sentralisasi obat
3) Melaksanakan sentralisassi obat dengan bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi
obat.
e) Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
b) Menyiapkan format sentralisasi obat
2) Proses
a) Melaksanakan sentralisasi obat bersama – sama dengan perawat,
dokter dan farmasi
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
3) Hasil
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat
b) Perawat mampu mengelola obat
c) Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
meningkat
31
4. Supervisi
Supervisi adalah upaya untuk membantu penggunaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Langkah - langkah supervisi
a. Pra Supervisi
1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2. Supervisor menetapkan tujuan
b. Pelaksanaan supervise
1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan
2. Supervisor memanggil Katim dan PA untuk mengadakan pembinaan
dan klasifikasi permasalahan
3. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan memvalidasi
data sekunder
4. Supervisor mengklarifikasikan permasalahan yang ada.
5. Supervisor melakukan tanya-jawab dengan perawat.
c. Pasca supervisi
1. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
2. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
3. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
d. Alur supervisi
Kasi perawatan
Katim 1 Katim 2
Menilai kinerja
perawat
PA PA
Feed back
Koreksi atau pemecahan
Kualitas pelayanan meningkat
masalah
Reward/reinforcement
33
e) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat atau
bidang ruangan.
f) Mendokumntasikkan hasil supervisi keperawatan.
5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Mennetukan penanggung jawab supervisi keperawatn
2) Menentukan konsep supervisi keperawatan
3) Menentukan materi supervisi
b. Evaluasi proses
1) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisior
2) Mendokumentasi hasil supervisi keperawatan
c. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa mampu melaksanakan superrvisi secara optimal
2) Supervisior mengevaluasi hasil supervisi
3) Supervisior memberikan feedback pada Katim dan PA
5. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan secara efektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan
pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat associate (penanggung jawab) dinas sore
atau dinas malam secara tertulis dan secara lisan.
1) Metode Pelaporan
34
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung
pada perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan
timbang terima
2. Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat,
kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi pasien satu persatu terutama
pada klien yang memiliki masalah khusus serta memerlukkan observasi
lebih lanjut.
2) Mekanisme atau alur Timbang terima
Klien
Rencana tindakan
Perkembangan
keadaan klien
35
d) Informasi yang di sampaikan harus akurat, singkat,sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien
e) Pada saat timbang terima di ruang perawatan pasien harus
menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengar sesuatu yang menjadi rahasia bagi klien
f) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
dan lengkap terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah
dilaksanakan dan hal-hal yang perlu di perhatikan selama masa
perawatan
g) Hal-hal yang bersifat khusus juga diserahterimakan kepada katim
berikutnya
h) Hal-hal yang perlu diperhatikkan pada saat timbang terima adalah:
1) Identitas klien dan diagnosa medis
2) Data (keluhan subjektif dan objektif)
3) Masalah keperawatan yang masih muncul
4) Intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan
5) Intervensi keperawatan yang belum dan akan dilakukan
6) Intervensi kolaboratif
7) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan atau terhadap hal-hal yang kurang
jelas
8) Mengupayankan penyampaian yang jelas, singkat dan padat
9) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 3 menit
kecuali untuk hal-hal khusus dan memerlukan keterangan yang
jelas.
6. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh
perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim.
a. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan penyakit kronis.
b. Klien dengan komplikasi.
c. Klien dengan penyakit akut.
d. Kasus langka.
e. Kasus dengan perawatan yang sulit dan lama.
b. Karateristik
1. Klien dilibatkan secara langsung.
38
2. Klien merupakan fokus kegiatan.
3. PA, Katim dan konselor melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, Katim untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
c. Prosedur pelaksanaan ronde keperawatan
a. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
keperawatan.
b) Pemberian informend consent kepada klien atau keluarga.
b. Pelaksanaan ronde
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer, penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilakukan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh Katim atau konselor/ kepala ruangan
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan dilaksanakan pada masalah prioritas yang
telah dan yang akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan masalah hasil temuan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
d. Alur Ronde Keperawatan
TAHAP PRA
RONDE Katim
penetapan
Persiapan pasien :
Informed
consent
Hasil
39
Pengkajian/
validasi data
Apa diagnosis keperawatan
Apa data yang mendukung
TAHAP Bagaimana intervensi yang
PELAKSANAAN sudah dilakukan
DI NURSE Penyajian Apa hambatan yang
STATION data ditemukan
Validasi data
TAHAP RONDE
BED KLIEN
Diskusi Katim-katim,
Konselor, Karu
TAHAP PASCA
RONDE
Lanjutan-diskusi di
Nurse station
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi masalah
7. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi askep
komunikasi, proses keperawatan dan standar keperawatan.
41
a. Tujuan utama pendokumentasian :
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan
klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan.
2. Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
b. Manfaat dan pentingnya Dokumentasi keperawatan
1. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi
resmi dan bernilai hukum oleh karena itu data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau
perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari
adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasiyang salah.
2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan perawat untuk menyelesaikan maslah klien, untuk
mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga
memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara
dini.
3. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan
dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar
tenaga kesehatan.
4. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah
diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menetukan biaya
perawatan klien.
5. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan
yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi
siswa atau profesi keperawatan.
42
6. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan
ilu keperawatan.
7. Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian
1. Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah.
Cara yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2
garis kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu
dituliskan catatan yang benar.
2. Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak
profesional.
3. Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
4. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian yang sisa
yang kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6. Semua tulisan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7. Jika mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8. Tulis hanya untuk anda sendiri.
9. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba menerapkan sendiri suatu model pendokumentasian
yang mengacu pada SOAP. Teknik pengisian lembar dokumentasi
keperawatan :
43
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komperhensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan :
1) Pengisian nama, jenis kelamin, umur, tanggal dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data didisi problem, analisis, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom S (Situation) dimasukan data subyektif pasien
e. Pada kolom B (Background) dimasukan data obyektif, termasuk RPD, dan
Alergi.
f. Pada kolom A (Asesment) di masukan kesimpulan masalah klien yang
actual dan harus di atasi.
g. Pada kolom R (Recomendation) di masukan intervensi keperawatan.
h. Keuntungan pendokumentasian SOAP
1) Pendokumentasian lebih mudah dan singkat.
2) Berfokus pada masalah teraktual
3) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
4) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
5) Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinu.
6) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
7) Dapat digunakan untuk catatan semua disiplin ilmu.
i.Kerugian pendokumentasian
1) Terlalu singkat kadang datanya ada yang tidak akurat.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan.
j. Bagian dari dokumentasi keperawatan
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem.
Lembar dokumentasi keperawatan dengan sistem SOAP berisi tentang;
1) Nama klien
2) Umur
3) Nomor register
44
4) Diagnosa medis
5) Kolom tanggal dan jam
6) Kolom problem (subyek dan obyek)
7) Kolom analisis (diagnosa keperawatan)
8) Kolom intervensi
9) Kolom evaluasi
10) Kolom tanda tangan
k. Penerapan Dokumentasi keperawatan
1) Penanggung jawab : Muhammad Perdana Sigo Pradikda, S.Kep.
2) Tujuan :Setelah dilakukan praktik manajemen,
Diharapkan semua perawat dan mahasiswa
profesi ners di ruang X mengetahui dan
mampu menerapkan pendokumentasian
secara baik dan benar.
3) Waktu : Pelaksanaan aplikasi dokumentasi dimulai
pada tanggal 11 juli 2020 sampai 24 juli 2020.
4) Pelaksanaan evaluasi pada minggu ke- 4
5) Rencana strategi
a) Mendiskusukan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus ruang X.
b) Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaa,
pelaksanaan dan evaluasi.
c) Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
d) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat
ruangan.
l. Kriteria evaluasi
a. Struktur
1. Menentukan penanggung jawab kegiatan.
2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus di ruang X.
45
3. Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4. Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
b. Proses
1. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaa dan evaluasi).
2. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian
dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
3. Diagnosa keperawatan disusun berdasrkan klasfikasi dan analisa
data yang akurat.
4. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian
dari catatan yang permanen.
5. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan
waktu.
6. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selam
dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon
klien terhadap tindakan.
7. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang
diharapkan klien.
8. Penerimaaan Pasien Baru
Protap Penerimaan Pasien Baru:
a. Tahap Pra - Penerimaan Pasien Baru
1. Menyiapkan fungsi administrasi
2. Menyiapkan funsi kamar sesuai pesanan
3. Menyiapkan peralatan khusus
4. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
b. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1. Klien datang di ruangan dan diterima oleh kepala ruangan atau
perawat primer atau perawat yang diberi delegasi
2. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
46
3. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantar
ke tempat yang telah ditetapkan
4. Perawat bersama karyawan lain memindahkan klien ketempat tidur
(apabila klien datang dengan brankard atau kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman
5. Perkenalkan klien denga teman sekamarnya
6. Kaji keadaan umum klien
7. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format
8. Barang-barang untuk klien diinventaris, yang diletakkan di almari
klien dan yang tidak diperlukkan klien boleh dibawa pulang ke
rumah.
9. Setelah klien sudah tenang dan situasi sudah memungkinkan
perawat memberikkan informasi kepada klien dan keluarga tentang:
a) Letak kamar perawat, dokter, kamar mandi / WC dan dapur
b) Jam berkunjung :
1. Pagi : 11.00 wib-13.00 wib
2. Sore : 16.00 wib-19.00 wib
c) Persyaratan menunggu apabila diperlukkan : penunggu adalah
keluarga terdekat dan masing-masing klien hanya boleh satu
penungggu
d) Administrasi ruangan yang perlu diketahui
e) Sentralisasi obat
f) Tata cara pembayaran RS
g) Dokter, kepala ruangan dan perawat penanggung jawab klien
serta tenaga non keperawatan yang akan berhubungan dengan
klien
h) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat tidur,
lampu, kipas angin, dll)
i) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
telah diberikkan
47
j) Apabila klien dan keluarga menyatakan bahwa sudah jelas
maka diminta untuk menandatangani inform consent
k) Perawat mempersilahkan anggota keluarga klien yang lain
untuk keluar.
c. Pelaksanaan penerimaan Pasien Baru
a) Penanggung jawab : Yessi Elita, S.Kep
b) Tujuan : Setelah dilaksanakannya manajemen
keperawatan diharapkan ruang X atau menerapkan penerimaan
pasien baru secara baik dan benar sehingga dapat mengurangi
tingkat kecemasan klien
c) Waktu :Pelaksanaan aplikasi penerimaan pasien
baru mulai 11 juli 2020 sampai 24 juli 2020.
d) Rencana Strategi
1. Menentukkan penanggung jawab penerimaan pasien baru.
2. Menyusun format penerimaan pasien baru dan petunjuk teknis
pengisiannya.
3. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan di gunakan sebagai
materi penerimaan pasien baru
4. Menentukkan jadwal pelaksanaan penerimaan pasien baru
5. Melaksanakan penerimaan pasien baru bersama kepala
ruangan dan staf keperawatan ruangan
6. Dilaksanakan pada setiap ada pasien baru yang masuk diruang
keloaan
7. Dilakukan oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
shift
8. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh
KARU, Katim, dan PA, sedangkan pada shift sore dilakukan
oleh Katim dan PA.
9. Mendokumentasikan hasil penerimaan pasien baru klien.
48
10. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan,
perawatan (termasuk sentralisasi obat), medis, serta tata tertib
ruangan
e) Kriteria Evaluasi .
1. Struktur
a. Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru
b. Menyusun teknik penerimaan pasien baru
c. Menentukan materi penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan materi dan format penerimaan pasien baru
2. Proses
a. Melaksanakan penerimaan pasien baru bersama KARU dan
Staf
b. Penerimaan pasien baru diterima oleh Katim sebagai
penanggung jawab shift
c. Pasien dijelaskan tentang orientasi ruangan, perawatan dan
tata tertib ruangan
3. Hasil
a. Penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan
medis, serta tata tertib ruangan.
c. Pasien sudah menandatanganipenerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat
49
F. ANALISA SWOT Pre MAKP Manajemen
No. ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SUMBER DAYA MANUSIA (Man)
M1 (KETENAGAAN)
WEAKNESS
TOTAL 1 1,9
b. External Factor Analysis
Strategic
0,2 2 0,4 O-T = 3,
(EFAS)OPPORTUNITY
1. Adanya kerja sama yang baik 2 - 3 = 0,2
antar mahasiswa fakultas
keperawatan dengan perawat
klinik. 0,3 4 1,2
2. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi
perawat.
3. Adanya program akreditasi RS
0,4 4 1,6
dari pemerintah dimana
MAKP merupakan salah satu
penilaian.
TOTAL 1 3,2
Eksternal Factor (EFAS)
TREAHTENED
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 4 1,2
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum.
0,2 3 0,6
3. Makin tingginya kesadaran
masyarakatakan pentingnya 0,2 3 0,6
kesehatan
4. Persaingan antar - RS yang
semakin kuat. 0,3 2 0,6
51
TOTAL 1 3
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
Faktor internal (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya fasilitas perawat 0,1 3 0,9 S-W=
yang memadai
3,8-1,8 =
2. Terdapat ventilasi disetiap
ruangan 0,1 2 0,2 2
3. Terdapat alat-alat medis
0,2 4 0,8
seperti nebulizer, EKG, BVM
dan lain-lain.
4. Tersedianya wastafel cuci
0,1 3 0,3
tangan, hand rub serta tata cara
langkah cuci tangan yang
benar
0,1 3 0,3
5. Tersedianya nurse stasion
6. Terdapat obat-obat emergency 0,1 4 0,4
dan obat perawatan sehari-hari.
7. Tersedianya ruang tempat
peralatan medis 0,1 3 0,3
8. Terdapat ruang penyimpanan
0,1 3 0,3
obat & oplos obat
9. Terdapat tempat pembuangan 0,1 3 0,3
cairan infeksius atau spoelhok
TOTAL 1 3,8
WEAKNESS
1. Tidak terdapat sketsel pada 0,4 2 0,8
setiap sekat bed pasien.
52
2. Tidak terdapat gambar five
moment hand hygiene.
0,3 2 0,6
3. Tidak ada ruang penunjang
(misalnya laboratorium, 0,2 2 0,4
Radiologi di ruangan).
TOTAL 1 1,8
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Mempunyai sarana dan 0,2 4 0,8 O-T=
prasarana yang memadai
3,2 -3,0 =
untuk pasien, tenaga
kesehatan, dan keluarga 0,2
pasien.
2. RS pemerintah tipe B
sekaligus, RS non pendidikan
dan rujukan
0,5 3 1,5
3. Pemeliharaan dan perawatan
dari sarana dan prasarana
penunjang kesehatan sudah
0,3 3 0,9
ada.
TOTAL 1 3,2
TREATHENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,6 3 1,8
masyarakatakan pentingnya
kesehatan.
2. Ada tuntutan tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana.
TOTAL 1 3
3 METHODE (M3)
MAKP
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
53
1. RS memiliki visi, misi, motto 0,3 4 1,2 S-W=
dan standar asuhan
3,4-3 =0,4
keperawatan sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan.
2. Sudah ada model MAKP
yang digunakan (TIM). 0,3 4 1,2
3. Tenaga keperawatan sudah
melakukan tugas sesuai yang
telah di tetapkan oleh kepala 0,2 3 0,6
ruang.
4. Ketenagaan keperawatan
sudah memenuhi syarat untuk 0,2 2 0,4
MAKP (S-1 Keperawatan 8
orang)
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1. SOP untuk MAKP model tim 1,0 3 3
di Ruang X belum ada.
TOTAL 1 3
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
54
3. Adanya kebijakan RS tentang
pelaksanaan MAKP
0,4 4 1,6
TOTAL 1 3,2
TREATHENED
1. Persaingan dengan rumah 0,3 3 0,9
sakit swasta yang semakin
ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,2 3 0,6
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
professional
3. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum 0,2 3 0,6
4. Makin tinggi kesadaran
masyarakatakan pentingnya
kesehatan 0,1 3 0,3
5. Persaingan dengan masuknya
perawat asing.
6. Bebasnya pers yang dapat 0,1 1 0,1
langsung menyebarkan
informasi dengan cepat
0,1 2 0,2
TOTAL 1 2,7
SENTRALISASI OBAT
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Kegiatan sentralisasi obat ini 0,1 2 0,2 S-W=
sudah terlaksana
2,8 – 3,5
2. Pengelolaan sentralisasi obat
sudah sesuai terdapat ruangan 0,2 2 0,4 = - 0,7
khusus untuk sentralisasi
obat, tempat oplos obat,
kulkas dan pendingin
ruangan.
3. Dasar pemberian obat yang
digunakan diruangan adalah
55
6 benar. 0,2 2 0,4
4. Semua obat pasien berada di
loker pasien ruang
sentralisasi obat dan sudah 0,3 4 1,2
terdapat nomer bed pasien.
5. Sudah dilaksanakan kegiatan
sentralisasi obat oleh perawat
berkolaborasi dengan dokter
dan petugas farmasi.
0,2 2 0,6
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS
1. Belum ada pembagian tugas 0,5 3 1,5
serta tanggung jawab yang
jelas dalam sentralisasi obat.
2. SOP sentralisasi obat belum 0,5 4 2
tersedia.
TOTAL 1 3,5
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,5 2 1 O-T= 2- 3
Keperawatan yang praktik
= -1
manajemen keperawatan
2. Kerjasama yang baik antara 0,5 2 1
perawat dan mahasiswa S-1
Keperawatan.
TOTAL 1 2
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
professional.
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum
0,5 3 1,5
56
TOTAL 1 3
SUPERVISI
Internal Faktor (IFAS )
STRENGTH
S-W=
3 - 3,4= -
1. Kepala ruang sangat
mendukung kegiatan 0,5 3 1,5 0,4
supervisi demi peningkatan
mutu pelayanan keperawatan
2. Kepala ruang mengobservasi
kerja perawat pelaksana dan
0,5 3 1,5
ketika ada perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan
baik baru saat itu kepala
ruang menegurnya.
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Supervisi belum pernah 0,3 4 1,2
dilakukan di ruangan baru
0,3 4 1,2
2. SOP terkait supervisi di
ruang baru belum tersedia
dikarenakan masih dalam
relokasi ruangan
3. Format yang baku dalam 0,2 3 0,6
pelaksanan supervisi belum
tersedia
4. Supervisi belum terjadwal 0,2 2 0,4
TOTAL 1 3,4
EKSTERNAL FAKTOR
OPPORTUNTTY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,2 3 0,6 O-T=
Keperawatan yang praktik
3,8 – 3 =
managemen.
2. Adanya teguran dari kepala 0,8
57
ruangan bagi perawat yang 0,4 4 1,6
tidak melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Hasil supervise dapat
dilakukan sebagai pedoman
0,4 4 1,6
untuk Daftar Penilaian
Prestasi Pegawai (DP3).
TOTAL 1 3,8
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0,5 3 1,5
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang
professional.
2. Tidak Adanya reward dalam
0,5 3 1,5
bentuk pelatihan, sekolah,
maupun jasa bagi yang
melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
TOTAL 1 3
TIMBANG TERIMA
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. Timbang terima sudah 0,3 4 1,2 S-W=
dilakukan dengan metode
3,6– 2 =
buku katim.
2. Timbang terima dilakukan 0,2 3 0,6 1,6
setiap pergantian sift.
3. Timbang terima dilakukan di
nurse station selanjutnya 0,2 3 0,6
perawat berkeliling ke
ruangan tempat tidur pasien
untuk melakukan validasi.
4. Perawat selalu melakukan
0,3 4 1,2
timbang terima dalam tiga
kali pergantian shift.
58
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
1. Belum ada SOP timbang 1,0 2 2
terima dikarenakan masih
dalam masa relokasi ruang
baru
TOTAL 1 2
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNTTY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,3 3 0,9 O-T= 3,4
keperawatan yang praktik - 3 = 0,4
manajemen keperawatan.
TOTAL 1 3,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,5 3 1,5
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang 0,5 3 1,5
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
59
keperawatan.
TOTAL 1 3
DISCHARGE PLANNING
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan 0,5 4 2 S-W=
prasarana discharge planning
4 –3=1
di ruangan untuk pasien
pulang
2. Perawat memberikan
0,5 4 2
pendidikan kesehatan mulai
dari pasien datang sampai
pulang terkait dengan
penyakitnya, penjelasan
tentang kontrol, terapi
aktivitas sehari hari, obat,
aktivitas dan perawatan
setelah di rumah.
TOTAL 1 2,4
WEAKNESS
1. SOP terbaru terkait 1,0 3 3
pelaksanaan discharge
planning belum ada
dikarenakan masih dalam
relokasi ruangan baru.
TOTAL 1 3
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,5 4 2,0 O-T=
keperawatan yang melakukan
3,5 – 3 =
praktik manajemen
keperawatan. 0,5
2. Adanya kerjasama yang baik
60
antara mahasiswa S-1 0,5 3 1,5
Keperawatan dengan perawat
klinik.
TOTAL 1 3,5
THEATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
professional
2. Makin tingginya kesadaran
0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar-RS yang
0,3 3 0,9
semakin ketat.
TOTAL 1 3,
RONDE KEPERAWATAN
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Ruangan mendukung bila ada 1,0 2 2 S-W=
kegiatan ronde keperawatan.
2 – 2,4= -
0,4
TOTAL 1 2
WEAKNESS
1. Ronde keperawatan belum 0,4 3 1,2
dilaksanakan.
2. SOP ronde keperawatan
belum ada 0,3 3 0,6
3. Kriteria kasus yang di
rondekan belum ada.
0,3 2 0,6
61
TOTAL 1 2,4
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan seminar 0,2 1 0,2 O-T=
tentang manajemen
2,6 - 3 =
keperawatan.
2. Adanya kesempatan dari 0,8 3 2,4 0,4
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik
TOTAL 1 2,6
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,5 3 1,5
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yangprofesional.
2. Persaingan antar-ruang bedah
semakin kuat dalam
pemberian pelayanan. 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3
62
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Format asuhan keperawatan 0,3 3 0,9 S-W=
sudah tersedia.
2,7– 3= -
2. Sistem pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang 0,2 3 0,6 0,3
berdasarkan SOR
3. Sistem pendokumentasian
berorientasi dari berbagai 0,2 2 0,4
sumber tenaga kesehatan
misalnya, dokter, perawat,
ahli gizi, dll.
4. Perawat bertanggung jawab
0,2 3 0,6
mengisi lembar asuhan
keperawatan SOAP harian
sesuai dengan jadwal dinas
0,1 2 0,2
5. Perawat menggunakan
pendokumentasian sistem
SBAR ketika laporan kepada
dokter.
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1. Belum ada SOP terkait 0,5 3 1,5
dengan dokumentasi
keperawatan
2. Penulisan dokumentasi
keperawatan sudah
0,5 3 1,5
berkelanjutan namun hanya 1
diagnosa keperawatan.
TOTAL 1 3
63
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan. 0,2 2 0,4 O-T=
2. Peluang perawat untuk
0,3 3 0,9 2,8- 2,5 =
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM). 0,3
3. Mahasiswa S-1 keperawatan
0,3 3 0,9
praktik manajemen untuk
mengembangkan sistem
dokumentasi PIE.
0,2 3 0,6
4. Kerja sama yang baik antara
perawat dan mahasiswa
TOTAL 1 2,8
TREATHENED
1.
Tingkat kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan
tanggung jawab dan
tanggung gugat.
0,5 2 1,0
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 2,5
PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Penerimaan pasien baru sudah 0,5 3 1,5
dilakukan sesuai alur pelaksanaan
pasien baru.
2. Sudah ada format penerimaan 0,5 3 1,5 S-W=
pasien baru. 3,0-3,1= -
1
64
TOTAL 1 3,0
WEAKNESS
1. SOP penerimaan pasien baru 0,4 4 1,6
belum ada
2. Keluarga pasien terkadang tidak 0,3 3 0,9
dilakukan orientasi ruang
perawat, kamar mandi, dan cara
saat cuci tangan serta penjelasan
tata tertib ruangan.
3. Perawat penerimaan pasien baru
jarang memperkenalkan diri 0,3 2 0,6
kepada pasien maupun keluarga.
TOTAL 1 3,1
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Setiap penerimaan pasien baru
diterima langsung oleh perawat 0,5 4 2,0
yang bertugas saat itu
2. Setiap pasien baru dilakukan
verifikasi/validasi dan 0,5 3 1,5 O-T=
pemeriksaan oleh perawat yang 3,5-3,0=
bertugas saat itu 0,5
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari masyarakat 0,5 3 1,5
untuk pelayanan yang lebih prima
2. Meningkatnya kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat akan pentingnya
65
kesehatan
TOTAL 1 3
4 MONEY (M4)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Pembiayaan ruangan dan 0,5 4 2,0 S-W=
pelatihan berasal dari rumah
3,5-3= 0,5
sakit.
2. Adanya variasi karakteristik 0,5 3 1,5
dari pasien ( BPJS,KIS, JKD
dan umum ).
.
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
1. Perawat mendapatkan jasa 1,0 3 3
medis dan jasa penghasil atau
pelayanan dibagi secara
remunerasi
TOTAL 1 3
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Status RSUD Gambiran 0,5 3 1,5 O-T=
sebagai rumah sakit tipe B
0,5 2 1 2,5 – 2=
2. Sebagai tempat praktik
mahasiswa S1 0,5
TOTAL 1 2,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,5 4 2
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
66
professional sehingga
membutuhkan pendanaan yang
lebih besar
2. Persaingan rumah sakit dalam 0,5 3 1,5
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 3,5
5 MARKETING (M5)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap 0,2 3 0,6 S-W=
pelayanan kesehatan dirumah
2,6-3,3=
sakit cukup puas
2. Rata-rata BOR cukup baik. 0,2 4 0,8 --0,7
3. Perawat selalu menerapkan
0,1 3 0,3
komunikasi terapeutik
4. Kegiatan seperti verbad,
injeksi, dilakukan setiap hari
0,1 3 0,3
pada saat dinas pagi oleh
perawat dan mahasiswa
praktek.
5. Perawat selalu melakukan
double check saat 0,1 3 0,3
pengoplosan obat-obat yang
bersifat hight alert ataupun
obat-obat LASA.
6. Perawat selalu menggunakan
0,1 3 0,3
hand-schoen untuk 1 pasien 1
hand-schoen per tindakan
keperawatan/tindakan medis
yang dilakukan, 1 obat-1
spuit-1 pasien.
7. Adanya tanda untuk pasien
0,2 3 0,6
dengan resiko jatuh yang
digantung pada bed pasien.
TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
67
1. Kurangnya mengoptimalkan 0,3 3 0,9
kinerja dalam hal model
keperawatan professional
(MAKP)
2. Mutu di ruang X RSUD
0,4 3 1,2
Gambiran belum terlaksana
secara optimal.
3. Sasaran keselamatan pasien
0,3 4 1,2
di ruang X sudah terlaksana
tapi belum maksimal.
TOTAL 1 3,3
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S-1 0,5 3 1,5 O-T=
Keperawatan Praktik
3-1,75=
manajemen.
2. Kerjasama yang baik 1,25
antara perawat dan
0,5 3 1,5
mahasiswa.
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0,75 2 1,5
masyarakat yang harus
dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan
0,25 1 0,25
keperawatan.
TOTAL 1 1,75
68
G. DIAGRAM LAYANG
O 2,5
1,5 TT(0,8:1,4)
1
SV(-0,4:0,8)
M5(1,6:0,4
PPB (-0,5:0,4) MAKP(0,4:0,5)
RK(-1:0,5)
M1(1,6:0,5)
0,5 DP(0,5:0,5)
M2(1,8:0,2
M4(2:0,2)
W 1,5 2,5
S3
-2 -1,5 -1 -0,5 0,5 1 2
DT(03:0,3
A Ada A
)
-0,5
-1
SO (,7 , -1)
Turn Around
(Negatif-Negatif) -1,5
Kuadran IV
Diverivikasi (Positif –
-2 Negatif )
Kuadran II
-2,5
-3
69
T
Keterangan:
Kuadran III : Strategi Difensif (Negatif- Positif) memiliki peluang besar, namun
disisi lain juga memiliki kelemahan sehingga disarankan
mengubah strategi sebelumnya
M1 (Man ) : (1,6 , 0,5) masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (Sebagian perawat
belum mengikuti pelatihan MAKP, Sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan managemen keperawatan, Tidak ada program pelatihan /
seminar khusus tentang manajemen keperawatan dari diklat)
M2 (Sarana & Prasarana): (1,8 , 0,2) masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah :
(Tidak ada)
M3 (method) :
SO (Sentralisasi Obat)
(0,7 , -1) masuk kuadran III yaitu Difensif , masalah : (Belum ada
pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas dalam sentralisasi
obat dan SOP sentralisasi obat belum tersedia)
SV (Supervisi)
(-0,4 , 0,8) masuk kuadran III yaitu yaitu Difensif, masalah: (untuk
supervisi belum pernah dilakukan di ruangan baru, SOP terkait
supervisi di ruang baru belum tersedia dikarenakan masih dalam
70
relokasi ruangan, format yang baku dalam pelaksanan supervisi belum
tersedia dan supervisi belum terjadwal)
TT (Timbang Terima)
DP (Discharge Planning)
RK (Ronde Keperawatan)
(-1, 0,5) masuk kuadran III yaitu yaitu Difensif, masalah: (Ronde
keperawatan belum dilaksanakan dan SOP ronde keperawatan belum
ada, Kriteria kasus yang di rondekan belum ada)
DT (Dokumentasi)
(0,3 , 0,3) masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (belum ada SOP
terkait dengan dokumentasi keperawatan dan penulisan dokumentasi
keperawatan sudah berkelanjutan namun hanya 1 diagnosa
keperawatan)
M4 (Money) : ( 2 , 0,3) masuk kuadran I yaitu Agresif, tidak ada masalah (Perawat
mendapatkan jasa medis dan jasa penghasil atau pelayanan dibagi
secara remunerasi)
71
M5 (Marketing): (1,6 , 1,25) masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (Kurangnya
mengoptimalkan kinerja dalam hal model keperawatan professional
(MAKP) dan mutu di ruang X RSUD Gambiran belum terlaksana
secara optimal. Sasaran keselamatan pasien di ruang X sudah
terlaksana tapi belum maksimal).
72
PLAN OF ACTION
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA IIK BHAKTI WIYATA – KEDIRI DI RUANG X RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Penanggung
NO Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Indikator Tanggal
jawab
1. Ronde Keperawatan Roleplay ronde keperawatan 1. Menentukan penderita yang 1. Pasien ikut terlibat Shinta Putri
belum optimal dapat dilaksanakan sesuai akan dilakukan ronde secara langsung Gitayu
dengan kriteria ronde secara keperawatan berdasarkan 2. Katim, anggota, dan
optimal sehingga kriteria ronde konselor melakukan
menghasilkan cara 2. Menentukan materi dalam diskusi bersama
penyelesaian masalah pasien pelaksanaan roleplay ronde 3. Konselor
dengan pendekatan berpikir keperawatan memfasilitasi
kritis 3. Menyiapkan petunjuk teknis kreatifitas
pelaksanaan ronde Katim dan anggota
keperawatan. mampu membuat
Melaksanakan roleplay ronde solusi terhadap
keperawatan bersama-sama masalah yang ada
Karu, staf perawatan, dokter,
fisioterapi, gizi, farmasi
2. Orientasi ruangan Diharapkan setelah dilakukan 1. Menyusun materi penerimaan 1. Perawat dapat Yessi Elita O.
Penerimaan Pasien praktik profesi manajemen pasien baru melakukan penerimaan
Baru sudah keperawatan oleh mahasiswa 2. Membuat format penerimaan pasien baru sesuai
dilakukan tetapi profesi di Ruang X mampu pasien baru metode
belum maksimal menerapkan pelaksanaan 3. Melaksanakan roleplay Terdapat
1
roleplay penerimaan pasien penerimaan pasien baru pendokumentasian
baru secara optimal. 4. Mendokumentasikan hasil proses penerimaan
roleplay timbang terima pasien baru
3. Supervisi belum Diharapkan setelah dilakukan 1. Menyusun konsep supervisi 1. Format supervisi M. Anjas Adi
optimal praktik profesi manajemen keperawatan sudah tersedia P.
keperawatan oleh mahasiswa 2. Menyusun materi supervisi 2. Ada
profesi, Ruang X mampu keperawatan pendokumentasian
menerapkan roleplay 3. Melaksanakan supervisi tindakan supervisi
supervisi secara optimal keperawatan. 3. Terdapat fear, feed
4. Mengevaluasi hasil back, follow up.
pelaksanaan supervisi
keperawatan
Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan supervisi
keperawatan
4. Sentralisasi Obat Diharapkan setelah dilakukan 1. Menyusun konsep sentralisasi 1.Klien dapat Sofia Erfiani
belum terstruktur praktik profesi manajemen obat . mempercayakan
keperawatan oleh mahasiswa 2. Membuat contoh model sentralisasi obat pada
profesi, Ruang X mampu pendokumentasian petugas.
menerapkan roleplay sentralisasi obat. 2.Mampu mengelola obat
sentralisasi obat yang 3. Mensosialisasikan konsep pasien dengan tepat
sistematis secara optimal sentralisasi obat kepada dan benar
ruangan (perawat, pasien, dan 3.Meningkatkan
petugas kesehatan lainnya) kepatuhan klien pada
4. Melaksanakan roleplay program terapi
kegiatan sentralisasi obat. 4.Meningkatkan
2
5. Meningkatkan pengawasan kepuasan klien
terhadap pelaksanaan roleplay 5. Adanya format
sentralisasi obat. sentralisasi obat
6. Mengevaluasi proses
pelaksanaan roleplay
sentralisasi obat.
7. Mendokumentasikan
pelaksanaan roleplay
sentralisasi obat
3
planning. perawatan dan saat
5. Melakukan pelaksanaan akan pulang
roleplay discharge planning
dengan baik.
6. Mengevaluasi pelaksanaan
roleplay discharge planning
Mendokumentasikan pelaksanaan
roleplay discharge planning.
7. Timbang Terima Diharapkan setelah dilakukan 1. Menyusun materi timbang 1. Perawat dapat Rizky
sudah dilaksanakan praktik profesi manajemen terima melakukan timbang Irmawati
tapi belum maksimal oleh mahasiswa profesi, 2. Membuat format timbang terima yang
pelaksanaan roleplay timbang terima difokuskan pada
terima di Ruang X lebih 3. Melaksanakan roleplay masalah keperawatan.
meningkat dan optimal timbang terima bersama-sama 2. Masing-masing
dengan Karu dan perawat kelompok dapat
ruangan langsung menilai
Mendokumentasikan hasil laporan dari tiap
roleplay timbang terima pergantian shift
3. Terdapat
pendokumentasian
format timbang terima
8. M5 : Meningkatkan mutu pelayanan 1. Peningkatan mutu pelayanan 1. Kebutuhan pasien Kepala
Pelayanan di ruang X di ruang X secara profesional ( bio, terpenuhi dengan Ruangan
belum maksimal psiko, sosio dan spiritual ) pelayanan yang
diberikan ruangan
4
9. M1 : Menerapkan MAKP Primer 1. Menyusun proposal MAKP 1. Adanya susunan Kepala
Sebagian perawatan 2. Mendiskusikan kelebihan dan organisasi yang terdiri Ruangan
belum mengikuti kelemahan dari kepala ruang PP
pelatihan MAKP 3. Meningkatkan kebutuhan 1, PP 2, PA 1 dan PA
tenaga perawat
4. Mendiskripsikan peran perawat
dan tanggung jawab perawat
5. Pembagian jadwal dinas dan
tenaga perawat
11. M2 : Meningkatkan pengelolaan 1. Perawatan sarana dan prasarana 1. Sarana dan prasarana
Sarana dan Prasarana sarana dan prasarana yang yang telah tersedia ( tromol, yang di butuhkan
sudah maksimal tersedia kursi roda, brankar ) dalam pemberian
2. Meningkatkan kerja sama pelayanan kesehatan
dengan instalasi pengadaan tersedia dan siap di
5
sarana dan prasarana yang tidak pakai
layak di pakai 2. Tidak ada sarana dan
3. Memberi masukan kepada prasarana yang tidak
ruangan untuk mengajukan rusak atau tidak layak
penambahan alat-alat kesehatan dipakai
12. M4 : Pengelolaan administrasi 1. Untuk menginformasikan 1. Klien membayar
Pengelolaan ( keuangan ) pendanaan yang dibutuhkan sesuai dengan tarif
administrasi sudah pada perawatan klien yang telah di tentukan
baik oleh rumah sakit
6
BAB IV
PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional Team yang
dilaksanakan dalam Praktik Manajemen Keperawatan di ruang X RSUD Gambiran,
yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 24 Juli 2020. Pelaksanaan MAKP ditekankan
pada komponen utama yaitu Timbang terima, Sentralisasi obat, Supervisi, Ronde
Keperawatan, Discharge Planning dan Dokumentasi Keperawatan.
STRUKTUR PENGORGANISASIAN :
KETUA : M. Anjas Adi P.
SEKERTARIS : Sagita Arisandy
BENDAHARA : Siti Fatimah
PJ Supervisi : Titik Pusparini
PJ TimbangTerima : Efi Rulli Guswati
PJ Discharge Planning : Rinda Dinarti
PJ RondeKeperawatan : Shinta Putri Gitayu
PJ SentralisasiObat : Sofia Erfiani
PJ PenerimaanPasienBaru : Yessi Elita Okinawati
SIE Perlengkapan : M. Rohyan Gogot
SIE Humas : Haris Tirta Kusuma
SIE Dokumentasi : M. Perdana Sigo Pradikda
1
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, Katim dan anggota tim
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format criteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien setiap hari
c. Menghitung BOR pasien setiap kali sift
B. Perhitungan BOR
Tabel 4.1Penghitungan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan. (Douglas, 1960)
Tanggal Total
Jumlahpasien Pagi Siang Malam
M=0 M=0 M=0
P= 9 x P=9x P = 9 x
0,27= 2,43 0,15= 0,1 = 0,9
11-7-
10 T = 1 x 1,35 T = 1 x
2020
0,36 = 0,36 T = 1 x 0,20
0,30 = =0,20
0,30
Jumlah 2,79 1,65 1,1 6
2
M=0 M=0 M=0
P = 9 x P = 9 x P = 9 x
12-7- 0,27= 2,43 0,15 = 0,1= 0,9
2020 10 T = 1 x 1,35 T = 1 x
0,36 = 0,36 T = 1 x 0,20 =
0,30 = 0,20
0,30
Jumlah 2,79 1,65 1,1 6
M = 6 x M = 6 x M = 6 x
0,17= 1,02 0,14= 0,07=
P = 2 x 0,84 0,42
13-7- 0,27= 0.54 P = 2 x P = 2 x
2020 9 T = 1 x 0,15= 0,1= 0,2
0,36 = 0,36 0,30 T = 1 x
T = 1 x 0,20
0,30 =0,20
=0,30
Jumlah 1,92 1,44 0,82 4
M=0 M=0 M=0
14-7- P = 8 x P = 8 x P = 8 x
2020 8
0,27= 2,16 0,15= 1,2 0,1= 0,8
T= 0 T=0 T=0
Jumlah 2,16 1,2 0,8 4
M=0 M=0 M=0
15-7- P = 8 x P = 8 x P = 8 x
2020 8 0,27= 2,16 0,15= 1,2 0,1= 0,8
T= 0 T=0 T=0
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
5
Tenaga Lepas Dinas per hari (13 Juli 2020)
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar) × jumlah perawat
Jumlah kerja efektif per shift
= ( 52 + 12 + 14 ) × 4 = 1
286
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
1 : loss day
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
1 : loss day
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
4 : jumlah perawat per hari
1 : loss day
6
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar) × jumlah perawat
Jumlah kerja efektif per shift
= ( 52 + 12 + 14 ) × 4 = 1
286
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
4 : jumlah perawat per hari
1 : loss day
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
7
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar) × jumlah perawat
Jumlah kerja efektif per shift
= ( 52 + 12 + 14 ) × 6 = 2
286
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
4 : jumlah perawat per hari
1 : loss day
Kebutuhan perawat : 4 +1 = 5
Keterangan :
4: jumlah perawat per hari
1: loss day
286
Kebutuhan perawat : 6 +2 = 8
Keterangan :
6 : jumlah perawat per hari
2 : loss day
1. 11 Juli 2020 8 7
2. 12 Juli 2020 8 7
9
3. 13 Juli 2020 5 7
4. 14 Juli 2020 5 7
5. 15 Juli2020 5 7
6. 16 Juli 2020 5 7
7. 17 Juli 2020 8 7
8. 18 Juli 2020 8 7
9. 19 Juli 2020 8 7
Rata Rata 6 7
10
Tabel 4.2 Distribusi BOR Di Ruang Kelolaan (A1 A3) Tanggal 11 – 24 Juli
2020
No PengkajianTanggal
Ruang BOR
.
10/10x 100 =
1 11 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
10/10x 100 =
2 12 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
9/10x 100 =
3 13 Juli 2020 10 bed (9terisi)
90%
8/10x 100 =
4 14 Juli 2020 10 bed (8terisi)
80%
8/10x 100 =
5 15 Juli 2020 10 bed (8terisi)
80%
9/10x 100 =
6 16 Juli 2020 10 bed (9terisi)
90%
10/10x 100 =
7 17 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
10/10x 100 =
8 18 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
10/10x 100 =
9 19 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
9/10x 100 =
10 20 Juli 2020 10 bed (9terisi)
90%
9/10x 100 =
11 21 Juli 2020 10 bed (9terisi)
90%
8/10x 100 =
12 22 Juli 2020 10 bed (8terisi)
90%
10/10x 100 =
13 23 Juli 2020 10 bed (10terisi)
100%
9/10x 100 =
14 24 Juli 2020 10 bed (9terisi)
90%
Rata-rata 87%
11
kepala ruangan berpedoman pada DepKes, didapatkan data bahwa, jumlah
rata – rata BOR pasien sebanyak 87%..
1. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan struktur
yang telah di sesuaikan dengan pengaturan kebutuhan ketenagakerjaan.
Terdapat Kepala Ruangan, Kepala tim, dan Perawat Pelaksana atau
anggota tim. Model MPKP yang digunakan oleh kelompok adalah model
MPKP Tim.
b. Evaluasi Pelaksanaan :
1) Adanya mahasiswa yang belum memahami tentang peran tugas dan
fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang sudah ditentukan
2) Pelaksanaan operan shift berjalan dengan baik dan tepat waktu
2. Hambatan
Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata Kediri S1 keperawatan belum pernah
mengikuti pelatihan manajemen bangsal
3. Solusi
1) Berkonsultasi dengan pembimbing tentang pengaturan peran masing-
masing anggota kelompok
2) Sosialisasi kembali cara menghitung kebutuhan tenaga perawat, Membuat
kesepakatan kelompok tentang teguran bagi anggota kelompok yang
kurang disiplin
3) Perlu pemahaman lebih lanjut tentang tatacara pengisian dokumentasi
keperawatan
4) Motivasi dan caring sesama anggota tim jika ada permasalahan di job disk
tanggungjawabnya.
4. Dukungan
12
Kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan perawat Ruang
X memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan masukan yang
bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik manajemen keperawatan
dan pemberian asuhan keperawatan.
C. Sistem MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok kami menerapkan model
asuhan keparawatan profesional tim, adapun bagan model asuhan
keperawatan profesional tim adalah sebagai berikut :
2. Pelaksanaan
3. Hambatan
a. Jaringan komunikasi dengan profesi lain belum maksimal.
b. Tingkat adaptasi mahasiswa praktek pada masing-masing peran yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya belum maksimal.
c. Kurangnya koordinasi dan komunikasi yang baik, antara mahasiswa dan
perawat ruangan sehingga kadang-kadang terjadi kesenjangan informasi.
4. Dukungan
a. Kepala ruangan dan staf ruangan menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam pelaksanaan MAKP metode tim.
b. Adanya kepercayaan dana dari mahasiswa praktek managemen.
E. Discharge planning
1. Persiapan
a. Menyiapkan format discharge planning
b. Menyiapkan obat dan lembar surat kontrol dan leaflet mengenai diet dan
perawatan luka diabet.
c. Mengadakan pendekatan atau kontrak dengan pasien dan keluarga
mengenai rencana pelaksanaan discharge planning.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning di mulai pada tanggal 13 Juli - 26Juli
2020, sedangkan untuk pelaksanaa discharge plannning dibuat dengan
menggunakan media dalam bentuk vidio oleh mahasiswa profesi ners di lab
keperawatan Institut ilmu kesehatan bhakti wiyata kediri pada tanggal 13 Juli
pukul 09.00 pada Ny. A dengan DM ulkus pada kaki. Pesan yang disampaikan
meliputi aktifitas, nutrisi, penggunaan obat oral dan rencana kontrol setelah
pulang dan menyertakan leaflet. Kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai
15
dengan proposal yang telah disusun sebelumnya dan semua anggota kelompok
dapat berperan sesuai dengan perannya masing-masing. Pada kegiatan
tersebut ada beberapa hal yang kurang seperti belum menayakan kesiapan
keluarga dalam membantu pasien untuk melakukan rawat luka dan diet
makanan selama dirumah,menjelaskanapa saja yang dibawa saat kontrol, dan
belum diserahkannya hasil laborat dan radiologi.
3. Hambatan
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
1. Pasien kelolaan pada Ny. A adalah partial care, karena pasien masih
dalam kondisi yang masih lemahjadidalam memberikan penkestidak
hanya ke pasien tapi keluarga juga harus terlibat karena ada diet ketat
dan perawatan luka selama perawatan dirumah.
b. Pelaksanaan discharge planning
1. Menayakan kesiapan keluarga dalam membantu pasien untuk
melakukan rawat luka dan diet makanan selama dirumah
2. Belum dijelaskan apa saja yang dibawa saat kontrol selain surat
kontrol.
3. Belum diserahkannya hasil laborat dan radiologinya.
4. Dukungan
a. Pasien dan keluaraga pasien dan kooperatif saat bersedia dan kooperatif
saat dilakukan discharge planning
b. Mahasiswa mampu bekerja sama pada saat discharge planning
c. Supevisior mendukung pelaksanaan discharge planning
d. Mahasiswa mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien
F. Sentralisasi Obat
1. Persiapan
a. Menentukan pasien yang akan dijadikan subyek sentralisasi obat
16
b. Melakukan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi meliputi, informed
consent beserta petunjuk teknis, lembar serah terima obat, dan kotak
sentralisasi obat.
c. Menyiapkan proposal dan skenario pelaksanaan sentralisasi obat
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan MAKP sentralisasi obat oral dan injeksi dilaksanakan
mulai pada tanggal 11Juli- 24 Juli 2020, sedangkan pelaksanaan yang dihadiri
oleh supervisor dilaksanakan pada hari jumat tanggal 17 Juli 2020 pukul 10.00
WIB.
Langkah – langkah pelaksanaan sentralisasi obat oral dan injeksi adalah
sebagai berikut :
1. Katim menjelaskan inform consent sentralisasi obat kepada keluarga
pasien, prosedur pengelolaan obat di ruangan.
2. Katim meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk menandatangani
informed consent sentralisasi obat oral dan injeksi.
3. Keluarga menyerahkan obat dari depo farmasi ke perawat untuk dilakukan
pengeloaan obat.
4. Katim menerima obat dari keluarga pasien dan dibantu perawat asosiet
mencatat nama obat, jumlah obat ke dalam buku serah terima obat dan
memberikan penjelasan pada keluarga mengenai nama obat yang
diserahkan,kemudian obat oral dan injeksi disimpan di kotak obat yang
tersedia dan telah diberi identitas.
5. Katim menunjuknkan ruangan setralisasi obat meliputi tempat loker
penyimpanan obat, alat pendingin obat, tempat oplos obat.
6. Setiap pemberian obat oral dan injeksi disesuaikan dengan jam pemberian
dan dosis
7. Setiap pemberian obat oral ataupun injeksi dicatat di lembar observasi
obat dan ditanda tangani oleh perawat yang bertugas saat itu.
8. Pada saat pasien akan pulang obat oral maupun injeksi yang masih tersisa
akan dikembalikan ke apotik.
17
3. Hambatan
1. Kurangnya ketelitian dalam pendokumentasian jumlah obat oral sehingga
perawat yang bertugas terkadang tidak mengetahui bila obat akan habis.
4. Dukungan
a. Kepala ruangan mendukung pelaksanaan sentralisasi obat oral dan injeksi.
b. Adanya kepercayaan pasien kepada perawat dalam pelaksanaan
sentralisasi obat oral maupun injeksi.
G. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan dilakukan antara lain :
a. Menyusun proposal timbang terima keperawatan setelah dibentuk
penanggung jawab pelaksanaan timbang terima keperawatan
b. Menyusun format dan buku timbang terima keperawatan
c. Menyusun skenario pelaksanaan timbang terima keperawatan
d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima keperawatan
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan mulai dilaksanakannya
MAKP yaitu pada tanggal 8 Juli – 10 Juli 2020, timbang terima dilaksanakan
3 kali yaitu pada pergantian shift pagi, siang, dan malam. Bimbingan
senantiasa diberikan oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga pelaksanaan
timbang terima dapat berjalan dengan lancar, sesuai teori dengan aplikasi
yang mudah diterapkan.
Kegiatan timbang terima yang dihadiri oleh supervisor dilaksanakan
pada hari Senintanggal 7 Juli2020pukul 13.00 WIB antara shift pagi dan shift
siang. Kegiatan tersebut dapat berjalan lacar sesuai dengan skenario yang
telah disusun.
3. Hambatan
a. Pelaksanaan MAKP
18
a. Pelaksanaan timbang terima terkadang tidak tepat waktu.
b. Timbang terima mahasiswa praktek manajemen terpisah dari timbang
terima ruangan.
b. Pelaksanaan yang dihadiri oleh supervisor
Pada saat roleplay Timbang Terima tidak ada hambatan yang berarti,
karena sebelum dilakukan roleplay mahasiswa melakukan persamaan
persepsi tentang alur timbang terima yang sesuai dengan teori yang ada.
Sehingga mahasiswa bisa menjalankan roleplay dengan lancar.
4. Dukungan
a. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia.
b. Dukungan positif dan arahan selalu diberikan oleh pembimbing klinik
dan pembimbing institusi baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
H. Dokumentasi
1. Persiapan
Pengkajian tentang dokumentasi keperawatan dan pendokumentasian
asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 11 juli - 24 juli 2020 dengan
mempersiapkan kelengkapan format askep antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar persetujuan tindakan, lembar persetujuan sentralisasi obat,
lembar serah terima obat, lembar kontrol obat (jadwal pemberian obat),
lembar observasi, lembar hasil pemeriksaan laboratorium, lembar
pemeriksaan EKG, format pengkajian, lembar analisa data, lembar daftar
diagnosa keperawatan dan prioritas masalah, lembar ronde keperawatan, dan
laporan perawat, lembar rencana asuhan keperawatan, lembar catatan
perkembangan, lembar timbang terima, discharge planning, surat kontrol,
lembar transfer internal, lembar assesment nyeri, lembar assesment resiko
jatuh, lembar intervensi keperawatan. Pembagian penanggung jawab tiap Role
Play juga dilakukan pada minggu pertama semua mahasiswa praktik
manajemen mendapat bagian untuk semua Role Play yang akan dilaksanakan.
19
2. Pelaksanaan
Format pengkajian yang digunakan pada praktik manajemen
keperawatan di Ruang Kahuripan RSUD Gambiran Kediri adalah model
pengkajian per system yaitu dari B1 – B6 dan dokumentasi catatan
keperawatan menggunakan model SOAP. Proses pelaksanaan dokumentasi
dilakukan bersama oleh perawat primer dan perawat associate.
Jumlah dokumentasi yang berhasil dibuat dari tanggal 11 juli – 24 juli
2020 sebanyak 10 pasien dengan lama perawatan 14 hari.
3. Hambatan
a. Pengisian dokumentasi kadang tidak lengkap dikarenakan pada saat dinas
ada tindakan lain yang harus dikerjakan tetapi untuk pengkajian yang
belum lengkap dioperkan ke dinas berikutnya.
b. Pendokumetasian yang kurang lengkap akan dioperkan ke shift
berikutnya
c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan
secara optimal.
4. Dukungan
Ruangan memberikan kebebasan kepada kelompok untuk membuat
format status pasien yang akan digunakan.
I. Supervisi Keperawatan
1. Persiapan
Supervisi meliputi konsep supervisi, materi supervise dan
administrasi, penunjang yang meliputi instrument supervise lengkap dengan
parameter penilaian laporan hasil kegiatan supervise serta pendokumentasian
hasil supervisi. Pada tahap ini, kelompok menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Menetapkan kegiatan pemberian obat melalui intravena sebagai kegiatan
supervise oleh kepala ruangan.
b. Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervise
tentang pemberian obat melalui intravena.
20
c. Penanggungjawab supervise menyusun proposal kegiatan pemberian
obat melalui intravena menyiapkan materi supervisi, instrument dan
format lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pemberian obat
intravena.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan supervisi yang dihadiri oleh supervisor, dilaksanakan pada hari
Rabu 22 Juli 2020 pukul 10.00 WIB padaNy.I
Pelaksanaan role play Supervisi sudah berjalan sesuai dengan prosedur.
Hanya saja kepala ruangan lupa dalam meminta dokumentasi (tanda tangan)
perawat sebagai bukti kesediaan perawat melaksanakan supervise dan
mengikuti supervisi. Kepala ruang yang seharusnya tidak bernegoisasi
mengenai penilaian hasil supervise dengan perawat yang sudah melaksanakan
supervisi. Dan kepala ruang lupa menyebutkan kriteria yang akan dinilai.
3. Hambatan
a. Pelaksanaan MAKP
21
J. Ronde Keperawatan
1. Persiapan
a. Menentukan kasus dan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
b. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
c. Menentukan materi ronde keperawatan.
d. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan serta
menghubungi pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.
e. Menyiapkan skenario pelaksaaan ronde keperawatan.
f. Menjelaskan tujuan pelaksanaan ronde keperawatan.
2. Meminta pada pasien atau keluarga untuk menandatangani surat persetujuan
ronde keperawatan. Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari selasa 20 Juli 2020 pukul
10.00 WIB dan dihadiri oleh Supervisor. Ronde keperawatan ini dilakukan
pada Ny. A dengan diagnosa medis DC+DM+Ansietas+Iskemik+GGK.
Masalah keperawatan yang ditemukan adalah penurunan curah jantung,
gangguan pola tidur yang belum teratasi sampai hari rawat ke 4, sehingga
dilakukan ronde keperawatan. Kegiatan ronde diikuti oleh kepala ruang X,
pembimbing institusi, pembimbing lahan, perawat konselor, ahli gizi, farmasi,
mahasiswa praktek manajemen yang berjumlah 13 orang.
3. Hambatan
b. Terjadinya pandemi covid 19 menyebabkan pelaksanaan ronde
keperawatan dilakukan dengan pembuatan video saja yang mengakibatkan
kurang maksimal dalam mendalami peran.
4. Dukungan
a. Kepala ruangan mendukung pelaksanaan Ronde keperawatan.
b. Semua tenaga ahli (perawat konselor, ahli gizi, farmasi) yang di undang
berkenan hadir dan berpartisipasi dalam proses ronde keperawatan.
22
BAB V
EVALUASI
23
A. Penataan ketenagaan keperawatan
1. Evaluasi Struktur
Dalam penataan ketenagaan kelompok mempersiapkan buku register,
tabel tingkat ketergantungan pasien, dan konsep perhitungan kebutuhan
tenaga perawat.
2. Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan penataan ketenagaan, kelompok tidak mengalami
hambatan yang berarti karena semua format sudah dipersiapkan sebelum
pelaksanaan dan adanya acuan untuk perhitungan tenaga.
3. Evaluasi Hasil
a. Kebutuhan tenaga rata-rata perhari selama pelaksanaan manajemen
keperawatan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien
b. Beban kerja perawat yang tidak terlalu tinggi karena perhitungan jumlah
tenaga yg sesuai dengan jumlah pasien
c. Kedisiplinan perawat menjadi meningkat.
d. Kinerja perawat menjadi baik dan memuaskan
e. Perawat juga menyatakan kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi dengan
baik.
B. Sistem MAKP
1. Evalusi Struktur
a. Melakukan perhitungan tenaga perawat
b. Melakukan penghitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat
c. Melakukan penentuan kriteria ketergantungan pasien : yaitu total care
d. Melakukan penghitungan BOR
e. Melakukan pembagian tugas dan peran (Kepala ruang, perawat primer,
dan perawat associate)
f. Melakukan pembagian shif/dinas
2. Evaluasi Proses
24
a. Mahasiswa mampu menerapkan sebagai kepala ruang, perawat primer
dan perawat associate sesuai dengan tugas dan fungsinya meskipun belum
semuanya berperan secara maksimal.
b. Adanya kerja sama dan koordinasi yang baik antara masing-masing
anggota pada saat melaksakan MAKP.
c. Terbentuknya struktur organisasi MAKP tim sesuai prosedur di ruang X.
Deskripsi tugas, fungsi dan tanggung jawab dari kepala ruang, perawat
primer dan perawat associate yang jelas.
d. Terlaksana kegiatan MAKP seperti penerimaan pasien baru, sentralisasi
obat, timbang terima, supervisi, ronde keperawatan, discharge planning,
dan dokumentasi keperawatan yang sesuai dengan petunjuk teknis dan
prosedur tetap yang telah disepakati dari awal.
3. Evaluasi Hasil
a. Dapat diterapkan model asuhan keperawatan tim.
b. Adanya perubahan dalam hal ini peningkatan tingkat kepuasan klien
terhadap pelaksanaan model asuhan keperawatan primer yang telah
dilakukan oleh mahasiswa praktik manajemen.
c. Masing-masing individu anggota kelompok menjadi mengerti dan paham
bagaimana keadaan, apa yang harus dilakukan, cara melakukan, cara
evaluasi dan prinsip-prinsip dalam bekerja dalam satu tim untuk
melaksanakan suatu model MAKP.
d. Perawat memahami kebutuhan holistik pasien dan kenyataan yang
ditekemukakan dari pasien tentang kepuasan pasien.
e. Adanya kejelasan tugas masing – masing perawat.
25
Sistem penerimaan pasien baru dapat berjalan dengan baik, dimana
sudah tersedianya lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima
pasien baru, lembar format pengkajian, lembar persetujuan sentralisasi obat,
lembar tata tertib pasien dan keluarga, dan lembar tingkat kepuasan pasien.
Pengisian setiap format penerimaan pasien baru diisi oleh perawat primer
dalam jangka waktu 2 minggu. Setiap format telah disiapkan oleh perawat
primer, kemudian untuk pelaksanaannya dilakukan dan dibantu oleh perawat
associate.
b. Pelaksanaan yang dihadiri oleh supervisor
Persiapan dilakukan 3 hari sebelumnya, mulai dari pembuatan proposal,
konsultasi kepada pembing lahan, pembimbing institusi dan kepala ruangan,
menyerahkan proposal dan undangan kepada pembimbing lahan.
pembimbing institusi dan kepala ruangan, berlatih roleplay sampai kegiatan
penerimaan pasien baru dilakukan. Pasien yang menjadi responden
dilakukannya penerimaan pasien baru di ruang X pada tanggal 20Juli 2020
adalah Ny W.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dimulai pada tanggal 20 Juli
2020.Pelaksanaan penerimaan pasien baru melibatkan kepala ruangan,
perawat primer, perawat associate dan perawat dari IGD, serta pasien dan
keluarga. Setiap peran telah melakukan tugasnya sesuai dengan job
desciptionnya masing-masing.
b. Pelaksanaan penerimaan pasien baru melalui vidio roleplay
Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 20 Juli 2020 dengan pemeran :
Kepala ruangan : Sagita Arisandy S. Kep
Ketua Team 1 : Titik Pusparini S. Kep
PerawatAssociate 1 : Rizky Irmawati S. Kep
Perawat IGD : M. Anjas Adi P. S. Kep
Narator : Haris Tirta Kusuma S. Kep
26
Pasien : Siti Fatimah S. Kep
Keluarga pasien :Rinda Dinarti S. Kep
Dokumentasi : M. Perdana Sigo S. Kep
Adapun evaluasi kegiatannya adalah :
1) Pembimbing Lahan
Pelaksanaan roleplay penerimaan pasien baru sudah cukup bagus.Tujuan
penerimaan pasien baru belum di jelaskan. Kondisi pasien tidak
disebutkan oleh perawat IGD, diagnosa dan masalah keperawatan juga
tidak disebutkan. Edukasi yang belum diberikan pada keluarga pasien
yaitu tentang pembuangan sampah di tempat sampah yang benar untuk
keluarga dan pasien dan penjelasan tentang resiko jatuh. Untuk setiap
pemeran masih ada yang gugup dan masih belum menjiwai perannya,
Perawat primer masih sering blocking dalam dialognya. Pemeriksaan
fisik seharusnya sesuai pengkajianya itu B1-B6.
2) Pembimbing Institusi
Saat pemeriksaan fisik perawat associate tidak memakai handscone dan
masih memakai beberapa perhiasan di tangan nya.
c. EvaluasiHasil
1) Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan penerimaan pasien baru sudah dilakukan dengan baik,
terorganisir dan sesuai dengan prosedur yang sudah ada serta informasi
yang disampaikan pada saat penerimaan pasien baru dapat diterima dan
dipahami oleh pasien dan keluarganya.
2) Pelaksanaan yang dihadiri oleh supervisor
a) Kegiatan dihadiri oleh undangan sebanyak 1 pembimbing lahan, 1
pembimbing institusi dan 9 orang mahasiswa.
b) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
c) Acara sesuai dengan proposal rencana kegiatan yang telah dibuat.
d) Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
27
D. Discharge planning
1. Evaluasi Struktur
a. Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP
Persiapan pelaksanaan discharge planning dilakukan dengan baik di mana
lembar discharge planning, surat kontrol dan leaflet telah disiapkan.
Pelaksanaan discharge planning dilakukan perawat primer dan perawat
associate.
b. Pelaksanaan yang dischard planing
Kepala ruang memimpin jalannya dischard planing, Perawat primer dan
Perawat asociate melaksanakan dischard planing.Pasien yang menjadi
responden dilakukannya penerimaan pasien baru di ruang X pada tanggal
13Juli 2020 adalah Ny. A.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP
Selama pelaksanaan MAKP discharge planning secara garis besar sudah
dilakukan dengan baik. Lembar discharge planning, surat control, leaflet
penyakit telah di siapkan oleh perawat associate, leaflet untuk makan
yang di konsumsi setiap hari disediakan oleh Tim Gizi dan Tim Farmasi
melakukan penyuluhan tentang terapi yang diberikan kepada pasien,
sedangkan penyampaian dan pelaksanaan dilakukan oleh perawat primer
dan perawat associate yang mengelola pasien tersebut. Di ruang X
penyuluhan mengenai diet nutrisi, aktivitas/istrahat, dan perawatan luka
serta jadwal kontrol. Dalam pelaksanaan discharge planning ini di
sertakan SAP dan leaflet, sehingga pelaksanaan discharge planning ini
dilakukan sesuai prosedur.
b. Pelaksanaan Yang dihadiri oleh Sipervisor
Pelaksanaan role play discharge planning dilaksanakan pada 13Juli 2020
1) Kepala ruangan : Rinda Dinarti, S.Kep
2) Perawat primer : Sagita Arisandy, S.Kep
28
3) Perawat associate : Siti Fatima, S.Kep
2) Pembimbing Institusi :
3. Evaluasi Hasil
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
29
1. Sudah adanya leaflet untuk pasien dari RS Gambiran yang
disediakan di ruangan sehingga pasien pulang membawa leaflet.
E. Sentralisasi Obat
1. Evaluasi struktur
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat telah dipersiapkan dengan baik.
Persiapannya meliputi : lembar persetujuan sentralisasi obat, lembar
control obat, buku sentralisasi obat, kotak tempat penyimpanan obat,
tempat penyajian obat ke pasien.
Sentralisasi obat ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan
penerimaan pasien baru oleh Katim atau perawat associate.
b. Pelaksanaan yang di hadiri Supervisor
Persiapan dilaksanakan 3 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role play. Kepala ruang memimpin
jalannya sentralisasi obat, kemudian katim yang bertanggung jawab
melakukan sentralisasi obat.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan sentralisasi obat telah dilakukan dengan baik dan maksimal
oleh anggota kelompok. Pengisian lembar sentralisasi dan lembar serah
terima obat diisi oleh perawat associate, kemudian sentralisasi obat
dilakukan oleh katim yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut. Di
30
bawa ke nurse station dan disimpan dikotak penyimpanan sentralisasi obat
di ruangan, kemudian di jadwalkan sesuai dosis dan waktu pemberian obat.
Setiap kali pemberian perawat melakukan konfirmasi dan tanda tangan
pada perawat sebagai salah satu bukti dan alat validasi obat pasien dengan
pihak ruangan. Apabila pasien pulang sentralisasi obat diakhiri dan obat
dikembalikan ke apotik.
b. Pelaksanaan yang dihadiri Supervisor
Pelaksanaan Role Play dilakukan pada hari Jumat 17 Juli 2020 dengan
pemeran :
1) Kepala ruangan : M. PerdanaSigo. S.Kep
2) Perawat primer :EfiRully, S.Kep
3) Perawat associate :Rinda Dinarti, S.Kep
Adapun evaluasinya adalah:
1) Pembimbing Lahan :
Pelaksanaaan role play sentralisasi obat sudah cukup bagus, namun
dalam video kurang menunjukkan tujuan sentralisasi obat ketika
menjelaskan pada keluarga pasien, seharusnya menghitung jumlah
obat yang diterima di depan keluarga dan pasien serta menyebutkan
nama dan kegunaan obat, five moment hygent belom dilakukan.
2) Pembimbing Institusi :
Penataan tempat dalam pembuatan video agar bias lebih di setting
yang baik.
3. Evaluasi hasil
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Pelaksanaan sentralisasi obat telah dilakukan dengan baik dan dengan
memperhatikan prinsip bertanggungjawab, tepat obat, tepat pasien,
tepat waktu pemberian, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi dan perawat selalu memperhatikan efek samping yang
terjadi. Dalam pelaksanaan sentralisasi obat terkadang perawat masih
31
kurang memperhatikan jumlah obat yang disentralkan sehingga
terkadang obat habis tanpa pendokumentasian.
Adanya format sentralisasi obat
Adanya alat – alat bantu (loker obat) yang mencukupi
b. Pelaksanaan yang dihadiri Supervisor
Kegiatan dihadiri undangan sebanyak1 pembimbing klinik, 2
pembimbing akademik, 1 kepala ruang X dan 13 Mahasiswa
Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
I. Timbang Terima
1. Evaluasi struktur
a. Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP
Pada pelaksanaan timbang terima, kepala ruang, perawat primer 1,
perawat primer 2, perawat associate 2 pagi, perawat associate 2 siang,
perawat associate 1 malam, telah memahami tugas dan tanggung jawab
masing-masing sehingga tidak terjadi kesalahan prosedur maupun
overlaping peran dalam pelaksanaan timbang terima.
b. Pelaksanaan yang dihadiri Supervisor
1) Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role play. Kepala ruang memimpin
jalannya timbang terima, kemudian perawat primer pagi melaporkan
keadaan pasien kelolaan kepada perawat asociate sore.
2. Evaluasi Proses
a. Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP
Proses pelaksanaan timbang terima yang diterapkan sudah sesuai dengan
teori dan konsep timbang terima keperawatan. Timbang terima
32
dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan. Di nurse station perawat
berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komperhensif yang berkaitan dengan masalah keprawatan klien, rencana
tindakan yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta hal-hal
penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang lengkap biasanya dicatat dan diserah
terimakan kepada perawat jaga berikutnya.
Pada saat pelaksanaan MAKP terkadang waktu timbang terima tidak
selalu tepat waktu. Selain itu timbang terima mahasiswa terpisah dari
timbang terima ruangan sehingga terkadang adanya kesenjangan
informasi antara perawat ruangan dengan mahasiswa.
b. Pelaksanaan yang dihadiri Supervisor
Pelaksanaan role play dilakukan pada hari Jumat, 3 Mei 2019 dengan
pemeran:
Kepala Ruangan : M. Rohyan Gogot
KATIM I : Shinta Putri Gitayu
KATIM II : Yessi Okinawati
PP : Titik Pusparini
PA : Efi Rulli Guswati
Narator : Sagita Arisandy
Pasien 1 : M. Perdana Sigo
Pasien 2 : M. Anjas Adi P.
Pasien 3 : Rinda Dinarti
Pasien 4 : Rizky Irmawati
Adapun evaluasinya adalah:
1) Pembimbing Lahan
33
b) Prinsip pelaksaan timbang terima adalah tepat pada saat operan
jaga, dipimpim oleh karu/perawat penanggung jawab, akurat,tepat
dan jelas. Validasi ke pasien informasi hanya seperlunya
maksimal 5 menit.
2) Pembimbing Institusi
a) Terima kasih, saya rasa sudah cukup bagus semuanya baik kepala
ruangan maupun PP dan PA semua sudah berperan sesuai dengan
perannya masing-masing dan komunikasi sudah bagus. Namun
ada sedikit tambahan untuk perawat jaga tidak memperkenalkan
diri ke pasien. Dan validasi ke pasien tidak diperhatikan contoh
saat pasien terpasang NGT tidak di cek warna, banyaknya.
3. Evaluasi Hasil
34
b. Pelaksanaan Yang dihadiri Supervisor
Kegiatan dihadiri undangan sebanyak1 pembimbing klinik, 2
pembimbing akademik, 1 kepala ruang Kahuripan dan 11 Mahasiswa
Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik.
Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
J. Supervisi Keperawatan
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
35
Pelaksanaan roleplay dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Juli
2020 dengan pemeran :
a) Pembimbing Lahan
b) Pembimbing Institusi
36
Tidak adanya dokumentasi (tanda tangan) sebagai
bukti perawat sudah melaksanakan dan mengikuti
supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang.
3. Evaluasi Hasil
K. Ronde Keperawatan
1. Evaluasi Struktur
a. Dalam kurun waktu pelaksaaan MAKP
Penanggung jawab ronde telah ditentukan dan proposal ronde sudah selesai
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
b. Pelaksanaan yang dihadiri supervisor
Persiapan dilaksanakan 7 hari sebelum acara dimulai. Pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play sesuai dengan peran masing-masing
2. Evalusasi Proses
a. Dalam kurun waktu pelaksanaan MAKP
Selama penerapan MAKP tidak dilakukan Ronde Keperawatan. Masalah
yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang langka atau tidak
teratasi diselesaikan pada saat visite dokter
37
b. Pelaksanaan yang dihadiri Supervisor
Pelaksanaan Role play dilakukan pada Senin 20 Juli 2020 dengan
pemeran :
1) Kepala Ruangan : M. Anjas Adi Putra, S.Kep
2) Katim : Yessi Elita O, S.Kep
3) Perawat associate 1 : Rinda Dinarti, S.Kep
4) Perawat associate 2 : Siti Fatimah, S.Kep
5) Konselor : Shinta Putri Gitayu, S.Kep
6) Ahli Gizi : M. Rohyan Gogot N, S.Kep
7) Apoteker : Sagita Arisandy, S.Kep
8) Narator : Rizky Irmawati, S.Kep
9) Moderator : M. Perdana Sigo P, S.Kep
10) Pasien : Titik Pusparini, S.Kep
11) Keluarga Pasien : Efi Rulli G, S.Kep
38
Penyampaian kronologis pasien sampai di angkat menjadi
ronde keperawatan masih belum jelas, saat pengoperan masih belum
yakin dari katim ke PA.
Kepala Ruangan X
Pada roleplay ronde keperawatan lebih dipertajam pada
justifikasi masalah, lebih menggali lagi masalah-masalah yang belum
tercapai dan dikaji ulang, untuk karu jangan hanya bertanya saja tetapi
harus bisa memberikan justifikasi masalah sehingga timbul masalah
keperawatan.
3. Evaluasi hasil
a. Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP
Sebenarnya kegiatan Ronde keperawatan ini perlu dikembangkan di
ruang X karena memiliki banyak sekali nilai tambah dan positif. Melalui
ronde keperawatan ini perawat dapat menumbuhkan cara berpikir kritis,
meningkatkan kemampuan validasi data, menumbuhkan pemikiran tentang
tindakan keperawatan yang beroirientasi pada masalah klien sehingga klien
merasa puas dengan pelayanan dan masalah dapat teratasi.
b. Pelaksanaan yang dihadiri supervisor
1) Acara dimulai sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2) Mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
3) Kegiatan diskusi dihadiri undangan sebanyak 3 orang pembimbing
institusi, 1 orang kepala ruang X dan 2 orang pembimbing lahan.
L. Dokumentasi Keperawatan
1. Evaluasi struktur
Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP system pendokumentasian
dapat berjalan dengan baik dengan tersedianya askep antara lain lembar
observasi, lembar daftar pemberian obat, lembar persetujuan sentralisasi obat,
format pengkajian, lembar rencana asuhan keperawatan, lembar catatan
perkembangan, lembar implementasi, resume keperawatan, discharge
39
planning, pemeriksaan laboratorium, lembar penempelan pemeriksaan EKG,
lembar penempelan hasil radiologi, assessment resiko jatuh, assessment nyeri
pada pasien tidak sadar, lembar penilaian resiko decubitus, lembar penilaian
resiko plebitis, lembar penilaian kecemasan, lembar penerimaan pasien baru,
lembars erah terima pasien baru, lembar persetujuan tindakan, dan laporan
perawat, lembar serah terima obat, lembar control obat, buku timbang terima,
surat kontrol.
2. Evaluasi Proses
Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP pelaksanaan proses
pendokumantasian menggunakan model SOAP dengan Pengkajian B1-B6
yang melibatkan seluruh perawat baik perawat primer maupun perawat
associate. Perawat primer melakukan pengkajian, menentukan problem dan
intervensi sesuai SAK. Implementasi didelegasikan pada perawat associate.
Perawat primer yang bertugas melakukan evaluasi keadaan pasien sesuai
intervensi yang telah dilakukan tiap shift. Dalam pelaksanaan MAKP selama
2 minggu dokumentasi dilakukan oleh perawat primer dan perawat associate
dengan cukup baik dan teratur. Pada minggu pertama hasil dokumentasi
kurang memuaskan karena belum ada sosialisasi pengisian RM danl embar-
lembar yang ada pada RM. Pada pelaksanaan hari ketiga dilakukan sosialisasi
pengisian RM dan format pengkajian serta SOAP dan terjadi perbaikan kearah
yang lebih baik.
3. Evaluasi Hasil
Dalam Kurun waktu pelaksanaan MAKP dokumentasi keperawatan
dapat berjalan dengan lancar. Hal ini didukung oleh kelengkapan format
dokumentasi, Job Description yang jelas antara perawat primer dan perawat
associate serta kemampuan kelompok dalam menguasai kasus dan melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan.
41
Gambar 5.1 Diagram kepuasan pasien pre dan post MAKP
42
J. Analisa SWOT post MAKP manajemen
No. ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 M 1 ( Ketenagaan)
Faktor Internal (IFAS)
STRENGTH
a. Adanya mahasiswa S1 0,2 4 0,8 S-W =
keperawatan menempuh profesi 2,8 -
praktik manajemen keperawatan 1,67=
sebanyak 13 orang. 1,13
b. Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata 0,4 3 1,2
Kediri telah memiliki pengalaman
praktik di rumah sakit yaitu praktik
dan profesi Medikal Bedah dan
Gawat Darurat. 0,4 2 0,8
c. Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata
Kediri semuanya telah mengikuti
pelatihan BTCLS maupun seminar
keperawatan yang bersertifikat
PPNI.
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS
a. Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata 0,33 1 0,33
Kediri S1 keperawatan belum
pernah mengikuti pelatihan
manajemen bangsal.
b. Mahasiswa IIK Bhakti Wiyata 0,67 2 1,34
Kediri belum sepenuhnya
berkompeten dalam manajemen
keperawatan.
43
TOTAL 1 1,67
OPPORTUNITY
a. Adanya bimbingan dari 1 3 3,0 O-T = 3-
pembimbing lahan dan 2,5= 0,5
pembimbing institusi.
TOTAL 1 3,0
Eksternal Factor (EFAS)
TREAHTENED
a. Ada tuntutan tinggi dari 0,5 2 1
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih profesional.
b. Makin tingginya pengetahuan 0,5 3 1,5
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 2,5
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
Faktor internal (IFAS)
STRENGTH
a. Mempunyai alat-alat emergency 0,3 3 0,9 S-W= 2,3-
dan obat-obat emergency dalam 2,0= 0,3
keadaan baik dan termaintenence
b. Tersedianya nurse station. 0,2 2 0,4
c. Mempunyai tempat sampah khusus
medis dan non medis, safety box 0,5 2 1,0
yang tertandai
44
TOTAL 1 2,3
WEAKNESS
a. Tata tertib pengunjung yang belum 0,3 2 0,6
terlaksana dengan maksimal.
b. Jumlah urinal dan gelas ukur yang 0,7 2 1,4
terbatas sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan
perawatan pembuangan dan
penghitungan cairan (drain) pada
kasus post TUR-P dengan efisien.
TOTAL 1 2,0
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Adanya dukungan ruangan untuk 1,0 2 2,0 O-T=2,0-
setiap pengadaan dan penggunaan 1,0=1,0
sarana prasarana.
TOTAL 1 2,0
TREATHENED
a. Adanya kesadaran masyarakat 1,0 1 1,0
untuk memilih RS lain dengan
fasilitas dan pelayanan yang lebih
baik
TOTAL 1 1,0
3 METHODE (M3)
MAKP
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
a. Mahasiswa mampu memerankan 0,33 3 0,99 S-W= 3,2
tugas sebagai kepala ruang, – 2,3 =
perawat primer dan perawat
45
pelaksana sesuai dengan tugas dan 0,9
fungsinya.
b. Adanya kerja sama dan koordinasi
yang baik antara masing-masing 0,27 3 0,81
anggota pada saat melaksanakan
MAKP.
c. Terbentuknya struktur organisasi
MAKP tim sesuai prosedur di 0,07 3 0,21
ruang X
d. Deskripsi tugas, fungsi dan
tanggung jawab dari kepala ruang, 0,17 3 0,39
perawat primer dan perawat
pelaksana yang jelas.
e. Terlaksana kegiatan MAKP seperti
penerimaan pasien baru, 0,2 4 0,8
sentralisasi obat, timbang terima,
supervisi, ronde keperwatan,
dischrage planning dan
dokumentasi keperawatan yang
sesuai dengan petunjuk teknis dan
prosedur tetap yang telah
disepakati dari awal.
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
a. Persepsi antar mahasiswa tidak 0,2 2 0,4
sama
b. Tingkat adaptasi mahasiwa praktek 0,3 3 0,9
pada masing-masing peran yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya
46
c. Kurangnya koordinasi dan 0,5 2 1,0
komunikasi yang baik, antara
mahasiswa dan perawat ruangan
sehingga terjadi kesenjangan
informasi
TOTAL 1 2,3
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Kepala ruangan dan staf ruangan 0,7 4 2,8 O-T=3,7 -
menyediakan sarana dan prasarana 2,57 =
yang diperlukan dalam pelaksanaan 1,13
MAKP tim.
b. Adanya kepercayaan pasien pada 0,3 3 0,9
perawat.
TOTAL 1 3,7
TREATHENED
a. Adanya persaingan antar rumah 0,1 2 0,2
sakit dimana rumah sakit swasta
lebih mengutamakan pelayanan
yang optimal.
b. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,05 3 0,15
lebih tinggi terhadap pelayanan
keperawatan.
c. Adanya tanggung jawab dan 0,14 3 0,42
tanggung gugat perawat.
d. Makin tinggi kesadaran 0,19 4 0,76
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
e. Makin tinggi kesadaran 0,24 2 0,48
masyarakat akan hukum.
47
f. Adanya kebebasan pers yang dapat
langsung menyebarkan informasi 0,28 2 0,46
dengan cepat.
TOTAL 1 2,57
SENTRALISASI OBAT
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
a. Telah dilaksanakannya sentralisasi 0,3 3 0,9 S-W=3,1-
obat. 2,0= 1,1
b. Terdapat lembar persetujuan 0,2 3 0,6
sentralisasi obat, lembar serah
terima obat, lembar kontrol obat,
dan buku terapi
c. Tersedianya sarana dan prasarana 0,4 3 1,2
untuk pengelolaan sentralisasi
obat.
d. Adanya dukungan dari kepala 0,1 4 0,4
ruangan dalam pelaksanaan
sentralisasi obat.
TOTAL 1 3,1
WEAKNESS
a. Kurangnya ketelitian dalam 1,0 2 2,0
pendokumentasian jumlah obat oral
sehingga mahasiswa yang bertugas
terkadang tidak mengetahui bila
obat akan habis.
TOTAL 1 2,0
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
O-T= 3,0-
48
a. Adanya kepercayaan pasien kepada 1,0 3 3,0 2,4= 0,7
perawat dalam pelaksanaan
sentralisasi obat oral maupun
injeksi.
TOTAL 1 3,0
TREATHENED
a. Adanya tuntutan pasien 0,3 3 0,9
mendapatkan pelayanan
professional.
b. Makin tinggi kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat akan hukum.
TOTAL 1 2,3
SUPERVISI
Internal Faktor (IFAS )
STRENGTH
a. Supervisi telah dilaksanakan di 0,33 3 0,99 S-W=2,5-
ruangan. 2 = 0,5
b. Kepala ruangan mendukung
supervisi. 0,17 3 0,51
c. Adanya kemauan perawat untuk
berubah. 0,5 2 1
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS
a. Dalam pelaksanaan MAKP 1,0 2 2
selama 2 minggu, supervisi yang
dilaksanakan hanya satu kali
49
TOTAL 1 2
EKSTERNAL FAKTOR
OPPORTUNTTY
a. Adanya bimbingan dari 0,3 4 1,2 O-T=
pembimbing klinik dan 4-3 = 0,3
pembimbing institusi yang
memberikan masukan saat
pelaksanaan supervisi
b. Adanya reward dari kapala 0,7 4 2,8
ruangan bagi perawat yang
melaksanakan tugas dengan baik.
TOTAL 1 4
THREATENED
a. Tuntutan pasien sebagai 1,0 3 3,0
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan professional.
TOTAL 1 3,0
TIMBANG TERIMA
Internal Factor (IFAS)
STRENGHT
a. Kepala ruangan memimpin 0,2 3 0,6 S-W=
kegiatan timbang terima setiap 2,67 – 2=
pagi. 0,67
b. Adanya laporan jaga setiap shift. 0,13 3 0,39
c. Timbang terima sudah 0,07 3 0,21
merupakan kegiatan rutin yang
telah dilaksanakan.
d. Adanya kemauan perawat
50
melakukan timbang terima. 0,27 3 0,81
e. Isi dari timbang terima sudah
terfokus pada masalah 0,33 2 0,66
keperawatan dan tindakan
keperawatan.
TOTAL 1 2,67
WEAKNESS
a. Pelaksanaan timbang terima 0,3 2 0,6
terkadang tidak tepat waktu
b. Timbang terima mahasiswa praktek 0,7 2 1,4
manajemen terpisah dari timbang
terima ruangan.
TOTAL 1 2
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNTTY
a. Sarana dan prasarana penunjang 0,3 2 0,6 O-T= 2,7-
cukup tersedia. 2 = 0,7
b. Dukungan positif dan arahan 0,7 3 2,1
selalu diberikan oleh
pembimbing klinik dan
pembimbing institusi baik secara
langsung maupun secara tidak
langsung
TOTAL 1 2,7
THREATENED
a. Adanya tuntutan yang lebih 0,3 2 0,6
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional.
51
b. Meningkatnya kesadaran 0,7 2 1,4
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 2
DISCHARGE PLANNING
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
a. Adanya kemauan untuk 0,1 3 0,3 S-W= 3,6
memberikan pendidikan – 2,5 =
kesehatan kepada pasien/ 1,1
keluarga.
b. Adanya format discharge 0,2 4 0,8
planning.
c. Adanya leaflet sebagai sarana 0,3 3 0,9
untuk pelaksanaan discharge
planning.
d. Adanya surat kontrol. 0,4 4 1,6
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
a. Keterbatasan waktu dan tenaga 0,17 2 0,34
perawat dalam memberikan
penkes.
b. Pada saat pelaksanaanrole play 0,33 2 0,66
discharge planningbelum
menjelaskan apa saja yang
dibawa saat kontrol, dan belum
diserahkannya hasil laborat dan
radiologi dibahas secara detail.
52
c. Pada pelaksanaanrole play
discharge planning, belum 0,5 3 1,5
menayakan kesiapan keluarga
dalam membantu pasien untuk
melakukan rawat luka dan diet
makanan selama dirumah
TOTAL 1 2,5
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Pasien dan keluaraga pasien 0,5 3 1,5 O-T= 5,66
bersedia dan kooperatif saat - 2,67=
dilakukan discharge planning 2,99
b. Mahasiswa mampu bekerja sama 0,33 3 0,99
pada saat discharge planning
c. Supevisor mendukung 0,17 3 3,17
pelaksanaan discharge planning.
TOTAL 1 5,66
THEATHENED
a. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,67 3 2,01
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional.
b. Persaingan antar rumah sakit 0,33 2 0,66
swasta yang semakin ketat.
TOTAL 1 2,67
RONDE KEPERAWATAN
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
a. Terdapat kasus yang
membutuhkan ronde keperawatan. 0,1 1 0,1 S-W=2,7-
b. Tersedianya tim ahli seperti dokter
53
spesialis dan tim medis yang ahli 3,0= -0,3
di bidangnya. 0,2 4 0,8
c. Adanya jadwal diadakannya ronde
keperawatan. 0,4 3 1,2
d. Kepala ruang menyetujui adanya
ronde keperawatan 0,3 2 0,6
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
a. Waktu pelaksaan ronde 1,0 3 3
keperawatan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Bidang perawatan dan ruangan 1,0 3 3,0 O-T=3,0-
mendukung adanya kegiatan ronde 2=1
keperawatan.
TOTAL 1 3,0
TREATHENED
a. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,5 2 1
lebih tinggi untuk mendapatkan
informasi yang jelas tentang status
kesehatan
b. Tanpa adanya ronde keperawatan 0,5 2 1
masalah kesehatan pasien tidak
segera teratasi.
TOTAL 1 2
54
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
a. Tersedianya sarana dan prasarana 0,5 2 1 S-W= 2,5
untuk tenaga kesehatan (sarana – 2 = 0,5
administrasi penunjang).
b. Dokumentasi keperawatan: 0,17 3 0,51
- Pengkajian menggunakan
persistem (B1-B6).
- Diagnosa keperawatan sampai
evaluasi/catatan perkembangan
menggunakan SOAP.
c. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan pendokumentasian. 0,33 3 0,99
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS
a. Pengisian dokumentasi kadang 0,3 2 0,6
tidak lengkap dikarenakan pada
saat dinas ada tindakan lain yang
harus dikerjakan sehingga untuk
pengkajian yang belum lengkap
dioperkan ke dinas berikutnya.
b. Terdapat mahasiswa yang 0,4 2 0,8
melakukan pendokumentasian
kurang lengkap.
c. Pengawasan terhadap sistematika 0,1 2 0,2
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal.
0,2 2 0,4
55
TOTAL 1 2
Eksternal factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Ruangan memberikan kebebasan 1,0 3 3,0 O-T= 3,0-
kepada kelompok untuk membuat 1,66 =
format status pasien yang akan 1,34
digunakan.
TOTAL 1 3,0
TREATHENED
a. Tingkat kesadaran masyarakat 0,33 3 0,99
tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat.
b. Supervisi dari pembimbing
terhadap sistem 0,67 1 0,67
pendokumentasian.
TOTAL 1 1,66
PENERIMAAN PASIEN BARU 0,5 2 1
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
a. Tersedianya sarana dan prasarana 0,17 3 0,51 S-W= 2,5-
untuk penerimaan pasien baru. 3= -05
b. Adanya kemauan dari perawat
untuk melakukan penerimaan
pasien baru.
c. Terdapat format penerimaan
pasien baru, serah terima pasien
baru. 0,33 3 0,99
56
TOTAL 2,5
WEAKNESS
a. Pada saat MAKP pelaksanaan 0,5 3 1,5
penerimaan pasien baru mahasiswa
belum optimal melakukan
perannya masing masing
b. Dalam pelaksanaan role play 0,5 3 1,5
penerimaan pasien baru
pemeriksaan fisik tidak
dilaksanakan secara menyeluruh
sesuai pengkajian yaitu B1-B6 dan
dokumentasi catatan keperawatan
menggunakan model SOAP.
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Pasien dan keluarga bersedia dan 0,33 3 0,99 O-T= 3,0-
kooperatif saat dilakukan 2= 1
penerimaan pasien baru.
b. Mahasiswa mampu bekerja 0,67 3 2,01
samapada saat pelaksanaan
penerimaan pasien baru.
TOTAL 1 3
57
THREATENED
a. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,67 2 1,34
lebih tinggi untuk mendapatkan
informasi yang jelas tentang
status kesehatan.
b. Adanya tuntutan masyarakat 0,33 2 0,66
untuk memperoleh pelayanan
yang memuaskan.
TOTAL 1 2
4 MONEY (M4)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
a. Dana operasional kerja diperoleh 1,0 4 4,0 S-W=4,0-
dari uang kas kelompok manajemen. 3,0= 1,0
TOTAL 1 4,0
WEAKNESS
a. Dana operasional yang ada sangat 1,0 3 3,0
terbatas karena hanya dapat dari
uang kas kelompok manajemen.
TOTAL 1 3,0
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Pengeluaran dana operasional 1,0 4 4,0 O-T=4,0-
terkontrol dengan baik karena 3,0= 1,0
terdapat bendahara dalam
kelompok manajemen.
TOTAL 1 4,0
TREATHENED
58
a. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1,0 3 3,0
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih
profesional dengan harga yang
terjangkau.
TOTAL 1 3,0
5 MARKETING (M5)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
a. Tidak adanya kejadian plebitis, 0,5 3 1,5 S-W=
ISK, kejadian jatuh dan dekubitus 3,17-3 =
selama 1 bulan terakhir. 0,33 3 0,99 0,17
b. Jumlah bed mencukupi jumlah
pasien. 0,17 4 0,68
c. Hasil tingkat kepuasan pasien yang
menyatakan puas 90%, cukup puas
10%, dan kurang puas 0%.
TOTAL 1 3,17
WEAKNESS
a. Belum optimalnya penggunaan 1,0 3 3,0
APD saat pelaksanaan tindakan
keperawatan sebagai pencegahan
infeksi
TOTAL 1 3,0
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
a. Tempat praktek manajemen 0,33 3 0,99 O-T=
sebagai rujukan terlengkap di 3,65-2,0=
karesidenan Kediri. 1,65
59
b. Tempat praktek manajemen 0,67 3 2,01
merupakan tipe B yang sudah
terakreditasi di wilayah kota
Kediri.
TOTAL 1 3,65
TREATHENED
a. Adanya persaingan dari RS lain 0,67 2 1,34
yang memberikan pelayanan yang
baik.
b. Persaingan RS swasta yang 0,33 2 0,66
semakin tinggi.
TOTAL 1 2,0
DIAGRAM LAYANG
O 3 DP
KUADRAN I
2,5
AGRESIF
KUADRAN
60
IIIDEFENCE
W 2 1.5 1 0.5
0.5
1
0.5
12 .5
O.5
1 1.5 2
2
M5
1.5 SV
M2 M3
PPB RK
1 M4
SO
TT
DK
M1
KUADRAN IV KUADRAN II
DIVERSIFICATION
TURN AROUND
T
Keterangan :
61
Kuadran II : Strategi Deversifikasi (Positif – Negatif) meskipun menghadapi
ancaman namun masih memiliki kekuatan internal sehingga
diharapkan memperbanyak strategi
Kuadran III : Strategi Difensif (Negatif- Positif) memiliki peluang besar, namun
disisi lain juga memiliki kelemahan sehingga disarankan
mengubah strategi sebelumnya
62
masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (Pada saat pelaksanaanrole
play discharge planningbelum menjelaskan apa saja yang dibawa saat
kontrol, dan belum diserahkannya hasil laborat dan radiologi dibahas
secara detail.Pada pelaksanaanrole play discharge planning, belum
menayakan kesiapan keluarga dalam membantu pasien untuk
melakukan rawat luka dan diet makanan selama dirumah)
63
masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah:(Pelaksanaan timbang terima
terkadang tidak tepat waktu, Timbang terima mahasiswa praktek
manajemen terpisah dari timbang terima ruangan)
M4 : Money (IFAS:0,1)(EFAS:0,1)
masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (Dana operasional yang ada
sangat terbatas karena hanya dapat dari uang kas kelompok
manajemen)
M5 : Mutu (IFAS: 0,17)(EFAS:1,65)
masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah: (Belum optimalnya
penggunaan APD saat pelaksanaan tindakan keperawatan sebagai
pencegahan infeksi)
K. Daftar Priorotas Malasah
BAB VI
PENUTUP
64
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bernadian, H and Russel. Jaya EA. 2000. Human Resources Management and
Experiental Approach, Megraw Hill International, Singapore.
66
Depkes RI Dirjen Pelayanan Medik. 2005. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis
Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Direktorat
Jendral Pelayanan Medik.
Depkes. 2011. Indikator Indonesia Sehat 2010. Jurnal Kesehatan, Depkes RI,
Jakarta.
Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatn
profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam, 2013. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Permenkes. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama dan Fasilitas Tingkat Lanjut Dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan.
LAMPIRAN
67
Penerimaan Pasien Baru
Sentralisasi Obat
Pengecekan Obat
68
Tempat penyimpanan obat
Discharge Planning
69
Informed concent
Supervisi
70
Timbang Terima
Pre conferent
71
Validasi ke pasien
Ronde Keperawatan
72
73