Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PKL TERPADU SECARA DARING

TAHUN 2021

OLEH :

KELOMPOK 16

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN RI MEDAN
PROGRAM STUDI D-III
T A H U N 2021
LAPORAN INTERPROFESIONAL PKL TERPADU
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya
Pada Program Studi D-III Poltekkes Kemenkes RI Medan
Tanggal 05-17 April 2021

DI SUSUN OLEH :

1. Nadira Adrah TLM) 11. Tiarma Uli Simarmata (Kep.Medan)


(P07534018035) (P07520118050)
2. Nadya Siddik (TLM) 12. Putri Handayani (Kesling)
(P07534010036) (P00933118043)
3. Gahayu Ipangi Fauza(Bidan Siantar) 13. Revi Prentina Br Ginting (Kesling)
(P07324218017) (P00933118044)
4. Nurani Siregar (Bidan Tarutung) 14. Pauziah Harahap (Bidan Sidempuan)
(181716) (P00224318017)
5. Siti Arfah Sikumbang (JKG) 15. Rujulin Pardosi (Gizi)
(P07525018032) (P01031118049)
6. Siti Sinurbaya Pardosi (JKG) 16. Ruth Reheta Ginting (Gizi)
(P07525018033) (P01031118050)
7. Dinda Natasya (Farmasi) 17. Harisman Amazihono (Kep G. Sitoli)
(P07539018045) (18015)
8. Dinda Riana Rusadi S (Farmasi) 18. Rahmana Sari Dalimunthe (Bidan Medan)
(P07539018046) (P07524118029)
9. Tania Sitorus Pane (Kep. Medan) 19. Rejeki M. Dongoran (Bidan Medan)
(P07520118048) (P07524118030)
10. Taufik Hidayat (Kep. Medan) 20. Reva Octavia Sirait (Bidan Medan)
(P07520118049) (P07524118031)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Kegiatan Interprofesional pada Keluarga Ibu Lorensia di DESA Sibiru-biru

Kecamatan, Sibiru-biru Medan, 2021 telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal : April 2021

Pembimbing Tanda Tangan

1. Drs. Ismedsyah, M.Kes,Apt (FARMASI)


NIP. 19640601993121001 …………………….

2. Inke Malahayati,SST,M.Keb (BIDAN SIANTAR)


NIP. 197605102008012021 …………………….

3. Marina Br.Karo,SKM,Kes (KESLING)


NIP. 196911151992032003 ……………………

Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Medan

Dra. Ida Nurhayati, M.Kes.


NIP. 19671110199303200
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan PKL TERPADU
yang dilaksanakan secara daring dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Peraktek Kerja Lapangan Terpadu ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus
ditempuh dalam program study selain untuk menuntaskan program study yang kami
tempuh kerja praktek ini ternyata banyak memberikan manfaat kepada penyusun baik
dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat
berada di bangku kuliah.

Dalam penyusunan laporan hasil praktek kerja lapangan ini penyusun banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan
rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Medan

2. Ibu Dr. Drg. Ngena Ria, M.Kes, Selaku Wakil Direktur I Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan

3. Ibu Drg. Adriana Hamsar, M.Kes, Selaku Wakil Direktur II Politeknik


Kesehatan Kemenkes Medan

4. Ibu Endang Susilawati, SKM,M.Kes, Selaku Wakil Direktur III Politeknik


Kesehatan Kemenkes Medan

5. Bapak Fauzy Romeli, SKM,M.Kes, Selaku Kasubbag Akademik dan


Kemahasiswaan

6. Selaku Kepala Pusat Unggulan Ipteks Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

7. Drs. Ismedsyah, M.Kes,Apt Selaku Dosen Pembimbing dari Jurusan Farmasi

8. Inke Malahayati,SST,M.Keb Selaku Koordinator Kelompok dari Jurusan Bidan


Siantar

9. Marina Br.Karo,SKM,Kes Selaku Dosen Pembimbing dari Jurusan Kesehatan


Lingkungan

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan
kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan ............................................................................................1
C. Manfaat Kegiatan ..........................................................................................1
D. Gambaran Kasus.............................................................................................2
E. Waktu dan Tempat ........................................................................................2
BAB II DISKRIPSI KASUS......................................................................................3
A. Data Demografi Keluarga..............................................................................3

B. Gambaran Kasus.............................................................................................3
C. Riwayat Masalah Keluarga............................................................................4
D. Persepsi Klien Tentang Masalah....................................................................4
E. Perumusan Masalah........................................................................................4
F. Prioritas Masalah ...........................................................................................4
BAB III RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI........................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................8

A. Hasil................................................................................................................8
B. Pembahasan....................................................................................................9

BAB V PENUTUP.......................................................................................................12

A. Kesimpulan ....................................................................................................12

B. Saran ..............................................................................................................13

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Keluarga.....................................................................................................3

Tabel 3.1 Rencana Tindakan dan Implementasi kasus stunting.........................................5

Tabel 3.2 Rencana Tindakan dan Implementasi Kasus II TB.............................................

Tabel 3.3 Rencana Tindakan dan Implementasi Kasus III DM...........................................

iii
GAMBAR

Gambar 5.1 Poster Stunting ................................................................................................13

Gambar kasus 2.Poster TB...................................................................................................15

Gambar kasus 3. poster DM ...............................................................................................17

iv
ABSTRAK

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya
gangguan di masa yang dating yakni mengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai
Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata rata IQ anak normal
(Kemenkes RI, 2018).
Kurangnya menjaga pola hidup sehat pada saat selesai beraktivitas kebiasaan
keluarga tersebut jarang/tidak langsung mencuci tangan dengan sabun dan air yang
mengalir sehingga pada saat makan keadaan tangan dalam keadaan yang tidak
bersih. Dengan kebiasaan ini dapat berdampak pada kesehatan setiap orang dan
menyebabkan beberapa resiko penyakit seperti cacingan, diare, mudah terkena pilek
serta keracunan makanan.upaya pencegahan stunting harus dimulai oleh ibu dari
masa kehamilan terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, salah satunya adalah
dengan pengetahuan, dan sikap ibu tentang pencegahan stunting.
Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting salah satunya yaitu status gizi
yang dimiliki oleh ibu pada masa hamil dan status gizi pada anak pada masa
pertumbuhannya. Stunting juga dapat terjadi akibat pengaruh lingkungan yang tidak
sehat sehingga mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan si anak.

Kata kunci : status gizi, lingkungan, stunting.

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politeknik Kementerian Kesehatan RI merupakan institusi pendidikan yang
menghasilkan tenaga profesional di berbagai bidang kesehatan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, mahasiswa tentunya perlu dibekali berbagai macam proses belajar
mengajar baik teori yang diberikan di ruang kelas, maupun praktikum yang
diberikan dan pengalaman belajar lapangan di berbagai institusi yang berhubungan
dengan kurikulum yang ada. Salah satu untuk mencapai tujuan tersebut maka di
lakukan kolaborasi antara berbagai jurusan yang di sebut PKL TERPADU untuk
menilik dan memecahkan permasalahan-permasalahan kesehatan yang ada di
sekitar kita maupun masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
sehat. Salah satu permasalahan yang dapat dilihat disekitar kita maupun masyarakat
yaitu stunting.
Stunting merupakan luaran status gizi yang terjadi apabila seorang anak memiliki
tinggi atau panjang badan kurang. Status gizi stunting dihitung dengan
membandingkan tinggi atau panjang badan menurut umur balita, sesaui dengan
grafik z-score Badan Kesehatan Dunia (WHO,2018). Stunting merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat penting karena memiliki dampak yang besar
terhadap kualitas daya manusia pada satu generasi,yang menyatakan bahwa kurang
lebih terdapat 155 juta balita di dunia mengalami stunting (helmyati, 2020).
Stunting yang terjadi hingga balita berusia dua tahun,berpotensi
menyebabkan kematian premature serta mengalami gangguan perkembangan
mental dan kognitif. Gangguan yang terjadi cenderung bersifat ireversibel dan
berpengaruh pada perkembangan balita . Selain itu, bayi yang mengalami
malnutrisi . Anak yang mengalami malnutrisi berpotensi mengembangkan penyakit
degenerative ketika dewasa.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang tertua yang pernah diidentifikasi
dari manusia , penyakit ini sudah terdentifikasi sekitar 3400 tahun sebalum masehi.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis, yang ada pada umumnya dimulai dengan membentuk
benjolan-benjolan kecil diparu paru dan ditularkan lewat organ pernafasan (Pati,
2019).
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun
2017 (data per 17 mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TB

1
tahun 2017 pada laki laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan.
Bahkan berdasarkan survey prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada laki laki 3 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Begitu juga yang terjadi di Negara
Negara lain. Hal ini terjadi karena kemungkinan karena laki laki lebih terpapar pada
factor resiko TB misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat.
Diabetes Mellitus (DM)merupakan penyakit dimana kadar gula di dalam darah
tinggi, karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin .pada kondisi diabetes hormone
insulin mengalami gangguan dan energy tidak dapat dihasilkanoleh karena itu
penderita akan membutuhkan tambahan pengobatan untuk menyembuhkan (Khurin
In Wahyuni, 2019).
Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 %, yang
artinya ada lebih dari 10,8 juta orang yang menederita diabetes pertahun 2020.

Oleh sebab itu Praktek Kerja Lapangan (PKL) TERPADU ini dilaksanakan
untuk mengetahui apa saja factor-faktor terjadinya Stunting dan memecahkan
masalah stunting yang ada di Keluarga Ibu Lorensia, mengetahui apa saja factor-
faktor terjadinya TB dan memecahkan masalah TB di keluarga Bapak K,
mengetahui apa saja factor-faktor terjadinya DM dan memecahkan masalah DM di
keluarga Ibu Rahma sulistiawati.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan mampu menerapkan
pendekatan Interprofesional Education (IPE) dan Interprofesional Colaboration
(IPC) dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pemecahan masalah dan implementasi dari kasus
Stunting
2. Untuk mengetahui pemecahan masalah dan implementasi dari kasus TBC
3. Untuk mengetahui pemecahan masalah dan implementasi dari kasus DM
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Institusi
Sebagai masukan kepada instansi terkait untuk melakukan program pemberian
edukasi terhadap keluarga terlebih kepada ibu rumah tangga terhadap factor-
faktor terjadinya stunting.
2. Bagi Ilmiah

2
Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi penulis tentang factor-faktor
terjadinya stunting.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi masukkan kepada masyarakat dalam menyikapi
untuk memperbaiki segala aspek kesehatan dalam keseharian seperti
memperbaiki sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
memperbaiki gizi di dalam keluarga terutama pada ibu rumah tangga dalam
menyikapi tentang terjadinya stuting.

D. Gambaran Kasus
1. Kasus I
Salah satu kasus stunting di alami oleh anak keluarga Ibu Lorensia. Ada pun
kondisi dari anakIbu L yaitu berusia 3 tahun namun terlihat masih seperti
berusia 1 tahun 6 bulan.Dan ini merupakan anaknya yang ke 3 dari 3
bersaudara. Proporsi tubuh anak tersebut tampak lebih muda/kecil (kerdil)
untuk usianya. Sering mengalami sakit, tidak fokus, Berat badan yang rendah
dan pertumbuhan tulang yang tertunda. Selain itu anak juga sering mengalami
perut kembung hingga membesar yang disertai dengan gejala lemas, sering
mengantuk, pucat, dan diare .diketahui Ibu L yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga dan mempunyai suami yang bekerja sebagai petani yang berpenghasilan
Rp.500,000-Rp.1.000.000/bulannya.
2. Kasus II
Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan keluhan batuk
berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari
dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3
bulan yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk timbul pada saat
menyangkul dan bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada
kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan
nafsu makan, dan penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg
dalam satu bulan. Pasien mempunyai kebiasaan yang tidak baik seperti
membuang dahak sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk,
kurangnya pengetahuan penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga
yang kurang terhadap pasien, dan keadaan rumah pasien yang lembab.
Pasien juga mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB yaitu istrinya
yang sudah meninggal dunia. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa oleh
keluarganya ke RS kemudian dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan
pengobatan. Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan

3
hasil berat badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight),
terlihat sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi
napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0o C. Di RS pasien telah dilakukan
pemeriksaan foto rontgen anterior posterior (AP) Setelah dilakukan foto
rontgen, pasien datang ke Puskesmas untuk pengambilan dahak. Pengambilan
dahak dilakukan sebanyak dua kali.
3. Kasus III
Rahma Sulistiawati (40) merupakan seorang single parent yang mempunya
anak bernama Reno Baharudin (9) mereka berdua tinggal di pemukiman yang
padat dan tidak jauh dari TPA bahkan rumah yang mereka tempati jauh dari
kata layak mengingat profesi ibu Rahma yang bekerja sebagai pengepul barang
bekas .Anak ibu Rahma sangat gemar memakan makanan yang manis . Hingga
suatu hari ibu aisyah melihat gejala gejala aneh pada anaknya seperti malam
suka mengompol, lemas, berat badan menurun . melihat keadaan anaknya yang
seperti itu ibu Rahma membawa Reno ke dokter dengan keluhan sering
mengompol. Namun,dokter hanya meresepkan obat untuk menghentikan
kebiasaan mengompol. Sepekan obat dikonsumsi, gejala ngompol tak kunjung
berhenti. Kecurigaan ibu Rahma bertambah saat dia mendapati lantai kamar
mandi yang terasa lengket dan dihinggapi semut. Tak tunggu waktu lama, dia
membawa Reno ke rumah sakit. Ibu Rahma meminta dokter untuk melakukan
pengecekan.

E. Waktu dan Tempat


Pkl terpadu ini di laksanakan pada tanggal 05-17 april 2021

4
BAB II
DISKRIPSI KASUS

Kasus 1 : stunting
A. Data Demografi Keluarga
1. Gambaran Umum Wilayah
Desa : Sibiru-biru
No. Kode : 20358
Kecamatan : Biru-Biru
Kabupaten : Deli Serdang

2. Data Keluarga Binaan


Kepala Keluarga : Amri
Kecamatan : Birubiru
Kabupaten : Deli Serdang
Desa : Sibiru-biru
Dusun :1
Tabel 2.1
Data Keluarga

No Nama J.Kelamin Umur Status Pendidikan Pekerjaan

P/L

1 Amri L 30 Thn Suami SMA Petani

2 Lorensia P 28 Thn Istri SMA IRT

3 Doni L 9 Thn Anak SD

4 Putri P 7 Thn Anak SD

5 Agnes P 3 Thn Anak Belum sekolah -

B. Gambaran Kasus
Diketahui Ibu Lorensia berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami yang
bekerja sebagai petani yang berpenghasilan Rp.500,000-Rp.1.000,000/bulannya.
memiliki anak usia 3 tahun dengan kondisi anak yang terlihat seperti anak usia 1
tahun 6 bulan. Dan merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.Proporsi tubuh anak
tersebut tampak lebih muda/kecil untuk usianya. Keluhan ibu si anak sering
mengalami sakit, tidak fokus jika diajak berbicara, berat badan yg rendah dan

5
pertumbuhan tulang yang tertunda, selain itu anak juga sering mengalami perut
kembung hingga perut membesar yang disertai dengan gejala lemas, sering
mengantuk, pucat, dan diare. Semasa kehamilam si ibu pernah melakukan
pengecekan Hb pada trisemester akhir yaitu 9 gr/dl. Semasa hamil klien jarang
mengonsumsi daging, kacang kedelai,sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, juga
buah-buahan seperti jeruk,pepaya, pisang dll yang kaya akan asam folat. Ibu juga
jarang memeriksa kehamilan dan tidak pernah mengonsumsi vitamin tambahan.
Klien juga tidak melakukan imunisasi rutin kepada anak sampai berusia 2
tahun. Pemberian ASI juga hanya sampai anak berusia 6 bulan, setelah itu anak
diberi makanan pendamping. Berat badan anak saat lahir 2,4 kilogram, dan berat
badan anak sekarang 8, 6 kilogram. Klien juga mengatakan Anak sering tidak nafsu
makan namun sangat gemar memakan makanan yang manis seperti coklat dan
permen sehingga gigi si anak berlubang.

C. Riwayat Masalah Keluarga


Ada pun kondisi anak dari ibu Lorensia yaitu dengan usia 3 tahun namun terlihat
seperti usia anak 1,5 tahun. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anaknya
tampak lebih muda/kecil (kerdil) untuk usianya. sering sakit, tidak fokus, Berat
badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang tertunda. Selain itu
anak juga mengalami perut kembung hingga membesar yang disertai dengan gejala
lemas, sering mengantuk, pucat, dan diare.

D. Persepsi Klien Tentang Masalah


Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan, maka persepsi ibu terhadap anak
dengan kekurangan gizi yaitu ibu tidak mengetahui bahwa anaknya selama ini
sudah kekurangan nutrisi.klien mengira gejala seperti pucat,lemas,diare dan BB
anak nya yg menurun merupakan hal yg biasa jika anak sedang sakit.Klien juga
tidak mengetahui gejala yang timbul jika anak kekurangan nutrisi dan klien juga
tidak mengetahui pentingnya imunisasi semasa kehamilan sampai anak berusia 4
tahun karena itu berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan kasus di atas maka rumusan masalah dalam kasus ini adalah keadaan
nutria/gizi dari anak bu lorensia masih belum terpenuhi dan akibat lingkungan yang
kurang baik sehingga menjadi factor adanya stunting.

6
F. Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang akanbahas :
1. Status nutrisi/gizi pada masa kehamilannya ibu
2. Status nutrisi/gizi pada anak
3. Kondisi lingkungan
4. PHBS

7
KASUS 2 : TB (TUBERCULOSIS)

A. Data Demografi Keluarga


Data keluarga
Nama : KARMONO
Usia :50 tahun
Pekerjaan :Petani Karet

B. Gambaran Kasus
Diketahui Tn. Karmono 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengan
keluhan batuk berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada
malam hari dibandingkan pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengatakan batuk timbul pada saat
menyangkul dan bertambah berat pada saat menyemprot pestisida pada kebunnya.
Pasien juga mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan,
dan penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan.
Pasien mempunyai kebiasaan yang tidak baik seperti membuang dahak
sembarangan, tidak memakai masker pada saat batuk, kurangnya pengetahuan
penyakit yang diderita oleh pasien, dukungan keluarga yang kurang terhadap
pasien, dan keadaan rumah pasien yang lembab.

C. Riwayat Masalah Keluarga


Diketahui Pasien mempunyai riwayat kontak dengan penderita TB yaitu istrinya
yang sudah meninggal dunia. Pada saat keluhan muncul pasien dibawa oleh
keluarganya ke RS kemudian dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan
pengobatan. Pemeriksaan fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil
berat badan pasien 47 kg, tinggi badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat
sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi napas 17
x/menit, suhu tubuh 37,0o C. Di RS pasien telah dilakukan pemeriksaan foto
rontgen anterior posterior (AP) Setelah dilakukan foto rontgen, pasien datang ke
Puskesmas untuk pengambilan dahak. Pengambilan dahak dilakukan sebanyak dua
kali .

8
D. Persepsi Klien Tentang Masalah
Pasien mengatakan batuk timbul pada saat menyangkul dan bertambah berat pada
saat menyemprot pestisida pada kebunnya. Pasien juga mengatakan adanya demam,
keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang awalnya
50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan dan menurut si pasien hal tersebut di
alaminya akibat lelah bekerja.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan kasus di atas maka rumusan masalah dalam kasus ini adalah kebiasaan
Tuan Karmono (50 thn) tidak menggunakan masker saat menyemprot pestisida di
kebun dan pada saat batuk tidak melakukan etika batuk yang benar serta keadaan
rumah yang lembab.

F. Prioritas Masalah
1. Tidak menggunakan masker pada saat menyemprot pestisida
2. Tidak melakukan etika batuk
3. Keadaan rumah yang lembab

9
KASUS 3 : DM (DIABETES MELLITUS)

A. Data Demografi Keluarga


Data Keluarga Binaan
Nama Ibu : Rahma Sulistiawati
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Pengumpul Barang Bekas
Nama Anak : Reno Baharudin
Usia : 9 Tahun

B. Gambaran Kasus
Diketahui Ibu Rahma Sulistiawati (40) merupakan seorang single parent yang
mempunya anak bernama Reno Baharudin (9) mereka berdua tinggal di
pemukiman yang padat dan tidak jauh dari TPA bahkan rumah yang mereka
tempati jauh dari kata layak mengingat profesi ibu Rahma yang bekerja sebagai
pengumpul barang bekas.Anak ibu Rahma sangat gemar memakan makanan yang
manis. Hingga suatu hari Ibu Rahma melihat gejala gejala aneh pada anaknya
seperti malam suka mengompol, lemas, berat badan menurun . melihat keadaan
anaknya yang seperti itu ibu Rahma membawa Reno ke dokter dengan keluhan
sering mengompol. Namun,dokter hanya meresepkan obat untuk menghentikan
kebiasaan mengompol. Sepekan obat dikonsumsi, gejala ngompol tak kunjung
berhenti. Kecurigaan ibu Rahma bertambah saat dia mendapati lantai kamar mandi
yang terasa lengket dan dihinggapi semutsetelah anaknya selesai menggunakan
kamar mandi. Tak tunggu waktu lama, dia membawa Reno ke rumah sakit. Ibu
Rahma meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan.

C. Riwayat Masalah Keluarga


Anak ibu Rahma sangat gemar memakan makanan yang manis. Hingga suatu hari
Ibu Rahma melihat gejala gejala aneh pada anaknya seperti malam suka
mengompol, lemas, berat badan menurun .

D. Persepsi Klien Tentang Masalah


Di karenakan Anak ibu Rahma sangat gemar memakan makanan yang manis ibu
rahma beranggapan anaknya hanya kurang beraktivitas sehingga suka mengompol
dan lemas.

10
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan kasus di atas maka rumusan masalah yang didapat adalah bahwa ibu
rahma mendapati lantai kamar mandi yang terasa lengket dan dihinggapi semut
setelah anaknya selesai menggunakan kamar mandi.

F. Prioritas Masalah
1. Anak yang sering mengompol di malam hari
2. Lantai kamar mandi yang terasa lengket setelah si anak menggunakannya
3. Keadaan lingkungan yang kurang baik

11
BAB III

RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI

Tabel 3.1 Rencana Tindakan dan Implementasi Kasus Stunting

No Jurusan Rencana Tindakan Implementasi

1. Farmasi a.menganjurkan ibu untuk memberi obat -Melakukan promotif tentang pentingnya
cacing kepada anak 2x dalam setahun mengonsumsi obat cacing
b.memberitahu ibu pentingnya
penyimpanan obat yang baik dan benar -Melakukan promotif tentang cara
penggunaan dan penyimpanan obat yang
baik dan benar

2. Bidan a.menganjurkan klien untuk -Melakukan promotif mengonsumsi vitamin


mengonsumsi vitamin pada masa pada masa kehamilan
kehamilan
b.Rutin melakukan pemeriksaan -Berkolaborasi dengan tim farmasi dalam
kehamilan pemberian vitamin

-Menganjurkan ibu untuk melakukan


pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali
selama kehamilan
3 Kesehatan a.Menyarankan untuk melakukan -Memberi contoh kepada klien tentang
Lingkungan penyaringan air(filtrasi) secara sederhana bagaimana cara melakukan penyaringan
apabila air mengalami kekeruhan sederhana bila air keruh
b.menyarankan untuk membuat SPAL
sederhana -melakukan penyuluhan tentang PHBS
c.menganjurkan klien untuk rutin rumah tangga
membersihkan rumah dan mencuci
tangan sebelum dan sesudah dari luar -memberi contoh cuci tangan yang benar
kepada klien
4 Perawat a.Menganjurkan klien untuk mencukupi -Melakukan pnyuluhan kesehatan kepada
kebutuhan gizi anak dengan pemberian ibu dengan anak kurang gizi tentang pola
makan 3x sehari lengkap dengan buah pemberian makan yg bergizi kepada anak
dan sayur dengan masalah kesehatan kekurangan gizi
b.Menyarankan kepada klien untuk
melakukan imunisasipd ibu semasa hamil -Melakukan penyuluhan kesehatan kepada
dan kepada anak klien tentang pentingnya imunisasi pada ibu

12
hamil dan anak

5 Kesehatan Gigi Menyarankan ibu untuk menjaga -Melakukan promotif tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut dan terutama menjaga kesehatan gigi dan mulut
kepada anak dengan menyikat gigi
minimal 2x sehari -Memberi contoh bagaimana cara menyikat
gigi yang benar kepada klien
6 GIZI - menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi - memberikan penyuluhan terhadap ibu
sayur dan buah bagaimana penting nya memakan
- menganjurkan ibu menerapkan asi sayur,buah dan memberitahukan bagaimana
ekslusif kepada anak yg dinamakan gizi seimbang , lalu
-menganjurkan ibu memberikan makanan memberitahu bagaimana cara yg benar
yg gizi seimbang kepada anak untuk menerapkan asi ekslusif, dan Mpasi
- memberikan Mpasi yang benar kepada yang benar terhadap ibu.
anak
7 TLM sarankan klien untuk melakukan Menyarankan klien untuk melakukan
pemeriksaan feaces di laboratorium pemeriksaan feaces di laboratorium
kesehatan kesehatan

Tabel 3.2 Rencana Tindakan dan Implementasi Setiap Jurusan pada kasus II TB
(Tubercullosis)

No Jurusan Rencana Tindakan Implementasi

1. Farmasi  Melakukan kie tentang cara  Melakukan promotif tentang cara


penggunaan obat dan antibiotik mengkonsumsi obat
yang baik dan benar  Melakukan promotif tentang bahaya
 Melakukan penyuluhan tentang merokok dan gangguan kesehatan
bahaya merokok akbiat rokok
2. Kesehatan  Menyarankan untuk membuka  Membiasakan membuka jendela
Lingkungan terutama jendela kamar tidur dan
jendela rumah setiap hari agar
memasang ventilasi sedemikian rupa
sirkulasi udara baik dan udara atau apabila memungkinkan
segar serta cahaya matahari dapat memasang kipas/AC agar terjadinya
pergantian udara
masuk ke dalam rumah yang
berfungsi untuk membunuh dan  Melakukan promotif tentang PHBS
seperti menggantungkan handuk

13
membebaskan udara dari virus diluar rumah, pentingnya memakai
dan bakteri masker pada saat menyemprot dan
 Disarankan untuk tidak pada saat kondisi batuk serta
menggantung handuk basah menerapkan etika batuk untuk
dikamar tidur untuk mengurangi mencegah penyebaran penyakit Tb
kelembapan dikamar.
 Menyarankan untuk memakai
masker pada saat menyemprot
pestisida dan memakai masker
atau menutup mulut dengan tisu
pada saat batuk
3. Kesehatan gigi  Menyarankan pada bapak untuk  Melakukan pemeriksaan kesehatan
kontrol ke dokter spesialis dan kebersihan gigi secara berkala
penyakit dalam terutama untuk
mendapatkan pengobatan yang  Rajin membersihkan atau menggsok
lebih baik gigi minimal 2 kali sehari apabila
 Tetap menjaga kebersihan rongga memungkinkan menggukan obat
mulut dengan menyikat gigi 2 kali umur
sehari dengan benar melakukan
flossing(membersikan sela-sela
gigi dengan benang gigi atau
dental floss)dan menggunakan
obat kumur serta rutin cek
kesehatan gigi ke dokter gigi
 Menyarankan bapak untuk
melalukan pembersihan karang
gigi karena memiliki keluhan bau
mulut
4. Tlm  Menyarankan klien untuk  Rutin untuk melakukan pemeriksaan
melakukan pemeriksaan sputum kesehatan di fasiliats kesehatan
dan foto rontgen terdekat
 Menyarankan untuk menggunakan  Memisahkan alat makan yang
alat makan yang berbeda dengan digunakan dengan anggota keluarga
anggota keluarga yang lain lain

5. Perawat  Mengajarkan kepada klien  Melakukan promotif tentang etika


bagaimana cara batuk efektif batuk dan mengajarkan melakukan

14
untuk mengeluarkan sekret teknik relaksasi nafas agar dapat
 Mengajarkan klien untuk dilakukan secara mandiri
melakukan teknik relaksasi nafas
dalam jika timbul gejala batuk
disertai nyeri pada dada klien
 Memantau ttv klien secara berkala

Tabel 3.3 Rencana Tindakan dan Implementasi pada kasus III DM (Diabetes
Mellitus)

No Jurusan Rencana Tindakan Implementasi

1. Farmasi  Melakukan KIE tentang Obat  Melakukan promotif KIE tentang


 Melakukan Penyuluhan tentang obat.
Resiko penyakit keturunan  Melakukan promotif tentang
penyakit keturunan

2. Kesehatan  Sebaiknya rumah di cat untuk  Membersihkan pekarangan rumah


Lingkungan mencegah dan meminimalisir sehingga lingkungan tetap bersih
terjadinya dinding rumah berjamur  Memberitahukan kepada pemerintah
 Membuka jendela rumah setiap setempat akan keadaan TPS yang
hari sehingga sirkulasi udara berada di dekat perumahan agar
dirumah dapat berganti dan rumah lebih diperhatikan sehingga tidak
tidak menjadi lembab terlalu menimbulkan bau yang tidak
 Menguras drum penampungan air sedap dan tidak menjadi tempat
hujan minimal 2 kali seminggu berkembangbiaknya vector penyakit.
dan menutup drum air  Memberitahukan kepda pemerintah
 Walaupun jarak SPAL dan Air setempat untuk Melakukan fogging
bersih berdekatan Sebaiknya minimal 2 kali sebulan guna
SPAL di semen terlebih dahulu memberantas nyamuk vector
dan pipa air juga di semen agar penyakit
pipa tidak mudah pecah dan pipa  Melakukan promotif atau
air tidak tercemar dengan bahan penyuluhan tentang PHBS rumah
cemaran lainnya tangga
 Disarankan untuk rutin
membersihkan tempat

15
pengumpulan barang bekas
sehingga tidak menjadi tempat
berkembang biaknya vector
penyakit
3. Perawat dan  Menganjurkan Ny.R untuk  Melakukan promotif tentang
bidan melakukan pengecekan gula darah pengecekan gula secara rutin
secara rutin pada An.R  Melakukan penyuluhan tentang
 Melakukan penyuluhan tentang bagaimna nutri yg baik untuk anak
bagaimana nutrisi yang baik untuk  Melakukan penyuluhan pentingnya
anak kelurga dalam menciptakan dan
 Menganjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapt
dapat menciptakan dan membantu dalam perawatan anggota
memodifikasi lingkungan yang keluarga yg sakit.
dapat membantu dalam perawatan
anggota keluarga yang sakit.

4. Kesehatan Gigi  Menyarankan pada Ibu untuk  Memberikan penyuluhan tentang


membawa reno kontrol ke dokter pentingnya mengonsumsi diet yang
spesialis penyakit dalam terutama tinggi kadar serat untuk
untuk mendapatkan kadar gula mempertahankan kadar gula darah
darah yang selalu terkontrol yang normal.
otomatis akan mempengaruhi  Memberikan penyuluhan tentang
keadaan rongga mulut pentingnya menjaga kesehatan, salah
 Mengomsumsi diet yang tinggi satunya menggosok gigi 2 kali sehari
kadar serat yang baik untuk
mempertahankan kadar gula darah
normal dan membantu
memproduksi air liur yang sangat
baik untuk rongga mulut
 Tetap menjaga kebersihan rongga
mulut dengan menyikat gigi 2 kali
sehari dengan benar melakukan
flossing(Membersikan sela-sela
gigi dengan benang gigi atau
dental floss)dan menggunakan
obat kumur serta rutin cek
kesehatan gigi ke dokter gigi

16
5. Gizi  Mempertahankan kadar glukosa  Memberikan penyuluhan tentang
darah supaya mendekati normal energi yang akan dikonsumsi
dengan menyeimbangkan asupan
makanan dengan insulin.
 Memberikan cukup energi untuk
mencapai berat badan normal.
6. TLM  Menyarankan klien untuk  Menyarankan klien untuk
melakukan pemeriksaan KGD melakukan pemeriksaan KGD
dilaboraturium kesehatan. dilaboraturium kesehatan.

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Biodata Pasien
Nama Pasien :A
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Data Yang Didapatkan Dari Probandus Bernama Ibu Lorensia :
1) Saat ini ibu tidak sedang hamil
2) Ibu tidak mendapat tablet fe selama kehamilan sebelumnya
3) Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali ke klinik pada
kehamilan sebelum nya
4) Pola makan ibu saat hamil yang lalu yaitu makan 3 kali sehari
5) Ibu melahirkan anak nya yang terakhir di klinik dengan usia kehamilan
yang cukup bulan.
6) Ibu hanya memberi ASI selama 2 bulan saja kepada anak
7) Ibu memberi MPASI saat bayi berusia 4 bulan
8) Sewaktu hamil yang lalu ibu L tidak mengonsumsi asam folat
9) Anak tersebut tidak pernah minum obat cacing
10) Anak ibu L dibawa berobat ke klinik atau ke puskesmas terdekat
11) Ibu L membawa anaknya berobat ke faskes 1 bulan yang lalu
12) Ibu L jarang memberikan obat kepada anaknya saat sakit
13) Saat berobat di Faskes ibu L dijelaskan cara penggunaan obatnya oleh
apoteker namun kurang mengerti dan enggan untuk bertanya
14) Saat obat-obatan belum habis ibu L hanya meletakkan obatnya di meja
15) Anak tersebut hanya diberikan Paracetamol saat sakit
16) berat badan yang menurun serta Kadar hb anak tersebut tidak normal
17) Anak tersebut jarang menggunakan sendal saat keluar rumah
18) Merasakan gatal didaerah dubur pada malam hari
19) Jarang mengganti sprei tempat tidur
20) Dalam satu hari anak ibu L 2 kali menggosok Gigi dan menyikat gigi pada
saat mandi
21) mengalami sakit gigi di rahang bawah kanan dan kiri gigi geraham yang
paling belakang kira-kira 1 bulan yang lalu
22) imunisasi anak secara tidak rutin karna merasa repot dan lama antri

18
23) ibu L mengatakan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan baik
dengan memberi makan secara rutin 3X sehari dan buah tidak terlau
sering, bahkan jarang
24) Lingkungan rumah yang kurang baik seperti jarak pembuangan air limbah
dengan rumah berjarak 5 meter, pembuangan air limbah secara terbuka
yang dialirkan kebelakang rumah sehingga menimbulkan bau yang tidak
sedap.
25) Lokasi septi tank dengan rumah berjarak 3 meter, dan lokasi pembakaran
sampah dengan rumah berjarak 5 meter.
26) Kondisi air bersih yang terkadang keruh
27) Kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
28) seperti tidak mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas
didalam maupun diluar rumah,
29) tidak memberikan asi kepada anak setelah berumur 2 tahun
30) Jenis PMT yg diberikan ibu yaitu makanan pabrikan dan tidak dihabiskan
oleh sianak
31) Kurangnya mengkonsumsi makanan bergizi
32) pengetahuan ibu terhadap status gizi anak kurang

B. PEMBAHASAN
1. Kesehatan Lingkungan :

Berdasarkan kasus diatas makamasalah dalam rumah tangga tersebut yaitu


keadaan air yang kurang baik yang mana airnya terkadang keruh . Kondisi air
yang terkadang keruh kemungkinan dapat disebabkan akibat adanya sisa
kotoran galian atau bekas perbaikan pipa yang kemudian mengendap dan
tertampung di pipa penyaluran akhir yang kemudian disalurkan kerumah
masyarakat sehingga air yang tertampung keruh.

Pembuangan air limbah dari kamar mandi di buang/dialirkan kebelakang rumah


yang mana berjarak 5 meter dari rumah hal ini dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap dan merusak estetika lingkungan sekitar, begitu juga dengan lokasi
septi tank dengan rumah yang berjarak 3 meter yang terkadang menimbulkan
bau yang tidak sedap.

Salah satu pemicu stunting juga dapat di sebabkan kurangnya diterapkan PHBS
(perilku hidup bersih dan sehat) pada keluarga tersebut masalah PHBS yang
kami dapatkan dari keluarga tersebut yaitu pada saat selesai beraktivitas

19
kebiasaan keluarga tersebut jarang/tidak langsung mencuci tangan dengan
sabun dan air yang mengalir sehingga pada saat makan keadaan tangan dalam
keadaan yang tidak bersih. Dengan kebiasaan ini dapat berdampak pada
kesehatan setiap orang dan menyebabkan beberapa resiko penyakit seperti
cacingan, diare, murah kena pilek dan keracunan makanan. Di dalam rumah
keluarga tersebut juga tidak menyediakan sabun yang khusus di letakkan untuk
toilet. seperti yang diketahui ketersediaan sabun di toilet sangat penting karena
jika tidak mencuci tangan dengan sabun setelah dari toilet dapat menyebabkan
terinfeksi bakteri yaitu E.Coli (Escherichia Coli) yang mana bakteri ini dapat
menyebar dari kotoran satu orang ke orang lain yang tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah dari toilet.

2. Farmasi :

Berdasarkan kasus diatasyaitu bahwasanya Ibu L memiliki tingkat pengetahuan


yang rendah tentang cara menerapkan penggunaan obat-obatan dan vitamin
yang baik saat masa kehamilan serta masa-masa pertumbuhan anaknya. Cara
minum obat yang diterapkan Ibu L kepada anaknya juga tidak benar karena
saat anak ibu L sakit ibu L hanya memberikan Paracetamol sebagai obat.
Padahal Paracetamol adalah obat untuk penurun demam dan pereda nyeri
(analgesik dan antipiretik) bukan obat untuk segala penyakit anak. Selain itu Ibu
L tidak pernah memberikan obat cacing kepada anaknya yang sebaiknya obat
cacing diberikan setiap 6 bulan sekali ataupun 1 tahun sekali untuk menghindari
anak berisiko terinfeksi cacing yang berkaitan dengan peningkatan berat badan,
memperbaiki kemampuan belajar, membantu memusatkan perhatian anak dan
mencegah cacingan.

3. TLM :

Berdasarkan kasus yang diatas anak ibu L jarang menggunakan sendal saat
keluar rumah akan mengakibatkan masuknya sumber penyakit melalui telapak
kaki.

4. Keperawatan Gigi :

Berdasarkan kasus di atas maka yang di dapat kami simpulkan bahwa Seorang
anak berusia 10 tahun pernah mengalami sakit gigi di bagian rahang bawah
kanan dan kiri gigi geraham belakang kira-kira 1 bulan yang lalu.Anak tersebut
hanya di kasih obat paracetamol dan kumur-kumur jika tiba-tiba sakit oleh

20
ibunya .Anak tersebut suka mengkomsumsi makanan manis seperti permen dan
coklat.

5. Gizi :

Berdasarkan kasus diatas pengetahuan ibu sangat kurang terhadap nutrisi/gizi


pada masa kehamilan nya. Pola konsumsi yang ibu makan tidak baik untuk
masa pertumbuhan si anak. Karena konsumsi makanan merupakan salah satu
faktor yang secara langsung berhubungan dengan status gizi dan rendahnya
konsumsi pangan atau kurang seimbangnya makanan yg dikonsumsi
mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan si anak. Ibu juga tidak menerapkan
asi eksklusif yg benar kepada anak dan pemberian Mpasi juga tidak benar.

6. Keperawatan :

Berdasarkan kasus diatas, ibu tersebuta iyalah kurangnya pengetahuan


mengenai stunting dan kurangnya kesadaran ibu membawa anaknya imunisassi
secara rutin.

Upaya pencegahan stunting harus dimulai oleh ibu dari masa kehamilan
terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, salah satunya ada;lah dengan
pengetahuan, dan sikap ibu tentang pencegahan stunting.

Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting salah satuya yaitu


pengetahuan ibu. Pengetahuan mengenai stunting sangatlah diperlukan bagi
seorang ibu, karna pengetahuan ibu mengenai stunting yang kurang, dapat
menyebabkan anak beresiko mengenai stunting.

Imunisasi sangatlah penting dilakukan pada anak secara lengkap, walaupun


tidak ada hubungan yang signifikan, tetapi kejadian stunting dapat terjadi bila
imunisasi tidak dilakukan secara lengkap pada anak

21
KASUS II TB

A. HASIL
1. Biodata Pasien
Nama Pasien : Tuan Karmono
Usia : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki

2. Data Yang Didapatkan Dari Probandus:


1) Tn. K mengonsumsi obat batuk expectorant dan Antibiotik Amoxicillin
Selama 2 minggu setiap malam
2) Tn, K merupakan perokok aktif Sejak umur 20 Tahun
3) Istri Tn.K meninggal 4 bulan yang lalu
4) Saat merasakan demam Tn.k hanya minum obat Paracetamol
5) Tersedia ventilasi dan jendela namun jendela jarang dibuka, sehingga
cahaya matahari tidak masuk kedalam rumah dan rumah lembab
6) Perilaku pasien setelah menyemprotkan pestisida bapak langsung mandi dan
mengganti pakaian, namun pada saat menyemprotkan pestisida bapak tidak
menggunakan masker, menggantung handuk basah dikamar tidur, tidak
menutup mulut pada saat batuk dan membuang dahak sembarangan.
7) Tn.k telah melakukan tes sputum dan foto rontgen.

B. PEMBAHASAN

1. Kesehatan Lingkungan :

Berdasarkan kasus diatas perilaku pasien yang kurang baik dengan Jarang
membuka jendela rumah yang dibuka hanya seminggu sekali saja, sehingga
cahaya matahari tidak masuk kedalam rumah. Jarang membuka jendela akan
menyebabkan sirkulasi udara tidak baik sehingga udara di dalam rumah tidak
saling bertukar, dan kurangnya cahaya matahari masuk ke dalam rumah
menjadikan rumah lembab, cahaya/sinar matahari berfungsi untuk membunuh
dan membebaskan udara dari bakteri, virus dan jamur di dinding serta
mencegah udara dalam ruangan terlalu lembab. Dan jarang memakai masker
pada saat menyemprotkan pestisida dalam jangka yang panjang dapat
menimbulkan penyakit kronis, menggantung handuk basah dikamar tidur dapat
menjadikan suhu ruangan menjadi lemab. Serta kebiasaan Perilaku pasien yang
tidak memakai masker dan tidak menutup mulut saat batuk serta membuang
dahak disembarang tempat, dimana perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang

22
baik dapat menyebabkan masalah gangguan kesehatan pada diri sendiri dan
orang yang ada disekitar pasienTB.

2. Farmasi :

Berdasarkan kasus diatas maka analisis masalah yang dapat kami simpulkan
yaitu bahwasanya Tn.K sudah melakukan swamedikasi yang benar untuk
mengobati batuknya dengan mengonsumsi obat batuk berdahak disertai dengan
antibiotik selama 2 minggu. Namun Tn.K tidak berhenti merokok dan tidak
melakukan aturan pemakaian obat dengan benar yaitu 3 kali sehari untuk
penggunaan antibiotik secara rutin karena kurangnya dukungan keluarga yang
mengingatkan pasien untuk berhenti merokok dan meminum obatnya setiap
hari. Hal ini yang mengakibatkan pasien dapat resisten terhadap penggunaan
antibiotik tersebut jika dikonsumsi kembali.

3. TLM :

Berdasarkan kasus diatas Tn.k mengalami batuk berdahak selama 3 bulan. Tn.k
juga kurang memperhatikan pola hidup sehat di lingkungan keluarganya seperti
membuang dahak sembarangan dan menggunakan alat makan bersama sehingga
memungkinkan anggota keluarga yang lain terinfeksi penyakit yang diderita
Tn.k.

4. Keperawatan:

Berdasarkan kasus diatas maka analisa data yang kami dapatkan dari segi
keperawatan seperti Tn K tinggal bersama anaknya dan sudah merasakan
keluhan seperti demam,berkeringat dimalam haru dan BB turun dll,bila gejala
seperti itu muncul Tn.K memperbanyak istirahat dan bila demam hanya di
kompres air dingin dan minum obat warung.Tn.K juga mengatakan tidak ada
riwayat penyakit keturunan hanya istri Tn.K yg sakit sebelumnya.Tn.K juga
mengatakan jika sedang batuk klien jg merasakan sesak dan nyeri di bagian
dada hingga skala 6,dan klien mengatakan itu sangat mengganggu aktivitas
klien dan terkadang klien harus menunda pekerjaan nya.

5. Gizi :

Berdasarkan kasus diatas maka analisis masalah yang dapat kami simpulkan
yaitu bahwa Tn K mempunyai alergi makanan yaitu udang dan telur tetapi Tn
K tidak mempunyai pantangan makanan. Tn K juga mengalami keluhan susah
menelan makanan dikarenakan tenggorokannya terasa gatal. Berdasarkan
riwayat makan, Tn K hanya mengonsumsi 3 sdm nasi, tempe goreng dan sayur
bayam untuk menu pagi dan siang sementara menu untuk malam hanya

23
minum kopi dan makan 2 gorengan dengan jam makan yang tidak teratur. Tn
K juga suka mengonsumsi cemilan yang banyak mengandung minyak, dan
makanan yang manis. Dari kasus di atas dapat kita lihat bahwa tingkat
pengetahuan Tn K mengenai pola makan sehat masih kurang tepat seharusnya
pola makan yang digunakan yaitu 3 kali makanan utama yaitu sumber
karbohidrat (nasi, roti,dll ,Protein hewani (ikan, daging dll) ,protein
nabati(tempe, tahu ) serta sayur dan buah dengan 2 kali makan selingan dengan
porsi yang kecil tapi sering.

6. Kesehatan Gigi

Berdasarkan kasus di atas maka analisis masalah yang di dapat kami simpulkan
bahwa seorang bapak Tn. K, berumur 50 tahun yang bekerja sebagai petani
karet memiliki keluhan pada rongga mulut seperti gigi terasa sakit, ngilu
ataupun bau mulut.Bapak tersebut belum pernah pergi ke dokter gigi untuk
memeriksakan gigi. Sehari-hari bapak tersebut memiliki kebiasaan merokok
dan sering minum kopi sertah minum teh.

24
KASUS 3 : DM (DIABETES MELLITUS)

A. HASIL
1. Biodata Pasien
Nama Anak : Reno Baharudin
Usia : 9 Tahun

2. Data Yang Didapatkan Dari Probandus :


1) Ibu Rahma hanya tinggal berdua dengan anaknya yaitu Reno Bahrudin.
2) Keluarga ibu Rahma mempunyai riwayat penyakit DM.
3) Reno belum pernah melakukan pemeriksaan KGD.
4) Urine berwarna pekat
5) Seluruh bagian rumah terbuat dari papan dan tidak mempunyai langit-langit
rumah, jenis dinding rumah yaitu kayu dan berlantai semen, tersedia jendela
namun tidak tersedia lubang asap dapur, serta pencahayaan yang cukup
6) Memiliki ventilasi berjenis jendela
7) Sumber air bersih yang dimiliki dari perpipaan PDAM yangterkadang tidak
jalan dan air juga di dapat dari hasil penampungan air hujan. Wadah yang
digunakan untuk menampung air hujan yaitu drum, didalam drum tersebut
terdapat jentik nyamuk
8) Sumber air minum : air minum bersumber dari pdam dan galon isi ulang
yang dimasak terlebih dahulu kemudian dikonsumsi, dan disimpan pada
wadah yang memiliki tutup.
9) Jamban yang dimiliki berjenis leher angsa, toilet yang kadang berbau,
lengket dan bersemut
10) SPAL berdekatan dengan pipa air bersih.
11) Tersedia keranjang sampah yang kemudian dibuang ke TPS
12) Bahan makanan kering dan basah dipisah dan penyimpanan makanan yang
sudah jadi disimpan dalam wadah yang tertutup.
13) Jarak rumah dengan TPS berjarak 8 meter
14) Barang bekas yang dikumpulkan diletakkan diteras depan rumah
15) Tikus dan kecoa sering di temukan di tempat barang barang bekas
diletakkan
16) Gusi anak terlihat lebih merah,sering merasa nyeri ,berdarah jika sakit gigi
bau mulut dan pernah sakit gigi.
17) Tidak rajin Menyikat gigi,suka makan permen dan coklat
18) Tidak pernah ke dokter gigi

25
19) Mengonsumsi obat madu depol pagi dan malam hari yang diresepkan oleh
Dokter
B. PEMBAHASAN

1. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan kasus diatas maka analisa masalah yang kami dapat yaitu
bahwaSeluruh bagian rumah terbuat dari papan yang dinding rumahnya
mengalami penjamuran hal ini disebabkan keadaan rumah yang lembab karena
jendela rumah yang jarang dibuka.rumah juga tidak tersedia/tidak memiliki
langit-langit rumah sehingga udara dirumah terasa panas, dengan tidak
tersedianya langit langit rumah juga dapat memicu rawannya kecelakaan
kontruksi di rumah. Salah satu permasalahan yang ditemukan dalam rumah
tersebut juga terdapat pada Tidak tersedianya lubang asap dapur yang akan
mengakibatkan rumah akan terasa pengap yang bersumber dari uap saat
memasak.

Pada persediaan Air bersih Dirumah tersebut tidak mencukupi dikarenakan


air yang didapat dari PDAM tidak selalu mengalir sehingga ibu menampung
dan menggunakan air hujan sebagai air tambahan air bersihnya yang digunakan
untuk keperluan dikamar mandi.pada penampungan air ibu menggunakan drum
sebagai wadah penampungannya pada drum tersebut ibu mengatakan bahwa di
dalam drum yang digunakannya terdapat jentik-jentik nyamuk. Keadaan toilet
juga tidak bersih karena lantai yang lengket lengket dan berbau hal ini
disebabkan karena toilet yang jarang dibersihkan karena kurangnya persediaan
air dikamar mandi.

Pada saluran pembuangan air limbah (SPAL) sangat berdekatakan dengan


pipa air bersih hal ini cukup menjadi perhatian karena sewaktu waktu kedua
pipa dapat pecah dan pipa air bersih akan tercemar.

Salah satu pemicu rumah tersebut tidak layak dihuni di sebabkan oleh jarak
antara rumah dengan TPS sangat dekat begitu juga dengan tempat penyimpanan
barang bekas yang dikumpulkan di teras depan rumah hal ini dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang datangnya vector seperti
nyamuk, lalat,tikus dan kecoa yang dapat menyebarkan penyakit seperti
diare,Pes dan tipus.

26
2. TLM

Berdasarkan kasus diatas reno sangat gemar memakan makanan yang manis dan
makan disaat malam hari. Kebiasaan tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan
sehingga dapat memicu kenaikan kadar gula pada darah apalagi reno
mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit Dm.

3. Keperawatan Gigi

Berdasarkan kasus diatas maka analisa masalah yang kami dapat yaitu Reno
Baharudin yang berumur 9 tahun memiliki keluhan Gusi terlihat lebih
merah,sering merasa nyeri ,berdarah jika sikat gigi,bau mulut dan pernah sakit
gigi. Reno sangat gemar memakan makanan yang manis dan makan disaat
malam hari. Kebiasaan tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan gigi dan
dapat memicu kenaikan kadar gula pada darah apalagi reno mempunyai
keluarga dengan riwayat penyakit Dm.Hal ini dapat memnyebabkan bakteri dan
kuman sehingga menyebabkan peradangan. Reno juga belum pernah ke dokter
gigi untuk memeriksa keadaan giginya.

4. GIZI

Berdasarkan kasus diatas maka analisa masalah yang kami dapat yaitu dari hasil
IMT (BB/TB²) reno termasuk dalam kategori gizi buruk. Dari data riwayat
makan, reno mempunyai alergi makan yaitu telur, dan jarang mengonsumsi
makanan yang bernutrisi, pola makannya juga sangat tidak baik karena reno
suka makan ditengah malam yang akan beresiko terkena penyakit DM.

5. Farmasi :

Berdasarkan kasus diatas maka analisis masalah yang dapat kami simpulkan
yaitu bahwasanya reno yang memiliki riwayat keturunan DM yang
kemungkinan reno berisiko DM. reno juga sangat gemar memakan makanan
yang manis dan makan disaat malam hari. Kebiasaan tersebut sangat tidak baik
untuk kesehatan sehingga dapat memicu kenaikan kadar gula pada darah. Selain
itu ibu Rahma juga memberikan vitamin yang ada dirumahnya kepada Reno
karena berat badannya yang turun dan lemas. Padahal vitamin yang ada
dirumah ibu rahma yaitu vitamin B1 yang dimana vitamin tersebut dapat
menambah nafsu makan reno semakin mudah lapar dan lebih banyak makan
sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, maka
glukosa akan menumpuk dalam darah. Adapun obat yang diberikan dokter

27
kepada reno untuk menghentikan kebiasaan reno yang suka mengompol tetapi
tidak berpengaruh maka semakin kuat bahwa reno berisiko riwayat DM.

6. PERAWAT

Berdasarkan kasus diatas analisis masalah yang kami dapatkan yaitu reno sering
berkeringat di malam hari meskipun suhu udara tidak panas,klien juga sering
merasa ngantuk di pagi hari meskipun jadwal tidur malam nya sudah
cukup.Reno juga sering mengompol di malam hari dan semasa pengobatan
klien malas untuk minum obat yang sudah dianjurkan dokter.Setelah di analisa
ternyata ada riwayat penyakit keturunan dari ayah klien.

7. Kebidanan :
Berdasarkan kasus diatas maka anlisis masalah yang dapat kami simpulkan
yaitu kurangnya perhatian ibu terhadap anak dan kurangnya tingkat
pengetahuan ibu tentang pengecekan gula darah dan antibody kepada anak
tersebut

28
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Kasus Stunting


Dari kasus diatas maka yang dapat kami simpulkan adalah pada saat selesai
beraktivitas kebiasaan keluarga tersebut jarang/tidak langsung mencuci tangan
dengan sabun dan air yang mengalir sehingga pada saat makan keadaan tangan
dalam keadaan yang tidak bersih. Dengan kebiasaan ini dapat berdampak pada
kesehatan setiap orang dan menyebabkan beberapa resiko penyakit seperti
cacingan, diare, mudah terkena pilek serta keracunan makanan.kurangnya
pengetahuan mengenai stunting dan kurangnya kesadaran ibu membawa anaknya
imunisassi secara rutin.
Upaya pencegahan stunting harus dimulai oleh ibu dari masa kehamilan terutama
pada 1000 hari pertama kehidupan, salah satunya adalah dengan pengetahuan, dan
sikap ibu tentang pencegahan stunting.
Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting salah satunya yaitu
pengetahuan ibu, dengan tingkat pengetahuan yang rendah tentang cara
menerapkan PHBS serta penggunaan obat-obatan dan vitamin yang baik saat masa
kehamilan, melakukan pemeriksakan kehamilan, memperhatikan masa-masa
pertumbuhan anaknya serta kurangnya asupan makanan yang bergizi untuk anak.
Karena konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang secara langsung
berhubungan dengan status gizi dan rendahnya konsumsi pangan atau kurang
seimbangnya makanan yg dikonsumsi mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan si
anak.
Saran
1. Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) rumah tangga yaitu:
a. persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
b. memberi bayi ASI eksklusif,
c. menimbang bayi dan balita,
d. menggunakan air bersih,
e. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (CTPS),
f. menggunakan jamban sehat,
g. memberantas jentik di rumah,
h. makan buah dan sayuran setiap hari,
i. melakukan aktivitas fisik setiap hari,
j. tidak merokok didalam rumah.

29
2. Pada masa kehamilan sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali
selama kehamilan dan memenuhi nutria/gizi selama kehamilan
3. Memperhatikan tumbuh kembang sianak dan memberikan makanan yang
bergizi kaya akan vitamin
4. melakukan penyaringan air (filtrasi) secara sederhana apabila air mengalami
kekeruhan Untuk menjernihkan air sehingga meningkatkan kualitas air
5. membuat SPAL sederhana Agar lingkungan tidak tercemar

B. Kesimpulan Kasus TB

Dari kasus diatas dapat kami simpulkan bahwa tuan K memilki kebiasaan yang kurang
baik seperti jarang membuka jendela yang mengakibatkan rumah lembab dimana
sinar matahari tidak masuk kedalam rumah, dam kebiasan menggantungkan handuk
dikamar serta kebiasaan tidak memakai masker pada saat menyemprotkan pestisida
dan tidak menutup mulut pada saat batuk serta membuang dahak sembarangan
dimana kebiasaan yang tidak baik dapat mempeburuk keadaan pasien dan
menularkan kepada anggota keluarga yang lain.

Saran

Untuk mencegah dan memperburuk keadaan makan tuan K disarankan Membiasakan


membuka jendela terutama jendela kamar tidur dan memasang ventilasi sedemikian
rupa atau apabila memungkinkan memasang kipas agar terjadinya pergantian udara.
Melakukan kebiasaan PHBS seperti menggantungkan handuk diluar rumah, pentingnya
memakai masker pada saat menyemprot dan pada saat kondisi batuk serta menerapkan
etika batuk untuk mencegah penyebaran penyakit Tb. Rutin untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan di fasiliats kesehatan terdekat Memisahkan alat makan yang
digunakan dengan anggota keluarga lain.

30
LAMPIRAN

A. FOTO KEGIATAN
ss

31
32
DAFTAR PUSTAKA

Helmyati, S. (2020). Stunting,permasalahan dan penanganan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
Khurin In Wahyuni, S. (2019). Diabetes Mellitus. surabaya: Hak Cipta.
Pati, T. M. (2019). Farmakologi. Yogyakarta: Hak Cipta.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/05/100200923/naik-6-2-persen-selama-
pandemi-pasien-diabetes-indonesia-peringkat

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tuberkulosis-
2018.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai