Disusun oleh:
Disusun Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi S1 Farmasi
ii
DAFTAR ISI
B. Tujuan ......................................................................................................... 6
C. Sasaran ........................................................................................................ 7
D. Manfaat ....................................................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 8
iii
2. Visi dan Misi ................................................................................................ 26
A. Kesimpulan.............................................................................................. 40
B. Saran ........................................................................................................ 41
L A M P I R A N ........................................................................................................ 44
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Lapangan (PKL) secara baik di Industri farmasi CV. Bisma Sehat Sukoharjo. Praktek
Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat pada program pendidikan mahasiswa
S1 Farmasi Universitas Duta Bangsa Surakarta. Praktek kerja lapangan ini bertujuan
mewadahi penulis mengenai gambaran tanggung jawab, peran dan fungsi Teknis
CV. Bisma Sehat ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan Terima
Surakarta.
3. Ibu Warsi Maryati, S.KM., MPH, Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
vii
4. Ibu Apt.Tatiana Siska Wardani,M.Farm, Sebagai Ketua Prodi S1 Farmasi
5. Ibu Septiyaningrum, S.Farm sebagai pembimbing lahan PKL CV. Bisma Sehat
6. Ibu Desy Ayu Irma Permatasari M,Pharm.Sc S.Si sebagai Dosen Pembimbing
Penulis
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi adalah salah satu cabang ilmu kesehatan yang berfokus pada
perawatan penyakit. Dalam Undang - Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 bahwa
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat Indonesia memiliki sumber daya
alam yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional secara turun temurun. Obat
berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman adat budaya yang berbeda yang
atau mengobati penyakit fisik dan mental (Peraturan menteri kesehatan Undang-
Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam
Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas obat
standar mutu, khasiat dan keamanan. Oleh karena itu, semua industri farmasi harus
benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan produk obat yang memenuhi standar
kualitas yang dipersyaratkan dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik ditinjau dari segi perizinan, produksi,
Dalam Undang - Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 bahwa Obat tradisonal
Ramuan Obat Tradisional Indonesia yang dimaksud dengan obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara
3
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Indonesia memiliki sumber daya alam
yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional secara turun temurun. Obat
berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman adat budaya yang berbeda yang
atau mengobati penyakit fisik dan mental (Peraturan menteri kesehatan Undang-
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) adalah seluruh aspek
kegiatan pembuatan obat tradisional yang bertujuan untuk menjamin agar obat
dan pengendalian mutu serta pengembangan produk dan Manajemen Risiko Mutu
CPOTB harus diterapkan oleh semua industri obat tradisional yang ingin
sertifikat CPOTB dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sertifikat
kemurnian.
➢ Proses pembuatan obat tradisional harus dilakukan dengan cara yang tepat
dan terkontrol.
ditetapkan.
➢ Produk obat tradisional harus dilabel dengan informasi yang lengkap dan
Penerapan CPOTB merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa obat
jawab CPOTB menurut BPOM adalah seorang Apoteker yang memiliki Surat Izin
Praktik Apoteker (SIPA) dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
semua aspek CPOTB diterapkan dan dipelihara di industri obat tradisional (Badan
diperbaiki.
6
puncak industri obat tradisional (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
B. Tujuan PKL
pembanding antara teori yang diberikan selama proses pendidikan dengan praktik
yang diperoleh dilapangan. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan PKL ini antara
lain :
baik.
C. Sasaran PKL
D. Manfaat PKL
Adanya PKL di CV. Bisma Sehat ini diharapkan dapat mencapai beberapa
manfaat yaitu:
industri.
yang professional.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Salah satu aspek penting dalam industri farmasi adalah CPOTB. Berikut
obat berjalan dengan efisien, berkualitas, dan aman sesuai dengan peraturan dan
persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan dan regulasi yang berlaku
proses produksi obat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar
kualitas yang ditetapkan. Hal ini termasuk dalam hal-hal seperti bahan
rinci dan akurat mengenai seluruh tahap produksi obat. Hal ini
10
atau keamanan.
produksi obat.
keamanan produksi.
memenuhi standar regulasi yang ketat dalam bidang ini (Peraturan Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 25 Tahun 2021 Tentang Penerapan Cara
aman dan efektif untuk digunakan dalam terapi (efficary, safety, toxicity)
113).
Badan POM Tahun 2018 dan juga pada petunjuk operasional penerapan
pedoman cara pembuatan obat yang baik jilid 1 Tahun 2012. Struktur organisasi
pengawasasan mutu dan kepala pemastian mutu ditunjukan dengan jelas secara
tahun 2021 pasal 1 dalam peraturan Badan ini yang dimaksud dengan :
12
bentuk industri obat tradisional. Industri Obat Tradisional (IOT) hanya dapat
pembuatan obat tradisional dan atau untuk sebagian tahapan proses pembuatan
yang diperlukan pada lokasi yang disetujui. Persetujuan prinsip berlaku untuk
jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 tahun. Persetujuan
prinsip batal dengan sedirinya apabila dalam jangka waktu 3 tahun atau
Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 Tentang Industri dan Usaha Obat
a. Surat permohonan.
13
b. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
jawab.
perusahaan.
mesin/peralatan.
14
usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk
sediaan tablet dan efervesen. Persyaratan untuk mendapatkan izin Usaha Kecil
a. Surat permohonan.
b. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hidup (SPPL).
jawab/TTK.
15
perusahaan.
online.
izin UKOT:
b. Fotokopi NIB.
c. Fotokopi SIUP.
d. Fotokopi SIU.
e. Fotokopi IMB.
g. Fotokopi SIPOT.
14 hari kerja. Setelah proses permohonan izin UKOT selesai, maka pemohon
akan mendapatkan Surat Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) dari Dinas
006 Tahun 2012 Tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional No 1 dan 2).
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 25 Tahun 2021 Tentang Penerapan Cara
b. Tahap proses yang kritis dalam proses pembuatan, pengawasan dan sarana
Meliputi :
a. Manajemen Mutu
peraturan yang diperlukan, dan aspek lain yang dapat menentukan kualitas
18
produk atau jasa. Tujuan utamanya adalah untuk jangka panjang, agar
aman, efficacy atau berkhasiat, dan quality atau bermutu. Safety atau
konsisten. Mutu produk tergantung dari bahan awal , proses produksi dan
hanya pada akhir proses (dengan cara pengujian akhir produk), tetapi
dimulai dari awal proses, selama proses dan akhir proses. Untuk mencapai
(BPOM,2021).
19
UKOT
Tahap 1
Tahap 2
• Manajemen mutu
• Produksi
• Pengawasan mutu
Tahap 1 • Cara penyimpanan dan
pengiriman
• Sanitasi
Tahap 3
• Personalia
• Bangunan, fasilita, dan peralatan
Tahap 2 • Penanganan keluhan terhadap
produk, penarikan kembali produk
• Higiene dan produk pengembalian
• Inspeksi diri
Full Aspek
Tahapan full aspek dalam CPOTB adalah tahapan
penerapan CPOTB yang mencakup seluruh aspek
tahap 1,2, dan 3. Tahapan ini bertujuan untuk
menjamin bahwa obat tradisional yang dihasilkan
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
tahun).
b. Personalia
tradisional yang benar Tanggung jawab setiap individu harus dipahami dan
20
cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga,
burung, binatang pengerat, kutu atau binatang lain. Bangunan dan Fasilitas
bagi produk bukan obat dipisahkan dari ruang produksi obat. (c) Kamar
d. Peralatan
memiliki desain dan struktur yang benar, memiliki ukuran dan posisi
kualitas obat tradisional terjamin dengan desain, dan betsnya seragam, serta
sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. Prosedur sanitasi dan
f. Dokumentasi
mendapatkan gambaran yang detail dan jelas tentang area kerja yang harus
penyelidikan atau pelacakan batch atau batch terkait. Sistem file juga
dan personal.
g. Produksi
yang telah ditentukan. Bahan mentah yang baru tiba harus diisolasi sampai
mutu. Semua bahan baku yang tidak memenuhi persyaratan harus diberi
22
atau dimusnahkan.
CPOTB).
23
tentang Usaha Kecil Obat Tradisional Izin Usaha Kecil Obat Tradisional
(UKOT) adalah usaha yang dapat membuat semua bentuk obat tradisional
UD).
Pengawas.
Kab/Kota setempat).
Gangguan/HO).
perusahaan.
1. Sejarah perusahaan
CV. Bisma Sehat adalah industri yang bergerak dalam bidang jamu
Jawa Tengah, Indutri ini berdiri sejak tahun 1993 yang berawal dari perjalanan
hidup bapak H.Mulyadi yang dimulai dari tukang ojek di Nguter, diberikan
bantuan saudara untuk membuka usaha took kelontong, setelah berjalan lama
menunjukkan kemampuan dari segi pola pikir, naluri dan kerja sama
lingkungan perusahaan.
melakukan tugasnya setiap hari, yaitu dari pukul 07.00 – 16.30 WIB dengan
Bisma sehat salah satu industri jamu yang sudah memperoleh sertifikat izin
edar yang telah lulus uji, terjamin kualitas dan menjadi salah satu ikon kampung
Visi :
Misi :
produknya.
c. Bekerja sama dengan semua pihak yang terkait baik pemerintah, swasta dan
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), SNI, dan sistem Jaminan Halal.
3. Produk Perusahaan
CV. Bisma Sehat tidak hanya memproduksi Jamu serbuk instan dan jamu
serbuk pahit.
Jamu serbuk instan berupa butiran halus hasil gilingan dari simplisia dan
bahan baku segar yang diayak dan diramu yang komposisinya berbeda
disesuaikan dengan fungsi dan manfaat jamu tersebut. Seperti Bisma Kids
Jamu serbuk pahit berupa jamu untuk orang dewasa seperti Bismangin,
c. Jamu godokan
CV. Bisma Sehat adalah industri yang bergerak dalam bidang jamu
Yang Baik (CPOTB) yang mana dimulai dari pembuatan obat tradisional
uji klinik, produk komersial dan juga produk yang ridak diproduksi
kembali.
CPOTB meliputi:
2. Aspek dokumentasi
tradisional.
peralatan
produk
6. Produksi
CPOTB karena lahan yang luas, bersih dan terdapat ruang karangtina untuk
bahan baku disertai dengan nomor bets dengan SOP yang sesuai. untuk alur
32
dilakukan pengecekan nama barang, nomor bets dan kualitas fisik bahan.
b) Penimbangan
c) Proses peras
temulawak dan jahe) pastikan ember untuk wadah hasil perasan dan tong
ampas diposisi yang benar. Nyalakan mesin parut dan peras. Ulangi proses
pemerasan apabila masih basah/ bisa diperas ulang. Matikan mesin dan
ambil sari bagian atas untuk digunakan masak sesuai kebutuhan. Endapan
d) Proses masak
keadaan bersih
• Masak sari (hasil parut dan peras simplisia basah) hingga mendidih.
e) Proses ayakan
cara memasukan bahan sedikit demi sedikit hingga semua serbuk selesai
diayak, masukan hasil ayakan kedalam wadah produk ruahan dan timbang
hasil ayakan.
f) Ruang Ruahan
selesai di olah (mixing). Ruang ruahan di CV. Bisma Sehat cukup luas dapat
menampung beberapa tong yang berisi produk jadi yang siap untuk
sekunder. Serbuk yang tidak lolos dalam pengayaan juga disimpan di ruang
produk dapat di simpan paling lama sekitar 1 minggu setelah itu produk
ini 1 tong berisi 30kg dapat menghasilkan kurang lebih 5.000 sachet jamu
serbuk.
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) Pengeluaran
barang (bahan awal dan produk jadi) menggunakan sistem FIFO apabila
bahan yang memiliki nomer bets lebih awal itu yang dikeluarkan lebih dulu
untuk proses produksi atau pengiriman. Sistem FEFO apabila bahan yang
memiliki expired lebih awal maka dikeluarkan lebih dulu untuk proses
j) Distribusi
yaitu pasar nguter sukoharjo dan sekitarnya hingga luar pulau jawa.
Pengiriman dilakukan setiap kali ada permintaan dari agen pasar. CV. Bisma
Sehat selalu memperhatikan arus barang untuk memastikan stok barang yang
ruang bahan baku hingga menjadi produk jadi dalam bentuk primer
CPOTB karena lahan yang luas, bersih dan terdapat ruang karangtina untuk
36
bahan baku disertai dengan nomor bets dengan SOP yang sesuai. untuk alur
dilakukan pengecekan nama barang, nomor bets dan kualitas fisik bahan.
l) Penimbangan
n) Ruang Ruahan
selesai di olah (mixing). Ruang ruahan di CV. Bisma Sehat cukup luas dapat
menampung beberapa tong yang berisi produk jadi yang siap untuk
sekunder. Serbuk yang tidak lolos dalam pengayaan juga disimpan di ruang
produk dapat di simpan paling lama sekitar 1 minggu setelah itu produk
ini 1 tong berisi 30kg dapat menghasilkan kurang lebih 5.000 sachet jamu
serbuk.
p) Ruang Antara
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) Pengeluaran
barang (bahan awal dan produk jadi) menggunakan sistem FIFO apabila
bahan yang memiliki nomer bets lebih awal itu yang dikeluarkan lebih dulu
untuk proses produksi atau pengiriman. Sistem FEFO apabila bahan yang
38
memiliki expired lebih awal maka dikeluarkan lebih dulu untuk proses
s) Distribusi
yaitu pasar nguter sukoharjo dan sekitarnya hingga luar pulau jawa.
Pengiriman dilakukan setiap kali ada permintaan dari agen pasar. CV. Bisma
Sehat selalu memperhatikan arus barang untuk memastikan stok barang yang
PRODUSEN
DISTRIBUTOR PASAR
BESAR
DISTRIBUTOR AGEN
AGEN
KONSUMEN
t) Penyimpanan
CV. Bisma Sehat menggunakan Sistem FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expired First Out) Pengeluaran barang (bahan awal dan produk
jadi) Menggunakan sistem FIFO apabila bahan yang memiliki nomer bets
lebih awal itu yang dikeluarkan lebih dulu untuk proses produksi atau
pengiriman. Sistem FEFO apabila bahan yang memiliki expired lebih awal
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Praktek Kerja Industri (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
oleh mahasiswa Universitas Duta Bangsa Surakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk
Melalui PKL, mahasiswa dapat belajar dan menerapkan teori-teori yang telah
mereka pelajari di Kampus dalam kondisi yang sesungguhnya. PKL yang telah
kami laksanakan di CV. Bisma Sehat selama 1 bulan telah memberikan kami
Kami telah belajar tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan dunia kerja,
seperti proses produksi sabun all in one dengan ekstrak lidah buaya dan kopi, sabun
cuci tangan, sabun cuci piring, hard candy dari esktrak jahe dan jeruk nipis. Kami
juga telah belajar untuk bekerja secara mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
Kami mengucapkan terima kasih kepada CV. Bisma Sehat yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKL di tempat ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing saya
selama pelaksanaan PKL. Kami berharap pengalaman yang kami dapatkan selama
keterampilan kami di bidang Farmasi. Kami juga berharap dapat menjadi bekal
2. Saran
beberapa saran untuk perbaikan pelaksanaan PKL di CV. Bisma Sehat, Saran-saran
tempat PKL. Hal ini bertujuan untuk memperlancar pelaksanaan PKL dan
tempat PKL.
2. Perlu adanya peningkatan fasilitas yang disediakan oleh tempat PKL untuk
3. Perlu adanya peningkatan bimbingan dan motivasi dari pihak tempat PKL
kepada siswa PKL. Bimbingan dan motivasi ini dapat diberikan oleh
Kami berharap saran-saran yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi
pihak kampus dan pihak tempat PKL untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia tahun 2021. Penerapan
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor 14 tahun 2021 pasal 1,
Tentang Sertifikasi CPOTB
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor 32 tahun 2019 tentang
Persyaratan keamanan dan mutu obat Tradisional.
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 25 Tahun 2021 Tentang
Penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 Tentang
Industri dan Usaha Obat Tradisional No 1 dan 2
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799 Tahun 2010 tentang fungsi Industri farmasi,
Jakarta.
Putri Ari Kristanti, Dyah Nur Azizah, dkk.2022 ”Dasar-dasar Teknologi Farmasi.”
Malang : Tim Astrapedia, hal 4
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Capaian Kompetensi PKL di Industri Farmasi
CAPAIAN KOMPETENSI
sekarang.
suatu perusahaan.
perusahaan.
penggunaannya.
Aspek yang memenuhi persyaratan CPOTB
kontaminasi .
pengemasan sekunder.
1. Mengamati dan
2. Tata ruang industri CV. Bisma Sehat meliputi ;
mempelajari Desain
tata ruang industri 1. Gudang bahan baku CV. Bisma Sehat telah
peralatan serta fasilitas untuk bahan baku disertai dengan nomor bets
(BOD, COD, TSS, pH). cukup luas dapat menampung beberapa tong
dilakukan 2 karyawan.
sekunder.
bahan berbahaya.
suhu 50° C
mengeras
• Lakukan pengujian Stabilitas sabun
Batang
Hasil
Cara kerja :
dipakai.
Hasil:
Sabun berwarna hijau dengan aroma lemon
Cara kerja :
dipakai.
Hasil :
bersih.
Dekokta
Cara kerja :
Hasil :
Hasil :
dari gula.
Cara kerja :
serbuk/mengkristal.
• Tambahkan garam secukupnya.
perasa qs.
Hasil:
aroma.
luluskan
baku kering:
luluskan
Proses pemesanan dari gudang penggilingan
2. Mempelajari
bahan ditanggung jawabkan oleh pak kusta dan
proses pemesanan
pak gimin yang akan mengkonfirmasi kepada bu
bahan pada vendor,
wiwik bahan apa saya yang habis akan
evaluasi vendor,
menghubungi distributor.
hingga perlakuan
yang diberikan
industri farmasi.
dilakukan 2 karyawan.
ke pengemasan sekunder.
sistem manajemen
yang dilaksanakan dikeluarkan lebih dulu untuk proses
harus diikuti.
Lampiran 2 Tugas Dari Preseptor Selama PKL
TUGAS DARI PRESEPTOR SELAMA PKL
A. Formulasi Sabun 1
Bahan : Alat :
1.VCO 30 gr 1. Panci
9. Gliserin 19.5 gr
11. Essence qs
13. Pipermint qs
14. Vit E qs
15. Pewarna qs
Cara kerja :
5. Kemudian masukkan asam stearat yang telah ditimbang & aduk ad homogen
6. Selanjutnya panaskan fase air pada suhu 50°C & aduk ad homogen
7. Lalu masukkan fasa air ke dalam fase minyak dan aduk ad homogen
9. Setelah pada suhu 50°C campurkan ekstrak, pipermint, vit E & essence,
pewarna\secukup nya
B. Formulasi Sabun 2
1. Texapon 53 g
2. Gliserin 4,4 g
3. EDTA 0,3 g
4. NaCl 30,3 qs
5. Pewarna qs
6. Air 412 Ml
7. Essence 0,5 %
8. Dibuat 1 liter
C. Formulasi Sabun 3
1. Texapon N 70 T 10%
2. TEA 1,5%
3. Sodium sulfat 2%
4. EDTA 0,2%
5. NaCl 7,5%
6. Pewarna hijau qs
7. Aqua ad 7 liter
Gambar 3.21
Ruangan
Pengemasan
Primer
Lampiran 6 Absensi Mahasiswa
LOGBOOK DAN ABSENSI