Sania (200209027)
34. chanida zanjabila (200209037)
Kelas : 20A1
ABSTRAK
ABSTRACT
dewasa (Singh et al., 2015). Rasa nyeri maupun panjang penderita (Yazici et al.,
pada penderita RA pada bagian sinovial 2005). Hal ini dapat diakibatkan oleh
sendi, sarung tendo, dan bursa akan stres, merokok, faktor lingkungan dan
mengalami penebalan akibat radang yang dapat pula terjadi pada anak karena faktor
kecacatan (Yazici & Simsek, 2010). efek samping yang cukup besar, dan biaya
dan kambuh kembali secara berulang- pengobatan yang dapat dijadikan salah
sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta orang tanaman yang banyak diteliti yaitu kunyit
tahun atau lebih didiagnosa arthritis. Dari Obat yang digunakan tidak hanya
data tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta berfokus pada kemampuan kimiawi obat
dengan komorbiditas dan mortalitas dini yang digunakan yaitu studi pustaka
dengan
pada otot dan kekuatan kontraksi otot
teknik menganalisis isi dari pustaka yang
(Smeltzer & Bare, 2002).
berkaitan dengan rheumatoid arthritis.
Pencarian fakta yang mendukung data
B. Manisfestasi Klinis
yang ditulis dan bahan untuk referensi
RA pada umumnya sering di tangan,
lainnya melalui sarana internet. Penyusun
sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan
mengambil bahan dari berbagai jurnal dan
lutut. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat
artikel dari berbagai situs website
berlangsung dalam waktu terus-menerus
terpercaya.
dan semakin lama gejala keluhannya akan
semakin berat. Keadaan tertentu, gejala
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya berlangsung selama beberapa hari
Rheumatoid arthritis (RA) adalah
dan kemudian sembuh dengan melakukan
penyakit autoimun yang menyebabkan
pengobatan (Tobon et al., 2010)
peradangan kronis pada sendi. Penyakit
Rasa nyeri pada persendian berupa
autoimun adalah penyakit yang terjadi
pembengkakan, panas, eritema dan
ketika jaringan-jaringan tubuh diserang
gangguan fungsi merupakan gambaran
oleh sistem imunnya sendiri yang keliru
klinis yang klasik untuk rheumatoid
(Aletaha et al., 2010).
arthritis. Persendian dapat teraba hangat,
A. Patofisiologi
bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung
Rheumatoid arthritis akibat reaksi
selama lebih dari 30 menit. (Smeltzer &
autoimun dalam jaringan sinovial yang
Bare, 2002). Pola karakteristik dari
melibatkan proses fagositosis. Dalam
persendian yang terkena adalah : mulai
prosesnya, dihasilkan enzim-enzim dalam
pada persendian kecil di tangan,
sendi. Enzim-enzim tersebut selanjutnya
pergelangan, dan kaki. Secara progresif
akan memecah kolagen sehingga terjadi
mengenai persendian, lutut, bahu, pinggul,
edema, proliferasi membran sinovial dan
siku, pergelangan kaki, tulang belakang
akhirnya terjadi pembentukan pannus.
serviks, dan temporomandibular.
Pannus akan menghancurkan tulang rawan
Adapun tanda dan gejala yang
dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya
umum ditemukan atau sangat serius
adalah menghilangnya permukaan sendi
terjadi pada lanjut usia menurut Buffer
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot
(2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi
akan merasakan nyeri akibat serabut otot
hari dan kekakuan pada daerah lutut,
mengalami perubahan degeneratif dengan
bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki,
menghilangnya kemampuan elastisitas
juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak
setelah
mengurangi nyeri sendi dan bengkak, serta
beberapa bulan, bila diraba akan terasa
meringankan kekakuan dan mencegah
hangat, terjadi kemerahan dan terasa
kerusakan sendi sehingga dapat
sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien
menyebabkan demam dan terjadi berulang
meringankan gejala tetapi juga
dapat terjadi berulang.
memperlambat kemajuan penyakit.
Penderita RA memulai pengobatan mereka
C. Diagnosis
dengan DMARDs (Disease Modifying
Dagnosis RA di Indonesia mengacu
Anti-Rheumatic Drugs) seperti
pada kriteria diagnosis menurut American
metotreksat, sulfasalazin dan leflunomid
College of
(American College of Rheumatology
Rheumatology/European League Against
Subcommittee, 2012).
Rheumatism 2010 yaitu Tabel 1. Kriteria
Terapi pengobatan di mulai dengan
RA ACR/EULAR 2010
pendidikan pasien mengenai penyakitnya
dan penatalaksanaan yang akan dilakukan
sehingga terjalin hubungan baik antara
pasien dan keluarganya dengan dokter atau
tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa
hubungan yang baik akan sukar untuk
dapat memelihara ketaatan pasien untuk
tetap berobat dalam suatu jangka waktu
arthritis tidak hanya mengontrol gejala sendi dan pada akhirnya mengurangi biaya
(Perhimpunan Reumatologi
Indonesia, 2014).
E. Potensi Kurkumin dan Analognya
3. Kortikosteroid
dalam Penanganan Rhemautoid
Pengobatan farmakologi dengan
Arthritis
kortikosteroid oral dalam dosis
Sejumlah penelitian menunjukkan
rendah/sedang bisa menjadi bagian dari
kurkumin memiliki potensi besar dalam
pengobatan RA, namun sebaiknya
penanganan RA. Pemberian kurkumin
dihindari pemberian bersama OAINS
menyebabkan penurunan indeks
selagi menunggu efek terapi dari
peradangan pada hewan uji (Aggarwal &
DMARDs (Innes et al., 2009).
Harikumar, 2009). Pemberian kurkumin
Kortikosteroid diberikan dalam jangka
mampu menghambat perburukan keadaan
waktu sesingkat mungkin dan dosis rendah
RA. Kurkumin juga mampu
yang dapat mencapai efek klinis. Perlu
meningkatkanrespon kekebalan tubuh
diingatkan bahwa OAINS tidak
selama peradangan. Kurkumin mampu
mempengaruhi perjalanan penyakit
menekan TNF sehingga menurunkan
ataupun mencegah kerusakan sendi.
kerusakan tulang rawan (Aggarwal &
Pemilihan OAINS yang dipergunakan
Harikumar, 2009). Pasien RA yang
tergantung pada pencegahan efek samping
diberikan kurkumin selama 2 minggu
Kombinasi 2 atau lebih OAINS harus
menunjukkan perbaikan keadaan, dapat
dihindari karena tidak menambah
ditoleransi tubuh, dan tidak menimbulkan
efektivitas tetapi meningkatkan efek
efek samping. Pada penelitian lain yang
samping (Petri, 2007).
dilakukan pada 50 pasien menunjukkan
Dikatakan dosis rendah jika
pemberian kurkumin mampu menurnkan
diberikan kortiksteroid setara prednison <
nilai IL-1β, IL-6, CD40, dan laju endap
7,5 mg sehari dan dosis sedang jika
darah. Efek samping yang terjadi dapat
diberikan 7,5 mg-30 mg sehari (Dipiro,
ditekan dibandingkan penggunaan OAINS
2010). Selama penggunaan kortikosteroid
(Gupta et al., 2012)
harus diperhatikan efek samping yang
Gamavuton-0 (GVT-0) merupakan
dapat ditimbulkannya seperti hipertensi,
analog kurkumin yang banyak dilaporkan
retensi cairan, hiperglikemi, osteoporosis,
memiliki aktivitas antiinflamasi termasuk
katarak dan kemungkinan terjadinya
dalam penanganan RA. Hasil penelitian
aterosklerosis dini. (Alldredge, et al.,
yang dilakukan pada hewan uji dengan
2003).
berbagai dosis selama 21 hari diketahui
mampu menekan progres RA. Pasca
pemberian GVT-0 terjadi penurunan
membentuk nanoemulsi
rematik indeks, peradangan pada kaki
pada pencampuran dengan air. Proses
tikus, nilai TNF, dan IL-1β. Kerusakan
self-nano- emulsifikasi terjadi secara
tulang rawan juga menurun secara
spontan karena tidak memerlukan
signifikan. Pada uji toksisitas menunjukkan
tambahan perlakukan atau energy dari luar
senyawa ini aman (Ikawati et al., 2014).
(Villar et al., 2012).
Sistem penghantaran yang
F. Pendekatan Sistem Nanopartikel
berdasar nanoemulsi memiliki potensi
Pada Penghantaran Obat
untuk memperbaiki kestabilan
Rhemautoid Arthritis
obat, meningkatkan durasi efek terapi dan
Obat konvensional maupun
memungkinkan pemberian enteral dan
senyawa bahan alam dan turunannya
parenteral, yang dapat mencegah, atau
umumnya memiliki permasalahan dalam
meminimalkan degradasi dan metabolism
kelarutan. Sistem nanopartikel mampu
obat dan juga efflux seluler (Mohanraj &
memperbaiki kelarutan dari suatu senyawa,
Chen, 2006).
sehingga meningkatkan penetrasi untuk
SNEDDs mampu meningkatkan
mencapai target aksi. Nanopartikel
penyerapan dan bioavailabilitas oral nya
didefinisikan sebagai partikel terdispersi
dari senyawa aktif. Sebagai tujuan akhir,
atau partikel padat dengan ukuran 10-1000
formulasi SNEDDs mampu meningkatkan
nm. Obat dilarutkan, terjebak, dikapsulasi
efektivitas sebagai pengobatan anti RA
atau dijerat dalam matriks nanopartikel
(Patel et al., 2011).
(Mohanraj & Chen, 2006).
Sistem nanopartikel dirancang
IV. KESIMPULAN
untuk mampu membuat obat mencapai
Penderita rheumatoid arthritis
target terapi, terutama pada keadaan RA.
memulai pengobatan mereka dengan
Hal tersebut dapat menurunkan kejadian
DMARDs (Disease Modifying Anti-
efek samping karena kerja spesifik dari
Rheumatic Drugs) seperti metotreksat,
sistem nanopartikel (Pham, 2011).
sulfasalazin dan leflunomid. Alternatif
Salah satu sistem nanopartikel yang
pengobatan yang dapat dijadikan salah
banyak dikembangkan yaitu Self- Nano
satu pilihan dalam penanganan
Emulsifying Drug Delivery Systems
rheumatoid arthritis yaitu senyawa
(SNEDDs) didefinisikan sebagai campuran
kurkumin dan analognya. Sistem
isotropik minyak, surfaktan dan
nanopartikel mampu meningkatan
kosurfaktan yang dengan cepat
efektifitas dalam pengobatan terutama
keadaan rheumatoid arthritis.
Gupta, S., Patchva, S., Aggarwal, B.,
DAFTAR PUSTAKA 2012, Therapeutic Roles of
Curcumin: Lessons Learned from
Aggarwal, B., and Harikumar, K., 2009, Clinical Trials, The AAPS Journal,
Potential Therapeutic Effects of Vol. 15, No. 1.
Curcumin, the Anti-inflammatory Ikawati, Z., Yuniarti, N., Marnono, A.,
Agent, Against Neurodegenerative, 2014, Acute Toxicity and
Cardiovascular, Pulmonary, Suppressive Effects of a Curcumin
Metabolic, Autoimmune and Analogue Gamavuton-0 (Gvt-0)
Neoplastic Diseases, Int J Biochem On CFA-Induced Arthritis in rats,
Cell Biol. 2009 ; 41(1): 40–59 Journal of Applied Pharmaceutical
Aletaha D, Neogi, Silman J, Funovits, Science, Vol. 4 (11), pp. 019-023.
Felson T. 2010. Rhematoid Arthritis Innes I.B., Jacobs J.W.G, Woodnurn J, van
Collaborative Initiative. Arthritis Laar J.M. Treatment of Rematoid
Rheum. 62: 2569 – 2581 Arthritis 2009. Dalam: Bijlsma
Alldredge, B.K., Corelli, R.L, Ernst, M.E, JWJ, Buermester GR, da Silva
Guglielmo, B.J, Jacobson, P.A, & JAP. Eular Coompedium on
Kradjan, W.A. 2013, Koda-Kimble Rheumatic Diseases. London. 20:
& Young’s Applied Therapeutics 81-91.
The Clinical Use of Drugs. Kim J. M & Weian MH. 2007. When does
Lippincott Williams & Wilkins Rhematoid Artritis Begin and Why
Pennsylvania, United States of Do We Need to Know ?. Arthtrits
America. Rheum. 23: 143-156.
American College of Rheumatology Kremer J.M., Alarcon GS, Lightfoot RW.
Subcommittee Reumatoid Arthritis. 1994. Methotrexate for Rematoid
2012. Guidelines for the Arthritis: Suggested Guidelines for
Management of Rematoid Arthritis. Monitoring Liver Toxicity.
46: 328-46 Arthritis Rheum 37:316-328
Arthritis Foundation, 2015, Arthritis Mohanraj, V.J., and Y. Chen. 2006.
Foundation Scientific Strategy Nanoparticles-A Review. Tropical
2015-2020, http://www.arthritis.org Journal of Pharmaceutical
/Documents/arthritis-foundation- Research 5 (1): 561-573.
scientific-strategy.pdf Muchid A. 2006. Pharmaceutical Care
Brooke MP. 2014. Rheumalology. Med J untuk Pasien Penyakit Arthiritis
Australia.160: 374-377. Rematik. Izkafiz. Direkloral Bina
Choy, E., 2012, Understanding the Farmasi Komunitas dan Klinik,
dynamics: pathways involved in the Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
pathogenesis of rheumatoid Kesehatan, Jakarta.
arthritis, Rheumatology, 2012 Nainggolan, O. 2009. Prevalensi dan
;51:v3-v11. doi:10.1093 Determinan Penyakit Rheumatik di
/rheumatology/kes113 Indonesia. Majalah Kedokteran
Darmawan J.1988. Rheumatic condition in Indonesia 59: 587-594.
the northern part of Central Java. Nikolas, S. 2012. Fatigue in Rheumatoid
An epidemiological survey. 97- Arthritis: from Patient Experience
111. to Measurement. Thesis,
DiPiro, Robert L. Talbert, Gary, C. Yee, University of Twente.
Gary, R. Matzke, Barbara G. Wells, Pham, C., 2011, Nanotherapeutic
Michael, P. 2010. Pharmacotherapy approaches for the treatment of
: A rheumatoid arthritis, Wiley
Pathophysiologic Approach. The Interdiscip Rev Nanomed
Mc. Graw Hill Company. USA.
Villar, A. M., Naveros, B. C., Campmany,
Nanobiotechnol. 2011 ; 3(6): 607– A. C., Trenchs, M. A., Rocabert, C.
619 B. & bellowa, L. H. 2012.
Schwinghammer, T.L., & Koehler, J.M. Design and optimization of self
2009. Pharmacotherapy Casebook nanoemulsifying drug delivery
: A Patient-Focused Approach. The systems (SNEDDs) for enhanced
Mc. Graw Hill Company. USA. dissolution of gemfibrozil. Int J
Singh, J., Saag, K., Bridges, L., Aki, E., Pharm.
Bannuru, R., 2015, 2015 American Yazici, Y & Simsek I. 2005. Traetment
College of Rheumatology Options for Rhematoid Arthritis
Guideline for the Treatment of Beyond TNF-Alpha Inhibitors.
Rheumatoid Arthritis, Arthritis Expert Rev Clin Phamrcol. 3: 663-
Care & Research, DOI 666.
10.1002/acr.22783, VC 2015, Yazici Y., T. Sokka, H. Kautiainen,
American College of Swearingen, I. Kulman, Pincus.
Rheumatology. 2005. Longterm Safety of
Sokka T, B. Abelson, & T. Pincus. 2008. Methotrexate in Routine Clinical
Mortality in Rematoid Arthitis. Clin Care: Discontinuation Is Unusual
Exp Rheumatol. 26: 35-36 and Rarely Due to Laboratory
Tobon G.J., P. Youinou, A. Saraux. 2010, Abnormalities. Ann Rheum Dis.
The Environment, Geo- 64: 207-211
Epidemiology, and Autoimmune
Disease: Rematoid arthritis. J
Autoimmun 35: 10-4
Patel J, Patel A, Raval M, and Sheth N,
2011, Formulation and
development of a self-
nanoemulsifying drug delivery
system of irbesartan, J Adv Pharm
Techno Res, 2(1): 9-16
Perhimpunan Rematologi Indonesia, 2014.
Diagnosis dan Pengelolaan Artritis
Reumatoid. Perhimpunan
Reumaologi Indonesia, Bandung.
Petri M. 2007. Hopkins Lupus Pregnancy
Centre: Ten Key Issues in
Management. Rheum Dis Clin
North Am. 33: 227-34
Saag K.G., Teng G.G, Patkar N.M,
Anuntiyo J, Finney C, & Curtis.
2008. American College of
Rheumatology Recommendations
for the Use of Nonbiologic and
Biologic Disease-Modifying
Antirheumatic Drugs in Rematoid
Arthritis. Arthritis Rheum. 59: 762-
784.
Smeltzer, Suzanne. dan Bare, Brenda,
2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth Ed.8. EGC, Jakarta.