Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

Diyah wahyu nirmaningrum (13710002)

Dwi Arumaniya (20710001)

Amalia Ananingrum (20710011)

Fiqih Furqon H. Mongilong (20710053)

I Made Panji Palguna (20710060)

I Gede Adiguna Prabawa (20710063)

Amanda Firmandani (20710070)

I Gusti Ayu Meidayanti (20710109)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2022

1
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH DIARE AKUT
DI PUSKESMAS DLANGU
KABUPATEN MOJOKERTO

Disusun oleh :
Dwi Arumaniya
20710001

Pembimbing :

dr. Aprilia Eka Very Rachmawati

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2022

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS DLANGU
KABUPATEN MOJOKERTO

Laporan Kunjungan Rumah ini sebagai salah satu persyaratan untuk


dapat mengikuti ujian Profesi dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Disusun oleh:
Dwi Arumaniya
20710001

Menyetujui

Dosen Pembimbing Pembimbing Puskesmas

Dr.Wike Herawati ,drg., M.kes dr. Aprilia Eka Very R.

Mengesahkan
Kepala Puskesmas Dlangu

dr. Ahmad Ziaul Haq

3
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat d
an rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan Kunjungan
Rumah Pasien Diare Akut di Puskesmas Dlangu Kabupaten Mojokerto” tepa
t pada waktunya. Penyusunan laporan home visite ini sebagai bagian dari tuga
s Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan sebagai salah satu sy
arat kelulusan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kus
uma Surabaya.
Atas terselesaikannya laporan home visite ini, kami menyampaikan ter
imakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono, dr. Sp. THT-KL (K), Rektor
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan
kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wij
aya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis
menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Sura
baya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Keseh
atan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Sura
baya.
4. Hj. Andiani.,dr.,M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu K
esehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Dr. Wike Herawati ,drg., M.kes sebagai pembimbing yang telah member
ikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan laporan k
unjungan rumah ini.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto beserta staf.
7. dr. Ahmad Ziaul Haq, selaku Kepala Puskesmas Dlangu Mojokerto.

4
8. dr. Aprilia Eka Very Rachmawati selaku dokter pembimbing di Puskes
mas Dlangu Mojokerto
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat kami hargai guna penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, Oktober 2022

Penulis

5
5
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan
1. Tujuan umum.......................................................................... 4
2. Tujuan khusus......................................................................... 5
D. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan dan dokter muda............... 5
2. Manfaat bagi pasien dan keluarga.......................................... 5
3. Manfaat bagi institusi kesehatan............................................. 5
BAB II HASIL PEMERIKSAAN KLINIK
A. Identitas Pasien.............................................................................. 7
B. Anamnesis...................................................................................... 7
C. Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 10
D. Pemeriksaan Penunjang................................................................. 11
E. Resume.......................................................................................... 11
F. Penatalaksanaan............................................................................. 12
G. Follow Up...................................................................................... 13
BAB III PENGELOLAAN PASIEN
A. Patient-Centered Management.................................................... 14

6
B. Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga Lainnya...................... 15
BAB IV HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUN
GAN
A. Faktor Keluarga............................................................................. 13
B. Bentuk Keluarga............................................................................ 13
C. Fungsi Keluarga........................................................................... 15
D. Faktor Lingkungan.......................................................................
22
E. Faktor Perilaku Keluarga............................................................. 24
F. Pelayanan Kesehatan....................................................................
24
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Masalah........................................................................... 25
B. Analisis.......................................................................................... 26
C. Pembahasan................................................................................... 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 31
B. Saran.............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 33

7
7
DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Klasifikasi Penilaian Status Gizi berdasarkan BMI............... 11


Tabel IV.1 APGAR tentang Adaptation Tn. A………................................ 15
Tabel IV.2 APGAR tentang Partnership Tn. A………............................... 16
Tabel IV.3 APGAR tentang Growth Tn. A………...................................... 17
Tabel IV.4 APGAR tentang Affection Tn. A………................................... 18
Tabel IV.5 APGAR tentang Resolve Tn. A………...................................... 19
Tabel IV.6 APGAR Score Tn. A………....................................................... 20
Tabel IV.7 SCREEM Score Tn. A................................................................ 22

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Diagram Genogram Keluarga Tn. A................................. 15


Gambar IV.2 Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Tn. A dan Angg
ota Keluarganya yang lain…………............................................... 14
Gambar IV.3 Denah Rumah Tn. A……................................................. 23
Gambar V.1 Teknik Analisis Menurut Blum.......................................... 26

9
9
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT LAPORAN HOME VISIT

DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Puskesmas Dlangu No. RM

Tanggal kunjungan pertama kali : 4 Oktober 2022

Nama pembimbing : dr. Aprilia Eka Very Rachmawati

Nama Dokter Muda : Dwi Arumaniya

Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING

Tanggal Tingkat Pema Paraf Pembim Paraf Keterangan

haman bing

10
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Ny.G


Alamat : Dusun Cepoko RT 02 RW 6 Desa sambiawang
Kecamatan Dlangu Kabupaten Mojokerto
Bentuk Keluarga : nuclear family

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Yang Tinggal Dalam Satu Rumah


Kedudukan
No L/
Nama Dalam Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket
P
Keluarga (Y/T)
1 Anak T
Tn. B L 43 th SMA Serabutan -
Menantu
2 Ibu rumah T
Ny. N Anak P 42 th SMP -
tangga
3 Tukang cari Y Diare
Ny. G Ibu P 70 th -
kayu akut
4 An. M Cucu L 11th SD -

Sumber : Data Primer, 04 Oktober 2022

11
11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulk

an kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit b

ersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 f

rekuensi KLB terbanyak setelah DBD, Chikungunya, Keracunan makanan,

Difteri dan Campak.

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di n

egara berkembang seperti di Indonesia, walaupun telah banyak kemajua

n diperoleh di bidang pemberantasan penyakit diare di Indonesia n

amun hingga kini angka kesakitan diare tetap masih tinggi. Angk

a kesakitan diare diperkirakan antara 120-130 kejadian per 1000 penduduk,

60% kejadian diare. Morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei

morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari ta

hun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.Penyakit diare meru

pakan masalah kesehatan di banyak negara berkembang termasuk Indonesia.


1

12
Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Setiap epi

sode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksi

a dan berkurangnya kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila e

pisodenya berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan dan kese

hatan anak.2

B. Rumusan Masalah

Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

berkesinambungan dan menyeluruh kepada Ny.G , dan mengetahui hubun

gan antara penyakit yang diderita pasien dengan kondisi sosial ekonomi, p

engetahuan tentang penyakit, kepatuhan minum obat dan lingkungan pend

erita.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesina

mbungan dan menyeluruh kepada Ny. G , dan mengetahui hubungan an

tara penyakit yang diderita pasien dengan kondisi sosial ekonomi, peng

etahuan tentang penyakit, kepatuhan minum obat dan lingkungan pende

rita.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi penyakit pasien

b. Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGA

13
13
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM

d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram

e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan

f. Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya

g. Mengidentifikasi faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan dan Dokter Muda

a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dokter muda tentang penya

kit serta kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya

b. Meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi antar mahasiswa

dengan pasien

c. Memupuk sikap peduli dan sikap menolong sebagai bekal menjadi

dokter.

d. Mengetahui peran serta sarana pelayanan kesehatan pada penatalak

saan penyakit di masyarakat.

2. Bagi Pasien dan Keluarga

a. Memberikan wawasan dan pemahaman kepada pasien dan keluar

ga mengenai penyakit dan penanganannya agar tidak menyebabka

n komplikasi yang berat.

b. Memberikan wawasan kepada pasien dan keluarganya mengenai

bagaimana pola hidup bersih dan sehat.

c. Memberikan motivasi kepada pasien .

3. Bagi Institusi Kesehatan/Puskesmas


14
a. Membantu mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

b. Memudahkan pelayanan kesehatan dalam mewujudkan program la

yanan dokter keluarga dalam fokus layanan primer.

c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan

pendekatan secara komunitas.

15
15
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN KLINIK

A. Identitas Penderita

Nama : Ny.G

Umur : 70 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Tukang Cari Kayu

Pendidikan : Tidak sekolah

Agama : Islam

Alamat : Dusun Cepoko Rt 2 Rw 6, Desa sambiawang.

Status Marital : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 4 Oktober 2022

B. Anamnesis

1.Keluhan Utama : BAB Cair

2.Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien berusia 70 tahun, datang ke Puskesmas mengeluh Buang Air Besar

Cair sejak 2 hari yang lalu, sehari BAB cair sebanyak 4 kali, disertai perut

mulas. BAB lebih cair dari biasanya. Berwarna kuning, Berbuih, Berbau

Amis, BAB berdempul (-), BAB darah (-). Setiap kali BAB dikatakan banyak

sekitar 1 gelas aqua. Pasien mengatakan bahwa badannya terasa lemas dan

perut terasa panas sehingga sulit untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.

16
Pasien mengatakan keluhannya tidak disertai dengan demam atau keluhan

lain. Pasien mengatakan sudah minum obat loperamide hcl dan promag,

namun belum membaik. Pasien mengaku sebelum BAB cair, pasien makan

mangga yang belum masak dan jarang mencuci tangan. BAK tidak ada

keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat sakit seperti ini : Pasien tidak pernah sakit seperti ini

b. Riwayat alergi obat : Disangkal

c. Riwayat alergi makanan : Disangkal

d. Riwayat alergi yang lain : Disangkal

e. Riwayat diabetes mellitus : Disangkal

f. Riwayat penyakit asma : Disangkal

g. Riwayat hipertensi : Pasien menderita hipertensi sejak…

h. Riwayat penyakit lain : Disangkal

3. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat sakit seperti pasien : anak dan cucu pasien tidak pernah s

akit seperti ini

b. Riwayat sakit sesak nafas : Disangkal

c. Riwayat hipertensi : Disangkal

d. Riwayat diabetes mellitus : Disangkal

4. Riwayat Kebiasaan

Pasien hingga saat ini suka makan-makanan pedas dan kecut

a. Riwayat merokok : Disangkal

17
b. Riwayat NAPZA : Disangkal

c. Riwayat olah raga : Jarang berolahraga

5. Riwayat Pengobatan

a. Membeli obat sendiri yaitu Loperamid HCL dan Promag

b. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan saat ini keluhan sudah mulai

membaik. Dari puskesmas, pasien mendapat obat Loperamid, Antasida

Doen, Oralit, dan Amlodipin.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang Tukang cari kayu yang tinggal di

rumahnya bersama 1 anak, 1 menantu dan 1 cucuAnak pasien yang tinggal

Bersama pasien seorang ibu rumah tangga merupakan anak kedua dari

pasien, pasien mempunyai 6 orang anak, yang meninggal 2 dan yang

masih hidup hingga sekarang 4. Anak pasien semua sudah menikah dan

sudah kerja.

Hubungan interaksi pasien dengan keluarga dirumah baik. Sebelum

pasien mengalami sakit, tidak ada anggota keluarga dirumah yang sakit.

Untuk kebutuhan sehari-hari, dipenuhi oleh menantu pasien. Keadaan

sosial ekonomi terkesan menengah kebawah.

7. Riwayat Gizi

Pasien makan sehari-harinya teratur 3 kali dalam sehari namun

kadang-kadang juga tidak makan kalua tidak enak badan, dengan nasi pors

i 1 piring kadang setengah piring. Pasien sering memakan sayur – sayuran.

18
Lauk pauk yang biasa dimakan seperti tahu-tempe, ikan asin. Pasien

memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin, pedas dan kecut.

8. Anamnesis sistem

1. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

2. Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,

luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)

3. Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-), ketajaman baik

4. Hidung : Tersumbat (-), mimisan (-)

5. Telinga : Pendengaran berkurang (+), keluar cairan (-).

6. Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-)

7. Tenggorokan : Sakit menelan (-), serak (-)

8. Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk

darah (-)

9. Kadiovaskuler : Berdebar-debar (-), nyeri dada (-), sesak (-)

10. Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun (-), nyer

i perut (-)

11. Genitourinaria : Warna urine kuning, jumlah normal

12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)

13. Muskuloskeletal: Dalam batas normal

14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-)

Bawah : bengkak (-), sakit (-)

19
C. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4V5M6

2. Tanda Vital dan Status Gizi

a. Tanda Vital

Nadi : 96x/menit

Pernafasan : 22x/menit

Suhu : 36,2oC

Tensi : 141/83 mmHg

b. Status Gizi

Berat badan : 45kg

Tinggi badan : 150cm

Perhitungan status gizi berdasarkan body mass index (BMI) :

BB 45
BMI = 2 = 2 = 18,9
TB 1,5

Nilai BMI Status Gizi

>30 Obesitas

25-29,5 Berat badan lebih

18,5- 24,5 Berat badan ideal

<18,5 Berat badan kurang

Tabel II.1. Klasifikasi Penilaian Status Gizi berdasarkan BMI

20
Berdasarkan tabel BMI di atas, status gizi penderita masuk dalam kategori berat

badan ideal

3. Pemeriksaan Psikis

Penampilan : Sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : Kualitatif tidak berubah; kuantitatif composmentis

Afek : Appropriate

Psikomotor : Normoaktif

Proses pikir : Bentuk :realistik

Isi :waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

Arus :koheren

Insight : Baik

D. Pemeriksaan penunjang:

Tidak dilakukan

E. Resume

Pasien berusia 70 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan Buang Air

Besar Cair. Sehari BAB cair sebanyak 4 kali, disertai perut mulas. BAB lebih

cair dari biasanya, berwarna kuning, berbuih dan berbau amis, BAB

berdempul (-), BAB berdarah (-). Setiap kali BAB dikatakan banyak sekitar 1

gelas aqua. Badan pasien terasa lemas dan perut terasa panas sehingga sulit

melakukan pekerjaan sehari-hari. Demam (-), dan keluhan lain (-). Keluhan ter

sebut dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah pasien mengonsumsi mangga. B

21
AK dalam batas normal. Pasien sempat membeli obat sendiri yaitu loperamide

hcl dan promag sebelum datang ke Puskesmas. Pasien tidak pernah sakit seper

ti ini sebelumnya. Riwayat alergi obat dan makanan disangkal. Riwayat penya

kit seperti asma, diabetes mellitus disangkal dan hipertensi (+).

Status gizi pasien BB : 45 kg, TB : 150 cm, status gizi berdasarkan BMI ad

alah termasuk berat badan ideal.

Diagnosis Biofisik : Diare Akut

Diagnosis Psikologis : Afek emosi dalam batas normal

Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya :

- Status Ekonomi Menengah Kebawah

- Kondisi lingkungan rumah cukup bersih

F. Penatalaksanaan

a. Non Medikamentosa

1. Jika terdapat keluhan, segera periksa kembali ke puskesmas agar

segera mendapatkan penanganan.

2. Edukasi kepada pasien, bahwa dengan penatalaksanaan yang tepat

maka BAB cair dapat berkurang dan komplikasi akibat diare dapat

dicegah.

3. Edukasi kepada anggota keluarga , mengenai faktor resiko yang ada

pada mereka dan pentingnya melakukan perilaku hidup bersih dan

sehat.

22
4. Edukasi kepada keluarga untuk melakukan Tindakan pencegahan

penyakit diare, dengan cara mencuci tangan setiap sebelum makan dan

setelah dari kamar mandi.

5. Edukasi kepada pasien agar menghindari makanan tinggi serat (seperti

sayur dan buah).

6. Edukasi kepada pasien agar menghindari makanan atau minuman

yang terbuat dari susu (misalnya susu, keju) dan kafein (seperti kopi).

7. Edukasi kepada pasien agar minum obat yang diberikan oleh dokter se

suai aturan.

b. Medikamentosa

1. Oralit ( S 1 dd sach 1 ).

2. Loperamid HCL 2mg (S 3 dd Tab I)

3. Amlodipin 5mg (S 1 dd Tab I)

4. Antasida Doen (S 3 dd Tab I)

23
BAB III

PENGELOLAAN PASIEN

(PATIENT MANAGEMENT)

A. Patient Centered Management

Medikamentosa:

1. Oralit (1 x 1 sachet) diminum 1 kali sehari 1 sachet.

2. Loperamid HCL 2mg (S 3 dd Tab I) diminum 3 kali sehari 1 tablet.

3. Amlodipin 5mg (S 1 dd Tab I) diminum 1 kali sehari 1 tablet.

4. Antasida Doen (S 3 dd Tab I) diminum 3 kali sehari 1 tablet.

Non medikamentosa:

1. Rencana promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan ke

pada keluarga

a) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pentingnya

perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan air

bersih dan sabun, menggunakan air bersih, dan menggunakan

jamban sehat (BAB pada tempatnya) agar terhindar dari penyakit

diare .

b) Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk senantiasa

mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan.

c) Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk menjaga

pola makan, kebersihan diri dan lingkungan.

2. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga

24
a) Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit diare akut.

b) Menjelaskan pentingnya melakukan perilaku hidup bersih dan sehat

untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kepada anggota kelu

arga maupun orang lain.

c) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa penyakit ini adalah

penyakit yang sering dialami oleh sebagian besar masyarakat baik y

ang dewasa maupun anak-anak.

d) Menjelaskan pentingnya untuk selalu taat terhadap pengobatan.

B. Prevensi bebas penyakit untuk keluarga lain

Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah dengan perilaku sehat dan penyehatan lingkungan.1
Adapun beragam upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran
dan menularnya diare ialah :
1. Pemberian makanan yang higienis.
Faktor makanan juga sering menjadi factor penyebab seseorang
mengalami diare. Makanan yang kita konsumsi harus diperhatikan
kebersihannya karena jika makanan yang kita konsumsi tidak bersih maka
kuman atau bakteri yang terdapat pada makanan dapat ikut masuk kedalam
tubuh kita, sehingga makanan harus selalu dalam keadaan tertutup agar
tidak dihinggapi lalat.
2. Menyediakan air minum yang bersih.
Faktor penyebab diare lebih dominan disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu
sendiri dapat masuk ketubuh kita melalui banyak hal, salah satunya
melalui air minum yang terkontaminasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan.
menjaga kebersihan diri merupakan salah satu cara agar tubuh terhindar
dari kuman dan bakteri sehingga tidak mudah terjangkit penyakit,

25
termasuk diare. Misalnya mencuci tangan, menjaga kebersihan kuku
seperti memotong kuku agar kuku tidak Panjang dan tidak kotor.
4. Membiasakan mencuci tangan.
Langkah yang paling mudah dilakukan untuk menghindari diare adalah
rajin mencuci tangan pakai sabun, karena tangan adalah anggota tubuh
yang paling banyak kita gunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sehingga sangat rentan untuk bakteri dan kuman menempel pada tangan
kita, saat kita memegang apapun.
5. Buang air besar pada tempatnya.
Buang air besar disungai, pantai atau tanah terbuka dapat mengundang
serangga seperti lalat, kecoa, kaki seribu, dan sebagainya yang dapat
menyebarkan penyakit akibat tinja, seperti diare.
6. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai.
Selain merusak pemandangan, kebiasaan membuang sampah sembarangan
dapat menimbulkan penyakit seperti diare.
7. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari
penyakit diare.

26
BAB IV

HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUNGAN

A. Faktor Keluarga

Struktur keluarga : Patriakal

B. Bentuk Keluarga (Genogram)

Bentuk Keluarga : Nuclear family

Gambar IV. 1 Diagram Genogram Keluarga Ny. G

Keterangan Simbol:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien (Penderita Diare akut)

: Meninggal dunia

27
Pasien

Anak menantu cucu

Gambar IV.2 Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny. G dan Anggota Kel
uarganya yang lain

1. Pola Interaksi Keluarga

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik

Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik (Lihat Gambar IV.2). I

nteraksi antara pasien dengan anak, anak menantu serta cucu dan sebaliknya berjal

an dengan baik dalam suatu harmoni hubungan keluarga yang baik.

2. Tingkah laku pasien dan anggota keluarga (metode pertanyaan sirkuler);

1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan keluarga ?

Jawab : Keluarga pasien langsung menyarankan untuk mengonsumsi obat dan

mengantarkan pasien berobat ke puskesmas.

2. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan keluarga yang lain?

Jawab : Ikut mendukung dan membantu mengenai kesembuhan pasien serta m

engurangi hal-hal yang dapat memperburuk penyakit pasien.

3. Jika dibutuhkan rawat inap, izin siapa yang dibutuhkan?

Jawab : Dibutuhkan izin dari anak.

4. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien?

Jawab : Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah Anak ke 2 pasie

28
n.

5. Selanjutnya siapa?

Jawab : Selanjutnya adalah menantu pasien.

6. Siapa secara emosional jauh dari pasien?

Jawab : Tidak ada

7. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?

Jawab : Tidak ada.

Kesimpulan : Keluarga pasien selalu mendukung semua hal yang positif dan ti

dak setuju apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya.

Hubungan antara Ny. G dan keluarganya terasa baik dan dekat.

C. Fungsi Keluarga

a) APGAR Score

1. Adaptation

Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu membic

arakan kepada Anak nya dan mengungkapkan apa yang dirasakan. Dukung

an berupa Anak dengan mengantarkan pasien berobat. Ny.G termasuk oran

g yang terbuka, begitu pula dengan Anak, sehingga apabila ada permasalah

an maka dapat dibicarakan dan diselesaikan dengan baik.

Tabel IV.1 APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota Keluarga ter


hadap Keadaan dan Perilaku Ny.G)
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap keadaan dan perilak Ya Kadang Tdk
u Ny. G 2
1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny. G sakit Diare √
2 Memotivasi Ny. G dalam hal mengurangi konsumsi √
makanan dan minuman yang terbuat dari susu (misalnya
susu dan keju). Serta, makanan pedas dan kecut.
3 Memotivasi Ny. G dalam hal mengatur pola hidup bersih √
dan sehat .

29
4 Memotivasi Ny. G dalam beraktivitas fisik. √
5 Mengingatkan Ny. G untuk minum obat. √
6 Memotivasi Ny. G bila waktunya kontrol ke puskesmas. √
7 Bersedia mengantar Ny. G untuk kontrol ke puskemas. √
8 Menerima bila Ny. G mengeluh karena harus melakukan √
pola hidup bersih dan sehat
9 Tidak menerima keluhan bila Ny. G bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Ny. G malas beraktivitas fisi √
k
Skor total 12 4
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-kadang skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =16 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G (Nilai Adaptation = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)

2. Partnership (kerjasama) yaitu kualitas kerjasama (harmonisasi) antara ang

gota keluarga dalam mengatasi setiap masalah penyakit Ny. G.

Tabel IV.2 APGAR tentang Partnership (Pernyataan Kesepakatan Bersam


a antar Anggota Keluarga terhadap Perilaku Tn. A)
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap keadaan dan perilak Ya Kadang Tdk
u  2
1. Keluarga sepakat ikhlas menerima atas beban akibat Ny. G. √
2 Keluarga sepakat memotivasi Ny. G dalam hal mengurangi √
konsumsi makanan dan minuman yang terbuat dari susu
(misalnya susu dan keju). Serta, makanan pedas dan kecut.
3 Keluarga sepakat memotivasi Ny. G dalam hal mengatur √
pola hidup bersih dan sehat ..
4 Keluarga sepakat memotivasi Ny. G beraktivitas fisik. √
5 Keluarga sepakat mengingatkan Ny. G untuk minum obat. √
6 Keluarga sepakat memotivasi Ny. G bila waktunya kontrol √
ke puskesmas.
7 Keluarga sepakat bersedia mengantar Ny. G untuk kontrol √
ke puskemas.
8 Keluarga sepakat menerima bila Ny. G mengeluh karena h √
arus melakukan pola hidup bersih dan sehat.
9 Keluarga sepakat tidak menerima keluhan bila Ny. G bosan √

30
minum obat.
10 Keluarga sepakat tidak menerima keluhan saat Ny. G mala √
s beraktivitas fisik
Skor total 8 6
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =14 diberi nilai 1 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Partnership = 1) (masukkan ke Tabel IV.6)

3. Growth (tingkat kedewasaan/kesabaran) menunjukkan tingkat kesabaran a

nggota keluarga Ny. G dalam menghadapi penyakitnya walaupun kadang

menganggu terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari guna mengu

rus kehidupan keluarganya.

Tabel IV.3 APGAR tentang Growth (Pernyataan Kedewasaan/ Kesabaran


Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. G.).
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap keadaan dan perilak Ya Kadang Tdk
u Ny. G. 2
1. Keluarga tidak terganggu dan ikhlas menerima atas beban a √
kibat Ny. G. sakit Diare.
2 Keluarga sepakat memotivasi Ny. G dalam hal mengurangi √
konsumsi makanan dan minuman yang terbuat dari susu
(misalnya susu dan keju). Serta, makanan pedas dan kecut.
3 Keluarga mengingatkan dan memotivasi Ny. G.dalam hal √
mengatur pola hidup bersih dan sehat.
4 Keluarga memahami saat Ny. G.malas beraktivitas fisik. √
5 Keluarga tidak bosan mengingatkan jadwal Ny. G.untuk mi √
num obat.
6 Keluarga menemani Ny. G. bila waktunya kontrol ke pusk √
esmas.
7 Keluarga bersedia mengantar Ny. G. untuk kontrol ke pusk √
emas.
8 Keluarga memahami bila Ny. G.mengeluh karena harus √
pola hidup bersih dan sehat.
9 Keluarga memahami keluhan bila Ny. G.bosan minum oba √
t.
10 Keluarga memahami bila saat Ny. G.malas beraktivitas fisi √
k
Skor total 12 4

31
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =16 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Growth = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)

4. Affection

Hubungan keluarga Ny. G. dengan masing-masing individu disekitar pasie

n baik.

Tabel IV.4 APGAR tentang Affection (Pernyataan Kasih Sayang Anggota


Keluarga terhadap Perilaku Ny. G.).
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap keadaan dan perilak Ya Kadang Tdk
u Ny. G. 2
1. Keluarga menghibur keluhan Ny. G sakit Diare √
2 Keluarga mengingatkan dan memberi tahu makanan dan √
minuman yang mengandung susu , dan makanan pedas dan
kecut dapat memperparah penyakitnya.
3 Keluarga menasehati Ny. G.dalam hal pola hidup bersih √
dan sehat.
4 Keluarga memotivasi Ny. G.dalam beraktivitas fisik. √
5 Keluarga selalu mengingatkan Ny. G.untuk minum obat. √
6 Keluarga menemani Ny. G bila waktunya kontrol ke puske √
smas.
7 Keluarga bersedia mengantar Ny. G untuk kontrol ke puske √
mas.
8 Keluarga mengedukasi pentingnya melakukan pola hidup √
bersih dan sehat.
9 Keluarga menerima keluhan bila Ny. G.bosan minum obat √
dan selalu memotivasi agar sembuh total
10 Keluarga tidak menerima keluhan saat Ny. G. malas berakt √
ivitas fisik

32
Skor total 16 2
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =18 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Affection = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)

5. Resolve

Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatka

n dari keluarganya.

Tabel IV.5 APGAR tentang Resolve (Pernyataan Anggota Keluarga tentan


g Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Tn.A).
No. Pernyataan anggota keluarga terhadap keadaan dan perilak Ya Kadang Tdk
u Ny. G 2
1. Semua keluarga saling membantu atas beban akibat Ny. G √
sakit Diare.
2 Semua keluarga bergantian bememotivasi Ny. G dalam hal √
mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang terbuat
dari susu, dan makanan pedas dan kecut.
3 Semua keluarga saking mengingatkan Ny. G dalam hal √
mengatur pola hidup bersih dan sehat.
4 Keluarga mengingatkan memotivasi Ny.G dalam beraktivit √
as fisik.
5 Keluarga mengingatkan Ny. G untuk minum obat. √
6 Keluarga mengingatkan Ny. G bila waktunya kontrol ke pu √
skesmas.
7 Keluarga saling membantu mengantar Ny. G untuk kontrol √
ke puskemas.
8 Keluarga memotivasi bila Ny. G mengeluh karena harus m √
elakukan pola hidup bersih dan sehat.
9 Keluarga memotivasi bila Ny. G bosan minum obat. √
10 Keluarga memotivassi saat Ny. G malas beraktivitas fisik √
Skor total 18 1
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)

33
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =19 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Resolve = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)

Tabel IV. 6 APGAR Score Ny. G


Score
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan dari kelua Pasien bila mendapat m
rga apabila ada salah seorang an asalah kesehatan sering
ggota keluarga mengalami masal dibantu oleh Anak. Kel
ah, terutama untuk masalah kese uarga dan pasien meneri
Adaptation √
hatan. Adakah saling keterbukaa ma kondisi penyakitny
n di dalam keluarga tersebut (No a, dari Ny. G mampu m
toatmodjo, 2003). emahami dan bersedia
melakukan pengobatan.
Komunikasi yang terjalin antara Pada saat pasien sakit, k
anggota keluarga. Apakah pada eluarga pasien bersepak
saat salah satu anggota keluarga at mengantarkan dan m
Partnership memiliki masalah, terutama untu enemani Ny. G ke pusk √
k masalah kesehatan, didiskusik esmas terdekat.
an bersama bagaimana pemecah
annya (Notoatmodjo, 2003).
Apakah keluarga tersebut dapat Keluarga pasien sabar
memenuhi kebutuhan -kebutuha dalam menghadapi
nnya (Notoatmodjo,2003). penyakit pasien yang
harus berobat dan
Growth √
menjaga pola hidup
pasien. Keluarga pasien
juga tidak merasa
terbebani.
Hubungan kasih sayang dan inte Seluruh keluarga
raksi antar anggota keluarga (No menyayangi pasien dan
Affection √
toatmodjo, 2003). tidak mengeluh atas
keadaan pasien.
Resolve Kepuasan di dalam keluarga aka Kebersaman keluarga in √
n waktu dan kebersamaan yang ti dan keluarga besar
diluangkan oleh masing-masing Ny. G dalam menghadapi
anggota keluarga bagi keluargan keadaan pasien sudah
ya (Notoatmodjo, 2003). baik.

34
keluarga bekerjasama dal
am setiap kesempatan unt
uk menghadapi setiap ma
salah dalam keluarga den
gan saling membantu unt
uk mengusahakan kesem
buhan dari Ny.G
Total Score 7

Kriteria :

Skor < 5 : Ada permasalahan dalam keluarga yang memerlukan interven

si

Skore 6 – 7 : Permasalahan keluarga lebih ringan dan memerlukan interven

si

Skor 8 – 10 : Fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan inter

vensi

Hasil Analisis :

Total poin dari APGAR keluarga Ny.G adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa

fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny. G dalam keadaaan memiliki masal

ah ringan dan butuh intervensi yang ringan. Intervensi yang dapat diberikan ad

alah tentang edukasi pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah kekambuhan

penyakit khususnya Diare.

35
b) Fungsi Patologis Keluarga (S.C.R.E.E.M Score).

Patologi lingkungan keluarga, diidentifikasi dengan metode SCREEM

sehingga dapat mengetahui adanya kendala yang dihadapi keluarga penderita

(Ny.G) yang menyangkut persoalan interaksi sosial, budaya (cultural), agama

(religious), tingkat ekonomi, tingkat pendidikan (education) serta tingkat

pelayanan medis (medical).

1. Social (sosial)

Yaitu interaksi sosial yang baik antara pasien dan keluarga juga dengan li

ngkungan sekitar, tidak ada keterbatasan dalam melakukan kegiatan

sosial.

2. Cultural (budaya)

Dalam keluarga pasien masih ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesu

ai tata krama adat dan budaya yang berlaku di masyarakat sekitar.

3. Religious (agama)

Yaitu kualitas ibadah pada Ny.G ditunjukkan dengan intensitas peribadata

n utama (wajib).

4. Economy (ekonomi)

Yaitu penggolongan masyarakat menurut derajat ekonomi (tingkat pengh

asilan keluarga) yang secara kualitatif dikelompokkan menjadi tingkat ata

s, menengah dan bawah.

5. Education (pendidikan)

Yaitu pendidikan Kebawah karena pasien tidak bersekolah sama sekali, se

hingga lingkup pengetahuan yang dimiliki terkait penyakit yang diderita

masih sangat kurang.

6. Medical (medis)

36
Yaitu tidak ada kesulitan biaya berobat, akomodasi dan transportasi.

37
Tabel IV.7 : Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Ny. G menurut skor
SCREEM
Sumber Patologi KET
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga de +
ngan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cuku
p baik.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini _
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam kelua
rga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifa
t hajatan, sunatan, dll. Menggunakan bahasa jawa, tata k
rama dan kesopanan
Religius Pemahaman agama cukup baik. Dalam keadaan Ny. G –
yang menderita Diare tidak menghambat Ny.G untuk
menjalankan sholat 5 waktu, ikut dalam kegiatan
keagamaan di masjid dekat rumah.
Economy ekonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, unt –
uk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder sudah bisa
terpenuhi.
Education Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. -
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan Ny. G datang ke pusk –
esmas dengan menggunakan BPJS dan rajin serta teratur
untuk control

Keterangan :

Patologi : (-) artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Ny. G dan keluarga men

yangkut SCREEM di masyarakat

Patologi : (+) artinya Ny. G dan keluarga ada hambatan/tekanan/masalah menyan

gkut SCREEM

Hasil Analisis:

Pasien dan keluarga di desa Cepoko merasakan mendapat tekanan dalam mengha

dapi fungsi patologis terutama yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, eduka

si, dan pelayanan kesehatan. Tingkat penghasilan keluarga tergolong kurang

untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier dari anggota keluarga.

38
D. Faktor Lingkungan

a) Lingkungan Fisik/Sanitasi Rumah

Ny. G tinggal di sebuah rumah berukuran 7x12m tanpa pintu pagar, mem

iliki Halaman yang cukup dengan lantai rumah ruangan terpasang keramik. Di

nding rumah di bagian ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi terbu

at dari tembok dan sudah di cat. Rumah terdiri dari teras, ruang tamu, 3 kamar

tidur,1 dapur, dan 1 kamar mandi yang memiliki fasilitas jamban. Pencahayaa

n secara umum dinilai cukup baik di dalam kamar maupun di ruangan lain dal

am rumah. Ventilasi rumah dalam keadaan cukup baik. Tempat tidur diletakka

n dilantai. Perabotan rumah tangga cukup. Penataan rumah terkesan kurang

rapi dan kebersihan dari rumah terkesan cukup. Rumah dengan fasilitas pelay

anan kesehatan yaitu puskesmas.

Kamar 1 TERAS

Kamar 2

Ruang Tamu
Kamar 3

Dapur Kamar
mandi

Gambar IV.3 Denah Rumah Ny. G

39
b) Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

a. Lingkungan Sosial

Dipandang dari segi ekonomi, pasien ini termasuk keluarga ekonomi m

enengah Kebawah. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari g

aji yang diperoleh pada pekerjaannya dan pekerjaan anaknya. Tingkat

pendidikan yang baik dalam anggota keluarga mampu memahami tentang

keadaan pasien.

b. Lingkungan Ekonomi

Dari segi perumahan dan pemukiman dan fasilitas umum yang tersedia

lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar keluarga Ny. G tergolong

cukup.

E. Faktor Perilaku Keluarga

Ny. G Merupakan nenek yang bekerja mencari kayu. Suami pasien

sudah meninggal sehingga pasien tinggal Bersama anaknya. Untuk perekonom

ian cukup terbantu karena anak dan anak menantu pasien seorang pekerja. Ny.

G setelah bekerja jarang mencuci tangan,langsung makan-makanan yang

tersedia, juga sering makan-makanan pedas dan kecut. Pasien sering buang air

besar sembarangan Ketika bekerja. Disimpulkan bahwa pola hidup Ny.G

kurang baik, karena pasien tidak bisa menjaga makanan yang dikonsumsi

sehari-hari Dan suka buang air besar sembarangan. sehingga, dalam hal pola h

idup masih sangat kurang dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat. Hubu

ngan komunikasi pasien dengan keluarga baik.

F. Pelayanan Kesehatan

Akses pelayanan kesehatan keluarga Ny.G Kurang baik, karena rumah

dan akses ke Puskesmas jaraknya cukup jauh dan jalan dari desa menuju

40
rumahnya ada yang masih diperbaiki sehingga membutuhkan waktu sekitar 17

menit dari rumahnya ke puskesmas.

1. Aspek pelayanan

Tentang aspek pelayanan kesehatan, Ny. G masih menemui beberapa

kendala diantaranya adalah:

a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga

pasien

b. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan

2. Kepesertaan BPJS Kesehatan

Ny.G mengikuti kepesertaan BPJS, sehingga apabila kontrol ke

Puskesmas biaya ditanggung oleh BPJS. Artinya tidak ada menyediakan

dana apabila memeriksakan kesehatan atau kontrol penyakitnya.

41
BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yan

g terdapat dalam bentuk keluarga, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi i

nformasi penyakit genetik, fisiologi keluarga (metode APGAR), patologi lingkung

an keluarga (metode SCREEM), faktor-faktor resiko tentang faktor perilaku, fakto

r lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan, maka da

pat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan Ny. G dan keluarga s

erta masyarakat sekitar yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk diagram Bl

um.

A. Temuan Masalah

1. Masalah aktif (Individu pasien)

a. Ny. G menderita Diare akut.

b. Ny.G tidak memahami tentang penyakit yang diderita.

2. Faktor perilaku

a. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (gizi kurang seimbang)

b. Kurangnya kebersihan sanitasi lingkungan.

3. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan fisik

1. Sanitasi lingkungan yang kurang bersih.

2. Sebagian lantai dapur masih dari tanah.

42
b. Lingkungan sosial/budaya

1) Kondisi sosial ekonomi menengah kebawah

2) Pola hidup sehat belum membudaya ditengah masyarakat

4. Faktor Pelayanan Kesehatan

a. Kurang optimalnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan

keluarga pasien

5. Faktor Genetik

Tidak ditemukan

B. Analisis

Teknik analisis menurut konsep blum menyatakan derajat kesehatan ma

syarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayan

an kesehatan dan faktor keturunan (gambar V.I)

Faktor Genetik
Tidak ditemukan

Faktor Perilaku Pelayanan Keseh


atan
 Kurangnya per
ilaku hidup be  Kurang
rsih dan sehat optimalnya
(gizi kurang se Status Pasien edukasi dan
imbang) Ny.G konseling
(70 th) terhadap
 Pasien gemar
pasien dan
mengkonsums
keluarga
i makanan
pasien
pedas dan
kecut.

Faktor Lingkungan

 Kondisi sosial ekonomi


menengah bawah
 Pola hidup sehat belum
43 membudaya ditengah
masyarakat
Gambar V.1 Teknik Analisis Menurut Blum

1. Faktor Lingkungan

a. Kondisi sosial ekonomi keluarga Ny.G termasuk kelompok menegah

kebawah. Kondisi masyarakat demikian berpengaruh terhadap

perilaku yang dinilai kurang baik, seperti kebiasaan tidak mencuci

tangan sebelum makan dan setelah dari kamar mandi dan juga

kebiasaan sering BAB disungai akan menyebabkan pasien mudah

terkena Diare.

b. Dukungan dari lingkungan internal/keluarga dan masyarakat yang

masih belum optimal untuk pola hidup sehat. Pola hidup masyarakat

sekitar pasien yang kurang sehat dapat memperberat penyakit Diare.

2. Faktor Perilaku

a. Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat merupakan masalah yang

dapat mengganggu kesehatan Ny.G, dengan kurangnya penerapan pol

a hidup bersih dan sehat berdampak kepada kesehatan pasien. Hal ini j

uga dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat tenta

ng manfaat hingga pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat. Kurang

pemahaman juga dapat disebabkan karena rendahnya pendidikan dari

pasien dan keluarga hingga masyarakat sekitar. Sehingga dapat dilaku

kan edukasi berkala tentang pola hidup bersih dan sehat dan melakuka

n penerapannya secara rutin.

b. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengabaikan perilaku

44
mencuci tangan, sering BAB sembarangan (seperti disungai dan di

pantai) kurangnya kebersihan sanitasi lingkungan menyebabkan

penyakitnya tidak terkendali dengan baik sehingga berisiko terjadinya

keparahan penyakit.

3. Faktor Pelayanan Kesehatan

a. Kurang tersampaikannya materi edukasi mengenai perilaku hidup bers

ih dan sehat kepada pasien dan anggota keluarga. Dikarenakan kurang

nya tingkat pendidikan sehingga menyebabkan penyerapan informasi

edukasi kurang tersampaikan. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian

penyuluhan secara intens dengan materi informasi dapat disampaikan

dengan media edukasi yang bisa lebih diterima oleh masyarakat.

C. Pembahasan

Dalam mengatasi masalah Ny. G (70th) dengan status sebagai pasien Diare

yang tinggal di tengah-tengah masyarakat desa cepoko kabupaten Mojokerto d

apat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut 3 :

1. Faktor makanan juga sering menjadi faktor penyebab seseorang


mengalami diare. Makanan yang kita konsumsi harus diperhatikan
kebersihannya karena jika makanan yang kita konsumsi tidak bersih maka
kuman atau bakteri yang terdapat pada makanan dapat ikut masuk kedalam
tubuh kita, sehingga makanan harus selalu dalam keadaan tertutup agar
tidak dihinggapi lalat. Makanan basi dan makanan pedas, makanan basi
tidak layak makan karena ada bakteri yang masuk kedalam makanan
tersebut. Makanan yang pedas dan diare sepertinya tidak dapat dipisahkan.
Bila kita merasa sanggup memakan makanan pedas, tidak berarti demikian
dengan pencernaan kita. Makanan yang pedas secara langsung dapat
mengganggu pencernaan, menyebabkan terjadinya diare bagi banyak

45
orang dengan kondisi pencernaan yang sensitive. Adanya komposisi kimia
dalam makanan yang pedas serta bagaimana interaksinya dalam tubuh
dapat menyebabkan diare bagi pencernaan.
2. Menyediakan air minum yang bersih
Umunya orang menganggap bahwa diare hanya disebabkan oleh makanan
yang tidak bersih. Tetapi kalau dilihat dari faktor-faktor penyebab diare,
penyebab diare lebih dominan disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu sendiri
dapat masuk ketubuh kita melalui banyak hal, salah satunya melalui air
minum yang terkontaminasi. Oleh karena itu, air yang bersih dan steril
patut kita perjuangkan seperti air minum harus selalu dimasak, tidak
minum air kran, selalu menutup minuman serta air minum harus bersih,
tidak berwarna dan tidak berbau.
3. Menjaga kebersihan perorangan.
Dasar kebersihan adalah pengetahuan, banyak masalah Kesehatan timbul
akibat kelalaian kita tetapi standar hygiene dapat mengontrol kondisi ini.
Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu cara agar tubuh terhindar
dari kuman dan bakteri sehingga tidak mudah terjangkit penyakit,
termasuk diare. Misalnya mencuci tangan, menjaga kebersihan kuku
seperti memotong kuku agar kuku tidak Panjang dan kuku tidak kotor.
4. Langkah yang paling mudah dilakukan untuk menghindari diare adalah
rajin mencuci tangan pakai sabun, karena tangan adalah anggota tubuh
yang paling banyak kita gunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sehingga sangat rentan untuk bakteri dan kuman menempel pada tangan
kita, saat kita memegang apapun. Cuci tangan merupakan Tindakan yang
murah, namun efektif untuk menurunkan penyakit yang dapat ditularkan
melalui tangan, misalnya diare. Sehingga untuk menghindari diare dapat
dilakukan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan
setelah makan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan dan
setiap tangan kotor.

46
5. Buang air besar pada tempatnya
Perilaku buang air besar sembarangan masih terjadi di Indonesia,
disejumlah daerah masyarakat masih BAB sembarangan dikali atau
sungai. Akibatnya, mereka rentan terkena penyakit diare. Dampak
penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan ke
sungai adalah Escherichia Coli, itu merupakan penyakit yang membuat
orang terkena diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi
tubuh turun maka masuklah penyakit lain.
6. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai
Selain merusak pemandangan, kebiasaan buang sampah sembarangan
dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare .
7. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Kebersihan merupakan langkah awal agar dapat terhindar dari penyakit
diare, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas lalat. Fakt
or
kebersihan menjadi faktor yang penting untuk menghindarkan anak dari pe
nyakit diare .

Terapi non farmakologi Diare


1) Pencegahan Diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan
khusus/imunisasi. Termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan
hygiene dan sanitasi karena peningkatan hygiene dan sanitasi dapat
menurunkan insiden diare,
2) Jangan makan sembarangan terlebih makanan mentah,
3) Mengkonsumsi air yang bersih dan sudah direbus terlebih dahulu,
4) Mencuci tangan setelah BAB dan atau setelah bekerja,
5) Buang air besar (BAB) di jamban. 4

47
Farmakologi

1) Oralit

Oralit diberikan untuk mengganti cairan elektrolit yang banyak dibuang

dalam tubuh yang terbuang pada saat diare. Meskipun air sangat

penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam

elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan

elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran

glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan

baik oleh usus penderita diare.5

2) Antibiotik diberikan jika terdapat indikasi seperti kolera, diare berdarah, at


au diare dengan disertai penyakit lain.5
3) Adsorben dan pembentuk massa
Adsorben seperti koalin, tidak dianjurkan untuk diare akut. Obat-obat
pembentuk massa seperti metil selulosa, isphagula, dan sterculia
bermanfaat dalam mengendalikan konsistensi tinja pada ileostomy, serta
dalam mengendalikan diare akibat diverticular. Contoh obat yang
termasuk dalam golongan antara lain kaolin, pectin, dan attalpulgit.5
4) Antimotilitas
Pada diare akut obat-obat anti motilitas perannya sangat terbatas sebagai
tambahan pada terapi pengganti cairan dan elektrolit. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah codein fosfat, co-fenotrop, loperamid HCL, dan
morfin.5
5) Pengobatan diare kronis

Bila diare menetap, beberapa kondisi seperti Chron, Kolitis,

Pseudomembran dan penyakit diverticular perlu dipertimbangkan. Diperlu

48
kan terapi spesifik, termaksuk manipulasi diet, obat-obat, dan

pemeliharaan hidrasi yang cukup.5

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil Anamnesis Penyakit Pasien

Hasil resume dari anamnesis sampai pada kesimpulan bahwa Ny. G mend

erita Diare akut.

2. Hasil Identifikasi Metode Manajemen Pasien

Penanganan pasien dilakukan secara patient centered oriented.

3. Hasil Identifikasi Fungsi Faktor Keluarga dan Lingkungannya:

a. Faktor keluarga: Keluarga Ny.G termasuk dalam keluarga patriakal, b

erbentuk nuclear family dengan interaksi antar anggota keluarga cuku

p baik dan dalam menghadapi permasalahan penyakit Ny.G setiap ang

gota keluarga menunjukkan dukungan terhadap pasien agar tidak berp

engaruh buruk terhadap perkembangan penyakitnya.

b. Hasil analisis metode APGAR menunjukkan bahwa fungsi anggota

keluarga khususnya penerimaan anggota keluarga Ny.G sebagai

penderita Diare baik-baik saja. Sedangkan analisis patologi

lingkungan metode SCREEM menunjukkan bahwa keluarga Ny.G me

mpunyai permasalahan keluarga lebih ringan dalam fungsi patologis.

49
c. Secara umum kondisi fisik tempat tinggal pasien cukup baik. Lingkun

gan sosial ekonomi keluarga Ny. G termasuk lingkungan kelas menen

gah kebawah dan tergolong cukup.

4. Hasil Analisis Faktor Resiko

Faktor resiko dari pasien (Ny.G) sebagai penderita Diare adalah sebagai
berikut:
a. Perilaku pasien: Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat dan
pasien gemar mengkonsumsi makanan pedas.
b. Faktor Lingkungan: Kondisi sosial ekonomi menengah bawah dan
pola hidup sehat belum membudaya ditengah masyarakat
c. Pelayanan Kesehatan: Kurang optimalnya edukasi dan konseling
terhadap pasien dan keluarga pasien
B. Saran

1. Untuk masalah medis Diare dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Preventif:

1. Buang air besar pada tempatnya (dijamban) .

2. Sering mencuci tangan setelah dari kamar mandi dan setelah

pulang bekerja.

3. Meningkatkan higienitas diri dan keluarga.

4. Menjaga kebersihan sanitasi lingkungan.

5. Mengkonsumsi air yang bersih dan sudah direbus terlebih dahulu.

6. Jangan makan sembarangan terlebih makanan mentah.

b. Promotif :

Edukasi penderita dan keluarga mengenai Diare serta pengobatannya.

50
c. Kuratif :

Saat ini penderita memasuki pengobatan rawat jalan, dan harus

mengikuti arahan yang di berikan oleh dokter dan rajin dalam

konsumsi obat.

d. Rehabilitatif:

Memberitahu cara menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan dan

perilaku atau kebiasaan mengkonsumsi makanan sembarangan,

menekankan untuk tidak Buang Air Besar (BAB) disungai namun di

jamban agar cepat sembuh dan tidak sakit kembali.

2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah

a. Promotif:

Edukasi penderita dan anggota keluarga untuk menyediakan tempat

pembuangan sampah yang memadai serta menjaga kebersihan rumah

dan lingkungan rumah .

51
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian KesehatanRI. 2011. Situasi Diare di indonesia. Jakarta: Kement
rian KesehatanRI.
2. Subagyo B, Budi N. S, Diare akut. Buku Ajar Gasroenterologi-Hepatologi.
Jilid 1. Cetakan ketiga. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. Jakarta. 2012. P 87-
120.
3. Fida dan Maya (2012) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-Medi
a.
4. Kasaluhe, M.D., Sondakh, R.C., & Malonda, N.S.H. (2014). Faktor-faktor y
ang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskes
mas tahuna timur kabupaten kepulauan sangihe. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-c
ontent/uploads/2014/11/meityn-d.-kasaluhe.pdf. Diunduh 4 oktober 2022.
5. Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare Lima Langk
ah Tuntaskan Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

52
Lampiran

Gambar 1. Bagian Depan Rumah pasien

Gambar 2. Saat memeriksa Gambar 3.


pasien diruang tamu pasien Kamar tidur pasien

53
Gambar 4. Dapur pasien

Gambar 5.
Kamar mandi pasien

54

Anda mungkin juga menyukai