1
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH DIARE AKUT
DI PUSKESMAS DLANGU
KABUPATEN MOJOKERTO
Disusun oleh :
Dwi Arumaniya
20710001
Pembimbing :
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN DIARE AKUT DI PUSKESMAS DLANGU
KABUPATEN MOJOKERTO
Disusun oleh:
Dwi Arumaniya
20710001
Menyetujui
Mengesahkan
Kepala Puskesmas Dlangu
3
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat d
an rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan “Laporan Kunjungan
Rumah Pasien Diare Akut di Puskesmas Dlangu Kabupaten Mojokerto” tepa
t pada waktunya. Penyusunan laporan home visite ini sebagai bagian dari tuga
s Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan sebagai salah satu sy
arat kelulusan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kus
uma Surabaya.
Atas terselesaikannya laporan home visite ini, kami menyampaikan ter
imakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Widodo Ario Kentjono, dr. Sp. THT-KL (K), Rektor
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan
kepada penulis menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Dr. Suhartati, dr., MS Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wij
aya Kusuma Surabaya yang telah memberi kesempatan kepada penulis
menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Sura
baya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Keseh
atan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Sura
baya.
4. Hj. Andiani.,dr.,M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu K
esehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
5. Dr. Wike Herawati ,drg., M.kes sebagai pembimbing yang telah member
ikan bimbingan, arahan, serta dorongan dalam menyelesaikan laporan k
unjungan rumah ini.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto beserta staf.
7. dr. Ahmad Ziaul Haq, selaku Kepala Puskesmas Dlangu Mojokerto.
4
8. dr. Aprilia Eka Very Rachmawati selaku dokter pembimbing di Puskes
mas Dlangu Mojokerto
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat kami hargai guna penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
5
5
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan
1. Tujuan umum.......................................................................... 4
2. Tujuan khusus......................................................................... 5
D. Manfaat
1. Manfaat bagi institusi pendidikan dan dokter muda............... 5
2. Manfaat bagi pasien dan keluarga.......................................... 5
3. Manfaat bagi institusi kesehatan............................................. 5
BAB II HASIL PEMERIKSAAN KLINIK
A. Identitas Pasien.............................................................................. 7
B. Anamnesis...................................................................................... 7
C. Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 10
D. Pemeriksaan Penunjang................................................................. 11
E. Resume.......................................................................................... 11
F. Penatalaksanaan............................................................................. 12
G. Follow Up...................................................................................... 13
BAB III PENGELOLAAN PASIEN
A. Patient-Centered Management.................................................... 14
6
B. Prevensi Bebas Penyakit untuk Keluarga Lainnya...................... 15
BAB IV HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN LINGKUN
GAN
A. Faktor Keluarga............................................................................. 13
B. Bentuk Keluarga............................................................................ 13
C. Fungsi Keluarga........................................................................... 15
D. Faktor Lingkungan.......................................................................
22
E. Faktor Perilaku Keluarga............................................................. 24
F. Pelayanan Kesehatan....................................................................
24
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Masalah........................................................................... 25
B. Analisis.......................................................................................... 26
C. Pembahasan................................................................................... 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 31
B. Saran.............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 33
7
7
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR GAMBAR
9
9
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT LAPORAN HOME VISIT
DOKTER KELUARGA
haman bing
10
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
11
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 f
amun hingga kini angka kesakitan diare tetap masih tinggi. Angk
60% kejadian diare. Morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei
hun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik.Penyakit diare meru
12
Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Setiap epi
sode diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksi
hatan anak.2
B. Rumusan Masalah
gan antara penyakit yang diderita pasien dengan kondisi sosial ekonomi, p
erita.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
tara penyakit yang diderita pasien dengan kondisi sosial ekonomi, peng
rita.
2. Tujuan khusus
13
13
c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
D. Manfaat
dengan pasien
dokter.
15
15
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN KLINIK
A. Identitas Penderita
Nama : Ny.G
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. Anamnesis
Cair sejak 2 hari yang lalu, sehari BAB cair sebanyak 4 kali, disertai perut
mulas. BAB lebih cair dari biasanya. Berwarna kuning, Berbuih, Berbau
Amis, BAB berdempul (-), BAB darah (-). Setiap kali BAB dikatakan banyak
sekitar 1 gelas aqua. Pasien mengatakan bahwa badannya terasa lemas dan
16
Pasien mengatakan keluhannya tidak disertai dengan demam atau keluhan
lain. Pasien mengatakan sudah minum obat loperamide hcl dan promag,
namun belum membaik. Pasien mengaku sebelum BAB cair, pasien makan
mangga yang belum masak dan jarang mencuci tangan. BAK tidak ada
keluhan.
a. Riwayat sakit seperti ini : Pasien tidak pernah sakit seperti ini
a. Riwayat sakit seperti pasien : anak dan cucu pasien tidak pernah s
4. Riwayat Kebiasaan
17
b. Riwayat NAPZA : Disangkal
5. Riwayat Pengobatan
b. Pasien sudah berobat ke puskesmas dan saat ini keluhan sudah mulai
Bersama pasien seorang ibu rumah tangga merupakan anak kedua dari
masih hidup hingga sekarang 4. Anak pasien semua sudah menikah dan
sudah kerja.
pasien mengalami sakit, tidak ada anggota keluarga dirumah yang sakit.
7. Riwayat Gizi
kadang-kadang juga tidak makan kalua tidak enak badan, dengan nasi pors
18
Lauk pauk yang biasa dimakan seperti tahu-tempe, ikan asin. Pasien
8. Anamnesis sistem
2. Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
8. Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk
darah (-)
10. Gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun (-), nyer
i perut (-)
19
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
GCS : E4V5M6
a. Tanda Vital
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Suhu : 36,2oC
b. Status Gizi
BB 45
BMI = 2 = 2 = 18,9
TB 1,5
>30 Obesitas
20
Berdasarkan tabel BMI di atas, status gizi penderita masuk dalam kategori berat
badan ideal
3. Pemeriksaan Psikis
Afek : Appropriate
Psikomotor : Normoaktif
Arus :koheren
Insight : Baik
D. Pemeriksaan penunjang:
Tidak dilakukan
E. Resume
Besar Cair. Sehari BAB cair sebanyak 4 kali, disertai perut mulas. BAB lebih
cair dari biasanya, berwarna kuning, berbuih dan berbau amis, BAB
berdempul (-), BAB berdarah (-). Setiap kali BAB dikatakan banyak sekitar 1
gelas aqua. Badan pasien terasa lemas dan perut terasa panas sehingga sulit
melakukan pekerjaan sehari-hari. Demam (-), dan keluhan lain (-). Keluhan ter
sebut dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah pasien mengonsumsi mangga. B
21
AK dalam batas normal. Pasien sempat membeli obat sendiri yaitu loperamide
hcl dan promag sebelum datang ke Puskesmas. Pasien tidak pernah sakit seper
ti ini sebelumnya. Riwayat alergi obat dan makanan disangkal. Riwayat penya
Status gizi pasien BB : 45 kg, TB : 150 cm, status gizi berdasarkan BMI ad
F. Penatalaksanaan
a. Non Medikamentosa
maka BAB cair dapat berkurang dan komplikasi akibat diare dapat
dicegah.
sehat.
22
4. Edukasi kepada keluarga untuk melakukan Tindakan pencegahan
penyakit diare, dengan cara mencuci tangan setiap sebelum makan dan
yang terbuat dari susu (misalnya susu, keju) dan kafein (seperti kopi).
7. Edukasi kepada pasien agar minum obat yang diberikan oleh dokter se
suai aturan.
b. Medikamentosa
1. Oralit ( S 1 dd sach 1 ).
23
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGEMENT)
Medikamentosa:
Non medikamentosa:
pada keluarga
perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan air
diare .
24
a) Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit diare akut.
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
dilakukan adalah dengan perilaku sehat dan penyehatan lingkungan.1
Adapun beragam upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran
dan menularnya diare ialah :
1. Pemberian makanan yang higienis.
Faktor makanan juga sering menjadi factor penyebab seseorang
mengalami diare. Makanan yang kita konsumsi harus diperhatikan
kebersihannya karena jika makanan yang kita konsumsi tidak bersih maka
kuman atau bakteri yang terdapat pada makanan dapat ikut masuk kedalam
tubuh kita, sehingga makanan harus selalu dalam keadaan tertutup agar
tidak dihinggapi lalat.
2. Menyediakan air minum yang bersih.
Faktor penyebab diare lebih dominan disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu
sendiri dapat masuk ketubuh kita melalui banyak hal, salah satunya
melalui air minum yang terkontaminasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan.
menjaga kebersihan diri merupakan salah satu cara agar tubuh terhindar
dari kuman dan bakteri sehingga tidak mudah terjangkit penyakit,
25
termasuk diare. Misalnya mencuci tangan, menjaga kebersihan kuku
seperti memotong kuku agar kuku tidak Panjang dan tidak kotor.
4. Membiasakan mencuci tangan.
Langkah yang paling mudah dilakukan untuk menghindari diare adalah
rajin mencuci tangan pakai sabun, karena tangan adalah anggota tubuh
yang paling banyak kita gunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sehingga sangat rentan untuk bakteri dan kuman menempel pada tangan
kita, saat kita memegang apapun.
5. Buang air besar pada tempatnya.
Buang air besar disungai, pantai atau tanah terbuka dapat mengundang
serangga seperti lalat, kecoa, kaki seribu, dan sebagainya yang dapat
menyebarkan penyakit akibat tinja, seperti diare.
6. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai.
Selain merusak pemandangan, kebiasaan membuang sampah sembarangan
dapat menimbulkan penyakit seperti diare.
7. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari
penyakit diare.
26
BAB IV
A. Faktor Keluarga
Keterangan Simbol:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
27
Pasien
Gambar IV.2 Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny. G dan Anggota Kel
uarganya yang lain
: Hubungan baik
Pola interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik (Lihat Gambar IV.2). I
nteraksi antara pasien dengan anak, anak menantu serta cucu dan sebaliknya berjal
2. Ketika pasien seperti itu apa yang dilakukan keluarga yang lain?
Jawab : Anggota keluarga yang terdekat dengan pasien adalah Anak ke 2 pasie
28
n.
5. Selanjutnya siapa?
Kesimpulan : Keluarga pasien selalu mendukung semua hal yang positif dan ti
dak setuju apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan keluarganya.
C. Fungsi Keluarga
a) APGAR Score
1. Adaptation
arakan kepada Anak nya dan mengungkapkan apa yang dirasakan. Dukung
g yang terbuka, begitu pula dengan Anak, sehingga apabila ada permasalah
29
4 Memotivasi Ny. G dalam beraktivitas fisik. √
5 Mengingatkan Ny. G untuk minum obat. √
6 Memotivasi Ny. G bila waktunya kontrol ke puskesmas. √
7 Bersedia mengantar Ny. G untuk kontrol ke puskemas. √
8 Menerima bila Ny. G mengeluh karena harus melakukan √
pola hidup bersih dan sehat
9 Tidak menerima keluhan bila Ny. G bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Ny. G malas beraktivitas fisi √
k
Skor total 12 4
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-kadang skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =16 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G (Nilai Adaptation = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)
30
minum obat.
10 Keluarga sepakat tidak menerima keluhan saat Ny. G mala √
s beraktivitas fisik
Skor total 8 6
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =14 diberi nilai 1 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Partnership = 1) (masukkan ke Tabel IV.6)
31
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =16 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Growth = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)
4. Affection
n baik.
32
Skor total 16 2
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15 (>75%)
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =18 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Affection = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)
5. Resolve
Pasien merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatka
n dari keluarganya.
33
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 12 -15 (60-
75%)
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 12 (<60%)
Skor total =19 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan N
y.G. (Nilai Resolve = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)
34
keluarga bekerjasama dal
am setiap kesempatan unt
uk menghadapi setiap ma
salah dalam keluarga den
gan saling membantu unt
uk mengusahakan kesem
buhan dari Ny.G
Total Score 7
Kriteria :
si
si
Skor 8 – 10 : Fungsi keluarga dalam keadaan baik dan tidak memerlukan inter
vensi
Hasil Analisis :
Total poin dari APGAR keluarga Ny.G adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa
fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny. G dalam keadaaan memiliki masal
ah ringan dan butuh intervensi yang ringan. Intervensi yang dapat diberikan ad
alah tentang edukasi pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah kekambuhan
35
b) Fungsi Patologis Keluarga (S.C.R.E.E.M Score).
1. Social (sosial)
Yaitu interaksi sosial yang baik antara pasien dan keluarga juga dengan li
sosial.
2. Cultural (budaya)
Dalam keluarga pasien masih ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesu
3. Religious (agama)
n utama (wajib).
4. Economy (ekonomi)
5. Education (pendidikan)
6. Medical (medis)
36
Yaitu tidak ada kesulitan biaya berobat, akomodasi dan transportasi.
37
Tabel IV.7 : Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Ny. G menurut skor
SCREEM
Sumber Patologi KET
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga de +
ngan saudara partisipasi mereka dalam masyarakat cuku
p baik.
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini _
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam kelua
rga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifa
t hajatan, sunatan, dll. Menggunakan bahasa jawa, tata k
rama dan kesopanan
Religius Pemahaman agama cukup baik. Dalam keadaan Ny. G –
yang menderita Diare tidak menghambat Ny.G untuk
menjalankan sholat 5 waktu, ikut dalam kegiatan
keagamaan di masjid dekat rumah.
Economy ekonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, unt –
uk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder sudah bisa
terpenuhi.
Education Pendidikan anggota keluarga kurang memadai. -
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan Ny. G datang ke pusk –
esmas dengan menggunakan BPJS dan rajin serta teratur
untuk control
Keterangan :
Patologi : (-) artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Ny. G dan keluarga men
gkut SCREEM
Hasil Analisis:
Pasien dan keluarga di desa Cepoko merasakan mendapat tekanan dalam mengha
dapi fungsi patologis terutama yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, eduka
untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier dari anggota keluarga.
38
D. Faktor Lingkungan
Ny. G tinggal di sebuah rumah berukuran 7x12m tanpa pintu pagar, mem
iliki Halaman yang cukup dengan lantai rumah ruangan terpasang keramik. Di
nding rumah di bagian ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi terbu
at dari tembok dan sudah di cat. Rumah terdiri dari teras, ruang tamu, 3 kamar
tidur,1 dapur, dan 1 kamar mandi yang memiliki fasilitas jamban. Pencahayaa
n secara umum dinilai cukup baik di dalam kamar maupun di ruangan lain dal
am rumah. Ventilasi rumah dalam keadaan cukup baik. Tempat tidur diletakka
rapi dan kebersihan dari rumah terkesan cukup. Rumah dengan fasilitas pelay
Kamar 1 TERAS
Kamar 2
Ruang Tamu
Kamar 3
Dapur Kamar
mandi
39
b) Lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
a. Lingkungan Sosial
keadaan pasien.
b. Lingkungan Ekonomi
Dari segi perumahan dan pemukiman dan fasilitas umum yang tersedia
cukup.
ian cukup terbantu karena anak dan anak menantu pasien seorang pekerja. Ny.
tersedia, juga sering makan-makanan pedas dan kecut. Pasien sering buang air
kurang baik, karena pasien tidak bisa menjaga makanan yang dikonsumsi
sehari-hari Dan suka buang air besar sembarangan. sehingga, dalam hal pola h
idup masih sangat kurang dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat. Hubu
F. Pelayanan Kesehatan
dan akses ke Puskesmas jaraknya cukup jauh dan jalan dari desa menuju
40
rumahnya ada yang masih diperbaiki sehingga membutuhkan waktu sekitar 17
1. Aspek pelayanan
pasien
41
BAB V
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yan
r lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan kesehatan, maka da
pat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan Ny. G dan keluarga s
um.
A. Temuan Masalah
2. Faktor perilaku
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
42
b. Lingkungan sosial/budaya
keluarga pasien
5. Faktor Genetik
Tidak ditemukan
B. Analisis
Faktor Genetik
Tidak ditemukan
Faktor Lingkungan
1. Faktor Lingkungan
tangan sebelum makan dan setelah dari kamar mandi dan juga
terkena Diare.
masih belum optimal untuk pola hidup sehat. Pola hidup masyarakat
2. Faktor Perilaku
a hidup bersih dan sehat berdampak kepada kesehatan pasien. Hal ini j
kan edukasi berkala tentang pola hidup bersih dan sehat dan melakuka
44
mencuci tangan, sering BAB sembarangan (seperti disungai dan di
keparahan penyakit.
C. Pembahasan
Dalam mengatasi masalah Ny. G (70th) dengan status sebagai pasien Diare
45
orang dengan kondisi pencernaan yang sensitive. Adanya komposisi kimia
dalam makanan yang pedas serta bagaimana interaksinya dalam tubuh
dapat menyebabkan diare bagi pencernaan.
2. Menyediakan air minum yang bersih
Umunya orang menganggap bahwa diare hanya disebabkan oleh makanan
yang tidak bersih. Tetapi kalau dilihat dari faktor-faktor penyebab diare,
penyebab diare lebih dominan disebabkan oleh bakteri. Bakteri itu sendiri
dapat masuk ketubuh kita melalui banyak hal, salah satunya melalui air
minum yang terkontaminasi. Oleh karena itu, air yang bersih dan steril
patut kita perjuangkan seperti air minum harus selalu dimasak, tidak
minum air kran, selalu menutup minuman serta air minum harus bersih,
tidak berwarna dan tidak berbau.
3. Menjaga kebersihan perorangan.
Dasar kebersihan adalah pengetahuan, banyak masalah Kesehatan timbul
akibat kelalaian kita tetapi standar hygiene dapat mengontrol kondisi ini.
Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu cara agar tubuh terhindar
dari kuman dan bakteri sehingga tidak mudah terjangkit penyakit,
termasuk diare. Misalnya mencuci tangan, menjaga kebersihan kuku
seperti memotong kuku agar kuku tidak Panjang dan kuku tidak kotor.
4. Langkah yang paling mudah dilakukan untuk menghindari diare adalah
rajin mencuci tangan pakai sabun, karena tangan adalah anggota tubuh
yang paling banyak kita gunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sehingga sangat rentan untuk bakteri dan kuman menempel pada tangan
kita, saat kita memegang apapun. Cuci tangan merupakan Tindakan yang
murah, namun efektif untuk menurunkan penyakit yang dapat ditularkan
melalui tangan, misalnya diare. Sehingga untuk menghindari diare dapat
dilakukan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan
setelah makan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan dan
setiap tangan kotor.
46
5. Buang air besar pada tempatnya
Perilaku buang air besar sembarangan masih terjadi di Indonesia,
disejumlah daerah masyarakat masih BAB sembarangan dikali atau
sungai. Akibatnya, mereka rentan terkena penyakit diare. Dampak
penyakit yang paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan ke
sungai adalah Escherichia Coli, itu merupakan penyakit yang membuat
orang terkena diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi
tubuh turun maka masuklah penyakit lain.
6. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai
Selain merusak pemandangan, kebiasaan buang sampah sembarangan
dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare .
7. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan.
Kebersihan merupakan langkah awal agar dapat terhindar dari penyakit
diare, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas lalat. Fakt
or
kebersihan menjadi faktor yang penting untuk menghindarkan anak dari pe
nyakit diare .
47
Farmakologi
1) Oralit
dalam tubuh yang terbuang pada saat diare. Meskipun air sangat
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan
48
kan terapi spesifik, termaksuk manipulasi diet, obat-obat, dan
BAB VI
A. Kesimpulan
Hasil resume dari anamnesis sampai pada kesimpulan bahwa Ny. G mend
49
c. Secara umum kondisi fisik tempat tinggal pasien cukup baik. Lingkun
Faktor resiko dari pasien (Ny.G) sebagai penderita Diare adalah sebagai
berikut:
a. Perilaku pasien: Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat dan
pasien gemar mengkonsumsi makanan pedas.
b. Faktor Lingkungan: Kondisi sosial ekonomi menengah bawah dan
pola hidup sehat belum membudaya ditengah masyarakat
c. Pelayanan Kesehatan: Kurang optimalnya edukasi dan konseling
terhadap pasien dan keluarga pasien
B. Saran
a. Preventif:
pulang bekerja.
b. Promotif :
50
c. Kuratif :
konsumsi obat.
d. Rehabilitatif:
a. Promotif:
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian KesehatanRI. 2011. Situasi Diare di indonesia. Jakarta: Kement
rian KesehatanRI.
2. Subagyo B, Budi N. S, Diare akut. Buku Ajar Gasroenterologi-Hepatologi.
Jilid 1. Cetakan ketiga. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. Jakarta. 2012. P 87-
120.
3. Fida dan Maya (2012) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-Medi
a.
4. Kasaluhe, M.D., Sondakh, R.C., & Malonda, N.S.H. (2014). Faktor-faktor y
ang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskes
mas tahuna timur kabupaten kepulauan sangihe. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-c
ontent/uploads/2014/11/meityn-d.-kasaluhe.pdf. Diunduh 4 oktober 2022.
5. Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare Lima Langk
ah Tuntaskan Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
52
Lampiran
53
Gambar 4. Dapur pasien
Gambar 5.
Kamar mandi pasien
54