PREEKLAMPSIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Oleh :
Khairunnisa , S.Ked
2106111039
Preseptor :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat, karunia dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Preeklampsia” sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepanitraan Klinik
Senior (KKS) di bagian/SMF Obsgyn Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh
Utara.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada dr. Jerri Indrawan , Sp.OG sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya
memberi arahan kepada penulis selama mengikuti KKS di bagian/SMF Obsgyn Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan
yang membangun demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................... 22
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................. 1
4
2.7 Komplikasi Preeklamsia........................................................................................ 18
BAB 3 KESIMPULAN................................................................................................. 22
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................... 22
5
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu (AKI) masih
sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295 000 wanita meninggal selama
dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang
Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan terletak dibagian
paling barat gugusan kepulauan Nusantara. Angka Kematian Ibu menjadi salah satu
6
indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat khususnya Aceh.
Pada Tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Aceh didominasi oleh kematian ibu nifas
yaitu sebanyak 70 ibu (52%), ibu bersalin sebanyak 34 ibu (25%) dan kematian ibu
dalam keadaan hamil sebanyak 30 ibu (23%). Terjadi penurunan AKI Tahun 2016
yang proporsi kematian ibu masih di dominasi oleh kematian ibu nifas 76 kasus
(45%), diikuti kematian ibu bersalin sebanyak 65 kasus (38%) dan kematian ibu
dalam keadaan hamil sebanyak 28 kasus (17%). Angka Kematian Ibu di tujuh tahun
terakhir juga berfluktuasi. Dari data yang bersumber pada dinas kesehatan
kabupaten/kota, diketahui jumlah kematian ibu di Aceh yang dilaporkan adalah 169
7
kasus dan lahir hidup 101.249 jiwa, maka rasio angka kematian ibu di Aceh tahun
2016 sebesar 167 per 100.000 kelahiran hidup,meningkat dari tahun sebelumnya
yaitu 134per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas. Daerah terbanyak memberi kontribusi
pada kematian ibu di Aceh adalah Kabupaten Aceh Utara dengan jumlah kematian
ibu mencapai 26 kasus, diikuti Aceh Timur sebanyak 21 kasus dan Bireuen 11 kasus
sebagian besar dapat dicegah atau diobati. Komplikasi lain mungkin ada sebelum
kehamilan namun memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak ditangani sebagai
bagian dari perawatan wanita. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75%
kematian maternal ada 4 hal yaitu pendarahan hebat (sebagian besar berdarah setelah
aman.3,4
8
kondisi yang paling berbahaya. Hipertensi berkontribusi sebagai komplikasi pada 5-
10% kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab morbiditas dan
mortalitas maternal selain perdarahan dan infeksi. Sedangkan dari kategori HDK
Preeklampsia merupakan suatu kondisi hipertensi pada ibu hamil yang muncul
pada usia kehamilan di atas 20 minggu, dengan disertai atau tanpa adanya
peningkatan kadar protein dalam urine (proteinuria). Meskipun proteinuria tidak lagi
menjadi tanda wajib dalam preeklampsia, namun kondisi tersebut merupakan kriteria
diagnosis yang penting oleh karena merupakan bukti objektif terjadinya kebocoran
endotel sistemik dan dapat mengarah pada kegagalan fungsi organ tubuh lainnya.
Sampai saat ini, penyebab terjadinya kejadian preeklampsia masih belum diketahui
Hipotesis yang telah diterima secara luas oleh para ahli adalah teori iskemik plasenta
yang disebabkan oleh kegagalan invasi trofoblas ke dalam arteri spiralis, sehingga
lambat terdeteksi sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul keadaan
yang dapat membahayakan ibu dan janin. Munculnya preeklampsia pada kehamilan
9
hemolysis, elevated liver enzyme, and low platelets count (HELLP), perdarahan
intraserebral, edema pulmoner, dan gagal ginjal akut. Selain itu, preeklampsia juga
penting bagi dokter layanan primer sehingga dapat melakukan penanganan yang
sesuai dan rujukan yang tepat dalam penanganan preeklampsia. Melalui perawatan
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia,
sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru
terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria). Meskipun kedua
kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa wanita lain
adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami
proteinuri. Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik
1. Preeklampsia, yaitu tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia kehamilan >
20 minggu dan tes celup urin menunjukkan proteinuria +1 atau pemeriksaan protein
11
2. Preeklampsia berat, yaitu tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu dan tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥ +2 atau
e. Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif f. Oliguria (< 500 ml/24 jam),
ditemui. Namun sampai saat ini, tidak diketahui secara pasti penyebab terjadinya
kejadian preeklampsia pada wanita hamil. Namun beberapa kondisi baik pada ibu dan
1. Faktor risiko maternal, seperti kehamilan primigravida, usia ibu < 18 tahun
atau > 35 tahun, memiliki riwayat pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan
jarak antar kehamilan < 2 tahun atau > 10 tahun. Selain itu, adanya riwayat penyakit
medis penyerta pada ibu, seperti hipertensi kronis, diabetes mellitus, penyakit ginjal,
12
trombofilia, migrain, systemic lupus erythematosus, serta penggunaan obat serotonin-
kejadian preeklampsia.
preeklampsia telah dilakukan sejak tahun 2200 SM. Banyak teori yang
dampak implantasi yang buruk tersebut sehingga terjadi aktivasi sel endotel
berfungsi memberikan aliran darah bagi rahim dan plasenta pada masa
13
spiralis yang berperan untuk memberikan vaskularisasi dari ibu kepada janin.
uterus (interstitial invasion) dan jalur kedua adalah sel sel itu menembus
spiralis ini merupakan bagian yang sangat penting pada proses ini, di mana
peristiwa ini terjadi paling awal pada umur kehamilan 4-6 minggu. Proses
pembuluh darah di desidua dan yang kedua menembus pembuluh darah pada
sirkulasi darah yang “high flow” dan “low resistance” sehingga aliran darah
14
Pada HDK, terjadi invasi trofoblas yang tidak sempurna, yaitu proses
invasi trofoblas pada lapisan otot serta jaringan matriks sekitar arteri spiralis
pembuluh darah yang lebih dalam tidak mengalami perubahan pada lapisan
invasi trofoblas yang abnormal masih belum jelas. Terdapat teori yang
plasenta. Ada pula teori mengenai pengaruh kompleks imunitas dan sel
gejala gangguan maternal pada ibu. Awal terjadinya gangguan tersebut terjadi
oleh karena hipoksia dan iskemia plasenta yang terjadi akibat penurunan
aliran darah menuju plasenta. Sebagai respon dari hipoksia, plasenta akan
15
vasodilatasi, serta regulasi antikoagulasi, antiplatelet, dan fungsi fibrinolitik.
yang merupakan bentuk soluble dari reseptor VEGF dan PIGF yang bersifat
penurunan VEGF dan PIGF bebas di dalam darah, yang kemudian akan
proteinuria.10
merupakan suatu molekul yang memblok endoglin yang berperan sebagai ko-
pembuluh darah.10
16
bahwa primigravida mempunyai risiko lebih besar dibandingkan dengan
multigravida. Begitu pula apabila seorang ibu multipara menikah lagi, maka ia
pada ibu yang sudah pernah hamil dari suami pertamanya, maka ibu tersebut
telah memiliki toleransi terhadap materi genetik yang dibawa oleh suami
pertamanya. Sementara, apabila ibu kembali hamil dengan suami kedua, maka
genetik dari ibu dan suami. Oleh karena hasil konsepsi tersebut tidak
seutuhnya merupakan bagian dari ibu, maka hasil konsepsi dapat dianggap
sebagai benda asing yang berada pada tubuh ibu. Namun, pada wanita dengan
berperan penting untuk memodulasi respons imunitas ibu, sehingga ibu tidak
17
terjadinya dilatasi pada arteri spiralis dan menyebabkan tekanan darah
meningkat. 11
3. Teori Genetik
oleh karena terdapatnya interaksi yang berasal dari berbagai gen paternal
(Glu 298 Asp), F2 (G20210A), ACE (I/DatIntron 16), CTLA4, LPL, dan
risiko dari ibu maupun lingkungan, dapat memicu reaksi genetik sehingga
pada 20-40% pada wanita dengan riwayat ibu mengalami preeklampsia, serta
18
darah diastolik ≥90 mmHg, Proteinuria 300 mg - 5 g/24 jam (normal
seorang wanita atau ibu hamil dengan tekanan darah yang normal
yang dilakukan selama kurang lebih 4 jam. Tingkat keparahan hipertensi pada
19
dengan derajat berat yang sampai menimbulkan gejala berupa sakit kepala dan
gangguan pengelihatan, dimana pada tahap ini hipertensi menjadi sulit untuk
sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami hipertensi pada masa kehamilan
2. Proteinuria lebih dari 5 g/L dalam 24 jam atau pada pemeriksaan kualitatif +1
3. Oligouria. Jumlah produksi urine kurang dari 500 cc dalam 24 jam yang disertai
d. Hiperefleks
Count)
20
1. Konservatif (ekspektatif): berarti kehamilan tetap dipertahankan
Perawatan Konservatif
diberikan perinfus dengan tetesan 28 tetes per menit atau habis dalam 6 jam.
- Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc ; 0,5 cc/kg BB/jam
21
- Tersedia Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc.
a. Tirah baring
b. Medikamentosa
homosistein, fungsi ginjal dan hati, urine lengkap, produksi urine 24 jam,
d. Diet biasa
22
b. Kenaikan progresif dari tekanan darah
Perawatan Aktif 14
stabilisasi ibu
bila dijumpai: kejang-kejang, gagal ginjal akut, stroke, edema paru, solutio
paru
Catatan:
23
Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop >5.
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam Indikasi seksio
sesarea adalah:
Friedman
24
Komplikasi terberat yang dapat terjadi pada penderita preeklampsia
adalah kematian ibu dan janin. Selain itu, komplikasi dibawah ini juga
eklampsia.15
1) Solusio Plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
2) Hemolisis
diketahui dengan pasti apakah ini merupakan salah satu tanda telah terjadinya
3) Perdarahan Otak
penderita eklampsia.
selama kurang lebih satu minggu dapat terjadi pada penderita preeklampsia.
25
Perdarahan kadang – kadang juga terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda
5) Edema Paru
6) Nekrosis Hati
akibat dari vasospasme arteriol. Kelainan ini diduga menjadi tanda untuk
Platelets)
gejala subjektif (cepat lelah, mual, muntah dan nyeri epigastrium), terjadinya
hemolisis akibat kerusakan membran eritrosit oleh radikal bebas asam lemak
26
kelainan struktur yang lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul adalah anuria
9) Komplikasi Lain
Lidah tergigit, trauma dan fraktur akibat kejang kejang pada keadaan
coagulation).
dan bayi. Prognosis pada ibu sangat tergantung pada waktu ditemukannya
kondisi preeklampsia pada ibu hamil, kondisi klinis ibu, hasil labora torium,
optimal, maka prognosis cenderung baik. Bila ditemukan lebih lambat dengan
kondisi ibu yang buruk, hasil laboratorium buruk, dan terdapat komplikasi,
27
sering terjadi pada bayi yang lahir dari penderita preeklampsia, terutama
wanita hamil dengan riwayat penyakit sistemik berat sebelumnya dan usia
28
BAB 3
KESIMPULAN
waktu kehamilan 20 minggu atau ≤ 34 minggu dengan tekanan darah sistol <
160 mmHg dan tekanan diastol < 100 mmHg. Trias gejala yang muncul saat
mendapatkan perawatan.
preklampsia adalah usia, IMT, privaginam, dan nutrisi berupa vitamin B12.
Faktor yang paling sering terjadi pada usia < 20 dan > 35 tahun beberapa
selanjutya ibu hamil dengan obesitas yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m2 dapat
29
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth. 2018.
2017.
Gravida Dan Usia Kehamilan Dengan Pre- Eklampsia Pada Ibu Hamil Di
https://www.fhi.no/en/publ/2017/prognose-for-og-oppfolging-av-ekstremt-
94.
11. Ayansina, D. et al. ‘Long term effects of gestational hypertension and pre-