Disusun Oleh :
M. IBNU SHINA AL-ADHA
( PO.62.31.3.17.293 )
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Dietetik Penyakit Tidak Menular.
Penulisan Laporan Studi Kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Dietetik Penyakit Tidak Menular. Dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini tentunya tidak lepas
dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penilaian yang disajikan.
Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa yang
akan datang. Selanjutnya dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini penulis banyak diberi bantuan
oleh berbagai pihak.
Teriring do’a semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal shaleh senantiasa
mendapat Ridha Allah Swt. Sehingga pada akhirnya Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan pengetahuan dan peningkatan mutu serta kemampuan profesional tenaga kesehatan
pada khususnya.
penyusun
Page 2
DAFTAR PUSTAKA
Page 3
5. Rencana Edukasi Gizi..................................................................................................... 27
6. Monitoring Evaluasi ...................................................................................................... 28
7. Implementasi .................................................................................................................. 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 30
A. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makanan ......................................................................... 31
1. Asupan Makan Rumah Sakit .......................................................................................... 32
2. Asupan Makan Luar Rumah Sakit ................................................................................. 33
B. Monitoring dan Evaluasi Data Rekam Medik ...................................................................... 34
1. Antropometri .................................................................................................................. 35
2. Pemeriksaan Klinis ......................................................................................................... 36
3. Pemeriksaan Fisik ........................................................................................................... 37
4. Pemeriksaan Laboratorium ............................................................................................. 38
BAB VI RINGKASAN PELAYANAN GIZI ................................................................................... 39
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 40
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 41
B. Saran ..................................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 43
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 44
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah
akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu
sekitar 46,2 %. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat
kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang
mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia, 9.702 orang mengalami
fraktur pada tulang – tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula.
Walaupun peran fibula dalam pergerakan ekstremitas bawah sangat sedikit, tetapi
terjadinya fraktur pada fibula tetap saja dapat menimbulkan adanya gangguan aktifitas
fungsional tungkai dan kali (DepKes RI,2011)
Fraktur atau yang bisa dikenal dengan patah tulang merupakan trauma yang cukup
sering terjadi karena kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja. Di Indonesia
sendiri kejadian fraktur menduduki angka kejadian 5,8% yang berada di bawah angka
kejadian luka lecet/memar (sebanyak 70,9%) dan kasus terkilir (sebanyak 27,5%).
Papua menjadi daerah yang angka kejadian frakturnya terbesar yaitu sebanyak 8,3%
dari seluruh daerah di Indonesia.
Kasus fraktur femur merupakan yang paling sering yaitu sebesar 39% diikuti
fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%), dimana penyebab terbesar
fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang biasanya disebabkan oleh kecelakaan
mobil, motor, atau kendaraan rekreasi (62,6%) dan jatuh dari ketinggian (37,3%) dan
mayoritas adalah pria (63,8%). Insiden fraktur femur pada wanita adalah fraktur
terbanyak kedua (17,0 per 10.000 orang pertahun) dan nomer tujuh pada pria (5,3 perorang
per tahun). Puncak distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia dewasa (15-34
tahun) dan orang tua (diatas 70 tahun) (AgusDesiartama, I.G.N.W.A,2017)
Page 5
B. Tujuan
Dalam tujuan memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Dapat Melakukan Proses asuhan gizi klinik pada pasien rawat inap di ruang penyakit dalam
di RSUD Doris Sylvanus.
2. Tujuan Khusus
A. Dapat Melakukan skrining gizi pada pasien rawat inap di RSUD Doris Sylvanus.
B. Dapat Melakukan Assesment (Antropometri, Biokimia, Klinis/Fisik, Dietary History)
Pada pasien rawat inap di RSUD Doris Sylvanus
C. Agar dapat Menetapkan intervensi gizi pada pasien rawat inap di RSUD Doris Sylvanus
D. Dapat Menetapkan Diagnosis gizi pada pasien rawat inap di RSUD Doris Sylvanus
E. Mampu untuk melakukan Edukasi gizi pada pasien rawat inap di RSUD Doris Sylvanus
F. Dapat Melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien rawat inap di RSUD Doris
Sylvanus.
Page 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fraktur Femur
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat
trauma langsung (kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian biasanya lebih banyak
dialami laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan pendarahan dan
mengakibatkan penderita syok.
Fraktur juga merupakan dimana suatu kondisi terjadi diskontinunitas tulang. Penyebab
terbanyaknya fraktur adalah kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Fraktur biasanya terjadi karena adanya trauma mendadak yang disebabkan oleh
benturan/kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kehidupan sehari
hari manusia yang penuh dengan aktifitas maunusia tak akan lepas dari fungsi normal
muskuloskeletal terutama tulang yang menjadi alat gerak utama bagi manusia. Namun
dari aktifitas manusia itu sendiri yang terlalu berlebihan atau faktor lain seperti
kecelakaan kendaraan dapat mengakibatkan terjadinya fraktur. Fraktur dapat terjadi di
bagian tubuh mana saja, salah satu nya fraktur 1/3 distal femur. (Fratomo, 2014)..
Page 7
B. Penatalaksanaan diet
Jenis Diet yang diberikan pada pasien yang mengalami Fraktur femur 1/3 dextra adalah diet
TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) bentuk makanan yang disajikan kepada pasien
menggambarkan tinggi kalori dan protein, pada siang hari dapat diberikan double hewani
seperti telur dan haruan, dan nasi dalam bentuk Nasi biasa atau sesuai dengan keadaan
pasien.
Page 8
F. Makanan yang dianjurkan
a. Sumber karbohidrat
Nasi, roti, mie, macaroni, dan hasil olahan tepung-tepungan seperti cake, tarcis, puding,
pastrie, dan dodol
Karbohidrat sederhana : gula pasir
b. Sumber protein hewani
Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan hasil olahannya seperti : keju, yogurt dan es krim
c. Sayuran rendah kalium
Kangkung,sawi,wortel,dan terong
d. Sumber protein nabati
Semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahannya : tempe tahu dan pindakas
e. Sayuran
Semua jenis sayuran terutama jenis B : bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang, labu
siam dan wortel
f. Lemak dan minyak :
minyak goreng, margarine, mentega, santan encer dan salad dressing
g. Minuman :
Soft drink, madu, sirup teh dan kopi encer
h. Bumbu :
bumbu tidak tajam, bawang merah, laos, bawang putih daun salam dan kecap.
Page 9
BAB III
A. Narasi Kasus
Tn. Dy berjenis kelamin Laki-laki berusia 20 tahun. Pada tanggal 7 Oktober 2019 Tn. Dy
dibawa ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan keluhan nyeri pada Paha kanan.
Berdasarkan keadaan fisik pasien, keluhan Tn.Dy, dan hasil laboratorium, dokter
menyatakan fracture femur 1/3 dextra dan Vulkus Exoriasi/excoriatum. Saat ini Tn. Dy di
rawat di ruang Dahlia kamar 16, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
Pada hasil skrining Tn.Dy didapatkan skor skrining yaitu 3 dengan resiko sedang dan pada
pemeriksaan antropometri pasien diketahui Lila 25,7 cm dan Tinggi Lutut 47,5 cm. Pasien
tidak ada memiliki Riwayat penyakit terdahulu dan pola makan pasien selama dirumah yaitu
makan 3 kali sehari, pola makan teratur, susunan menunya tidak seimbang karena pasien
tidak menyukai sayur, pasien tidak memiliki alergi.
B. Ulasan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.Dy
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Jl.Tilung induk
Tanggal MRS : 7 Oktober 2019
Ruang Rawat Inap : Dahlia
Diagnosa Dokter : fraktur femur 1/3 dextra
Page 10
C. Data Objektif
Data Antorometri yang didapatkan dengan cara pengukuran langsung, yaitu :
Lingkar Lengan Atas (LILA) = 25,7 cm
Tinggi Lutut (TL) = 47,5 cm
Data Antropometri yang didapatkan dengan cara pengukuran langsung, yaitu :
Estimasi Berat Badan Berdasarkan LILA
(LILA = 25,7 cm)
BB = (2,592 x 25,7) – 12,902
BB = 53,7 kg
Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Tinggi Lutut
(TL = 47,5 cm) (umur = 20 tahun)
TB = (2,02 x 47,5 ) – (0,04 x 20) + 64,19 (cumlea 1985)
TB = (2,02 x 47,5) – (0,004 x 20) + 64,19
TB = 95,95 – 0,8 + 64,19 = 159,3 cm
Berat Badan Ideal (BBI)
BBI = (TB – 100) – (TB – 100) x 10%
BBI = (159 – 100) – (159 – 100) x 10%
BBI = 59 – 59 x 10%
BBI = 59 – 5,9 = 53,1 kg
IMT menurut LILA
25,7
𝑥 100% = 83,4( 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 ) 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑏𝑢𝑘𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑑𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑎𝑧𝑢𝑟𝑎 𝑒𝑑𝑖𝑠𝑖 2
30,8
D. Data Subjektif
1. Nilai Laboratorium (9 oktoberber 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit
Wbc 12,42 4,5 – 11 ribu/µl Tinggi
Hemoglobin 9,4 13,5 – 18,0 g/dl Rendah
Hct 50,9 37-48 % Tinggi
Plt 337 150-400 ribu/µl Normal
Leokosit 11,990 4,500 – 11.000 sel/mm Tinggi
Page 11
2. Fisik/Klinis
a. Fisik
Tanggal Keadaan fisik
9 Oktober 2019 - Pucat
- Nyeri dipaha kanan
- Keadaan umum : compos mentis
- Tidak dapat berdiri dan berjalan
- Kesadaran lemah
b. Klinis
3. Dietary History
Berdsarkan Riwayat makanan Tn. Dy diketahui frekuensi makan sebelum masuk
rumah sakit adalah lebih dari 3x sehari, pasien tidak memiliki pantangan dan alergi
terhadap makanan. Kebiasaan makan Tn Dy memakan makanan pokok seperti 2-3
kali sehari, lauk hewani seperti nikan, telur, ayam 1-2 kali sehari, lauk nabati seperti
tempe 1-2 kali sehari, pasien kurang menyukai sayur. Tn Dy sering mengkonsumsi
makanan yang bergoreng berbumbu tajam dan pedas, mengkonsumsi minuman teh
manis dan air putih.
Page 12
4. Riwayat Penyakit
a. Keluhan pasien
Tn Dy memiliki keluhan nyeri pada paha kanan
E. diagnosa Medis
d. Pengobatan
Jenis
Fungsi
Obat/Tindakan Interaksi dengan makan/obat
mengatasi nyeri sedang hingga nyeri membantu mengurangi bengkak,
Ketorolac 2X1 berat untuk sementara. Biasanya obat ini nyeri, atau demam.
digunakan sebelum atau sesudah
prosedur medis, atau setelah operasi
Page 13
BAB IV
A. Skrining
Skrining mengunakan form skrining gizi dewasa yaitu MTS (Malnutrition Screening
Tool).hasil skor yang didapat adalah 3 yaitu resiko sedang ,perlu melakukan assesment
lanjut, kembali diasesmen setelah 3 hari.
B. Pengkajian Gizi
1. Antropometri
AD.1.1 komposisi/pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD.1.1.1 Tinggi badan
estimasi TB dari TL
TL = 49,9 cm
TB = (2,02 x TL ) – ( umur x 0,07) + 64,19 ( cumlea )
TB = (2,02 x 47,5) – (20 x 0,07 ) + 64,19
TB = 95,95 – 0,8 + 64,19 = 159,3 cm
Page 14
BBI = 66 – 5,9 = 53,1 kg
AD.1.1.5 IMT
Status Gizi menurut LILA
25,7
𝑥 100% = 83,44 ( 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 )
30,8
Kategori Nilai
Obesitas > 120%
Overweight 110-120 %
Gizi baik 85-110%
Gizi kurang 70,1-84,9%
Gizi buruk < 70%
Sumber : Handbook buku saku gizi AZURA
2. Biokimia
Page 15
3. Fisik/klinis
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 penampilan keseluruhan
pasien dapat berkomunikasi dengan baik
pasien dapat duduk ditempat tidur tapi Tidak dapat berdiri dan berjalan
fisik masih terlihat lemas
Page 16
4. Dietary History ( Riwayat Gizi)
Analisis asupan gizi recall awal sebelum masuk rumah sakit
Tingkat Konsumsi
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Interpensi
(%)
Energi 676,7 2.124 31 Defisit berat
Protein 29,8 106,2 28 Defisit berat
Lemak 27,4 47,2 58 Defisit berat
Karbohidrat 78,3 318,6 24 Defisit berat
Page 17
asupan lemak total pasien saat dilakukan recall apuan makan Tn.Dy yaitu 27,4 gram
(58% dari total kebutuhan energi 47,2 gram).dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan
lemak total Tn.Kn masuk kedalam kategori defisit berat.
Identifikasi : Tn.Dy belum pernah mendapatkan edukasi ataupun pengetahuan terkait jenis
makanan dan minuman yang anjurkan dan yang tidak dianjurkan untuk konsumsi sesuai
dengan kondisi saat ini.
Page 18
Tn.Dy menyukai semua jenis makanan kecuali sayur
5. Riwayat Personal
CH 1.1 Data personal
CH 1.1.1 Umur
Tn.Dy berumur 20 Tahun
CH 1.1.4 Bahasa
bahasa yang digunakan Tn.Dy Bahasa Indonesia
CH 1.1.6 Edukasi
CH 1.1.10.Mobilitas
mampu melakukan duduk ditempat tidur namun tidak dapat berdiri dan berjalan.
Page 19
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi
sebelum masuk rumah sakit Tn.Dy merasakan merasakan nyeri dibagian paha kanan
CH 3.1.6 Pekerjaan
-
CH 3.1.7 Agama
beragama Kristen protestan
Page 20
C. Diagnosa Gizi
Domain NI 2.1 asupan oral tidak Kurangnya pengetahuan Halis recall pada zat gizi makro :
intake adekuat
klien tentang gizi terutama Asupan energy 676,7 kkal
dalam asupan makanan kurang dari kebutuhan 2.124 kkal
klien. hasil persentase 31%(defisit berat)
asupan protein hewani kurang
dilihat dari asupan protein hanya
29,8 gram kurang dari kebutuhan
106,2 gram hasil persentase
28%(defisit berat)
asupan lemak kurang dilihat
dari hasil recall 2,4 gram kurang
dari kebutuhan 47,2 gram hasil
persentase 58%(kurang)
asupan karbohidrat kurang
dilihat hasil recall 78,3 gram
kurang dari kebutuhan 318,6 gram
hasil persentase 24%(defisit
berat).
Domain NC 2.2 perubahan nilai Kurangnya mengkonsumsi Hasil laboratorium tanggal 9
klinis laboratorium terkait zat lauk hewani dan sayur oktober 2019 Hb 9,4 g/dl dan 11
gizi khusus sehingga kadar Hb rendah oktober 2019 Hb 9,7 g/dl
Page 21
Domain NB 1.1 kurang Tidak pernah mendapatkan Kurangnya pengetahuan Tn Dy
prilaku pengetahuan terkait edukasi atau informasi tentang jumlah dan bahan
makanan dan zat gizi. terkait makanan yang makanan yang mengandung zat
dianjurkan dan makan yang gizi yang dikonsumsinya, karena
tidak dianjurkan untuk tidak menyebabkan masalah
dikonsumsi kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya saat ini yaitu frakture
D. Intervensi Gizi
1. Terapi diet
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
2. Tujuan diet
Meningkatkan berat badan hingga mencapat berat badan normal.
Tinggi energi dan Protein diberikan untuk persiapan operasi dan penyembuhan luka.
Untuk menigkatkan kadar hemoglobin (Hb).
b. Syarat diet
Energi tinggi sebesar, yaitu 40 kkal/kg BB ideal, untuk meningkatkan status gizi dan
mencukupi kebutuhan energi perhari.
Page 22
Protein tinggi, yaitu sebesar 20 % dari kebutuhan energi total untuk mencukupi kebutuhan
protein perhari.
Lemak cukup, yaitu 20 % dari kebutuhan energi total, untuk mencukupi kebutuhan lemak
perhari.
Karbohidrat cukup yaitu 60 % dari kebutuhan total untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat
perhari
4. Perhitungan kebutuhan
Diketahui :
25,7
𝑥 100% = 83,4( 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 )
30,8
Kategori Nilai
Obesitas > 120%
Overweight 110-120 %
Gizi baik 85-110%
Gizi kurang 70,1-84,9%
Gizi buruk < 70%
Sumber : Handbook buku saku gizi AZURA
b. Perhitungan energi
1. Energi = 40 x BBI
Page 23
Energi = 40 x 53,1 = 2.124 kkal
20 % 𝑥 2124
2. Lemak = 9
0,2 𝑥 2124
Lemak = =47,2 gram
9
C. Range kebutuhan
Energi = ± 10%
10
= 100 𝑥 2124 = 212,4
= (1911,6-2336,4 )
Protein = ± 10%
10
= 100 𝑥 106,2 = 10,62
= (95,5 – 116,8)
Lemak = ± 10%
10
= 100 𝑥 47,2 = 4,72
= (42,4 – 51,9)
Karbohidrat = ± 10%
10
= 100 𝑥 218,6 = 31,86
= (286,7 - 350,46)
Page 24
a. Topik : Pemberian diet bagi pasien
b. Sasaran : Tn.Dy
c. Metode : ceramah,diskusi,dan tanya jawab
d. Alat peraga : leaflet
e. Waktu : ± 15 menit
f. Materi : diet TKTP serta makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak
dianjurkan
E. Monitoring Evaluas
Dokumentasi monev
1.pada kunjung awal setelah intervensi hari Asupan energi tinggi 83% (defisit
pertama ringan),protein tinggi sebesar 71% (defisit
sedang),lemak cukup sebesar 116%
(Normal),karbohidrat cukup sebesar 78%
(defisit sedang) dan akan dimonitor pada
hari keberikutnya.
2.pengkajian gizi berikutnya setelah Asupan energi tinggi 81% (defisit
intervensi hari kedua ringan),protein tinggi sebesar 77% (defisit
sedang),lemak cukup sebesar 129% (diatas
kebutuhan),karbohidrat cukup sebesar
68% (defisit berat).
Implementasi Diet
Rekomentasi Diet :
a. Jenis diet
Diet TKTP
Page 25
b. Bentuk makanan
3x pemorsian makanan biasa
c. Cara pemberian
Oral/Mulut
d. Nilai Gizi
Energi = 2.124 kkal
Protein= 106,2 gram
Lemak = 47,2 gram
karbohidarat = 318,6 gram
Tingkat Konsumsi
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Interpensi
(%)
Energi 656,7 1824 31 Defisit berat
Protein 829,8 48,64 28 Defisit berat
Lemak 27,4 60,8 58 Defisit berat
Karbohidrat 78,3 273,6 24 Defisit berat
Sumber : (kodyat,et.AL.1996)
Page 26
Analisis Asupan zat gizi “pemorsian hari I” Sabtu, 12 Oktober 2019
Food Weighing makanan
Berat
Berat
Berat dimak
Bahan saji Energi Protein Lemak Karbohidrat
waktu Menu sisa an
makanan (gram (kkal) (gram) (gram) (gram)
(gram) (gram
)
)
Nasi biasa Nasi 200 64 136 176,8 3,3 0,3 38,9
Daging
Ayam 70 19 52 148,1 14,0 9,8 0
ayam
goreng
minyak 5 0 5 43,1 0 5,0 0
Labu 30 11 19 3,8 0,2 0,1 0,5
pagi Cah labu air Wortel 20 10 10 2,6 0,1 0 0,5
gula 1 0 1 3,9 0 0 1,0
Oseng tahu tahu 60 18 42 31,9 3,4 2,0 0,8
Pisang
Buah 110 0 110 101,2 1,1 0,6 25,7
ambon
Nasi biasa Nasi 250 100 150 195 3,6 0,3 42,9
Ikan patin 80 63 17 16,7 3,1 0,4 0
Patin
Minyak 5 0 5 43,1 0 5,0 0
Labu 30 5 25 5,0 0,2 0,1 1,1
Wortel 20 18 2 0,5 0 0 0,1
Labu siam
Siang kuah Gula pasir 1 0 1 3,9 0 0 1,0
Tempe
tempe 50 27 23 44,4 4,3 2,5 2,2
mendoan
Telur
Telur rebus 60 0 60 93,1 7,6 6,4 0,7
ayam
Pisang
Buah 115 0 115 105,8 1,1 0,6 26,9
ambon
Nasi biasa nasi 200 36 164 213,2 3,9 0,3 46,9
Mangut nila Ikan nila 80 36 44 43,1 8,0 1,1 0
sore Minyak 5 0 5 43,1 0 5,0 0
Gambas 25 12 13 3,9 0 0 1,0
Cah gambas Wortel 25 16 9 2,3 0,1 0 0,4
Gula 1 0 1 3,9 0 0 1,0
Tahu daun
Tahu 60 20 40 30,4 3,2 1,9 0,8
jeruk
Pisang
Buah 100 0 100 92,0 1,0 0,5 23,4
ambon
Total 1451 58,2 41,8 216,0
Page 27
Analisi asupan makanan dari luar(tanggal 12 oktober 2019)
Tingkat
Zat gizi Asupan gizi Kebutuhan konsumsi Interpretasi
(%)
Energi 1.778 2.124 83 Defisit tingkat
ringan
Protein 75,2 106,4 71 Defisit tingkat
sedang
Lemak 55,1 47,2 116 Normal
Karbohidrat 250 318,6 78 Defisit tingkat
sedang
Analisis Asupan zat gizi “pemorsian hari II” Minggu, 13 oktober 2019
Page 28
Food Weighing makanan
Berat Berat Berat
Bahan Energi Protein Lemak Karbohidrat
waktu Menu saji sisa dimakan
makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)
(gram) (gram) (gram)
Nasi
Nasi 200 66 134 174,2 3,2 0,3 38,3
biasa
Bistik Telur itik 60 0 60 111 7,7 8,3 0,9
telur Minyak 5 0 5 43,1 0 5,0 0
Page 29
Wortel 10 2 8 2,1 0,1 0 0,4
Gula 1 0 1 3,9 0 0 1,0
Tempe
daun Tempe 50 0 50 96,4 9,3 5,4 4,7
kemangi
Pisang
Buah 105 0 105 96,6 1,0 0,5 24,6
ambon
santan 5 0 5 3,5 0 0,3 0,2
Total 1725 82,2 61,2 218,7
Tingkat
Zat gizi Asupan gizi kebutuhan konsumsi Interpretasi
(%)
Energi 1.725 2.124 81 Defisit tingkat
ringan
Protein 82,2 106,2 77 Defisit tingkat
sedang
Lemak 61,2 47,2 129 Diatas
kecukupan
Karbohidrat 218,7 318,6 68 Defisit tingkat
berat
Page 30
BAB V
Asupan energi Tn Dy
2000 1,778 1,725
1500
Awal Masuk
1000
676.7 Hari 1
Hari 2
500
0
Awal Masuk Hari 1 Hari 2 Page 31
Asupan protein Tn Dy
90 82
80 75
70
60
50 Awal Masuk
40 Hari 1
29.8
30 Hari 2
20
10
0
Awal Masuk Hari 1 Hari 2
Asupan Lemak Tn Dy
70
61
60 55
50
40 Awal Masuk
29.8
30 Hari 1
20 Hari 2
10
0 Asupan Karbohidrat Tn Dy
Awal Masuk Hari 1 Hari 2
300
250
250 219
200
150 Series1
Series2
100 78.3
50
Page 32
0
Awal Masuk Hari 1 Hari 2
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa awal masuk asupan energi, protein, lemak, dan
karbohidrat Tn.Dy defisit tingkat berat dikarenakan kurangnya mengkonsumsi. Dan setelah
dilakukan pemorsian hari 1 asupan kebutuhan energi, protein, lemak, dan karbohidrat Tn.Dy
meningkat dibandingkan pada awal karena makan makanan yang diberikan serta adanya makan dari
luar rumah sakit dan kondisi membaik. pada hari 2 asupan energi menurun, protein meningkat,
lemak meningkat, dan karbohidrat Tn.Dy kembali menurun lagi karena Tn Dy tidak mau makan
banyak.
90 83% 81%
80
70
60
Axis Title
50
40 31%
30 Series1
20
10
0
awal masuk H1 H2
Persentase (%) asupan Energi Tn Dy
90
77%
80 71%
70
60
Axis Title
50
40
28%
30 Series1
20
10
0
awal masuk H1 H2
Persentase (%) asupan protein Tn Dy
Page 33
140 129%
116%
120
100
Axis Title
80
58%
60
Series1
40
20
0
awal masuk H1 H2
perrsentase (%) asupan lemak Tn Dy
90
78%
80
68%
70
60
Axis Title
50
40
Series1
30 24%
20
10
0
awal masuk H1 H2
persentase (%) Asupan Karbohidrat Tn Dy
Berdasarkan hasil grafik diatas bahwa awal masuk persentase asupan energi megalami
defisit tingkat berat yaitu 31% dari kebutuhan.asupan protein megalami defisit tingkat berat
yaitu 28% dari kebutuhan,asupan lemak mengalami defisit tingkat berat yaitu 58% dari
kebutuhan.dan asupan karbohidrat megalami defisit tingkat berat yaitu 24% dari kebutuhan.
pada hari 1 persentase asupan energi mencapai defisit ringan yaitu 83% dari
kebutuhan.asupan protein masuk dalam kategori defisit sedang yaitu 71% dari
kebutuhan.asupan lemak masuk dalam kategori normal yaitu 116% dari
kebutuhan.sedangkan karbohidrat masih dalam kategori defisit tingkat sedang yaitu 78%
dari kebutuhan.dikarenakan ada konsumsi makan dari luar rumah sakit.
Page 34
Dan pada hari 2 persentase asupan energi menurut masuk dalam kategori defisit tingkat
ringan yaitu 81% dari kebutuhan,asupan protein masuk kategori defisit tinggat sedang yaitu
77% dari kebutuhan.asupan lemak masuk kategori diatas kebutuhan yaitu 129% dari
kebutuhan.sedang karbohidrat megalami defisit tingkat berat yaitu 68% dari kebutuhan.
2. Monitoring dan evaluasi data rekap medik
A. Antropometri
Selama pengambilan kasus pengukuran antropometri hanya dilakukan satu kali saja
yaitu saat kunjungan pertama kali didapatkan dengan cara pengukuran langsung serta
hitungan estimasi.
Penimbangan antropometri seperti berat badan tidak dapat ditimbang karena pasien
tidak dapat berdiri, sehingga pengukuran menggunakan estimasi LILA sedangkan tinggi
badan tidak dapat dilakukan karena alat tidak memadai sehingga mengunakan tinggi
lutut untuk mengestimasi tinggi badan.berdasarkan data antropometri tersebut maka
didapatkan penilaian status gizi menggunakan IMT berdasarkan LILA sebesar 83,4
termasuk dalam kategori status Gizi kurang.
Page 35
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penatalaksanaan diet yang diberikan
Pada pasien yaitu sebagai beriku :
1. Setelah dilakukan skrining menggunakan form skrining dewasa yaitu MTS (malnutrition
screening tool),hasil adalah 3 yaitu resiko tingkat sedang. Ahli gizi perlu melakukan
assement kembali setelah 3 hari.
2. Dari hasil antropometri hasilnya status gizi pasien termasuk dalam kategori kurang
3. Dari data laboratorium bahwa Hemoglobin rendah.
4. Dari dietary history diketahui intervensi awal masuk rumah asupan energi, protein,
lemak, dan karbohidrat kategori defisit berat. dan pada hari 1 asupan energi, protein,
lemak, dan karbohidrat meningkat hingga lemak masuk kategori normal sedangkan pada
hari kedua mengalami peningkatan lagi pada asupan lemak masuk kategori diatas
kebutuhan.
5. Terapi gizi yang diberikan jenis diet TKTP dalam bentuk makanan biasa yang diberikan
secara oral dan diberi double hewani dimakan siangnya
6. Nafsu makan Tn Dy baik.
B. Saran
Perlunya ada dukungan dari keluarga agar pasien mampu menerima makanan yang disajikan
rumah sakit dan pengetahuan/informasi keluarga agar tahu tentang makanan yang boleh
dan tidak diperbolehkan untuk membantu proses penyembuhan pasien.
Page 36
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Desiartama, IGN, Wien, Aryana. 2017. Gambaran karakteristik pasien fraktur femur
akibat kecelakaan lalu lintas pada orang dewasa di rumah sakit umum pusat sanglah
Fratomo, Herru, ‘Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Fraktur Femur 1/3
Distal Sinistra Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Karya Tulis Ilmiah’, 2014,
Lopes, Cibele B., Marcos T T Pacheco, Landulfo Sil
Page 37
Lampiran Skrining
Page 38
Lampiran kegiatan
Page 39
DOKUMENTASI PEMORSIAN
Sebelum Sesudah
Makan siang
Makan sore
Page 40
2 13 Oktober 19 Makan pagi
Makan siang
Makan sore
Page 41
Dokumentasi
Page 42
Habis
Makan
siang
Habis
Page 43
Habis
Makan sore
Page 44
Habis
13 Makan pagi
oktober
2019
Habis
Habis
Page 45
Habis
Makan
siang
Habis
Page 46
Habis
Habis
Habis
Makan sore
Page 47
Lupa difoto
Habis
Habis
Page 48