Oleh:
Cherryl Sania Mahira 04074882326010
Mega Azzahra Sinatrio 04074882326036
Pembimbing:
Drg. Vicka Astriana
Oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
DOSEN PEMBIMBING
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
pada laporan manajemen puskesmas ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis membutuhkan arahan dan bimbingan serta kritik dan saran yang bersifat
membangun.
khususnya kepada:
1. dr. Hj. Fenty Apriana, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Palembang.
iv
7. Staf pegawai Puskesmas Sukarami Palembang yang telah memberikan
bantuan dalam dan menyediakan sarana pendukung yang dibutuhkan
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu penyusunan laporan ini yang namanya tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Semoga Allah SWT membalaskan segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan selama ini. Akhirnya, kiranya laporan manajemen puskesmas ini dapat
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional ................................................................................... 12
2.
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bakteri Streptococcus
mut
...................................................................................................................
5
2. Kurva
Stephan
...................................................................................................................
8
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Karies adalah hilangnya mineral gigi sebagai hasil dari asam yang dihasilkan
2018 adalah 7,1.3 Angka rata-rata indeks DMF-T untuk anak kelompok umur 12
tahun sebesar 1,9 tetapi angka tersebut belum memenuhi Target Indonesia Bebas
Etiologi karies terdiri dari empat faktor utama yaitu permukaan gigi yang
rentan, bakteri, diet, dan waktu.5 Bakteri yang paling berperan dalam proses
mengubah sukrosa menjadi glukan yang bersifat lengket sehingga perlekatan awal
bakteri pada gigi dapat terjadi.7,8 Adanya glukan juga menyebabkan bakteri lain
S. mutans bersama dengan bakteri lain dapat memproduksi asam laktat yang
10
Plak dapat dihilangkan dan dicegah akumulasinya pada permukaan gigi
Kontrol plak dapat dilakukan secara mekanik dan kimia. Kontrol plak secara
mekanik dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi,
sedangkan secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan obat kumur yang
salah satunya adalah klorheksidin.9 Klorheksidin 0,2% merupakan obat kumur gold
sekolah adalah sukrosa, padahal bila sukrosa dikonsumsi secara berlebihan dapat
tinggi jumlah konsumsi makanan kariogenik seperti permen, coklat, dan gulali,
maka semakin tinggi indeks karies.12 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran prevalensi karies gigi di poli
prevalensi karies gigi di poli gigi Puskesmas Sukarami periode Januari – Juni
2023.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi karies gigi
11
1.4 Manfaat Penelitian
karies gigi di poli gigi Puskesmas Sukarami periode Januari – Juni 2023, serta
gigi.
kesehatan gigi sebagai upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, serta
pencegahan karies
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Karies adalah hilangnya mineral gigi sebagai hasil dari asam yang dihasilkan
dari fermentasi gula oleh mikroorganisme pada biofilm. 1 Karies juga dapat
didefinisikan sebagai penyakit yang dimediasi oleh biofilm, dipicu oleh gula,
selama kurun waktu tertentu.14 Pada proses pembentukan karies gigi terdapat 4
a. Mikroorganisme
anaerobik yang hidup di rongga mulut manusia dan merupakan patogen primer
penyebab karies.17
Bakteri S. mutans berbentuk bulat yang khas membentuk pasangan atau rantai
mutans memiliki sifat non-motil (tidak bergerak), berdiameter 1-2 μm, dan
mutans dapat tumbuh dengan optimal di bawah kondisi asam pada pH kurang dari
13
14
5,5, dan dilaporkan dapat dibiakkan pada media agar darah (blood agar medium)
dan agar nutrien (nutrient agar media).23,24 Bakteri S. mutans menampilkan warna
kehijauan pada piring agar darah yang ditunjukkan pada gambar 1.22
virulensinya yang berupa enzim GTF.7,8 Enzim GTF dapat mengubah sukrosa
menjadi glukan yang bersifat lengket sehingga perlekatan awal bakteri pada gigi
yang lain adalah enzim fruktosilransferase (FTF) yang dapat mengubah sukrosa
menjadi fruktan yang berperan sebagai cadangan makanan bagi bakteri. 23 Bakteri
b. Gigi
yang rentan dan berperan dalam proses pembentukan karies. 25 Lekukan yang dalam
pada gigi menjadi daerah yang sulit dibersihkan sehingga plak akan mudah
terkena karies di antaranya adalah pit dan fisur pada permukaan molar dan
premolar, pit bukal molar dan pit palatal insisif; permukaan halus di daerah
aproksimal sedikit di bawah titik kontak; email pada daerah servikal gigi di atas tepi
gingiva; permukaan akar yang terbuka; tepi tumpatan; dan permukaan gigi yang
c. Diet
adalah glukosa, maltosa, laktosa, fruktosa, dan gula yang paling kariogenik adalah
sukrosa.26-29 Sukrosa adalah gula yang paling kariogenik karena paling sering
dikonsumsi oleh masyarakat, merupakan gula jenis disakarida yang terdiri atas dua
jenis gula yaitu glukosa dan fruktosa sehingga dapat menghasilkan energi yang
memiliki berat molekular yang rendah sehingga mudah dipecah oleh bakteri.29-32
Sukrosa memiliki indeks potensi kariogenik yang tinggi karena memiliki nilai
indeks potensi kariogenik (CPI) 1 berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada
tikus, yang berarti sukrosa mempunyai potensi asidogenik yang tinggi dari makanan
makanan yang manis dan lengket dapat menurunkan pH saliva menjadi asam,
sering dikonsumsi adalah permen, permen jeli, cokelat, donat, kue isi selai, kue
lapis, dodol, gulali, arumanis, dan makanan ringan seperti yang dilaporkan oleh
oleh 41 anak SDN Cikawari Bandung yang berusia 11-12 tahun, juga dilaporkan
berupa snack, roti, dan permen dengan indeks DMFT sebesar 3,95 yang termasuk
permukaan gigi dan menyebabkan kondisi di dalam rongga mulut menjadi asam
d. Waktu
dinamis.14 Kecepatan karies pada anak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan gigi
orang dewasa.14 Proses karies tidak terjadi dalam waktu singkat, namun
berpengaruh dalam patogenesis karies yaitu host (gigi dan saliva), agent (bakteri),
substrat (karbohidrat yang dapat difermentasikan), dan waktu. Selain itu, terdapat
juga faktor predisposisi lainnya yang mendukung timbulnya karies gigi antara lain
usia, jenis kelamin, geografis, sosial ekonomi, serta perilaku masyarakat terhadap
kesehatan gigi.33,34
17
menjadi seperti semula, dan mineral dapat dideposisikan kembali pada gigi. 29
Proses demineralisasi gigi yang terjadi lebih cepat daripada proses remineralisasi
gigi dapat menyebabkan terbentuknya kavitas pada permukaan gigi. 1,39,45 Proses
kariogenik dengan jumlah dan frekuensi yang tinggi, serta memiliki perilaku
menjaga kebersihan gigi yang buruk. 14,39,42 Hal tersebut mengakibatkan kavitas
pada permukaan gigi lebih mudah terbentuk sehingga perlu dilakukan pencegahan
karies.
Kontrol plak terdiri dari kontrol plak secara mekanik dan kimia. Kontrol plak secara
1. Menyikat gigi.
18
4. Sikat interdental.
Kontrol plak secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan obat kumur
menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi, bahan restorasi, dan
jangka waktu yang lama karena efek samping tersebut, sehingga diperlukan bahan
alternatif lain.2 Kontrol plak secara kimia juga dapat dilakukan dengan cara
menambahkan fluor dalam jumlah yang sesuai pada air minum, aplikasi secara
topikal, pasta gigi, atau berkumur dengan larutan fluor. 14 Kontrol plak secara kimia
juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan alami atau herbal yang memiliki
kemampuan antibakteri dan antiplak seperti sirih, siwak, teh hijau, dan tanaman
lidah buaya (aloe vera).10,46-50 Berkumur dengan menggunakan produk obat kumur
yang mengandung siwak, teh hijau, dan sirih dilaporkan dapat menurunkan
dengan obat kumur yang mengandung lidah buaya juga dilaporkan dapat
menurunkan jumlah bakteri S. mutans dalam saliva dan memiliki efektivitas yang
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui prevalensi karies gigi di poli gigi Puskesmas Sukarami periode
perawat di poli gigi Puskesmas Sukarami yang telah tercatat sesuai kriteria
19
20
2. Data diambil dari laporan bulanan kesakitan gigi dan mulut di Poli Gigi
3. Kemudian dilakukan pencatatan sampel berupa usia pasien dewasa dan anak
analisis deskriptif yaitu dengan memaparkan data secara numerik dan grafis
prevalensi karies di Poli Gigi Puskesmas Sukarami periode Januari – Juni 2023.
Pengumpulan Data
Penyajian data
Kesimpulan
21
BAB 4
Poli Gigi Puskesmas Sukarami pada periode Januari – Juni tahun 2023 yang
mengalami karies gigi sebanyak 51 orang. Kelompok usia yang paling banyak
mengalami karies adalah pasien dewasa dari usia 19 - >64 tahun sebanyak 37 orang.
Tabel 1. Distribusi karies pada pasien anak-anak di Poli Gigi Puskesmas Sukarami
Periode Januri – Juni 2023
Bulan Usia Jumlah Persentase
0-4 th 0
5-6 th 1
Januari 7-11 th 0
12 th 0 15%
13-14 th 0
15-18 th 1
Total 2
0-4 th 0
5-6 th 0
Februari 7-11 th 0
12 th 0 8%
13-14 th 0
15-18 th 1
Total 1
0-4 th 0
5-6 th 2
Maret 7-11 th 0
12 th 0 29%
13-14 th 1
15-18 th 1
Total 4
0-4 th 0
5-6 th 1
April 7-11 th 0
12 th 0 14%
13-14 th 0
15-18 th 1
Total 2
0-4 th 1
5-6 th 2
Mei 7-11 th 0
22
12 th 0 22%
13-14 th 0
15-18 th 0
Total 3
0-4 th 0
5-6 th 2
Juni 7-11 th 0
12 th 0 14%
13-14 th 0
15-18 th 0
Total 2
Total seluruhnya 14 100%
Tabel 2. Distribusi penyakit karies usia dewasa di Poli Gigi Puskesmas Sukarami periode
Januari – Juni 2023.
Bulan Usia Jumlah Persentase
19-34 th 2
Januari 35-44 th 0
45-64 th 3 13%
> 64 th 0
Total 5
19-34 th 3
Februari 35-44 th 2
45-64 th 2 22%
> 64 th 1
Total 8
19-34 th 2
Maret 35-44 th 3
45-64 th 1 16%
> 64 th 0
Total 6
19-34 th 3
April 35-44 th 0
45-64 th 1 11%
> 64 th 0
Total 4
19-34 th 1
Mei 35-44 th 2
45-64 th 5 22%
> 64 th 0
Total 8
19-34 th 1
Juni 35-44 th 3
45-64 th 2 16%
> 64 th 0
Total 6
Total seluruhnya 37 100%
23
Diagram 1. Diagram persentase karies pada pasien anak-anak di Poli Gigi Puskesmas
Sukarami Periode Januri – Juni 2023
14% 14%
Januari
7% Februari
Maret
22%
April
Mei
29%
Juni
14%
Diagram 2. Diagram persentase karies pada pasien anak-anak di Poli Gigi Puskesmas
Sukarami Periode Januri – Juni 2023
16% 13%
Januari
Februari
Maret
22%
22% April
Mei
Juni
11% 16%
24
4.2. Pembahasan
Berdasarkan data sekunder periode Januari – Juni 2023 yang didapatkan dari
72,5%. Karies dikategorikan sebagai penyakit gigi dan mulut terbanyak keempat di
Puskesmas Sukarami. Dari pengamatan selama dua minggu di bagian poli gigi,
kebanyakan masyarakat yang mengalami karies datang dengan kondisi gigi yang
sudah parah, misalnya lebih dari 2/3 mahkota sudah hilang, nyeri berdenyut, dan
bengkak yang menandakan kesadaran masyarakat sekitar akan kesehatan gigi dan
mulut masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya kesadaran masyarakat sekitar
tentang kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi
hubungan terhadap jumlah terjadinya karies, sebagian besar kasus karies terjadi
Sukarami mengenai perjalanan terbentuknya karies, cara menyikat gigi yang baik
dan benar, serta cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Upaya ini dilakukan
dan mulut, seperti faktor menjaga pola makan yang baik, cara menyikat gigi yang
25
benar, dan pentingnya pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali diharapkan dapat
dilakukan secara berkala oleh tenaga ahli di Puskesmas Sukarami yang lebih
berkompeten secara terus menerus kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di
pencegahan secara preventif terhadap kesehatan gigi dan mulut, agar tujuan
5.1. Kesimpulan
pasien yang mengalami karies dengan prevalensi sebesar 27,5% pada anak-anak
dan 72,5 % pada dewasa. Kelompok usia yang paling banyak mengalami karies di
Poli Gigi Puskesmas Sukarami Palembang pada periode Januari – Juni 2023 adalah
5.2. Saran
kesehatan gigi dan mulut, serta menerapkan praktik pembersihan gigi yang
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah agar
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28
15. ada.org. Caries risk and management [Internet]. USA: American Dental
Association (ADA); Juni 2021 [Diakses pada tanggal 16/03/2022]. Terdapat
pada : www.ada.org.
16. Fatmawati DWA. Hubungan biofilm Streptococcus mutans terhadap resiko
terjadinya karies gigi. Stomatognatic. 2011;8(3):127-30.
17. Merritt J, Qi F. The mutacins of Streptococcus mutans: regulation and
ecology. Mol Oral Microbiol. 2012;27(2):57-69
18. Andries JR, Gunawan PN, Supit A. Uji efek antibakteri ekstrak bunga
cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro. Jurnal e-Gigi.
2014;2(2):1-8
19. Hayati M, Herman H, Rezano A. Peran imunoglobulin A (SIgA) dalam
menghambat pembentukan biofilm streptokokus mutans pada permukaan
gigi. Dentika Dental Journal. 2014;18(2):199-203
20. Helda, Aspriyanto D, Dharmawas RHS. Aktivitas antibakteri ekstrak daun
rambai (Sonneratia caseolaris) konsentrasi 70%, 80% dan 90% terhadap
Streptococcus mutans in vitro. Dentin Jurnal Kedokteran Gigi. 2020;4(3): 81-
7
21. Anggraini R, Hanik U, Nugraha G, Pertiwi DL. Pegaruh normal flora
Streptococcus sp. karang gigi terhadap pemeriksaan darah lengkap pada
mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Medical Technology and
Public Health Journal. 2017;1(1):42-51
22. Goldberg M, editor. Understanding dental caries “from pathogenesis to
prevention and theraphy”. Paris: Springer International Publishing; 2016.p.
43-8.
23. Ghaffar A, Ahmed B, Munir B, Faisal R, Mahmood Z. Production and
charaterization of streptokinase enzyme by using Streptococcus mutans strain
in liquid state fermentation through corn steep liquor (CSL) substrate.
Biochem Physiol. 2015;4(4):1-4
24. Warganegara E, Restina D. Getah jarak (Jatropha curcas L.) sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada karies gigi.
Majority. 2016;5(3):62-7.
25. Listrianah, Zainur RA, Hisata LS. Gambaran karies gigi molar pertama
permanen pada siswa-siswi sekolah dasar negeri 13 Palembang tahun 2018.
Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang. 2018;13(2):136-49.
26. Du Q, Fu M, Zhou Y, Cao Y, Guo T, Zhou Z, et al. Sucrose promotes caries
progression by disrupting the microecological balance in oral biofilms: an in
vitro study. Scientific Reports. 2020;10(2961):1-12
27. Oliveira RVD, Albuquerque YE, Spolidorio DMP, Koga-Ito CY, Giro EMA,
Brighenti FL. Effect of dietary sugars on dual-species biofilms of
Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus-a pilot study. Rev Odontol
UNESP. 2016;45(2):90-6
28. Soufi LR, Raedi S, Alikhani MY, Vahdatinia F, Farazyani A, Hosseini SM,
et al. Comparison the effect of stevia extract with glucose and fructose on
dental enamel caries formation. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Science. 2016;9(2):685-9
29
29. Kidd EAM, Fejerskov O, editors. Essentials of dental caries. 4th Ed. New
York: Oxford Universiy Press; 2016. p.18-9
30. Ridhani MA, Vidyaningrum IP, Akmala NN, Fatihatunisa R, Azzahro S, Aini
N. Potensi penambahan berbagai jenis gula terhadap sifat sensori dan
fisikokimia roti manis: review. Pasundan Food Technology Journal.
2021;8(3):61-8
31. Maryani Y, Khasani RO, Saraswai I, Rochmat A, Kurniawan T. Identification
of macro elements (sucrose, glucose, and fructose) and micro elements (metal
minerals) in the products of palm sugar, coconut sugar and sugar cane. Adv
Biol Sci Res. 2021;9:271-4
32. Lamont RJ, Hajishengalis GN, Jenkinson HF, editors. Oral microbiology and
immunology. 2nd Ed. Washingtong DC: ASM PRESS; 2014. p.244-5
33. Reca. Hubungan jenis makanan jajanan dengan status karies pada murid SDN
Lampeunurut Aceh Besar. Jurnal Averrous. 2014;4(2): 1-9
34. Asridiana, Thioritz E. Pengaruh mengkonsumsi makanan manis dan lengket
terhadap pH saliva pada murid SDN Mamajang Makassar. Media Kesehatan
Gigi. 2019;18(1): 34-40
35. Armilda D, Aripin D, Sasmita IS. Pola makan makanan kariogenik dan non
kariogenik serta pengalaman karies anak usia 11-12 tahun di SDN Cikawari
Kabupaten Bandung. Padjajaran J Dent Res Student. 2017;1(2): 127-34
36. Febrian, Rasyid R, Novianika D. Analisis hubungan jenis dan frekuensi
mengkonsumsi jajanan kariogenik dengan kejadian rampan karies pada anak
usia 5-6 tahun di kota Padang. Andalas Dental Journal. 2013;1(1): 1-13
37. Rohimi A, Widodo, Adhani R. Hubungan perilaku kesehaatan gigi dan mulut
dengan indeks karies DMF-T dan SIC (tinjauan terhadap siswa SMP Negeri
5 Marabahan di Kabupaten Barito Kuala). Dentin Jurnal Kedokeran Gigi.
2018;2(1): 51-7
38. Ireland R. Kamus kedokeran gigi. Dalam: Sudiono J, Rasyad EM, editor.
Jakarta: EGC; 2015. p. 414
39. Meyer-Lueckel H, Paris S, Ekstrand K. Caries management-science and
clinical practice. In: Effenberger S, editor. New York: Thieme; 2013. p.19-
36.
40. Fejerskov O, Kidd E, Nyvad B, Baelum V, editors. Dental caries “the disease
and its clinical management”. 3rd Ed. Oxford: Wiley Blackwell; 2015. p.199
41. Xuedong Z, editor. Dental caries “principles and management”. Berlin:
Springer; 2015. p.61
42. Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB. Nutrition and oral medicine. 2nd Ed.
In: Bendich A, editor. USA: Humana Press; 2014. p. 28
43. Philip DM, Michael VM, Lewis MAO, Williams DW, editors. Oral
microbiology. 6th Ed. UK: Elsevier; 2016. p.12
44. Li M, editor. Contemporary approach to dental caries. Croatia: InTech; 2012.
p.86,362
45. Shafer WG, Hine MK, Levy BM. Shafer’s textbook of oral pathology. 7th
Ed. In: Rajendran R, Sivapathasundharam, editors. India: Elsevier; 2012.
p.419
30
LAMPIRAN