STATUS UJIAN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun Oleh :
Penguji:
dr. Dian Mutiasari, M.Kes
STATUS UJIAN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun Oleh:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Data Umum................................................................................ 1
1.2 Gambaran Puskesmas Kereng Bangkirai................................... 7
1.3 Latar Belakang........................................................................... 26
1.4 Tujuan Penulisan........................................................................ 28
BAB II PERMASALAHAN........................................................................ 29
2.1 Identifikasi Masalah................................................................... 29
2.2 Identifikasi Penyebab Masalah.................................................. 29
2.3 Prioritas Pemecahan Permasalahan............................................ 30
BAB III PEMECAHAN MASALAH........................................................... 34
3.1 Alternatif Pemecahan Masalah.................................................. 34
3.2 Prioritas Pemecahan Masalah.................................................... 36
3.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah.............................. 37
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 40
4.1 Pembahasan................................................................................ 40
BAB V PENUTUP........................................................................................ 44
5.1 Kesimpulan................................................................................ 44
5.2 Saran........................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 45
LAMPIRAN.................................................................................................... 46
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Data Umum
1.1.1. Keadaan Geografis
a. Batas Wilayah
Berdasarkan posisinya, Puskesmas Kereng Bangkirai berlokasi di Jalan
Mangku Raya No. 10 Kelurahan Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau Kota
Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai dengan
luas wilayah sebesar 27.050 Ha, yang terdiri dari 3 RW dan 23 RT serta
Kelurahan Sabaru dengan luas wilayah sebesar 1.772 Ha, yang terdiri dari 3
RW dan 14 RT. Adapun batas wilayah kerja UPT Puskesmas Kereng Bangkirai
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Pahandut & Kab.Pulang Pisau
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau.
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau.
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Jekan Raya
1
Gambar 2.2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Bangkirai
b. Luas Wilayah
Secara administrasi pemerintahan, Luas wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai terbagi menjadi dua yaitu Kelurahan Kereng Bangkirai dengan luas
wilayah sebesar 27.050 Ha dan Kelurahan Sabaru dengan luas wilayah sebesar
1.772 Ha. Wilayah setingkat kelurahan/desa yaitu :
1. Kelurahan Kereng Bangkirai
2. Kelurahan Sabaru
2
September, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap
air sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia. Sebaliknya pada bulan
Desember sampai dengan Maret, arus angin banyak mengandung uap air yang
berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga pada bulan tersebut terjadi
musim hujan.
Rata-rata curah hujan di kota Palangka Raya dan sekitarnya tercatat 282,4
mm dengan jumlah terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada
bulan Desember. Tekanan udara rata-rata adalah 1.012,0 (milibar). Persentase
kelembaban udara adalah 88,0 (%). Besarnya suhu atau temperatur udara rata-rata
adalah 26,5 (°C). Besarnya kecepatan angina rata-rata 2,9 (knots) dan persentase
lamanya penyinaran matahari rata-rata 45,0 (%).
3
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
6
atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 km 2. Menurut
undang-undang No 5 tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah
dapat dikelompokan menjadi empat katagori yaitu:
1. Tidak padat: kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2
2. Kurang padat: kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2
3. Padat: kepadatan penduduk mencapai 250 – 400 orang/km2
4. Sangat padat: kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2
Berdasarkan undang-undang diatas, daerah Kelurahan Kereng Bangkirai
dengan kepadatan penduduk 0,36 jiwa/km2 dan Kelurahan Sabaru dengan
7
2. Misi Puskesmas Kereng Bangkirai
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
b. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk ber-PHBS
c. Membina Kerjasama Tim dan Menerapkan Manajemen yang Akuntabel
d. Menggalang Kemitraan dengan Lintas Sektoral untuk Memperoleh
Dukungan dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
3. Motto Puskesmas Kereng Bangkirai adalah :
“HASINTA” (Harmonis, Aman, Sopan, Inovatif, Nyaman, Tanggung
Jawab, Aktif).
2) Jaringan Puskesmas
Sejak ditingkatkan menjadi UPT. Puskesmas Kereng Bangkirai pada tahun
2011, puskesmas Kereng Bangkirai tidak mempunyai Puskesmas Pembantu
maupun Polindes.
3) Jejaring Puskesmas
Pada wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai terdapat enam Bidan
Praktek Mandiri. Pihak-pihak yang terkait sebagai berikut terdapat dalam tabel 2.5
merupakan mitra Puskesmas Kereng Bangkirai dalam pelaksanaan kegiatan
program Puskesmas.
8
Tabel 1.5. Daftar UKBM/ Mitra
1. Posyandu
Dengan jumlah posyandu 19 tempat terdiri dari Posyandu Balita 14 tempat
dan Posyandu Lansia 5 tempat.
9
Terdapat 5 Posyandu dengan kriteria pratama yaitu posyandu Permata Ibu,
Harapan Bunda, Sehat Bahagia, Kenanga, dan Cempaka serta 9 Posyandu kriteria
madya yaitu posyandu Abadi, Kuntum Mekar, Harapan Kita, Permata Hati,
Panenga, Kasih Bunda, Mawar, Melati, dan Sentosa.
Tabel 1.7. Posyandu Lansia
4) Ketenagakerjaan
Puskesmas Kereng Bangkirai memerlukan jenis ketenagaan bidang non medis
berbasis teknik informatika dan rekam medis. Berikut data ketenagaan
berdasarkan pendidikan dan status kepegawaian.
10
Tabel 1.9. Jumlah Karyawan Puskesmas Kereng Bangkirai
11
5) Sarana Transportasi, Komunikasi dan Promosi Kesehatan
12
KEPALA PUSKESMAS
6) Struktur Organisasi
(dr. NILA KUSUMA WARDHANI)
Kordinator Tim MP - Junaidi
Kordinator Informasi - Dewi
KEPALA TATA USAHA Sakunta,A.Md.Ak
Kordinator Kepegawaian - Junaidi
(Junaidi) Kordinator Rumah Tangga - Bona T.Siringo Ringo, A.Md.Keb
Kordinator Keuangan - Yusepri,
A.Md.A.P.S
Pencegahan Pengendalian
Penyakit Pemeriksaan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak Serta Kb
(Janita Ginting,AMK) (Septina,s,st)
Tradisional
(Dwi Miftahul N,
A.Md.Farm)
Perawatan Kesehatan Gizi
Masyarakat (Siska Apriyanti,s.Tr.Gz)
(Raya A.Md.Kep)
UKS-UKGS
(drg.Dini Yunianita)
Imunisasi
(Siti Komalaningsih,
S.Tr.Keb)
HIV/IMS
(Henny Leta,a.Md.Keb)
Farmasi
Tuberculosis/Tb (Rifa Afiah,s.Farm,apt)
(Ida Royani R.S, A.Md.Kep)
Laboratorium
Napza (Sitti Nurmalia.
(Dr.Emilia) A.Md.Ankes
13
Hepatitis Pelayanan Poned
SESUAI P,K NO.43 TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS DAN
(Henny Leta, A.Md.Keb) (Sri Widia Hastuti, SESUAI SK KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PALANGKA RAYA
A.Md.Keb) NOMOR 440/07.2/A-1/SEKRT/III/2021 TANGGAL 17 MARET
2021 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SE-KOTA
PALANGKA RAYA
GFU
(Wenny SetyowatI,
A.Md.Kes)
Puskesmas Kereng Bangkirai memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
kepala puskesmas, kepala tata usaha, penanggung jawab UKM pokok yang
membawahi bidang promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pembinaan
kesehatan keluarga, upaya gizi, pencegahan dan pengendalian penyakit, dan
perawatan kesehatan. Ada divisi penanggung jawab UKM pengembangan yang
membawahi kesehatan gigi masyarakat, kesehatan haji, kesehatan kerja, PKPR,
dan pelayanan kesehatan tradisional. Divisi berikutnya ada penanggung jawab
UKP kefarmasian dan laboratorium yang membawahi pemeriksaan kesehatan
umum, pemeriksaan kesehatan anak / MTBS, ruang tindakan, pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta KB, gizi,
imunisasi, farmasi, laboratorium, dan pelayanan PONED. Ada divisi
penanggungjawab pelayanan dan jejaring puskesmas yang membawahi
puskesmas keliling dan ada divisi penanggungjawab bangunan, prasarana, dan
peralatan kesehatan. Divisi terakhir ada penanggungjawab mutu.
14
Berdasarkan dari tabel 1.11 diatas, kegiatan program promosi kesehatan di
wilayah puskesmas kereng bangkirai selama tahun 2022 sudah tergolong baik.
Capaian terendah berada pada penyuluhan prilaku hidup bersih dan sehat yang
dilakukan di institusi Tatanan Tempat Umum (TTU) yaitu mencapai 12 lokasi
dari target 20 lokasi sehingga didapatkan persentase 60%. Pada penyuluhan
prilaku hidup bersih dan sehat di institusi tempat kerja serta pelaksanaan
kelurahan siaga aktif mencapai 2 lokasi dari target 2 lokasi sehingga didapatkan
persentase 100%.
15
2022 yang secara umum tergolong baik. Pada program pemeriksaan penyehatan
lingkungan dan perumahan serta pemeriksaan jamban keluarga mencapai 100
sarana dari target 150 sarana sehingga didapatkan persentase 67%. Kegiatan
program isnpeksi sanitasi sarana air bersih, inspeksi sanitasi tempat pengelolaan
makanan, pembinaan tempat pengelolaan makanan, inspeksi sanitasi depot air
minum isi ulang (DAMIU), serta inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah
dan limbah seluruhnya memenuhi target yang telah diprogramkan dengan
persentase 100%.
16
3.
Upaya kesehatan anak usia sekolah
dan remaja
1. Pelayanan anak sekolah dasar 24 0 0%
oleh nakes atau tenaga
terlatih/guru UKS/dokter kecil
2. Cakupan pelayanan kesehatan 120 108 90%
remaja
4. Pelayanan keluarga berencana
1. Akseptor KB aktif di puskesmas 1.675 1.350 81%
2. Akseptor aktif MKET di 40 30 75%
puskesmas
Pada tabel 1.13 yaitu data upaya kesehatan keluarga di wilayah puskesmas
kereng bangkirai tahun 2022 terlihat bahwa masih terdapat program yang capaian
nya kurang baik yaitu tidak mencapai 50% dari target bahkan terdapat kegiatan
program kesehatan keluarga yang tidak terlaksana. Kegiatan program pelayanan
kesehatan anak sekolah dasar oleh nakes atau tenaga terlatih/UKS/dokter kecil
ditargetkan 24 anak namun tidak terlaksana (0 anak) sehingga didapatkan
persentase 0%. Namun cakupan pelayanan kesehatan remaja didaptkan persentase
90% sehingga upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja persentasenya
kurang dari 50% dari target (45%). Kegiatan program kesehatan ibu dan bayi
berupa pelayanan dan/atau rujukan ibu hamil risiko tinggi/komplikasi mencapai
77 ibu hamil dari target 190 ibu hamil sehingga didapatkan persentase 41%.
Secara keseluruhan capaian program kesehatan ibu dan bayi didapatkan
persentase 84%, upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah didapatkan
persentase 100%, upaya kesehetan anak usia sekolah dan remaja didapatkan
persentase 45%, dan pelayanan keluarga berencana didaptkan persentase 78%.
17
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan Program upaya perbaikan gizi masyarakat di wilayah Puskesmas
Kereng Bangkirai yang dapat dilakukan selama tahun 2022 yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.14. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
No. Kegiatan Program Target Capaian Persentase
1. Pemberian capsul vitamin A (dosis 1754 1954 111%
200.000 si) pada balita 2x/ tahun
2. Pemberian tablet besi (90 tablet) 251 251 100%
pada ibu hamil
3. Pemberian PMT pemulihan balita - -
gizi buruk pada gakin
4. Balita naik berat badannya 170 170 100%
5. Balita bawah garis merah 122 122 100%
Dari keterangan Tabel 2.14 diatas dapat disimpulkan bahwa program kegiatan
dalam upaya mewujudkan perbaikan gizi masyarakat dengan pemberian capsul
vitamin A pada balita sebanyak 2x dalam setahun tergolong baik dengan
persentase 111% dan target awal yang semula 1754 orang lalu mendapatkan
capaian sebanyak 1954 orang. Program pemberian tablet besi pada ibu hamil juga
mendapatkan persentase yang baik yaitu memenuhi target yang telah
diprogramkan. Balita yang naik berat badannya serta balita yang dibawah garis
merah juga capaian yang didapatkan juga memenuhi target dengan persentase
100%.
18
Tabel 1.15. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
No. Kegiatan Program Target Capaian Persentase
1. TB Paru
1. Pengobatan penderita TB Paru 113 119 105%
(DOTS) BTA (+)
2. Pengobatan penderita TB Paru 21 16 76%
(DOTS) BTA (-) Rontgen (+)
2. Penemuan tersangka penderita kusta 1 1 100%
3. Pelayanan Imunisasi
1. Imunisasi DPT-HB 1 pada bayi 176 224 127%
2. Drop out DPT- HB 3- campak 176 1663 945%
3. Imunisasi HB-1 < 7 hari 176 176 100%
4. Imunisasi campak pada bayi 176 232 132%
5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 311 159 51%
6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 579 213 37%
dan 5
4. Diare
1. Penemuan kasus diare di puskesmas 139 139 100%
dan kader
2. Kasus diare di tangani oleh puskesmas 139 139 100%
dan kader dengan oral rehidrasi
5. ISPA
1. Penemuan kasus diare di puskemas 8 8 100%
dan kader
2. Jumlah kasus pneumonia berat di 8 8 100%
tangani
3. Jumlah kasus pneumonia berat/ 100 100 100%
dengan tanda bahaya di tangani/ di
rujuk
6. DBD
1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 95 75 79%
2. Cakupan Penyelidikan Epidemiologi 2 2 100%
(PE)
7. Pencegahan dan penanggulangan PMS
dan HIV/ AIDS
1. Kasus PMS uang diobati 160 1 1%
19
2. Klien yang mendapati penanganan 160 3 2%
HIV/AIDS
Dari keterangan Tabel 1.15 diatas bahwa penyakit menular yang menjadi
perhatian Puskesmas Kereng Bangkirai yaitu TB paru, Kusta, Diare, ISPA, DBD,
dan HIV/AIDS. Dari semua program kegiatan tersebut terlihat bahwa penanganan
DBD dan PMS serta HIV/AIDS terpantau cukup dan kurang dengan persentase
angka bebas jentik sebesar 79%, persentase penanganan HIV/AIDS 2% dan
Pengobatan PMS 1%. Terkait dengan cakupan pelayanan imunisasi pada tahun
2022 telah mencapai target bahkan melebihi target dengan persentase total sebesar
232%.
Dari keterangan tabel 1.16 diatas bahwa upaya pencegehan dan pengendalian
penyakit tidak menular sebagian besar belum mencapai target seperti pelaksanaan
posbindu dimana kegiatan Posbindu tidak bisa dilaksanakan dikarenakan
terkendala pandemi covid-19 sehingga berdampak pada deteksi faktor resiko
melalui pemeriksaan laboratorium. Penyuluhan penyakit tidak menular juga tidak
mencapai target dikarenakan penyuluhan harus dilakukan dengan APD yang
lengkap saat pandemi covid-19 sehingga banyak kegiatan penyuluhan tidak
dilakukan karena perlu persiapan yang banyak dan pertimbangan karena perlu
mengumpulkan orang banyak disatu tempat yang dapat meningkatkan kejadian
covid-19. Namun untuk program kunjungan rumah kasus PTM sudah mencapai
target yaitu 100%.
20
B. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilakukan oleh UPT
Puskesmas Kereng Bangkirai selama Tahun 2022 terangkum dalam tabel berikut :
21
5. Pencegahan dan Penanggulangan
penyakit gigi
1. Pembinaan kesehatan gigi di 10 1 10%
posyandu
2. Pembinaan kesehatan gigi pada TK 10 0 0%
3. Pembinaan dan bimbingan sikat gigi 6 5 83%
massal pada SD/MI
4. Perawatan kesehatan gigi pada 160 150 94%
SD/MI
160 150 94%
5. Murid SD/MI mendapat perawatan
kesehatan gigi
40 32 80%
6. Gigi tetap yang dicabut
50 43 86%
7. Gigi tetap yang di tambal permanen
6. Perawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan asuhan keperawatan pada 81 81 100%
keluarga
2. Kegiatan Asuhan leperawatan pada 195 195 100%
kelompok masyarakat
7. Bina Kesehatan Kerja
1. Pos UKK berfungsi baik 2 2 100%
2. Pos UKK menuju SIMASKER 2 2 100%
3. Pelayanan kesehatan oleh tenaga 16 16 100%
kesehatan pada pekerja di pos UKK
Dari keterangan tabel 1.17 diatas bahwa program kegiatan berupa upaya
kesehatan usia lanjut baik itu pembinaan kelompok usia lanjut sesuai standar, dan
pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia yang di bina sesuai standar
telah mencapai target dengan presentase sebesar 100%. Kemudian upaya
kesehatan mata untuk mencegah kebutaan baik berupa penemuan kasus dalam
masyarakat dan puskesmas telah mencapai target dengan presentase sebesar
100%. Untuk upaya pelayanan kesehatan jiwa, kesehatan olahraga, perawatan
kesehatan masyarakat, dan bina kesehatan kerja juga telah mencapai target dengan
presentase sebesar 1200% dan 100%. Pada program kerja pencegahan dan
22
penanggulangan penyakit gigi belum mencapai target dengan presentase yang
dicapai sebesar 64%.
23
jumlah kasus terbanyak yaitu ISPA 1.031 kasus, terbanyak kedua yaitu hipertensi
574 kasus, di ikuti gastritis 350 kasus, influenza 259 kasus, diabetes melitus 201
kasus, dermatitis alergi 180 kasus, covid 19 123 kasus, myalgia 94 kasus,
hiperlipidemia 89 kasus dan vertigo 64 kasus.
2. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan labaoratorium di Puskeskesmas Kereng Bangkirai dilaksanakan
rutin di dalam gedung dan juga pada kegiatan skrining di luar gedung (kegiatan
Posbindu) maupun skrining HIV / AIDS pada populasi resti. Namun pemeriksaan
diluar gedung khususnya untuk deteksi PTM sangat sedikit karena kegiatan
UKBM tidak diperkenankan.
24
TCM yaitu 15 orang dalam 1 tahun terakhir.
3. Pelayanan Kefarmasian
Obat-obatan yang sering digunakan dalam dalam pengobatan di UPT
Puskesmas Kereng Bangkirai mempunyai korelasi dengan penyakit yang sering
ditangani yaitu infeksi saluran nafas, gangguan lambung, Hipertensi dan penyakit
kulit yang berkaitan dengan alergi.
Dari keterangan tabel 1.20 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 obat yang
sering digunakan, pemakaian obat paling banyak yaitu obat Parasetamol 500 mg
sebesar 32.565 tablet dan terendah yaitu obat trimate E sebesar 4.735 tablet.
4. Pelayanan PONED
PONED Puskesmas Kereng Bangkirai selama Tahun 2022 melakukan
pelayanan persalinan normal sebanyak 9 persalinan (8 persalinan ditanggung
25
BPJS dan 1 ditanggung Jampersal), serta 4 kasus rujukan maternal. Kegiatan
pelayanan ini mengalami peningkatan. Pelayanan PONED UPT. Puskesmas
Kereng Bangkirai cukup baik dan akan terus dilakukan upaya promosi untuk lebih
meningkatkan kunjungan masyarakat.
26
menunjukkan terdapat 50 kasus terdeteksi setiap harinya dengan lebih dari dua
kematian setiap jam. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini,
jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000
penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Kejadian kanker
serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan keluarganya serta
juga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah.
Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama dalam
bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang
terlibat.4
Faktor risiko yang memicu terjadinya kanker serviks antara lain seperti
aktivitas seksual yang dilakukan pada usia yang masih muda, melakukan
hubungan seksual dengan multipartner, kurang mengkomsumsi buah dan sayur,
kurangnya aktivitas fisik, penggunaan rokok, komsumsi alkohol yang berlebihan,
memiliki anak yang banyak, sosial ekonomi yang masih rendah, pemakaian pil
KB (dengan HPV negatif atau positif), terkena penyakit menular seksual, dan
adanya gangguan imunitas tubuh.5,6
Stadium kanker serviks yang digunakan adalah menurut The International
Federation Of Gynecology and Obstetrics (FIGO), stadium 1 karsinoma benar-
benar terbatas pada serviks (tanpa bisa mengenali ekstensi ke korpus uteri),
stadium 2 karsinoma meluas di luar rahim, tetapi tidak meluas ke dinding panggul
atau sepertiga bagian bawah vagina, stadium 3 tumor meluas ke dinding samping
pelvis. pada pemeriksaan dubur, tidak ada ruang bebas antara tumor dan dinding
samping pelvis, dan stadium 4 karsinoma telah meluas ke pelvis yang sebenarnya
atau secara klinis melibatkan mukosa kandung kemih dan atau rectum.7
Komplikasi yang dapat timbul akibat kanker serviks bisa terjadi akibat kanker
yang makin berkembang atau akibat efek samping pengobatan kanker serviks itu
sendiri. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat kanker serviks adalah
Limfedema, yaitu pembengkakan tungkai akibat penyumbatan pembuluh getah
bening oleh kanker, penggumpalan darah akibat kanker yang menekan pembuluh
darah di panggul, perdarahan akibat kanker yang menyebar ke vagina, usus dan
kandung kemih, fistula (saluran yang terhubung secara tidak normal) antara
27
vagina dan kandung kemih atau vagina dan rectum, Nyeri hebat akibat kanker
yang menyebar ke tulang, otot, dan ujung saraf, Kejang akibat kanker yang
menyebar ke otak, Penumpukan urine di ginjal (hidronefrosis) yang bisa
memicu gagal ginjal.8
Prognosis pasien kanker diprediksi dengan menggunakan kesintasan 5 tahun
(5 years survival rate) berdasarkan stadiumnya. Persentase kesintasan 5 tahun
penderita kanker serviks berdasarkan data nasional kanker (National cancer
database) di Amerika Serikat tahun 2010 adalah kesintasan 5 tahun penderita
kanker serviks stadium IA 93% dan stadium IVB 15%. Untuk mengurangi
morbiditas dari penyakit kanker serviks yaitu dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim. Salah
satu upaya deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan sederhana Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) test.9
Berdasarkan hasil data pada tahun 2022 di Puskesmas Kereng Bangkirai,
bahwa dalam program deteksi dini kanker serviks didapatkan 0 orang dari target
sasaran sebesar 200 orang hal tersebut menandakan bahwa tidak tercapainya
target sebesar 200 orang dari target sasaran 200 orang. Berdasarkan data upaya
pokok yang telah dievaluasi, program pencegahan dan pemberantasan penyakit
tidak menular di Puskesmas Kereng Bangkirai sebagian besar belum mencapai
target, salah satunya adalah program deteksi dini kanker serviks.
28
BAB II
PERMASALAHAN
Money: Terbatasnya
biaya operasional untuk
pengadaan fasilitas Machine: Terbatasnya
Man: Kurangnya jumlah penunjang kegiatan fasilitas untuk
petugas pelayanan penyuluhan kesehatan menunjang kegiatan
kesehatan deteksi dini keliling penyuluhan
kanker serviks.
30
Importancy adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan
masyarakat apabila masalah dapat diselesaikan. Kriterianya terdiri dari:
Severity (S), yaitu berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah
kesehatan pada umumnya.
Rate of increase (RI), yaitu berat ringannya hambatan jika masalah
tersebut tidak ditangani.
Public concern (Pco), yaitu sedikitnya masalah tersebut menjadi perhatian
masyarakat.
Political climate (PC), yaitu banyak sedikitnya perhatian politik terhadap
masalah tersebut.
Social benefit (SB), yaitu banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan
manfaat sosial jika ditangani.
Diberi skor 1-5 yaitu :
1. Tidak ada kepentingan
2. Kepentingannya sangat rendah
3. Kepentingannya cukup rendah
4. Kepentingannya cukup tinggi
5. Kepentingannya sangat tinggi
31
1. Biaya yang diperlukan sangat banyak
2. Biaya yang diperlukan banyak
3. Biaya yang diperlukan cukup banyak
4. Biaya yang diperlukan sedikit
5. Tidak perlu biaya
Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu :
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari suatu parameter ke
parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter. Berdasarkan faktor-
faktor diatas dapat ditentukan prioritas masalah sebagai berikut :
2. Money : 2 3 1 2 12 5
Terbatasnya biaya operasional
untuk pengadaan fasilitas
penunjang kegiatan penyuluhan
32
kesehatan keliling
3. Method : 5 4 2 4 160 1
Kurangnya penyuluhan
kesehatan terhadap masyarakat
mengenai pentingnya deteksi
dini kanker serviks
4. Machine : 4 3 2 1 24 4
Terbatasnya fasilitas untuk
menunjang kegiatan penyuluhan
pentingnya deteksi dini kanker
serviks
5. Material : 4 3 2 2 48 3
Media penyuluhan masih kurang
bervariasi.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
33
Tabel 3.1 Hasil Analisis SWOT Berdasarkan Data Demografi dan Temuan di
Lapangan
34
dapat lebih mudah untuk membantu tenaga
mensosialisasikan tentang kesehatan dalam
pentingnya deteksi dini kanker mensosialisasikan mengenai
serviks dengan media sosial pentingnya deteksi dini kanker
pribadinya. serviks dilingkungannya.
3. Dengan pendidikan masyarakat 3. Menggerakkan kader untuk
yang baik, maka lebih mudah membagi materi mengenai
masyarakat memerangi pentingnya deteksi dini kanker
informasi palsu (hoax). serviks melalui group WA dan
4. Media (Facebook, Instagram sosial media puskesmas, agar
dan WhatsApp) yang dapat menutupi kekurangan
membantu dalam pemberian fasilitas dan mempermudah
informasi memudahkan dalam penyelenggaraannya.
masyarakat usia produktif 4. Mengajak masyarakat usia
dalam menerima informasi dan produktif dalam upaya promosi
lebih dapat menerapkannya kesehatan melalui media
dalam sehari-hari. sosialnya masing-masing,
sehingga mengurangi biaya
pendanaan.
Strategi ST Strategi WT
1. Memaksimalkan pemanfaatan 1. Kerjasama lintas sektor
sosial media sebagai sarana kesehatan untuk optimalisasi
edukasi pentingnya deteksi konseling, pemberian informasi
dini kanker serviks. dan edukasi kepada masyarakat
2. Merutinkan penyuluhan serta melakukan pelatihan para
melalui puskesmas keliling kader untuk memperbaiki
mengenai pentingnya deteksi perencanaan dan strategi
dini kanker serviks. program pencegahan dan
3. Kader-kader menginfokan pengendalian penyakit tidak
T
yang mana informasi yang menular agar pengetahuan
benar tentang pentingnya masyarakat mengenai deteksi
deteksi dini kanker serviks dini kanker serviks dapat
dan mengajak masyarakat meningkat.
memerangi hoax. 2. Menggiatkan kegiatan deteksi
dini kanker serviks setiap 6
bulan.
3. Meningkatkan permodalan
dalam RAB untuk deteksi dini
kanker serviks.
35
Tabel 3.3 Alternatif pemecahan masalah
No Permasalahan Alternatif
.
1. Kurangnya Melakukan penyuluhan tentang
pengetahuan serta pentingnya deteksi dini kanker serviks.
kesadaran masyarakat Kerjasama lintas sektor
mengenai pentingnya Memanfaatkan media sosial dalam
deteksi dini kanker melakukan promosi kesehatan mengenai
serviks. pentingnya deteksi dini kanker serviks.
Mengoptimalkan kinerja kader untuk
membantu petugas kesehatan
menjalankan program pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular
khususnya kanker serviks.
Pemberdayaan masyarakat usia
produktif sebagai kader-kader kesehatan
dilatih untuk membantu tenaga
kesehatan untuk mensosialisasikan
tentang pentingnya deteksi dini kanker
serviks
36
kanker serviks adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini
kanker serviks dari petugas kesehatan yang berkerja sama dengan para kader
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai.
37
c) Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Kereng Bangkirai
b. Materi Rapat
Perencanaan kegiatan penyuluhan pentingnya deteksi dini kanker serviks
untuk meningkatkan angka capaian pelayanan kesehatan deteksi dini kanker
serviks.
c. Target Penyuluhan
Wanita Usia subur
d. Pendanaan
Sumber dana operasional tahunan Puskesmas.
e. Kegiatan
Program berupa kegiatan penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker
serviks dari petugas kesehatan yang berkerja sama dengan para kader kepada
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Kereng Bangkirai
3.3.3 Pengorganisasian
Melakukan pembentukan panitia pelaksana untuk kegiatan, sebagai berikut:
a. Penasihat : Kepala Puskesmas
b. Ketua : Koordinator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
c. Wakil Ketua : Koordinator Subprogram Pelayanan Kesehatan deteksi dini
kanker serviks
d. Sekretaris : Perawat
e. Bendahara : Bendahara Puskesmas
f. Pemateri : Dokter umum, Petugas kesehatan terlatih.
38
c. Sasaran : Wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai
d. Materi : Penyuluhan/edukasi pentingnya deteksi dini kanker
serviks
e. Waktu Kegiatan : Setiap kunjungan ke Puskesmas dan juga memanfaatkan
sosial media seperti WhatsApp, Instagram dan Facebook yang dikelola oleh
petugas kesehatan.
f. Tempat : Wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai
g. Kegiatan : Pemberian penyuluhan pentingnya deteksi dini kanker
serviks untuk meningkatkan angka capaian pelayanan kesehatan deteksi dini
kanker serviks
3.3.5 Evaluasi (Controlling)
a. Jangka Pendek
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai.
b. Jangka Menengah
Meningkatnya angka capaian program pelayanan kesehatan deteksi dini
kanker serviks di Wilayah Kerja Puskesmas Kereng Bangkirai.
c. Jangka Panjang
Mengurangi morbiditas penyakit kanker serviks di wilayah kerja puskesmas
Kereng Bangkirai
39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan data upaya pokok yang telah dievaluasi, program pencegahan
dan pemberantasan penyakit tidak menular di Puskesmas Kereng Bangkirai
sebagian besar belum mencapai target, salah satunya adalah program deteksi dini
kanker serviks, dimana berdasarkan data tahun 2022 didapatkan 0 orang dari
target sasaran sebesar 200 orang sehingga presentasi capaian nya 0% hal tersebut
menandakan bahwa tidak tercapainya target.
Kanker serviks atau biasa disebut kanker leher rahim merupakan suatu tumor
yang ganas yang berasal dari sel epitel skuamosa disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV) onkogenik yang langsung menyerang bagian leher rahim. 2
Kanker ini sering terjadi tanpa mengenal usia dan latar belakang dari pasien,
sekitar 90% di antaranya terjadi pada wanita berusia 15-49 tahun. Penyakit ini
termasuk ke dalam penyakit terbanyak nomor dua di seluruh dunia. HPV adalah
infeksi virus yang paling umum pada saluran reproduksi. Kebanyakan wanita
yang aktif secara seksual akan terinfeksi di beberapa titik dalam hidup mereka dan
beberapa mungkin berulang kali terinfeksi, > 90% dari populasi yang terinfeksi
akhirnya sembuh dari infeksi.3
Gejala kanker serviks stadium awal belum menimbulkan gejala, biasanya
gejala baru akan muncul setelah sel kanker melakukan invasi ke jaringan lebih
dalam dan menyebar ke jaringan atau organ sekitarnya atau stadium lanjut.
Gejalanya biasanya tidak khas, namun gejala yang sering dialami diantaranya
perdarahan melalui vagina di luar masa menstruasi, setelah berhubungan intim,
atau setelah menopause, keluar cairan berbau tidak sedap dari vagina yang kadang
bercampur darah, timbul rasa sakit setiap berhubungan seksual (dispareunia),
nyeri panggul.10
Stadium kanker serviks yang digunakan adalah menurut The International
Federation Of Gynecology and Obstetrics (FIGO), stadium 1 karsinoma benar-
benar terbatas pada serviks (tanpa bisa mengenali ekstensi ke korpus uteri),
40
stadium 2 karsinoma meluas di luar rahim, tetapi tidak meluas ke dinding panggul
atau sepertiga bagian bawah vagina, stadium 3 tumor meluas ke dinding samping
pelvis. pada pemeriksaan dubur, tidak ada ruang bebas antara tumor dan dinding
samping pelvis, dan stadium 4 karsinoma telah meluas ke pelvis yang sebenarnya
atau secara klinis melibatkan mukosa kandung kemih dan atau rectum.7
Faktor risiko yang memicu terjadinya kanker serviks antara lain seperti
aktivitas seksual yang dilakukan pada usia yang masih muda, melakukan
hubungan seksual dengan multipartner, kurang mengkomsumsi buah dan sayur,
kurangnya aktivitas fisik, penggunaan rokok, komsumsi alkohol yang berlebihan,
memiliki anak yang banyak, sosial ekonomi yang masih rendah, pemakaian pil
KB (dengan HPV negatif atau positif), terkena penyakit menular seksual, dan
adanya gangguan imunitas tubuh.5,6
Komplikasi yang dapat timbul akibat kanker serviks bisa terjadi akibat kanker
yang makin berkembang atau akibat efek samping pengobatan kanker serviks itu
sendiri. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat kanker serviks adalah
Limfedema, yaitu pembengkakan tungkai akibat penyumbatan pembuluh getah
bening oleh kanker, penggumpalan darah akibat kanker yang menekan pembuluh
darah di panggul, perdarahan akibat kanker yang menyebar ke vagina, usus dan
kandung kemih, fistula (saluran yang terhubung secara tidak normal) antara
vagina dan kandung kemih atau vagina dan rectum, Nyeri hebat akibat kanker
yang menyebar ke tulang, otot, dan ujung saraf, Kejang akibat kanker yang
menyebar ke otak, Penumpukan urine di ginjal (hidronefrosis) yang bisa
memicu gagal ginjal.8
Prognosis pasien kanker diprediksi dengan menggunakan kesintasan 5 tahun
(5 years survival rate) berdasarkan stadiumnya. Persentase kesintasan 5 tahun
penderita kanker serviks berdasarkan data nasional kanker (National cancer
database) di Amerika Serikat tahun 2010 adalah kesintasan 5 tahun penderita
kanker serviks stadium IA 93% dan stadium IVB 15%. Untuk mengurangi
morbiditas dari penyakit kanker serviks yaitu dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim. Salah
41
satu upaya deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan sederhana Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) test.9
Dalam mengurangi morbiditas atau tingkat keparahan penyakit kanker serviks
agar dapat dilakukan pengobatan lebih awal dan tepat, dapat dilakukan melalui
penerapan program deteksi dini kanker serviks di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Berdasarkan data bahwa angka
cakupan pelayanan kesehatan deteksi dini kanker serviks pada tahun 2022 yaitu
hanya mencapai 0% dari target sasaran 100% di Wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan wawancara dengan
pemegang subprogram pelayanan kesehatan deteksi dini kanker serviks,
menggunakan prinsip menurut Harrington Emerson yaitu 5M (Man, Money,
Material, Machines dan Methodes).
a. Man
Manusia berperan sebagai pemain inti dan pemeran utama atau secara spesifik
adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan Man ini muncul dari internal
Puskesmas, yaitu kurangnya jumlah petugas pelayanan kesehatan sehingga
menyebabkan kurang optimalnya kinerja petugas puskesmas.
b. Money
Money disini bermakna uang dan anggaran. Alur keuangan yang baik, seperti
pemasukan itu menjadi hal penentu keberlangsungan kepemimpinan,
keorganisasian dan kemasyarakatan. Sebab, kualitas keuangan yang baik
berdampak terhadap stabilitas keorganisasian dan kemasyarakatan. Semakin
buruk sistem keuangan atau manajemen keuangan keorganisasiandan
kemasyarakatan tersebut, maka semakin dekatnya dengan huru-hara dan juga
kehancuran. Selain itu, adalah manajemen anggaran, seperti pengeluaran,
pemakaian dan pendanaan itu harus diperhatikan. Supaya pemasukan dan
pengeluaran setimbang. Permasalahan internal yang terjadi yaitu Penyaluran dana
yang tidak merata disetiap program puskesmas sehingga terbatasnya biaya
operasional untuk kegiatan penyuluhan pentingnya deteksi dini kanker serviks.
42
Pada tahun 2022 kebijakan penyaluran dana masih diprioritaskan untuk
penanggulangan COVID-19.
c. Method
Methode disini bermakna cara atau alternatif yang dipakai dalam meningkatkan
kesadaran masayarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Pada Method
dari segi internal yaitu kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini
kanker serviks dilingkungan masyarakat puskesmas Kereng Bangkirai.
d. Machine
Pada Machine yang menjadikan masalah tersebut muncul karena terbatasnya
fasilitas alat untuk melakukan penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini
kanker serviks. Terbatasnya fasilitas untuk menunjang edukasi seperti tidak
adanya alat peraga sehingga menghambat penyampaian edukasi kepada
masyarakat.
e. Material
Material disini bermakna bahan atau alat yang dibutuhkan untuk menunjang
berbagai akses (fasilitas) dalam melakukan penyuluhan seperti media penyuluhan
pentingnya deteksi dini kanker serviks yang masih kurang bervariasi
Penentuan prioritas masalah menggunakan Metode PAHO-CENDES sehingga
didapatkan hasil prioritas masalah yang pertama yaitu kurangnya penyuluhan
mengenai pentingnya deteksi dini kanker serviks. Pelayanan kesehatan deteksi
dini kanker serviks bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi morbiditas
kanker serviks. Kegiatan ini bisa melibatkan secara aktif semua potensi
masyarakat yang ada antara lain: Kader kesehatan, kader posyandu, tokoh
masyarakat, dan tokoh agama. Diperlukan penyuluhan dari petugas kesehatan
yang berkerja sama dengan para kader kepada masyarakat tentang pentingnya
deteksi dini kanker serviks, sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan
program deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data tahun 2022 yang dimiliki Puskesmas
Kereng Bangkirai dari Upaya Pokok Puskesmas (UPP), didapatkan data-data
program yang belum tercapai dari masing-masing UPP, didapatkan masalah yaitu
capaian program deteksi dini kanker serviks sangat rendah, capaian program
sebesar 0% dari target capaian 100%.
Berdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah menggunakan metode
Paho-Chendes, maka solusi yang paling utama adalah melakukan penyuluhan
tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks dari petugas kesehatan yang
berkerja sama dengan para kader kepada masyarakat, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan cakupan program pelayanan kesehatan deteksi dini kanker serviks
di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai.
5.1 Saran
Pelaksanaan penyuluhan ini perlu didukung oleh kader-kader dan jejaring
tokoh-tokoh masyarakat atau agama di wilayah kerja Puskesmas Kereng
Bangkirai yang perlu ditunjang dengan media informatif, interaktif, serta mudah
dipahami, dan harus dilakukan evaluasi secara berkala tiap 6 bulan untuk
memantau keaktifan dan keefektifan kegiatan tersebut. Kader juga mengajak
masyarakat dalam memerangi informasi yang salah (hoax) serta mengajak
masyarakat berpartisipasi dalam menggunakan media sosialnya untuk
menginformasikan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks.
44
Penting juga peran puskesmas serta pemerintah terkait dalam mendukung
program deteksi dini kanker serviks ini dengan membuat himbauan hingga aturan
yang mendukung untuk meningkatkan minat masyarakat dalam melakukan
pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, serta memanfaatkan media yang ada agar
pentingnya deteksi dini kanker serviks ini dapat lebih disuarakan, dan
memberikan informasi yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim SP2TP PKM Bukit Hindu. Profil Puskesmas Kereng Bangkirai 2022.
Palangka Raya.
2. Kemenkes RI (2020) Cegah Kanker Serviks Sedari Dini
3. Pratiwi, Dessy Indah. dkk. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Dukungan
Suami, Dukungan Tenaga Kesehatan Dengan Motivasi Wanita Usia Subur
Dalam Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Kecamatan
Matraman Jakarta Timur Tahun 2022. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah.
2023;2(1);277-291
4. Amanda, Meidina Rachma, dkk. Prevalensi Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Lesi Pra Kanker Serviks Pada Wanita. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas (UNAND) Padang. Journal Endurance. 2017;2(1):53-61
5. Fauza,M. dkk. Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker
Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang. Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia. 2019; 14(1):11-19
6. Wulandari,S., Sri Wahyuningsih, Ferdiana Yunita. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Sukmajaya tahun 2016
JK Unila. 2018;2(2):21-28
7. Suwendar. dkk. Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks Berdasarkan
Jumlah Komorbid, Komplikasi Penyakit Dan Efek Samping Kemoterapi.
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa. 2017; 2(2): 111 - 117
8. Zubaidah, dkk. Ketahanan Hidup Pasien Kanker Serviks Berdasarkan
Stadium Kanker. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
45
2020;8(1):1-7
9. Amin, Yuski. Demografi, Respon Terapi dan Survival rate Pasien Kanker
Serviks Stadium III-IVA yang Mendapat Kemoterapi Dilanjutkan
Radioterapi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr.
Soetomo, Surabaya. Majalah Obstetri & Ginekologi. 2015;23(3):97-105
10. Fatwa Imelda, S.Kep, Ns, M.Biomed Prof. Drs. Heru Santosa, MS., Ph.D.
Buku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita. Sumatera Utara Medan.
2020
LAMPIRAN
46
47