Anda di halaman 1dari 111

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSKESMAS JONGAYA KECAMATAN TAMALATE


KOTA MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK

EKA FEBRIANI PO.71.3.221.18.1.061

IRMAYANA.M PO.71.3.221.18.1.019

KIKI NIRMALA SARI PO.71.3.221.18.1.020

NITA RIANI PO.71.3.221.18.1.028

SAHRANI SALSABILAH PO.71.3.221.18.1.088

SRI MARTAYANA SARI PO.71.3.221.18.1.092

TRI FATUR RAMADHAN PO.71.3.221.18.1.094

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SANITASI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktek Puskesmas Jongaya Kecamatan

Tamalate Kota Makassar Sebagai Salah Satu Program

Pendidikan Studi Diploma III Politeknik Kesehatan

Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan

Yang Berlangsung dari Tanggal 18

Februari sampai 3 Maret 2021.

Makassar, 8 Maret 2021

Kepala Puskemas Jongaya Pembimbing Puskesmas Jongaya

Dr.Nungki Mahasarani, S.Ked Khaerunnisya, SKM


NIP : NIP :

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pembimbing

Hj. Wahyuni Sahani, ST, M.Si Sulasmi, SKM.,M.Kes


NIP : 19690525 199203 2 001 NIP : 19650821 198603 2 001

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Puskesmas di Puskesmas Jongaya

ini sesuai waktu yang telah diberikan.

Laporan ini merupakan hasil kegiatan selama Praktek Kerja

Puskesmas Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan yang

dilaksanakan selama 2 minggu dari tanggal 18 Februari – 3 Maret 2021 di

Puskesmas Jongaya Kota Makassar dan juga sebagai bahan laporan

kepada Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar jurusan

Kesehatan Lingkungan.

Dengan berakhirnya Kegiatan Praktek Klinik Sanitasi serta

selesainya penyusunan laporan ini maka tidak lupa kami sampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Makassar

2. Ibu Hj. Wahyuni Sahani, ST., M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan

3. Kepala Puskesmas Dr. Nungki Mahesarani, S.Ked dan pembimbing

Puskesmas Ibu Khaerunnisya, SKM serta para pegawai puskesmas

ii
yang dengan kemurahan hatinya selalu menemani dan mengarahkan

kami selama praktek di Puskesmas Jongaya.

4. Dosen pembimbing Puskesmas Sulasmi, SKM., M.Kes yang telah

memberikan banyak bimbingan demi kelancaran Praktek Kerja

Puskesmas di Puskesmas Jongaya.

5. Kepada rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan

atas bantuannya dalam penyusunan laporan ini.

Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan kehilafan dalam

penyusunan laporan ini. Adapun kritik dan saran kami terima dengan hati

yang lapang guna perbaikan laporan kami.

Makassar, 8 Maret 2021

Tim Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1


B. Tujuan ....................................................................................... 4
C. Manfaat ..................................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Geografis ................................................................ 6


B. Gambaran Demografi ............................................................... 6
1. Pertumbuhan Penduduk ................................................ 7
2. Jumlah Kepadatan Penduduk ........................................ 8
C. Visi dan Misi Peskesmas Jongaya ............................................ 8
1. Visi ................................................................................. 8
2. Misi ................................................................................. 9
D. Fasilitas Sarana Puskesmas .................................................... 9
E. Kesediaan Sarana Puskesmas ................................................ 10
1. Ketenagakerjaan ........................................................... 10
2. Sarana Kesehatan ........................................................ 10
3. Sarana Pendidikan ........................................................ 11
4. Sarana Keagamaan ..................................................... 12
F. Kegiatan Puskesmas Jongaya ................................................. 12
G. Sarana Kesehatan lingkungan ................................................. 14
1. Tujuan Pokok Sanitasi Puskesmas Jongaya................. 14
2. Derajat Kesehatan ........................................................ 15
H. Penyakit Tertinggi .................................................................... 20
BAB III RENCANA KEGIATAN

A. Rencana Program Kerja .......................................................... 22


B. Hasil Kegiatan .......................................................................... 23
C. Masalah Sanitasi...................................................................... 27

iv
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan ................................................................................. 31
B. Pemecahan Masalah..................................................................... 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 54
B. Saran ............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

2.1 Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jongaya


Kecamatana Tamalate Kota Makassar tahun 2019 .................……7
2.2 Fasilitas Sarana Puskesmas .................................................……9
2.3 Jumlah Tenaga Kesehatan di wilayah Puskesmas Jongaya tahun
2019.........................................................................................……10
2.4 Jumlah sarana kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Jongaya
Tahun 2019 .............................................................................……11
2.5 Sarana Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Jongaya
Kecamatana Tamalate Kota Makassar tahun 2019 .................……11
2.6 Sarana Keagamaan di wilayah kerja Puskesmas Jongaya
Kecamatana Tamalate Kota Makassar tahun 2019 .................……12
2.7 Jumlah Sarana Air minum dengan risiko rendah + sedang dan
memenuhi syarat diwilayah kerja Puskesmas Jongaya Kecamatana
Tamalate Kota Makassar tahun 2019 ......................................……15
2.8 Jumlah Penduduk dengan Akses terhadap Sanitasi yang layak di
wilayah kerja Puskesmas Jongaya Kecamatana Tamalate Kota
Makassar tahun 2019 ..............................................................……16
2.9 Jumlah Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jongaya Kecamatana Tamalate Kota Makassar tahun
2019.........................................................................................……17

2.10.Jumlah tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan diwilayah


kerja Puskesmas Jongaya Kecamatana Tamalate Kota Makassar
tahun 2019...............................................................................……18

2.11 Jumlah tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan


diwilayah kerja Puskesmas Jongaya Kecamatana Tamalate Kota
Makassar tahun 2019 ..............................................................……19

2.12 Sepuluh Jenis Penyakit tertinggi diwilayah kerja Puskesmas


Jongaya Kecamatana Tamalate Kota Makassar tahun 2020……20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Hasil Kegiatan

2. Daftar Hadir Penyuluhan

3. Kuesioner Inspeksi

4. Biodata

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangun kesehatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran , kemajuan dan

kemampuan hidup sehat bagi orang. Dalam UU No.36 Tahun 2009

tentang kesehatan menjelaskan bawha sehat adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat

bukan hanya sehat jasmani tetapi juga rohani. Kesehatan jasmani

yaitu jika koordinasi organ-organ tubuh manusia atau makhluk

hidup lainnya dalam keadaan stabil atau normal. Sedangkan

kesehatan rohani yaitu kesehatan jiwa manusia atau makhluk hidup

yang memiliki akal dan pikiran, apabila seseorang tersebut memiliki

koordinasi pikiran dan hati yang tenang sekaligus nyaman pada

saat itu.

Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang berkualitas, diantaranya dengan

meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar salah

satunya puskesmas. Kesehatan merupakan hal yang paling penting

1
di inginkan oleh semua orang. Menurut World Health Organization

(WHO), kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara

fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari

penyakit. Salah satu cara agar menjaga agar tubuh tetap dalam

keadaan sehat adalah dengan memperhatikan gaya hidup yang

bersih dan sehat.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah

organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran

serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyelutuh

dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok.

Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat

menyeluruh , terpadu, merata dan dapat diterima serta dijangkau

oleh masyarakat dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan

hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna

serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.

Menurut ahli kesehatan HL. Bloom (1974) derajat kesehatan

masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan dimana faktor

lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh terbesar terhadap

status kesehatan. Dengan itu maka dibutuhkan tenaga ahli dan

tenaga kesehatan yang berkompoten pada bidangnya masing-

2
masing. Klinik sanitasi adalah suatu cara dalam mengatasi masalah

kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pengendalian

penyakit dengan menggunakan upaya kuratif,, promotif dan

preventif mempunyai peran antara lain sebagai pusat informasi

pusat rujukan, fasilator dibidang kesehatan lingkungan dan

penyakit berbasis lingkungan.

Puskesmas Jongaya merupakan salah satu tempat

pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan pada tahun 1976.

Puskesmas ini berada di Jalan Andi Tonro No.37 Kec.Tamalate

Kota Makassar yang wilayah kerjanya mencakup Kelurahan

Pa’baeng-baeng, Kelurahan jongaya, dan Kelurahan Bongaya.

Puskesmas Jongaya merupakan tempat pusat pengobatan dan

dapat memberikan informasi-informasi yang meliputi tentang profil

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Jongaya. Profil kesehatan

merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk

melaporkan hasil pemantauan dan pencapaian terhadap wilayah

kerja puskesmas tersebut dalam kurun waktu satu tahun pada

wilayah kerja tersebut. Puskesmas Jongaya juga sudah melakukan

dua kali akreditasi dan meraih akreditasi utama.

3
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan kemampuan tentang kesehatan lingkungan

yang dimiliki dalam pemecahan permasalahan yang ditemukan

selama proses Praktek Kerja Lapangan (PKL) di wilayah kerja

Puskesmas Jongaya Kota Makassar

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Program Kerja seorang sanitarian di

Puskesmas Jongaya

b. Untuk mengetahui masalah sanitasi dan penyakit-penyakit

yang berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

Jongaya

c. Untuk mengetahui solusi dari pemecahan masalah sanitasi

dan penyakit yang berbasis lingkungan di wilayah kerja

Puskesmas Jongaya

C. MANFAAT

1. Agar mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan

Kesehatan Lingkungan mampu mengaplikasikan ilmu

kesehatan lingkungan sebagai seorang sanitarian

2. Agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai masalah sanitasi dan penyakit-penyakit berbasis

4
lingkungan serta mengubah pola perilaku masyarakat mengenai

pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.

3. Agar menjadi bahan referensi dalam kegiatan magang di

Puskesmas Jongaya untuk angkatan selanjutnya pada civitas

akademika Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan

Lingkungan.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN GEOGRAFIS

Puskesmas Jongaya merupakan tempat pelayanan

kesehatan masyarakat di Kota Makassar yang berada dibawah

naungan Dinas Kesehatan. Puskesmas Jongaya berlokasi di Jl.

Andi Tonro No.37 Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang

wilayah kerjanya mencakup 3 kelurahan yaitu Kelurahan Pa’baeng-

baeng, Kelurahan jongaya, dan Kelurahan Bongaya. Adapun batas-

batas wilayah kerja Puskesmas Jongaya sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kel. Parang Kec.

Mamajang.

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Manuruki.

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Maccini Sombala.

 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sambung

Jawa.

B. GAMBARAN DEMOGRAFI

Jumlah penduduk yang berada pada wilayah kerja Puskesmas

Jongaya pada tahun 2019 sebanyak 47.036 jiwa.

6
1. Pertumbuhan Penduduk

Wilayah kerja Puskesmas Jongaya memiliki luas wilayah

yaitu 20.525 Km² terdiri dari tiga Kelurahan yaitu Kelurahan

Pa’baeng-baeng dengan luas 57,2 Km², Kelurahan jonganya

dengan luas 47,75 Km² dan Kelurahan Bongaya dengan luas

99.8 Km² dengan 135 RT dan 36 RW.

Dibawah ini pada tabel 1 menunjukkan bawha jumlah

penduduk diwilayah kerja Puskesmas Jongaya sebanyak

47.036 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 10.714.

Pada Kelurahan Pa’baeng-baeng sebanyak 21.498 jiwa,

kelurahan Jongaya sebanyak 16.258 dan Kelurahan Bongaya

sebanyak 9.280 jiwa.

Tabel 2.1

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Jongaya Kecamatan

Tamalate Kota Makassar Tahun 2019

No Kelurahan Jumlah penduduk

1 Pa’baeng-baeng 21.498 jiwa

2 Jongaya 16.258 jiwa

3 Bongaya 9.280 jiwa

Jumlah 47.036 jiwa

Sumber : Puskesmas Jongaya Tahun 2019

7
2. Jumlah Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk yang berada pada wilayah kerja

Puskesmas Jongaya pada tahun 2019 sebanyak 47.036 jiwa.

Untuk Kelurahan Pa’baeng-baeng sebanyak 21.498 jiwa

dengan jumlah RT 38 dan jumlah RW 10 memiliki kepadatan

penduduk 45,7%, Kelurahan Jongaya sebanyak 16.258 jiwa

dengan jumlah RT 51 dan jumlah RW 14 memiliki kepadatan

penduduk 34,5%, sedangkan Kelurahan Bongaya sebanyak

9.280 jiwa dengan jumlah RT 46 dan jumlah RW 12 memiliki

kepadatan penduduk 19,7%.

Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas

hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini

menimbulkan permasalahan sosial ekonomi seperti ekonomi ,

kesejahteraan, air bersih, kebutuhan pangan dan kesehatan

seperti kekurangan gizi, sanitasi lingkungan yang buruk, dan

mewabahnya penyakit menular.

C. VISI DAN MISI PUSKESMAS JONGAYA

1. Visi

“Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terstandar di wilayah

kerja Puskesmas Jongaya”

8
2. Misi

a. Menyediakan pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau

b. Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi

c. Menciptakan lingkungan sehat berbasis masyarakat

d. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mendukung

perilaku sehat

D. FASILITAS SARANA PUSKESMAS

Fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmas Jongaya terdiri dari 1

unit gedung pelayanan, ambulance, dan mobil dottorotta. Berikut

adalah pembagian ruangan di Puskesmas Jongaya antara lain :

Tabel 2.2
Fasilitas Sarana Puskesmas Jongaya

1. Ruang tunggu 14. Kamar Nifas


2. Ruang loket dan 15. Ruang Ramah Anak
Rekam Medis
3. Poli Umum Dan Lansia 16. Ruang Kepala
Puskesmas
4. Poli gigi 17. Ruang UKM
5. Ruang 18. Ruang Tata Usaha
Telemedicine/EKG
6. Laboratorium 19. Ruang Keuangan
7. Ruang KIA 20. Ruang Pokja LKB
(Konseling HIV, ruang TB,
P2)
8. Apotek 21. Ruang MTBS
9. UGD 22. Gudang
10. Ruang Tindakan 23. Aula
11. Ruang Rawat Inap 24. Dapur
12. Kamar Bersalin 25. WC
13. Ruang Imunisasi 26. TPS

9
E. KESEDIAAN SARANA PUSKESMAS

1. Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Jongaya sebanyak

63 orang. Dimana tenaga PNS 40 Orang dan Non PNS 23

Orang.

Tabel 2.3

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Jongaya Tahun 2019

No Tenaga Kesehatan Jumlah


1 Kepala Puskesmas 1
2 Kasubag Tata Usaha 1
3 Dokter Umum 3
4 Dokter Gigi 2
5 Bidan 7
6 Perawat 17
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2
8 Tenaga Kesehatan Lingkungan 2
9 Laboran 1
10 Tenaga Gizi 2
11 Tenaga tekhnik kefarmasian 1
12 Tenaga Apoteker 1
13 Pekarya Kesehatan 1
14 Tenaga Kontrak (Dokter) 1
15 Tenaga magang 15
16 Tenaga keamanan 3
17 Cleaning service 2
18 Sopir 2
Jumlah 63
Sumber : Puskesmas Jongaya Tahun 2019

2. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan milik pemerintah dan swasta dalam

wilayah kerja Puskesmas Jongaya yaitu berjumlah 74 sarana

kesehatan.

10
Tabel 2.4

Jumlah sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Jongaya Tahun 2019

No Sarana Kesehatan Jumlah


1 Rumah Sakit Umum 1
2 Puskesmas 1
3 Balai/Klinik Pengobatan 1
4 Dokter Praktek 24
5 Bidan Praktek Swasta 2
6 Apotek 8
7 Posyandu 38
8 Posbindu 7
Jumlah 74

3. Sarana Pendidikan

Jumlah sarana pendidikan yang terdapat diwilayah kerja

puskesmas Jongaya sebanyak 53 dengan penggolongannya

yaitu :

Tabel 2.5

Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya

Kecamatan Tamalate Kota Makassar 2019

No Sarana Kesehatan Jumlah


1
PAUD 3
2
TK 13
3
SD 15
4
SMP 6
5
SMU/SMK 9
6
Perguruan Tinggi 7
Jumlah 53
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

11
4. Sarana Keagamaan

Jumlah sarana keagamaan yang terdapat di wilayah kerja

Puskesmas Jongaya sebanyak 33 dengan penggolongannya

yaitu :

Tabel 2.6

Sarana Keagamaan di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya

Kecamatan Jongaya Kota Makassar 2019

No Sarana Keagamaan Jumlah


1 Masjid 25
2 Mushollah 3
3 Gereja 5
jumlah 33
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

F. KEGIATAN PUSKESMAS JONGAYA

Pada Puskesmas Jongaya dalam upaya kesehatan terbagi

menjadi UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) dan UKP (Unit Kegiatan

Perserongan). Pada UKM terdiri UKM Esensial dan UKM

Pengembangan. Kegiatan pokok Puskesmas Jongaya dalam

bentuk UKM Esensial yang dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

1. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS

2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

4. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

6. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

12
Sedangkan kegiatan pokok Puskesmas Jongaya dalam

bentuk UKM Pengembangan yang dilaksanakan yaitu sebagai

berikut :

1. Pelayanan Kesehatan jiwa

2. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

3. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

4. Pelayanan kesehatan olahraga

5. Pelayanan kesehatan indera

6. Pelayanan kesehatan lansia

7. Pelayanan kesehatan lainnya

8. Pelayanan kesehatan lainnya

Adapun kegiatan pokok Puskesmas Jongaya dalam bentuk

UKP (Unit Kegiatan Perseorangan) yaitu :

1. Pelayanan pemeriksaan umum

2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

4. Pelayanan gawat darurat

5. Pelayanan gizi yang bersifat UKP

6. Pelayanan persalinan

7. Pelayanan rawat inap

8. Pelayanan kefarmasian

9. Pelayanan laboratorium

13
G. SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Tujuan pokok sanitasi puskesmas Jongaya

Kegiatan pokok sanitasi Puskesmas Jongaya dilaksanakan

dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dengan upaya promotif dan preventif. Upaya ini

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jongaya sehingga tidak

adanya lagi pencemaran yang dapat menimbulkan penyakit-

penyakit yang berbasis lingkungan dan menambah juga

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat karna mencegah lebih baik daripada

mengobati. Adapun peran dan fungsi seorang sanitarian di

puskesmas yaitu dapat melaksanakan program kerja yang

berhubungan dengan bidangnya yaitu bidang sanitasi atau

kesehatan lingkungan seperti :

a. Cakupan sanitasi dasar

b. Pemberdayaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

c. Pengawasan sanitasi sekolah dan kantin sekolah

d. Pengawasan SAB (Sarana Air Bersih)

e. Pengawasan lingkungan pemukiman

f. Pengawasan tempat-tempat umum

g. Pengawasan tempat pengolahan makanan dan minuman

h. Pengawasan DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang)

i. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dan makanan

14
j. Abatesasi

k. Kaporisasi

l. Pembinaan kader-kader Kesling

2. Derajat Kesehatan

a. Sarana Air Minum

Kebutuhan akan air adalah kebutuhan dasar bagi

semua makhluk hidup. Adapun akses terhadap air bersih

untuk memperoleh kebutuhan air minum yang layak

merupakan hal yang dibutuhkan semua masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk memastikan hal tersebut maka

diperlukan sarana air minum yang memadai dan pastinya

bebas dari pencemaran. Hal ini guna menghindarkan

masyarakat dari berbagai macam penyakit yang diakibatkan

air tercemar antara lain diare, hepatitis, kolera, typhus, dll.

Tabel 2.7

Jumlah Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang

dan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya

Kecamatan Jongaya Kota Makassar 2019

Kategori Sarana Air Jumlah %


Minum
Jumlah Sarana Air Minum 3.525 97, 65%
dengan Risiko Rendah
dan Sedang
Jumlah Sarana Air Minum 85 2, 35%
Memenuhi Syarat
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

15
Berdasarkan tabel 2.7 dapat dilihat bahwa jumlah

sarana air minum yang ada di masyarakat yaitu sebanyak

3.525 atau 97,65% masih memiliki risiko pencemaran rendah

hingga sedang sementara hanya sebagian kecil yang

memenuhi syarat yaitu 85 atau 2, 35%.

b. Sarana Jamban Sehat

Tinja manusia mengandung mikroba, materi organic

serta telur cacing yang dapat menjadi sumber dari berbagai

penyakit yang dapat menjangkiti masyarakat diantaranya

typhus, muntaber, disentri, dll. Selain itu, tinja dapat

mencemari lingkungan yakni tanah, sumber air serta

menggangu estetika. Oleh karenanya, penting untuk

memastikan tersedianya sarana sebagai tempat

pembuangan tinja yakni jamban sehat.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk dengan Akses terhadap Sanitasi yang

Layak di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kecamatan

Jongaya Kota Makassar 2019

Jumlah KK Jumlah Penduduk dengan Akses


terhadap Sanitasi yang Layak
(Jamban Sehat)

Jumlah %
10.860 7.170 66%
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

16
Berdasarkan tabel 2.8 diketahui bahwa sebanyak

7.170 atau 66% KK telah mempunyai akses terhadap

jamban sehat. Sementara 3.690 atau 34% KK masih belum

memiliki akses jamban sehat.

c. Sarana Desa STBM

Pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat

(STBM) diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat

sesuai dengan 5 pilar STBM. oleh karenanya, STBM

dilakukan pada daerah pedesaan maupun perkotaan di

berbagai wilayah.

Tabel 2.9

Jumlah Desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kecamatan Jongaya

Kota Makassar 2019

Jumlah Desa/Kelurahan Desa STBM


Jumlah %
3 3 100%
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

Berdasarkan tabel 2.9 diketahui bahwa dari total 3

kelurahan di wilayah kerja puskesmas jongaya, di semua

kelurahan telah dilaksanakan pendekatan STBM.

17
d. Sarana Tempat-tempat umum

Sarana tempat-tempat umum yakni sarana

Pendidikan, sarana Kesehatan, tempat ibadah serta pasar

merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat

sehari-hari. Karenanya penting dilakukan pengawasan

untuk memastikan tempat-tempat tersebut memenuhi

standar hygiene dan sanitasi agar tidak berisiko

menyebabkan keadaan sakit bagi masyarakat.

Tabel 2.10

Jumlah Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kecamatan Jongaya

Kota Makassar 2019

TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA PENDIDIKAN SARANA
KESEHATAN TEMP PASA JUML
SD/MI SMP/M SMA/M PUSK RUMAH AT R AH
Ts A ESMA SAKIT IBADA TOTA
S UMUM H L
Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %
9 7 3 60 3 33 1 10 1 10 1 75 0 0 3 6
5 0 0 5 2 5
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

Berdasarkan tabel 2.10 mengenai tingkat persentase

TTU yang memenuhi syarat kesehatan diketahui pada

sarana Pendidikan sebagai berikut: dari total 9 SD/MI

memiliki persentase 75%, total 3 SMP/MTs memiliki

persentase 60%, total 3 SMA/MA memiliki persentase 33%.

18
Selanjutnya, pada sarana Kesehatan yaitu puskesmas

memiliki persentase 100% lalu rumah sakit memiliki

persentase 100%. Lalu, dari total 15 tempat ibadah memiliki

persentase 75%. Maka, dari total 32 TTU persentase

memenuhi syarat Kesehatan sebesar 65%.

e. Sarana pengelolaan makanan

Jasaboga, rumah makan/restoran, DAM, kantin/sentra

jajanan merupakan tempat-tempat pengelolaan makanan

yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Tempat

pengelolaan makanan yang tidak memenuhi persyaratan

hygiene dan sanitasi kemungkinan besar berpotensi

menyebabkan penyakit dan mencemari lingkungan.

Karenanya, perlu dilakukan pengawasan tempat

pengelolaan makanan.

Tabel 2.11

Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat

Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya Kecamatan

Jongaya Kota Makassar 2019

TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


JASABO RUMAH DEPOT MAKANAN JUMLAH
GA MAKAN/ AIR JAJANAN/K TPM
RESTORA MINUM ANTIN/SEN MEMENU
N (DAM) TRA HI
MAKANAN SYARAT
JAJANAN KESEHAT
AN
Σ % Σ % Σ % Σ % Σ %
4 29 8 62 21 100 7 27 40 54

19
Sumber: Puskesmas Jongaya Tahun 2019

Berdasarkan tabel 2.11 diketahui bahwa dari total 4

jasaboga memiliki persentase 29%, total 8 rumah

makan/restoran memiliki persentase 62%, total 21 DAM

memiliki persentase 100%, dan total 27 makanan

jajanan/kantin/sentra makanan jajanan memiliki persentase

27%. Adapun total keseluruhan TPM yaitu 40 diperoleh

persentase 54% memenuhi syarat Kesehatan.

H. PENYAKIT TERTINGGI

Berikut 10 jenis penyakit tertinggi diwilayah kerja Puskesmas

Jongaya Kota Makassar Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 2.12

Sepuluh jenis penyakit tertinggi di wilayah kerja Puskesmas

Jongaya Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2020

No Jenis Penyakit Jumlah Penderita

1 Hipertensi (HT) 1555 jiwa

2 Diabetes Mellitus (DM) 1023 jiwa

3 Batuk pilek (Common Cold) 1009 jiwa

4 ISPA 867 jiwa

5 Gastritis 573 jiwa

6 Nyeri otot (Myalgia) 340 jiwa

7 Rheumatoid Arthritis (RA) 269 jiwa

20
8 Dermatitis 212 jiwa

9 Diare 203 jiwa

10 Otitis media 108 jiwa

Jumlah 6.159 jiwa

Sumber : Puskesmas Jongaya Tahun 2020

21
BAB III

RENCANA KEGIATAN

A. RENCANA PROGRAM KERJA

1. Program kerja yang ada di Puskesmas Jongaya yaitu :

a. Cakupan sanitasi dasar

b. Pemberdayaan STBM (Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat)

c. Pengawasan sanitasi sekolah dan kantin sekolah

d. Pengawasan SAB (Sarana Air Bersih)

e. Pengawasan lingkungan pemukiman

f. Pengawasan tempat-tempat umum

g. Pengawasan tempat pengolahan makanan dan minuman

h. Pengawasan DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang)

i. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dan makanan

j. Abatesasi

k. Kaporisasi

l. Pembinaan kader-kader Kesling

2. Program Kerja PKL Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar

Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :

a. Penyuluhan Penyakit DBD dan Diare

b. Inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum

c. Inspeksi dan Pengambilan sampel DAMIU

d. Inspeksi perpipaan

22
e. Inspeksi sumur gali

f. Pengambilan sampel makanan

g. Pengambilan sampel air bersih

B. HASIL KEGIATAN

1. Penyuluhan Penyakit DBD dan Diare

Penyuluhan penyakit DBD dan Diare dilaksanakan di

masyarakat Kelurahan Pa’baeng-baeng, Kecamatan Jongaya

dan juga dilakasanakan secara rutin setiap harinya di Ruang

tunggu Puskesmas Jongaya tiap pagi hari yang bertujuan untuk

memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gejala dan

pencegahan dari kedua penyakit tersebut.

2. Inspeksi Tempat-tempat Umum

a. Inspeksi Rumah Makan Mas Yono

Berdasarkan observasi yang dilakukan di rumah

makan Mas Yono diporeloh nilai 58.5% (tidak memenuhi

syarat) dan telah dilakukan pemeriksaan boraks pada

makanan yang di jual ( ayam crispy) hasilnya menyatakan

bahwa ayam tersebut tidak mengandung boraks.

b. Inspeksi Pasar Barat Pa’baeng-baeng

Berdasarkan obeservasi yang dilakukan pada pasar

pabaeng-baeng yang berlokasi di jln. Sultan alauddin

kelurahan jongaya diperoleh nilai 35% (tidak memenuhi

syarat)

23
c. Inspeksi Pasar Timur Pa’baeng-baeng

Berdasarkan dari hasil observasi yang di lakukan

pada pasar pa’baeng-baeng yang berada di jln. Sultan

alauddin kelurahan jongaya didapatkan nilai yaitu 25%

dimana tidak memenuhi syarat

d. Inspeksi Industri Makanan (Perusahaan Mie Cap Jempol)

Berdasarkan observasi yang dilakukan di industri

makanan Perusahaan Mie Cap Jempol yang berlokasi di jln.

Muh tahir No. 56 Kelurahan Jongaya diperoleh nilai 66,6%

(tidak memenuhi syarat).

e. Inspeksi Masjid Al-Muraaqabah

Berdasarkan observasi yang dilakukan di masjid al-

muraaqabah yang berlokasi di kelurahan pabaeng-baeng

diperoleh nilai 2.680 (memenuhi syarat).

f. Inspeksi Jasaboga Prima Rasa

Berdasarkan observasi dan pengukuran yang telah

dilakukan pada Jasaboga “PRIMA RASA” diperoleh nilai

yaitu :

1. Golongan A.1 = 85,7% (tidak memenuhi syarat)

2. Golongan A.2 = 95,7%

3. Golongan A.3 = 65,5% (tidak memenuhi syarat)

4. Golongan B = 91,3%

5. Golongan C = 92%

24
g. Inspeksi warung makan kencana (Padang)

Berdasarkan observasi yang dilakukan di warung

makan kencana (Padang) diporeloh nilai 80.5% (memenuhi

syarat) dan telah dilakukan pemeriksaan formalin pada

makanan yang di jual (ikan dan tahu ) hasilnya menyatakan

bahwa ikan dan tahu tersebut tidak mengandung formalin.

3. Inspeksi Perpipaan

Dalam pengawasan inspeksi perpipaan di kelurahan

Pa’baeng-baeng, kecamatan Tamalate dengan kepala keluarga

yang bernama Ibu Selfie didapatkan skor 3 (sedang) dari hasil

pengamatan pencemaran air pada perpipaan.Hasil pemeriksaan

air keran PDAM :

 TDS : 2,4 ppm

 pH : 7,45

 Nitrit : 4,5 mg/l

 Besi/10 : 0,20 mg/l

4. Inspeksi Sumur Gali

Dalam pengawasan inspeksi kualitas air bersih sumur gali di

kelurahan Pa’baeng-baeng, kecamatan Tamalate dengan

kepala keluarga yang bernama Sirajuddin didapatkan skor 6

(tinggi)dan dari pemeriksaan air sumur gali diperoleh

25
 pH : 7,22

 TDS : 198 ppm

 Nitrit : 0, 120 mg/l

 Besi/ 10 : 0,65 mg/l

5. Inspeksi dan Pengambilan sampel DAMIU

Pengambilan sampel air DAMIU dilakukan pada tanggal

22 februari 2021 pada satu depot DAM Seihan di dapat kan

hasil pemeriksaan 82% (memenuhi syarat). Adapun hasil

pemeriksaan sampel air secara kimia di dapatkan hasil :

Klorin Bebas : 0,0

Nitrit : 0,0

Klorida : 0,0

Mangan : 0

Klorin total : 0

pH : 6,75

suhu : 28,4 ℃

TDS/kekeruhan : 156 𝜇𝑠

Salinitas : 113 ttm

26
C. MASALAH SANITASI

1. Penyuluhan

Peserta penyuluhan di masyarakat sangat kurang dan tidak

melebihi 10 orang, dikarenakan susahnya masyarakat diajak

kerjasama, sedangkan pada penyuluhan di Puskesmas dapat

dikatakan beberapa dari masyarakat yang mendengarkan

kurang memperhatikan informasi yang diberikan .

2. Inspeksi tempat-tempat umum

a. Inspeksi Rumah Makan Mas Yono

Berdasarkan inspeksi yang telah dilakukan, ada

berbagai factor yang belum memenuhi persyaratan. Adapun

factor yang dimaksud ialah: gudang bahan makanan yang

kurang di perhatikan kebersihannya, penjamah yang tidak

memakai alat-alat yang diperlukan di dapur, dan penyajian

yang di biarkan begitu saja.

b. Inspeksi Pasar Barat Pa’baeng-baeng

Berdasarkan inspeksi yang telah dilakukan, ada

berbagai factor yang belum memenuhi persyaratan. Adapun

factor yang dimaksud ialah: pencahayaan yang belum

memenuhi syarat, ventilasi pada ruangan yang belum

memadai, kuantitas toilet yang tidak mencukupi, tidak

tersedianya sarana cuci tangan dan TPS, serta tidak ada

IPAL.

27
c. Inspeksi Pasar Timur Pa’baeng-baeng

Dari hasil kunjungan yang kami lakukan di pasar

pabaeng-baeng yang berlokasi di jln. Sultan Alauddin

kelurahan jongaya. Ada beberapa faktor yang belum

memenuhi persyaratan, adapun faktor yang dimaksud ialah

: pencahayaannya yang belum memenuhi syarat dimana

ventilasi pada ruangan belum memadai, tidak tersedia

tempat cuci tangan Dan juga kuantitas toilet yang tidak

mencukupi, tidak tersedianya TPS serta tidak memiliki IPAL.

d. Inspeksi Industri Makanan (Perusahaan Mie Cap Jempol)

Setelah dilakukan inspeksi, ditemukan beberapa

masalah hygiene dan sanitasi yaitu yang pertama

pencahayaan dalam ruang produksi yang belum memenuhi

persyaratan berdasarkan PMK No. 70 Tahun 2016. Kedua,

perilaku penjamah makanan (karyawan) yang tidak hygiene

dalam menangani makanan. Ketiga, kemasan makanan

masih menggunakan berbagai bahan yang memungkinkan

terjadinya pencemaran pada hasil produksi.

e. Inspeksi Masjid Al-Muraaqabah

Berdasarkan inspeksi yang telah dilakukan, dari segi

fasilitas sanitasi yaitu tempat sampah masih belum

memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan penempatan tempat

sampah yang tidak tepat, serta kondisi dan kuantitas tempat

28
sampah masih belum memadai. Selain fasilitas sanitasi,

persyaratan air untuk hygiene dan sanitasi juga belum

memenuhi syarat dikarenakan kandungan nitrat pada

sampel air melebihi standar baku mutu menurut PMK No. 32

Tahun 2017.

f. Inspeksi Jasaboga Prima Rasa

Inspeksi sanitasi yang tidak memenuhi syarat yaitu

Golongan A.1 dan Golongan A.3. Pada inspeksi sanitasi jasa

boga variabel yang tidak memenuhi syarat yaitu terdapat

pada variabel pencahayaan, ketersediaan bak/tong sampah,

semua karyawan yang bekerja terbebas dari penyakit,

penanganan makanan, perlindungan terhadap serangga,

pengeluaran asap dapur, fasilitas pencucian, saluran

pembuangan limbah, tersedia ruang belajar, alat

pembuangan asap, dan ventilasi.

g. Inspeksi rumah makan padang Kencana

Dari hasil inspeksi sanitasi rumah makan kencana

keseluruhan sudah cukup bagus akan tetapi ada beberapa

yang kurang baik salah satunya yaitu pembuangan air

limbahnya yang di buang begitu saja tidak di buatkan

saluran yang baik dan fasilitas toilet yang hanya terpajang

sehingga orang yang ingin buang air besar tidak ada.

29
3. Inspeksi Perpipaan

Adapun 3 poin dari masalah sanitasi yang telah diamati,

yaitu Terdapat kotoran/tinja tikus yang masih berserakan di

teras rumah, Terdapat kandang ayam yang masih dipenuhi

dengan kotoran ayam dan Terdapat sampah anorganik seperti

kantong plastik, bungkusan makanan, dan bugkusan

deterjen

4. Inspeksi Sumur Gali

Adapun 3 poin dari masalah sanitasi yang telah diamati, yaitu:

1. Terdapat jamban disekitar sumur

2. Terdapat kandang ayam yang masih dipenuhi dengan

kotoran ayam

3. Terdapat genangan air disekeliling sumur

5. Inspeksi dan Pengambilan sampel DAMIU

Pemeriksaan hygiene DAMIU mulai dari proses

pengambilan air sampai penyajiannya kepada konsumen sangat

rentan terhadap perpindahan mikroorganisme dan untuk

selanjutnya dilakukan pemeriksaan kimia pada sampel air. Pada

saat survey Ditemukan ditemukan ditemukan petugas tidak

memakai pakaian kerja khusus yang bersih dan rapi.

30
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja lapangan yang

dilakukan di Puskesmas Jongaya, maka dapat dilakukan upaya

identifikasi masalah terhadap kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Penyuluhan Penyakit DBD dan Diare

Penyuluhan pertama dilakukan di ruang tunggu Puskesmas

Jongaya dengan memberikan dua materi penyuluhan yaitu

mengenai bahaya penyakit Demam berdarah dan penyakit

Diare. Penyuluhan di Puskesmas juga dilakukan setiap pagi hari

pukul 09.00 WITA. Sedangkan untuk penyuluhan di masyarakat

dilakukan di Kelurahan Pabaeng-baeng, Kecamatan Tamalate.

Jumlah peserta yang hadir terdapat 5 orang dewasa dan 8 anak

kecil. Materi penyuluhan juga dibahas mengenai bahaya

penyakit Demam Berdarah dan bahaya penyakit Diare.

Kegiatan penyuluhan diatas dilakukan agar masyarakat sadar

tentang bahaya dari penyakit diatas dan lebih tetap menjaga

kebersihan lingkungan karena kedua penyakit diatas sangat

erat kaitannya dengan lingkungan yang sangat kotor.

31
2. Inspeksi Tempat-tempat Umum

 Inspeksi Rumah Makan Mas Yono

Hasil Penilaian Sanitasi rumah makan yang dilakukan

pada tanggal 22 Februari di warung mas Yono yang

berlokasikan di Jl. Andi Tonro dikatakan tidak laik hygiene

sanitasi rumah makan karena beberapa factor yaitu gudang

bahan makanan yang kurang bersih dan proses pengolahan

bahan makanan yang tidak diperhatikan seperti penjamah

yang tidak memakai celemek, sarung tangan pada saat

mengolah makanan sehingga factor tersebut bisa

menimbulkan penyakit serta kebersihan dilingkup peralatan

yang masih kotor dan bisa mengundang vector seperti

kecoa, tikus,dll

 Inspeksi Pasar Barat Pa’baeng-baeng

Inspeksi dilakukan menyeluruh mulai dari lokasi,

bangunan, sanitasi, manajemen sanitasi, perilaku

masyarakat hingga keamanan dan sarana penunjang. Hasil

inspeksi menunjukan berbagai factor yang ada pada pasar

pa’baeng-baeng tidak memenuhi syarat dengan perolehan

nilai 35% berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 tentang Pasar

Sehat.

32
a. Bangunan pasar

 lorong diantara los yang sempit membuat pengunjung

berdesakan sehingga memungkinkan kecelakaan

serta membuat udara sekitar pengap.

 Selanjutnya, tidak tersedia toilet serta sarana cuci

tangan pada kantor pengelola pasar.

 Tempat penjualan pangan yang tidak memenuhi

syarat mulai dari karkas yang tidak dikemas sehingga

memungkinkan terjadinya pencemaran pada bahan

makanan,tidak tersedia sarana cuci tangan dan

pencucian bahan pangan.

 Selain itu, saluran pembuangan air limbah tidak

tertutup dan tidak ada tempat sampah sehingga hal

tersebut dapat menarik vektor maupun hewan

pengganggu datang dan mengkontaminasi bahan

pangan serta menyebarkan penyakit.

 Area parkir belum tertib dan mempunyai batasan

jelas, lantai yang tidak rata membuat banyak

genangan serta tidak tersedia tempat sampah

terpilah. Selain itu, halaman cenderung panas dan

gersang akibat tidak adanya tanaman.

 Atap pada los-los pedagang sebagian besar terdapat

kebocoran dan beberapa menggunakan atap tenda.

33
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada

area dalam pasar serta membasahi bahan pangan

sehingga dapat menyebabkan bahan pangan

terkontaminasi/rusak.

 Dinding los-los pedagang sebagian besar masih

merupakan bangunan non-permanen sehingga

dinding-dindingnya tidak kedap air dan mudah kotor.

 Los-los pedagang yang tidak memiliki ventilasi serta

padatnya los-los membuat udara pengap dan

kelembapan menjadi tinggi. Selain itu pencahayaan

masih belum memadai.

b. Sanitasi

 Pemeriksaan kualitas air untuk kebutuhan hygiene

dan sanitasi tidak dilakukan rutin sehingga kualitas air

yang ada tidak diketahui mutunya.

 Toilet yang tersedia hanya dua terbagi atas toilet laki-

laki dan perempuan namun meskipun telah terpisah,

kuantitas toilet yang ada belum mencukupi jika

dibandingkan dengan jumlah pedagang dan karyawan

pengelola pasar serta jumlah pengunjung tiap

harinya.

34
 Pada toilet tidak tersedia tempat cuci tangan, sabun

dan tempat sampah. Lalu, tidak ada ventilasi dan

kurangnya pencahayaan.

 Tidak tersedia alat pengangkut sampah dan TPS.

Sampah yang dikumpulkan hanya ditumpuk dan

dibungkus dengan plastik di halaman pasar tanpa ada

pemilahan. Sampah organic dan anorganik tercampur

dan dapat menyebabkan aroma yang tidak sedap dan

mengundang vektor penyakit.

 Saluran pembuangan air limbah masih terbuka,

sampah yang ada di saluran menyebabkan limbah

tidak dapat mengalir lancar sehingga menyebabkan

genangan dan berpotensi menjadi tempat

bersarangnya vektor seperti tikus dan jentik.

 Belum ada instalasi pengolahan air limbah

c. PHBS

 Pedagang tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD) yang dapat berupa celemek dan sarung tangan

serta masker untuk mencegah kontaminasi pada

makanan.

 Masih banyak sampah berserakan didalam area

pasar, hal ini membuktikan pedagang dan

35
pengunjung belum berperilaku hidup bersih dan

sehat.

 Tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi

pedagang sehingga tidak diketahui penyakit yang

diidap pedagang yang dapat tertular pada orang lain.

 Pihak pengelola pasar belum rutin dalam melakukan

kegiatan penilaian internal.

 Inspeksi Pasar Timur Pa’baeng-baeng

Inspeksi dilakukan menyeluruh mulai dari lokasi,

bangunan, sanitasi, manajemen sanitasi, perilaku

masyarakat hingga keamanaan dan sarana penunjang. Hasil

inspeksi menunjukkan bahwa berbagai factor yang ada pada

pasar pa’baeng-baeng tidak memenuhi syarat dengan

perolehan nilai 25% berdasarkan Peraturan Mentri

Kesehatan Repoblik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020

tentang Pasar Sehat.

a. Bangunan Pasar

 Ruang kantor pengolola pencayahayaannya yang

belum memenuhi syarat dimana ventilasi pada

ruangan belum memadai.

 Tidak tersedia tempat cuci serta toilet pada kantor

pengelola pasar.

36
 Tempat penjualan pangan yang tidak memenuhi

syarat mulai dari karkas yang tidak dikemas sehingga

memungkinkan terjadinya pencemaran pada bahan

makanan, tidak tersedia sarana cuci tangan dan

pencucian bahan pangan.

 Dan juga saluran pembuangan air limbah tidak

tertutup dan tidak ada tempat sampah sehingga hal

tersebut dapat memancing/menarik vektor maupun

hewan pengganggu lainnya datang dan

mengkontaminasi bahan pangan serta menyebarkan

penyakit.

 Area parkir belum tertib dan tidak mempunyai batasan

jelas, Lantai yang tidak rata membuat banyak

genangan air serta tidak tersedia tempat sampah

terpilah. Selain itu, halaman cenderung panas dan

gersang akibat tidak adanya tanaman.

 Los-los pedagang yang tidak memiliki ventilasi serta

padatnya los-los membuat udara pengap dan

kelembapan menjadi tinggi. Selain itu

pencahayaannya masih belum memadai.

 Dinding los-los pedagang sebagian besar masih

merupakan bangunan non permanen sehingga

dinding-dindingnya tidak kedap air dan mudah kotor.

37
 Atap pada los-los pedagang sebagian besar terdapat

kebocoran dan ada beberapa pedagang yang

menggunakan atap tenda, hal ini dapat menyebabkan

terjadinya genangan pada area dalam pasar serta

membasahi bahan pangan sehingga dapat

menyebabkan bahan pangan terkontaminasi/rusak.

b. Sanitasi

 Air untuk kebutuhan hygene tidak tersedia dalam

jumlah yang cukup.

 Pemeriksaan kualitas air untuk hygene dan sanitasi

tidak dilakukan rutin sehingga kualitas air yang ada

tidak diketahui mutunya.

 Ada beberapa Toilet yang tersedia akan tetapi hanya

ada satu toilet yang digunakan oleh perempuan dan

laki-laki, dimana kuantitas toilet yang ada belum

mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah

pedagang dan karyawan pengelola pasar serta

jumlah pengunjung setiap harinya.

 Pada toilet Tidak tersedia tempat cuci tangan, sabun

serta tempat sampah, lalu tidak mempunyai ventilasi

dan kurangnya pencahayaan.

 Tidak tersedia alat pengangkut sampah dan TPS.

Sampah yang dikumpulkan hanya ditumpuk dan di

38
bungkus dalam kantong atau karung di halaman

pasar tanpa ada pemilahan. Sampah organic dan

anorganic tercampur dan dapat menyebabkan aroma

yang tidak sedap dan mengundang vektor penyakit.

 Belum ada instalasi pengolahan air limbah.

c. Phbs

 Pedgang tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD) salah satunya yaitu : calamek, sarung tangan

serta masker untuk mencegah kontaminasi pada

makanan.

 Masih banyak sampah yang berserakan didalam area

pasar, hal ini membuktikan pedagang dan

pengunjung belum berperilaku hidup bersih dan

sehat.

 Tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi

pedagang sehingga tidak diketahui penyakit yang

diidap pedagang yang dapat tertular pada orang lain.

 Inspeksi Industri Makanan (Perusahaan Mie Cap Jempol)

Ada beberapa permasalahan yang ditemukan setelah

dilakukan observasi pada perusahaan mie cap jempol. Yang

pertama yaitu pencahayaan pada ruangan produksi yang

belum memenuhi persyaratan menurut permenkes nomor 70

39
tahun 2016 tentang standar dan persyaratan kesehatan

lingkungan kerja industri. Lalu, bangunan industry yang

masih tahap pembangunan membuat halaman sesak

dengan kayu dan bahan bangunan lainnya sehingga dapat

mengganggu proses pengangkutan makanan dan

mengurangi nilai estetika.

Selanjutnya, yaitu perilaku karyawan yang hanya tidak

menggunakan APD (celemek, sarung tangan, penutup

kepala dan penutup mulut) dalam proses produksi makanan

dalam sehingga rentan terjadi kontaminasi silang pada

makanan yang di produksi. Karena hal itu pula makanan

tidak diolah/ditangani dengan baik/hygiene.

Lalu, proses pengangkutan hasil produksi ke tempat

pengemasan tidak di proteksi dengan baik. makanan yang

diangkut dibiarkan terbuka begitu saja sehingga

memungkinkan makanan terkontaminasi debu dan kotoran

lainnya selain itu, belum ada kemasan paten. Pengemasan

hanya dilakukan menggunakan plastic dan koran yang tidak

terjamin kebersihannya selain itu tinta pada koran dapat

mencemari makanan. setelahnya kemasan hanya dilipat

seadanya.

40
Tidak tersedia anjuran/himbauan bermuatan

peringatan bagi karyawan serta tidak tersedia P3K yang

sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat terjadi hal yang tidak

diinginkan (kecelakaan).

 Inspeksi Mesjid Al-Muraaqabah

Dari hasil inspeksi yang dilakukan, diperoleh nilai

yang memenuhi syarat. Namun, ada beberapa masalah

yang ditemukan yang pertama yaitu dari fasilitas sanitasi.

Tempat sampah yang ada berukuran besar dan terletak

pada tempat yang tersembunyi memungkinkan adanya

kesulitan pada saat pengangkutan. Selanjutnya, penutup

sampah rusak (bolong) sehingga baunya dapat tercium serta

memungkinkan vektor-vektor dapat masuk. Selain itu,

tempat sampah masih sangat kurang jika dibandingkan

dengan luasnya lokasi masjid serta belum dilakukan

pemilahan sampah.

Persyaratan air untuk hygiene dan sanitasi juga belum

memenuhi syarat karena kandungan nitrit yang cukup tinggi

yaitu 5 mg/l melampaui nilai ambang batas (NAB)

berdasarkan permenkes nomor 32 tahun 2017 tentang

standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan

kesehatan air untuk keperluan hygiene sanitasi, kolam

41
renang, solus per aqua, dan pemandian umum. Dan yang

terakhir yaitu pencahayaan dalam masjid yaitu 8,98 fc yang

belum memenuhi standar yaitu minimal 10 fc.

 Inspeksi Jasa Boga Prima Rasa

Inspeksi ditempat Jasaboga dilakukan secra

menyeluruh yaitu mulai dari variabel lokasi, bangunan,

fasilitas , variabel pencahayaan, penghawaan, air bersih, air

kotor, fasilitas cuci tangan dan toilet, ruang pengolahan

makanan, karyawan, makanan, perlindungan makanan,

peralatan makan dan masak, dan lain-lain. Berdasarkan

hasil inspeksi menunjukkan bahwa jasaboga Prima Rasa

tidak memenuhi persyaratan laik sehat dimana masis

terdapat golongan yang tidak memenuhi persyaratan

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehataan Republik

Indonesia Nomor 715 tahun 2003 Tentang Persyaratan

Higiene Jasa Boga.

Berikut uraian masalah yang terdapat pada Jasa

Boga Prima Rasa tersebut yaitu:

1. Pencahayaan pada Jasa boga Prima Rasa tersebut tidak

memenuhi standar dimana hasil pengukurusan diporeloh

nilai 7,5 Fc sedangkan standarnya yaitu 10 Fc.

42
2. Untuk bak/tong sampah pada jasa boga tersebut tidak

memenuhi standar dimana bak/tong sampahnya mudah

terjadinya aktivitas vektor seperti tikus dan hanya

diangkut pada malam hari saja.

3. Untuk karyawan yang bekerja tidak pernah dilakukan

pemeriksaan kesehatan

4. Untuk penaganan makanan tidak memperhatikan

potensial makanan yang berbahaya karna dalam

penyajiannya tidak ditutup

5. Perlindungan terhadap serangga, tikus, dan hewan

penganggu lainnya juga belum diperhatikan karna masih

banyak kecoa yang beraktivitas.

6. Pengeluaran asap dapur belum dilengkapi dengan alat

pembuang asap

7. Fasilitas pencucian dibuat dengan satu bak saja untuk

semua jenis pencucian

8. Saluran pembuangan limbah dapur tidak menggunakan

grease trap hanya langsung dibuang ke saluran

pembuangan biasa

9. Tidak tersedia ruang belajar

10. Tidak terdapat ventilasi

43
 Inspeksi Rumah Makan Kencana

Hasil Penilaian Sanitasi rumah makan yang dilakukan

pada tanggal 1 Maret 2021 di warung makan kencana

(Padang) yang berlokasikan di Jl. Sultan Alauddin No.39

dikatakan laik hygiene sanitasi rumah makan karena jika di

dilihat tempat rumah makanan tersebut sudah cukup bagus

dan tata ruangnya akan tetapi di pengolahan air limbah

belum memenuhi syarat karena limbah yang dihasilkan

hanya di buang begitu saja, tidak ada arahnya, pengolah

hanya menunggu limbah yang dibuang untuk di resap oleh

tanah dalam artian kering dengan sendirinya. Dan toilet yang

di fasilitasi di rumah makan tersebut tidak di perbaiki jadi

hanya terlihat fisik saja serta tempat penyimbahan bahan

makanan terdapat alat lain seperti sepatu, dan kipas yang

dimna kotoran dari alat tersbt bisa mencemari bahan

makanan yang di simpan.

3. Inspeksi Perpipaan

Hasil pemeriksaan disinfeksi sanitasi untuk jenis sarana

Perpipaan telah didapatkan skor resiko pencemaran 3 atau

dapat dikatakan Sedang (S). Mengapa dikatakan sedang,

dikarekan pada pencemaran di daerah tersebut sedikit

didapatkan pencemaran mengenai masalah sanitasinya, mulai

dari lingkungan di teras rumah dan lingkungan di luar rumahnya.

44
Masalah di teras rumahnya terdapat banyak kotoran atau tinja

dari tikus yang belum dibersihkan, sehingga dapat dikatakan

dalam rumah tersebut terdapat banyak tikus yang masih

berkeliaran. Dalam teras rumahnya juga terdapat kandang

ayam yang kotorannya dibiarkan begitu saja dan tidak

dibersihkan. Menuju di luar rumahnya, selokan dari rumah

tersebut terdapat beberapa sampah anorganik seperti

bungkusan makanan dan bungkusan deterjen.

Adapun hasil dari pemeriksaan sampel air keran PDAM

di rumah tersebut, untuk pemeriksaan TDS didapatkan hasil 2,4

ppm, dan pH 7,45. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 32 Tahun 2017

tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan

Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,

Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum untuk

Standar Baku Mutu TDS maksimum 25, dan untuk pH

maksimum 6,5 – 8,5. Sedangkan hasil yang kita dapatkan

masih memenuhi standar Permenkes RI. Sedangkan pada

parameter Nitrit dan Besi, didapatkan hasil pada Nitrit yaitu 4,5

mg/l dan untuk Besi 0,20 mg/l. Dan dilihat pada Permenkes RI

no. 32 Tahun 2017, standar baku mutu untuk Nitrit yaitu 10 mg/l,

dan untuk Besi 1 mg/l, maka dapat dikatakan air keran PDAM

tersebut memenuhi standar yang telah ditetapkan.

45
4. Inspeksi dan Pengambilan Sampel air DAMIU

Berdasarkan pengambilan sampel DAMIU yang

dilakukan di depot Seihan yang ada di wilayah kerja puskesmas

Jongaya didapatkan hasil 82% sudah memenuhi syarat. Di

mana dari hasil tersebut dinyatakan memenuhi syarat

berdasarkan PERMENKES RI NO 43 tahun 2014 .Namun

kondisi higiene sanitasi penjamah yang harus diperhatikan

adalah tidak memakai pakaian kerja khusus yang bersih dan

rapi . Dan pada pemeriksaan sampel secara kimia juga

memenuhi syarat.

5. Inspeksi Sumur Gali

Hasil pemeriksaan disinfeksi sanitasi untuk jenis sarana

Sumur Gali telah didapatkan skor resiko pencemaran 6 atau

dapat dikatakan Tinggi (T). Mengapa dikatakan tinggi,

dikarenakan pada pencemaran di daerah sekitar sumur terdapat

kandang ayam dan kotoran ayam yang berserakan dan

dibiarkan tanpa adanya pembersihan dari pemilik rumah yang

berpotensi mencemari air pada sumur tersebut, kemudian tidak

terdapat penutup pada sumur, posisi sumur terletak tepat pada

pintu wc dan terdapat genangan air di sekeliling sumur.

46
Adapun hasil dari pemeriksaan sampel air sumur gali dki

rumah tersebut, untuk pemeriksaan TDS didapatkan hasil 198

ppm, dan pH 7,22. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 32 Tahun 2017

tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan

Persyaratan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam

Renang, Solus Per Aqua, dan Permandian Umum Standar Baku

Mutu TDS maksimum 25, dan untuk pH maksimum 6,5- 8,5.

Sedangkan hasil yang kita dapatkan masih memenuhi standar

Permenkes RI. Sedangkan pada parameter Nitrit dan Besi,

didapatkan hasil pada Nitrit yaitu 0,120 mg/l dan untuk Besi 0,65

mg/l mengacu pada Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 standar

baku mutu untuk Nitrit yaitu 10 mg/l, dan untuk Besi 1 mg/l, ,

maka dapat dikatakan air keran PDAM tersebut memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

B. PEMECAHAN MASALAH

1. Penyuluhan Penyakit DBD dan diare

Dalam kegiatan penyuluhan, peserta di msayarakat

kurang aktif untuk bekerjasama dalam kegiatan penyuluhan ini,

oleh karena itu perlu kerjasama antar RT atau RW setempat

untuk menyediakan tempat atau lokasi yang mendukung

pelaksanaan penyuluhan agar masyarakat lebih patuh dan

tertarik mengikuti kegiatan penyuluhan yang diberikan.

47
2. Inspeksi Tempat-Tempat Umum

a. Inpeksi Rumah Makan Mas Yono

Sebaiknya penyimpanan bahan makanan lebih

diperhatikan agar tidak menyebabkan pertumbuhan bakteri

selanjutnya penjamah makanan untuk memakai peralatan

mengolah makanan seperti celemek dan sarung tangan

sehingga warung tesebut terjamin kualitas makanannya.

Dan yang terakhir penyimpanan bahan makanan sebaiknya

mempunyai tutup

b. Inspeksi Pasar Barat Pa’baeng-baeng

Perlu dilakukan pembenahan baik dari segi

bangunan (pencahayaan dalam ruang, atap, tempat

penjualan), kebersihan lingkungan pasar maupun halaman

oleh seluruh pihak yang bersangkutan baik itu pedagang,

pngelola pasar maupun bantuan pihak lintas sector. Selain

itu, pengadaan fasilitas dan sarana yang belum memadai

seperti toilet, tempat sampah dan sarana cuci tangan.

Lalu, sebaiknya diberikan edukasi/penyuluhan

kepada pedagang maupun pengunjung melalui media cetak

berupa poster di bagian-bagian tertentu di pasar yang berisi

himbauan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) maupun pentingnya penggunaan alat pelindung diri

48
(APD). Lalu, pemantauan/evalauasi rutin oleh pihak

pengelola pasar penting dilakukan untuk melihat hasil dari

program yang dijalankan.

c. Inspeksi Pasar Timur Pa’baeng-baeng

Perlu di lakukan pembenahan baik dari segi

bangunan (pencahayaan dalam ruang, atap dan tempat

penjualan), dan kebersihan lingkungan pasar maupun

halaman oleh seluruh pihak yang bersangkutan baik itu

pedagang, pengelola pasar maupun bantuan pihak lintas

sector. Selain itu pengadaan fasilitas dan sarana yang

belum memadai seperti toilet, tempat sampah dan sarana

cuci tangan.

Maka dari itu Perlu dilakukan pemantauan lebih jauh

oleh pihak puskesmas mengenai kondisi sanitasi di pasar

pa’baeng-baeng tersebut kemudian di berikan saran

mengenai bangunan dan penyediaan fasilitas sanitasi agar

para pedagang, pengelola pasar serta pengunjung bebas

dari penyebab penyakit. Kemudian sebaiknya di berikan

penyuluhan kepada pedagang maupun pengunjung melalui

media cetak berupa poster dibagian-bagian tertentu dipasar

yang berisi himbauan mengenai perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) maupun pentingnya penggunaan alat

49
pelindung diri (APD), lalu pemantauan/evaluasi rutin oleh

pihak pengelola pasar penting dilakukan untuk melihat hasil

dari program yang di jalankan.

d. Inspeksi Industri Makanan (Perusahaan Mie Cap Jempol)

Sebaiknya dilakukan penambahan daya pada

pencahayaan ruang produksi guna menghindari terjadinya

kecelakaan pada karyawan saat proses kerja. Selanjutnya,

perlu dilakukan penyuluhan ataupun kursus/pelatihan bagi

karyawan mengenai pentingnya penggunaan APD dan

menjaga hygiene saat mengolah makanan termasuk

memproteksi makanan pada saat pengangkutan atau

pemindahan makanan ketempat lain. Lalu, perlu

pengadaan kemasan dengan bahan yang tepat untuk hasil

produksi agar makanan terjamin kualitasnya.

e. Inspeksi Mesjid Al-Muraaqabah

Tempat sampah perlu diletakkan pada tempat/titik

yang mudah dijangkau serta perlu penambahan fasilitas

sanitasi (tempat sampah) di sekitar masjid mengingat

tempat sampah yang kurang memada jumlahnya.

Selanjutnya pembersihan (sampah organic) di lingkungan

sekitar sumber air guna menurunkan kandungan nitrat yang

melampaui NAB pada sampel air.

50
f. Inspeksi Jasa Boga Prima Rasa

1. Intensitas pencahayaan harus cukup dimana kita bisa

menggunakan warna cat dinding yang terang yaitu

warna putih , membuat lubang ventilasi, dan menambah

skala penerangan dari lampu dengan menambah watt

lampu yang digunakan sebelumnya karna 1 watt = 1

foot candle agar dalam melakukan pemeriksaan dan

pembersihan serta melakukan pekerjaan secara efektif.

2. Tempat-tempat sampah/bak sampah harus tersedia

dalam jumlah yang cukup dan menghindari terjadinya

pencemaran terhadap makanan serta binatang

serangga, vektor dan lainnya

3. Untuk karyawan sebaiknya melakukan pemeriksaan

kesehatan sebagai upaya higiene sanitasi melihat juga

sekarang masih masa pandemi

4. Dalam pengelolaan makanan harus memperhatikan 6

prinsip pengelolaan makanan yaitu pemilihan bahan

baku makanan, penyimpanan bahan makanan, prose

pegolahan makanan, pengangkutan makanan masak,

cara penyimpanan makanan masak, dan cara penyajian

makanan masak

5. Dalam ruang pengolahan makanan harus memiliki

ventilasi/penghawaan agar dapat memberi kenyamanan

51
serta alat pembuangan asap agar asap dari dapur tidak

dapat mengotori ruangan

6. Dalam fasilitas pencucian harus cukup agar pekerjanya

mudah bekerja dan efisien serta menghindari

kemungkinan kontaminasi makanan dan memudahkan

pembersihan

7. Pembuangan air kotor harus dilengkapi grase trap

sebelum dialirkan ke septic tank atau tempat

pembuangan lainnya agar tidak dapat mecemari tanah

g. Inspeksi Rumah Makan Kencana

Sebaiknya Pembuangan air limbah di olah dengan

baik sehingga buangan yang di hasilkan tidak mencemari

tanah. Dan fasilitas yang di berikan dapat di perbaiki

secepatnya agar pengunjung merasa nyaman.

3. Inspeksi Perpipaan

Sebaiknya lingkungan pada teras rumah tersebut

dibersihkan secara rutin setiap pagi atau jika ada kotoran

sebaiknya cepat dibersihkan agar tidak mengundang vektor

seperti lalat. Keberadaan tinja tikus dan kandang ayam yang

terdapat di teraas rumah tersebut menandakan bahwa

lingkungan disekitar rumah tersebut terbilang kotor, sehingga

masih banyak tikus yang berkeliaran, oleh karena itu kebersihan

52
lingkungan sekitar harus lebih diperhatikan agar tidak

mengundang vektor penyakit. Beberapa sampah anorganik juga

harus rutin dibersihkan disekitaran lingkungan tersebut dan

sebaiknya menyediakan tempat sampah agar orang-orang di

daerah tersebut tidak lagi membuang sampah sembarangan.

4. Inspeksi Air Sumur Gali

Sebaiknya lingkungan di sekitar sumur tersebut

dibersihkan secara rutin agar tidak mengundang vektor seperti

lalat, jamban di depan sumur harus di pindahkan minimal 10

meter dari jarak sumur dan keberadaan kotoran ayam juga

harus dibersihkan agar tidak menimbulkan vektor penyakit.

5. Inspeksi Dan pemeriksaan Air DAMIU

Pada Hygiene Sanitasi DAMIU ,perlunya wawasan

petugas air minum agar tetap menjaga hygiene dari depotnya

serta perlunya kerja sama antara DAMIU dan petugas

kesehatan agar dilakukan pemeriksaan DAMUI secara rutin dan

peran pemerintah agar masyarakat yang mempunyai DAMIU

mudah bekerja sama dengan petugas kesehatan.

53
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data primer dan data sekunder yang telah

diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:

1. Program kerja yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang telah

terlaksana di puskesmas jongaya yakni, penyuluhan mengenai penyakit

berbasis lingkungan, inspeksi sanitasi TTU dan TPM, inspeksi sarana

air bersih, pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan formalin

dan boraks, serta pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia.

2. Masalah sanitasi yang ditemukan ialah beberapa persyaratan hygiene

dan sanitasi yang belum memenuhi syarat Kesehatan diantaranya:

inspeksi sanitasi TTU (rumah makan mas yono, pasar pa’baeng-baeng

barat dan timur), inspeksi sanitasi TPM perusahaan mie cap jempol

serta inspeksi sanitasi sarana air bersih.

3. Pemecahan masalah terkait sanitasi dapat dilakukan dengan merubah

pola pikir, tingkah laku, dan kebiasaan masyarakat yang dapat

berdampak buruk bagi kesehatan dengan cara memberikan edukasi

berupa penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media-media

tertentu (cetak, social, dll). Selain itu, diperlukan Kerjasama anatara

berbagai pihak (dinas Kesehatan dan pemerintah setempat) untuk

melakukan pengawasan dan mengevaluasi masalah-masalah sanitasi

54
yang ada di masyarakat untuk kemudian melakukan perbaikan-

perbaikan yang diperlukan

B. SARAN

1. Sebaiknya diadakan fasilitas klinik sanitasi dan dijalankan secara

aktif guna mengatasi masalah-masalah masyarakat yang berkaitan

dengan lingkungan serta dapat memudahkan petugas sanitasi

(sanitarian) mengetahui data terbaru mengenai kejadian penyakit

berbasis lingkungan.

2. Sebaiknya data-data mengenai penyakit berbasis lingkungan yang

ada di wilayah kerja puskesmas jongaya agar memiliki catatan

tersendiri dan senantiasa diperbarui guna memudahkan untuk

mencari solusi atas permasalahan yang ada.

55
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Laporan Puskesmas. (online)


https://pdfslide.net/reader/f/laporan-puskesmas-568124e8a14bf,
diakses pada tanggal 25 Februari 2021
Eko. 2015. Ceklis Sanitasi Masjid. (online)
https://id.scribd.com/doc/269093428/ceklis-sanitasi-masjid, diakses
pada tanggal 03 Maret 2021.
Elsa. 2018. Pengolahan Sampah Medis. (online)
https://id.scribd.com/document/382435008/LAPORAN-MAGANG-
PUSKESMAS, diakses pada tanggal 25 Februari 2021
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum.Republik Indonesia. 2003.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun
2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Hasil Kegiatan

 Dokumentasi kegiatan Penyuluhan di Masyarakat

 Dokumentasi kegiatan penyuluhan di Puskesmas

2
 Dokumentasi kegiatan Pemerikasaan Inspeksi Sanitasi di Pasar Pa’baeng-
baeng

 Dokumentasi kegiatan Pengambilan Sampel air Minumdi Depot Air


Minum
 Dokumentasi kegiatan Inspeksi Sanitasi di Rumah Makan Mas Yono

 Dokumentasi kegiatan Pemeriksaan Inspeksi Sanitasi di Industri Mie


 Dokumentasi kegiatan Inspeksi Sanitasi di Masjid

 Dokumentasi kegiatan pengambilan sampel Air bersih di Masyarakat


 Dokumentasi Kegiatan Inspeksi Sanitasi pada Jasa Boga

 Dokumentasi kegiatan pemeriksaan pada tiap sampel


2. Daftar Hadir Penyuluhan
3. Kuesioner Inspeksi

a. Inspeksi DAMIU
b. Inspeksi Rumah Makan Mas Yono
c. Inspeksi Pasar Barat Pa’baeng-baeng
e. Inspeksi Industri Mie
f. InspeksiMasjid
g. Inspeksi Jasa Boga
h. Inspeksi Rumah makan padang Kencana
i. Inspeksi Perpipaan
j. Inspeksi Sumur Gali
4. Biodata

1. Nama Lengkap : Tri Fatur Ramadhan

2. Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 17 Januari 2000

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Macan 3 No. 4

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD Inpres Maccini Baru


Sejak Tahun 2006 – Tahun 2012
b. SMP : SMP Negeri 01 Makassar
Sejak Tahun 2012 – Tahun 2015
c. SMA : SMA Negeri 11 Makassar
Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018
d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa di
…………………………………Politeknik Kesehatan Makassar
…………………………………Jurusan Kesehatan Lingkungan
………………………………….Program Studi Diploma Tiga (DIII)
………………………………….Pada Tahun 2018 sampai Sekarang.
7. Nama Orang Tua

a. Ayah : A. Mustamal Tammu

b. Ibu : Nisrawati Rasyid

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Bersaudara : 4 Orang

10. No Hp : 087819833125
1. Nama Lengkap : Irmayana.M

2. Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 07 Mei 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Teluk Bayur raya No.25

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD Negeri 01 Kapota Yudha Makassar


Sejak Tahun 2006 – Tahun 2012
b. SMP : SMP Negeri 01 Makassar
Sejak Tahun 2012 – Tahun 2015
c. SMA : SMA Negeri 11 Makassar
Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018
d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa di
………………………………...Politeknik Kesehatan Makassar
………………………………...Jurusan Kesehatan Lingkungan
………………………………...Program Studi Diploma Tiga (DIII)
………………………………...Pada Tahun 2018 sampai Sekarang.

7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Mansur

b. Ibu : Hj.Sumiati

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT
9. Jumlah Bersaudara : 3 Orang

10. No Hp : 085722375578
1. Nama Lengkap : Kiki Nirmala Sari

2. Tempat Tanggal Lahir : Setiarejo, 24 Maret 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : jln. Wijaya Kusuma 1 No. 2

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD Negeri 115 Benteng


Sejak Tahun 2006 – Tahun 2012
b. SMP : SMP Negeri 1 Masamba
Sejak Tahun 2012 – Tahun 2015
c. SMA : SMA Negeri 11 Luwu
Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018
d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa di
……………………………….Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
……………………………….Kesehatan Lingkungan ProgramStudi
……………………………….Diploma Tiga (DIII) Pada Tahun 2018
……………………………….sampai Sekarang.

7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Tariyono

b. Ibu : Darmawati G.
8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Bersaudara : 4 Orang

10. No Hp : 085242876650
1. Nama Lengkap : Eka Febriani

2. Tempat Tanggal Lahir : Bulukumba, 30 Agustus 2001

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Syekh Yusuf VI No. 3

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD 258 Sakui-kui
Sejak Tahun 2006 – Tahun 2012
b. SMP : SMP Negri 32 Bulukumba
Sejak Tahun 2012 – Tahun 2015
c. SMA : SMA Negri 3 Bulukumba
Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018
d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa di
……………………………….Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
……………………………….Kesehatan Lingkungan Program Studi
……………………………….Diploma Tiga (DIII) Pada Tahun 2018
……………………………….sampai Sekarang.

7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Syamsul Bahri


b. Ibu : Kasniar

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Bersaudara : 4 Orang

10. No Hp : 082346126282
1. Nama Lengkap : Nita Riani

2. Tempat Tanggal Lahir : Benteng,22 Oktober 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : BTN MinasaUpa

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD inpres 12/79 Pakkasalo


Sejak Tahun 2008 – Tahun 2013
b. SMP : SMP Negri 4 Sibulue
Sejak Tahun 2013 – Tahun 2015
c. SMA : SMA Negri 12 Bone
Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018
d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa di
……………………………….Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
……………………………….Kesehatan Lingkungan Program Studi
……………………………….Diploma Tiga (DIII) Pada Tahun 2018
……………………………….sampai Sekarang.

7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Muh.Sabir
b. Ibu : Nurbulan

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Bersaudara : 4 Orang

10. No Hp : 082218539148
1. Nama Lengkap : Sri Martayana Sari

2. Tempat Tanggal Lahir : Kalumpang, 21 November 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Pondok Abdillah Jln. Mamoa 5C No.6

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD 196 TRITIRO

Sejak Tahun 2008 – Tahun 2013

b. SMP : SMP 33 BULUKUMBA

Sejak Tahun 2013 – Tahun 2015

c. SMA : SMAN 4 BULUKUMBA

Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018

d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa D III

……………………………….Sanitasi Jurusan Kesehatan

……………………………….Lingkungan di Poltekkes Kemenkes

……………………………….Makassar
7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Hasinuddin

b. Ibu : Rosbiana

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Saudara : Tidak Ada

10. No. Hp : 081275623397


1. Nama Lengkap : Sahrani Salsabilah

2. Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 28 oktober 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. monginsidi baru

6. Pendidikan Formal

a. SD : SD Negeri Monginsidi 2
Sejak Tahun 2006 – Tahun 2012

b. SMP : SMP Negeri 2 Makassar

Sejak Tahun 2012 – Tahun 2015

c. SMA : SMA Negeri 14 Makassar

Sejak Tahun 2015 – Tahun 2018

d. D-III : Terdaftar Sebagai Mahasiswa D III


……………………………….Sanitasi Jurusan Kesehatan
……………………………….Lingkungan di Poltekkes Kemenkes
……………………………….Makassar

7. Nama Orang Tua

a. Ayah : Asking
b. Ibu : Anna Hariani

8. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Wiraswasta

b. Ibu : IRT

9. Jumlah Bersaudara : 5 Orang

10. No Hp : 089680134184
2

Anda mungkin juga menyukai