Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN di KOMUNITAS, POLINDES, BPS, POSYANDU

ASKEB BALITA TERKAIT PROGRAM PEMERINTAH

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas

Dosen : Amelia Donsu, S.ST.M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. Abrila Laginda 7. Angelie Moha 13. Fadillah Malabar


2. Ainindi Mangamba 8. Chabelita Nangoi 14. Sheren Budikase
3. Amelia Papia 9. Christin Asumbak 15. Siti Arasti Katili
4. Aureola Wurangian 10. Della Pontoh 16. Veronica Kandari
5. Awgrecia Tohis 11. Dian Adi Mula
6. Anasthasia Tamamilang 12. Elpira Pianseet

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN KEBIDANAN D-III
TA: 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kemampuan akal pikiran kepada seluruh manusia, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN di KOMUNITAS,
POLINDES, BPS, POSYANDU”.
Penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulis.

Manado, agustus 2020

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengatar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Pengertian Kebidanan Komunitas..............................................................................2
B. Kebidanan Komunitas di Polindes.............................................................................2
C. Kebidanan Komunitas di BPS...................................................................................2
D. Kebidanan Komunitas di Posyandu...........................................................................3
E. Asuhan Kebidanan Balita Terkait Program Pemerintah............................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7
Daftar Pustaka........................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Kepmenkes no.900/Menkes/SK/VII/2002).
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan. Bidan di Komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat di wilayah tertentu. Bidan yg bekerja di komunitas harus mengenal
kondisi kesehatan di masyarakat yangg selalu mengalami perubahan, sehingga bidan
harus tanggap terhadap perubahan tersebut.
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari sudut pandang yang berbeda.
WHO mendefinisikan komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal
dan berinteraksi Antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Kebidanan
komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat di
wilayah tertentu.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu asuhan kebidanan komunita!
2. Untuk mengetahui kebidanan komunitas di polindes!
3. Untuk mengetahui kebidanan komunitas di Bidan Praktik Swasta (BPS)!
4. Untuk mengetahui kebidanan komunitas di Posyandu!
5. Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Balita terkait program pemerintah!

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebidanan Komunitas
Bidan di komunitas adalah bidan yang bekerja memberikan pelayanan kepada keluarga
dan Masyarakat di suatu wilayah tertentu. Istilah kebidanan mencakup segala
pengetahuan yang dimiliki bidan dan bentuk-bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan
dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Komunitas artinya masyarakat terbatas yang menyerupai perasaan nilai, perhatian yang
merupakan kelompok khusus dengan batas geografis yang jelas, dengan norma dan nilai
yang telah melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok balita.
B. Kebidanan Komunitas di Polindes
Polindes merupakan bentuk sarana sebagai peran serta masyarakat yang di dalamnya
melaksanakan pemeriksaan kehamilan, menolong persalinan normal, pelayanan
kesehatan ibu nifas, menyusui dan Kb. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi,
anak, balita dan anak prasekolah, serta imunisasi dasar pada bayi serta pembinaan kader
dan dukun.
C. Kebidanan Komunitas di Bidan Praktek Swasta (BPS)
Bidan Praktek Swasta (BPS) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara mandiri
yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. BPS merupakan penyedia
layanan kesehatan yang memiliki konstribusi cukup besar dalam pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa
layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu
adanya regulasi pelayanan praktik bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan
melaksanakan pelayanan praktik seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek,
dan kelengkapan administrasi, semua hal tersebut harus sesuai dengan standar. Bidan
harus melaksanakan pelayanan terbaik di lapangan untuk menjaga kualitas dan keamanan
dari layanan bidan sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah, dalam hal ini dinas
kesehatan kabupaten/kota dan organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI), memiliki
kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan
praktek.
Dalam pemberian pelayanan kebidanan, BPS menggunakan sistem pendokumentasian
atau rekam medis untuk mempermudah administrasi. Praktik kebidanan adalah penerapan
ilmu kebidanan dalam memberi pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktik perlu pengaturan agar
terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang
membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik akan lebih baik apabila ada
pengaturan yang jelas dan transparan sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke
pelayanan bidan praktik perorangan (swasta).
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau
asuhan kebidanan kepada klien dengan manajemen kebidanan. Program bidan delima

2
yang telah diluncurkan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas
pelayanan bidan praktik swasta, diantaranya adalah :
1. Kebanggaan professional.
2. Kualitas pelayanan meningkat.
3. Pengakuan organisasi profesi.
4. Pengakuan masyarakat.
5. Cakupan klien meningkat
6. Pemasaran dan promosi
7. Penghargaan bidan delima
8. Kemudahan lainnya.
D. Kebidanan Komunitas di Posyandu
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
Tujuan Posyandu :
1. Mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan anak.
2. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality
Rate/Angka Kematian Bayi).
3. Mempercepat penerimaan NKKBS.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak
geografi.
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk mampu mengelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
Sasaran Posyandu :
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun.
2. Anak balita usia 1-5 tahun.
3. Ibu hamil.
4. Ibu menyusui.
5. Ibu nifas.
6. Wanita usia subur ( WUS ).
Fungsi posyandu
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI dan AKB.

3
Manfaat Posyandu
1. Bagi masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
b. Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan masalah kesehatan,
terutama terkaitan kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensis dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain.
2. Bagi kader, pengurus posyandu, dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya-upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Dapat diwujudkannya aktualisasi diri dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai dengan kondisi setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan
secara terpadu.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
dengan kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
E. Asuhan Kebidanan Balita terkait program pemerintah
1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Tujuan : menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta
mencegah hipotermi, hipoglikemia dan infeksi.
Pernyataan standar : bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah dan menangani hipotermia.
2. Standar 14 : penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Tujuan : mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama kala
4 untuk memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan asuhan saying ibu dan saya bayi,
memulai pemberian IMD.
Pernyataan Standar : bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang di
perlukan.
3. Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

4
Tujuan : memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah
persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif.
Pernyataan standar : bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah
persalinan.
4. Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak balita
Persiapan Alat :
a. Pengukur/meteran
b. Penimbang BB
c. Thermometer dan speculum
d. Optalmoskop
e. Arloji berdetik
f. Manset
g. Stetoskop
h. Spatel lidah
i. Garpu tala
j. Senter
k. Gambar warna
5. Standar minimal pelayanan bayi balita
Cakupan kunjungan bayi umur 1-12 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di
rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan, dan sebagainya melalui
kunjungan petugas.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi deteksi dini kelainan tumbuh kembang bayi
(DDTK), stimulasi perkembangan bayi, MTBM, MTBS dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA yang diberikan oleh dokter, bidan
dan perawat yang memiliki kompetensi klinis.
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur
1-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 9-12 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi imunisasi dasar (BCG,DPT/HB 1-3, Polio 1-4,
Campak), stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi.
a. Jadwal kunjungan anak balita
1) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan.
2) Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12
bulan.
3) Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24
bulan.
4) Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali setahun.
b. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita
1) Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan.
2) Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan
perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan keluarga. Ibu

5
diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan dan tidur serta
perkembangan perilaku dan sosia anak.
3) Penjelasan tentang keluarga berencana.
4) Dokumentasi pelayanan
c. Deteksi dini tumbuh kembang balita
Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak harus
dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan, janin di
dalam kandungan ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-masa kritis
proses tumbuh kembang manusia yaitu masa di bawah usia lima tahun.
1) Pelaksanaan deteksi dini
Adalah upaya deteksi dini dilaksanakan oleh tenaga professional, kader dan
orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan terampil dalam
melaksanakan deteksi dini.
Kegiatan ini dapat dilakukan di pusat pelayanan kesehatan, posyandu, di
sekolah-sekolah dan dilingkungan rumah tangga.
2) Alat untuk melakukan deteksi dini
Alat untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah distandardisasi untuk
menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal.
Macam-macam tes skrining yang digunakan adalah :
a) Berat badan menurut umur
b) Pengukuran lingkar kepala anak
c) Denver Development Stress Test (DDST)
d) Kuisioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
e) Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.
3) Jadwal kegiatan deteksi dini balita
Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur 12 bulan, 18 bulan, 24
bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan dan 54 bulan.
Jadwal untuk balita dan anak prasekolah yang sehat. Bila ditemukan,
tanda/gejala penyakit, kelainan gizi dan penyimpangan tumbuh kembang,
jadwal pemeriksaan dilakukan lebih intensif.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan di komunitas adalah bidan yang bekerja memberikan pelayanan kepada keluarga
dan Masyarakat di suatu wilayah tertentu.
Polindes merupakan bentuk sarana sebagai peran serta masyarakat yang di dalamnya
melaksanakan pemeriksaan kehamilan, menolong persalinan normal, pelayanan
kesehatan ibu nifas, menyusui dan Kb. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi,
anak, balita dan anak prasekolah, serta imunisasi dasar pada bayi serta pembinaan kader
dan dukun.
Bidan Praktek Swasta (BPS) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara mandiri
yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. BPS merupakan penyedia
layanan kesehatan yang memiliki konstribusi cukup besar dalam pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
B. Saran
Kami merasa pada makalah ini banyak kekurangan, karena kurangnya referensi pada saat
pembuatan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada
pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Maternity Dainty. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta. Andi


Maita Liva. 2019. Asuhan Kebidanan Bagi Para Bidan di Komunitas. Yogyakarta. CV BUDI
UTAMA
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta. Buku Kedokteran EGC
Turrahmi Hirfa. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta. Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan
https://www.slideshare.net/mobile/ekaarum/asuhan-kesehatan-bayi-balita-dikomunitas-
berkaitan-dengan-program

Anda mungkin juga menyukai