Anda di halaman 1dari 197

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S.

L
DI PUSKESMAS TUMINTING KECAMATAN TUMINTING
KOTA MANADO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh
Christin Asumbak
711540118021

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2020
ii

LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S.L

DI PUSKESMAS TUMINTING KECAMATAN TUMINTING

KOTA MANADO

Oleh

Christin Asumbak

NIM.711540118021

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Syull K. Adam, SKM, M.Kes Tanggal 05 Agustus


2020NIP. 195611061979062001

Pembimbing II

Sesca D. Solang, S.SiT, M.Kes Tanggal 07 Agustus


2020NIP. 197009151992032004
iv

CURRICULLUM VITAE

A. IDENTITAS

Nama : Christin Asumbak


Tempat/Tanggallahir : Wonggarasi, 20 April 2000
Suku/Bangsa : Gorontalo/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Alamat : Desa Telaga Biru, Kec. Popayato,
Kab.Pohuwato,
Provinsi Gorontalo

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2006 - 2012 : SD Negeri 3 Popayato,
Kec. Popayato
Kab. Pohuwato
Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 - 2015 :SMP Negeri 1 Popayato Timur, Kec.
Popayato,
Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo
Tahun 2015 - 2018 : SMA Negeri 1 Popayato, Kec. Popayato,
Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo
Tahun 2018 – Sekarang :Mahasiswa Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

tugas akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S.L di

Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado” sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Kebidanan.

Dengan terselenggaranya Laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak

bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui

pengantar ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Manado.

2. Atik Purwandari, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Manado yang telah banyak membimbing dan

memberikan arahan selama penulis mengikuti pendidikan di Jurusan

Kebidanan.

3. Freike S.N. Lumy, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado yang telah banyak

membimbing dan memberikan arahan selama penulis mengikuti pendidikan di


vi

Jurusan Kebidanan dan telah memberikan masukan dan saran yang membagun

selama penyusunan Laporan Tugas.

4. Amelia Donsu, S.ST, M.Kes selaku Sekertaris Program Studi Diploma III

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, arahan dan saran yang membangun kepada

penulis dalm penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

5. Syuul K Adam, S.Pd, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus dosen pembimbing I dan dosen penguji III yang telah membimbing,

membantu dan memberikan arahan dan saran yang membangun kepada

penulis selama penyusunan Laporan Tugas Akhir.

6. Sesca Solang, S.SiT, M.Kes selaku dosen Pembimbing II yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

7. Dr. Martha Korompis, S.SiT, M.Kes selaku dosen Penguji 1 yang telah

memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

8. Anita Lontaan, S.Pd, M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini.

9. Seluruh Dosen dan staf Tata Usaha Program Studi Kebidanan yang telah

memberikan bekal ilmu, keterampilan serta bimbingan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Kebidanan.


vii

10. dr. Ivone V. Ramping, selaku kepala Puskesmas Tuminting Kecamatan

Tuminting Kota Manado, Staf Tata Usaha, pembimbing lahan praktek serta

para bidan dan perawat yang telah memberikan kesempatan dan telah

membantu penulis melaksanakan penelitian di Puskesmas Tuminting

Kecamatan Tuminting Kota Manado.

11. Penulis ju ga mengucapkan banyak terima kasih, sayang dan hormat sebesar-

besarnya kepada Mama Yuli Astuti, Papa Sudjarwo, Adik Candra D. P.

Sudjarwo dan seluruh keluarga besar yang penuh dengan kasih sayang

memberikan semangat, motivasi dan doa demi keberhasilan dan kelancaran

selama menempuh pendidikan.

12. Terimakasih kepada Responden Ny. S.L yang telah bersedia menjadi pasien

pendampingan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir (BBL), nifas dan keluarga berencana (KB) serta doa semangat dan

dukungannya.

13. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orang-orang yang

terkasih (Ka Ellton, Eltrina, Febriani, Sintia, Martince, Afifah, Grasia,

Afrisilia) yang sudah meluangkan waktu untuk menemani, membantu serta

memberikan semangat dan doa untuk penulis menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dari awal hingga akhir.

14. Terimakasih tak terhingga untuk seluruh teman seperjuangan seangkatan

terutama yang telah sama-sama berjuang baik suka maupun duka saling

menguatkan dan menyemangati sampai selesai.


viii

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan

Laporan Tugas Akhir. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis

mengharapkan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi teman-

teman seprofesi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan karunia dan

rahmatnya serta membalas semua kebaikan dari pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Manado, Agustus 2020

Penulis
ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iii

CURRICULLUM VITAE............................................................................. iv

KATA PENGANTAR................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi

DAFTA TABEL........................................................................................... xii

ABSTRAK..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 5

1. Tujuan Umum..................................................................... 5

2. Tujuan Khusus.................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

1. Manfaat teoritis................................................................... 6

2. Manfaat praktis................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Kehamilan........................................................................... 8
x

2. Persalinan........................................................................... 31

3. Bayi Baru Lahir.................................................................. 52

4. Nifas.................................................................................... 62

5. Keluarga Berencana............................................................ 74

6. Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan... 81

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

1. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.................................. 81

2. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan................................... 90

3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir.......................... 98

4. Asuhan Kebidanan Pada Nifas........................................... 103

5. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana................... 108

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................... 112

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 112

C. Definisi Operasional................................................................. 112

D. Subjek Penelitian...................................................................... 113

E. Pengumpulan Data.................................................................... 113

F. Analisis Data............................................................................. 113

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian......................................................................... 114

1. Gambaran Umum................................................................. 114

2. Asuhan Kebidanan Dengan Kehamilan Normal.................. 115

3. Asuhan Kebidanan Dengan Persalinan Normal................... 129


xi

4. Asuhan Kebidanan Dengan Bayi Baru Lahir Normal......... 133

5. Asuhan Kebidanan Dengan Nifas Normal........................... 138

6. Asuhan Kebidanan Dengan KB Suntik 3 Bulan.................. 147

B. Pembahasan................................................................................. 149

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 159

B. Saran........................................................................................... 161

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 162

LAMPIRAN...................................................................................................
xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penyuntikan TT...........................................................................25

Tabel 2. Tinggi Fundus Uterus sesuai Umur Kehamilan......................................29

Tabel 3. Apgar Score.............................................................................................53


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Survey Data Awal..........................................................

Lampiran 2 Surat Penelitian........................................................................

Lampiran 3 Surat Keterangan selesai Survey Data Awal...........................

Lampiran 4 Surat keterangan selesai Penelitian.........................................

Lampiran 5 Lembar Permohonan responden..............................................

Lampiran 6 Lembar Penjelasan Sebelum Persetujuan................................

Lampiran 7 Lembar informed Consent........................................................

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Responden..............................................

Lampiran 9 Amanat Persalinan...................................................................

Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing I...........................................

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing II.........................................

Lampiran 12 Dokumentasi............................................................................
xiv

Felia Sudjarwo. 2020. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S.L di


Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado. (Pembimbing I
Syuul K. Adam, S.Pd, SKM, M.Kes dan Pembimbing II Sesca D. Solang, S.SiT,
M,Kes).
ABSTRAK
Berdasarkan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
kesehatan suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang
dapat disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah
persalinan. Dinas kesehatan Kota Manado tahun 2019 mencatat jumlah kasus
kematian ibu sebanyak 9 kasus dan kematian bayi sebanyak 8 kasus. Data
Puskesmas Tuminting tahun 2019 Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di
Puskesmas Tuminting tahun 2019 cakupan kunjungan pertama ibu hamil (K1),
cakupan kunjungan lengkap ibu hamil (K4), persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan (Pn), cakupan kunjungan pertama neonatus (KN1), cakupan kunjungan
lengkap neonatus (KN3), cakupan kunjungan ibu nifas (KF1, KF2, KF3) dan
cakupan peserta KB aktif masih di bawah target nasional. Untuk meningkatkan
Kesehatan yang berkualitas penulis berkonstribusi dengan memberikan asuhan
kebidanan dari hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana
secara komprehensif pada Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan
Tuminting Kota Manado pada bulan November 2019 sampai Mei 2020.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus
menggunakan manajemen asuhan kebidanan metode 7 langkah Varney,
pendokumentasian metode SOAP dan beberapa asuhan dilakukan melalui media
sosial karena adanya pandemi Covisd-19 sehingga penulis terhalang dalam
memberikan asuhan secara langsung.
Hasil penelitian diperoleh Ny. S.L usia 21 tahun G2P1A0 kehamilannya
berlangsung normal sampai umur kehamilan 39-40 minggu janin intra uterine
tunggal hidup telah dilakukan kunjungan puskesmas dan dirumah selama masa
kehamilan sebanyak 4 kali, proses persalinan yang aman hingga lahir bayi
Perempuan A/S 8-9 dengan BBL: 3100 gram, kunjungan neonatus sebanyak 3
kali. Kunjungan nifas sebanyak 4 kali berjalan normal, kontraksi baik, TFU dan
pengeluaran lochea sesuai masa nifas serta menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.
Kesimpulan peneliti dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif
menggunakan asuhan kebidanan 7 lagkah Varney. Pendokumentasian SOAP
selama kehamilan dan pemantauan melalui Media Sosial pada persalinan, bayi
baru lahir, nifas dan keluarga berencana pada Ny. S.L berlangsung normal dan
tidak ada komplikasi. Saran kepada tempat penelitian Agar tetap mempertahankan
bahkan meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan sesuai standar
pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
keluarga berencana.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny. S.L
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

Sebagian komplikasi ini berkembang selama kehamilan dan sebagian besar dapat

dicegah atau diobati. Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi

memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak dikelola sebagai bagian dari

perawatan wanita. Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua

kematian ibu adalah perdarahan hebat, infeksi, tekanan darah tinggi, komplikasi

dari persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2019)

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2007, jumlah AKI sebesar 228/100.000 KH mengalami peningkatan pada tahun

2012 sebesar 359/100.000 KH. Jumlah AKB tahun 2007 sebesar 34/1000 KH

mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 32/1000 KH (SDKI, 2012). Data

diatas menunjukan adanya peningkatan AKI di tahun 2007 ke tahun 2012, Target

pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu

mengharapkan AKI dan AKB yaitu pada tahun 2019 AKI menjadi 306/100.000

KH dan AKB menjadi 24/1.000 KH, pada tahun 2030 AKI menjadi 70/100.000

KH, dan AKB menjadi 25/1.000 KH (Kemenkes, 2015).

Tahun 2015 jumlah AKI sebesar 305/100.000 KH mengalami penurunan dari

tahun 2012 (Kesehatan Indonesia, 2017).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2017 jumlah kasus

kematian ibu sebanyak 54 kasus dengan penyebab kematian yaitu perdarahan 23

(42,5%), hipertensi dalam kehamilan 8 (14,8%), infeksi 3 (5,5%) lain-lain 20


2

(37%), kematian bayi pada tahun 2017 dengan jumlah 250 kasus, menurun

dibandingkan dengan tahun 2016 yang berjumlah 286 kasus. Berdasarkan data

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi utara kasus kematian ibu mengalami

penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017 sedangkan kematian bayi mengalami

peningkatan dari tahun 2016 ke 2017 (Dinkes Provinsi Sulut, 2017) Menurut data

dari program kesehatan anak Dinas Kesehatan Profinsi Sulawesi Utara tahun 2017

kematian balita sepanjang tahun 2016 sebanyak 266 kasus (Dinkes Profinsi Sulut

2017).

Data Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2017 jumlah kasus kematian ibu

sebanyak 6 kasus dengan penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 1 (16,6%),

KDK 1 (16,6%), Infeksi 1 (16,6%), lain-lain 3 (50%). Jumlah kasus kematian bayi

sebanyak 15 kasus dengan penyebab kematian BBLR 3 (20%), prematur 2 (13,3),

kelainan jantung 2 (13,3%), Diare 1 (6,66%), Sepsis 1 (6,66%), Kesedakan 1

(6,66%), An anasepalus 1 (6,66%), dan lain-lain 4 (26,6%). Berdasarkan data

Dinas Kesehatan Kota Manado kasus kematian ibu dan kematian bayi mengalami

penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017 (Dinkes Kota Manado, 2017).

Tahun 2018, jumlah kasus kematian ibu sebanyak 10 kasus dengan penyebab

perdarahan 1 (10,0%), KDK 2 (20%), infeksi 1 (10,0%) dan lain-lain 6 (60,0%).

Jumlah kasus kematian bayi 8 penyebab kematian adalah Cephalhematom 1

(12,5%), BBLR 1 (12,5%), Infeksi 1 (12,5%) Kelainan jantung 1 912,5%),

Asfiksia 1 (12,5%), dan lain-lain 3 (37,5%).

Tahun 2019, jumlah kasus kematian ibu sebanyak 9 kasus dengan penyebab

kematian adalah Perdarahan 4 (44,4%), KDK 1 (11,1%), dan lain-lain 4 (44,4%).


3

Jumlah kasus kematian bayi 8 kasus dengan penyebab kematian adalah BBLR 2

(25%), Sepsis 1 (12,5%), Kelainan bawaan 1 (12,5%), dan lain-lain 4 (50%).

Jumlah kasus kematian ibu mengalami kenaikan dan kematian bayi mengalami

penurunan pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017. Pada tahun 2019

jumlah kasus kematian ibu mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun

2018.

Hasil survey awal penelitia yang dilakukan di Puskesmas Tuminting

Kecamatan Tuminting Kota Manado pada tanggal 27 November 2019 diperoleh

data dari laporan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

(PWS/KIA) yaitu tahun 2018 jumlah sasaran ibu hamil 961 dengan cakupan

kunjungan awal ibu hamil (K1) 881 (91,61%), cakupan kunjungan lengkap ibu

hamil (K4) 872 (90,73%). Data menunjukan K1 dan K4 di Puskesmas Tuminting

pada tahun 2018 belum memenuhi target nasioanl yaitu K1 100% dan K4 95%.

Jumlah sasaran ibu bersalin 916, dengan cakupan persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan (Pn) yaitu 704 (73,25%) artinya cakupan persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan (Pn) di Puskesmas Tuminting tahun 2018 belum memenuhi

target nasional yaitu 90%. Jumlah sasaran bayi baru lahir (BBL) 886, dengan

cakupan kunjungan pertama neonatus (KN1) yaitu 881 (99,43%), cakupan

kunjungan lengkap neonatus (KN3) yaitu 872 (98,97%) memenuhi target nasional

yaitu sebesar 90%. Jumlah sasaran ibu nifas 925 dengan jumlah ibu nifas yang

mendapat pelayanan kesehatan (KF), KF1 dan KF3 yaitu 704 (76,85%) belum

memenuhi target nasional yaitu 90%. Jumlah sasaran subur (PUS) tahun 2018
4

yaitu 9.229 dengan jumlah peserta KB aktif 6.809 (73,8%), belum memenuhi

target nasional yaitu 75% (Puskesmas Tuminting, 2018)

Data tahun 2019 didapatkan jumlah sasaran ibu hamil 940, cakupan

kunjungan pertama ibu hamil (K1) 870 (92,55%), cakupan pelayanan lengkap ibu

hamil (K4) 869 (92,44%) belum memenuhi target nasional 100%. Jumlah sasaran

ibu bersalin 902 cakupan persalinan tenaga kesehatan (Pn) 736 (73,43%) di bawah

target nasional (90%). Jumlah sasaran bayi baru lahir 856, cakupan kunjungan

pertama neonatus (KN1) 736 (77,38%), cakupan kunjungan lengkap neonatus

(KN3) 736 (77,38%) belum memenuhi target nasional 90%. Jumlah sasaran ibu

nifas 902 dengan cakupan kunjungan nifas yang mendapat pelayanan kesehatan

(KF), KF1 dan KF3 yaitu 736 (73,43%) belum memenuhi target nasional yaitu

90%. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2019 yaitu 9229 dengan jumlah

peserta KB aktif 6.809 (73,8%), di bawah target nasional yaitu 75% (Puskesmas

Tuminting 2019).

Menurut Werdiyanthi N. (2017) di wilayah kerja Puskesmas Doloduo

Kabupaten Bolaang Mongondow pada bulan Oktober 2016 dapat disimpulkan

bahwa ibu hamil yang tidak menerapkan P4K cenderung mengalami komplikasi

akan tetapi terdapat ibu hamil yang tidak menerapkan P4K tidak mengalami

komplikasi, dikarenakan pengalaman ibu saat hamil sebelumnya serta sistem imun

ibu hamil yang terjaga dengan baik selama kehamilan. Hal ini disebabkan oleh

karena ada faktor yang menjadi penghalang dalam menerapkan P4K bagi ibu

hamil yaitu: pengetahuan yang kurang, sistem geografis yang tidak mendukung,

budaya sosial, dan dukungan keluarga yang kurang.


5

Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah cakupan pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak di Puskesmas Tuminting tahun 2019 cakupan kunjungan pertama

ibu hamil (K1), cakupan kunjungan lengkap ibu hamil (K4), persalinan yang

ditolong tenaga kesehatan (Pn), cakupan kunjungan ibu nifas (KF1, KF2, KF3)

dan cakupan peserta KB aktif masih di bawah target nasional.

Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi melalui 4

pilar upaya Safe Motherhood yaitu : Keluarga Berencana, Asuhan Antenatal,

Persalinan Bersih dan Aman, serta Pelayanan Obstetri Esensia (Prawirohardjo

2014). Upaya lain melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) untuk deteksi dini, menghindari resiko pada kehamilan,

menyediakan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal Komprehensif

(PONEK) (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan uraian data tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan

penelitian dengan judul” Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S.L di

Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S.L di

Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado?”

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


6

1. Tujuan Umum:

Menerapkan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S.L di Puskesmas

Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado.

2. Tujuan Khusus Meliputi:

a. Melakukan asuhan kebidanan dan pendokumentasian selama kehamilan

Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado.

b. Melakukan asuhan kebidanan dan pendokumentasian selama persalinan

pada Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado.

c. Melakukan asuhan kebidanan dan pendokumentasian bayi baru lahir Ny.

S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado.

d. Melakukan asuhan kebidanan dan pendokumentasian selama nifas pada

Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado.

e. Melakukan asuhan kebidanan dan pendokumentasian keluarga berencana

pada Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pembelajaran untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian asuhan

kebidanan.

2. Manfaat Praktis
7

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukkan untuk dijadikan bahan bacaan di perpustakaan dan

dapat mengembangkan Laporan Tugas Akhir ini lebih lanjut.

b. Bagi Tempat Penelitian.

Sebagai masukkan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada

umumnya dan khususnya dalam penerapan asuhan kebidanan .

c. Bagi Responden

Sebagai informasi dan pengetahuan kepada ibu mengenai kehamilan,

tanda-tanda menjelang persalinan, bayi baru lahir, nifas serta keluarga

berencana (KB).

d. Bagi Peneliti

Hasil ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang mendalam

mengenai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga

berencana sehingga peneliti mampu memberikan pelayanan yang lebih

baik dimasa mendatang.


8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Jika

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kelender internssasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani S.E, 2015).

b. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Kuswanti I. (2014), pada wanita hamil terdapat beberapa

tanda dan gejala, atara lain:

1) Tanda-tanda Presumptive (Dugaan hamil)

a) Amenorea (tidak dapat haid)

b) Mual dan muntah (nusea dan vomitting)

c) Mengidam (ingin makanan/minuman tertentu)

d) Tidak tahan suatu bau-bauan

e) Pusing

f) Tidak ada selera makan (anoreksia)

g) Lelah
9

h) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri yang disebebkan

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan

alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih

membesar.

i) Sering kencing

j) Konstipasi/obstipasi

k) Pigmentasi kulit

l) Epulis (hipertrofi dari papil gusi)

m) Pemekaran vena-vena (varises)

2) Tanda kemungkinan hamil (tanda tidak pasti)

Tanda kemungkinan adalah:

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda Hegar

d) Tanda Chadwick

e) Tanda Piscaseck

f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila diransang (Braxton hicks)

g) Teraba ballotement

3) Tanda pasti hamil (tanda positif)

Tanda pasti kehamilan terdiri atas:

a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba


10

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya

pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada

16 minggu.

b) Denyut jantung janin:

(1) Didengar dengan stetoskop monoral leanec

(2) Dicatat dan didengar dengan doppler

(3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram (pada kehamilan

12 minggu)

(4) Dilihat pada ultrasonografi

Dengan USG, akan dapat terlihat gambaran janin yang berupa

ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter

biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan dasar menurut Kusmiyati Y & Wahyuningsih H.P

(2015) sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisik ibu hamil

a) Oksigen

Hal-hal yang perlu dilakukan ibu hamil untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yaitu:

(1) Latihan nafas senam hamil

(2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

(3) Makan tidak terlalu banyak

(4) Kurangi atau hentikan merokok


11

(5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernapasan seperti asma dan lain-lain.

b) Nutrisi dalam kehamilan

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi dan cukup cairan (menu

seimbang).

(1) Kalori

Kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil di Indonesia

adalah 2000 Kkal, sedangkan orang hamil dan menyusui

masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal. Kalori

dipergunakan untuk produksi energi.

(2) Protein

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah

kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus,

plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk petumbuhan

payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma,

haemoglobin). Bagi wanita tidak hamil, konsumsi protein

yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama

kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30

gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani

seperti daging, susu, telur, keju dan ikan karena mereka

mengandung komposisi asam amino yang lengkap. Susu


12

dan produk susu disamping sebagai sumber protein adalah

juga kaya dengan kalsium.

(3) Mineral

Mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-

hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat

besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-

hari. Kebutuhan akan zat besi pada pertengahan kedua

kehamilan kira-kira 17 mg/hari, dibutuhkan suplemen besi

30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat

perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang

sedikit anemik, dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan

kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu

liter susu sapi mengandung kira-kiri 0,9 gram kalsium.

Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium

dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari. Pada

umumnya dokter selalu memberi suplemen mineral dan

vitamin prenatal untuk mencegah kemungkinan terjadinya

defisiensi.

(4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur

dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra

vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah

kecacatan pada bayi.


13

c) Personal Hygine

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat. Menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan keringkan.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena

seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang

kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat

memperburuk hygine mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.

d) Pakaian Selama Kehamilan

Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, serta

bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus

diperhatikan dan dihindari yaitu:

(1) Sabuk dan stoking yang terlalu ketat karena akan

menggangu aliran balik

(2) Sepatu dengan hak tinggi akan menambah lordosis

sehingga akan menambah sakit pinggang, payudara perlu

ditopang dengan BH yang memadai untuk mengurangi

rasa tidak nyaman.

e) Eliminasi (BAB/BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan

cukup lancar dengan kehamilan, terjadi perubahan hormonal,


14

sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini

menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh. Sehingga wanita

hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal

sangat menggangu, sehingga sering digaruk. Saat berkemih

terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih.

Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih,

dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.

Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari. Mereka harus

cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan

sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih.

Apabila perasaan ingin berkemih muncul jangan diabaikan,

menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung

kemih berlipat ganda. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan

hubungan seksual, oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk

berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan

minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemih.

f) Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang

kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila:

(1) Terdapat perdarahan pervaginam

(2) Terdapat riwayat abortus berulang


15

(3) Abortus atau partus iminies

(4) Ketuban pecah

(5) Serviks telah membuka

Pada saat orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradycardia

karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita

yang melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukkan

insidensi fetal distress yang lebih tinggi. Pria yang menikmati

kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) bisa kehilangan

gairahnya ketika mendapati bahwa secret vagina bertambah dan

mengeluarkan bau berlebih selama masa hamil. Pasangan yang

melakukan kunikulus harus berhati-hati untuk tidak meniupkan

udara ke dalam vagina. Pernah dilaporkan satu kasus kematian

karena emboli udara, gara-gara meniup udara melalui vagina

selagi melakukan kunilingus. Apabila serviks sedikit terbuka

(karena sudah mendekati aterm), ada kemungkinan udara akan

terdesak diantara ketuban dan dinding Rahim.

g) Mobilisasi dan Body Mekanik

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan

pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar.

Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan

wanita tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut

dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat.


16

Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan

pelebaran atau pembesaran rahim pada raung abdomen karena

adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligament merupakan

suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu

diperhatikan oleh ibu hamil :

(1) Duduk, tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi

tegak. Atur dagu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika

berdiri.

(2) Berdiri, sikap berdiri yang benar sangat membantu

sewaktu hamil, disaat berat janin semakin bertambah,

jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama.

(3) Berjalan, ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu

berhak tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit

runcing karena mudah kehilangan keseimbangan.

(4) Tidur, ibu hamil boleh tidur tengkurap, kalau sudah

terbiasa, namun tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling

supaya ada ruang bagi bayi anda. Posisi miring juga

menyenangkan, namun jangan lupa memakai guling untuk

menopang berat rahim. Sebaiknya setelah usia kehamilan

6 bulan, hindari tidur terlentang karena tekanan rahim

pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsan.

(5) Bangun dari berbaring, untuk bangun dari tempat tidur

geser dulu tubuh ibu ketepi tempat tidur kemudian tekuk


17

lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan,

putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu

dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri.

h) Membungkuk, terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot

kaki untuk tegak kembali.

i) Exercise atau Senam Hamil

Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara

beralan-jalan dipagi hari, renang, olahraga ringan dan senam

hamil.

(1) Berjalan-jalan di pagi hari

Jalan-jalan saat hamil terutama pagi hari mempunyai arti

penting untuk dapat menghirup udara pagi yang bersih dan

segar, dapat mempercepat turunnya kepala bayi kedalam

posisi optimal dan normal, dan mempersiakan mental

menghadapi persalinan. Agar latihan fisik ibu hamil tidak

menimbulkan masalah sebaiknya

(a) Konsultasilah dengan tenaga kesehatan mengenai

latihan fisik yang ingin diteruskan sepanjang masa

hamil

(b) Cari bantuan untuk menentukan latihan fisik rutin,

yang sesuai dengan kemampuan terutama jika anda

tidak melakukan latihan fisik secara teratur

sebelumnya.
18

(c) Hindari aktifitas dan latihan berisiko, dan

membutuhkan kekuatan seperti berselancar, mendaki

gunung. Hindari aktivitas yang membutuhkan

menahan napas. Gerakan melompat sebaiknya juga

dihindari

(d) Berlatih secara teratur, sekurang-kurangnya tiga kali

seminggu selama anda sehat, untuk meningkatkan

tonus otot dan meningkatkan atau mempertahankan

stamina anda.

(e) Batasi waktu aktivitas dan kurangi tingkat latihan.

Latihan selama 10 sampai 15 menit, istirahat dua

sampai tiga menit kemudian latihan lagi selama 10

sampai 15 menit. Latihan berat untuk waktu yang lama

dapat menimbulkan stress fisiologis.

(f) Hitung denyut nadi setiap 10 menit sampai 15 menit

sewaktu melakukan latihan fisik, apabila denyut nadi

melampaui 40 kali/menit, kurangi latihan sampai

denyut nadi mencapai 90 kali/menit.

(g) Hindari lingkungan yang terlalu panas dan berendam

dalam air panas dan sauna. Sebaiknya anda tidak

melakukan latihan lebih dari 35 menit, terutama dalam

kondisi udara panas dan lembab. Seiring peningkatan

suhu tubuh, panas akan ditransmisis kejanin.


19

Peningkatan suhu janain untuk waktu yang lama atau

berulang dapat menimbulkan efek kelahiran terutama

selama tiga bulan pertama. Suhu tubuh anda tidak

boleh melampaui 38℃.

(h) Periode pendinginan setelah latihan dengan melakukan

aktivitas ringan yang melibatkan tungkai bawah dapat

membuat pernafasan, denyut jantung dan tingkat

metabolisme kembali normal dan menghindari

akumulasi darah di otot-otot yang banyak bekerja

dalam latihan tersebut.

(i) Istirahat selama 10 menit setelah melakukan latihan,

berbaring dan miring kiri. Peningkatan ukuran rahim

akan menekan vena besar disisi kanan perut yang

membawa darah kembali ke jantung. Saat bangun dari

posisi berbaring lakukan secara bertahap agar tidak

merasa pusing atau pingsan (hipotensi ortostatik)

(j) Minum dua atau tiga gelas air setelah melakukan

latihan fisik untuk mengganti cairan tubuh yang hilang

lewat pernafasan.

(k) Tambah asupan kalori untuk mengganti kalori yang

terbakar saat latihan dan untuk menyediakan energy

tambahan yang dibutuhkan pada masa hamil.


20

(l) Bersantai, ini bukan saaatnya melakukan aktivitas

yang membutuhkan ketahanan fisik yang lama.

(m)Kenakan sepatu penopang. Karena uterus bertambah

besar, pusat berat bergeser. Anda mengimbanginya

dengan melengkukan punggung. Perubahan normal ini

bisa membuat anda kehilangan keseimbangan dan

mudah jatuh.

(n) Segera berhenti berlatih dan kunjungi tenaga kesehatan

jika mengalami sesak nafas, pusing, nyeri kontraksi

lebih dari empat kali dalam satu jam, aktiitas janin

berkurang atau terjadi perdarahan pervaginam.

j) Senam Hamil

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22

minggu. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan

melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam

persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat

tubuh. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan

atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan yaitu

penyakit jantung, ginjal dan penyulit dalam kehamilan (hamil

dengan perdarahan, kelainan letak dan kehamilan yang disertai

dengan anemia). Syarat senam hamil :

(1) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan

oleh dokter atau bidan


21

(2) Latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu

(3) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin

(4) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik

bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

k) Istirahat / tidur

Jadwal istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan

dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang

lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari

selama 1 jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan

berdiri dengan menggunakan ke dua ibu jari dilakukan 2 kali

sehari selama 5 menit.

l) Imunisai

Vaksinasi terhadap tetanus (TT) di Indonesia diberikan 2

kali. Sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-

kurangnya 4 minggu. Vaksinasi kedua sebaiknya diberikan

kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir agar serum antitetanus

mencapai kadar optimal.


22

Tabel. 1. Imunisasi TT

Antingen Interval Masa %

Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada - -

kunjungan

antenatal 3 Tahun 80

pertama 5 Tahun 95

TT2 4 Minggu

setelah TT1

TT3 6 Bulan setelah

TT2
TT4 1 Tahun 10 Tahun 99

Setelah TT3
TT5 1 Tahun 25 Tahun/seumur -

Setelah TT4 hidup

(Walyani S.E, 2015)

m) Travelling

Bila bepergian jauh, ibu hamil harus beristirahat, ambil

duduk ibu hamil dapat melakukan latihan nafas dalam,

memutar-mutar kaki dan secara bergantian mengencangkan dan

melemaskan otot di bagian tubuh yang berlainan, hindari

keletihan. Ibu hamil perlu berjalan teratur untuk melancarkan


23

sirkulasi darah dan vena. Jika waktu terbatas, pilih alternative

lain dalam berjalan.

d. Perubahan-Perubahan Pada Ibu Hamil

1) Trimester pertama

Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan

progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam

ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah,

keletihan dan pembesaran payudara.

2) Trimester kedua

Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sudah terbiasa

dengan kadar hormone yang tinggi. Pada trimester ini pula ibu dapat

merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan

dirinya sendiri.

3) Trimester ketiga

a) Sakit punggung disebabkan karena meningkatnya beban berat

yang ibu bawa yaitu, bayi dalam kandungan

b) Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil

yang susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada

dibawah diafragma menekan paru-paru ibu.

c) Sering buang air kecil, pembesaran Rahim dan penurunan bayi

ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu.


24

d) Kontraksi perut, Braxton-hicks kontraksi palsu berupa rasa sakit

yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau

istirahat.

e. Tanda Bahaya Dalam kehamilan

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu

bagaimana mengenal tanda-tanda bahaya dan menganjurkan untuk

datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya

tersebut. Ada beberapa tanda bahaya kehamilan selama periode

antenatal menurut (Kuswanti Ina, 2014) adalah:

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat

3) Masalah penglihatan

4) Bengkak pada muka dan tangan

5) Nyeri abdomen yang hebat

6) Bayi kurang bergerak seperti biasa

f. Asuhan Kehamilan/Ante Natal Care

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penaganan medik pada ibu hamil untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang

aman dan memuaskan (Walyani S.E, 2015)

1) Tujuan ANC

Pada umumnya kehamilan berkembang normal dan menghasilkan

kelahiran bayi yang sehat, cukup bulan melalui jalan lahir, namun
25

kadang-kadang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu

pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal da

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Tujuan dari ANC

menurut Kuswanti Ina (2014) yaitu:

a) Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi

dengan cara membina hubungan baik dan saling percaya dengan

ibu.

b) Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam

jiwa.

c) Mempersiapkan kelahiran bayi.

d) Memberikan pendidikan paada ibu hamil, suami dan keluarga.

Tujuan ANC yang lain menurut Walyani S.E, (2015) meliputi:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikas kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.
26

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian asi eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2) Jadwal Pemeriksaan Antenatal

Jadwal pemeriksaan antenatal menurut Walyani S.E, (2015) adalah

sebagai berikut:

a) Pemeriksaan Pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid.

b) Pemeriksaan ulang

Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan

Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan

Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi

persalinan

3) Frekuensi pelayanan antenatal

Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO dalam buku Walyani S.E,

(2015). ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan

antenatal selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:

1 kali pada trimester pertama (K1)

1 kali pada timester kedua dan dua kali pada trimester ketiga (K4).

4) Pelayanan Asuhan Standar Antenatal


27

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang

menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria

menjadi 14T, yakni:

a) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorkan adanya resiko apabila hasil

pengukuran ≤ 145 cm. peningkatan berat badan optimal untuk

rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20

minggu terakhir.

b) Tekanan Darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Tekanan darah

normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80 mmHg

c) Pengukuran tinggi fundus uteri

Mengunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas

sympsis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh

ditekan).
28

Tabel 2: Tinggi Fundus Uterus Sesuai Dengan Umur Kehamilan

NO Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur Kehamilan dalam

Hitungan Minggu
1 12 cm 12

2 16 cm 16

3 20 cm 20

4 24 cm 24

5 28 cm 28

6 32 cm 32

7 36 cm 36

8 40 cm 40
(Walyani S.E, 2015)

d) Pemberian Tablet Tambah Darah

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin, minimal 90 tablet di konsumsi.

e) Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorum. Efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-kemerahan dan bengkak untuk 1-2 hari

pada tempat penyuntikan.

f) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb di lakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama kali lalu diperiksa lagi menjelang persalinan pemeriksa
29

an Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada

ibu hamil.

g) Pemeriksaan Protein Urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.

Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil ke arah

preeklamsi.

h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan veneral disease research

laboratory

Pemeriksan VDRL untuk mengetahui adanya treponema

pallidum / penyakit menular seksual, antara lain syphilish.

i) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada

keluarga dan suami.

j) Perawatan payudara

Manfaat perawatan payudara adalah untuk :

(1) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu

(2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu

(puting susu terendam)

(3) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancar

(4) Perawatan payudara dilakukan dalam 2 kali sehari

sebelum mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan.


30

k) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat

pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

l) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada wanita hamil

didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas

malaria yaitu panas tinggi disertai mengigil.

m) Memberikan kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat

kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin

yang di tandai dengan:

(1) Gangguan fungsi mental

(2) Gangguan fungsi pendengaran

(3) Gangguan pertumbuhan

(4) Gangguan kadar hormon yang rendah

n) Temu wicara

(1) Defenisi Konseling

Adalah suatu wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik

mengenai dirinya dalam usaha untuk memahami dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi.

(2) Prinsip-prinsip konseling


31

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :

(a) Keterbukaan

(b) Empati

(c) Dukungan

(d) Sikap dan respon positif

(e) Setingkat atau sama derajat

(3) Tujuan konseling pada antenatal care

(a) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya

(b) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan

asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih

dan aman

(Walyani S.E, 2015).

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil pada masa Pandemi

1. Pemeriksaan kehamilan pertama oelag dokter untuk skrining faktor

resiko, buat janji agar tidak menunggu lama.

2. Tunda pemeriksaan kehamilan trimester II (dapat melalui tele konsultasi

klinis) kecuali ada tanda bahaya.

3. Pemeriksaan kehamilan trimester III harus dilakukan 1 bulan sebelum

taksiran persalinan.

4. Pengisian stiker P4K dipandu bidan, perawat atau dokter melalui media

komunikasi.

5. Pelajar buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

mengenali tada bahaya.


32

6. Memeriksa sendiri dirinya, segera ke fasyankes jika ada risiko atau

tanda bahaya.

7. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu.

8. Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitung gerakan janin (minimal 10

gerakan per 20 jam).

9. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi postif Covid-19 tidak

diberikan tablet tambah darah karena memperburuk komplikasi yang

diakibatkan kondisi covid-19.

10. Tunda kelas ibu hamil atau mengikuti kelas ibu hamil secara online.

2. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi

dikeuarkan sebagai akibat kontraks teratur, progresif, sering dan kuat

yang nampakya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan

untuk melahirkan bayi. Walyani S.E & Purwoastuti E, (2016)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Sumarah (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

yaitu:

1. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang padat,

dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun


33

jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut

menunjang keluarnya bayi tetapi panggul ibu jauh lebih berperan

dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan

bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

2. Passenger (Janin dan plasenta)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakam

akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati

jalan lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passanger yang

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada kehamilan normal.

3. Power (kekuatan/tenaga)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi

involunter dan volunteer bersamaan untuk mengeluarkan janin dan

plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan

primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi,

usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan

sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi

involunter.

c. Tahapan Persalinan

Menurut Marmi, (2016) Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 fase atau

kala, yaitu :
34

1. Kala I

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses

pembukaan serviks sebagai akibat his dibai menjadi 2 fase, yaitu :

a) Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm

b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase, yaitu :

1) Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm

2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm

3) Fase deselarasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

2. Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai

dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.

3. Kala III

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10

menit. Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit,

maka harus diberi penanganan yang lebih lanjut.


35

4. Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama observasi yang

dilakukan adalah :

a) Tingkat kesadaran penderita

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadi perdarahan

d. Partograf

World Health Organization (WHO) telah memodifikasi partograf agar

lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan

dan pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan

serviks 4 cm (Prawirohardjo,2014).

1. Cara pengisian halaman depan partograf

a) Informasi tentang ibu

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat

memulai asuhan. (tertulis sebagai: jam pada partograf) dan

perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan.

Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

b) Kesehatan dan kenyamanan janin

(1) Denyut jantung janin

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit

(lebih sering, jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak


36

dibagian atas partograf menunjukan waktu 30 menit. Skala

angka disebelah kolom menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan

memberi tanda titk pada garis sesuai dengan angka yang

menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan

titik yang lain dengan garis tidak terputus.

(2) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam

warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan

dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ.

Gunakan lambang sebagai berikut

U : Ketuban utuh (belum pecah)

J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium

D : Ketuban sudah pecah dan bercampur darah

K : Ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi

(kering)

(3) Molase (Penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras

(tulang) panggul ibu. Setiap kali melakukan pemeriksaan

dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan dikotak


37

yang sesuai dibawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-

lambang berikut :

O : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura sagitalis dengan

mudah dapat dilapisi

1 : tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan

2 : tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih dapat

dipisahkan

3 : tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan

c) Kemajuan persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk mencatat

kemajuan persalinan.

(1) Pembukaan serviks

Nilai dan catat kemajuan persalinan setiap 4 jam. Saat ibu

berada difase aktif persalinan, catat pada partograf setiap

temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda X harus dicantumkan

digaris waktu sesuai dengan lajur besarnya pembukaan

serviks. Untuk pemeriksaan pertama vase aktif pada

persalinan, pembukaan serviks harus dicantumkan pada garis

waspada, cantumkan pada tanda X pada angka yang sesuai

dengan pembukaan serviks. Dan hubungan dengan garis utuh

(tidak terputus).

(2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin


38

Dilakukan setiap kali pemeriksaan dalam (setiap 4 jam) tulis

“turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera

disisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Sebagai

contoh, jika hasil pemeriksaan adalah 4/5 maka tuliskan tanda

“O” di garis 4. Hubungkan tanda “O” dari setiap pemeriksaan

dangan garis tidak terputus.

(3) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

jika laju pembukaan 1 cm per jam. Garis bertindak tertera

sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada

jika pembukaan serviks telah melampui dan berada disebelah

kanan garis bertindak maka hal ini menunjukan perlu

dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.

d) Jam dan waktu

Waktu mulainya fase aktif. Setiap kotak dimulai satu jam

sejak dimulainnya fase aktif. Waktu actual saat pemeriksaan atau

penilaian. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan

pembukaan serviks digaris waspada. Kemudian catatkan waktu

actual pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai.

e) Kontraksi uterus

Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit raba

dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit lamanya kontraksi


39

dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam

10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan

disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil

pemeriksaan konraksi.

f) Kesehatan dan kenyamanan

Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif

persalinan. Beri tanda titik pada kolom dalam waktu yang sesuai.

Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif

persalinan.

g) Pencatatan pada lembar belakang partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mecatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi

serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala

IV (termasuk bayi baru lahir).


40
41

Gambar 1. Partograf bagian depan


42

Gambar 2. Partograf bagian belakang


43

e. Asuhan pada tahap persalinan

Menurut Walyani S.E & Purwoastuti E (2016), Memberikan asuhan

yang memadai selama persalinan dalam upaya memncapai pertolongan

yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan

sayang bayi.

Kebijakan pelayanan asuhan persalinan:

1) Semua persalinan harus dihadiri dan dipantau oleh petugas kesehatan

terlatih.

2) Rumah bersalin dan tempat rujukan dengan fasilitas memadai untuk

menangani kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal harus tersedia 24

jam.

3) Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia bagi

seluruh petugas terlatih

4) Rekomendasi kebijakan teknis asuhan persalinan dan kelahiran.

Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukkan sebagai

bagian dari persalinan bersih dna aman, termasuk hadirnnya keluarga

atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu.

1) Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi

sebagai suatu catatan atau reka medik untuk persalinan, selama

persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar

dibutuhkan. Prosedur ini hana dibutuhkan jika ada infeksi atau

penyulit.
44

2) Managemen kala III, termasuk melakukan penjepitan dan pemutusan

tali pusat secara dini, memberikan suntika oksitosin IM, melakukan

Penegangan Tali pusat Terkendali (TTP) dan segera melakukan

masase fundus, harus dilakukan pada semua persalinan normal.

3) Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi

setidak-tidaknya 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu

sudah dalam keadaan stabil. Fundus harus diperiksa selama 15 menit

selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

4) Masase fundus harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan

tonus uterus tetap baik, perdarahan minimal dan pencegahan

perdarahan.

5) Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering

diperiksa dan dimasase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga

dapat diajarkan melakukan hal ini.

6) Segera setelah lahir seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera

diselimuti dan bayi segera dikeringkan serta dijaga kehangatannya

untuk mencegah terjadinya hipotemi.

7) Obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus disediakan oleh

petugas dan keluarga.

f. Penatalaksanaan dalam proses persalinan (langka-langka dalam APN dan

IMD)

60 langkah Asuhan Persalinan Normal menurut Prawirohardjo (2014),

adalah:
45

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II.

2) Memastikan perlengkapan bahan dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempat

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih

4) Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan dengan sabun

dan air bersih yang mengalir serta mengeringkan tangan dengan

handuk sekali pakai / pribadi yang bersih.

5) Memakai sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan

dalam.

6) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan

kembali di partus set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabung suntik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari arah depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa

yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina,

perineum atau anus terkontaminasi dengan kotoran ibu,

membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan

kebelakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam

wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.

8) Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan PD untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput


46

ketuban belum pecah sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan

amniotomi.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin

0,5% kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik serta merendamnya

didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa

DJJ dalam batas normal (100-180 x/menit). Mengambil tindakan

yang sesuai jika DJJ tidak normal.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan

pastikan ia merasa nyaman).

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran.

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.

16) Membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilindungi kain tadi, letakkan


47

tangan yang lain dikepala bayi dengan lakukan tekanan yang lembut

dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar

dengan perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-

lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain

atau kasa yang bersih (langkah ini tidak harus dilakukan).

20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambila tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran

bayi

21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjnurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya

kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah

arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan

kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai dari

kepala bayi yang berada dibawah kearah perineum, memberikan

bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,

menggunakan lengan bagia bawah untuk menyangga tubuh bayi saat


48

dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk

mengendalikan siku dan tangan anterior saat keduanya lahir.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

diatas(anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya

saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan

hati-hati membantu kelahiran kaki.

25) Menilai dengan cepat (dalam 30 detik) kemudian meletakan bayi

diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi ditempat

yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan

resusitasi.

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin / IM.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan

memasang klem kedua ± 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

guntingan dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti

bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi

bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami

kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.


49

30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk memastikan adanya janin kedua.

32) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit secara IM di gluteus atau 1/3 paha kanan bagian luar

ibu setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

34) Memindahkan klem pada tali pusat.

35) Meletakan tangan diatas kain yang ada diperut ibu tepat diatas tulang

pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kotraksi

dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan

tangan yang lain

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan

kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang

berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan

uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati

untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta

tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusta dan

menunggu hingga kontraksi berikut dimulai.

37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusta kearah bawah dan kemudian kearah atas,


50

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjtukan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga

selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput

ketuban tersebut.

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

fundus menjadi keras).

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta didalam

kantung plastik atau tempat khusus.

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum, segera

manjahit laserasi yang mengalami perdarah aktif.

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air desinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.


51

44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi/steril atau

mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya didalam larutan klorin

0,5%.

47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus

dan memeriksa kontraksi uterus.

51) Mengevaluasi kehilangan darah.

52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit salama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit

selama jam kedua pascapersalinan.

53) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat

sampah yang sesuai.


52

55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkan.

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

Inisiasi menyusu dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini (IMD) sebagai salah satu dari Evidence for

the ten dteps to successful breastfeeding yang harus diketahui oleh setiap

tenagaa kesehatan. Segera setelah dilahirkan, bayi diletakkan di dada

atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi

kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan putting susu

ibunya.

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,

mempertahankan suhu bayi tetap hangat. Menenangkan ibu dan bayi

serta meregulasi pernapasan dan detak jantung. Kolonisasi bakterial di


53

kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal. Mengurangi

bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang di pakai bayi,

memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai

menyusu. Mengatur tingkat kadar gula dalam darah dan biokimia lain

dalam tubuh bayi. Mempercepat keluarnya mekonium (kotoran bayi

berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena

minum air ketuban). Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu sehinga

mengurangi kesulitan menyusu. Membantu perkembangan persyarafan

bayi (nervous system). Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat

bagi sistem kekebalan bayi. Mencegah terlewatnya puncak ‘reflek

menghisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi

tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul

kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian. Manfaat IMD bagi

ibu meningkatkan hubungan khusus ibu dengan bayi.

Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin pada masa Pandemi

1. Ibu bersalin tetap di fasyankes. Segera ke fasyankes jika sudah ada

tanda-tanda bersalin.

2. Rujukan persalinan terencana untuk ibu hamil beresiko. Saat merujuk

pasien, sesuai dengan prosedur pencegahan Covid-19

3. Ibu dengan statu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 bersalin di

rumah sakit rujukan Covid-19.

4. KB pasca salin sesuai prosedur, di utamakan menggunakan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).


54

3. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir antara 2500-4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan conginetal

(cacat bawaan) yang berat (Marmi & Rahardjo, 2015).

b. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

1) Pengkajian fisik pada bayi baru lahir

Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan

setelah dilakukan pembersihan jalan nafas atau resusitasi, pembersihan

badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan diatas tempat

tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengenal atau

menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan

kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan

kelahiran, misalnya ; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes mellitus,

eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan

bawaan pada bayi.

a) Pemeriksaan Umum

Pengukuran antropometri meliputi, pemeriksaan berat badan dan

panjang badan pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan

normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan

45-50 cm

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital


55

Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar 36,5-37,5 0C pada

pengukuran diaxila, Nadi bayi normal antara 120-140 kali permenit,

pernafasan 30-60 kali permenit

c) Menilai skor APGAR

Menurut Walyani S.E & Purwoastuti E (2016), kata APGAR

diambil dari nama belakang penemunya yaitu Virginia Apgar,

seorang ahli aak sekaligus ahli anastesi. Skor ini dipublikasikannya

pada tahun 1952. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr.

Josep Butterfield membuat akronomi dari kata APGAR yaitu

Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (respons

refleks), Activity (tonus otot) dan Respiration (pernapasan).

Evaluasi ini digunakan mulai 5 menit pertama sampai 10 menit.

Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan dalam skala skor

0-2.

Tabel 3. Apgar Score

Tanda 0 1 2
Appearance Blue Body pink, All Pink (seluruh tubuh

(warna kulit) (seluruh Limbs (Tubuh kemerahan)

tubuh biru kemerahan,

atau pucat) ekstremitas biru)


Pulse Absent

(denyut (tidak ada) <100 >100

jantung)
Grimace None Grimance Cry (reaksi melawan,

(Refleks) (Tidak (Sedikit menangis)


56

Bereaksi) Gerakan)
Activity Limp Some Felxion of Active Movement,

(Tonus otot) (Lumpuh) Limbs limbs well flexed

(Ektresmitas (Gerakan aktif,

sedikit fleksi) ekstremitas fleksi

dengan baik)
Repiratory None Slow, irregular Good, Strong Cry

Effart (Tidak ada) (Lambat, tidak (Menangis Kuat

(Usaha teratur)

bernafas)
(Walyani S.E & Purwoastuti E, 2016).

Klasifikasi nilai Apgar :

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik

Nilai 4-6 menunjukkan bahwa bayi mengalami depresi sedang dan

membutuhkan tindakan resusitasi

Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

d) Melakukan resusitasi neonates

e) Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu

pendek dan harus diawasi setiap hari

f) Memberikan identifikasi bayi dengan memberi kartu bertuliskan

nama ibu, diikatkan di pergelangan tangan atau kaki

g) Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital

h) Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik)

atau dalam incubator jika ada indikasi


57

i) Menentukan tempat perawatan. Rawat gabung, rawat khusus atau

rawat intensif

j) Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang

diturunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung

diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.

2) Tujuan pengkajian fisik pada bayi baru lahir

a) Untuk mendeteksi kelainan-kelainan. Pemeriksaan awal pada bayi

baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan

untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan diagnose

untuk persalinan yang berisiko tinggi.

b) Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan pada

keluarga. Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas

harus dapat menjelaskan kepada keluarga, karena apabila keluarga

menemukannya dikemudia hari, akan menimbulkan dampak yang

tidak baik dan menganggap dokter atau petugas kesehatan tidak

bisa mendeteksu kelainan pada bayinya.

3) Tafsiran Maturnitas Neonatus

Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus

sangat penting karena :

a) Pengetahuan ini penting untuk penatalaksanaan tiap neonatus

terutama bayi BBLR serta individu

b) Faktor masturasi bayi sangat berpengaruh pada mordibitas dan

mortalitas perinatal
58

c) Pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat

perkembangan bayi premature

d) Penelitian fisiologis neonatus dilakukan dengan

mempertimbangkan lamanya masa gestasi

c. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Indikator pemantauan tumbuh kembang neonates, bayi, balita dan

anak prasekolah. Untuk meramal pola tumbuh kembang individu tidak

terlepas dari indicator tumbuh kembang yang dimiliki individu

bersangkutan. Indicator tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Kondisi Keluarga

Peran keluarga sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan

perkembangan anak. Anak akan mewarisi sifat-sifat khusus dari

orang tuannya.

2) Nutrisi (Gizi)

Anak yang memperoleh asupan makanan yang bergizi, proses

pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik dibandingkan dengan

anak yang kekurangan gizi.

3) Perubahan emosional

Emosi akan menyebabkan produksi hormone adrenalin meningkat.

Akibatnya, produksi hormone pertumbuhan yang dihasilkan oleh

kelejar pituitary akan terhambat. Pertumbuhan anak yang cenderung

serius dengan emosi yang labil akan terlambat dibandingkan dengan

anak-anak yang penuh dengan keceriaan.


59

4) Jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan

anak perempuan pada usia 12-15 tahun, karena jumlah tulang dan

ototnya lebih banyak. Akan tetapi jenis kelamin bagi anak 0-1 tahun

belum menunjukkan perbedaan nyata karena sistem hormonalnya

belum tumbuh dengan baik.

5) Suku bangsa

Suku bangsa akan mempengaruhi variasi ukuran tubuh individu.

6) Intelegasi

Anak-anak dengan intelegasi tinggi cenderung memiliki tubuh lebih

tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan anak-

anak yang memiliki intelegasi rendah.

7) Status sosial ekonomi

Tubuh anak yang dibesarkan dengan kondisi sosial ekonomi yang

kurang, cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak

yang kondisi sosial ekonominya cukup terjamin.

8) Tingkat kesehatan

Anak yang dibesarkan dengan tingkat kesehatan yang baik dan

jarang sakit akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang

sering sakit-sakitan.

9) Fungsi kelenjar hormone thyroxin


60

Jika individu mengalami kekurangan (defisiensi) hormone thyroxin

akan menyebabkan kekerdilan (kreatisme). Sebaliknya, jika

kelebihan hormone akan betubuh raksasa (gigantisme).

10) Keadaan dalam kandungan ibu

d. Penanganan Bayi Baru Lahir

1) Resusitasi Neonatus

Resusitasi neonatus tidak rutin dilakukan pada semua bayi baru

lahir. Akan tetapi, penilaian untuk menentukan apakah bayi

memerlukan resusitasi harus dilakukan pada setiap neonatus oleh

petugas terlatih dan kompeten dalam resusitasi neonatus. Pada bayi

sehat dengan napas spontan, tonus otot baik dan ketuban jernih, tidak

dilakukan resusitasi tetapi tetap harus dilakukan perawatan rutin.

Bila bayi gagal bernapas spontan, hipotonus,atau ketuban keruh

bercampur mekonium, maka harus dilakukan langkah-langkah

resusitasi (Prawirohardjo,2014).

2) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,

mengandalikan suhu tubuh lebih baik dibandingkan dengan

incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan

mencagah infeksi nosokomial. Kontak kulit dengan kulit juga

membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih

baik. Dengan demikian berat badan bayi cepat meningkat. Bagi ibu,

IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormone oksitosin,


61

prolaktin dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara

ibu dan bayi (Prawirohardjo,2014)

3) Pengikatan dan Pemotongan Tali Pusat

Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan

dilakukan secara luas di seluruh dunia. Cuci tangan dengan sabun

dan air bersih sebelum mengikat dan memotong tali pusat. Tali pusat

diikat pada jarak 2-3 cm dari kulit bayi, dengan menggunakan klem

yang terbuat dari plastic atau menggunakan tali yang bersih (lebih

baik bila steril) yang panjangnya cukup untuk membuat ikatan yang

cukup kuat (± 15 cm). Kemudian tali pusat dipotong pada ± 1 cm di

distal tempat tali pusat diikat, menggunakan instrumen yang steril

dan tajam. Penggunaan instrument yang tumpul dapat meningkatkan

resiko terjadinya infeksi karena terjadi trauma yang lebih banyak

pada jaringan (Prawirohardho, 2014)

4) Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam

minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada

neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat ialah menjaga

agar tali pusat tetap kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun dan

air bersih sebelum merawat tali pusat. Bersihkan dengan lembut kulit

disekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan

longgar atau tidak terlalu rapat dengan kasa steril (Prawirohardjo,

2014).
62

Berdasarkan penelitian Reni, dkk (2018) terdapat perbedaan yang

signifikan antara perawatan tali pusat terbuka dan kasa kering

dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Responden

yang tali pusatnya dirawat dengan perawatan terbuka memiliki

peluang pelepasan tali pusat 1-7 hari dibandingkan dengan

responden yang tali pusatnya dirawat dengan kasa kering.

Hasil penelitian Sulasikin, N & Suharni, (2014) yang

menyatakan ada hubungan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir

dengan lama lepas tali pusat. Diharapkan bagi bidan tidak hanya

konseling tentang perawatan tali pusat tetapi juga melakukan

demonstrasi.

5) Profilaksis Mata

Pemberian antibiotik profilaksis pada mata terbukti dapat

mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering

digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1 %, salep mata eritromisin

dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk

mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak

dianjurkan lagi karena sering terjadi efek samping berupa iritasi dan

kerusakan mata (Prawirohardjo, 2014)

6) Pemberian Vitamin K

Departemen Kesehatan telah membuat kebijakan nasional yang

berisi semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1

(fetomenadion).
63

a) Jenis vitamin K yang digunakan adalah Vitamin K1.

b) Vitamin K1 diberikan intramuscular atau oral.

c) Dosis untuk semua bayi

d) Intramuscular, 1 mg dosis tunggal

e) Oral, 3 kali 2 mg, diberikan pada waktu bayi lahir, umur 3-7

hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan.

f) Bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K1 secara

oral.

g) Penyediaan vitamin K1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul, dosis oral

2 mg/tablet yang dikemas dalam bentuk strip 3 tablet atau

kelipatannya.

h) Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan sebagai

program nasional.

Pemberian vitamin K1 baik secara intramuscular maupun oral

terbukti menurunkan insiden PDVK (Perdarahan akibat defisiensi

vitamin K1). (Prawirohardjo, 2014).

7) Memandikan bayi

Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat, bayi belum

lepas dari tali pusat atau dalam perjalanan tidak perlu dipaksakan

mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air hangat

untuk memastikan bayi tetap segar dan bersih.

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir pada masa Pandemi


64

1. Bayi dari ibu yang bukan ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19

tetap mendapat pelayanan Neonatal Esensial saat lahir.

2. Bayi dari ibu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 tidak dilakukan

IMD, pelayanan neonatal esensial lainnya tetap diberikan.

3. Bayi dari ibu HbsAg reaktif dan terkonfirmasi Covid-19 dan bayi

klinis sakit, pemberian vaksin hepatitis B ditunda sampai klinis bayi

baik.

4. Pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK)

dilakukan setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasyankes.

(Idealnya pada 48-72 jam setelah lahir).

5. KN1 dilakukan di fasyankes, KN 2 dan KN 3 dilakukan dengan

metode kunjungan rumah atau pemantauan dengan media online.

6. Segera ke fasyankes bila ada tanda bahaya pada bayi baru lahir.

4. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau

puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan

6 minggu (42 hari) setelah itu (Walyani S. E & Purwoastuti E, 2015)

b. Tujuan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

2) Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu maupun bayinya


65

3) Memberikan Pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan

bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan KB

c. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1) Gizi

Gizi pada ibu menyusui atau nifas berkaitan dengan produksi air susu

ibu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan

kalori selama menyusui proposional dengan jumlah air susu ibu yang

dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibandingkan selama

hamil. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 kalori ketika

menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan

aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh dan proses produksi

asi. Ibu nifas juga harus mendapatkan Vitamin A (200.000 unit).

Menurut Durianti, dkk (2015) bahwa Vitamin A nifas bermanfaat

untuk meningkatkan kuantitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh,

untuk mempercepat proses involusi uteri.

2) Ambulasi Dini

Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah kebijakan

untuk selekas mungkin untuk membimbing klien keluar dari tempat

tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Klien sudah

diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.

3) Eliminasi
66

a) Miksi

Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4

jam. Ibu diusahakan dapat buang air kecil sendiri, bila tidak

dilakukan dengan tindakan :

(1) Dirangsang dengan mengalirkan air kran didekat denga klien

(2) Mengompres air hangat diatas simpisis

(3) Saa site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK

b) Defekasi

Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika

klien pada hari ketiga belum juga bisa buang air besar maka diberi

laksan supositoria dan minum air hangat. Agar dapat buang air

besar secara teratur. Dapat dilakukan dengan diet teratur,

pemberian cairan yang banyak atau ambulasi yang baik.

4) Kebersihan Diri

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.

Oleh karena itu, keberishan diri sangat penting untuk mencegah

terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat, tidur dan

lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.

5) Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan

ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, yaitu :

a) Mengurangi jumlah asi yang diproduksi


67

b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri.

6) Seksual

Hubungan seksual aman dilakukan ketika darah telah berhenti.

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomy telah sembuh dan lochea telah berhenti. Sebaiknya

hubungan seksual ditunda sampai 40 hari karena pada saat itu

diharapkan seksual ditunda sampai 40 hari karena pada saat itu

diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.

7) Latihan Senam Nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula pada 6

minggu. Oleh karena, ibu akan berusaha memulihkan dan

mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari

pertama melahirkan sampai dengan hai kesepuluh.

Tujuan senam nifas adalah :

a) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu

b) Mempercepat proses involusi uterus

c) Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut

dan perinium

d) Memperlancar pengeluaran lochea


68

e) Membantu mengurangi rasa sakit

f) Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas

g) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan

persalinan.

(Walyani S. E & Purwoastuti E, 2015)

d. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi

posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara

umbilicus dan simpisis, atau sedikit lebih tinggi. Kontraksi adalah

sama dengan kontraksi sewaktu persalinan, hanya saja sekarang

tujuannya berbeda. Sebagaimana diketahui, ketika uterus

berkontraksi, seorang wanita akan merasakan mules. Inilah yang

disebut nyeri setelah melahirkan. Hal ini akan berlangsung 2

hingga 3 hari setelah melahirkan.

Proses involusi uterus adalah proses pengembalian uterus

kekeadaan sebelum hamil.

Tabel 4. Involusi Uteri

Berat
Keadaan
Involusi TFU Uterus
Seviks
(gr)
Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000
Uri Lahir 2 jari di bawah 750 Lembek
69

pusat
Satu minggu Pertengahan 500 Beberapa

pusat-sympisis hari setelah


Dua minggu Tak teraba 350
postpartum
diatas sympisis
Enam Minggu Bertambah 50-60 dapat dilalui

kecil/Tidak 2 jari, akhir

teraba minggu

pertama

dapat

dimasuki 1

jari

b) Lochea

Berikut ini adalah beberapa jenis lochea yang terdapat pada wanita

pada masa nifas :

(1) Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah

segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik

caseosa, lanugo, meconium selama 2 hari pasca persalinan.

(2) Lochea sanguinolenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar

pada hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan

(3) Lochea serosa


70

Warna lebih pucat dari lochea rubra. Cairan tidak berdarah

lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan.

(4) Lochea alba

Dimulai pada hari ke-14 keadaan makin lama makin sedikit

hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu

berikutnya.

c) Perinium

Perinium adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya setelah

melahirkan, perinium menjadi agak bengkak/edema dan mungkin

ada luka jahitan bekas robekkan atau episitomi, yaitu sayatan

untuk memperluas pengeluaran bayi.

d) Vulva dan vagina

Dalam beberapa hari pertama sesudah proses melahirkan vulva

dan vagina dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu melahirkan

vulva dan vagina kembali pada keadaan semula dan rugae dalam

vagina berangsur angsur muncul kembali.

2) Perubahan Sistem Pencernaan

Beberapa hal yang berhubungan dengan perubahan pada system

pencernaan, antara lain :

a) Nafsu makan

Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal

usus kembali normal. Meskipun kadar estrogen dan progesterone


71

menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami

penurunan selama 1-2 hari.

b) Mortalitas

Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna dan

anastesi bisa memperlambat pengembalian tonus ke keadaan

normal.

c) Pengosongan usus

Ibu sering mengalami konstipasi hal ini disebabkan tonus otot

usus menurun selama proses persalian dan awal masa postpartum,

diare sebelum persalinan, kurang makn, dehidrasi, hemoroid

ataupun laserasi jalan lahir.

3) Perubahan Sistem Perkemihan

Fungsi ginjal kembali normal pada waktu 1 bulan setelah malahirkan.

Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36

jam sesudah melahirkan.

4) Perubahan Sistem Muskuloskletal

Adaptasi system muskulokeletal pada masa nifas, meliputi :

a) Dinding perut dan peritonium

Dinding perut akan longgar pascapersalinan akan pulih dalam

waktu 6 minggu.

b) Kulit abdomen

Selama hamil kulit abdomen akan melebar, melonggar dan

mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dinding abdomen


72

akan kembali normal dalam beberapa minggu pasca persalinan

dengan latihan post natal.

c) Striae

Striae pada dinding abdomen tidak akan menghilang sempurna

melainkan akan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat

dilastasi muskulus rectum abdominis pada ibu postpartum dapat

dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak

kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama

pengembalian tonus otot menjadi normal.

e. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit 4

kali melakukan kunjungan pada masa nifas :

1) Kunjungan Nifas 1 (6-8 jam setelah persalinan)

a) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

memberikan rujukan bila perdarahan berlanjutan

c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota

keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri

d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu

e) Megajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.


73

2) Kunjungan Nifas 2 (6 hari setelah persalinan)

a) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal dan

tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca

melahirkan

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,

cara merawat tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat.

3) Kunjungan nifas 3 (2 minggu setelah persalinan)

Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)

4) Kunjungan nifas 4 (6 minggu setelah persalinan)

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau

bayinya

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Walyani S.E & Purwoastuti E, 2015)

f. Asuhan Komplementer Nifas

Bakera (Mandi uap herbal)

Bakera atau mandi uap herbal menurut Watuseke dalam Zumsteg dan

Weckerle (2007), yaitu mandi uap tradisional dengan berbagai tanaman

herbal atau obat-obatan untuk perawatan ibu setelah melahirkan atau


74

dimasa nifas. Bakera merupakan budaya atau tradisi yang dilakukan secara

turun temurun oleh masyarakat Sulawesi utara setelah melahirkan setelah

melahirkan atau di masa nifas. Ibu yang baru melahirkan dapat

mengembalikan kondisi fisik dan psikis ibu seperti sebelum hamil atau

melahirkan dengan cara tradisional mandi uap. Sebelum melakukan

pastikan ibu dalam keadaan umum baik /sehat, tekanan darah antara 110-

120 mmHg, suhu badan < 37°C, konjungtiva tidak anemis.

Tujuan

1) Melegakan saluran pernafasan

2) Meningkatkan stamina

3) Meningkatkan imunitas

4) Mengurangi ketegangan otot

5) Membantu memperlancar sirkulasi darah

6) Meningkatkan kualitas tidur

Rempah – rempah

1) Jahe

Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat

jahe, antara lain:

a) Menurunkan tekanan darah

b) Membantu pencernaan

c) Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah

penggumpalan darah

d) Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin.


75

e) Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan

membantu mengeluarkan angina.

f) Mengandung antioksidan yang membantu menetralkan dari efek

merusak yang disebabkan oleh radikal bebas.

2) Jeruk nipis

Manfaat :

a) Meningkatkan antibody

b) Membantu pencernaan

c) Membantu fungsi hati

d) Meningkatkan kalium

e) Meningkatkan metabolisme

3) Sereh

Sereh merupakan rempah-rempah kaya vitamin A dan C, asam folat,

magnesium, zing, besi, kalium, fosfor, kalsium.

Manfaat :

a) Membantu system pencernaan

b) Menurunkan kadar gula

c) Mengatasi stress

d) Menurunkan kolestrol

e) Mengobati flu dan pilek

4) Kayu manis

Membantu memperbaiki system pernafasan, selain itu sifat

antiinflamasi dapat menghilangkan sakit kepala dan nyeri otot.


76

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas dan Ibu Menyusui pada masa Pandemi

1 Ibu nifas dengan keluarga harus memahami tanda bahaya masa nifas.

Jika ada resiko atau tanda bahaya, periksakan ke tenaga kesehatan.

2 KF1 dilakukan di fasyankes, KF2, KF3, dan KF4 dilakukan dengan

metode kunjungan rumah atau dengan pemantauan media online.

3 Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, pompa ASI, atau

botol.

4 Gunakan masker saat menyusui.

5 Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian keluarga berencana

Keluarga berencana merupakan suatu usaha suami-istri untuk

mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-

laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilitasi) atau mencegah telur

yang sudah dibuahi untuk berimplementasi (melekat) dan berkembang di

dalam rahim (Walyani S.E & Purwoastuti E, 2015)

b. Macam-Macam Alat Kontrasepsi

Menurut Mandang J, dkk. (2016), ada beberapa macam alat kontrasepsi

yaitu:

1) Metode Kontrasepsi Sederhana

a) Tanpa Alat
77

(1) Metode KB alamia

(a) Metode Kalender

Metode kalender atau dikenal sebagai metode Knaus-

Ogino bergantung pada perhitungan hari untuk

memperhitungkan waktu terjadinya fase subur. Wanita

harus mengetahui periode menstruasi sehingga dapat

memprediksi waktu akan berovulasi.

(b) Metode Ovulasi

Metode ini mengharuskan wanita untuk mengecek pola

lendir serviks selama siklus menstruasi. Sebelum ovarium

melepas telur, wanita akan mengeluarkan lebih banyak

lendir yang lebih encer dari biasanya.

(c) Metode Suhu Basal Tubuh

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai

oleh tubuh pada waktu istirahat/tidur. Suhu basal dapat

diketahui dengan melakukan pengukuran suhu tubuh

dengan menggunakan termometer basal secara oral, per

vagina atau melalui dubur selama 5 menit

(d) Metode Gejala Suhu

Suhu tubuh akan turun pada 12 hingga 24 jam sebelum

telur dilepaskan dari ovarium. Tetapi turunnya suhu tubuh

tidak terlalu signifikan yakni hanya 1 derajat saja dari suhu


78

tubuh semula. Kemudian suhu tubuh akan naik kembali

setelah telur sudah dilepaskan

(e) Metode Amenore Laktasi (MAL)

Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode

kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian air

susu ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberika ASI

saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.

Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin semakin

meningkat sehingga hormon gonadotropin melepas hormon

penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan

mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

Mandang J, dkk. (2016).

b) Dengan Alat

(1) Mekanis

(a) Kondom laki-laki dan perempuan

Kondom merupakan selubang karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil)

atau bahan alami (produksi hewani).

(b) Diafragma

Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan

sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar

sperma tidak masuk kedalam rahim. Diafragma dipasang

sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang


79

sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.

Mandang J, dkk. (2016)

(c) Kap Serviks

Cervical caps atau kap serviks adalah kap karet yang

lembut berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang

diinsersikan kedalam vagina kira-kira 6 jam sebelum

berhubungan seksual ( tetapi tidak lebih dari 3 hari setelah

hubungan seks).

(2) Kimiawi

(a) Sediaan spermisida

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung

bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma.

2) Kontrasepsi Modern (Hormonal)

a) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Mekanisme kerja:

(1) Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam

vacum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi

terganggu

(2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang

menyebabkan terhambatnya implantasi

(3) Gangguan/ terlepasnya blastocystyang telah berimplantasi

didalam endometrium

(4) Pergerakan ovum yang semakin cepat didalam tuba fallopii


80

(5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri

(6) AKDR juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur

(mencegah fertilisasi)

(Mandang J, dkk, 2016)

b) Pil Kombinasi

Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi antara

estrogen dan progesteron dimana pil kombinasi ini dibagi menjadi

beberapa jenis yaitu:

(1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang

mengandung hormon aktif estrogen / progestin dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

(2) Bifaasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan dua dosis

yang berbeda, denga 7 tablet tanpa hormon aktif

(3) Trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung

hormon aktif estrogen/progestin denga 3 dosis yang berbeda

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

(a) Pil Kontrasepsi Progestin-tunggal

Pil progestin/ mini pil adalah pil yang hanya mengandung

progesteron saja.

(b) Kontrasepsi pasca-coitus darurat


81

Sediaan yang mengandung dietilstilbestrol (DES) atau

estrogen dosis tinggi, dapat mencegah kehamilan jika

diberikan segera setelah koitus yang tidak dilindungi.

c. Indikasi Dan Kontraindikasi

1) Kontrasepsi Suntikan Hormonal

a) Indikasi

(1) Usia reproduksi

(2) Telah memiliki anak

(3) Ingin mendapatkan kontrasepsi yang tinggi efektifitasnya

(4) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

(5) Pasca persalinan dan tidak menyusui

(6) Anemia

(7) Nyeri haid hebat

b) Kontraindikasi

(1) Hamil atau diduga hamil

(2) Menyusui debawah 6 minggu pasca persalinan

(3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

(4) Penyakit hari akut (virus hepatitis)

(5) Usia > 35 tahun yang merokok

(6) Waktu mulai menggunakan suntik kombinasi

c) Keuntungan dan kerugian

Keuntungan : tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual, tidak

dilakukan pemeriksaan dalam, efek samping kecil, mencegah


82

anemia, mencegah penyakit payudara jinak, kista ovarium dan

kehamilan ektopik

Kerugian : terjadi penambahan berat badan, terlambat kesuburan,

tidak menjamin perlindungan untuk PMS, bergantung ada sarana

pelayanan (harus kembali suntikan), terjadi gangguan siklus haid

seperti haid tidak teratur dan tidak haid sama sekali.

(Mandang J, dkk, 2016)

B. Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney Dan

Pendokumentasian SOAP

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

1) Pengertian

Asuhan antenatal atau antenatal care adalah asuhan yang di berikan

pada ibu hamil sejak dimulai konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi.

Asuhan antenatal secara ideal dimulai segera setelah ibu pertama kali
83

terlambat menstruasi, untuk memastikan keadaan kesehatan ibu dan

janinnya (Walyani S.E & Purwoastuti E,2015).

b. Tujuan

1. Memantau kemajuan kehamilan, untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

fisik, maternal dan sosial ibu dan janin.

2. Mengenali secara dini kriteria normal atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan

3. Mengenali secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif.

(Walyani S.E & Purwoastuti E, 2015).

c. Langkah-langkah

1) Langkah I mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai

keadaan pasien secara keseluruhan

(1) Anamnesa

(a) Identitas

Nama, Umur, Pekerjaan, Agama, dan Alamat

(b) Keluhan utama


84

Sadar/tidak akan memungkinkan hamil, apakah semata-mata

ingin periksa hamil, atau ada keluhan/masalah lain yang

dirasakan

(c) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan sekarang meliputi HPHT dan apakah

normal, gerak janin (kapan mulai di rasakan dan apakah ada

perubahan yang terjadi), masalah atau tanda-tanda bahaya,

keluhan-keluhan lazim pada kehamilan, penggunaan obat-

obatan (termasuk jamu-jamuaan), kekhawatiran-kekhawatiran

lain yang dirasakan oleh ibu.

(d) Riwayat kebidanan yang lalu

Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, anak yang

lahir hidup, persalinan aterem, persalinan prematur, keguguran

atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan

(forceps, vakum, atau operasi seksio sesaria), riwayat

pendarahan pada kehamilan, persalinan, atau nifas sebelumnya,

kehamilan dengan tekanan darah tinggi, berat badan bayi

<2.500 gram atau >4.000 gram.

(e) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat

dahulu dan sekarang seperti masalah-masalah cardiovaskuler,

hipertensi, diabetes, malaria, PMS, atau HIV/AIDS. Dan lain-

lain.
85

(f) Riwayat Sosial dan Ekonomi

Riwayat social dan ekonomi meliputi status perkawinan,

respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB,

dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,

gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, kebiassaan hidup

sehat, merokok dan minum minuman keras, mengkonsumsi

obat terlarang, beban kerja dan kegiatan sehari-hari, tempat dan

petugas kesehatan yang ingin untuk membantu persalinan

(g) Pemeriksaan umum

Keadaan umum dan kesadaran penderitaan

Compos mentis (kesadaran baik), ganguuan kesadaran (apatis,

samnolen, spoor, koma).

(1) Tekanan darah

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg, hati-

hati adanya hipertensi / preeklamsi.

(2) Nadi

Nadi normal adalah 60 sampai 100x/menit. Bila abnormal

mungkin ada kelainan paru atau jantung.

(3) Suhu badan

Suhu badan abnormal adalah 36,50C sampai 37,50C. Bila

suhu lebih tinggi dari 37,50C kemungkinan ada infeksi.

(4) Tinggi badan


86

Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari

145cm ada kemungkinan terjadinya cepalo pelvic

disproposian (CPD).

(5) Berat badan

Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang,

perlu mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan

terjadi penyulit perhatian khusus karena kemungkinan

terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak

boleh dari 0,5 kg per minggu.

a. Pemeriksaan Kebidanan menurut Walyani E. (2015):

(1) Pemeriksaan Luar

(a) Inspeksi

Muka : periksa palpebra (gejala oedema),

konjungtiva (anemia) dan sclera (ikterus).

Mulut : karies, tonsillitis atau faringitis (sumber

infeksi).

Jantung : bila tampak sesak, kemungkinan ada

kelainan jantung yang dapat

menimbulkan resti bagi ibu maupun

bayinya.

Payudara : bentuk payudara, benjolan, pigmentasi

putting susu. Palpasi bila ada benjolan

(tumor mamae) dan colostrum.


87

Abdomen : pembesaran perut, pigmentasi di linea

alba, gerakkan anak atau kontraksi

rahim, adakah striae atau luka bekas

operasi.

Tangan dan tungkai : inspeksi pada tangan dan jari

untuk melihat adanya oedema

dan varices. Bila terjadi

oedema pada tempat-tempat

tersebut kemungkinan

terjadinya preeklamsia.

Vulva : untuk mengetahui adanya oedema, varices,

keputihan, perdarahn, luka, cairan yang

keluar dan sebagainya.

(b) Palpasi

Palpasi yaitu pemeriksaan kehamilan pada abdomen

dengan menggunakan smanuver leopold untuk

mengetahui keadaan janin didalam abdomen.

Leopold I : TFU, bagian yang berada pada fundus

Leopold II : Letak janin melintang atau memanjang,

punggung kanan atau kiri.

Leopold III: bagian janin yang ada di bawah

Leopold IV: sudah masuk PAP atau belum

(c) Auskultasi
88

Dengan menggunakan stetoskop monoaurel atau

Dopler untuk mengetahui DJJ (setelah umur

kehamilan 18 minggu). DJJ normal 120 sampai 160

per menit).

(d) Perkusi

Melakukan pengetukan pada daerah patella untuk

memastikan adanya refleks pada ibu.

(2) Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam (PD) dilakukan oleh dokter/bidan

pada usia kehamilan 34 sampai 36 minggu untuk

primigravida atau 40 minggu pada multigravida dengan

janin besar. Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan

serviks, ukuran panggul, dan sebagainya.

(3) Pemeriksaan Penunjang

(a) Pemeriksaan lab: protein urine, glukosa urine dan

Hemoglobin (Hb)

(b) Pemeriksaan Ultrasonografi

Walyani E, (2015).

2) Langkah II : Inteprestasi Data Dasar

Setelah pengkajian data ibu dan janin selesai, langkah selanjutnya

menentukan diagnosis. Ada empat kemungkinan diangnosis pada ibu

hamil yaitu :

a) Hamil normal (sertakan usia kehamilan)


89

b) Hamil normal dengan masalah khusus (keluarga, masalah

psikososial, KDRT, masalah keuangan dan lain – lain)

c) Hamil dengan penyakit atau komplikasi (hipertensi, anemia,

preeklamsi, pertumbuhan dan perkembanan janin terlambat, infeksi

saluran kencing, penyakit kelamin dan lain – lain), kondisi ini

merupakan tindakan rujukan untuk konsultasi penanganan

bersama.

d) Hamil dengan keadaan darurat (perdarahan, eklamsi, KPD dan lain

– lain) memerlukan tindakan rujukan segera.

Diagnosa : G2P1A0 hamil 16 minggu normal dengan wasir berdarah.

Masalah : wanita tersebut tidak mengigikan kehamilannya

Kebutuhan : konseling dan rujukan segera

3) Langkah III : mengidentifikasi diangnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan massalah yang sudah teridentifikasi

Contoh : seorang wanita datang ke ruangan KIA dengan wajah pucat,

keringat dingin, tampak kesakitan, mules – mules hilang timbul, cukup

bulan pemuaian perut sesuai hamil

4) Langkah IV : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera. Diperlukan konsultasi, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.

5) Langkah V : merencanakan asuhan yang menyeluruh


90

Langkah ini ditentukan oleh hasil pengkajian data pada langkah

sebelumnya.

Rencana asuhan umum yang menyeluruh dan harus diberikan pada ibu

hamil antara lain sebagai berikut ;

a) Jelaskan kondisi kehamilan dan rencana asuhan yang akan

diberikan

b) Diskusikan jadwal pemeriksaan dan hasil yang diharapkan.

c) Jelaskan pada ibu bila diperlukan pemeriksaaan khusus / ke tenaga

ahli / fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

d) Beritahu beberapa hal / atau gejala klinis penting dalam kehamilan

yang menyebabkan ibu harus segera melakukan kunjungan ulang.

e) Pastikan ibu mengerti informasi dan hasil pemeriksaan/ diagnosis

serta penatalaksanaanya.

f) Berikan kartu ibu, antar ibu keluar dan ucapkan salam.

6) Langkah VI : pelaksanaan perencanaan

Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilaksanakan oleh bidan, sebagian

oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Kolaborasi

dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi. Manajemen yang

efisien berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan mutu

asuhan.

7) Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan, apakah telah memenuhi kebutauhan asuhan yang telah


91

teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Didalam

pendokumentasian/catatan asuhan dapat diterapkan daam bentuk

SOAP

S : Data Subjektif

Data dari pasien didapat dari anamnesa

O : Objektif

Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan

pendukung lain, juga catatan medik lain

A: Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat

kesimpulan :

1. Diagnosa

2. Antisipsi diagnose /masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera

P : Planning/Perencanaan

Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan

(implementasi). Evaluasi rencana didalamnya termasuk :

a. Asuhan mandiri

b. Kolaborasis

c. Tes diagnostic/lab

d. Konseling

e. Follow up

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil pada masa Pandemi


92

1. Pemeriksaan kehamilan pertama oelag dokter untuk skrining faktor resiko,

buat janji agar tidak menunggu lama.

2. Tunda pemeriksaan kehamilan trimester II (dapat melalui tele konsultasi

klinis) kecuali ada tanda bahaya.

3. Pemeriksaan kehamilan trimester III harus dilakukan 1 bulan sebelum

taksiran persalinan.

4. Pengisian stiker P4K dipandu bidan, perawat atau dokter melalui media

komunikasi.

5. Pelajar buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

mengenali tada bahaya.

6. Memeriksa sendiri dirinya, segera ke fasyankes jika ada risiko atau tanda

bahaya.

7. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu.

8. Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitung gerakan janin (minimal 10

gerakan per 20 jam).

9. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi postif Covid-19 tidak

diberikan tablet tambah darah karena memperburuk komplikasi yang

diakibatkan kondisi covid-19.

10. Tunda kelas ibu hamil atau mengikuti kelas ibu hamil secara online.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Pengertian

Asuhan kebidanan pada intranatal adalah proses pemecahan masalah

pada masa intranatal yang digunakan sebagai metode untuk


93

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

keterampilan yang berfokus pada klien.

b. Tujuan

Memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan

terstandar pada intranatal dengan memperhatikan riwayat ibu selama

kehamilan, kebutuhan dan respon ibu serta mengantisipasi resiko yang

terjadi selama proses persalinan.

c. Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP)

1) Langkah I : Tahap Pengumpulan Data

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap. Data diperoleh melalui :

a) Anamnese : Biodata, data demografi, riwayat kesehatan termasuk

faktor herediter dan kecelakaan, riwayat menstruasi, riwayat

obstetric dan ginekologi termasuk nifas dan laktasi, bio-psiko-

spritual, pengetahuan klien.

b) Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan Tanda-Tanda Vital

c) Pemeriksaan khusus

1) Inspeksi

2) Palpasi

3) Auskultasi

4) Perkusi

d) Pemeriksaan penunjang
94

1) Laboratorium

2) Diagnose lain USG, radiologi

e) Catatan terbaru dan sebelumnya

Data yang terkumpul ini sebagai data dasar untuk intepretasi

kondisi klien untuk menentukan langkah berikutnya.

2) Langkah II : Intepretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau

diagnose berdasarkan intepretasi yang benar atas data dasar yang telah

dikumpulkan. Dirumuskan diagnose yang spesifik, masalah psikososial

berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita tersebut.

Diagnosa : G2P1A0, hamil 39 minggu,In partu Kala I,Fase aktif

Masalah : Wanita tersebut tidak mengingikan kehamilan ini

Kebutuhan : Konseling atau rujukan konseling.

3) Langkah III : Mengidentifikasi Diagnose atau Masalah Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan diagnose masalah yang sudah teridentifikasi.

Contoh : Seorang wanita masuk kamar bersalin dengan pemuaian

uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan

penyebab pemuaian uterus yang berlebihan ini, misalnya hidramnion,

makrosomi, kehamilan ganda, ibu diabetes dan lain-lain.

4) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik

oleh bidan maupun dokter untuk melakukan konsultasi, kaloborasi

dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien


95

Langkah ini mencerminkan kesinambunggan dari proses manajemen

kebidanan. Manajemen ini berlaku baik asuhan primer periodic dan

pada antenatal juga selama wanita tersebut bersama bidan, misalnya

pada masa intranatal. Data baru harus terus menerus dikumpulkan dan

dievaluasi. Beberapa data mengindikasikan bidan harus segera

bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi (misalnya perdarahan

antepartum, perdarahan postpartum, distosia bahu atau pada bayi yang

lahir dengan nilai APGAR yang rendah). Beberapa kasus

mengidentifikasikan situasi yang membutukan segera sambil

menunggu tindakan dokter.

5) Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Yang Komprehensif

Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi yang sudah

teridentifikasi atau setiap masalah tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang terjadi berikutnya, apakah

dia membutuhkan penyuluhan, konseling atau rujukan bila ada

masalah yang berkaitan dengan aspek social-kultural, ekonomi atau

psikologi. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah

pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat efektif.

a) Rencana Asuhan Pada Kala I

(1) Bantulah ibu dalam masa persalinan jika ia tampak gelisah,

ketakutan dan kesakitan.

(a) Berilah dukungan dan yakinkan dirinya


96

(b) Berikan informasi mengenai proses dari kemajuan

persalinannya

(c) Dengarkan keluhan dan cobalah lebih sensitive.

(2) Jika ibu tersebut tampak kesakitan dukungan/ asuhan yang

dapat diberikan :

(a) Lakukan perubahan posisi

(b) Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin

ditempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring

(c) Sarankan ibu untuk berjalan

(d) Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya)

untuk memijat atau menggosok punggungnya

(e) Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai

kesanggupannya

(f) Ajarkan kepadanya teknik bernafas : ibu diminta untuk

menarik nafas panjang, menahan nafas sebentar kemudian

dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa

kontraksi

(3) Penolong menjaga hak privasi ibu dalam persalinan anatara lain

menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang

lain tanpa sepengetahuan atau seijin ibu.

(4) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi

serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.


97

(5) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar

kemaluannya setelah buang air kecil/ besar.

(6) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi

dengan cara:

(a) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar

(b) Menggunakan kipas biasa

(c) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya

(7) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi

berikan cukup minum

(8) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

(9) Lakukan pemantauan: tekanan darah, suhu badan, nadi, denyut

jantung janin, kontraksi, pembukaan serviks, penurunan sesuai

dengan frekuensi yang telah ditetapkan (fase aktif/ laten).

b) Rencana asuhan pada kala II:

1) Memberikan dukungan terus-menerus pada ibu

(a) Mendampingi ibu agar merasa nyaman

(b) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu.

2) Menjaga kebersihan diri

(a) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi

(b) Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera

dibersihkan.

3) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan

atau ketakutan ibu dengan cara :


98

(a) Menjaga privasi ibu

(b) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

(c) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan

keterlibatan ibu.

4) Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat

dipilih posisi sebagai berikut :

(a) Jongkok

(b) Menungging

(c) Tidur miring

(d) Setengah duduk

5) Menjaga kandung kemih agar tetap kosong, dianjurkan

berkemih sesering mungkin.

6) Memberikan cukup minum untuk memberi tenaga dan

mencegah dehidrasi.

c) Rencana asuhan pada kala III :

1) Melakukan manajemen aktif kala III, meliputi:

a. Pemberian oksitosin dengan segera

b. Pengendalian tarikan pada tali pusat

c. Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

2) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir

dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit (IM).

3) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir

dalam waktu 30 menit


99

(a) Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi pada

kandung kemih

(b) Periksa adanya tanda pelepasan plasenta

(c) Berikan oksitosin 10 unit (IM) dosis ketiga

4) Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua

robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi.

d) Rencana asuhan pada kala IV :

(1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan 20-30

menit selama jam kedua jika kontraksi lemah, masase uterus

(2) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan

setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit setelah

jam kedua

(3) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan

ibu untuk makan dan minum yang disukai

(4) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih

dan kering

(5) Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu memilih posisi yang nyaman

(6) Biarkan bayi berada pada ibu uuntuk meningkatkan hubungan

ibu dan bayinya, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya,

menyusui juga membantu uterus berkontraksi.

6) Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan Yang Efisien dan Aman

Melaksanakan asuhan yang menyeluruh yang telah direncanakan.

Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh


100

klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya. Manajemen perlu

berkaloborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi.

Manjemen yang efisien berhubungan dengan waktu biaya serta

peningkatan mutu asuhan.

7) Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi

dalam diagnose maupun masalah, pelaksanaan rencana asuhan tersebut

dapat dianggap efektif bila mana benar-benar efektif.

Pendokumentasian SOAP:

S : Subjektif data, menurut perspektif klien. Data ini diperoleh

melalui anamnesa.

O : Objektif data yaitu hasil pemeriksaan fisik klien serta

pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain. Data ini termasuk

catatan medic pasien yang lalu.

A: Analisis / intepetasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat

kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat diidentifikasi :

1) Diagnosa masalah

2) Antisipasi Diagnosa / Masalah potensial

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/

kolaborasi dan rujukan

P: Merupakan gambaran pendokumentasiaan dan tindakan

(implementasi) dan evaluasi rencana.


101

Misalnya : Rencana asuhan pada kala I, II dan III serta tindakan dan

sevaluasi.

Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin pada masa Pandemi

1 Ibu bersalin tetap di fasyankes. Segera ke fasyankes jika sudah ada

tanda-tanda bersalin.

2 Rujukan persalinan terencana untuk ibu hamil beresiko. Saat merujuk

pasien, sesuai dengan prosedur pencegahan Covid-19

3 Ibu dengan statu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 bersalin di

rumah sakit rujukan Covid-19.

4 KB pasca salin sesuai prosedur, di utamakan menggunakan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

3. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

a) Pengertian

Manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang

diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran dilanjutkan sampai

24 jam setelah kelahiran.

b) Tujuan

Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir

dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan dalam persalinan

dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.

c) Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP)

1) Langkah I : Pengkajian
102

a) Pertama, seorang petugas mengkaji keadaan umum bayi, melihat

cacat bawaan yang jelas seperti hidrosefal, mikrosefali, anensefali,

keadaan gizi dan maturnitas, aktivitas tangis, warna kulit, kulit

kering atau mengelupas, vernik caseosa, kelainan kulit karena

fravina lahir, toksikum, tanda-tanda meconium dan sikap bayi

tidur.

b) Langkah kedua, petugas melakukan pemeriksaan pada kulit,

ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer

ditampakan oleh warna merah tua atau biru keunguan pada bayi

yang menangis.

c) Pada pemeriksaan kepala bisa dilihat besar, bentuk, molding,

sutura tertutup atau melebar, kaput suksedanium, hematoma sefal

dan karnio tabes.

d) Pada pemeriksaan telinga dapat menngetahui kelaian daun atau

bentuk telinga.

e) Pada pemeriksaan mata yang bisa dinilai perdarahan konjungtiva,

mata yang menonjol, katarak dan lain-lain.

f) Mulut dapat menilai apakah bayi; labioskisis, labio palatoskisis

dan lain-lain.

g) Leher; hematoma, duktis tirolusus, higromakoli

h) Dada; bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan retraksi

intercostal, sifoi, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru.

i) Jantung; pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung


103

j) Abdomen; membuncit, (pembesaran hati, limpa, tumor, asites),

skafoid (kemungkinan bayi mengalami hernia diagfragmatika atau

atresia esophagus tanpa fistula), tali pusat berdarah, jumlah

pembuluh darah tali pusat, warna besar tali pusat, hernia di pusat

atau selangkangan.

k) Alat kelamin; tanda-tanda hematoma karena letak sunsang, testis

belum turun, fisnosis, adanyaa perdarahan atau lendir dari vagina,

besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani.

l) Tulang punggung; spina bifida, pilonidal sinus dan dumple.

m) Anggota gerak; fokomeria, sindaktili, polidaktili, fraktor, paralisis

talipes dan lain-lain.

n) Keadaan neuromuskula; refleks moro, refleks genggam, refleks

rooting dan sebagainya: tonus otot, tremor.

o) Pemeriksaan lain-lain; meconium harus keluar dalam 24 jam

sesudah lahir, bila tidak harus waspaa terhadap atresia ani atau

obstruksi usus. Urine harus ada juga pada 24 jam. Bila tidak ada

harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.

2) Langkah II : Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan Bayi Baru Lahir

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah diagnosa

berdasarkan intepretasi yang benar atas data yang telah dikumpulkan.

Contoh Diagnosa :

a) Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan dengan asfiksia


104

b) Bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan dengan hipotermi dan

gangguan pernapasan.

Masalah :

(1) Ibu kurang informasi

(2) Ibu tidak periksa ANC

(3) Ibu post Sectio Caesaria

(4) Gangguan maternal yang lain

Kebutuhan :

(1) Jaga agar bayi tetap kering dan hangat

(2) Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya

sesegera mungkin.

3) Langkah III : Identifikasi Diagnose dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan

terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Contoh Diagnosa Potensial :

(a) Hipotermi potensial menyebabkan gangguan pernapasan.

(b) Hipoksiapotensial asidosis

(c) Hypoglycaemi potensial hipotermi

Masalah potensial :

Potensial timbul masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu

karena bayi premature atau asfiksia berat yang memerlukan perawatan

yang lama dan intensif.

4) Langkah IV : Identifikasi tindakan segera


105

Mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi bayi.

Contoh :

Bila bayi baru lahir tidak bernapas dalam waktu 30 detik, segeralah

cari bantuan dan mulailah langkah-lamgkah resusitasi pada bayi

tersebut.

5) Langkah V : Rencana Asuhan Bayi Baru Lahir

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan

dan langkah sebelumnya.

6) Langkah VI : Implimentasi Asuhan BBL

(a) Mempertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat

(b) Perawatan mata

(c) Memberikan identitas pada bayi

(d) Tunjukan bayi pada orang tua dan keluarga yang lain

(e) Kontak dini dengan ibu

(f) Berikan Vitamin K1

7) Langkah VII: Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi

kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan

yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.

Pendokumentasian SOAP :

S : Data Subjektif (data dari pasien didapat dari anamnesa).


106

O : Objektif (hasil pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik).

Pemeriksaan fisik meliputi : KU, TTV dan Head To Toe.

A : Analisis dan intepretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat

kesimpulan (diagnosa, antisipasi diagnosa/masalah potensial dan

perlunya tindakan segera.

P : Planning/perencanaan merupakan gambaran pendokumentasian

dari tindakan evaluasi.

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir pada masa Pandemi

1. Bayi dari ibu yang bukan ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 tetap

mendapat pelayanan Neonatal Esensial saat lahir.

2. Bayi dari ibu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 tidak dilakukan

IMD, pelayanan neonatal esensial lainnya tetap diberikan.

3. Bayi dari ibu HbsAg reaktif dan terkonfirmasi Covid-19 dan bayi klinis

sakit, pemberian vaksin hepatitis B ditunda sampai klinis bayi baik.

4. Pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK) dilakukan

setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasyankes. (Idealnya

pada 48-72 jam setelah lahir).

5. KN1 dilakukan di fasyankes, KN 2 dan KN 3 dilakukan dengan metode

kunjungan rumah atau pemantauan dengan media online.

6. Segera ke fasyankes bila ada tanda bahaya pada bayi baru lahir.

4. Asuhan Kebidanan Nifas

a. Pengertian
107

Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera

setelah kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.

b. Tujuan

Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah

melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam

persalinan, dalam keadaan segera setelah melahirkan.

c. 7 Langkah Manajemen Menurut Helen Varney:

1) Langkah I: Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar) :

Melakukan pengk ajian dengan mengumpulkan semua data yang

dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu.

Melakukan pemeriksaan awal postpartum

Meninjau catatan/record pasien

a) Catatan perkembangan antepartum dan intrapartum

b) Berapa lama (jam/hari) pasien postpartum

c) Pesanan sebelumnya dan catatan perkembangan

d) Suhu, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah postpartum

e) Pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan tambahan

f) Catatan obat-obatan

g) Catatan bidan/perawatan

Menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu

(a) Mobilisasi

(b) BAK

(c) BAB
108

(d) Nafsu makan

(e) Ketidaknyamanan/rasa sakit

(f) Kekhawatiran

(g) Hal yang tidak jelas

(h) Makanan bayi

(i) Reaksi pada bayi

(j) Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran

Pemeriksaan fisik

(a) Tekanan darah, suhu badan, denyut nadi

(b) Tenggorokan jika diperlukan

(c) Buah dada dan puting susu

(d) Auskultasi paru-paru jika diperlukan

(e) Abdomen: kandung kencing, uterus, diastasis

(f) CVA

(g) Lochea: warna, jumlah, bau

(h) Perinium: edema, inflamasi, hematoma, PUS, bekas luka

episiotomy/robek, jahitan.

(i) Ekstermitas : varises, betis apakah lemah dan panas, edema, tand-

tanda homan, refleks

2) Langkah II : Diagnosa Masalah dan Kebutuhan Ibu Postpartum

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan.
109

Diagnosa masalah dan kebutuhan ibu postpartum dan nifas tergantung

dari hasil pengkajian terhadap ibu.

3) Langkah III: Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin akan

terjadi berdasarkan masalah atau diagnose yang sudah diidentifikasi

dan merencanakan antisipasi tindakan.

4) Langkah IV: Identifikasi Dan Menetapkan Tindakan Segera

Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan

atau dokter dan/ atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.

5) Langkah V: Membuat Rencana Asuhan

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan

dari langkah sebelumnya.

Manajemen Asuhan Awal Puerperium

(a) Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi

(b) Mobilisasi/ istirahat baring di tempat tidur

(c) Gizi (Diet)

(d) Perawatan Perineums

(e) Buang air kecil spontan / kateter

(f) Obat penghilang rasa sakit bila diperlukan

(g) Obat tidur bila diperlukan

(h) Pemberian Methergine jika diperlukan

(i) Tidak dilanjutkan IV jika diberikan


110

Asuhan Lanjutan :

(a) Tambahan vitamin atau zat besi atau keduanya jika diperlukan

(b) Bebas dan ketidaknyamanan postpartum

(c) Perawatan buah dada

(d) Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi jika diperlukan

(e) Rencana KB

(f) Rh Immune globulin jika diperlukan

(g) Rubella vaccine 0,5 cc jika diperlukan

(h) Tanda – tanda bahaya

(i) Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan

6) Langkah VI: Implementasi Asuhan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan sevara efisien dan

aman terhadap :

(a) Kontak dini sesering mungkin dengan bayi

(b) Mobilisasi/ istirahat baring ditempat tidur

(c) Gizi (Diet)

(d) Perawatan Perineum

(e) Buang air kecil spontan / kateter

(f) Pemberian obat penghilang rasa sakit bila diperlukan

(g) Pemberian obat tidur bila diperlukan

(h) Pemberian Methergine jika diperlukan

(i) Tidak dilanjutkan IV jika diberikan


111

(j) Pemberian tambahan vitamin atau zat besi atau keduanya jika

diperlukan

(k) Bebas dan ketidaknyamanan postpartum

(l) Perawatan buah dada

(m)Pemeriksaan lterhadap komplikasi jika diperlukan

(n) Rencana KB

(o) Rh immune globulin, jika diperlukan

(p) Rubella vaccine 0,5 cc jika diperlukan

(q) Tanda – tanda bahaya

(r) Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan

Membahayakan

7) Langkah VII: Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan ulangi

kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan

yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan

kembali yang belum terlaksana.

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas dan Ibu Menyusui pada masa Pandemi

1. Ibu nifas dengan keluarga harus memahami tanda bahaya masa nifas.

Jika ada resiko atau tanda bahaya, periksakan ke tenaga kesehatan.

2. KF1 dilakukan di fasyankes, KF2, KF3, dan KF4 dilakukan dengan

metode kunjungan rumah atau dengan pemantauan media online.

3. Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, pompa ASI, atau botol.

4. Gunakan masker saat menyusui.


112

5. Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai

5. Asuhan Akseptor Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga berencana merupakan suatu usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip

dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan

membuahi telur wanita (fertilitasi) atau mencegah telur yang sudah

dibuahi untuk berimplementasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.

Walyani S.E & Purwoastuti E, (2015).

b. Tujuan

Agar bidan mampu memberikan asuhan kebidanan yang adekuat,

komprehensif dan berstandar pada ibu untuk menjarangkan kehamilan.

c. Langkah-Langkah (7 Langkah Varney dan SOAP)

Teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi sebagai berikut:

1) Langkah I : Pengumpulan Data

a) Ananmnesis

(1) Keluhan

(2) Riwayat menstruasi

(3) Riwayat penyakit

(4) Riwayat sosial budaya

(5) Riwayat psikologi


113

(6) Riwayat pemakaian alat dan obat kontrasepsi

b) Pemeriksaan Fisik

(1) Keadaan umum

(2) Tanda-tanda vital

(3) Pemeriksaan head to toe dengan inspeksi, perkusi, palpasi dan

auskiltasi

(4) Pemeriksaan penunjang

2) Langkah II : Interpretasi Data

Melakukan interpretasi data dasar (menentukan diagnosis, masalah dan

kebutuhan).

Contoh :

Diagnosa : Ny, Para, Abortus, umur dengan Akseptor KB suntik

Depoprovera

Masalah : Mengalami kenaikan berat badan

Kebutuhan : KIE tentang Keluarga Berancana

3) Langkah III : Melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial

4) Langkah IV : Menetapkan tindakan segera

5) Langkah V: Melakukan perencanaan

Berikan suntikan Depoprovera

KIE tentang Keluarga Berencana

6) Langkah VI : Melakukan pelaksanaan terhadap perencanaan.

Menyuntikan Depoprovera di 1/3 paha lateral

Memberikan penyuluhan tentang KB


114

7) Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan

yang sudah diberikan meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah

terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah.

Evaluasi menggunakan bentuk SOAP

S : Subjektif

Untuk mendapatkan suntikan KB

O : Objektif

Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, TTV dan

Head to toe

A : Assessment

Diagnosa misalnya P1A0 akseptor Kb progestin

P : Planning

Menjelaskan kondisi ibu sehat, sehingga suntik ulang KB untuk

jadwal hari ini bisa diberikan.

Memberikan suntikan KB progestin 3 ml melalui injeksi

intramuskuler
115

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi

kasus menggunakan manajemen asuhan kebidanan dengan metode 7 langkah

Varney.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2019 sampai dengan

Mei 2020.

2. Tempat penelitian

Tempat penelitian di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado.

C. Definisi Operasional

Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah pendekatan yang digunakan oleh

Peneliti dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, interpertasi data, diagnosa kebidanan, tindakan segera,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendokumentasian asuhan pada Ny.

S.L masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana di

Puskesmas Tuminting Kecamatan Tumiting Kota Manado.


116

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang ibu yaitu Ny. S.L dengan

kehamilan normal yang datang berkunjung di Puskesmas Tuminting

Kecamatan Tuminting Kota Manado.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh

melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan menggunakan format

pengkajian data asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru

lahir, nifas dan KB.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari buku KIA, kohort ibu, kohort bayi, buku register,

laporan PWS KIA dan profil Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting

Kota Manado.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan format

pengkajian data kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga

berencana selanjutnya dianalisis berdasarkan Manajemen Asuhan Kebidanan

metode 7 langkah Varney dan pendokumentasian Asuhan Kebidanan metode 4

langkah SOAP.
117

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Gambaran umum Puskesmas Tuminting

a. Pengenalan wilayah

Puskesmas Tuminting terletak di Jl. Santiago No.52 Tuminting,

Kecamatan Tuminting Kota Manado. Puskesmas Tuminting mempunyai

wilayah kerja sebagai berikut:

1) Kelurahan Masing

2) Kelurahan Islam (kampong islam)

3) Kelurahan Mahawu

4) Kelurahan Sindulang II

5) Kelurahan Sindulang I

6) Kelurahan Sumompo

7) Kelurahan Tumumpa II

8) Kelurahan Tumumpa I

b. Luar Wilayah

1) Karang Ria

Transportasi antar kelurahan dapat digunakan melalui jalan darat

c. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tuminting 42 dengan

klasifikasi sebagai berikut :

1) Dokter gigi : 1 orang

2) Dokter : 6 orang
118

3) Perawat : 14 orang

4) Bidan : 11 orang

5) Perawat gigi : 3 orang

6) Nutrisionis : 1 orang

7) Farmasi : 2 orang

8) Pekarya : 3 orang

9) Tenaga kesehatan lingkungan : 3 orang

d. Fasilitas pelayanan kesehatan

Fasilitas Puskesmas Tuminting terdiri dari 1 ruang dokter, 1 ruang

administrasi, 2 ruang poli umum, 1 ruang poli anak, 1 ruang poli gigi, 1

ruang laboratorium, 1 ruang apotek, 1 ruang tata usaha.

2. Asuhan Kebidanan Kehamilan

a. Identitas

Nama Ibu : Ny. S.L Nama Suami :Tn. R.D

Umur : 21 tahun Umur : 20 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Tuminting L-V Alamat :Tuminting L-

No. HP : 089688128236 No. HP :-


119

b. Kunjungan I : Senin, 25 November 2019

Pukul : 15.05 WITA

Tempat : Rumah Pasien

Data Subjektif

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah keguguran, dan

ibu merasa senang dengan kehamilannya sekarang.

Pengumpulan data yang di dapatkan berdasarkan buku KIA ibu. Ibu

mengatakan menarche pertama kali pada umur 12 tahun, siklus haid 28

hari, lama haid 5 hari banyaknya 4 kali ganti pembalut, selama haid ibu

jarang merasakan dismenorhe. HPHT tanggal 22 Juni 2019, tafsiran

persalinan 29 Maret 2020. Ibu sering merasakan mual pada awal

kehamilan dan nafsu makan berkurang. Sebelum hamil ibu makan 3x

sehari dengan porsi sedang, (lauk ikan, nasi, sayur) dan saat hamil ibu

makan 3x sehari dengan porsi sedikit (lauk ikan, sayur, nasi) dan ibu juga

mengonsumsi susu ibu hamil yang diminum setiap pagi dan malam. Pola

eliminasi sebelum hamil BAK 3-4x dalam sehari, BAB 1x dalam sehari,

saat hamil BAK 4-5x dalam sehari, BAB 1x dalam sehari. Aktifitas yang

ibu lakukan sehari-hari tidur 8 jam pada malam hari, pada siang hari 1-2

jam. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci

pakaian, dan membersihkan rumah.

Ibu mengatakan bahwa anak pertamanya telah berumur 2 tahun jenis

kelamin perempuan, lahir spontan dengan, berat badan lahir 3200 gram,

panjang badan 48 cm, lama menyusui 1 tahun dan persalinannya ditolong


120

oleh bidan di Klinik Bersalin Ibu dan Anak sesuai dengan taksiran

persalinan. Calon pendonor darah adalah keluarga/suami, yang

menanggung biaya persalinan adalah suami, alat transportasi yang

digunakan adalah mobil angkutan umum.

Sebelumnya Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik. Ibu

mengatakan tidak pernah mengonsumsi alkohol, jamu/obat-obatan, serta

tidak merokok sebelum hamil maupun setelah hamil. Ibu mengatakan

status perkawinan sah, dan satu kali menikah, hubungan dengan anggota

keluarga yang tinggal dirumah baik dan saling memberi dukungan. Ibu

mengatakan akan bersalin di puskesmas terdekat dengan penolong

persalinan adalah bidan, calon pendonor darah adalah Ny. S.S dari

keluarga, biaya bersalin ibu menggunakan jaminan kesehatan (KIS) dan

transportasi yang digunakan saat bersalin atau keadaan gawat darurat

adalah mobil (kendaraan umum).

Data objektife

Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran

compos mentis, keadaan emosional stabil, tanda-tanda vital: tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu badan 36,5°C.

Berat badan sebelum hamil 60 Kg, berat badan sekarang 63 Kg, tinggi

badan 162 cm, lingkar lengan atas (LILA) 27 cm. Rambut panjang dan

berwarna, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,

tidak ada cloasma gravidarum dan tidak ada odema pada wajah maupun

ektremitas ibu, puting susu menonjol, areola kehitaman. Pemeriksaan


121

Leopold I TFU 22 cm teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).

Leopold II teraba tahanan terbesar disebelah kiri perut ibu (punggung)

sedangkan disebelah kanan perut ibu teraba tonjolan dan bagian-bagian

kecil (ekstremitas). Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting

(kepala) belum masuk PAP. Leopold IV: tidak dilakukan. DJJ (+) refleks

patella (+) pada pemeriksaan penunjang kehamilan golongan darah ibu O,

ibu tidak menderita penyakit menular maupun HIV/Aids.

Assessment

G2 P1 A0 hamil 22-23 minggu janin intra uterin tunggal hidup

presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini : Baik

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan Tentang

kebutuhan oksigen, nutrisi, personal

hygiene, eliminasi, seksual, pola

istirahat, imunisasi, rekreasi,

persiapan laktasi, penilaian janin,

perawatan payudara, dan kebutuhan

memahami tanda-tanda bahaya

kehamilan.

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak dilakukan


122

Planning :

Melakukan informed consent kepada ibu dan keluarga untuk pasien

komprehensif yaitu pendamping selama masa kehamilan sampai KB.

1) Ibu dan keluarga menyetujui dan bersedia diambil datanya untuk

penelitian.

2) Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa

saat ini keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dan

keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merespon

dengan baik.

3) Memberitahukan ibu tentang nutrisi selama hamil yaitu makan sayur

dan buah serta mengonsumsi makanan yang mengandung protein (ikan

laut, susu, telur, tempe, daging sapi, kacang-kacangan, roti) zat besi

(daging ayam, kuning telur, sayur bayam) dan kebutuhan cairan yang

cukup yaitu minum 8 gelas air putih sehari. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan melakukan saran-saran yang diberikan.

4) Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, tidur siang 1-2 jam dan tidur

malam 8 jam dan menganjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan

yang terlalu berat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukannya.

5) Memberitahukan ibu untuk rutin mengonsumsi tablet zat besi yang

diberikan petugas kesehatan untuk mencegah timbulnya anemia selama

kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan menghambat

pertumbuhan janin. Sekaligus menjelaskan cara minum yaitu ibu untuk


123

meminumnya 1 tablet sehari baiknya diminum sebelum tidur guna

mengurangi efek mual yang ditimbulkan dan diminum bersama dengan

air putih jangan kopi, susu ataupun teh.Ibu mengerti dengan penjelasan

yang diberikan dan bersedia untuk meminum tablet zat besi dengan

rutin sesuai aturan minum.

6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi ;

sedikitnya 2 kali sehari dan menyikat gigi setelah makan.

7) Ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan dirinya.

8) Menganjurkan ibu untuk rutin kontrol kehamilan di puskesmas sesuai

tanggal kunjungan ulang sehingga pertumbuhan dan perkembangan

janin dapat terpantau dengan baik.Ibu bersedia untuk kontrol

kehamilan di puskesmas sesuai tanggal yang ditetapkan.

c. Kunjungan II : Senin, 27 Januari 2020

Pukul : 16.00 WITA

Tempat : Rumah Pasien

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun dan dalam kondisi baik. ibu

mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 3 (lengkap) diberikan 6

bulan setelah TT 2 dan mendapatkan vitamin ibu hamil sebanyak 20

tablet. Ibu sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pada tanggal 20

November dan 23 Januari dan mendapatkan vitamin ibu hamil sebanyak

30 tablet.
124

Data Objektif :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 82 x/menit, R : 22

x/menit, S : 36,5°C, BB 66 kg. Pemeriksaan fisik : konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah

tidak ada oedema. Palpasi Leopold I : TFU 27 cm, teraba bulat, lunak, dan

tidak melenting (bokong). Leopold II : teraba tahanan terbesar disebelah

kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disebelah kiri perut ibu.

Leopold III : Teraba keras keras, bulat, dan melenting (kepala) belum

masuk pintu atas panggul (PAP) sehingga masih dapat di goyangkan.

Leopold IV : tidak dilakukan. DJJ 148x/m.

Assesment :

G2 P1 A0 hamil 31-32 minggu janin intrauterin tunggal hidup

presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini : Baik.

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan Tentang

Tablet Fe

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak dilakukan

Planning :

1) Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

bahwa saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat. Ibu dan
125

keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merespon

dengan baik.

2) Memberitahukan kepada ibu untuk tetap makan teraturdengan

makanan yang bergizi dan beristirahat yang cukup tidur malam 8 jam

dan tidur siang 1-2 jam. Ibu bersedia melakukan apa yang dijelaskan

dan melakukan saran-saran yang diberikan.

3) Memberitahukan kepada ibu untuk tetap rutin minum tablet zat besi

yaitu 1 tablet sebelum tidur untuk mencegah efek mual yang

ditimbulkan. Ibu bersedia untuk tetap rutin mengonsumsi tablet zat

besi sesuai aturan minum.

4) Memberitahukan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilannya

sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin dapat terus terpantau

dengan baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan

memeriksakan kehamilannya di petugas kesehatan.

d. Kunjungan III : Jumat, 28 Februari 2020

Pukul : 16.00 WITA

Tempat : Rumah Pasien

Data Subjektif :

Ibu mengeluh merasa sesak nafas dan sering buang air kecil. Ibu

mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan dan tidak mendapatkan

vitamin ibu hamil karena masih ada vitamin yang belum habis diminum.
126

Data Objektif :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 mmHg, N:

80x/menit, R: 24x/menit, S: 37°C, BB 67 kg, pemeriksaan fisik:

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak berwarna kuning, bibir tidak pucat,

ekstremitas atas dan bawah tidak ada odema. Palpasi Leopold I : TFU 31

cm, teraba lunak, bulat dan tidak melenting (bokong). Leopold II: tahanan

terbesar disebelah kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil

disebelah kiri perut ibu. Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting

(kepala) sudah masuk PAP. Leopold IV : tangan (divergent). BJA 149

x/m.

Assesment :

G2 P1 A0 hamil 36-37 minggu janin intra uterin tunggal hidup

presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini : Baik.

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan tentang

Perubahan fisiologis kehamilan,

Tanda Bahaya Trimester 3 dan

Tablet Fe

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak dilakukan


127

Planning :

1) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini

keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan merespon dengan baik.

2) Memberitahukan kepada ibu untuk makan teratur dan cukup istirahat,

tidur malam 8 jam dan tidur siang 1-2 jam. Ibu menggerti dengan

penjelasan yang diberikan dan melakukan saran-saran yang diberikan.

3) Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu gejala pre-eklamsia gejalanya seperti sakit kepala

yang berat dan menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan tangan

dan bahayanya terhadap klien kejang dan kematian maupun janin

yaitu gawat janin dan kematian. Gerakan janin yang berkurang yaitu

kurang dari 10 kali dalam 12 jam dan bahayanya bagi janin yaitu

gawat janin dan kematian dalam rahim. Perdarahan pervaginam yaitu

adanya perdarahan yang berupa bercak maupun mengalir yang bisa

disebabkan solutio plasenta atau perdarahan disertai nyeri perut dan

plasenta previa atau perdarahan tidak disertai nyeri perut dan

bahayanya terhadap klien syok hemorargi/hipolemik dan kematian

maupun janinnya gawat janin dan kematian. Ketuban pecah dini yaitu

ccairan yang keluar tanpa disadari ibu melalui jalan lahir dan berbau

khas dan bahayanya terhadap ibu (infeksi maupun bagi janin yaitu

gawat janin dan kematian. Jika terjadi atau ada keluhan seperti itu

maka harus segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu mengerti dengan


128

penjelasan yang diberikan dan bersedia menghubungi tenaga kesehatan

jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan.

4) Memberitahukan kepada ibu bahwa sesak nafas dan sering kencing

adalah hal yang normal karena usia kehamilan ibu yang sudah

memasuki trimester III karena janin yang membesar menekan

diafragma dan kandung kencing sehingga ibu merasa sesak nafas dan

sering BAK. Jika ibu merasa sesak nafas ibu dapat memposisikan

tubuh setengah duduk agar mengurangi sesak nafas yang ibu rasakan

dan ibu perlu mengurangi minum air putih di malam hari agar tidak

mengganggu waktu tidur ibu karena sering BAK. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan melakukan saran-saran yang diberikan.

5) Memberitahu ibu untuk tetap rutin minum tablet zat besi 1 tablet setiap

malam dengan air putih sebelum tidur untuk mencegah efek mual yang

ditimbulkan. Ibu bersedia untuk rutin mengonsumsi tablet zat besi

sesuai dengan aturan minum.

6) Memberitahukan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilannya di

petugas kesehatan sesuai waktu kunjungan ulang sehingga

pertumbuhan dan perkembangan ibu dan janin dapat terus terpantau

dengan baik. Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya sesuai waktu

yang ditetapkan.

e. Kunjungan IV : Selasa, 20 Maret 2020

Pukul : 17:30 WITA

Tempat : Rumah Pasien


129

Data Subjektif :

Ibu mengatakan saat ini kadang-kadang merasakan nyeri pada pinggang.

Data Objektif :

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, R : 24

x/menit, S : 36,5°C, BB 68 kg. Pemeriksaan fisik : konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah

tidak ada oedema. Palpasi Leopold I : TFU 34 cm, teraba lunak, bulat dan

tidak melenting (bokong). Leopold II : teraba tahanan terbesar disebelah

kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disebelah kiri perut ibu.

Leopold III : teraba keras, bulat, dan melenting (kepala) sudah masuk

pintu atas panggul (PAP) sehingga tidak dapat di goyangkan. Leopold IV :

kepala sudah masuk pintu atas panggul (divergent). BJA (+) 145 x/m.

Assesment :

G2 P1 A0 hamil 39-40 minggu janin intra uterin tunggal hidup

presentasi kepala.

Keadaan ibu dan janin saat ini : Baik

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan :Pendidikan Kesehatan Tentang

Fisiologis ibu hamil, nutrisi ibu

hamil dan pola istirahat yang cukup

serta Tanda Bahaya Trimester 3.

Diagnosa Potensial : Tidak ada


130

Tindakan Segera : Tidak dilakukan

Planning :

1) Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

bahwa saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Ibu dan

keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merespon

dengan baik.

2) Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri pinggang yang dialaminya

sekarang merupakan hal yang fisiologis atau normal. Nyeri pinggang

bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan

usia kehamilan karena nyeri ini disebabkan oleh berat uterus yang

membesar sehingga terjadi pergeseran postur tubuh ibu. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan dan merespon dengan baik.

3) Memberitahukan kepada ibu untuk menghindari membungkuk terlalu

lama, menghindari mengangkat beban yang berat, dan tidak berjalan

terlalu lama agar nyeri pinggang tidak semakin parah. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan apa yang

disampaikan.

4) Memberitahu ibu untuk berjalan-jalan di pagi hari agar dapat

membantu memperlancar proses persalinan. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya.

5) Memberitahukan kepada ibu untuk menggunakan bantal di bawah

punggung untuk meluruskan punggung pada saat akan istirahat atau


131

tidur untuk mengurangi nyeri pinggang yang dirasakan. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya.

6) Memberitahukan kepada Ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu gejala pre-eklamsia gejalanya seperti sakit kepala

yang berat dan menetap, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan tangan

dan bahayanya terhadap klien kejang dan kematian maupun janin

yaitu gawat janin dan kematian. Gerakan janin yang berkurang pada

trimester III yaitu kurang dari 10 kali dalam 12 jam dan bahayanya

bagi janin yaitu gawat janin dan kematian dalam rahim. Perdarahan

pervaginam yaitu adanya perdarahan yang berupa bercak maupun

mengalir yang bisa disebabkan solutio plasenta atau perdarahan

disertai nyeri perut dan plasenta previa atau perdarahan tidak disertai

nyeri perut dan bahayanya terhadap klien syok hemorargi/hipolemik

dan kematian maupun janinnya gawat janin dan kematian. Ketuban

pecah dini yaitu cairan yang keluar tanpa disadari ibu melalui jalan

lahir dan berbau khas dan bahayanya terhadap ibu infeksi maupun bagi

janin yaitu gawat janin dan kematian. Jika terjadi atau ada keluhan

seperti itu maka harus segera ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan menghubungi

tenaga kesehatan bila ada tanda-tanda atau keluhan yang mengganggu

kehamilannya

7) Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya lendir

dari jalan lahir, sering buang air kecil, sakit perut bagian bawah
132

menjalar ketulang belakang atau kontraksi semakin sering. Ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merespon dengan

baik.

8) Memberikan KIE tentang persiapan persalinan seperti, pakaian ibu,

pakaian bayi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukan saran-saran yang diberikan

3. Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Catatan Perkembangan Kala I

Hari tanggal : Sabtu, 21 Maret 2020

Pukul : 12.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Persalinan pada Ny. S.L Umur 21 Tahun G2P1A0 hamil 39-40

minggu, penulis tidak dapat memberikan pertolongan persalinan secara

langsung karena penulis tidak dapat melakukan kontak langsung sesuai

dengan pasien akibat adanya Pandemi Covid-19. Sesuai data yang didapat

berdasarkan hasil wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga

Laporan Persalinan disusun berdasarkan data sekunder sebagai berikut:

1) Kala I

a. Ibu mengatakan merasakan mules sejak pukul 19.30 WITA

saat ibu masih di rumah dan langsung ke puskesmas

tuminting karena kontraksi dan pergerakan janin lebih aktif.

Ibu diantar oleh suami dan keluarganya.


133

b. Ibu mengatakan ketika sampai dipuskesmas langsung

diperiksa oleh bidan dengan hasil pemeriksaan, usia

kehamilan 39-40 minggu, tekanan darah 110/80 mmHg, TFU

34 cm, makan terakhir pukul 13.20 WITA dan BAB pada

pukul 14.50 WITA, pembukaan 5-6 cm, ketuban (+),

presentasi belakang kepala, BJA 145 x/m.

c. Ibu mengatakan pada pukul 22.15 WITA Ibu kembali di

lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan lengkap (10

cm)

d. Persalinan Kala I berlangsung selama ± 2 jam

e. Asuhan yang diberikan pada ibu adalah : Asuhan sayang ibu

yang termasuk dalam 5 benang merah yang meliputi :

a) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan

keluarganya

b) Mengannjurkan ibu bertanya dan membicarakan rasa

takut atau khawatirnya, serta mendengarkan dan tanggapi

pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

c) Memberikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan

hati ibu beserta anggota-anggota keluarganya agar supaya

ibu tidak merasa takut dan cemas saat persalinan, karena

perasaan takut dan cemas dapat meningkatkan nyeri, otot-

otot akan menjadi tegang dan ibu cepat lelah sehingga


134

akan menghambat proses persalinan. Ibu mengeri dengan

penjelasan yang diberikan.

d) Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota

keluraga yang lain selama persalinan dan kelahiran

bayinya

e) Menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan

ringan sepanjang yang ia menginginkannya jika tidak ada

his. Ibu melakukannya.

f) Menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri atau kanan

agar peredaran darah ke janin lancar dan pernafasan ibu

lega. Ibu mau melakukannya

g) Menganjurkan ibu untuk rileksasi pada saat ada his yaitu

tarik nafas dari hidung buang dari mulut

2. Kala II

a. Persalinan berlangsung selama ± 10 menit.

b. Ibu mengatakan pukul 21.00 WITA perut semakin sakit

menjalar sampai kebelakang dan rasa ingin mengejan,ketuban

pecah spontan berwarna jernih, pengeluaran darah semakin

meningkat, kontraksi juga meningkat, pukul 22.15 WITA

pembukaan lengkap, bidan langsung mempersiapkan

persalinan dan memimpin meneran,

c. Ibu mengatakan persalinan ditolong oleh bidan, bayi lahir

normal dan langsung menangis kuat pada pukul 22.25 wita


135

dengan Berat badan 3100 gram, Panjang badan 48 cm,

Lingkar kepala 33 cm, Lingkar dada 32 cm, bayi lahir

langsung menangis dengan APGAR Score 8-9.SS

d. Ibu mengatakan bayinya langsung diberikan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD)

3. Kala III

a. Lama Kala III be rlangsung selama 6 menit

b. Ibu mengatakan setelah bayi lahir dan digunting tali pusat, ibu

disuntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha kanan atas

dan pada pukul 22.31 plasenta lahir lengkap pendarahan

normal 150cc.

c. Ibu mengatakan bidan telah mengajari massage uterus untuk

mencegah tidak adanya kontraksi uterus atau kontraksi uterus

keras.

4. Kala IV

a. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya. Ibu mengatakan

lelah dan masih mules.

b. Ibu mengatakan persalinan secara normal dan tidak ada

robekan pada jalan lahir terdapat robekan pada jalan lahir

c. Ibu mengatakan bidan melakukan observasi selama 2 jam

dengan hasil pemeriksaan; keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah

109/62 mmHg, nadi 84x/menit, pernapasan 24x/menit, suhu


136

badan 37ºC, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik

dan perdarahan normal ± 150 cc.

4. Asuhan Bayi Baru Lahir

1) Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjugan I

Hari/tanggal : Minggu, 22 Maret 2020

Pukul : 05.00 WITA

Metode Pemantauan : Media sosial WhatsApp dan Telepon

Asuhan BBL Segera setelah lahir pada By. Ny S.L lahir cukup bulan

sesuai usia kehamilan dengan umur 7 jam, penulis tidak dapat memberikan

pertolongan persalinan secara langsung karena penulis tidak dapat

melakukan kontak langsung sesuai dengan pasien akibat adanya Pandemi

Covid-19. Sesuai data yang didapat berdasarkan hasil wawancara dengan

ibu melalui media sosial, Sehingga Laporan Bayi Baru Lahir disusun

berdasarkan data sekunder sebagai berikut:

a. Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya dan

bayinya sehat.

b. Ibu mengatakan bayi sudah diberi ASI, dan menangis kuat, sudah

BAB 1 x dengan warna feses hijau kehitaman dan sudah BAK 1x.

c. Ibu mengatakan bayinya lahir pada pukul 22.25 wita bayi lahir

normal dan langsung menangis, ditolong olen bidan dengan hasil

pemeriksaan bayinya dengan Berat badan 3100 gram, Panjang

badan 48 cm, Lingkar kepala 33 cm, Lingkar dada 32 cm, bayi

lahir langsung menangis dengan APGAR Score 8-9.


137

d. Ibu mengatakan setelah 2 jam post partum bidan melakukan

pemeriksaan pada bayinya dengan denyut nadi 140x/menit,

pernapasan 40x/menit, suhu 360C, keadaan umum bayi baik, dan

sudah diberikan imunisasi HB0.

e. Ibu mengatakan bayinya langsung diberikan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD) saat setelah bayi lahir.

f. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir :

a) Bidan memotong tali pusat bayinya, membersihkan jalan nafas

bayinya, memberikan imunisasi HB0, pemberian Vitamin K dipaha

kiri, dan pemberian salep mata oxytetracycline 1%.

b) Bidan melakukan pengukuran antropometri kepada bayi setelah

bayi lahir. menganjurkan ibu melakukan IMD dan menjaga

kehangatan bayi dengan membungkus bayi dan menggunakan topi.

c) Bidan telah memberitahukan hasil pemeriksaan, BBL 3100 gram,

PBL 48 cm, APGAR Score 8-9, lingkar kepala 33 cm, lingakar

dada 32 cm, keadaan bayi sehat, dan tidak ada kelainan. Ibu sudah

mengetahui hasil pemeriksaan bayinya normal

d) Memberikan konseling kepada ibu mengenai seluruh asuhan pada

bayi. Ikat popok dibawah tali pusat, untuk menghindari tali pusat

terkena kotoran bayi. Jaga kehangatan bayi dengan cara, jangan

membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin,

misalnya lantai, atau tangan yang dingin. Jangan letakkan bayi

dekat jendela, atau kipas angin. Segera keringkan bayi setelah


138

mandi atau saat bayi basah, untuk mengurangi penguapan, dan jaga

lingkungan sekitar bayi tetap hangat. Mengajarkan kepada ibu

untuk merawat tali pusat dengan cara membungkus tali pusat

menggunakan Alkavil. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang

diberikan dan bersedia melakukannya sesuai anjuran.

2) Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan II

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Maret 2020

Pukul : 16.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp atau telepon

Asuhan BBL Segera setelah lahir pada By. Ny S.L lahir cukup bulan

sesuai usia kehamilan dengan umur 6 hari. Sesuai data yang didapat

berdasarkan hasil wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga

Laporan Bayi Baru Lahir disusun berdasarkan data sekunder sebagai

berikut:

a. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bayi menyusui bagus,

dan tali pusat masih ada tapi sudah mulai mengering.

b. Ibu mengatakan tidak ada masalah atau gangguan terhadap

BAB/BAK bayinya.

c. Ibu mengatakan bayinya sudah diberikan HB0 pada tanggal 21 Maret

2020.

d. Asuhan yang diberikan pada bayi :


139

a) Memantau keadaan bayi melalui media video call whatsapp

dengan menanyakan pada ibu keadaan bayinya apakah bayinya

mengalami gangguan atau sakit.

b) Memberitahu ibu untuk memberikan ASI saja sampai bayi

berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan atau pendamping ASI.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia

melakukannya.

c) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan cara

dibedong agar bayi tidak mengalami kedinginan. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan saran-

saran yang diberikan.

3) Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan III

Hari Tanggal : Sabtu, 04 April 2020

Pukul : 15.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan BBL Segera setelah lahir pada By. Ny S.L lahir cukup bulan

sesuai usia kehamilan dengan umur 14 hari. Sesuai data yang didapat

berdasarkan hasil wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga

Laporan Bayi Baru Lahir disusun berdasarkan data sekunder sebagai

berikut:

a. Ibu mengatakan bayinya berumur 2 minggu dalam keadaan sehat,

masih menyusui, bergerak aktif dan refleks menghisap baik.


140

b. Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah puput semenjak usia 7

hari yaitu pada tanggal 28 Maret 2020.

c. Asuhan yang diberikan yaitu :

a) Memantau keadaan bayi melalui media whatsapp dengan

menanyakan pada ibu keadaan bayi sekarang apakah

mengalami gangguan atau sakit.

b) Memberitahukan kepada ibu untuk memberikan ASI saja

sampai bayi berumur 6 bulan tanpa makanan tambahan atau

pendamping ASI. Ibu dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukannya.

c) Memberitahukan kepada ibu bahwa sebelumya bayi sudah

diimunisasi HB 0. Kemudian selanjutnya ibu harus membawa

bayinya ke puskesmas untuk diimunisasi pada saat bayi

berusia 1 bulan untuk diberikan imunisasi BCG dan Polio 1,

umur 2-4 bulan bayi akan diberikan imunisasi DPT (1-3) dan

polio (2-4), umur 9 bulan bayi akan diberikan imunisasi

campak. Ibu mengerti dan bersedia untuk membawah

anaknya ke puskesmas untuk dilakukan imunisasi sesuai

dengan umur bayinya. Ibu mengerti dan bersedia melakukan

saran-saran yang diberikan.

d) Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan

cara menyelimuti bayi agar bayi tidak mengalami kedinginan.


141

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia

melakukan saran-saran yang diberikan.

e) Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dan

bayi di situasi pandemi covid-19 ini dengan mengikuti

protokol kesehatan yaitu, dengan tetap mencuci tangan

terlebih dahulu pada saat memegang bayi atau menyusukan

bayi serta menjemur bayi pada pagi hari harus menggunakan

masker. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

5. Asuhan Kebidanan Nifas

1) Asuhan Nifas Kunjungan I

Hari/tanggal : Minggu, 22 Maret 2020

Pukul : 06.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny S.L Umur 21 Tahun P2A0 dengan 2

jam post partum, penulis tidak dapat memberikan pertolongan persalinan

secara langsung karena penulis tidak dapat melakukan kontak langsung

sesuai dengan pasien akibat adanya Pandemi Covid-19. Sesuai data yang

didapat berdasarkan hasil wawancara dengan ibu melalui media sosial,

Sehingga Laporan Nifas disusun berdasarkan data sekunder sebagai

berikut:

a. Ibu mengatakan merasa mules pada perutnya dan merasa lemas,

keluar cairan berwarna merah segar (lochea rubra). Ibu

mengatakan pada jam 22.25 lahir anak kedua dengan normal bayi
142

perempuan. Berat badan 3100 gram, panjang badan 48 cm. setelah

bayinya lahir langsung diberika ASI.

b. Ibu mengatakan setelah 2 jam melahirkan bidan melakukan

pemeriksaan terhadap dirinya dengan hasil pemeriksaan: TD:

109/62 mmHg, N: 84x/menit, R : 24x/menit, S: 37ºC, sudah ada

pengeluaran ASI, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarah ±150cc

berwarna merah segar (lochea rubra).

c. Ibu mengatakan sudah makan dan minum 2 jam setelah

melahirkan.

d. Asuhan yang diberikan yaitu :

a) Bidan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan ibu,

tekanan darah 109/62 mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 24x/menit,

suhu badan 37°C, lochea rubra. Ibu dalam keadaan umum cukup.

Ibu bersedia dan merespon dengan baik.

b) Memberitahu ibu penyebab keluhan yang dirasakan ibu adalah hal

yang fisiologis dialami ibu nifas. Rasa mulas diakibatkan dari

kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan selain itu selama

masa nifas juga akan terjadi peningkatan suhu tubuh, sedikit pusing

dan lemas yang diakibatkan karena kelelahan. Ibu memahami

dengan penjelasan yang diberikan dan meresponnya dengan baik.

c) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas

yaitu: kontraksi uterus yang lemah ditandai dengan kontraksi

uterus yang lembek yang dapat berakibat pada perdarahan, infeksi


143

pada payudara ditandai dengan pembengkakan pada payudara,

puting susu lecet, panas, kemerahan disekitar payudara dan keluar

darah dari putting susu, infeksi pada luka perineum yang ditandai

dengan daerah luka kemerahan, bengkak, nyeri dan keluar cairan

atau nanah yang berbau.Ibu mengerti dan mampu mengulang

kembali tanda-tanda bahaya nifas sesuai penjelasan bidan.

d) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang pemenuhan nutrisi

yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur

dan buah-buahan untuk mempercepat proses penyembuhan. Ibu

dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia untuk mengikuti saran-saran yang diberikan.

e) Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI saja sampai bayi

berusia 6 bulan tanpa makanan tambahan atau pendamping ASI.

Ibu memaham penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk tidak

memberikan tambahan makanan atau pendamping ASI sampai bayi

berusia 6 bulan.

2) Asuhan Nifas Kunjungan II

Hari/tanggal : Jumat, 27 Maret 2020

Pukul : 16.30 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny S.L Umur 21 Tahun P2A0 dengan

6 hari post partum. Sesuai data yang didapat berdasarkan hasil


144

wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga Laporan Nifas

disusun berdasarkan data sekunder sebagai berikut:

a. Ibu mengatakan dirinya dalam keadaan sehat, dan ibu masih

memberikan ASI kepada bayinya sampai sekarang, ASI ibu sudah

mulai keluar agak banyak dan bayi dapat minum ASI sampai bayi

kenyang.

b. Ibu mengatakan keluar darah bercampur lendir berwarna merah

kuning (lochea sanguinolenta).

c. Ibu mengatakan tidak merasa kesulitan dalam merawat bayinya

karena dibantu oleh suami dan keluarga

d. Asuhan yang diberikan yaitu :

a) Memantau keadaan ibu lewat media social whatsapp dengan

menyakan keadaannya apakah ibu sehat atau mengalami

masalah/gangguan selama masa nifas ini. ibu dalam keadaan

baik dan keluarga merasa senang dengan kondisi yang ibu

alami.

b) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya nifas

seperti perdarahan, infeksi, payudara tegang, demam, lochea

berbau, bengkak pada wajah dan bagian ekstremitas dan jika

terjadi demikian segera pergi ke fasilitas kesehatan. Ibu

mengerti dan akan segera pergi ke fasilitas kesehatan bila

ditemukkan tanda-tanda seperti yang dijelaskan.

c) Memberikan KIE tentang nutrisi


145

Memberikan penyuluhan pada ibu tentang pola nutrisi yaitu

harus mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang seperti nasi,

ikan, sayuran dan buah serta memilih menu yang bervariasi.

Dianjurkan pula agar ibu dapat mengkonsumsi makanan yang

dapat memperbanyak ASI seperti daun katuk. Ibu mengerti dan

bersedia untuk mengkonsumsi makanan seimbang sesuai dengan

penjelasan yang diberikan.

d) Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dan

bayi di situasi pandemi covid-19 ini dengan mengikuti

protokol kesehatan yaitu, dengan tetap mencuci tangan

terlebih dahulu pada saat memegang bayi atau menyusukan

bayi serta harus menggunakan masker setiap keluar dari

rumah. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

3) Asuhan Nifas Kunjunagn III

Hari Tanggal : Sabtu, 04 April 2020

Pukul : 17.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny S.L Umur 21 Tahun P2A0 dengan

2 minggu post partum. Sesuai data yang didapat berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga Laporan Nifas

disusun berdasarkan data sekunder sebagai berikut:


146

a. Ibu mengatakan sudah 2 minggu post partum, keadaannya dan

bayinya baik-baik saja dan ibu masih memberikan ASI pada

bayinya

b. Ibu mengatakan keluar cairan berwarna kuning kecoklatan

(lochea serosa).

c. Asuhan yang diberikan yaitu :

a) Melakukan pemantauan keadaan dan kesehatan ibu melalui

media social whatsapp

b) Memberitahu ibu untuk meminta bantuan keluarga jika

membutuhkan bantuan atau dukungan dari keluarga. Ibu bersedia

untuk meminta bantuan keluarga dan keluarga juga bersedia

untuk memberi dukungan kepada ibu.

c) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu

perdarahan pervaginam, infeksi masa nifas, kelainan payudara,

kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, rasa sakit,

merah dan pembengkakan pada kaki, merasa sedih atau tidak

mampu mengasuh diri dan bayinya. Ibu memahami dengan

penjelasan yang diberikan dan merespon dengan baik

d) Memberitahukan kepada ibu untuk terus makan-makanan yang

bergizi yaitu nasi, sayur, ikan dan buah-buahan guna

memulihkan tenaganya dan untuk kelancaran produksi ASI. Ibu

bersedia melakukannya.
147

e) Memberitahukan ibu untuk tetap memperhatikan keadaan bayi

serta tetap menjaga kehangatan bayi. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukannya.

f) Memberitahukan ibu untuk tetap meberikan ASI saja sampai

bayi berumur 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan

dan pendamping ASI. Ibu mengerti dan bersedia untuk tetap

meberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan.

4) Asuhan Nifas Kunjungan IV

Hari Tanggal : Kamis, 30 April 2020

Pukul : 16.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny S.L Umur 21 Tahun P2A0 dengan

6 minggu post partum. Sesuai data yang didapat berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu melalui media sosial, Sehingga Laporan Nifas

disusun berdasarkan data sekunder sebagai berikut:

a. Ibu mengatakan sudah 6 minggu post partum.

b. Ibu mengatakan keadaan umum baik, dalam keadaan sehat, bayi

juga dalam keadaan sehat, pemberian ASI tiap 2 jam sekali atau

di saat bayi ingin menyusui, pengeluaran darah berwarna putih

(lochea alba).

c. Asuhan yang diberikan yaitu :

a) Memberikan KIE tentang nutrisi


148

Memberikan penyuluhan pada ibu tentang pola nutrisi yaitu

harus mengkonsumsi makan sehat dan seimbang seperti nasi,

ikan, sayuran, buah-buahan dan susu ibu menyusui serta memilih

menu yang bervariasi. Dianjurkan pula agar ibu dapat

mengkonsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI seperti

daun katuk.

b) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif selama 6

bulan. Ibu bersedia memberikan ASI esklusif kepada

bayinya selama 6 bulan.

c) Memberikan Asuhan Komplementer

Menganjurkan ibu melakukan “Bakera” atau bisa juga di sebut

mandi uap menggunakan tanaman. Jenis–jenis tanaman untuk

bakera diantaranya, Lemon Suanggi (bahasa Tombulu),

Temulawak, Daun Bramakusu, Daun Tawaang, dan Bawang

Putih. Dan tahapan untuk bakera adalah sebagai berikut:

Air dimasak sampai mendidih dalam 1 wadah yang ukurannya

cukup besar dan selanjutnya memasukan tanaman-tanamannya

(Bawang putih, lemon suanggi, bramakusu, tawaang, dan

tumbulawa) di atas kompor yang sementara menyala. Setelah

semua bahan yang telah di siapkan dimasukan ke dalam wadah,

wadah di tutup dan dibiarkan kembali mendidih selama kira-kira

5 menit dan setelah itu siap digunakan oleh pasien. Wadah

berupa panci diletakan di bagian bawah agak ke depan tempat


149

duduk yang nantinya akan di tutupi kain yang melekat pada

pasien. Pasien dalam posisi tubuh di balut kain menutup dari atas

sampai ke bawah sehingga tidak ada lubang angin supaya uap

panas tidak cepat keluar. Lamanya dalam aktifitas bakera kira-

kira 30 menit. Ibu mengerti dan akan melakukannya

d) Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dan

bayi di situasi pandemi covid-19 ini yaitu, dengan tetap

mencuci tangan terlebih dahulu pada saat memegang bayi

atau menyusukan bayi serta menjemur bayi pada pagi hari

harus menggunakan masker. Ibu mengerti dan bersedia

melakukannya.

e) Memberikan KIE tentang personal hygiene. Menganjurkan

ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalianya dengan cara

membasuh alat kelamin setelah BAK/BAB dari depan

kebelakang setelah itu keringkan menggunakan tissue/kain

bersih dan kering, mengganti celana dalam apabila basah.

Ibu mengerti dan bersedia untuk mengikuti anjuran yang

diberikan.

f) Memberikan penyuluhan tentang KB yaitu menganjurkan

ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tidak

mengganggu pengeluaran/kualitas ASI yaitu alat kontrasepsi

seperti KB suntik 3 bulan atau KB yang tidak mengandung

hormon seperti AKDR, kondom, ataupun metode kalender.


150

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

merespon dengan baik.

4. Asuhan Keluarga Berencana

Hari Tanggal : Senin, 15 Mei 2020

Pukul : 09.00 WITA

Metode Pemantauan : Media social whatsapp dan telepon

Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny S.L Umur 21 Tahun P2A0 dengan

akseptor KB 3 bulan, penulis tidak dapat memberikan pertolongan

persalinan secara langsung karena penulis tidak dapat melakukan kontak

langsung sesuai dengan pasien akibat adanya Pandemi Covid-19.

Sesuai data yang didapat berdasarkan hasil wawancara dengan ibu melalui

media sosial, Sehingga Laporan Keluarga Berencana disusun berdasarkan

data sekunder sebagai berikut:

a. Ibu mengatakan datang ke puskesmas tuminting ingin

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan diantar oleh suami dan

suami telah menyetujui ibu untuk menggunakan kontrasepsi

suntik 3 bulan.

b. Ibu mengatakan sampai di puskesmas ibu langsung diperiksa oleh

bidan, ibu dalam keadaan sehat, tekanan darah dalam batas

normal yaitu 120/80 mmHg, BB 61 kg, ASInya lancar dan belum

mendapat menstruasi.

c. Asuhan yang diberikan yaitu :


151

a) Bidan memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

baik, tekanan darah 120/80 mmHg, Berat badan 61 kg. Ibu

telah mengetahui hasil pemeriksaannya.

b) Memberikan penyuluhan tentang KB suntik 3 bulan

Keuntungannya : Tidak berpengaruh terhadap hubungan

seksual,tidak dilakukan pemeriksaan dalam, jangka panjang dan

efek samping kecil, mengurangi jumlah perdarahan dan nyeri,

mencegah anemia, mengurangi penyakit payudara jinak, kista

ovarium dan mencegah kehamilan ektopik.

Kerugiaanya : Terjadi penambahan berat badan, terlambat

kembali kesuburan, tidak menjamin perlindungan terhadap PMS,

klien bergantung pada tempat sarana pelayanan (harus kembali

suntikan), terjadi gangguan haid seperti siklus haid tidak teratur,

dan tidak haid sama sekali. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.

c) Mengingatkan kembali pada ibu untuk kembali suntik KB 3

bulan (Depoprovera) sesuai waktu yang sudah ditetapkan

yaitu tanggal 07 Agustus 2020. Ibu bersedia untuk balik ke

Puskesmas sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan.


152

B. PEMBAHASAN

Pada situasi covid 19 yang terjadi di dunia terdeteksi pertama kali di negara

Cina pada awal Desember 2019, dan Indonesia pada pertengahan Februari 2020

yang mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran melalui daring

sehinggga beberapa asuhan kebidanan tidak dapat dilakukan secara langsung

hanya di lakukan melalui pemantauan via whatsapp dan via telepon

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny. S.L di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota

Manado pada bulan November 2020 sampai Mei 2020. Dalam memberikan

asuhan kebidanan penulis menggunakan teknik pengumpulan data,

menginterpretasi data dasar, menegakkan diagnosa potensial atau yang mungkin

terjadi, melakukan tindakan segera pada diagnose potensial, meyusun

perencanaan, melakukan tindakan asuhan kebidanan sesuai perencanaan,

melakukan evaluasi atau melakukan penilaian kembali pada hasil tindakan dan

melakukan pendokumentasian asuhan.

1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, tanda-tanda vital:

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu

badan 36,5°C. Berat badan sebelum hamil 60 Kg, berat badan sekarang 63 Kg,

tinggi badan 162 cm, lingkar lengan atas (LILA) 27 cm. Rambut panjang dan

hitam, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak ada

cloasma gravidarum dan tidak ada odema pada wajah maupun ektremitas ibu,
153

puting susu menonjol, areola kehitaman. Pemeriksaan Leopold I TFU 22 cm

teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong). Leopold II : Teraba tahanan

terbesar disebelah kiri perut ibu (punggung) sedangkan disebelah kanan perut

ibu teraba tonjolan dan bagian-bagian kecil (ekstremitas). Leopold III : Teraba

bulat, keras dan melenting (kepala) belum masuk PAP. Leopold IV: tidak

dilakukan. Pemeriksaan ini untuk mendeteksi secara dini kesehatan Ny.S.L

sesuai dengan tujuan asuhan antenatal adalah mendeteksi komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan menurut Kuswanti Ina, 2014.

Tanggal 27 Januari 2020 dilakukan kunjungan ulang rumah kedua ibu

mengatakan tidak ada keluhan apapun dan keadaannya baik baik saja ibu

mengatakan ia sudah memeriksakan kehamilan pada tanggal 23 Januari 2020

dan sudah mendapatkan vitamin ibu hamil sebanyak 30 tablet serta imunisasi

TT1. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, keadaan emosional stabil, tanda-tanda vital : TD : 110/70

mmHg, N : 82 x/menit, R : 22 x/menit, S : 36,5°C, BB 66 kg. Pemeriksaan

fisik : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat,

ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema. Palpasi Leopold I : TFU 3 jari

diatas pusat 27 cm, teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong). Leopold

II : teraba tahanan terbesar disebelah kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian

kecil disebelah kiri perut ibu. Leopold III : Teraba keras keras, bulat, dan

melenting (kepala) belum masuk pintu atas panggul (PAP) sehingga masih

dapat di goyangkan. Leopold IV : tidak dilakukan.


154

Kunjungan rumah ke tiga dilakukan pada tanggal 28 Februari 2020, ibu

mengeluh merasa sesak nafas dan sering buang air kecil. Dari hasil

pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan

emosional stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal TD: 120/80 mmHg, N:

80x/menit, R: 24x/menit, S: 37°C,BB 67 kg, pemeriksaan fisik: konjungtiva

tidak anemis, sclera tidak berwarna kuning, bibir tidak pucat, ekstremitas atas

dan bawah tidak ada odema. Palpasi Leopold I : TFU pertengahan pusat –

processus xypoideus 31 cm, teraba lunak, bulat dan tidak melenting (bokong).

Leopold II : tahanan terbesar disebelah kanan perut ibu dan teraba bagian-

bagian kecil disebelah kiri perut ibu. Leopold III : teraba keras, bulat dan

melenting (kepala). Leopold IV: kepala sudah masuk PAP. BJA (+) 149 x/m.

Kemudian menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan serta perubahan fisiologi

kehamilan.

Kunjungan rumah ke empat dilakukan pada umur kehamilan 39-40

minggu, ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri pada pinggang.Hasil

pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan

emosional stabil, tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, R :

24 x/menit, S : 36,5°C, BB 68 kg. Pemeriksaan fisik : konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, bibir tidak pucat, ekstremitas atas dan bawah tidak

ada oedema. Palpasi Leopold I : TFU 34 cm, teraba lunak, bulat dan tidak

melenting (bokong). Leopold II : teraba tahanan terbesar disebelah kanan

perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil disebelah kiri perut ibu. Leopold

III : teraba keras, bulat, dan melenting (kepala) sudah masuk pintu atas
155

panggul (PAP) sehingga tidak dapat di goyangkan. Leopold IV : kepala sudah

masuk pintu atas panggul (divergent). BJA (+) 145 x/m. Kemudian

menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan serta memberikan pendidikan

kesehatan tentang fisiologi ibu hamil, nutrisiuntuk ibu hamil, pola istirahat

yang cukup dan tanda bahaya Trimester 3.

Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada kasus Ny. S.L

di lakukan pelayanan asuhan standar minimal diantaranya timbang berat badan

dan tinggi badan, tekanan darah, pengukuran tinggi fundus, pemberian tablet

tambah darah (tablet Fe), pemberian imunisasi TT, pemeriksaan Hb,

Temuwicara (konseling).

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil pada masa Pandemi

1. Pemeriksaan kehamilan pertama oelag dokter untuk skrining faktor

resiko, buat janji agar tidak menunggu lama.

2. Tunda pemeriksaan kehamilan trimester II (dapat melalui tele konsultasi

klinis) kecuali ada tanda bahaya.

3. Pemeriksaan kehamilan trimester III harus dilakukan 1 bulan sebelum

taksiran persalinan.

4. Pengisian stiker P4K dipandu bidan, perawat atau dokter melalui media

komunikasi.

5. Pelajar buku KIA dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

mengenali tada bahaya.

6. Memeriksa sendiri dirinya, segera ke fasyankes jika ada risiko atau tanda

bahaya.
156

7. Pastikan gerak janin diawali usia kehamilan 20 minggu.

8. Setelah usia kehamilan 28 minggu, hitung gerakan janin (minimal 10

gerakan per 20 jam).

9. Ibu hamil dengan status PDP atau terkonfirmasi postif Covid-19 tidak

diberikan tablet tambah darah karena memperburuk komplikasi yang

diakibatkan kondisi covid-19.

10. Tunda kelas ibu hamil atau mengikuti kelas ibu hamil secara online.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan

Asuhan persalinan pada Ny. S.L umur 21 tahun G2P1A0 hamil 39-40

minggu diberikan secara tidak langsung atau melalui media sosial karena

penulis tidak dapat melakukan kontak langsung dengan pasien akibat adanya

pandemi covid-19.

Ny. S.L bersalin secara normal dan spontan. Ibu bersalin dalam usia

kehamilan 39-40 minggu, Ibu mengatakan merasakan mules sejak pukul 19.30

WITA. hasil pemeriksaan, usia kehamilan 39-40 minggu, tekanan darah

110/80 mmHg, TFU 34 cm, makan terakhir pukul 13.20 WITA dan BAB pada

pukul 14.50 WITA, pembukaan 5-6 cm, ketuban (+), presentasi belakang

kepala, BJA 145 x/m. Ibu mengatakan pada pukul 22.15 WITA Ibu kembali di

lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan lengkap (10 cm).

Hal ini sesuai dengan pendapat Marlina D.E (2018), bahwa persalinan normal

adalah proses pengeluaran bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-

42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam waktu 18-24 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
157

Pada kala II persalinan berjalan dengan normal. Diawali dengan ibu

mengatakan perut semakin sakit menjalar sampai ke belakang dan rasa ingin

mengejan. Pada pemeriksaan vulva membuka, anus mengembang, perineum

menonjol, periksa dalam portio tipis, pembukaan lengkap 10 cm, ketuban

pecah spontan berwarna jernih, presentasi kepala ubun-ubun depan hodge IV,

serta meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah. Hal ini sesuai

dengan pendapat Prawirohardjo (2014), bahwa tanda dan gejala kala II

persalinan adalah Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu merasa

tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya, perineum

menonjol, vulva, vagina dan sfingter anal membuka

Kala II Ny. S.L berlangsung selama 10 menit dan tidak terjadi penyulit

maupun komplikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Walyani (2016), bahwa

kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida

Kala III Ny. S.L berlangsung selama 6 menit. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sumarah (2013), bahwa kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai

lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Kala IV, Setelah plasenta lahir ibu di bersihkan dan membantu ibu

mengganti pakaian, menganjurkan ibu untuk makan dan minum, dan tidak

banyak bergerak selama 2 jam postpartum, dan dilakukan observasi oleh bidan

setelah 2 jam postpartum dengan TTV dalam batas normal, kontraksi uterus

baik, perdarahan normal dan kala IV berlangsung selama 2 jam. Hal ini
158

sependapat dengan Marini (2016) bahwa melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin pada masa Pandemi

1. Ibu bersalin tetap di fasyankes. Segera ke fasyankes jika sudah ada tanda-

tanda bersalin.

2. Rujukan persalinan terencana untuk ibu hamil beresiko. Saat merujuk

pasien, sesuai dengan prosedur pencegahan Covid-19

3. Ibu dengan statu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 bersalin di

rumah sakit rujukan Covid-19.

4. KB pasca salin sesuai prosedur, di utamakan menggunakan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. S.L lahir cukup bulan sesuai usia

kehamilan dengan umur 7 jam post partum dilakukan melalui media sosial,

dikarenakan adanya pandemic covid-19.

Pukul 22.25. Wita bayi lahir spontan letak belakang kepala dan tindakan

yang di lakukan adalah Memotong tali pusat, membersihkan jalan nafas,

menilai bayi dengan scSore APGAR memberikan imunisasi HB0 IM dipaha

kanan, dan Vit.K dipaha kiri secara IM, berikan salep mata oxytetracycline

1%, dan lakukan pengukuran Antopometri. Lalu lakukan IMD dan jaga

kehangatan bayi dengan membungkus bayi dan menggunakan topi. Hasil dari

pemeriksaan berat badan bayi 3100 gram, panjang badan 48 cm, apgar score

8-9, nadi 140x/menit, pernapasan 40 x/menit, lingkar dada 32 cm, lingkar


159

kepala 33 bayi menangis spontan, kuat, tonus otot positif, warna kulit

kemerahan, jenis kelamin perempuan, anus ada dan tidak ada cacat bawaan

hal ini tidak sependapat dengan Marmi (2012), lingkar kepala normal BBL

adalah 33-35 sehingga terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.

Pada kunjungan pertama bayi baru lahir di lakukan perawatan tali pusat

hanya dalam keadaan terbuka. Hal ini sependapat dengan teori Asuhan

Persalinan normal menurut Prawirohardjo (2014) bahwa tali pusat di biarkan

terbuka.

Kunjungan II, 6 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas normal

tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik, tali pusat sudah

mulai mengering. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif

pada bayinya. Imunisasi HB0 sudah didapatkan. Tidak ditemukan tanda-tanda

bahaya pada bayinya.

Kunjungan III, 14 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam keadaan

normal, tali pusat telah puput, tidak ada terjadi ikterus, bayi menyusu ASI

sesuai dengan kebutuhan.

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir pada masa Pandemi

1. Bayi dari ibu yang bukan ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 tetap

mendapat pelayanan Neonatal Esensial saat lahir.

2. Bayi dari ibu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19 tidak dilakukan

IMD, pelayanan neonatal esensial lainnya tetap diberikan.

3. Bayi dari ibu HbsAg reaktif dan terkonfirmasi Covid-19 dan bayi klinis

sakit, pemberian vaksin hepatitis B ditunda sampai klinis bayi baik.


160

4. Pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK) dilakukan

setelah 24 jam sebelum ibu dan bayi pulang dari fasyankes. (Idealnya pada

48-72 jam setelah lahir).

5. KN1 dilakukan di fasyankes, KN 2 dan KN 3 dilakukan dengan metode

kunjungan rumah atau pemantauan dengan media online.

6. Segera ke fasyankes bila ada tanda bahaya pada bayi baru lahir.

4. Asuhan Kebidanan Nifas

Asuhan nifas dilakukan pada 2 jam post partum melalui media sosial,

penulis tidak melakukan asuhan secara kontak langsung karena adanya

pandemi covid-19.

Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan

mules. Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat itu uterus secara berangsur-

angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti

sebelumnya. Responden diberikan vitamin A sebanyak 1 kapsul yang

diminum segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan selang waktu

minimal 24 jam, telah diberikan dan telah diminum. Tidak ada efek samping

dari pemberian vitamin A tersebut. Tidak terjadi kesenjangan antara kasus dan

teori karena menurut Martalia (2015) Vitamin A (200.000 IU) dianjurkan

untuk mempercepat proses penyembuhan pasca salin dan mentransfernya ke

bayi.

Kunjungan I, 2 jam post partum pada responden didapatkan hasil tinggi

fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, pengeluaran lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan
161

tidak terjadi pendarahan. Asuhan nifas dilakukan kunjungan 2 jam, 6 hari dan

2 minggu dan kunjungan 6 minggu. Menurut teori (Sandra, dkk. 2014)

mengatakan kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir, pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada

masa nifas, menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu

kesehatan ibu maupun bayinya pada masa nifas. Pada kasus yang didapat

asuhan nifas pertama yaitu 2 jam.

Kunjungan II, 6 hari postpartum dengan hasil pemeriksaan pada responden

adalah, konsistensi uterus baik, pengeluaran lochea sanguinolenta yang

berwarna merah kuning, bau khas, konsistensi cair, ibu memakan makanan

bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI

lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi

sesuai teori (Sandra, dkk. 2014) Kunjungan 6 hari yaitu menilai adanya tanda-

tanda bahaya nifas memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit,

melakukan pemeriksaan involusi uteri, pengeluaran lochea dan perdarahan.

Kunjungan III, 2 Minggu postpartum dengan hasil pemeriksaan pada

responden adalah pengeluaran lochea serosa, berwarna kekuningan atau

kecoklatan, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan selama masa

nifas, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui

bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi sesuai dengan teori

(Sandra, dkk. 2014) yaitu menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
162

perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit.

Kunjungan IV, 6 Minggu postpartum dengan hasil pemeriksaan pada Ny.

S.L adalah pengeluaran lochea alba yang berwarna keputihan. Menganjurkan

ibu ber-KB dan ibu ingin KB Suntik 3 Bulan. Hasil pemantauan tidak ada

kesenjangan dengan teori (Sandra, dkk. 2014) yaitu menanyakan pada ibu

tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami dan memberikan konseling

untuk KB secara dini.

Evaluasi asuhan komplementer yang diberikan pada 6 minggu post partum

yaitu Bakera dengan menggunakan rempah-rempah yang baik untuk mandi

uap herbal dapat mengembalikan kondisi fisik dan psikis ibu seperti sebelum

hamil atau setelah melahirkan

Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas dan Ibu Menyusui pada masa Pandemi

1 Ibu nifas dengan keluarga harus memahami tanda bahaya masa nifas. Jika

ada resiko atau tanda bahaya, periksakan ke tenaga kesehatan.

2 KF1 dilakukan di fasyankes, KF2, KF3, dan KF4 dilakukan dengan

metode kunjungan rumah atau dengan pemantauan media online.

3 Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, pompa ASI, atau botol.

4 Gunakan masker saat menyusui.

5 Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai

5. Asuhan Keluarga Berencana

Asuhan kebidanan dalam melayani KB harus sesuai dengan kehendak ibu.

Setelah diberikan konseling yang nantinya ibu dapat mengambil keputusan


163

sendiri untuk memilih alat kontrasepsi sesuai dengan teori. Dalam pengkajian

yang telah dilakukan, responden memilih menggunakan KB Suntik 3 Bulan.

Dengan keuntungan : Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual, tidak

dilakukan pemeriksaan dalam, jangka panjang dan efek samping kecil,

mengurangi jumlah perdarahan dan nyeri, mencegah anemia, mengurangi

penyakit payudara jinak, kista ovarium dan mencegah kehamilan ektopik.

Dan kerugian : Terjadi penambahan berat badan, terlambat kembalikesuburan,

tidak menjamin perlindungan terhadap PMS, klien bergantung pada tempat

sarana pelayanan (harus kembali suntikan), terjadi gangguan haid seperti

siklus haid tidak teratur, dan tidak haid sama sekali. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan.


164

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan kebidanan pada Ny.S.L, selama kehamilan sudah dilakukan pelayanan

ANC selama 12 kali di rumah 4 kali dan di puskesmas 8x, pada trimester I ibu

mengatakan merasakan mual pada awal kehamilan dan nafsu makan

berkurang. Pada Trimester II ibu tidak ada keluhan apapun dan dalam kondisi

baik. Pada Trimester III ibu mendapat pendidikan kesehatan tentang persiapan

persalinan. Penulis melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar 10 T di

Puskesmas Tuminting. Pada awal kunjungan penulis memperkenalkan diri dan

menjelaskan serta memberikan informed consent dan ditanda tangani oleh ibu

dan suami, setelah itu melakukan penempelan stiker P4K. Selama kunjungan

penulis melakukan pemantauan TTV, Pemeriksaan Leopold, pengukuran

LILA, pemeriksaan Hb, konseling tentang perubahan fisiologis pada ibu hamil

dan Nutrisi yang baik serta pemantauan jumlah konsumsi vitamin dan tablet

Fe trimester II. Ny. S.L mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x. Kehamilan

Ny. S.L berlangsung normal, ibu maupun bayi dalam keadaan sehat.

2. Asuhan kebidanan pada Ny S.L, selama persalinan penulis melakukan

pemantauan lewat media social whatsapp dengan wawancara bersama pasien,

proses persalinan dimana kala I berlangsung selama 4 jam dan kala II

berlangsung selama 10 menit, Tanggal 21 Maret 2020 Pada pukul 22.08

WITA ibu melahirkan secara spontan pervaginam dan bayi lahir langsung
165

menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif. Pada kala III,

berlangsung selama 6 menit dimana plasenta lahir spontan dan lengkap. Pada

kala IV dilakukan pengawasan selama 2 jam post partum dimana tidak

ditemukan masalah/komplikasi.

3. Asuhan kebidanan pada By. Ny S.L dilakukan pemantauan lewat media social

whatsapp tidak menimbulkan komplikasi, bayi lahir dengan BB 3100 gram

dan PB 48 cm Lingkar Kepala 33 cm Lingkar Dada 32 cm yang dikategorikan

sebagai bayi lahir normal. Selama pemantauan yang dilakukan bayi Ny.S.L

dalam keadaan sehat. By Ny.S.L diberikan ASI, dan sudah mendapatkan

imunisasi HB 0 serta Vit K dan salep mata.

4. Asuhan kebidanan pada Ny.S.L selama masa nifas dilakukan pemantauan

lewat media social masa nifas ibu berlagsung normal dan ibu juga mengikuti

saran dari penulis untuk melakukan asuhan komplementer pada masa nifas

yaitu bakera atau mandi uap herbal, pada saat dilakukan pemeriksaan keadaan

umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, kemudian involusi

uterus berjalan dengan normal serta tidak ditemukan penyulit-penyulit selama

masa nifas .

5. Asuhan kebidanan pada Ny S.L saat KB berlangsung normal dilakukan

konseling secara tidak langsung yaitu melalui media sosial dan ibu saat ini

menggunakan KB suntik 3 bulan. Sejauh ini ibu tidak ada keluhan apapun dan

keadaan ibu baik serta tanda-tanda vital dalam batas normal.


166

B. Saran

1. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk lebih

meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan keluarga berencana secara optimal.

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi diperpustakaan

untuk pengembangan pengetahuan belajar dilapangan khususnya pada bidang

penelitian.

3. Bagi responden

Diharapkan pengetahuan dan pengalaman yang di dapat selama kegiatan

penelitian, dapat diterapkan pada kehidupan pribadi maupun keluarga terhadap

upaya pemeliharaan kesehatan dan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan

sebagai tempat memeriksakan kesehatan.

4. Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan pengetahuan yang berhubungan dengan asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan KB sehingga

dapat mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan

bayi.
167

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Sulawesi Utara, (2017). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Utara

Dinkes Kota Manado, (2017). Profil Dinas Kesehatan Kota Manado

(2018). Profil Dinas Kesehatan Kota Manado

(2019). Profil Dinas Kesehatan Kota Manado

Kemenkes, (2015). Direktorat Bina Kesehatan Ibu dan Anak

Kuswanti Ina. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kusmiyati Yuni, Heni P. Wahyuningsih. (2015). Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:

Fitramaya.

Mandang J, Lumi F, Manueke I. & Tando N.M. (2016). Kesehatan reproduksi

dan pelayanan keluarga berencana (KB). In media: Bogor.

Marmi dan Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

PKM Tuminting, (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Tuminting.

, (2019). Profil Kesehatan Puskesmas Tuminting.

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta.

Lumy, Freike, Purwandari, Atik, Losu N, Fredrika, Tombokan G.J, Sandra.2018.

Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA). Manado: Kementerian

Kesehatan RI Polikeknik Kesehatan Kemenkes Manado


168

RAKOPOP Kementerian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan Dalam Kerangka

Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: DIRJEN BINA GIZI KIA

SDKI (2007). Pelatihan Demografi. http://chnrl.org/pelatihan-demografi.go.id.

SDKI, (2012). Pelatihan Demografi. http://chnrl.org/pelatihan-demografi.go.id.

Sumarah, (2013). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu).

Yogyakarta: Fitramaya.

Marni, (2016). Intranatal Care, Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Walyani S. Elisabeth, Purwoastuti Endang. (2015.a). Asuhan Kebidanan Pada

Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

(2015.b). Asuhan Kebidanan Masa

Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

(2015.c). Panduan Materi Kesehatan

Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

(2016). Asuhan Kebidanan Persalinan

dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Werdiyanthi N.M, (2017) Jurnal Hubungan Penerapan Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi kehamilan oleh ibu hamil dengan

komplikasi kehamilan di Puskesmas Dolodou Kabupaten Bolaang

Mongondow.

Reni, dkk. 2018. Jurnal Perbedaan Tali Pusat Terbuka dan Kasa Kering dengan

Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir.Placentum.Vol.6(2)2018


169

Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A. (2013). Perawatan Masa Nifas. Fitramaya

Yogyakarta.
170

LAMPIRAN
171

Lampiran 1
172
173
174

Lampiran 2
175

Lampiran 3
176

Lampiran 4
177

Lampiran 5
178

LAMPIRAN 6
179

Lampiran 7
180

Lampiran 8

LEMBAR KONSULTASI

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S.L


di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado
Pembimbing I : Syull K. Adam, S.Pd, SKM, M.Kes

No. Tanggal Materi Konsultasi Paraf


Konsultasi
1. 31 Maret 2020 BAB I Sampai BAB III

2. 07 April 2020 BAB I Sampai BAB III

3. 25 Juli 2020 BAB IV

4. 26 Juli 2020 BAB IV Sampai BAB V

5. 30 Juli 2020 BAB IV Sampai BAB V

6. 05 Agustus 2020 BAB I II III IV Dan V


DAN ACC NASKAH
7.

8.

Mengetahui,
Pembimbing I Yang bersangkutan
181

Syull K. Adam, SKM, M.Kes Felia H. Sudjarwo


NIP.195611061979062001 NIM. 711540117018
LAMPIRAN 9
LEMBAR KONSULTASI

Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S.L


di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado
Pembimbing II : Sesca D. Solang, S.SiT, M.Kes

No. Tanggal Materi Konsultasi Paraf


Konsultasi
1. 04 Mei 2020 BAB I Sampai III

2. 26 Juli 2020 BAB IV Dan V

3. 04 Agustus 2020 BAB I II III IV Dan V

4. 05 Agustus 2020 BAB I II III IV Dan V

5. 06 Agustus 2020 BAB I II III IV Dan V

6. 07 Agustus 2020 ACC NASKAH

7.

8.

Mengetahui,
Pembimbing II Yang bersangkutan

Sesca D. Solang, S.SiT, M.Kes Felia H. Sudjarwo


NIP. 197009151992032004 NIM. 711540117018
182

LAMPIRAN 10
183

LAMPIRAN 11

Anda mungkin juga menyukai