Anda di halaman 1dari 36

 

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD

DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan pada Akesptor KB

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

NAMA: Susi Setyawati


NIM : 20159010030
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2020-2021
LAPORAN KASUS

 ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD

DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun guna memenuhi Persyaratan Ketuntasan


State Asuhan Kebidanan Akseptor KB
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
NAMA: SUSI SETYAWATI
NIM : 20159010030
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2020-2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD


DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun oleh:
Nama : Susi setyawati
NIM : 20159010030
Kelas : A

Tanggal Pemberian Asuhan 21 Juni 2021


Disetujui:

Kepala Puskesmas Kamal


Tanggal: 22 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah,S.Keb,Bd )
NIP.198207122006042028

Pembimbing Institusi
Tanggal: 22 Juni 2021
Di: Puskesmas Kamal
(Siti Rochimatul Lailiyah,S.SiT.,M,Kes)
NIDN 0723118401

Pembimbing Kasus
Tanggal: 22 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah, S.Keb.Bd )
NIP 198207122006042028.
HALAMAN PERSETUJUAN

PADA AKSEPTOR KB IUD


DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun Oleh:
NAMA: SUSI SETYAWATI
NIM : 20159010030
Kelas : A

Tanggal Pemberian Asuhan 21 Juni 2021


Disetujui:

Kepala Puskesmas Kamal


Tanggal: 22 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah,S.Keb,Bd )
NIP.198207122006042028

Pembimbing Institusi
Tanggal: 22 Juni 2021
Di: Puskesmas Kamal
(Siti Rochimatul Lailiyah,S.SiT.,M,Kes)
NIDN 0723118401

Pembimbing Kasus
Tanggal: 22 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah, S.Keb.Bd )
NIP 198207122006042028.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat nikmat dan karunia-Nya serta

petunjuk-Nya kepada kami sehingga oleh rasa kewajiban yang mendalam untuk

menyelesaikan makalah Asuhan kebidanan ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB IUD”

disajikan untuk memenuhi pembelajaran pada Stase Asuhan Kebidanan KB

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bimbingan dari berbagai

pihak pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih, segala daya dan

upaya telah kami lakukan dengan baik untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga atas

penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa.

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak.
Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk disadari akan
berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Untuk
menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka kelahiran
hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab dibidang ini berusaha meningkatkan
kinerja dengan meluncurkan program pemberian insentif bagi tenaga medis
(BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana seperti
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan,
kontrasepsi pil, kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita (MOW)
dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan pilihan akseptor
(Sarwono, 2008).
Di Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka
persentasenya adalah sebagai berikut : 46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982 peserta
MOW (1,16%), 44.453 peserta implant (6,45% ), 351.016 peserta suntikan
(50,95%), 193.405 peserta pil (28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%) dan 43.982
peserta kondom (6,38%).
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari
beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga
berencana karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang
(lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik
hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko yang tidak terlalu besar.
1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB
suntik kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut
Varney.

1.2.2        Tujuan Khusus


a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
c. Dapat menetapkan diagnosa potensial.
d. Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
f. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

1.3  Manfaat
Laporan ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi:
1.3.1        Bagi BPS
Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan pada klien akseptor KB suntik 3 bulan.
1.3.2        Bagi Pendidikan
Evaluasi keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan
1.3.3        Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien
tentang KB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Keluarga Berencana


   2.1.1 Definisi
Keluarga Berencana  adalah   suatu   usaha   guna  merencanakan dan
mengatur  jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang
diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau
mendapatkan kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga. KB merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah angka
kematian ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari
kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka
kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting dalam pelaksanaan
pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang
dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).

2.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur jarak kelahiran anak,
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan tersebut
maka ditempuh kebijaksanaan :
1)        Fase menunda perkawinan
2)        Fase menjarangkan kehamilan
3)        Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

2.1.3        Manfaat KB Untuk Kesehatan


1.      Untuk Ibu
a.       Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu pendek
b.      Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
c.       Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan kelelahan.
2.      Untuk Anak – anak yang dilahirkan
Anak yang dilahirkan akan mendapatkan sambutan dari ibu dalam keadaan
sehat sehingga  :
a.       Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
b.      Sesudah  lahir, mendapat  pemeliharaan  dan  makanan yang sesuai dari ibunya.
3.      Untuk Suami
Memberi kesempatan kepadanya agar dapat  :
a.       Memperbaiki keadaan fisiknya
b.      Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta
lebih banyak waktu luang untuk keluarga.
4.      Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk  :
a.       Perkembangan  fisik, karena  setiap anak memperoleh jarak dan jatah makanan
yang cukup.
b.      Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak
c.       Memberi  kesempatan   pendidikan   yang  lebih baik karena pendapatan tidak
habis buat hidup saja
5.      Untuk Seluruh Keluarga
a.       Meningkatkan  kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota keluarga
b.      Suatu  keluarga  yang  direncanakan  dengan  baik  memberi  yang nyata bagi
generasi yang akan datang 
c.       Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak  untuk
mendapatkan pendidikan
d.      Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi sumbangan
yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.

2.1.4        Kontrasepsi
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1.      Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan metode
sederhana tanpa alat, yaitu :
a.       Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
2). Coitus intruptus (senggama terputus)
b.      Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita, spermisida.
2.      Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a.         Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan suntikan
b.        Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3.      Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi
2.2       Kontrasepsi Suntik Kombinasi
 2.2.1  Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali ( Cyclofem),
dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi
I.M sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari dua
hormone yaitu progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh seorang
perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy Progesterone Acetate
(MPA) dan estrogen nya adalah Estradiol Cypionate (JNPK-KR, 2012)
                
2.2.2  Cara Kerja           
Cara kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a.       Menekan ovulasi
b.      Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma tidak
terganggu
c.       Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d.      Menghambat transportasi gamet oleh tuba

2.2.3  Efektivitas
Menurut Ari Sulistyawati, 2011. Keefektifan kontrasepsi suntik kombinasi sangat
efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan,

2.2.4  Keuntungan
     Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006 antara lain:
                           a.          Resiko terhadap kesehatan kecil
                           b.          Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
                            c.          Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
                           d.          Jangka panjang
                            e.          Efek samping sangat kecil
                            f.          Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

2.2.5  Keuntungan Nonkontrasepsi


Keuntungan Nonkontrasepsi menurut Hanafi Hartanto 1996 di buku KB dan
Kontrasepsi, yaitu :
a.       Mengurangi jumlah perdarahan
b.      Mengurangi nyeri saat haid
c.       Mencegah anemia
d.      Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e.       Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f.       Mencegah kehamilan ektopik
g.      Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul
h.      Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia perimenopause

2.2.6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a.       Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting,
atau perdarahan sampai 10 hari
b.      Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga
c.       Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30
hari untuk mendapatkan suntikan
d.      Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy
(Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e.       Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan
darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
f.       Penambahan berat badan
g.      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
h.      Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
2.2.7. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin  2006)
a.       Usia reproduksi
b.      Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c.       Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d.      Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e.       Pascapersalinan dan tidak menyusui
f.       Anemia
g.      Nyeri haid hebat
h.      Riwayat kehamilan ektopik
i.        Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.2.8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi menurut Hanafi Hartanto yaitu
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c.        Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d.      Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e.        Usia > 35 tahun yang merokok
f.       Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110
mmHg)
g.      Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h.      Kelainan pembuluh darah  yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
i.        Keganasan pada payudara

2.2.9.  Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi


            Menurut Ari Sulistyawati waktu yg tepat untuk memulai menggunakan suntikan
kombinasi adalah :
a.       Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan
b.      Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari
c.       Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual
untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa
waktu 7 hari
d.      Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil
e.       Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f.       Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi
g.      Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberikan
h.      Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7 hari
i.        Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat
segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji
kehamilan terlebih dahulu
j.        Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat
diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain
k.      Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal saja
diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu
datangnya haid. Bila diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain
tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid.
Cabut segera AKDR.
2.2.10. Cara Penggunaan
           Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuscular
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu.suntikan ulang dapat diberikan 7 hari
lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

2.2.11. Instruksi Untuk Klien  (menurut Hanafi Hartanti 1996)


a.       Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4
minggu
b.      Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk
memastikan hamil atau tidak
c.       Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikandan apa yang harus
dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau
nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering
ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3
d.      Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy, obat-
obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

2.2.12. Tanda-tanda Yang Harus Diwaspasdai Pada Penggunaan Suntikan


                 Kombinasi
a.       Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru
atau serangan jantung
b.      Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi, atau migrain
c.       Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai
d.      Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.
2.3 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi:
a) Diagnosis atau masalah
b) Antisipasi diagnosis / masalah potensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari
rujukan.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI PUSKESMAS KAMAL

PENGKAJIAN
Tanggal : 08 Juni 2021 Jam : 09.00 Wib

IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien Penanggung Jawab
Status Suami
1. Nama ibu : Ny “ P” 1. Nama Suami : Tn “ A ”
2. Umur : 23 Tahun 2. Umur : 25 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku/ Bangsa : Madura/ Indonesia 6. Suku/Bangsa : Madura/ Indonesia
7. Alamat : Gili Anyar 7. Alamat : Gili Anyar

I. DATA SUBJEKTIF
1.   Keluhan utama
Ingin ikut KB
2.  Riwayat Kesehatan Reproduksi
a.  Status perkawinan
Kawin 1 kali, Pernikahan ke 1, Umur saat menikah 21 tahun, Lamanya
pernikahan 2 tahun
b   Riwayat menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus : Teratur, lama: 7-8 hari
Banyaknya : 3 kotex/ hari /50 cc, sifat darah encer
Warnanya : merah kehitaman
Baunya : anyir
Dismenorhoe : tidak ada
Fluor albus : tidak

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Ha mil
ke- Persalinan Nifas
Tgl U Jenis Penolo J BB Perdar Lakt asi Kompli
Lahir K Kompli
Persalin ng K Lah a kasi
kasi
an ir han
Ba
Ib u yi
1 16-08- 9 bln normal bidan - - lk 3400 - asi -
2020

e. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


No.
Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
Jenis
Kontrasepsi TglOleh Tempat Keluhan Tgl Oleh TempatAlasan
1 Suntik 3 bln 10- bidan bpm Kenaikan
10- bb
2021

f. Riwayat kesehatan klien dan keluarganya


a.    Riwayat kesehatan klien
Tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun. Seperti : Asma,
jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli
b.   Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun.
Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, dan Gemeli
g Kebutuhan fisik
a.       Pola Nutrisi
Makan 3-4x/hari dengan porsi nasi dengan lauk dan sayur, minum air putih 7-8
gelas per hari
b.      Pola Aktivitas
Melakukan kegiatan rumah tangga dengan dibantu suami dan keluarga
c.       Pola Istirahat
Tidur malam ±6-7 jam dan tidur siang ±1 jam per hari tanpa ada keluhan
d.      Pola Eliminasi
BAK ±6-7x/hari dan BAB ±1x/hari tanpa ada keluhan
e.       Pola Personal Hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi setiap mandi, keramas 3x/minggu, ganti baju setiap
selesai mandi
f.       Pola Seksual
Melakukan hubungan seksual 2-3x/minggu.
h Keadaan psiko,social,ekonomi dan spiritual
1. Tanggapan keluarga terhadap kb
Kb yg paling aman dan mudah mendapatkannya adalah kb suntik 3 bln
2. Pengetahuan tentang kb
Keluarga beranggapan kb yg paling aman adalah kb suntik walaupun kadang
ada efek sampingnya, misalkan tdk datang bulan, kenaikan bb,keluar darah
sedikit sedkit,dll, ibu ikut kb utk menunda kehamilan dan berencana mau
ikut kb suntik selama 3 th, setelah itu mau berhenti sbb rencana mau nambah
anak lagi setelah 3 tahun.
3. Kesiapan ekonomi terhadap kb
Kb yg paling murah dan aman adalah kb suntik yg 3 bln dan sangat
terjangkau oleh keluarga dibanding kb suntik yg 1 bln

II   DATA OBYEKTIF


1.      Pemeriksaan Fisik Umum
a.       Keadaan umum : baik
b.      Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
c.       BB sebelum kb 50 kg, Kunjungan lalu : 51 kg, Kunjungan ini : 52 kg :
d.      TB : 156 cm
2.      Pemeriksaan fisik khusus
b.      Kepala : muka :tidak pucat, tidak odema, Mata: sclera putih, tdk
anemis, Hidung: tdk ada pengeluaran secret dan polip,
Mulut: tdk ada stomatitis,gigi tdk caries, lidah tdk kotor, gusi
tdk bengkak, telinga bersih dan tdk ada serumen
f.       Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis, tidak ada pembesaran vena jugularis
g.      Payudara : simetris, bentuk puting normal/ menonjol, tidak ada nyeri,
tidak ada benjolan abnormal/ massa
i.        Perut : inspeksi: tidak ada jaringan parut,Palpasi: tdk ada benjolan,
tdk ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda kehamilan,
Auskultasi: tdk kembung
j.        Genetalia : vagina: bersih, flour albus -,tdk ada kelenjar bartolini dan
kelenjar skene, tidak ada varices, tidak ada kondiloma, tdk
ada perdarahan pervaginam, Anus: tdk ada haemoroid
l.        Eekstrimitas : simetris, tidak oedema, tidak varices, tidak ada kelainan/
polidaktil

III     ANALISA DATA


P1001A0 Dengan Akseptor kb suntik 3 bln

IV.    PENATALAKSANAAN
  

Tanggal : 8 Juni 2021 Jam: 09.10 WIB


1.      Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan normal, ibu
mengerti
2.      Memberikan konseling lagi ttg KB kepada ibu yaitu menjelaskan tentang
semuanya, baik kelebihan dan efek samping tentang KB :
-          Pil
Kelebihan : haid teratur, mencegah anemia, kesuburan cepat kembali
Kerugian : mahal, bosan dipakai tiap hari, BB meningkat
-          Suntik
      1 bulan
Kelebihan : haid teratur, tidak cocok untuk laktasi
Kerugian : BB meningkat, spooting
      3 bulan
Kelebihan : cocok untuk laktasi, lebih lama dari 1 bulan
Kerugian : spooting, BB meningkat, tdk datang bulan,
-          Implant
Kelebihan : sangat efektif, tidak mengganggu ASI
Kerugian : spooting, hipermenore
-          IUD
Kelebihan : jangka panjang, tidak meningkatkan BB (coper T)
Kerugian : hipermenore, rasa sakit saat haid
-          MOW
Kelebihan : jangka panjang, tidak mengandung hormon
Kerugian : resiko pembedahan, keberhasilan hamil sangat tipis
Ibu mengerti dan paham
3.      Memberitahu konseling tentang KB Suntik 3 bulan
Definisi : alat kontrasepsi yang disuntikan pada daerah gluteal antara SIAS dan
lumbal ke-5 1/3 bagian, diberikan setiap 3 bulan
Keuntungan :
-          Sangat efektif
-          Pencegahan kehamilan jangka panjang
-          Tidak mempengaruhi produksi ASI
-          Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Kerugian :
-          Perdarahan yang tak menentu
-          Terjadi amenorea
-          Masih terjadi kemungkinan hamil
Efek samping :
-          Kenaikan/penurunan BB
-          Gangguan siklus haid
-          Spooting
-          amenorea,
Ibu mengerti dan tdk mempermasalahkan efek samping yg ibu alami yaitu tdk
datang bulan semenjak ikut kb dan berat badannya semakin bertambah/
gemuk
4.      Memberikan inform consent kepada ibu yaitu dengan menyuruh ibu untuk
menandatangani di buku catatan KB, guna sebagai bukti ibu telah menyetujui
untuk mengikuti suntik KB yang 3 bln
5.      Mempersiapkan pasien dan lingkungan yaitu dengan menutup jendel/pintu
supaya privasi pasien tetap terjaga dan mempersilahkan pasien berbaring sambil
memposisikan diri,
6.      Menyiapkan alat :
-          Tryclofem 1 vial
-          Spuit 5 cc
-          Kapas alkohol
7.      Melakukan penyuntikan KB dengan mengocok vial KB suntik dengan rata,
menyedot dengan spuit 5 cc hingga habis, desinfeksi daerah yang akan disuntik
dengan kapas alkohol sekali usap buang, melakukan penyuntikan di pantat
secara IM 1/3 SIAS, ibu bersedia dilakukan tindakan penyuntikan
8.      Menganjurkan ibu untuk kontrol sewaktu-waktu ada keluhan
9.      Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang dengan mencantumkan tanggal
kembali pada tgl 1 september 2021
10.  Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan untuk dijadikan bukti
dalam pelaksanaan pemberian asuhan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien: ny”P” No. RM Ruang:


Nama
Umur: 23 th Tanggal: 08-06-2021
Tanggal/Jam: 08-06- Setyawa
Susi
2021/ 10.00 wib Setyawati /
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf

S : Ibu mengatakan sudah mengerti


tentang penjelasan yang di berikan oleh
bidan dan ibu mendapatkan KB suntik
3 bulan
O : Keadaan Umum : Baik, kesadaran
komposmentis, TTV: T 110/70 mmhg, N
80 x/mnt, R: 20 x/mnt, S: 36,5 C
A : Usia 23 Tahun dengan KB suntik 3
bulan
P : Anjurkan ibu untuk kembali tepat
waktu yaitu tanggal 01 september
2021 atau jika terjadi keluhan yang di
rasakan oleh ibu
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Usia 23 Tahun dengan KB suntik 3 bulan bulan telah
dilakukan pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan manajemen
kebidanan SOAP melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa
pemeriksaan. Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
di lapangan.
a.       Ibu mengatakan sdh 3 kali ikut KB suntik 3 bulan dan efek samping yg dialami ibu
adalah selama ikut kb tdk pernah menstruasi da nada penambahan berat badan , Hal
ini sesuai dengan teori Sayfuddin (2010) yang mengatakan bahwa suntik kb suntik
3 bulan dapat mempunyai efek samping amenorhoe serta penambahan berat badan.
b.      ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga dan terdahulu seperti:
Hipertensi, Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi, Hepatitis,
Tuberculosis, dan HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori Hanafi Hartanto (2002) dan kasus.  Maka dari itu ibu dapat diberikan
KB suntik kombinasi karena ibu tidak mempunyai riwayat penyakit yang tidak
boleh dimiliki bagi pengguna KB suntik kombinasi.
c.       ibu mengatakan tidak pernah merokok, maka dari itu ibu dapat diberikan suntik
kombinasi karena merokok dapat mengurangi keefektifan kb suntik kombinasi.
d.      pada pemeriksaan tanda-tanda vital, ibu mempunyai tekanan darah sebesar 110/70
mmHg. Pada teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan bahwa pasien dengan
tekanan darah > 180/100 mmHg  tidak diperbolehkan menggunakan kb suntik
kombinasi. Hal ini yang memperbolehkan pasien dapat menggunakan kb suntik
kombinasi
Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi tidak ada   kesenjangan
antara teori dengan praktek. Dimana dalam praktek langkah langkah tersebut
disesuaikan dengan kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan
Usia 23 Tahun dengan KB suntik 3 bulan dapat tercapai.
BAB V
PENUTUP

5.1        Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Usia 23 Tahun dengan KB suntik 3
bulan, dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam
memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a.       Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat
membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan bidan.
b.      Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah dan
kebutuhan pasien yang sesuai.
c.       Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada
kerjasama yang baik dengan pasien.
d.      Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada
perencanaan tindakan yang disusun.
e.       Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnose

5.2.      Saran
a.        Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan.
b.      Bagi Petugas dan klinik
Diharapkan agar mutu pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih maju serta perlu
kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang telah tersedia ditempat pelayanan
praktek semaksimal mungkin
c.        Bagi  Institusi Pendidikan
Memperbanyak buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan kebidanan
yang ada sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami berikutnya agar lebih
baik
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP

 Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


YBP

2002. Buku Acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan


Reproduksi. Jakarta

http://litbang.tangerangkota.go.id

http://bkkbn.go.id
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : SUSI SETYAWATI

NIM : 20159010030

RUANGAN : KIA

PKM/ RS : PUSKESMAS KAMAL

NO HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING
JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB


SUNTIK 3 BULAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUSI SETYAWATI


NIM : 20159010030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2020-2021
JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB


SUNTIK 3 BULAN

Disusun Oleh:
NAMA: SUSI SETYAWATI
NIM : 20159010030
Kelas : A

Tanggal Pemberian Asuhan 08 Juni 2021


Disetujui:

Kepala Puskesmas Kamal


Tanggal: 08 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah,S.Keb,Bd )
NIP.198207122006042028

Pembimbing Institusi
Tanggal: 08 Juni 2021
Di: Puskesmas Kamal
(Siti Rochimatul Lailiyah,S.SiT.,M,Kes)
NIDN 0723118401

Pembimbing Kasus
Tanggal: 08 Junil 2021
Di: Puskesmas Kamal

( Khadijah, S.Keb.Bd )
NIP 198207122006042028.
JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB


SUNTIK 3 BULAN

Nama Mahasiswa : Susi Setyawati

Tempat Praktek : 20159010030

Periode :1

Pembimbing Prodi : Siti Rochimatul Lailiyah,S.SiT.,M,Kes

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari materi ini ?

Dengan adanya jurnal ini saya mengetahui tentang bagaimana akseptor KB 3 bulan
bisa berpengaruh pada siklus menstruasi
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?

Menyiapkan referensilain tentang materi yang berkaitan dengan jurnal yang saya
baca
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Saya berharap dengan adanya jurnal ini saya bisa menambah pengetahuan tentang
bagaimana gangguan menstruasi bisa terjadi pada akseptor KB 3 bulan
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ?
Bagaimana perencanaannya?

- Bagaimana mengenali gangguan menstruasi pada akseptor KB 3 bulan

- Menambah pengetahuan ibu tentang bagaimana mengenali gangguan menstruasi


pada akseptor KB 3 bulan

B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan:

Memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:

Dapat menambah pengetahuan ibu tentang pentingnya mengetahui bagaimana


gangguan mesntruasi yang biasa terjadi pasca pemakaian KB suntik 3 bulan

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini


adalah:

Gangguan menstruasi bisa terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan

Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Pemberian edukasi pada akseptor KB sangat penting dilakukan untuk menambah


pengetahuan ibu tentang bagaimana mengenali efek samping pasca mengikuti KB
sunti

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus


Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

Studi kasus ditempat pembelajaran klinik.

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses


pembelajaran saya adalah:

Menurut ibu seharusnya pasca ikut KB suntik 3 bulan tidak perlu mengalami
gangguan menstruasi

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:

Dengan adanya masalah diatas saya akan berusaha untuk memberikan edukasi
pada ibu tentang bagaimana mengatasi gangguan menstruasi pasca ikut KB suntik
3 bulan

A. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi

1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Ya


dirandomisasi?

Apakah cara melakukan randomisasi Ya


dirahasiakan?

Apakah follow-up kepada pasien cukup Ya


panjang dan lengkap?

Apakah pasien dianalisis di dalam grup Ya


di mana mereka dirandomisasi?

Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind Ya


terhadap terapi?
Apakah grup pasien diperlakukan sama, Ya
selain dari terapi yang diberikan?

Apakah karakteristik grup pasien sama Tidak


pada awal penelitian, selain dari terapi
yang diberikan?

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Sangat penting

Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Cukup tepat

Pemakaian kb suntik 3 bulan Gangguan menstruasi Tidak mengalami


gangguan menstruasi

Ya 15 4

Tidak 3 8

Control event rate (CER) = c/ c+d = 0,90,3

Experimental event rate (EER) = a/ a+b = 0,8

Relative Risk Absolute Risk Number


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Needed to
Treat (NNT)

CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR

0,3 0,8 1,7 0,5 2

95% CI
95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien eksperimen]

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?

Apakah karakteristik pasien kita sangat Tidak


berbeda dibandingkan pasien pada
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan?

Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Ya


tempat kerja kita?

Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif terhadap


pasien pada penelitian

Diekspresikan dalam bentuk desimal: 0,5

NNT/f = 2/0,5 = 4

(NNT bagi pasien kita)

Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate) adalah


event rate dari pasien kita bila mereka
menerima kontrol pada penelitian tersebut
= 0,5

1/ (PEERxRRR) = 1/ 0,5= 2

(NNT bagi pasien kita)

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?

Apakah kita dan pasien kita mempunyai Ya


penilaian yang jelas dan tepat akan value
dan preferensi pasien kita?

Apakah value dan preferensi pasien kita Ya


dipenuhi dengan terapi yang akan kita
berikan?

f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko
kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita kemungkinan
meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah
2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 0,5.

B. Evaluasi Pembelajaran

Topik: pemakaian KB suntik 3 bulan dengan gangguan mesntruasi\ Tanggal: 15


Juni 2021

Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Asuhan kebidanan diberikan pada akseptor KB suntik 3 bulan

Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya

KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan gangguan menstruasi

Bagaimana hal ini bisa berguna ?

Pemakaian KB suntik 3 bulan dapat mengganggu keseimbangan hormon di dalam


tubuh sehingga dapat menyebabkan gangguan menstruasi

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

Gangguan menstruasi bisa terjadi pada akseptor KB 3 bulan

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:


Saya akan memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya mengenali
gangguan menstruasi pasca ikut KB suntik 3 bulan

Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi

Bagaimana cara mengenali gangguan menstruasi pasca ikut KB suntik 3 bulan

Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah

Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang efek samping apa saja yang akan
terjadi pasca pemakaian KB suntik 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai