Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI

PADA NY. A DI KLINIK YAPIDA GUNUNG PUTRI TAHUN 2022

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Kontrasepsi

Prgoram Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Nama : Evi Puspitasari

NIM : 220705075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI

PADA NY. A DI KLINIK YAPIDA GUNUNG PURI

TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap

diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I

(tanda tangan )

( Ita Herawati, M.Keb )

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “
Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Pada Ny. A di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun
2022”

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Ita Herawati, M.keb, Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan,
pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan- perbaikan untuk
ke sempurnaan laporan penulis.
4. Ibu Penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada
penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
5. Kedua orang tua tercinta, yang selalu mendoakan dan selalu memberi semangat
kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.

Jakarta, Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJAN................................................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3

A. Pengertian KB.......................................................................................................... 3
B. Tujuan KB............................................................................................................... 3
C. Kontrasepsi Suntik................................................................................................... 3
D. Konntrasepsi Suntik DMPA.................................................................................... 4

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................... 11

A. Data Subjektif.......................................................................................................... 11
B. Data Objektif........................................................................................................... 13
C. Assesment................................................................................................................ 13
D. Penatalaksanaan....................................................................................................... 14
E. Dokumentasi dalam bentuk pathway....................................................................... 15

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 17

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 20

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 20
B. Saran....................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 21

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga kecil, Bahagia dan sejatera. KB juga memberikan keuntungan ekonomi pada

pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat. Perencanaan KB harus dimiliki oleh

setiap keluarga termasuk calon pengantin, misalnya kapan usia ideal untuk

melahirkan, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran yang ideal, bagaimana perawatan

kehamilan, serta tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. selain pengetahuan, pasangan

suami-istri harus memiliki akses terhadap pelayanan kontrasepsi yang berkualitas.

Sehingga, mereka mudah merencanakan kehamilan seperti yang diinginkan dan

menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, program KB

menjadi salah satu program pokok dalam menignkatkan status kesehatan dan

kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

Kontraepsi suntik KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang paling

disukai diantara kontrsepsi lainnya. Pemakaian kontrasepsi suntik KB dalam dua

decade terakhir mengalami peningkatan yang sangat bermakna. Kontrasepsi suntik

merupakan metode kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan menjadi

suntikan KB satu bulan dan suntikan KB tiga bulan (DMPA). Suntikan KB 1 bulan

mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterne acetat (hormone progestin) dan

Estradiol cypionate (hormone estrogen). Berdeda dengan suntikan KB satu bulan,

suntik KB tiga bulan atau suntik DMPA berisi depot medroksiprogesterone asetat

yang diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12

1
2

minggu. Kontrasepsi DMPA hanya berisi hormone progesterone, tidak ada kandungan

hormone estrogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot medroksiprogesteron asetat

yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dilaksanakannya asuhan kebidanan kontrasepsi dengan kasus Kenaikan

Berat Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a) Dilaksanakannya pengkajian dan analisa data pada Ny.A dengan Kenaikan Berat

Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

b) Dirumuskannya diagnosa atau masalah aktual pada Ny.A dengan Kenaikan Berat

Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

c) Direncanakannya tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny.A dengan Kenaikan

Berat Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

d) Dilaksanakannya tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny.A dengan Kenaikan

Berat Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

e) Dievaluasi asuhan kebidanan pada Ny.A dengan Kenaikan Berat Badan di Klinik

Yapida Gunung Putri Tahun 2022.

f) Didokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan pada Ny.A dengan Kenaikan

Berat Badan di Klinik Yapida Gunung Putri Tahun 2022.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk kontrasepsi atau

pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi

adalah mencegah sprema laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi)

atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan

berkembang di dalam rahim (Purwoastuti, 2022).

B. Tujuan KB

1. Tujuan umum : Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera ) yang menjadi

dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran

sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

2. Tujuan khusus : Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dann kesehatan

keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak kelahiran.

C. Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi

mengandung hormon progesterone yang menyerupai hormon progesterone yang

diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi.

Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga

memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan

penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari

3
4

100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada

tahun pertama pemakaiannya (Purwoastuti, 2022).

D. Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxi Progesteron Asetat)

1. Pengertian

Berbeda dengan suntikan KB satu bulan, suntik KB tiga bulan atau suntik

DMPA berisi depot medroksiprogesterone asetat yang diberikan dalam suntikan

tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu. Kontrasepsi

suntik DMPA hanya berisi hormone progesterone, tidak ada kandungan hormone

estrogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot medroksiprogesterone asetat yang

disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu.

2. Mekanisme Kerja DMPA

a) Mencegah ovulasi kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH).

b) Menurunkan Luteinizing Hormone (LH) sehingga tidak terjadi lonjakan LH.

c) Endometrium menjadi dangkal dan arofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak

aktif.

d) Endometrium bisa menjadi semakin sedikit jika digunakan dalam waktu yang

lama, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90 hari

setelah suntikan DMPA berakhir.

e) Mengentalkan lender serviks dan jumlahnya juga berkurang sehingga

mencegah adanya spermatozoa.

f) Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang

telah dibuahi.

g) Kecepatan transportasi ovum di dalam tuba falopi berubah.


5

3. Efektivitas DMPA

Menurut BKKBN, kontrasepsi suntik yang mengandung DMPA memiliki

efektivitas yang tinggi, yaitu 0,3% kehamilan dari 100 perempuan dalam satu

tahun pemakaian. Walaupun tingkat efektivitasnya tinggi, tetapi masih ada peluang

terjadi kegagalan. Kegagalan dari kontrasepsi jenis ini biasanya disebabkan oleh

teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus intragluteal atau akseptor tidak

melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal.

4. Kelebihan DMPA

a) Sangat efektif dalam mencegah kehamilan.

b) Dapat diandalkan sebagai alat kontrasesi jangka Panjang.

c) Tidak mempengaruhi produksi ASI.

d) Tidak mempengaruhi aktivitas hubungan seksual.

e) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

f) Menurunkan terjadinya penyakit jinak payudara.

g) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.

h) Tidak mengandung estrogen (tidak berdampak serius terhadap penyakit

jantung dan gangguan pembekuan darah).

i) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai

perimenopause.

j) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ekstopik (kehamilan

diluar kandungan).
6

5. Kekurangan DMPA

a) Pada beberapa akseptor dapat terjadi gangguan haid.

b) Sering muncul perubahan berat badan.

c) Ada kemungkinan pemulihan kesuburan yang lambat setelah penghentian

pemakaian.

d) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan karena tidak

bisa menyuntikkan kontrasepsi sendiri.

e) Kontrasepsi jenis ini tidak memberikan perlingungan terhadap IMS, hepatitis B

dan HIV.

f) Pada penggunaan jangka Panjang dapat terjadi lipid serum.

6. Indikasi

Menurut BKKBN, indikasi pada pengguna suntik DMPA adalah :

a) Wanita usia reproduktif.

b) Wanita yang sudah memiliki anak.

c) Pasangan yang menginginkan kontrasepsi jangka Panjang dan memiliki

efektivitas tinggi.

d) Wanita yang sedang menyusui.

e) Setelah melahirkan tetapi tidak menyusui.

f) Setelah abortus dan keguguran.

g) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.

h) Masalah gangguan pembekuan darah.

i) Sedang melakukan pengobatan epilepsi dan TBC.


7

8. Kontraindikasi

a) Hamil (dibuktikan dengan pemeriksaan medis) atau dicurigai hamil.

b) Perdarahan pada pervaginam dan penyebabnya belum jelas.

c) Wanita yang tidak dapat menerima efek samping berupa gangguan haid.

d) Penderita kanker payudara atau ada Riwayat kanken payudara.

e) Penderita diabetes meatus yang disertai komplikasi.

9. Waktu Penggunaan

Waktu yang tepat untuk mulai menggunakan kontrasepsi DMPA adalah :

a) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.

b) Penyuntikan dilakukan pada 7 hari pertama siklus haid.

c) Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi dapat

diberikan setiap saat, asalkan perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari

setelah penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

d) Ibu melahirkan dapat melakukan suntik setelah 42 hari.

e) Ibu yang mengalami keguguran dapat melakukan suntik kembali segera atau dalam

waktu 7 hari.

f) Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan tidak

hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA, suntikan pertama

dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya.

g) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti dengan

kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan, asal ibu tidak

hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya. Bila ibu disuntik
8

setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan

seksual.

10. Cara Penggunaan

a) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 12 minggu atau 3 bulan sekali

dengan cara menyuntikkan pada intramuscular di daerah pantat. Pastikan suntikan

yang dilakukan tidak terlalu dangkal karena akan berpengaruh pada penyerapan

kontrasepsi. Jika penyerapannya lambat, kontrasepsi tidak akan bekerja secara

efektif.

b) Kulit yang disuntik terlebih dahulu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi

isopropyl alcohol 60-90%. Peyuntikan dikerjakan setelah kulit kering.

c) Kontrasepsi tidak perlu didinginkan. Kocok tanppa menimbulkan gelembung-

gelembung udara. Jika terdapat endapan putih pada dasar ampul, hilangkan dengan

menghangatkan ampul tersebut.

11. Efek Samping

a) Mengalami gangguan haid seperti amenore, spotting, menorarghia, metrorarghia.

b) Penambahan berat badan.

c) Mual.

d) Kunang-kunang.

e) Sakit kepala.

f) Nervositas.

g) Penurunan libido.

h) Vagina kering.

12. Beberapa Catatan Bagi Pengguna Kontrasepsi Suntik


9

a) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.

b) Nyeri abdomen bawah yang parah memungkinkan gejala ektopik terganggu.

c) Timbul abses atau perdarahan pada tempat injeksi.

d) Sakit kepala, migrain atau sakit kepala berulang yang berat sampai keburnya

penglihatan.

e) Perdarahan hebat sampai dua kali lebih Panjang dari masa haid atau dua kali lebih

banyak dari periode sebelumnya.

13. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam KB Suntik

a) Faktor Pengetahuan

Akseptor yang memiliki pengetahuan mempuni tentang alat kontrasepsi

dapat berpengaruh pada pemilihan alat kontrasepsi yang baik untuk dirinya sendiri.

b) Faktor Ekonomi

Tingkat pendapatan suatu keluarga ditentukan dari pekerjaan anggota

keluarga tersebut. Jika tingkat ekonominya tergolong cukup, kemungkinan besar

bisa melakukan KB secara tepat dan memiliki keluarga kecil yang sejahtera.

c) Faktor Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam melaksanakan KB yang bermutu. Masyarkat perlu tahu tempat

pelayanan kesehatan paling dekat dari tempat tinggalnya dan memiliki mutu yang

baik.

d) Faktor Pekerjaan
10

Terkadang wanita lupa untuk melaksanakan KB atau suntikan kembali

karena terlalu sibuk bekerja. Faktor tersebut menyebabkan suntikan KB terlambat

sehingga dibutuhkan dukungan dari anggota keluarga yang lain, khususnya untuk

mengingatkan kunjungan kembali ke tempay pelayanan KB terdekat.


BAB 3

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB


Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Hormonal

A. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS

Nama Ibu                    : Ny.A Nama Suami                : Tn. B


Umur                           : 26 tahun Umur                           : 28 tahun
Kebangsaan                 : Indonesia      Kebangsaan                 : Indonesia
Agama                         : Islam Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMA Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                     : IRT Pekerjaan                     : Karyawan
Alamat Kantor :- Alamat Kantor              : Cileungsi
AlamatRumah      : Griya Bukit Jaya      Alamat Rumah       : Griya Bukit Jaya

2. ANAMNESA

a. Kunjungan saat ini :


    Kunjungan ulang
Ibu mengatakan ingin suntik KB 3 bulan dan mengeluh mengalami kenaikan
berat badan dan nafsu makan bertambah.
b. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 24 tahun, dengan suami sekarang 2 tahun
c. Riwayat Mensturasi
 Menarce umur 13 tahun, siklus 28 hari, teratur, Lamanya 7 hari, sifat darah:
encer, Bau : normal Dismenorhoe :  tidak, Banyaknya 80 Cc / hari.

 Hari pertama haid terakhir tanggal: 20 November 2022 pasti,   lamanya: 5 hari,


banyaknya : 80 cc / hari.

 Jumlah Anak : 1

11
12

d. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan


Mulai memakai Berhenti/ganti KB
Jenis
No
kontrasepsi tanggal Oleh Tempat keluhan tanggal oleh tempat Keluhan
1 Suntik 3 bulan 03-02-2022 Bidan Klinik BB - - - -
naik
e. Riwayat kesehatan

1) Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga

2) Tekanan darah tinggi : tidak

3) Apakah pernah operasi besar : tidak

4) Pernah TVD/EP, menderita TVD : tidak

5) Penyakit stoke : tidak

6) Penyakit jantung : tidak

7) Penyakit kolesterol : tidak

8) Migrain (sakit kepala sebelah) : tidak

9) Penyakit kuning : tidak

10) Postpartum sampai dengan 6 minggu : tidak

f. Riwayat penyakit ginekologi

 Kanker payudara : tidak


 Kanker Serviks : tidak
g. Keadaan psiko social spiritual
1) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : ibu mengetahui macam-macam
alat kontrasepsi
13

2) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang di pakai : ibu mengetahui


tentang KB Suntik 3 bulan
3) Dukungan suami/ keluarga : Suami / keluarga mendukung
4) Merokok : tidak

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan

a. Keadaan umum Baik kesadaran : Compos Mentis

Keadaan emosional Stabil


b. Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg Denyut Nadi :80 x/menit Suhu tubuh: 36,4°C
Pernafasan: 21 x/menit
c. Tinggi Badan : 157 cm, Berat Badan : 85 kg

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala dan leher

 wajah Pucat : tidak

 Mata :

 Konjungtiva    : tidak pucat

 Scelera              : tidak ikterik

2) Dada

 Payudara          : simetris
14

 Pembesaran      : normal

 Rasa nyeri        : tidak ada

 Lain-lain       : tidak ada

3) Abdomen

 Benjolan : tidak ada

 Pembesaran hepar : tidak ada

4) Ekstremitas bawah

Varices                        : tidak ada


e. Pemeriksaan penunjang

 HCG : Negatif

 Pemeriksaan Penunjang lainnya : tidak dilakukan

C. ASSESMEN

Diagnosa :
Ny. A P1A0 usia 26 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan

D. PLANNING       

1. melakukan infrom consent bahwa akan dilakukan pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

3. Melakukan peyuntikan triclofleme injeksi untuk KB 3 bulan.

4. Memberitahu kepada ibu informasi mengenai efek samping KB suntik 3 bulan antara
15

lain gangguan siklus haid, depresi, keputihan, jerawat, rambut rontok dan perubahan

berat badan karena hormon progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan

gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah dan juga menyebabkan

nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik.

5. Menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori dengan membatasi kandungan energinya

dibawah kebutuhan normal, cukup mineral serta banyak mengandung serat, misalnya

nasi, lauk, tempe dan sayur.

6. Menganjurkan ibu untuk olahraga secara teratur sperti aerobic, berjalan, jogging,

renang, bersepeda.

7. Menganjurkan ibu untuk mengganti kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan

menggunakan kontrasepsi non hormonal (missal IUD) bila cara diatas tidak berhasil

dan berat badannya bertambah terus.

8. Melakukan ABPK untuk memberikan infromasi yang benar dan jelas mengenai

kontrasepsi.

9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang.

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : Senin, 28 November 2022


Tempat Praktik : Klinik Yapida Gunung Putri
Nama : Evi Puspitasari
16

Program Studi : Profesi Bidan

Pathway Kasus Kebidanan

Akseptor KB SUNTIK 3 BULAN


Nama : Ny. A
Usia : 26 tahun
GPA : P1A0

Tanda / Gejala / keluhan Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan
secara teori : keluhan yang dialami pasien) yang dialami pasien :
- Gangguan siklus haid Kontrasepsi suntik adalah alat - Akseptor KB
- Depresi kontrasepsi berupa cairan yang berisi suntik 3 bulan
- Keputihan hormon progesterone yang disuntikan ke - Kenaikan berat
- Jerawat dalam tubuh wanita secara periodik. badan

- Rambut rontok DMPA adalah kontrasepsi yang berisi


depomedroksi Progesterone Asetat 150
- Perubahan berat badan
mg disuntik secara intramuskular di
daerah bokong yang diberikan setiap 3
bulan sekali. Efek samping yang
biasanya terjadi pada kb suntik triclofem
antara lain amenorea (tidak terjadi
perdarahan/spotting),perdarahan/perdara
han bercak (spotting), meningkatnya
berat badan (Irianto, 2012) .

Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


1. melakukan infrom consent bahwa akan 1. Untuk persetujuan antara pasien
dan tenaga kesehatan bahwa akan
dilakukan pemeriksaan.
dilakukan pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Agar ibu mengetahui hasil
3. Melakukan peyuntikan triclofleme injeksi pemeriksaan.
3. Ibu masih mau menggunakan
untuk KB 3 bulan.
kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
4. Memberitahu kepada ibu informasi
4. Agar ibu lebih memahami
mengenai efek samping KB suntik 3 bulan. mengenai kontrasepsi yang
digunakannya dan penyebab
5. Menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori
dengan membatasi kandungan energinya

17

Evaluasi asuhan yang diberikan :

Ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini dan

mengerti apa yang disampaikan oleh bidan

serta bersedia melakukan apa yang bidan

anjurkan. Ibu memilih saat ini masih mau

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan

jika berat badan terus bertambah akan

berdiskusi dengan suami terlebih dahulu untuk

mengganti kontrasepsinya.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data

Pada pengkajian data yang dilakukan pada tanggal 28 November 2022 di

Klinik Yapida Gunung Putri dari anamnesa pada Ny. A didapatkan hasil Ny. A

mengeluh berat badannya mengalami kenaikan saat menjadi akseptor KB suntik 3

bulan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data objektif yaitu : KU baik, kesadaran

compos mentis, keadaan emosional stabil, TD : 110/70 mmHg, suhu : 36,4°C, nadi :

80 x/menit, pernafasan : 20 x/menit, BB : 85 kg.

B. Assesment

Berdasarkan data subjekti dan objektif maka ditegakkan diagnosa yaitu Ny. A

P1A0 usia 26 tahun akseptor KB suntik dengan kenaikan berat badan. Efek samping

yang biasanya terjadi pada KB suntik DMPA antara lain mengalami gangguan haid

seperti amenore, spotting, menorarghia, metrorarghia, penambahan berat badan, mual,

kunang-kunang, sakit kepala, nervositas, penurunan libido, vagina kering

( Puurwoastuti, 2020). Terjadinya kenaikan berat badan, kemungkinan karena hormon

progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga

lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesterone juga menyebabkan

nafsu makan bertambah dan menurun aktivitas fisik, akibat nya pemakaian suntikan

dapat menyebabkan berat badan bertambah (Irianto, 2012).

C. Asuhan kebidanan, Rasionalisasi dan Evaluasi

1. Melakukan infrom consent bahwa akan dilakukan pemeriksaan. Rasionalisasi

melakukan inform consent adalah untuk persetujuan antara pasien dan tenaga

kesehatan bahwa akan dilakukan pemeriksaan. Evaluasi ibu bersedia.

18
19

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan. Rasionalisasi memberitahu hasil pemeriksaan

adalah agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan. Evaluasi ibu sudah mengetahui

hasil pemeriksaan.

3. Melakukan peyuntikan triclofleme injeksi untuk KB 3 bulan. Rasionalisasi

melakukan penyuntikan adalah karena ibu masih mau menggunakan KB suntik 3

bulan untuk saat ini. Evaluasi ibu sudah disuntikan KB suntik 3 bulan.

4. Memberitahu kepada ibu informasi mengenai efek samping KB suntik 3 bulan.

Rasionalisasi memberitahu kepada ibu informasi mengenai efek samping KB

adalah Agar ibu lebih memahami mengenai kontrasepsi yang digunakannya dan

penyebab mengapa berat badannya terus mengalami kenaikan. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa tujuan dilakukannya KIE yaitu

meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik KB, membina kelestarian peserta

KB, meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin

berlangsungnya proses penerimaan, mendorong terjadinya proses perubahan

perilaku kea rah positif, pengingkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat

secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai

perilaku yang sehat dan bertanggung jawab (Purwoastuti, 2022). Evaluasi ibu

sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan.

5. Menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori dengan membatasi kandungan

energinya dibawah kebutuhan normal, cukup mineral serta banyak mengandung

serat, misalnya nasi, lauk, tempe dan sayur. Rasionalisasi menganjurkan ibu untuk

diet rendah kalori adalah untuk menurunkan berat badan ibu. Evaluasi ibu bersedia

melakukan apa yang bidan anjurkan.

6. Menganjurkan ibu untuk olahraga secara teratur sperti aerobic, berjalan, jogging,

renang, bersepeda. Rasionalisai menganjurkan ibu untuk olahraga secara teratur


20

adalah untuk membantu menurunkan berat badan ibu. Evaluasi ibu bersedia

melakukan apa yang bidan anjurkan.

7. Menganjurkan ibu untuk mengganti kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan

menggunakan kontrasepsi non hormonal (missal IUD) bila cara diatas tidak

berhasil dan berat badannya bertambah terus. Rasionalisai menganjukran ibu untuk

mengganti kontrasepsi adalah Agar ibu bisa terus menggunakan KB dan berat

badan ibu tidak mengalami kenaikan terus menerus. Evaluasi ibu mengerti dan

ingin mengetahui mengenai macam-macam kontrasepsi lain.

8. Melakukan ABPK untuk memberikan infromasi yang benar dan jelas mengenai

kontrasepsi. Rasionalisasi melakukan ABPK adalah Agar ibu mengerti mengenai

kontrasepsi dan bisa memilih kontrasepsi yang lain jika tidak nyaman dengan

kontrasepsi suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

komunikasi, informasi dan edukasi dalam pelayanan KB sangat diperlukan karena

ada banyak sekali informasi mengenai KB yang harus disampaikan oleh tenaga

kesehatan kepada masyarakat. Informasi ini harus disampaikan secara jelas agar

mesyarakat dapat memahami dengan jelas tentang KB (Jitowiyono, 2019).

Evaluasi ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 bulan kemudian. Rasionalisasi

menganjurkan ibu untuk kontrol ulang adalah untuk dilakukan kembali

penyuntikan KB atau untuk mengganti KB. Evaluasi ibu bersedia untuk kontrol

ulang.
21
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, mahasiswi mampu melakukan pengkajian

untuk menegakka diagnosa, memberikan asuhan sesuai dengan diagnosa serta

merasionalisasikan asuhan yang diberikan dan mengevaluasi asuhan yang diberikan

pada kasus asuhan kebidanan kontrasepsi.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan

kritik yang dapat membangun akan diterima dengan baik. kedepannya penulis akan

lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-

sumber yang lebih banyak.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Maria Ulfah (2020). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Jitowiyono, Sugeng & Masniah Abdul Rouf (2019). Keluarga Berencana Dalam Perspektif
Bidan. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru.
Koes, Irianto (2012). Keluarga Berencana Untuk Paramedis Dan Nonmedis. Bandung :
Yrama Widya.
Manuaba, dkk (2005). Iimu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mulyani Dan Rinawati (2013). Keluarga Berencana Dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Purwoastuti, Th. Endang & Elisabeth Siwi Walyani (2022). Kesehatan Reproduksi &
Keluarga Berencana. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.

23

Anda mungkin juga menyukai