Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BAYI NY.R USIA 1 JAM DI
PUSKESMAS RAWAT INAP BOJONGMANIK
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
Aditya Pratiwi,S.ST
NIM: 210704019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL PADA BAYI NY.R USIA 1
JAM DI PUSKESMAS RAWAT INAP BOJONGMANIK
TAHUN 2022

Telah disetujui, di periksa, dan siap diujikan dihadapan Tim


Penguji

Pembimbing 1

SUKARNI, M.Kes

ii
B.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir Normal pada Bayi Ny.R Usia 1 Jam Di Puskesmas Rawat
Inap Bojongmanik Tahun 2022”. Dalam penyusunan Laporan ini, penulis
banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada

1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara


Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Mariyani, M.Keb, Kaprodi Profesi Kebidanan Abdi Nusantara
4. Ibu Sukarni M.Kes Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan
penulis.
5. Suami dan anakku tersayang serta keluarga besar yang selalu
mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih
sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna
bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada
kita semua.

Lebak, 21 Agustus 2022

iii
B.
Penulis

DAFTAS ISI

BIODATA MAHASISWA.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAS ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA.............................................................................................4
A. Bayi Baru Lahir.............................................................................................................4
B. Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan......................................................................8
C. Pendokumentasian Dalam Bentuk SOAP:.....................................................................9
BAB III KASUS......................................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................14
BAB VI PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
LAMPIRAN

iv
B.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)
yang berat (Marmi & Rahardjo: 2015). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir
normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam
pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan
usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan (Prawirohardjo:2018).
Peristiwa kelahiran merupakan waktu dinamik yang berpusat di sekitar
kebutuhan segera bayi baru lahir. Walaupun sebagian proses persalinan terfokus
pada ibu tetapi proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan
(bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain
ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan
pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian essensial dari asuhan
bayi baru lahir. Sebagian besar (85% - 90 %) persalinan adalah normal, tetapi
gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan
bayi-bayi yang baru dilahirkan (Kurniarum: 2016).
Masa neonatal (0-28 hari) adalah masa yang memiliki resiko gangguan
kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan. Apabila penanganan
masalah kesehatan yang kurang tepat bisa berdampak pada tingginya angka
kematian neonatal, sehingga diperlukan beberapa upaya untuk mengendalikan
masalah tersebut. Penanganan masalah kesehatan diantaranya pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan pada saran pelayanan kesehatan, dan jaminan
pelayanan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir, yaitu kunungan neonatal
dilakukan 3 kali pada usia 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari (Sudinkes &
Kesga DKI Jakarta: 2018).
Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan
khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan
PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengajarkan cara
merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara menyusui yang benar dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi
yang sehat.

C.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada


studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny. R di Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik Tahun 2022”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan dengan benar dan tepat sesuai teori yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Pada Bayi Ny. R di Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik Tahun 2022
2. Tujuan Khusus

Mampu melakukan pengkajian sesuai teori asuhan kebidanan pada Asuhan


Bayi Baru Lahir normal usia 1 jam
Mampu memberikan asuhan kebidana membuat rasionalisasi dan mengevaluasi
asuhan yang di berikan Asuhan Bayi Baru Lahir normal usia 1 jam

C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Bayi Baru lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kemenkes RI:
2019). Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru
lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan
(Prawirohardjo:2018).
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,
umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kemenkes
RI: 2019).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan
40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik
(rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah
berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24
jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi: 2016).
3. Klasifikasi Neonatus/Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi
(2015), yaitu:
a. Neonatus menurut masa gestasinya:
1) Kurang bulan (preterm infant): < 259 hari (37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant): 259-294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan (postterm infant): > 294 hari (42 minggu atau lebih)
b. Neonatus menurut berat badan lahir:
1) Berat lahir rendah: < 2500 gram
2) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih: > 4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan):

C.
1) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
4. Penatalaksanaan Bayi Baru lahir Normal
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada
kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama
kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk
mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran
dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang
terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat
kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan,
terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan
suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin: 2018). Asuhan bayi
baru lahir meliputi:
a. Pencegahan Infeksi (PI)
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
3) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi
tidak dilakukan secara rutin (Kemenkes RI: 2019).
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai
dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu.
Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan
satu tangan melindungi perut bayi.
Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kemenkes RI: 2020).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,

C.
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat
pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus.
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap
di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD
selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara
(Kemenkes RI: 2020).
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-
60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian
vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian
dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu (Kemenkes RI: 2020).
e. Pencegahan kehilangan panas
Hal ini dapat dilakukan melalui dengan menunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu, menyelimuti tubuh bayi, serta memakaikan topi pada
kepala bayi (Kemenkes RI: 2020).
f. Pemberian salep mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi
mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,
oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus
tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kemenkes RI: 2020).
g. Pencegahan perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan
BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis
melawan hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan
yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang
membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang bervariasi dan
proteksi yang kurang pasti pada bayi. Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6
jam setelah lahir (Lowry: 2014).

C.
h. Pemberian imunisasi hepatitis b (HB 0)
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan
vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur
ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati (Kemenkes RI: 2019).
i. Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di
fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi
pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali
pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari
(Kemenkes RI: 2019).
Pemeriksaan bayi baru lahir adalah penilaian yang dilakukan secara rutin
kepada semua neonatus. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai pemeriksaan awal
segera setelah bayi lahir dan pemeriksaan lengkap dalam 24-48 jam pertama
kehidupan sebelum pulang dari rumah sakit.
Pemeriksaan bayi baru lahir meliputi pemeriksaan fisik lengkap semua
sistem organ. Pemeriksaan dimulai segera setelah bayi lahir, yaitu penilaian
apakah bayi bernapas atau menangis, serta apakah bayi bugar dan tonus otot
baik. Pemeriksaan selanjutnya mencakup pemeriksaan skor APGAR,
penentuan usia gestasi, apakah sesuai masa kehamilan atau tidak,
pemeriksaan tanda vital, antropometri, sistem saraf, kardiovaskular, respirasi,
gastrointestinal, genitourinaria, dan integumentum.
j. Pemberian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan
dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.
Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes
Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan
perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

C.
B.Tinjauan Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode pemecahan
masalah (Nurhayati: 2016: 139).

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


Proses manajemen adalah proses pemecahan masalah dengan
meenggunakan metode yang terorganisasi, meliputi pikiran dan tindakan dalam
urutan yang logis untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan (Nurhayati, 2016:
139)
Pengertian manajemen asuhan kebidanan dan prosesnya perlu dijelaskan
untuk memberikan kesamaan pandangan. Helen Varney (2007) menyatakan bahwa
proses manajemen terdiri dari 7 langkah sekuensial yang secara berkala
disempurnakan. Ini dimulai dengan pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi.
Langkah 7 Varney ini merupakan keseluruhan kerangka kerja yang 47 berlaku dalam
semua situasi. Setiap langkah kemudian dapat dipecah menjadi tugas yang
gterbatas yang bervariasi sesuai dengan kondisi pasien. Harus diakui bahwa
langkah-langkah ini diambil berkolaborasi dengan pasien atau bekerjasama dengan
pasien atau keluarga pasien.

Tujuh langkah manajemen asuhan kebidanan menurut Helen Varney (2007) yaitu :

a. Langkah I (Identifikasi dan Analisa Data Dasar) Langkah pertama merupakan


langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya. Mengumpulkan data
adalah menghimpun informasi tentang pasien. Data dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber. Sumber diharapkan dapat memberikan informasi yang paling
akurat dan dapat diperoleh dengan cepat serta upaya sekecil mungkin. Data
secara garis besar diklasifikasikan menjadi data subjektif dan data objektif.

b. Langkah II (Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual) Pada langkah ini, identifikasi


dilakukan terhadap diagnosis atau masalah ddan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis spesifik.

b. Langkah III (Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial) Langkah ketiga ini
bertujuan untuk mengantisipasi semua kemungkinan tidak diinginkan yang
dapat muncul sewaktu-waktu. Mengidentifikasi masalah atau diagnosis

C.
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasi

c. Langkah IV (Tindakan Segera, Kolaborasi dan Rujukan ) Tindakan segera


adalah tindakan yang dilakukan dengan cara menetapkan kebutuhan tentang
perlunya tindakan segera oleh bidan ataupun dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim 50 kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi pasien..

d. Langkah V (Merencanakan Asuhan Kebidanan) Langkah ini merupakan


rencana asuhan menyeluruh terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Pada langkah ini informasi data tidak lengkap dapat dilengkapi.
Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat
meliputi pengetahuan, teori terbaru, evidence based care, serta divalidasi
dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan. Sebaiknya pasien dilibatkan
dalam perencanaan asuhan karena pada akhirnya keputusan dilakukan atau
tidaknya tindakan berada di tangan pasien.

e. Langkah VI (Melaksanakan Asuhan Kebidanan) Pada langkah ini seluruh


rencana asuhan yang telah ditetapkan pada langkah V dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau
sebagian oleh pasien ataun angota tim kesehatan lainnya. Bidan dalam
manajemen asuhan bagi pasien adalah bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

f. Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan) Pada tahap ini, kita perlu
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang telah kita berikan kepada
pasien, untuk itu kita perlu melakukan evaluasi dengan cara mengacu pada
beberapa pertimbangan yaitu tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan
untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan.

C.Pendokumentasian Dalam Bentuk SOAP:


Menurut Kepmenkes RI nomor 938 tahun 2007 menjelaskan bahwa bidan
melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberi asuhan kebidanan.
Kriteria pencatatan asuhan kebidanan tersebut ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan S O A P, meliputi :
a. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
b. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
c. A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

C.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up, dan rujukan.
Sinkronisasi alur berfikir manajemen asuhan kebidanan Varney’s dengan
dokumentasi asuhan kebidanan SOAP sebagai berikut:

Tabel Sinkronisasi alur berfikir manajemen asuhan kebidanan Varney’s dengan


dokumentasi asuhan kebidanan model S O A P
No. Manajemen asuhan Dokumentasi
kebidanan Varney’s SOAP
1. Pengkajian
a. Data subjektif/
anamnesa
b. Data objektif Data Subjektif (S) dan Objektif (O)
c. Pemeriksaan penunjang
laboratorium
2. Interpretasi data
a. Diagnosis kebidanan
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Mengidentifikasi diagnosis Analisa
atau masalah potensial
4. Menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera
5. Menyusun rencana asuhan
yang menyeluruh
6. Pelaksanaan langsung Perencanaan dan Pelaksanaan
asuhan dengan efesien dan
aman
7. Evaluasi
(Sumber: Depkes RI, 2003)

C.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal Pada Bayi. Ny. R Usia 1 Jam
di Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik
No Reg :
Tanggal : 21 Agustus 2022
Pukul : 23.30 WIB
Oleh : Aditya Pratiwi,S.ST
Tempat : Puskesmas Rawat Inap Bojongmanik

DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny R usia 1 jam

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Suhu : 36,5°C
b. Pernafasan : 48 x/menit
c. Nadi : 128 x/menit
d. Keaktifan : aktif
e. Tangisan : kuat
2. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 32 cm
c. Lingkar Lengan Atas : 11 cm
d. Berat Badan : 3600 gr
e. Panjang Badan : 50 cm

3. Refleks
a. Refleks Moro : Positif
b. Refleks Rooting : Positif
c. Refleks Tonic Neck : Positif
d. Refleks Grafs/Plantar : Positif
e. Refleks Sucking : Positif
f. Refleks Babinsky : Positif

C.
4. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis
a. Kepala : Bentuk bulat tidak ada kelainan caput sucsedaneum dan
cepal
hematoma.
b. Muka : Tidak pucat, tidak edema.
c. Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tidal kuning, tidak
ada
perdarahan, terdapat bulu mata.
d. Hidung :Terdapat lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada pengeluaran.
e. Mulut : Terdapat sedikit saliva, tidak ada kelainan seperti labioskisis,
palatoskisis dan genatoskisis.
f. Telinga : Simetris, terdapat lubang dan daun telinga, tidak ada
pengeluaran
g. Leher : Pergerakan aktif, tidak ada kelainan.
h. Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada
i. Perut : Bentuk oval, tidak kembung tidak ada kelainan
j. Tali Pusat : Tidak ada perdarahan.
k. Punggung : Simetris tidak ada kelainan spina bipida
l. Ekstermitas : Pergerakan aktif tidak ada kelainan polidaktil, andaktil,
sindaktil
m. Genetalia : terdapat lubang vagina, labia minora menutupi labia mayora
n. Anus : Terdapat lubang anus

5. Eliminasi
a. Miksi : Sudah
b. Mekonium : Positif

II. ANALISA
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1 jam
III. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu (BB: 3600 gram, PB: 50 cm, lingkar
kepala: 33 cm, lingkar dada: 32 cm, suhu: 36,50C, pernafasan: 48 x/m, HR: 128
x/m, Lila:11 cm, serta bayi sudah BAK dan sudah BAB ).
E: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

C.
2. Melakukan pemberian salep mata tetrasiklin 1% dikelopak mata bawah bayi
(sudah dilakukan).

3. Memberikan injeksi Vit K dengan dosis 0,5 ml di paha sebelah kiri antero lateral
secara intramuscular untuk mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir
akibat defisiensi Vit K (sudah dilakukan)
E: Vit K sudah diberikan pada pukul 00:00 WIB
4. Merawat (membungkus) tali pusat menggunakan kasa steril kering tanpa
memberikan apapun, seperti alkohol dan betadine
E: Tali pusat terbungkus kasa steril
5. Melakukan Imunisasi HB 0 satu jam setelah pemberian Vitamin K pada pukul
06.00 WIB (sudah dilakukan).

C.
Pathway Kasus Kebidanan
Nama : Bayi Ny.R
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan usia 1 jam Tanda / Gejala / keluhan yang
Bayi baru lahir normal adalah berat dialami pasien
lahir antara 2500 - 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung Bayi Cukup Bulan lahir spontan,
BB : 3600 gram, Panjang :
menangis, dan tidak ada kelainan
50cm, A/S 9/9, kulit merah, LK:
kongenital (cacat bawaan) yang Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / 33 cm , LD: 32 cm, frekuensi
berat (Marmi & Rahardjo: 2015). keluhan yang dialami pasien) : jantung 128x/menit

Asuhan bayi segera setelah lahir


adalah asuhan yang diberikan kepada
bayi selama menit-menit pertama
setelah kelahiran, asuhan yang
diberikan kepada bayi segera setalah
lahir adalah asuhan yang segera,
aman, dan bersih. Asuhan bayi baru
lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi tersebut pada
satu jam pertama setelah kelahiran
(Depkes, 2018)

Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :

1. Melakukan pemeriksaan antopometri 1. Agar mengetahui ukuran-ukuran fisik bayi


seperti BB,PB,LK,dan LD untuk memastikan
2. Melakukan pemberian salep mata tetrasiklin BBL dalam keadaan normal
1% dikelopak mata bawah bayi 2. Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi
pada mata BBL
3. Memberikan injeksi Vit K dengan dosis 0,5 ml 3. Untuk mencegah perdarahan di otak yang bisa
di paha sebelah kiri antero lateral secara terjadi pada bayi baru lahir
4. Untuk mencegah infeksi dan iritasi pada tali
intramuscular
pusar bayi
4. Merawat (membungkus) tali pusat 5. Untuk memberikan perlindungan terhadap
penyakit Hepatitis B pada bayi baru lahir
menggunakan kasa steril kering tanpa
memberikan apapun
5. Melakukan Imunisasi HB 0 satu jam setelah
pemberian Vitamin K

Evaluasi asuhan yang diberikan :

Asuhan BBL pada Bayi Ny R sudah dilakukan .

C.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pemeriksan bayi Ny R baik data subyektif dan obyektif, di


dapatkan hasil Bayi Ny. R lahir pada tanggal 21 Agustustus 2022 pukul 23.30 WIB.
Hasil pemeriksaan sesaat Bayi Ny. R saat lahir yaitu bayi menangis kuat, gerakan
aktif, dan warna kulit kemerahan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kemenkes
RI (2020) Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000
gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan.
Penatalaksanaan akan diberikan Melakukan pemeriksaan
antopometri ,Melakukan pemberian salep mata tetrasiklin 1% dikelopak mata bawah
bayi ,Memberikan injeksi Vit K dengan dosis 0,5 ml di paha sebelah kiri antero lateral
secara intramuscular, Merawat (membungkus) tali pusat menggunakan kasa steril
kering tanpa memberikan apapun, Melakukan Imunisasi HB 0 satu jam setelah
pemberian Vitamin K

C.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada By.Ny. R sudah dilakukan
sesuai dengan teori dan kewenagan bidan dalam UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya.

B. Saran
1. Berdasarkan atas tinjauan dan pembahasan kasus penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pelayanan kebidanan yang baik.
Bagi PMB Diharapkan lebih meningkatkan mutu dalam melaksanakan asuhan
kebidanan terutama pada pelayanan bayi baru lahir normal yang baik sehingga
dapat diantisipasi terjadinya komplikasi-komplikasi saat persalinan berlangsung.

2. Bagi Profesi Diharapkan dapat meningkatkan mutu penanganan dan pelayanan bayi
baru lahir normal secara cepat, tepat dan komprehensif.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta: Depkes RI
Dewi . (2016). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI. (2020). Asuhan Kebidanan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI: Pusdik SDM
Kesehatan.
Kurniarum. (2016). Asuhan Kebidanan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI: Pusdik SDM
Kesehatan.
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurhayati. (2016). Konsep  Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo. (2018). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC.

C.

Anda mungkin juga menyukai