Oleh:
Tiara Jannati Dewi, S.Ked 04054822022102
Frilla Adhany Marsya, S.Ked 04054822022104
Pembimbing:
Disusun Oleh :
Tiara Jannati Dewi, S.Ked 04054822022102
04054822022104
Frilla Adhany Marsya, S.Ked
Telah diterima sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Mengetahui,
Kepala Bagian IKM-IKK FK Unsri
dr. Emma Novita, M.Kes ……………………
Dosen Supervisor
dr. Asmarani Ma’mun, M.Kes ……………………
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir dengan judul “Diagnosis Komunitas Wilayah Kerja Puskesmas
Makrayu”. Laporan akhir ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Kepala Puskesmas Makrayu Rina Haryanti. S.Tr.Keb,
M.Kes, dr. Bella Nurindalia selaku dokter pembimbing selama bertugas di
Puskesmas, dan dr. Asmarani Ma’mun, M.Kes selaku supervisor beserta staf-staf
Puskesmas Makrayu, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga karya tulis
ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. ..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................3
1.3 Manfaat.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1 Batasan Masalah Kesehatan ....................................................................... 4
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Menurut L.Blum................ 5
2.3 Jenis Masalah Kesehatan di Indonesia ........................................................ 7
2.4 Manajemen Puskesmas............................................................................... 8
2.5 Konsep Perencanaan Terpadu Puskesmas ................................................... 9
BAB III ANALISIS SITUASI PUSKESMAS MAKRAYU ............................ 20
3.1 Analisa Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat ........................................... 20
3.2 Faktor Determinan ..................................................................................... 23
3.2.1 Keadaan Umum/Kependudukan ..................................................... 23
3.2.2 Kinerja Sistem Kesehatan/Program Kesehatan ................................ 24
3.2.3 Program Inovasi Puskesmas Makrayu ............................................. 25
BAB IV DIAGNOSIS KOMUNITAS DAN PERENCANAAN
PENGANGGARAN KESEHATAN TERPADU ............................................. 26
4.1 Diagnosis Komunitas ................................................................................. 26
4.1.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 26
4.1.2 Penentuan Prioritas Masalah ............................................................ 26
4.1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah .................................................. 28
4.1.4 Alternatif Pemecahan Masalah ......................................................... 29
4.2 Penyusunan Perancangan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu ...............30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mampu laksana, mengindikasi alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana
kerja di masa depan, menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan
keterlibatan media, dan pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi
program kerja kesehatan.3,4
Puskesmas makrayu merupakan puskesmas Induk di Kecamatan Ilir Barat
II Kota Palembang. Wilayah kerja puskesmas makrayu terdiri dari 7 kelurahan
yaitu Kelurahan 27 Ilir, Kelurahan 28 Ilir, Kelurahan 29 Ilir, Kelurahan 30 Ilir,
Kelurahan 32 Ilir, Kelurahan 35 Ilir dan Kelurahan Kemang Manis. Jumlah
penduduk Kelurahan27 Ilir terdiri atas 2.691 jiwa, Kelurahan 28 Ilir terdiri atas
3.062 jiwa, Kelurahan 29 Ilir terdiri atas 8.777 jiwa, Kelurahan 30 Ilir terdiri
atas 21.017 jiwa, Kelurahan 32 Ilir terdiri atas 14.593 jiwa, Kelurahan 35 Ilir
terdiri atas 12.069 jiwa dan Kelurahan Kemang Manis terdiri atas 7.307 jiwa. 5
Berdasarkan data kunjungan 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di
Puskesmas Makrayu dari bulan Januari sampai dengan Desember 2020,
didapatkan penyakit terbanyak yaitu: hipertensi esensial, dispepsia, ISPA,
influenza, myalgia, faringitis akut, dermatitis kontak alergi, diabetes mellitus tipe
2, osteoarthritis, sakit kepala.5
Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang
ada serta penyebabnya dari berbagai aspek yang terjadi pada masyarakat sekitar,
khususnya masyarakat Kelurahan 32 Ilir, Kota Palembang. Laporan ini
diharapkan dapat membantu menemukan intervensi terhadap masalah yang ada
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Makrayu Palembang.
2
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen puskesmas dalam menyusun
perencanaan kegiatan tahunan dan melaksanakan kegiatannya berdasarkan fungsi
dan azas penyelenggaraannya.
b. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan terbanyak dan penyebabnya di
wilayah kerja Puskesmas Makrayu.
2. Menentukan alternatif pemecahan dari masalah kesehatan yang ada.
3. Menyusun rencana perencanaan dan penganggaran terpadu.
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan dari masyarakat yang di wilayah kerja
Puskesmas Makrayu.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat yang di wilayah kerja
Puskesmas Makrayu bisa ditingkatkan.
3. Untuk mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan kondisi kesehatan
komunitas
4. Dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila sudah ditemukan area masalah, maka juga perlu mengetahui berbagai
faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah tersebut. Konsep terjadinya
penyakit menurut Blum dapat dipakai untuk membuat kerangka konsep yang
menjelaskan mengapa penyakit tersebut terjadi. Ini akan membantu menentukan
data apa yang akan dikumpulkan dari masyarakat agar mendapatkan masalah yang
utama dan hal-hal lain yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.8
5
sanitasi lingkungan untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit seperti diare,
namun masih terkendala dengan jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang masih
kurang memadai.
6
pekerjaan dikarenakan sakit. (5) kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat. (6)
perilaku individu secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan. (7)
perilaku masyarakat terhadap lingkungan, dan ekosistem. (8) perilaku individu
atau masyarakat terhadap sesamanya, keluarga dan komunitasnya. (9) kualitas
komunikasi anggota masyarakat. (10) daya tahan individu atau masyarakat
terhadap penyakit. (11) kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
sosialnya meliputi rumah, pekerjaan, sekolah, rekreasi, transportasi dan lain-lain.
(12) kepuasan individu atau masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya
sendiri.
10
ditanggulangi terlebih dahulu, ditentukan jenis atau bentuk intervensi yang akan
dilakukan sehingga dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas
masalah kesehatan yaitu (1) Metode Matematik, (2) Metode Delbeque dan Delphi,
(3) Metode Bryant dan (4) Metode USG (Azrul A, 1988)
1) Metode Matematika
Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu singkatan dari Pan
American Health Organization, karena digunakan dan dikembangkan di
wilayah Amerika Latin. Dalam metoda ini dipergunakan beberapa kriteria
untuk menentukan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan:
(a) Luasnya masalah (magnitude) (b) Beratnya kerugian yang timbul
(Severity) (c) Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut (Vulnerability) (d) Kepedulian atau dukungan politis dan dukungan
masyarakat (Community and political concern) (e) Ketersediaan data
(Affordability).
Magnitude masalah, menunjukkan berapa banvak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit tersebut. Ini ditunjukan oleh angka prevalensi atau
insidensi penyakit. Semakin luas atau banyak penduduk terkena atau semakin
tinggi prevalensi, maka semakin tinggi prioritas yang diberikan pada penyakit
tersebut.
Severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan dari suatu penyakit.
Sebelumnya yang dipakai sebagai ukuran severity adalah Case Fatality Rate
(CFR) masing-masing penyakit. Sekarang severity tersebut bisa juga dilihat
dari jumlah disability days atau disability years atau disease burden yang
ditimbulkan oleh penyakit yang bersangkutan.
Vulnerability menunjukan sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Ketersediaan vaksin cacar
yang sangat efektif misalnya, merupakan alasan kuat kenapa penyakit cacar
mendapat prioritas tinggi pada masa lalu. Sebaliknya dari segi vulnerability
penyakit HIV/AIDS mempunyai nilai prioritas rendah karena sampai sekarang
belum ditemukan teknologi pencegahan maupun pengobatannya.
Vulnerability juga bisa dinilai dari tersedianya infrastruktur untuk
melaksanakan program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.
Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Bagi negara
11
maju masalah dana tidak merupakan masalah akan tetapi di negara
berkembang seringkali pembiayaan program kesehatan tergantung pada
bantuan luar negeri.
Magnitude (M)
Severity (S)
Vulnerability (V)
MxSxVxC
12
penyakit atau masalah mana yang perlu diprioritaskan. Jadi metoda ini
sebeltulnya adalah suatu mekanisme untuk mencapai suatu konsensus.
3) Metode Bryant
Menurut metode ini, masing-masing kriteria diberi scoring. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai empat, kemudian masing- masing skor
dikalikan. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas
tinggi, dimana masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
13
masalah. Metode ini menggunakan scoring yang didasarkan pada kriteria:
Rumus Bryant:
Total Skor = P x S x C x M
Keterangan:
P banyaknya kelompok masyarakat yang terkena masalah. S
kegawatan masalah
C sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut pentingM
kemampuan untuk mengatasi masalah yang timbul
4) Metode USG
Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode
skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada
tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila
telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah.
Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar
14
akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring
1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut
(Kotler dkk, 2001):
Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut, dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut untuk diselesaikan.
Seriousness
Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah
yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi
dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan
bekembangnya masalah tersebut semakin besar.
Masalah A
Masalah B
Masalah C
15
Suatu masalah akan lebih mudah diselesaikan jika telah ditemukan akar
masalahnya. Diagram fishbone ini mengidentifikasi sebab-sebab potensial dari
suatu masalah dan menganalisis masalah tersebut berdasarkan kategori 6M,
yaitu: machine, man, material, method, measurement dan mother nature atau
lingkungan. Langkah pertama pembuatan fishbone adalah sebagai berikut:
1) Menyepakati pernyataan masalah
Pernyataan masalah ini diinterpretasikan sebagi “effect” atau masalah yang
secara visual dalam fishbone seperti kepala ikan.
2) Mengidentifikasi kategori 6M
3) Menemukan sebab-sebab potensial terjadinya suatu masalah dengan cara
brainstorming
4) Mengkaji sebab-sebab yang paling mungkin menjadi akar permasalah
kesehatan
16
Gambar 3. Metode Pohon Masalah
19
BAB III
Penilaian kinerja Puskesmas Makrayu pada tahun 2020 dilaksanakan berdasarkan enam
variabel program utama. Capaian tersebut dapat dilihat di bawah ini: 13
a. Promosi kesehatan dengan hasil cakupan sebesar 89%.
b. Kesehatan lingkungan dengan hasil cakupan sebesar 50%.
c. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana dengan hasil cakupan
sebesar 89%.
d. Perbaikan gizi masyarakatdengan hasil cakupan sebesar 100%.
e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menulardengan hasil cakupan sebesar 56.8%.
f. Pengobatan dengan hasil cakupan sebesar 100%.
Pelaksanaan capaian standar pelayanan minimal di Puskesmas Makrayu didasarkan pada
tujuh siklus hidup dan lima penyakit. Berdasarkan pedoman standar pelayanan minimal (SPM)
berdasarkan Permenkes No. 4 tahun 2019, hanya ada empat indikator yang memenuhi standar
yaitu minimal 100% per tiap program, yaitu pelayanan balita sesuai standar, pelayanan kesehatan
pada usia pendidikan dasar sesuai standar, pelayanan kesehatan pada usia produktif sesuai standar,
dan pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus sesuai standar. Hal tersebut dirinci pada tabel
sebagai berikut: 13
21
Tabel 9. Capaian Program Pelayanan Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas
Makrayu Bulan Januari-Desember 2020
No. Indikator Target Capaian
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar
100% 67%
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 100% 75%
(ODGJ) sesuai standar
11. Jumlah orang terduga TB yang mendapatkan
Pelayanan TB/jumlah orang yang terduaga TB di 100% 24%
wilayah PKM
12. Pelayanan Kesehatan orang dengan risiko HIV sesuai 100% 52.3%
standar
22
3.2 Faktor Determinan
3.2.1 Keadaan Umum/Kependudukan
Secara adminstratif Puskesmas Makrayu mencakup tujuh kelurahan binaa
yaitu Kelurahan 27 Ilir, Kelurahan 28 Ilir, Kelurahan 29 Ilir, Kelurahan 30 Ilir,
Kelurahan 32 Ilir, Kelurahan 35 Ilir dan Kelurahan Kemang Manis. Jumlah penduduk
Kelurahan 27 Ilir terdiri atas 2.691 jiwa, Kelurahan 28 Ilir terdiri atas 3.062 jiwa,
Kelurahan 29 Ilir terdiri atas 8.777 jiwa, Kelurahan 30 Ilir terdiri atas 21.017 jiwa,
Kelurahan 32 Ilir terdiri atas 14.593 jiwa, Kelurahan 35 Ilir terdiri atas 12.069 jiwa dan
Kelurahan Kemang Manis terdiri atas 7.307 jiwa.
Puskesmas Makrayu terletak kurang strategis karena tidak terletak pada jalan
besar yang merupakan lalu lintas transport dari segala jurusan, sehingga kalau sudah
menjelang siang hari jarang terlihat kendaraan angkutan umum lalu lalangdijalan yang
dimaksud. Puskesmas Makrayu dapat dicapai oleh pasien dari daerah- daerah wilayah
kerjanya dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua, roda tiga (becak) atau
kendaraan roda empat tetapi terbatas pada beberapa kelurahan. Puskesmas Makrayu
memiliki tujuh (7) wilayah kerja sebagai berikut:
1. Kelurahan 27 Ilir
2. Kelurahan 28 Ilir
3. Kelurahan 29 Ilir
4. Kelurahan 30 Ilir
5. Kelurahan 32 Ilir
6. Kelurahan 35 Ilir
24
3.3 Program Inovasi Puskesmas Makrayu
3.3.1 PDKT TB (Penemuan Door To Door Tuberculosis)
Program inovasi ini disampaikan oleh petugas kesehatan yang bertanggung jawab atas
program TB di Puskesmas Makrayu. PDKT TB adalah inovasi yang di khususkan untuk
penemuan, dan pelacakan terduga pasien TB secara dini di wilayah kerja Puskesmas
Makrayu kota Palembang. Inovasi ini berkaitan dengan kesehatan mengacu kepada Peraturan
Menteri Kesehatan no.67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, karena sampai
dengan saat ini Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, dan termasuk
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Makrayu Kota Palembang.
Pada kegiatan ini petugas dan kader kerumah-rumah warga dengan melakukan
screening pada warga yang mengalami batuk lebih dari 2 minggu, mengalami penurunan berat
badan, dan berkeringat pada malam hari tanpa melakukan aktifitas, maka pot sputum langsung
diberikan kepada warga untuk dilakukan pemeriksaan dahak. Selain itu petugas juga
melakukan penjaringan di setiap posyandu di wilayah kerja Puskesmas Makrayu.
Inovasi PDKT TB ini di evaluasi setiap bulan, pelaksanaan evaluasi PDKT TB di
evaluasi setiap akhir bulan. Setelah adanya PDKT TB diharapkan penemuan pasien terduga
TB meningkat di setiap bulannya.Evaluasi ini menggunakan daftar tilik TB 06.PDKT TB ini
diharapkan membuat masyarakat lebih paham dan mengerti tentang penyakit TBC,dan
mengurangi stigma negatif terhadap pasien TB. Masyarakat juga diharapkan bisa menjalankan
pola hidup sehat.
25
BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS DAN PERENCANAAN
KESEHATAN TERPADU
26
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai
4 standar 3 3 5 45 V
27
2.4.3. Penentuan Akar Penyebab Masalah
Gambar 6. Gambar Fishbone Pelayanan Kesehatan orang Terduga Tuberkulosis sesuai standar belum tercapai
Manusia Metode
Sosial ekonomi
SDM masih kurang rendah
Dana tidak
mencukupi Masyarakat tidak mendukung
Kurangnya media bahkan masih terdapat stigma
promkes dan sarana Dana tidak tepat diskriminasi terhadap penderita
follow-up waktu TB
29
2.4.4 Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu
Tabel 11. Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas Makrayu Terkait TB
Target Sumber
N Upaya Kesehatan Penanggung Rencana Lokasi
Kegiatan Tujuan Sasaran Sasaran Pembiayaan
o Jawab Penilaian Pelaksanaan
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menetukan adanya suatu
masalah dengan cara pengumpulan data masyarakat di lapangan.
b. Berdasarkan hasil SPM tahun 2020, teridentifikasi 8 masalah kesehatan yaitu
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan
kesehatan BBL, pelayanan kesehatan usia lanjut, pelayanan kesehatan pada
penderita hipertensi, pelayanan kesehatan pada ODGJ, pelayanan kesehatan
orang terduga TB, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV.
c. Dari hasil penentuan prioritas masalah menggunakan teknik USG didapatkan
masalah utama adalah pelayanan kesehatan orang terduga TB paru belum
mencapai target.
d. Dari hasil prioritas masalah dan akar masalah, penulis mengusulkan
memperbanyak petugas dan kader agar penyuluhan dan skrining deteksi dini
penyakit TB lebih optimal, mengoptimalkan kerjasama dengan masyarakat
dan lintas sektoral dan memberikan penyuluhan dan edukasi mengenai gejala
TB
5.2 Saran
a. Bagi Masyarakat
• Masyarakat memeriksakan kesehatan, terutama yang berkontak erat atau
serumah dengan penderita TB.
• Masyarakat memberi dukungan kepada penderita TB, membantu memastikan
orang terduga TB untuk berobat ke puskesmas, dan tidak mendiskriminasi
penderita TB.
• Masyarakat lebih antusias dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dari
pihak tokoh masyarakat maupun dari Puskesmas.
b. Bagi Tokoh Masyarakat atau Kader Kesehatan
• Bekerja sama dengan puskesmas dalam melakukan skrining orang terduga TB.
c. Bagi Puskesmas
• Melakukan penyuluhan dan monitoring dengan tetap menerapkan protokol 3M
(Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak)
• Melakukan screening/deteksi dini penyakit TB
• Tersedianya anggaran dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
9. Kementrian Kesehatan RI. 2020. Enam isu kesehatan jadi fokus kemenkes
di tahun 2021 [Internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Available from:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20200814/1434631/enam-
isu-kesehatan-jadi-fokus-kemenkes-tahun- 2021/
10. Notoatmodjo, S. Kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta,2011.h-413
11. Duarsa, A. B. S. Prospek Pendidikan Program Pascasarjana Bidang Kesehatan
Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat.2008. Vol. 3, No (1), pp. 23–27.
12. Adliyani, Z. O. N. Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat. 2015.pp.
109– 114.
13. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 2020. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Jakarta.
14. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Rencana Aksi
Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit 2015-2019
15. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2006, Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.