Anda di halaman 1dari 39

TUGAS IKM-IKK FK UNSRI

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

DIAGNOSIS KOMUNITAS WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KERAMASAN

KEPANITRAAN PERIODE 1-31 DESEMBER 2020

Nanda Florencia, S.Ked 04084821921052


Yuni Anjarwati, S.Ked 04084821921063
Wafa Zahara Al-Adawiyah, S.Ked 04084821921072

PEMBIMBING:

Drs. Eddy Roflin, M.Si


drg. Andhika Sitasari
dr. Rina Destiana

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWJAYA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir yang berjudul :

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS WILAYAH


KERJA PUSKESMAS KERAMASAN PALEMBANG

Oleh:
Nanda Florencia, S.Ked 04084821921052
Yuni Anjarwati, S.Ked 04084821921063
Wafa Zahara Al-Adawiyah, S.Ked 04084821921072

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Palembang, Desember 2020

Mengetahui,

Kepala Bagian IKM-IKK FK Unsri


dr. Emma Novita, M.Kes ……………………

Dosen Pembimbing Lapangan


Drs. Eddy Roflin, M. .…………………….

Kepala Puskesmas Keramasan


Drg. Andhika Sitasari ……………………....

Dokter Pembimbing Puskesmas Keramasan


dr. Rina Destiana …………………….

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Diagnosis Komunitas di
Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Palembang. Laporan ini merupakan salah satu syarat
mengikuti ujian pada Kepaniteraan Klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. Eddy Roflin, M.Si, Drg.
Andhika Sitasari, dan dr. Rina Destiana selaku pembimbing dalam penulisan laporan ini, serta
kepada semua pihak yang telah membantu hingga tulisan ini dapat diselesaikan.
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai tinjuan ilmu pengetahuan dan
menjadi sumber informasi bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
.

Palembang, Desember 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ............................................................................................. i
HALAMANPENGESAHAN ............................................................................... ii
KATAPENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTARISI.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............. .............................................................................. 2
1.3 Manfaat.......................................................................................... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batasan Masalah Kesehatan .......................................................... 30
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan HL Blum ........... 40
2.3 Jenis Masalah Kesehatan di Indonesia .......................................... 50
2.4 Konsep Perencanaan Terpadu........................................................50
2.4.1 Analisis Situasi ..................................................................... 90
2.4.2 Identifikasi Masalah ............................................................. 11
2.4.3 Penentuan Prioritas Masalah ................................................ 12
2.4.4 Alternatif Pemecahan Masalah............................................. 13
2.4.5 Penyusunan Rencana Kerja Terpadu.................................... 13
BAB III ANALISIS SITUASI PUSKESMAS
3.1 Analisis Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat ............................ 17
3.2 Faktor Determinan.........................................................................18
3.3 Keadaan Umum Kependudukan.................................................... 19
BAB IV DIAGNOSIS KOMUNITAS DAN PERENCANAAN PENGANGGARAN
KESEHATAN TERPADU
4.1 Diagnosis Komunitas .................................................................... 28
4.2 Penyusunan Perencanaan Kes Kesehatan Terpadu ....................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Pra Kondisi yang Perlu Dipenuhi .................................................. 35
DAFTARPUSTAKA .......................................................................................... 37

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan starta pertama.
Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani,
sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Masalah kesehatan
merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini. 1
Segala upaya dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan sehingga terwujudnya derajat kesehatan
setinggi-tingginya merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan ini sangat bergantung dengan pemerataan upaya
program dan sektor, serta melanjutkan upaya-upaya yang sudah dilakukan sebelumnya.1
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan 2
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi pemerataan kesehatan
masyarakat ialah dengan menilai program-program pengembangan yang telah berupaya
dilakukan oleh fasilitas kesehatan melalui Diagnosis Komunitas (Community Diagnosis).
Diagnosis komunitas merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menganalisis masalah
yang dihadapi oleh masyarakatdisuatukomunitasdanmasalah-
masalahyangmunculberdasarkan pengumpulan data di lapangan. WHO mendefinisikan
diagnosis komunitas sebagai penilaian kuantitatif dan kualitatif mengenai keadaan
kesehatan di komunitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi masyarakat

1
khususnyadibidangkesehatan.Melauidiagnosiskomunitas,masalahyangada di masyarakat
diidentifikasi, kemudian dicari pemecahan masalahanya melalui intervensi berupa
perbaikan situasi melalui program-program yang direncanakan dan dilaksanakan secara
konkrit. Kemampuan seorang dokter dalam melakukan diagnosis komunitas merupakan
kemampuan wajib yang harus dikuasai terutama apabila bekerja sebagai pimpinan unit
kesehatan yang bertanggung jawab atas suatu komunitas. 3
Menurut data profil PKM Keramasan 2020, hasil kunjungan pasien ke Puskesmas di
dapat beragam penyakit yang terangkum dalam beberapa penyakit terbesar yaitu: hipertensi,
ISPA, Dispepsia, Diabetes Melitus, Dermatitis Kontak Alergi, Cephalgia, Mialgia, Artitis-
Osteoatritis, Gangguan Psikotik dan Febris. Berdasarkan hasil PTP yang disusun untuk
2020, sebagian besar kasus-kasus tersebut masih banyak ditemukan di beberapa wilayah
kerja PKM keramasan. Oleh karena itu, perlu dilakukan diagnosis komunitas pada wilayah
kerja PKM Keramasan ini untuk dapat membantu interverensi yang tepat dan efisien baik
secara perseorangan maupun secara masyarakat.

1.2. Tujuan
1.2.1. Umum:
Mengetahui masalah kesehatan melalui Diagnosis Komunitas di Wilayah Kerja PKM
Keramasan.
1.2.2. Khusus :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah Kerja PKM Keramasan
2. Mengidentifikasi Penyebab masalah kesehatan di PKM Keramasan
3. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan di PKM Puskesmas
4. Menyusun Rencana Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu

1.3. Manfaat
Hasil Diagnosis Komunitas ini diharapkan dapat menjadi referensi ntuk menyelesaikan
masalah kesehatan di wilayah kerja PKM Keramasan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batasan Masalah Kesehatan

Dalam diagnosis komunitas menentukan batasan masalah kesehatan merupakan


Langkah awal yang harus dilakukan. Pada fase awal pertemuan pendahuluan harus
ditentukan tim pelaksana yang berperan mengelola dan mengkoordinasikan diagnosis
komunitas. Tim harus mengidentifikasi dana dan sumber daya yang tersedia untuk
menentukan batasan dari diagnosis komunitas. Beberapa cakupan yang umum untuk
dipelajari dalam diagnosis komunitas adalah status kesehatan, gaya hidup, kondisi tempat
tinggal, kondisi sosial ekonomi, infrastruktur sosial dan fisik, tidak berimbangnya fasilitasi
dan akses kesehatan (inequality), termasuk mengenai pelayanan kesehatan masyarakat
dan kebijakan yang sudah ada.4 Menurut epidemiologi, penentuan masalah (medis dan non
medis) di komunitas harus memakai indikator yang merepresentasikan permasalahan
komunitas/masyarakat. Berikut adalah indikator status kesehatan yang biasa dipakai
untuk menggambarkan masalah kesehatan di komunitas: 4

1. Angka Kematian (Mortality rate): AKK, AKI, AKB, Angka Kematian akibat
penyakit tertentu, dll
2. Angka Kesakitan (Morbidity rate): Insiden, prevalen (menyangkut berbagai penyakit)
3. Angka Kecacatan (Disability rate): Angka absensi, dll

Selain indikator diatas terdapat indikator lain yang sering dipergunakan misalnya :

1. Indikator jangkauan pelayanan kesehatan, misalnya cakupan ibu hamil yangmendapat


pelayanan ANC.
2. Rasio petugas kesehatan-penduduk, misalnya rasio dokter : penduduk
3. Indikator kesehatan lingkungan, misalnya persentase penduduk yang mendapat air
bersih
4. Indikator sosio-demografi (komposisi/struktur/distribusi, incomeper capita, angka
buta huruf, dll)
Bila kita mau mengetahui masalah kesehatan suatu komunitas, maka
jalan yang paling baik adalah melakukan survey yang mengumpulkan datadata
sesuai indikator diatas. Kegiatan ini akan memakan waktu lama dan biaya yang banyak.
Oleh karena itu sebagai pendekatan awal ada cara lain yang dapat digunakan yaitu

3
dengan menganalisis laporan penyakit/kematian yang ada disuatu wilayah. Data ini
bisa diperoleh dari hasil penelitian kesehatan atau laporan tahunan puskesmas
(harap diingat bahwa tidak semua orang yang sakit datang ke puskesmas).
Pola penyakit di suatu area biasanya akan selalu sama dalam kurun waktu tertentu,
kecuali bila ada kejadian luar biasa. Dalam situasi ini maka penyakit yang akan
menjadi area diagnosis komunitas dalam pelatihan modul komunitas, tidak selalu
harus yang paling banyak ditemukan. 4
Batasan masalah yang dimaksud bisa diambil dari program program yang
dilaksanakan di puskesmas. Untuk itu ada beberapa sumber untuk menentukan batasan
yaitu melihat data jangkauan pelayanan atau pencapaian program serta menanyakan
kepada pimpinan puskesmas yang dianggap sebagai informan kunciDalam keadaan
tertentu, masalah kesehatan dapat pula ditanyakan kepada orang orang yang
dianggap mempunyai pengetahuan dalam hal ini, misalnya pimpinan puskesmas, kepala
daerah (camat, lurah) atau orang orang yang bergerak dalam bidang kesehatan
(guru, kader). Untuk mendapatkan informasi dari orang orang ini, maka dapat
dipergunakan metoda NGT atau Delphi tehnik. 4
Bila sudah ditemukan batasan masalah, maka juga perlu mengetahui berbagai
faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah tersebut. Konsep terjadinya penyakit
menurut Blum dapat dipakai untuk membuat kerangka konsep yang menjelaskan
mengapa penyakit tersebut terjadi. Ini akan membantu menentukan data apa yang
akan dikumpulkan dari masyarakat agar mendapatkan masalah yang utama dan hal-hal
lain yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Menurut Teori Blum

Landasan teori yang dijadikan sebagai acuan adalah teori Blum, dalam teori Blum
(1974), ada 4 faktor yang dijadikan sebagai derajat kesehatan diantaranya faktor perilaku,
faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut
memiliki peranan yang sangat besar dalam meningkatkan status kesehatan baik individu
maupun masyarakat. Faktor pertama yaitu perilaku, perilaku seseorang memiliki peranan
penting dalam menjaga status kesehatan, karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus
dimunculkan untuk mencapai budaya hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai
penyakit seperti diare. Faktor kedua yaitu lingkungan, salah satu yang menjadi sumber
berkembangnya suatu penyakit yaitu karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan

4
dapat membahayakan kesehatan masyarakat kita. Penumpukan sampah yang tidak dikelola
dengan benar dapat menjadi penyebab. Tempat pelayanan kesehatan sendiri memiliki
beberapa program terkait dengan pemeliharaan sanitasi lingkungan untuk mencegah
terjadinya berbagai penyakit seperti diare, namun masih terkendala dengan jumlah tenaga
kesehatan lingkungan yang masih kurang memadai. Faktor ketiga yaitu pelayanan kesehatan
yang menjadi penunjang dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan terbaik sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah dan
menurunkan tingkat kematian yang disebabkan karena diare. Faktor keempat yaitu genetik,
yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara meningkatkan kualitas generasi muda
mendatang yang memiliki kompetensi dan kreatifitas tinggi. Mencapai tujuan tersebut, perlu
diperhatikan status gizi Balita yang dapat meningkatkan perkembangan otak anak. Pada
kenyataannya di Indonesia masih banyak ditemukan kasus gizi buruk yang mengakibatkan
risiko sakit pada anak. Pemeriksaan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara rutin dan
mendeteksi dini status gizi agar menghindari kasus gizi buruk maupun obesitas terjadi, hal ini
memperlihatkan bahwa perilaku manusia mempunyai konstribusi yang besar. 3

2.3 Jenis Masalah Kesehatan Di Indonesia

Masalah kesehatan di Indonesia terfokus pada 5 aspek yaitu terkait dengan Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB), pengendalian Stunting, Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, GERMAS, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan. 5 fokus masalah kesehatan ini diarahkan
pada konteks pendekatan promotif dan preventif.

2.4 Konsep Perencanaan Terpadu Puskesmas

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang berurutan dan harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien.Perencanaan Tingkat
Puskesmas (PTP) adalah proses penyusunan rencana kegiatan tingkat Puskesmas untuk tahun
yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.5

PTP Terpadu adalah suatu pendekatan perencanaan tingkat Puskesmas yang mana
komponen perencanaan terpadu dari IMP dipakai sebagai dasar analisa semua program
kesehatan dasar Puskesmas dan penentuan kampung prioritas serta penentuan kegiatan
terpilih untuk dimasukkan ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas. 5

5
PTP Terpadu merupakan suatu alat untuk membantu secara teknis dan operasional
dalam pelaksanaan manajemen Puskesmas agar rangkaian kegiatan berjalan lebih sistematik
dan terukur untuk menghasilkan keluaran Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen
Puskesmas tersebut terdiri dari Perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksanaan (P2), dan
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Seluruh kegiatan di atas merupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan. Dalam proses manajemen program di
Puskesmas, perencanaan yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pelaksanaan program. PTP merupakan alat bantu Puskesmas untuk melakukan rangkaian
kegiatan manajemen puskesmas agar dilaksanakan secara sistematik dan terukur. 5

Ruang Lingkup

Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam Upaya
Kesehatan Esensial, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, serta sumber dana lainnya. 5

Tahap Perencanaan

Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu: 1. Tahap persiapan 2. Tahap
analisa situasi 3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan 4. Tahap penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan. 4

6
Gambar 1. Tahapan Siklus Manajemen Puskesmas.5

7
Gambar 2. Tahapan Siklus Manajemen Puskesmas. 5

8
2.4.1 Analisis Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan masalah
yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisa terhadap data yang dikumpulkan. Dalam
tahap ini Tim Puskesmas melakukan langkah–langkah sebagai berikut: 5

1. Mengumpulkan data kinerja Puskesmas: Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari


data kinerja dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas di
tahun (N-2) untuk setiap desa/kelurahan. Data diperoleh dari Sistem Informasi
Puskesmas (SIP)
2. Melakukan Analisa data Hasil analisa data harus bisa menggambarkan:
a. Kecenderungan pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja Puskesmas
pada tahun (N-3) dan tahun (N-2). Status kesehatan keluarga dan masyarakat dapat
dilihat dari hasil Indeks Keluarga Sehat yang diperoleh dari pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
b. Hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan kesehatan di tahun (N-2).
c. Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas di tahun N, baik prediksi
untuk pencapaian target kinerja dan status kesehatan masyarakat maupun untuk
kesenjangan pencapaian hasilnya, serta antisipasi terhadap kemungkinan penyebab
dan hambatan nyata dan yang mungkin akan terjadi.
d. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung kemungkinan terjadinya suatu
perubahan signifikan, baik perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan ke arah
lebih buruk, dan memanfaatkan pengalaman tersebut untuk mengadakan perbaikan
pelayanan kesehatan.
e. Ketersediaan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.
3. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, dilakukan melalui Survey Mawas
Diri (SMD) atau Community Self Survey (CSS).

Ada dua kelompok data yang dikumpulkan untuk dilakukan analisa situasi yaitu data
umum dan data khusus. 5

a. Data Umum: 5
a) Data dasar Puskesmas (Format Puskesmas) Nama Puskesmas, alamat Puskesmas,
nomor registrasi Puskesmas, karakteristik wilayah kerja Puskesmas, kemampuan
penyelenggaraan Puskesmas, angka kelahiran kasar (CBR), angka kematian bayi
(AKB), tahun data dan jumlah kampung.

9
b) Data Wilayah Kerja dan Fasilitas Pelayanan (Format F1) Nama kampung/desa,
kampung/desa tertinggal, kampung gondok endemik, luas wilayah, jumlah
desa/dusun/RT/RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas,
jumlah sekolah, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang ada termasuk Posyandu.
Data ini dapat diperoleh di Kantor Kecamatan/Distrik atau Kampung/Desa.
c) Data Sumber Daya Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan
Bidan di Desa), mencakup:
• Ketenagaan (Format F2a)
• Ketenagaan meliputi: Jumlah Tenaga Kesehatan, Non Kesehatan dan Status
Kepegawaian, Standar Ketenagaan Minimal di Puskesmas dan Posisi Saat Ini,
Standar Ketenagaan Minimal di Puskesmas Pembantu, Standar Ketenagaan
Minimal di Polindes/Poskeskam.
• Ketersediaan obat dan vaksin (Format F2b).
• Keadaan peralatan kesehatan (Format F2c).
• Pembiayaan Kesehatan (Format F2d)
• Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan (Format F2e)
d) Data Peran Serta Masyarakat (Format F3)
Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
e) Data Penduduk dan Sasaran Program (Format F4) Data penduduk dan sasaran
program mencakup: jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur
(sesuai sasaran program dan SPM), di setiap desa/kampung. Data ini dapat diperoleh
di kantor kampung/desa, kantor kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.
f) Data sekolah (Format F5) Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan
setempat, mencakup jenis sekolah, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah
dokter kecil, jumlah guru UKS/guru BP, dan lain-lain.
b. Data Khusus (hasil capaian kinerja Puskesmas): 5
a) Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas (Format F6) Data kesehatan
lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/minuman, tempat-
tempat umum, tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, jamban keluarga,
sistem pembuangan air limbah, sarana air minum dan sanitasi.
b) Status Kesehatan terdiri dari:
- Data kematian berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur (Format F7)

10
- Data Kunjungan Kesakitan berdasarkan jenis kelamin dan jumlah kunjungan baru
atau lama (Format F8)
- Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan berdasarkan jenis
kelamin (Format F9)
c) Kejadian Luar Biasa (Format F10), dapat dilihat pada Laporan W1 (SIP).
d) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di setiap
kampung/desa, dapat dilihat dari Laporan Capaian Kinerja Puskesmas (Format F11a,
F11b, F11c). Sedangkan format F11d adalah format untuk memantau capaian SPM,
format F11e khusus disediakan untuk membantu Puskesmas dalam menentukan
prioritas kampung berdasarkan kategori kampung sesuai masing-masing program.
(Catatan: Format 11a s.d 11e merupakan format pengembangan dari modul IMP yang
telah dimodifikasi sesuai kebutuhan PTP Terpadu).
e) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain
(Format F12).

2.4.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang


dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan. 5

Gambar 3. Tabel Identifikasi Masalah. 5

Keterangan:

Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why, and How).
Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah
itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

11
2.4.3 Penentuan Prioritas Masalah
Penetapan urutan prioritas masalah dapat memanfaatkan berbagai macam metode
seperti metode Reinke dan sebagainya.
Metode Reinke

Metode dengan pendekatan skor atau yang dikenal dengan teknik skoring yaitu
dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah diterapkan.
Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria yang dimaksud:

1. M: Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari persenan
atau jumlah yang terkena masalah dan keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi
terkait
2. I: Importancy yaitu kegawatan masalah dalam tingginya angka morbiditas dan mortalitas
serta kecendrungan dari waktu ke waktu
3. V: Vulnerability yaitu indikator sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam
menyelesaikan masalah. Sensitifitasnya dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang
diperoleh dibandingkan dengan pemasukan (input) yang digunakan
4. C: Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan
masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya

Rumus dalam metode ini di formulakan yaitu:

P = (M x V x I) : C

Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh dengan mengurutkan jumlah


nilai P dari yang tertinggi sampai terendah. Dengan membandingkan hasil nilai P dari
berbagai masalah yang diperhitungkan, dapat ditemukan urutan prioritasnya. Hal penting
dalam memilih masalah prioritas harus berdasarkan data, fakta, atau informasi yang jitu.

Gambar 4. Tabel Reinke-Prioritas Masalah

12
2.4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan


di antara anggota Tim, didahului brainstorming (curah pendapat). Bila tidak terjadi
kesepakatan, maka Tabel atau matriks cara pemecahan masalah di atas dapat digunakan.
Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut: 5

A. Brainstorming (curah pendapat). Dilaksanakan untuk membangkitkan


ide/gagasan/pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota Tim
dalam rentang waktu yang singkat dan bebas dari kritik.
B. Kesepakatan di antara anggota Tim, berdasarkan hasil dari curah pendapat
(brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan Rencana
Tahunan.

2.4.5 Penyusunan Rencana Kerja Terpadu

Gambar 5. Rencana Kerja Terpadu5


Proses perencanaan Puskesmas mengikuti siklus perencanaan pembangunan
daerah, dimulai dari tingkat desa /kelurahan /kampung melalui Musrembang desa
/kelurahan /kampung, selanjutnya disusun pada Musrembang tingkat

13
kecamatan/distrik, kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dinas Kesehatan kabupaten/kota akan mengusulkan perencanaan tersebut pada
Musrembang tingkat Kabupaten/kota ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ditunjukkan oleh diagram berikut
dilakukan melalui lima tahap sebagai berikut: 5

Gambar 6. Penyususnan Perencanaan Tingkat Puskesmas5


Tahap Penyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK dirumuskan setelah melalui tahapan Analisa Situsi dan
Perumusan Masalah, bersama dengan pihak lintas sektor terkait dan didampingi oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi ke dalam sistem
perencanaan daerah dan dalam tataran target pencapaian akses, target kualitas
pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta menghilangkan kondisi yang
dapat menyebabkan kehilangan peluang dari sasaran program untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang seharusnya dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam
satu pelaksanaan (missed opportunity).4

14
Gambar 7. Matriks Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas5

RUK yang disusun perlu diperjuangkan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan


sesuai dengan sumber pembiayaan yang dicantumkan dalam RUK tersebut. Untuk
memperoleh dukungan dana APBD, RUK Puskesmas perlu dijabarkan dalam dalam bentuk
RKA (Rencana Kegiatan Anggaran). 5

Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan keterpaduan lintas program dan sektor
dalam lingkup siklus kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat adanya
keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Keterpaduan dimaksudkan agar tidak akan terjadi
missed opportunity, kegiatan Puskesmas dapat terselenggara secara efisien, efektif, bermutu,
dan target prioritas yang ditetapkan pada perencanaan dapat tercapai.

Langkah-langkah penyusunan RPK dapat diringkas sebagai berikut: 5

1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.


2. Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta
sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.
4. Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK.
5. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

15
Gambar 8. Matriks Rencana Pelaksanaan Kegiatan5

16
BAB III
ANALISIS SITUASI PUSKESMAS

3.1 Analisis Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat

1) Daftar 10 penyakit terbanyak Puskesmas Keramasan tahun 2020


1. ISPA
2. Hipertensi esensial
3. Dispepsia
4. Mialgia
5. Dermatitis kontak alergika (DKA)
6. Ostheoarthritis (OA)
7. Diabetes melitus (DM)
8. Cephalgia
9. Febris
10. Gastritis

10 Penyakit terbanyak Puskesmas Keramasan


Januari-November 2020
3000
2577
2500
2000 1808

1500 1161
1000 807 681 675 Jumlah
384 355 323
500 231
0

Grafik 1. 10 Penyakit terbanyak bulan Januari-November 2020

Tabel 1. Tabulasi penyakit terbanyak Puskesmas Keramasan bulan Januari-November 2020

Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Total

ISPA 664 597 554 139 110 91 55 88 109 91 79 2577

Dispepsia 254 189 200 69 38 45 49 59 80 84 94 1161

Hipertensi 242 254 244 126 16 107 149 152 174 166 178 1808

Mialgia 166 170 133 49 30 46 9 45 54 45 60 807

OA 115 146 167 45 26 19 31 36 29 43 657

17
Cephalgia 105 99 51 22 46 32 355

DKA 105 77 187 48 15 41 28 39 36 52 53 681

DM 73 76 42 52 31 52 58 384

Gastritis 64 70 15 20 33 29 231

Febris 48 48 56 24 24 26 24 27 29 17 323

RA 44 37 33 114

DM tipe 1 61 79 46 186

G psikotik 15 23 21 19 26 25 19 148

Influenza 14 14

OMA 13 13

Disentri 31 31

3.2Faktor Determinan
Dilakukan pengumpulan data sekunder dari data PIS PK RT.018/RW.002 kelurahan Kemang
Agung.

Tabel 2. Tabulasi Data sekunder dari data PIS PK RT.018/RW.002 kelurahan Kemang

Berdasarkan data penyakit terbanyak Puskesmas Keramasan bulan Januari-November


2020, hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak. Dari PIS PK RT.018/RW.002

18
kelurahan Kemang Agung didapatkan 26 keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan
hipertensi.

3.3Keadaan Umum Kependudukan


Gambaran kependudukan di Kelurahan Kemang Agung dan Keramasan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan
Tahun 2018
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur
No. Laki-Laki Perempuan Laki-Laki + Rasio Jenis
(Tahun)
Perempuan Kelamin
1. 0-4 1,336 1,265 2,601 105,61
2. 5-9 1,975 1,897 3,872 104,08
3. 10-14 1,969 1,865 3,834 105,58
4. 15-19 834 790 1,624 105,57
5. 20-24
6. 25-29
7. 30-34 5,628 5,407 11,035 104,08
8. 35-39
9. 40-44
10. 45-49
953 916 1,869 104,08
11. 50-54
12. 55-59 1,033 992 1,025 104,08
13. 60-64
1,134 1,089 2,223 104,08
14. 65-69
15. 70-74
362 347 709 104,08
16. 75+
Jumlah 15,223 14,569 29,792 104,49
Jumlah beban tanggungan (DependencyRatio) 59

Berdasarkan data tahun 2018 keadaan sosial ekonomi dan mata pencaharian pada dua
kelurahan hampir sama, yaitu diantaranya :
▪ Buruh Kasar
▪ Pegawai Negeri
▪ Pedagang
▪ Pensiunan
▪ Petani
Peta demografi secara terperinci di milayah kerja Puskesmas Keramasan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :

19
Tabel 4. Peta Demografi di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan Tahun 2018
Nama Kelurahan
No. Deskripsi Jumlah
Keramasan Kemang Agung
1. Jumlah penduduk 10,733 19,059 29,792
- Laki-laki 5,513 9,801 15,314
- Perempuan 5220 9,258 14,478
2. Jumlah kepala keluarga (KK) 2,898 5,065 7,963
a. KK Gakin 1,464 4,021 5,485
b. KK Non Gakin 1,434 1,044 2,478
3. Jumlah ibu bersalin (Bulin) 200 354 554
4. Jumlah ibu meneteki (Buteki) 563 1,001 1,564
5. Jumlah ibu nifas (Bufas) 200 354 554
6. Jumlah wanita usia subur (WUS) 3,021 5,365 8,386
7. Jumlah wanita peserta KB aktif 1,464 4,021 5,485
8. Jumlah bayi 191 339 530
9. Jumlah anak balita 746 1,325 2,071
10. Jumlah balita 937 1,664 2,601
11. Jumlah batita 563 1,001 1,564
12. Jumlah baduta 378 671 1,049
13. Jumlah remaja 1,966 3,492 5,458
14. Jumlah usila 2,203 3,913 6,116
15. Jumlah Taman Kanak-kanak (TK) 4 8 12
16. Jumlah SD/Madrasah Ibtidaiyah 8 8 16
a. Negeri 6 8 14
b. Swasta 2 - 2
17. Jumlah SMP/Madrasah 1 1 2
Tsanawiyah
a. Negeri 1 - 1
b. Swasta - 1 1
18. Jumlah SMA/ Madrasah Aliyah - - -
a. Negeri - - -
b. Swasta - - -
19. Jumlah akademi - - -
a. Negeri - - -
b. Swasta - - -
20. Jumlah perguruan tinggi - - -
a. Negeri - - -
b. Swasta - - -
21. Jumlah kantor 1 3 4
22. Jumlah hotel - - -
23. Jumlah toko - - -
24. Jumlah pasar 1 1 2
25. Jumlah restoran/rumah makan 1 5 6
26. Jumlah kecantikan 2 7 9
27. Jumlah masjid 9 8 17
28. Jumlah pesantren - - -
29. Jumlah langgar/musholla 9 8 17
30. Jumlah gereja - 1 1
31. Jumlah pura - - -
32. Jumlah kelenteng/vihara - - -
33. Jumlah rumah 2,503 4,264 6,767
34. Jumlah rumah sehat 938 3,739 4,677

20
35. Jumlah jamban sehat 1,172 4,489 5,661
36. Sumber air bersih (PDAM) 47 3,284 3,331
37. SAB sumur gali 884 165 1,049
38. SAB sumur tangan - - -
39. SAB sumur arteis - - -
40. SAB air hujan - - -
41. SAB air sungai 2,344 43 2,387
42. Peserta asuransi kesehatan (Askes) - - -
43. Asuransi jamsostek - - -
44. Asuransi kesehatan lainnya - - -
45. Jumlah panti jompo - - -
46. Jumlah panti pijat - - -
47. Jumlah praktek bidan - 8 8
48. Jumlah pengobatan tradisional - 1 1
49. Jumlah rumah sakit pemerintah - - -
50. Jumlah rumah sakit swasta - - -
51. Jumlah balai pengobatan - - -
52. Jumlah praktek dokter umum - 1 1
53. Jumlah praktek dokter gigi - - -
54. Jumlah praktek dokter bersama - - -
55. Jumlah laboratorium kesehatan - - -
56. Jumlah apotik - - -
57. Jumlah optik - - -
58. Jumlah toko obat - - -
59. Jumlah panti asuhan - - -

A. Keadaan Umum

Gambar 9. Puskesmas Keramasan

Puskesmas Keramasan terletak di Jalan AbikusnoCokrosuyoso RT.10 Kelurahan


Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang. Berdasarkan keputusan Walikota
Palembang Nomor 1882 Tahun 2010 dan diperbaharui dengan Keputusan Walikota Nomor
489/KPTS/DINKES/2017 wilayah kerja Puskesmas Keramasan meliputi 2 (dua) kelurahan
yaitu, Kelurahan Kemang Agung dan Kelurahan Keramasan. Tabel 2 menyajikan tentang
luas wilayah dan Gambar 1 batas-batasnya.

21
Puskesmas Keramasan berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Puskesmas
Keramasan hanya dapat ditempuh dengan mobil ataupun sepeda motor pribadi, atau
kendaraan umum berupa becak atau bentor (becak motor). Secara ekonomis lokasi
Puskesmas Keramasan kurang strategis karena jauh dari jalur kendaraan umum.
Selain itu Puskesmas Keramasan yang sebenarnya cukup berdekatan dengan pusat
keramaian yaitu Pasar Simpang Sungki, tetapi pasar tersebut lebih dekat dengan Puskesmas
Kertapati. Pasien biasanya lebih menyukai sarana kesehatan yang dekat dengan pusat
keramaian. Ada sebagian wilayah kerja Cukup jauh dari lokasi Puskesmas Keramasan tapi
lebih dekat dengan Puskesmas Karyajaya. Pasien lebih memilih Puskesmas terdekat karena
berhubungan dengan masalah biaya transportasi. Puskesmas Kertapati berlokasi di RT 07
Kelurahan Kemang Agung dan Puskesmas Karyajaya berlokasi di RT 23 Kelurahan
Keramasan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka sangat diperlukan usaha keras dari pihak
Puskesmas untuk merangkul masyarakat di wilayah kerja untuk meningkatkan angka
kunjungan pasien.
Tabel 5. Daftar Nama Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Keramasan

Jumlah
No. Nama Kelurahan Luas Wilayah (Ha)
RT RW
1. Kemang Agung 302,5 51 9
2. Keramasan 3000 37 7
3302,5 88 16

Secara keseluruhan luas wilayah kerja Puskesmas Keramasan berkisar sekitar & 3.302,5 Ha.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Selatan : Kabupaten Muara Enim, Ogan Ilir
b. Utara : Kelurahan Kertapati
c. Timur : Kelurahan Kertapati
d. Barat : Sungai Musi
Bangunan Puskesmas Keramasan dibangun di atas tanah seluas 904 m2 dan setelah
mengalami renovasi dengan mengalihkan fungsi Rumah Dinas menjadi Ruang Pelayanan di
tahun 2017, maka luas bangunannya menjadi 416 m2 saat ini. Puskesmas Keramasan
memiliki 1 Puskesmas Pembantu (Pustu) di RT 06 Kelurahan Keramasan yaitu Pustu
Keramasan.

22
Gambar 10. Peta Wilayah Puskesmas Keramasan Kelurahan Kemang Agung

Gambar 11. Peta Wilayah Puskesmas Keramasan Kelurahan Keramasan

Kinerja Sistem Kesehatan /Program Kesehatan


Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari puskesmas didapatkan pencapaian SPM
sampai bulan november 2020 sebagai berikut:
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar 75,4% dari target sampai akhir
tahun 2020 100%
2. Cakupan Pelayanan Kesehatan ibu bersalin 75,3% dari target sampai akhir tahun 2020
100%

23
3. Cakupan Jumlah bayi baru lahir Usia 0-28 Hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir 72,2% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
4. Persentasi pelayanan kesehatan balita 44,1% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
5. Persentase pelayanan usia lanjut 42,9% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
6. Cakupan Pelayanan Kesehatan pada usia pendidikan dasar 100% dari target sampai akhir
tahun 2020 100%
7. Cakupan Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB (Terduga) 45,3% dari target
sampai akhir tahun 2020 100%
8. Cakupan Orang berisiko terinfeksi HIV yang datang ke faskes dan mendapatkan
pemeriksaan HIV 54,9% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
9. Cakupan Penduduk Usia 15-59 tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan
87,9% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
10. Cakupan Jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar 80,3% dari target sampai akhir tahun 2020 100%
11. Cakupan Penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan 9,0% dari target
sampai akhir tahun 2020 100%
12. Cakupan Jumlah ODGJ berat ( psikotik ) yang mendapat pelayanan kesehatan Jiwa
promotif, preventif 9,1% dari target sampai akhir tahun 2020 100%

B. Keadaan Kesehatan
Data PIS-PK
Dari data PIS-PK Indeks Keluarga Sehat di RT.018 RW.004 Kelurahan Kemang Agung
tahun 2017 rata-rata sebagian besar rumah termasuk rumah pra-sehat dan sehat, dari total
228 rumah hanya terdapat 24 rumah yang terdata rumah tidak sehat.

Indeks Keluarga Sehat


140
118
120
100 86
80
60 Jumlah
40 24
20
0
Rumah Sehat Rumah Pra-sehat Rumah Tidak Sehat

Grafik 2.Indeks rumah sehat di RT.18 RW. 004 Kelurahan Kemang Agung tahun 2017

24
Berdasarkan data yang ada, ditemukan bahwa 3 indikator terendah dari 12
indikator PIS PK di RT 018 Kelurahan Kemang Agung adalah anggota keluarga
merokok, keluarga belum menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan
keluarga belum mengikuti program Keluarga Berencana.

Faktor Risiko Lingkungan

Berdasarkan hasil wawancara dari penanggung jawab program, didapatkan faktor


risiko lingkungan kerja Puskesmas Keramasan terkait tingginya angka hipertensi berupa
kurangnya peran keluarga dalam memotivasi pasien untuk berobat rutin, sehingga kasus
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Keramasan masih tinggi.

Faktor Risiko Perilaku

Faktor risiko perilaku terkait hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Keramasan


dari hasil wawancara pemegang program yaitu kurangnya pengetahuan pasien mengenai
penyakit hipertensi beserta komplikasi yang dapat terjadi apabila penyakit tersebut tidak
diobati dengan baik, sehingga pasien belum rutin kontrol tekanan darah dan hanya berobat
apabila ada keluhan, dan terkadang obat dihentikan sendiri apabila keluhan dirasa
membaik.

Berdasarkan faktor kebiasaan didapatkan masalah pola makan yang tinggi akan
lemak jenuh dan garam, kurangnya aktivitas fisik secara teratur. Pada penilaian PIS-PK
didapatkan banyak anggota keluarga yang merokok.

25
BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS DAN PERENCANAAN PENGENGGARAN
KESEHATAN TERPADU

4.1. Diagnosis Komunitas


A. Identifikasi Masalah
Masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Keramasan yang
mencakup wilayah kecamatan Kertapatiyan terdiri dari kelurahan Keramasan dan
Kemang Agung, terdapat 10 penyakit tersering, yaitu :

Tabel 6. Tabulasi penyakit terbanyak Puskesmas Keramasan bulan Januari-November 2020


Penyakit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Total
ISPA 664 597 554 139 110 91 55 88 109 91 79 2577
Hipertensi 242 254 244 126 16 107 149 152 174 166 178 1808
Dispepsia 254 189 200 69 38 45 49 59 80 84 94 1161
Mialgia 166 170 133 49 30 46 9 45 54 45 60 807
DKA 105 77 187 48 15 41 28 39 36 52 53 681
OA 115 146 167 45 26 19 31 36 29 43 657
DM 73 76 42 52 31 52 58 384
Cephalgia 105 99 51 22 46 32 355
Febris 48 48 56 24 24 26 24 27 29 17 323
Gastritis 64 70 15 20 33 29 231
Berdasarkan diskusi kami selama kepaniteraan di Puskesmas Keramasan, kami
menyimpulkan terdapat tiga penyakit tersering yaitu ISPA, Hipertensi dan Dispepsia.

B. Penentuan Prioritas Masalah


Permasalahanhasildiskusikemudianditentukanprioritasnya,kemudiandicari akar
penyebab masalahnya serta alternatif pemecahan masalahnya. Langkah penentuan
prioritas masalah dilakukan dengan metode Reinke berikutini:
Tabel 7. Penentuan prioritas masalah dengan metode Reinke
Masalah Kesehatan M I C V MxIxV/C Urutan
Prioritas
ISPA 5 5 4 3 18,75 III
Hypertensi esensial 5 5 3 4 33,3 I
Dispepsia 5 3 4 3 11,25 V
Mialgia 4 3 4 3 9 VI
Dermatitis kontak alergi 4 2 4 3 6 VII

Artritis osteoartriris 4 3 4 2 6 VII


Diabetes mellitus 5 5 4 4 25 II
Cephalgia 4 3 3 3 12 IV

26
Febris 4 3 3 3 12 IV
Gastritis 4 3 4 3 9 VI

Berdasarkan penentuan prioritas masalah, didapatkan bahwa prioritas masalah


di Puskesmas Keramasan adalah Hipertensi. Masalah ini akan dicari akar penyebab
masalahnya serta pilihan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

27
C. Penentuan Penyebab Masalah
Identifikasi Akar Penyebab Masalah Hipertensi Berdasarkan Diagram Ishikawa (Fishbone) dengan Teori H.L Blum

KEPENDUDUKAN PERILAKU

Pola makan tertinggi


Kurangnya aktivitas
Kurangnya pengetahuan lemak dan garam
fisik secara teratur
masayarakat tentang
hipertensi, pentingnya
pengobatan rutin dan Tidak rutin kontrol
komplikasi yang akan dan hanya berobat Tingginya angka
ditimbulkan apabila ada keluhan anggota keluarga
yang merokok

HIPERTENSI
Kurangnya edukasi kpd masyarakat
mengenai hipertensi, pentingnya
pengobatan rutin dan komplikasi yang
akan ditimbulkan Belum ada program Kurangnya peran
khusus untuk keluarga dalam
Kurangnya edukasi untuk mengajak masyarakat memotivasi pasien
mengatur pola makan sehat olahraga bersama untuk berobat rutin

CAKUPAN PROGRAM LINGKUNGAN

28
D. Alternatif Pemecahan Masalah
No Prioritas Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Sasaran Target
1 Kurangnya 1. Meningkatkan edukasi mengenai - Masyarakat - Pengetahuan dan
pemahaman hipertensi dan bahayanya kepada kesadaran
- Kader Kesehatan
mengenai hipertensi, masyarakat masyarakat
- Petugas layanan
pentingnya berobat 2. Menyelenggarakan penyuluhan yang mengenai
kesehatanPuskesm
teratur dan efektif kepada masyarakat mengenai pentingnya kontrol
as
komplikasi yang akan hipertensi berobat.
ditimbulkan 3. Memaksimalkan peran Puskesmas
dikemudian hari Pembantu dalam memberikan edukasi dan
penyuluhan kepada wargaterdekat
2 Kurangnya peran 1. Meningkatkan penyuluhan dan edukasi - Masyarakat - Peningkatan peran
keluarga dalam mengenai pentingnya ketaatan keluargadalam
- Kader kesehatan
memotivasi ketaatan mengonsumsi obat kepada pasien memotivasi
- Petugas layanan
mengonsumsi obat dankeluarga ketaatan
kesehatan
2. Memberitahu masyarakat mengonsumsiobat
Puskesmas
pentingnya kontrol teratur setiap
- Tokoh masyarakat
bulannya
setempat
3. Melakukan kunjungan ke rumah- rumah
warga yang menderita hipertensi
3 Mengonsumsi 1. Pemberian edukasi mengenai diet - Masyarakat - Masyarakat mulai
makanan yang dapat hipertensi menerapkan pola
- Petugas layanan
meningkatkan 2. Memberikan alternatif pilihan diet makan sehat
kesehatan
tekanan darah seperti hipertensi sesuai
Puskesmas
tinggi lemak dan kemampuanekonominya
garam
4 Kurangnya olahraga 1. Lebih menggalakkan kegiatan senam - Masyarakat - Masyarakat

29
teratur dan tingginya bersama secara rutin di Puskesmas mengetahui
- Petugas layanan
angka anggota 2. Memberikan edukasi mengenai hubungan pentingnya
kesehatan
keluarga yang hipertensi dengan olahraga hidup sehat
Puskesmas
merokok 3. Memberikan edukasi mengenai olahraga - Masyarakat
- Pemerintah
sederhana yang dapat dilakukan dirumah dibina untuk
setempat
dapat
berolahragasecara
mandiri
- Melakukan
edukasi mengenai
bahaya rokok
untuk kesehatan
- Melakukan
konseling untuk
berhenti merokok

30
4.2. Penyusunan Perencanaan Kesehatan Dan Penganggaran Kesehatan Terpadu

No Rencana Kegiatan Target Waktu Pelaksanaan Rincian/ Metode Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan Biaya
1 Meningkatkan Seluruh Tiap 3 bulan sekali Penyuluhan mengenai hipertensi, Aula Puskesmas 4 xRp.
edukasi mengenai masyarakat komplikasinya, dan faktor-faktor yang 250.000 = Rp.
hipertensi, 4x/tahun mempengaruhinya seperti merokok, Puskesmas Pembantu 1000.000/tahun
pentingnya ruitn malas berolahraga, danstress.
berobat dan bahaya Lingkungan RT setempat
komplikasi yang Memberikan edukasi mengenai
akan ditimbulkan pentingnya control dan minum obat
teratur bagi pasien
hipertensiMelakukan edukasi kepada
keluarga hingga dapat memotivasi
pasien hipertensi untuk berobat dan
controlteratur

Skrining penderita hipertensi

Memberikan buku catatan berobat yang


dilakukan saat pertama kali
pasienberobat
2 Mengiatkan Warga yang Disesuaikan dengan Kunjungan rumah khususnya penderita Rumah masyarakat yang Transport
kunjungan ke rumah- menderita jadwal kunjungan hipertensi yang tidak mampu pergi ke mengalami hipertensi Petugas: Rp.
rumah warga yang hipertensi rumah faskes (missal stroke, tinggal sendiri, 2000.000/tahun
menderita hipertensi dll)
2-3 kali/tahun
Persiapan alat-alat pemeriksaan dan
transporasi petugas
4 Pemberian edukasi Warga yang Tiap 3 bulan sekali Penyuluhan mengenai diet hipertensi Aula Puskesmas 4 xRp.
mengenai diet menderita bagi penderita hipertensi melalui 250.000 = Rp.
hipertensi dan hipertensi 4x/tahun ceramah, leaflet, atau daftar Puskesmas Pembantu 1000.000/tahun
berhenti merokok makanansehat
Lingkungan RT setempat
Penyuluhan mengenai bahaya rokok
dan konseling berhenti merokok
melalui edukasi personal saat pasien
datang berobat
5 Lebih menggalakkan Seluruh Seminggu sekali Melaksanakan senam pagi bersama di Puskesmas Keramasan Biaya instruktur

31
kegiatan senam masyarakat Puskesmas/wilayah setempat. senam Rp.
bersama secara rutin 200.000
di Puskesmas dan Peragaan gerakan/senam sederhana
memberitahukan untuk membugarkan badan
olahraga ringan yang
dapat dilakukan di
rumah

32
BAB V

KESIMPULAN
Masyarakat adalah fokus dalam penegakan diagnosis komunitas. Masalah adalah
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Salah satu usaha dalam rangka upaya
pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu diagnosis komuntias. Diagnosis komunitas
merupakan sebuah usaha pemecahan masalah kesehatan keluarga sebagai bagian dari
komunitas secara sistematis. Kelurahan Kemang Agung merupakan bagian dari wilayah
kerja Puskesmas Keramasan. Sebagian besar masyarakat dikelurahan ini sudah terdaftar
sebagai rumah sehatdan pra-sehat, hanya sebagian kecil yang terdaftar sebagai rumah tidak
sehat.
Di kelurahan Kemang Agung sebagian besar warga menderita ISPA, hipertensi, dan
dispepsia. Hasil asesmen PIS PK didapatkan 3 masalah tertinggi berupa anggota keluarga
merokok, keluarga belum menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan
keluarga belum mengikuti program Keluarga Berencana.
Berdasarkan penilaian faktor risiko lingkungan kerja Puskesmas Keramasan terkait
tingginya angka hipertensi berupa kurangnya peran keluarga dalam memotivasi pasien
untuk berobat rutin dan risiko perilaku terkait hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Keramasan yaitu kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit hipertensi beserta
komplikasi yang dapat terjadi apabila penyakit tersebut tidak diobati dengan baik, sehingga
pasien belum rutin kontrol tekanan darah dan hanya berobat apabila ada keluhan, dan
terkadang obat dihentikan sendiri apabila keluhan dirasa membaik. Berdasarkan faktor
kebiasaan didapatkan masalah pola makan yang tinggi akan lemak jenuh dan garam,
kurangnya aktivitas fisik secara teratur. Pada penilaian PIS-PK didapatkan banyak anggota
keluarga yang merokok.
Adapun saran yang dapat diberikan :
1. Saran untuk Puskesmas
• Meningkatkan edukasi ke masyarakat berupa penyuluhan dan promosi
kesehatan
• Menggiatkan kegiatan kunjungan ke warga untuk penjaringan penderita
hipertensi
• Mengadakan kegiatan senam bersama masyarakat secara rutin
• Melakukan penyuluhan dan konseling mengenai kebiasaan merokok

33
2. Saran untuk masyarakat di kelurahan Kemang Agung
• Rutin memeriksa kondisi kesehatan di fasilitas kesehatan
• Rutin mengkonsumsi obat antihipertensi
• Mengubah pola hidup
• Mengurangi kebiasaaan merokok

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018.


Hasil Utama Riskesdas 2018.
2. Werni, S; Nurlinawati, I; dan Rosita. 2017. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat(UKM)Esensial di Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan; 1(1): 50-57.
3. Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Rineka
Cipta. Jakarta.
4. Dr. dr. Joedo Prihartono, MPH, dkk. 2014.“Buku Keterampilan Klinis Ilmu
Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI
5. Kementrian PPN/Bappenas. 2015. Buku Pedoman Penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai