Pelaksana Praktik
Tempat Wisma Anggrek UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan
Tanggal : 18-30 Oktober 2021
Disusun Oleh:
Aisaturrida, S.Kep
Hari :
Tanggal :
Menyetujui,
Mengetahui,
Plt. Kepala UPT
PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA
PASURUAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hanturkan atas kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan
dapat menyelesaikan Laporan ini dengan judul “Laporan Kelompok Dan Asuhan
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta dukungan
yang telah diberikan dari berbagai pihak, untuk itu ijinkan peneliti menyampaikan
terima kasih kepada :
ii
11. Teman-teman sejawat pejuang Profesi Ners yang sudah membantu
penulisan laporan ini.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan.................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................................3
1.2.2 Tujuan........................................................................................................3
1.3 Aspek-Aspek Yang Mendasari Perkembangan Jumlah Lanjut Usia...................4
1.4 Lansia Yang Mendapatkan Pelayanan Sosial.....................................................5
1.5 Permasalahan Keperawatan Pada Lansia............................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Konsep Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha ( UPT PSTW )....6
2.2 Konsep Dasar Lansia........................................................................................11
2.2.1 Lanjut Usia......................................................................................................11
2.2.2 Proses Penuaan................................................................................................11
2.2.3 Teori Proses Menua.........................................................................................12
2.2.4 Perubahan Fisiologis................................................................................15
2.2.5 Perubahan Psikososial..............................................................................18
2.2.6 Perubahan Mental.....................................................................................18
2.2.7 Permasalahan Lansia dengan Berbagai Kemampuanya............................18
2.3 Defisit Perawatan Diri......................................................................................19
2.4 Pathway Defisit Perawatan Diri........................................................................25
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN.........................................30
3.1 Pengkajian....................................................................................................26
3.2 Dimensi Psikologis.................................................................................................27
3.3 Riwayat Kesehatan.................................................................................................27
3.4 . Dimensi Fisik.......................................................................................................28
3.5 Dimensi Lingkungan Sosial...................................................................................28
3.6 Dimensi Perilaku....................................................................................................29
3.7. Dimensi Kesehatan................................................................................................29
3.8 ANALISA DATA..................................................................................................30
3.9 Perioritas Masalah Keperawatan............................................................................31
3.10 Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................32
iv
3.11 Implementasi dan Evaluasi...................................................................................33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................35
4.1 Kesimpula........................................................................................................35
4.2 Saran................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam kehidupan lanjut usia adalah merupakan figure yang dihormati dan
merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman
hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan.
Saat ini diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkiraan ada 500 juta
dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan
mencapai 1,2 milyar. Di Negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan
orang lanjut usia lebih kurang 1.000 (seribu) orang perhari. Pada tahun 1985
diperkirakan 50% dari penduduk, berusia diatas 50 tahun, sehingga istilah
“baby boom” pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut
usia.
2
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
3
berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Pada tahun 2012 jumlah
lansia sebanyak 14,439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2013
mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%)
sementara pada tahun 2014 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa
(9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun
2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan
hidup 71,1 tahun (Depkes, 2015).
4
1.4 Lansia Yang Mendapatkan Pelayanan Sosial
Ditinjau dari kebijakan dan program yang ditujukan kepada
kelompok lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak
menjadi beban bagi masyarakat.UndangUndang No 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia menetapkan bahwa batasan umur lansia di Indonesia
adalah 60 tahun ke atas.(Seran et al., 2016).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha ( UPT
PSTW )
1. Latar Belakang Pendirian Unit Pelaksana Teknis Panti Sosial
Tresna Werdha ( UPT PSTW Pasuruan)
a. UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan didirikan pada
tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama Sasana Tresna Werdha (STW)
“Sejahtera” Pandaan yang mula-mula berkapasitas 30 orang
b. Pada tanggal 17 Mei 1982 diresmikan pemakaiannya oleh Menteri
Sosial Bapak Sapardjo dengan dasar KEP.MENSOS RI NO.
32/HUK / KEP/VI/82 di bawah pengendalian Kanwil Depsos
Provinsi Jawa Timur dengan kapasitas tampung 107 orang dan
menempati areal seluas 16.454 M ²
c. Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan UPT Pusat /
Panti / Sasana di lingkungan Departemen Sosial dengan SK.
Mensos RI No.14/HUK/1994 dengan nama Panti Sosial Tresna
Werdha “ Sejahtera " Pandaan.
d. Melalui SK.Mensos RI. No.8/HUK/1998 ditetapkan menjadi Panti
percontohan Tingkat Provinsi dengan kapasitas 107 orang.
e. Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2000. tentang Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha “
Sejahtera “ Pandaan, merupakan Unit Pelaksana Tehnis
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
f. Perda No.14 Tahun 2002 tentang perubahan atas Perda No.12
Tahun 2000 tentang Dinas Sosial, bahwa Panti Sosial Tresna
Werdha Pandaan berubah nama menjadi Panti Sosial Tresna
Werdha Pandaan, Bangkalan,
6
g. Peraturan Gubernur No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja UPT Dinas Jawa Timur, Panti Sosial PSTW Pandaan
Bangkalan berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Pasuruan yang juga mengelola PSTW di Lamongan, lalu
h. Pergub jadi No. 108 tahun tentang Nomenklatur, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas & Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur 2016 bahwa UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan berubah nama menjadi UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan
i. Pergub No.85 Tahun 2018 tentang Nomenklatur, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas & Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur bahwa Seksi Bimbingan
dan Pembinaan Lanjut di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
berubah nama menjadi Seksi Bimbingan Sosial
7
Memberikan tempat pelayanan sosial serta kasih sayang
terhadap para Lanjut Usia, Jompo terlantar dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
2) Tujuan
a. Terpenuhinya kebutuhan rohani meliputi
» Ibadah sesuai dengan Agama masing-masing
» Kebutuhan kasih sayang.
» Peningkatan semangat hidup.
» Rasa Percaya diri.
b. Terpenuhinya kebutuhan jasmani meliputi :
» Kebutuhan pokok hidup, secara layak yaitu :
- Sandang, pangan, dan papan.
» Pemeliharaan kesehatan.
» Pemenuhan kebutuhan pengisian rekreatif untuk mengisi waktu
luang
c. Terpenuhinya kebutuhan sosial terutama
bimbingan sosial antar penghuni panti, Pembina maupun dengan
masyarakat.
4. Prinsip Pelayanan
a. Menghormati harkat dan martabat
b. Menjaga Kerahasiaan
c. Tidak memberikan stigma
d. Tidak mengucilkan
e. Menghindari sikap sensitif
f. Pemenuhan kebutuhan secara tepat
g. Pelayanan secara komprehensip
h. Menghindari sikap belas kasihan
i. Pelayanan yang cepat dan tepat
j. Pelayanan yang bermutu
k. Pelayanan yang efisien dan efektif
l. Pelayanan yang akuntabel
8
5. Metode Pelayanan
a. Pekerjaan sosial dengan individu ( Social Case Work )
b. Pekerjaan Sosial dengan kelompok ( Social Group Work )
c. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat
d. Sebagai Pusat Pelayanan Kesejahteraan.
6. Fungsi
a. Sebagai Pusat Informasi dan Konsultasi, masalah lanjut usia.
b. Sebagai Pusat Pengembangan Kesejahteraan Sosial.
9
Pelayanan yang diberikan oleh UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Pasuruan meliputi:
10
10. Struktur Organisassi
KASUBAG.
TATA USAHA
KASI.
PELAYANAN SOSIAL KASI.
11
2.2.2 Proses Penuaan
Proses menua (aging procces) merupakan bukan suatu penyakit
tetapi merupakan poses terus menerus dengan berlanjutnya usia usia
secara alamiah yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh
semua mahluk hidup (Hidayat.s, 2014).
Menjadi tua adalah suatu keadaan yang akan ditandai dengan
adanya perubahan fisik sampai biologis, mental atau psikososial
perubahan fisik diantaranya adalah perubahan sel, penurunan system
persyarafan, system pendengaran, system penglihatan, system
cardiovaskuler, system pengaturan temperatur tubuh, system respirasi,
system endokrin, system kulit, system perkemihan, system muscolos
keletal. Peristiwa ini sangat umum terjadi dalam kehidupan manusia yang
diberikan kesempatan mempunyai umur panjang. Menjadi tua merupakan
proses perubahan biologis secara terus menerus seiring bertambahnya
usia, serta diimbangi terjadinya penurunan (Suadirman, 2011).
12
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis
putarannya akan menyebabkan berhentinya proses metosis hal ini
di tujukkan pada penelitian (Haifilick, 1980).
3. Teori eror
Menurut teori ini proses menua di akibatkan oleh
menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan
manusia akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan
metabolisme yang kan mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel
secara perlahan.
4. Teori auto imun
Pada teori ini penuaan dianggap dan disebabkan adanya
penurunan fungsi imun seiring bertambahnya usia. Seperti
terjadinya gout arthritis pada lansia.
5. Teori free radikal
Teori ini mengansusikan bahwa proses menua terjadi
akubat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dapat di
pengaruhi oleh adanya radikal bebas dalam tubuh. Yang dimaksud
radikal bebas disini adalah molekul yang memiliki anfinitas tinggi,
merupakan molekul, fragmen atau atom dengan elektron
yangbebas tidak berpasangan.
6. Teori kolagen
Kelebuhan usaha dan stress dapat merusak sel tubuh.
7. Wear teori biologi
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan dapat
menyebabkan percepatan kerusakan jaringan dan melambatnya
perbaikan pada sel jaringan.
8. Teori psikososial
Pada teori psikososial ini dapat di bedakan menjadi 8
bagian sebagi berikut:
a. Activity theory (teori aktifitas)
13
Teori ini menyatakan bahwa seseorang individu
harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan social
untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan hari tua
(Hafigurst dan albrech, 1963). Aktivitas dalam teori ini
dipandang sebagai sesuatu yang vital untuk
mempertahankan kekuasaan pribadi dan konsep diri
yang positif.
b. Continuitas theory (teori komunitas)
Teori ini memandang bahwa kondisi tua
merupakan kondisi yang selalu terjadi daan secara
kesinambungan yang dihadapi oleh lansia.
c. Disanggement theory
Putusnya hubungan diantara kita dengan dunia
luar seperti dengan masyarakat dan juga dengan
individu lain
d. Theory stratisfikasi usia
Karena orang yang digolongkaan dalam usia
tgua akan mempercepat proses penuaan.
e. Theory kebutuhan manusia
Orang yang mencapai aktualisasi menurut
penelitian 5% dan tidak semua orang mencapai
kebutuhan yang sempurna.
f. Jung theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai
tugas dalam perkembangan kehiduppan.
g. Course of human life theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan
ada tingkat maksimumnya.
h. Development task theory
Setiap tingkat kehidupan mempunyai tugas
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
14
9. Teori environmental (teori lingkungan)
Teori environmental ini dapat dibagi menjadi 4 bagian se
bagai berikut:
a. Radiation theory
Setiap hari manusia terpapar dengan radiasi baik
karena sinar ultra violet maupun dalam bentuk
gelombang-gelombang mikro yang tela hmenumpuk
tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan
perubuhan susunan DNA dalam sel hidup atau rusak
maupun mati .
b. Strestheory
Stress fisik maupun psikologi dapat
mengakibatkan neurotrans meter yang dapat memicu
perfusi jaringan menurun yang mengakibatkan
metabolism sel tergangu sehingga mengakibatkan
penurunan jumlah cairan pada sel dn penurunan eksitas
membrane sel.
c. Pollution theory
Pencemaran pada lingkungan dapat pula
menyebabkan tubuh mengalami gangguan pada system
psikoneuroimunologi yang akan memicu percepatan
penuaan.
d. Sexposure theory
Kejadian terpapar sinar matahari atau sinar lain
yang mempunyai kemampuan mirip dengan sinar ultra
sehingga dapat mempengaruhi DNA akan
mengakibatkan proses penuaan dan kematian sel.
15
1. Sel
Perubahan adalah mengurangnya jumlah sel,
berkurangnya cairan tubuh dan berkurangnya cairan intra
seluluer. Menurunnya proporsi protein di otak, ginjal,darah dan
hati. Serta jumlah sel otak menurun.
2. Sistem cardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada kardiofaskuler adalah
penurunan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi kaku,kemampuan jantung memonpa
darah menuruan 1% setiap tahuan sesudah berumur 20 tahun,
dan hal ini menyebabkan menurunya kontraksi dan volumenya.
3. Sistem peernafasan
Perubahan yang terjadi pada system pernafasan adalah
paru-paru kehilangan elastisitas, alveoli ukurannya melebar
dari biasanya, O2 pada arteri menurun, dan CO2 pada arteri
tidak berganti.
4. Sistem persyarafan
Perubahan pada system persyarafan yang terjadi antara
lain adalah mengecilnya syaraf panca indera seperti
berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terdhadap dingin, dan kurangnya sensitive terhadap sentuhan.
5. Sistem gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal
antara lain adalah kehilangan gigi, indera pengecap menuruan,
esophagus melebar, dan fungsi absorbsi melemah.
6. Sistem genitourania
16
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourania antara
lain adalah penurunan pada fungsi ginjal, fesika urinaria
( kandung kemih), dan pembesaran prostat.
7. System endokrin
Perubahan yang terdadi pada sistem endokrin adalah
produksi dari hamper semua hormone menurun, fungsi
parthiroid, menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya fugsi
aldosteron, dan menurunnya seksresi hormone kelamin,
misalnya : progesteron, estrogen, dan testoteron.
8. System indera
Perubahan yang terjadi pada sistem indera adalah
penuruanan pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Organ
sensori pendengaran, penglihatan, pengecap, perabaan,dan
penghirup memungkinkan kita berkomunikasi dengan
lingkungan.
9. System integument
Perubahan yang terjadi pada sistem integumen adalah
perubahan fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu,
sensasi, dan eksresi. Dengan perubahan usia terjadilah
perubahan intrinsik dan ekstriasnsik yang mempengaruhi
penampilan kulit seperti kerutan pada kulit karena kehilangan
jaringan lunak, permukaan kulit menjadi kasar dan bersisik,
dan menurunnya respon terhadap trauma.
10. System musculoskeletal
Perubahan yang terjadi pada sstem mukuloskeletal
adalah penurunan progresif dan grandual masa tulang sebelum
usia 40 tahun, tulang kehilangan desity (cairan) dan semakin
rapuh sehingga mengakibatkan osteoporosis.
17
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi dan
seksualitas adalah penurunan padqa vagina, menciutnya ovari
dan uterus, atrofi patyudara, dan pada laki-laki testis dapat
memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
18
memfungsikan tenaga dan kemmpuan mereka tersbut dalam
situasi keterbasan kesempatan kerja.
d. Masih ada sebagian dari lanjut usia yang mengalami keadaaan
terlantar.
e. Masyarakat industri ada kecenderungan mereka kurang dihargai
sehingga mereka terisolasi dari kehidupan masyarakat.
f. Karena kondisinya, lansia memerlukan tempat tinggal/fasilitas
perumahan yang khusus.
19
Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan
2007).
2.3.2 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
b. Biologis
c. Kemampuan
perawatan diri.
20
d. Sosial
2. Faktor presipitasi
a. Body image
b. Praktik sosial
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya sudah di
Pasuruan.
d. Pengetahuan
21
pada pasien penderita diabetes mellitus dia harus menjaga
22
b. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan
tidak berdandan.
23
ketidakmampuan klien dalam mengenakan pakaian dalam,
memanipulasi.
24
2.4 Pathway Defisit Perawatan Diri Presipitasi : body image, praktik
Predisposisi: perkembangan, Sosial, status sosial,
biologis, Ekonomi,
Kemampuan pengetahuan,
realitas kurang, Budaya, kebiasaan
seseorang,
Akibat
25
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian
1. Dimensi Biologis
a. Data pasien di Wisma Anggrek
Nama Tgl masuk
No. Umur Alamat
Lansia panti
1. Mbah TR 69 23 September Gresik, Jwa Timur
2021
2. Mbah M 79 17 Agustus Sidoarjo, Jawa Timur
2005
3. Mbah S 70 23 September Tuban, Jawa Timur
2021
4. Mbah TK 67 23 September Gempanten,Jawa
2021 Tengah
5. Mbah SA 61 07 September Pasuruan, Jawa Timur
2021
26
Keterangan :
Penghuni wisma Anggrek Dari 5 orang lansia (100%) penghuni wisma
Anggrek terdiri dari Kelompok umur Old 5 lansia (55,56%). Sebagian
penghuni wisma Anggrek dapat beradaptasi dan membaur dengan
sesama lansia lain.
27
1 Mbah. TM Tidak Terkaji
2 Mbah. ST Tidak Terkaji
3 Mbah. AM Hipertensi,Gagal Jantung,Kanker
Prostat
4 Mbah. TR Hipertensi
5 Mbah. SA Tidak Terkaji
28
Kebutuhan nutrisi cukup terpenuhi, tidak ada ganggguan pada nutrisi
atau kekurangan nutrisi, makan 3x sehari, ada snack dan buah nya.
b. Merokok :
Ada 1 orang.
c. Gerak badan (ROM) :
Setiap lansia melakukan kegiatan berjemur.
d. Aktivitas rekreasi :
berdiam diri di kamar, menonton tv, sesekali bercengkrama.
e. Perlindungan khusus yang digunakan :
Di wisma anggrek tidak ada lansia yang memerlukan perawatan khusus.
29
8. Data Penujang
No Nama lansia Kebersihan diri Keterangan
tempat
1. Mbah TM 1x sehari dengan Kamar
perintah dan berantakan dan
mengganti pakaian kotor
dengan bantuan
2. Mbah ST 1x sehari, dengan Kamar
perintah, sering berantakan,
buang air kecil kotor dan bau
sembarangan, dan
tidak mengganti
pakaian dalam
3. Mbah AM 2x sehari, namun kamar
kebersihan kateter berantakan dan
kurang terjaga bau
4. Mbah TR 1x hari keadaan Kamar
badan lengket dengan berantakan dan
keringat jarang ganti bau
baju
5. Mbah SA 3x sehari jarang Kamar tidak
memaka baju berantakan dan
bau.
30
Defisit perawatan diri
31
3.10 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Defisit perawatan diri berhubungan Klien mampu melakukan 1. Identifikasi kemampuan 1. Mengetahui permasalahan
dengan menolak melakukan perawatan diri : hygiene klien dalam perawatan diri yang terjadi pada diri klien
perawatan diri 1. Klien dapat mengetahui 2. Jelaskan pentingnya 2. Agar klien tahu pentingnya
pentingnya kebersihan diri merawat kebersihan diri kebersihan diri
2. Klien dapat mengetahui 3. Jelaskan alat-alat untuk 3. Memberitahu klien alat-alat
bagaimana cara menjaga menjaga kebersihan diri yang digunakannya
kebersihan diri 4. Jelaskan cara – cara 4. Agar klien bisa mengetahui
melakukan kebersihan diri cara-cara kebersihan diri
secara mandiri
5. Melatih pasien agar dapat
melakukan perawatan diri
secara mandiri
32
3.11 Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa keperawatan Hari/Tgl/Jam Implementasi TTD Evaluasi TTD
1 Defisit perawatan diri Senin, 25-10-2021 1. Mengidentifikasi S : klien mengatakan malas
07.15 - 07.30 kemampuan klien dalam untuk mandi
berhubungan dengan
perawatan diri
menolak melakukan O : klien masih butuh arahan
perawatan diri
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
P : intervensi dilanjutkan
33
O : klien tampak mengerti
P : intervensi dilanjutkan
P : petahankan intervensi
34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpula
Setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 3 hari hasil
yang di dapat klien dapat meakukan personal hygine secara mandiri.
4.2 Saran
1. Bagi perawat UPT
Laporan ini dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan implememtasi
terhadap mbah-mbah yang mengalami maslah defisit prawatan diri.
2. Bagi lansia
Untuk meningkatkan Kesadaran pada lansia agar dapat melakukan
perawatan diri secara mandiri
3. Bagi UPT TRESNA WERDHA PASURUAN
Dapat digunakan sebagai acuan kegiatan untuk terapi lansia
35
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jusll. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edosi 8. Jakarta : EGC.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005-2006. Jakarta : Prima
Medika.
36