Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA PASURUAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Gerontik


di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werda Pasuruan

Oleh:
FITRIYAWATI
180070300111064
Kelompok 3B

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny.S
DENGAN HIPERTENSI DI WISMA ANGGREK
UPT PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA PASURUAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Gerontik

Telah Diperiksa Kelengkapannya Pada:


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Wisma Mahasiswa

Dyah Fitriyawati

NIP. 196106131985032009 NIM. 180070300111064

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Annisa Wuri Kartika,S.Kep, M.Kep Darmanto

NIK. 20140585030512001 NIP. 196512071992012002

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjuk,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan
akhir berupa “Asuhan Keperawatan pada Lansia Binaan” untuk memenuhi Tugas
Profesi Ners Departemen Gerontik di Panti Sosial Tresna Werda Pasuruan.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Akhir ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak Imam Cahyono, SH, MM, selaku Kepala UPT Panti Sosial Tresna
Werdha Pasuruan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan praktik profesi Departemen Gerontik
2. Bapak Darmanto, selaku Pembimbing Lahan di UPT Panti Sosial Tresna
Werdha Pasuruan , yang senantiasa membimibing penulis
3. Ibu Dyah, selaku pembimbing wisma Mawar di UPT Panti Sosial Tresna
werdha Pasuruan, yang senantiasa membimibing penulis
4. Ibu Ns. Annisa Wuri Kartika,S.Kep, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik
Program Profesi Ners Departemen Gerontik, Universitas Brawijaya
Malang, yang senantiasa membimibing penulis
5. Segenap karyawan/i UPT Panti Sosial Tresna werdha yang telah
membantu, berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis praktek di
tempat ini.
6. Teman-teman kelompok 3 Program Profesi Ners Universitas Brawijaya
yang telah bekerjasama dengan baik dan saling membantu satu sama
lain.

Penulis menyadari Laporan Akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Penulis berharap Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi bidang
pendidikan dan penerapan di UPT PSTW Pasuruan ini.

Pasuruan, Agustus 2018

Fitriyawati
DAFTAR ISI

Halaman

3
Judul ............................................................................................................. 1

Halaman Pengesahan................................................................................... 2

Kata Pengantar ............................................................................................. 3

Daftar Isi ....................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Asma Bronchiale.................................................... 7
2.2 Etiologi..................................................................................... 7
2.3 Faktor Risiko............................................................................ 8
2.4 Epidemiologi............................................................................ 10
2.5 Patofisiologi............................................................................. 12
2.6 Tanda dan Gejala..................................................................... 12
2.7 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................... 13
2.8 Penatalaksanaan..................................................................... 18
2.9 Pencegahan............................................................................. 26
2.10 Komplikasi............................................................................. 28

BAB III RUMUSAN PERMASALAHAN...................................................... 30

BAB IV PENANGANAN MASALAH


4.1 Pengkajian............................................................................... 32
4.2 Analisa Data............................................................................. 51
4.3 Rencana Keperawatan............................................................ 53
4.4 Implementasi........................................................................... 59

BAB V RENCANA TINDAK LANJUT......................................................... 69

BAB VI PENUTUP..................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 71

4
BAB I
PENDAHULUAN

Usia 60 tahun merupakan masa permulaan tua dan sudah mengalami


kemunduran dalam hal fisik, sosial, dan psikologis. Permasalahan pada lanjut
usia menurut Hurlock (2004) biasanya berupa keadaan yang tergantung dengan
orang lain karena keadaan fisik yang sudah menurun, status ekonomi yang
menurun dan mempengaruhi perubahan pola hidup, proses adaptasi dalam
hubungan sosial karena ditinggal pasangan hidup dan teman seusia karena
meninggal dunia, mengembangkan kegiatan baru karena aktivitas sehari-hari
yang sudah mulai menurun, serta beradaptasi terhadap kondisi anak-anak yang
sudah dewasa. Kondisi tersebut membuat lanjut usia harus beradaptasi lagi
dengan banyak aspek dalam dirinya yang dapat menjadi pemicu timbulnya
permasalahan psikologis.
Penyakit pada geriatri cenderung bersifat multipel yang merupakan
gabungan antara penurunan fisiologik/alamiah dan berbagai proses
patologik/penyakit. Geriatri juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut,
yang diperberat dengan kondisi daya tahan yang menurun. Kesehatan geriatri
juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan ekonomi. Sehingga
kumpulan dari semua masalah ini menciptakan suatu kondisi yang disebut
sindrom geriatri (Pranarka, 2011).
Dalam bidang geriatri dikenal beberapa masalah kesehatan yang sering
dijumpai baik mengenai fisik atau psikis pasien usia lanjut. Menurut Solomon dkk:
The “13 i” yang terdiri dari Immobility (imobilisasi), Instability (instabilitas dan
jatuh), Intelectual impairement (gangguan intelektual seperti demensia dan
delirium), Incontinence (inkontinensia urin dan alvi), Isolation (depresi),
Impotence (impotensi), Immuno-deficiency (penurunan imunitas), Infection
(infeksi), Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi), Insomnia (gangguan tidur),
Iatrogenic disorder (gangguan iatrogenic) dan Impairement of hearing, vision and
smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman) (Setiati dkk., 2006).
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia maka pemerintah
membentuk suatu wadah yang dinamakan panti Werdha atau lebih dikenal
dengan nama panti jompo. Pada awalnya panti jompo diperuntukan bagi lansia
yang terlantar atau dalam keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan
namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan perawatan bagi lansia

5
maka kini berkembang panti-panti berbasis swasta yang umumnya untuk lansia
dengan keadaan ekonomi berkecukupan.
UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan merupakan salah satu
panti yang terdapat di Jawa Timur, panti ini merupakan milik Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur. Panti ini menampung lansia dari berbagai daerah dengan
jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Lansia di Panti ini mengalami berbagai
permasalahan kesehatan di antaranya yaitu lansia dengan post stroke,
osteoarthritis, arthritis gout, reumatoid arthritis, dan hipertensi. Panti Werdha
Pandaan terbagi menjadi beberapa wisma yang berisi 8 sampai 10 lansia, salah
satunya wisma Mawar. Wisma ini merupakan wisma yang ditempati 8 lansia
perempuan dan hanya terdapat 1 laki-laki. Lansia wisma Mawar memilki status
kesehatan yang termasuk dalam kategori kurang sehat secara fisiologis dan
psikologis. Permasalahan yang banyak dialami pada lansia di wisma Mawar yaitu
remathoidarthritis dan hipertensi. Salah satu lansia di Wisma Mawar yaitu Ny. S
yang memiliki masalah kesehatan yaitu Hipertensi dan asam urat, klien sering
mengeluh linu-linu dan sulit memulai tidur. Oleh karena hal tersebut perlu
penanganan khusus agar dapat tertangani dengan tepat dalam proses adaptasi
terhadap kondisi dari diri yang terus mengalami penurunan dan mulai melemah.
Proses penanganan pada lanjut usia harus bersifat holistik baik penanganan
pada kondisi fisik, psikologis, serta sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa
lanjut usia memerlukan penanganan khusus agar dapat mempertahankan
kesehatannya dan meningkatkan kemandirian. Berkaitan dengan kondisi di atas
kami mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners FK UB Malang ingin
menerapkan konsep asuhan keperawatan tentang lansia secara langsung di UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pandaan, Pasuruan Jawa Timur.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Faktor Resiko
2.4 Epidemiologi
2.5 Patofisiologi
2.6 Tanda dan Gejala
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Pencegahan
2.10 Komplikasi

7
BAB III
RUMUSAN MASALAH

1. Apa permasalahan yang terjadi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial


Tresna Werdha Pasuruan?
2. Apa permasalahan yang terjadi pada lansia di Wisma Mawar UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan?
3. Apa permasalahan yang terjadi pada Ny.S (68 tahun) sebagai lansia
binaan di Wisma Mawar UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Pasuruan?
4. Bagaimana penanganan masalah terjadi pada Ny.S (68 tahun) sebagai
lansia binaan di Wisma Mawar UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Pasuruan?

8
BAB IV
PENANGANAN MASALAH

Dari hasil pengkajian, didapatkan hasil bahwa klien mengalami


masalah pada interaksi sosial. klien sering mersakan sesak dan dada
terasa berat saat bernapas, klien tidak selalu mengkonsumsi obat, namun
sesekali minum obat yang diberikan oleh tenaga kesehatan (poli umum
UPT PSTW Pasuruan). Oleh karena itu, Klien diajarkan cara mengurangi
sesak dengan merubah posisi tidur dan mengurangi aktivitas berat yang
menyebabkan sesak bertambah.

Kemudian klien mampu secara perlahan menerapkan teknik non


farmakologis yang telah diajarkan oleh perawat yaitu mengambil posisi
tidur yang nyaman dan setengah duduk untuk mengurangi sesak,
kolaborasi terapi farmakologis untuk mengurangi sesak. Selain
permasalahan fisik klien juga memiliki Akan tetapi Ny. P memiliki riwayat
stroke yang membuat klien memiliki hambatan dalam mengatasi
masalahnya sendiri dikarenakan kurangnya komunikasi, sering
menyendiri dan kurang nyaman dengan teman satu wisma, sehingga
perlu dilakukan penanganan mengenai cara edukasi kepada klien untuk
meningkatkan hubungan dan koping cara menangani masalah, serta
mampu berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

9
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER

Nama wisma/Keluarga : Tanggal Pengkajian :

1. IDENTITAS :
KLIEN
Nama : Ny.S Jenis kelamin: P
Umur : 68 Status
Perkawinan: Meniklah
Agama : Islam
Alamat asal : Malang

2. DATA :
KELUARGA
Nama Darmaji :
Hubungan Suami :
Pekerjaan :
Tidak bekerja
Alamat Malang :
Telp : ...................................................
3. STATUS KESEHATAN SEKARANG :

Keluhan utama: Linu-linu pada lutut/kaki

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Klien mengetahui bahwa
linu-linu yang dirasakan disebabkan karena asam urat sejak 1998. Sejak dulu klien
meminum parutan mengkudu namun sudah berhenti karena dipanti tidak bisa
mendapatkan buah mengkudu. Klien melanjutkan minum obat jika merasa sakit.
Obat-obatan: Nifedipin dan Allupurinol

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : 
Perubahan BB : 
Perubahan nafsu makan : 
Masalah tidur : 
Kemampuan ADL : 
KETERANGAN : Cara berjalan klien terlihat sedikit kesusahan. Klien sering
tersenyum/terlihat bahagia ketika berbicara mengenai masa
lalu.

2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : 
Pruritus : 
Perubahan pigmen : 
Memar : 

10
Pola penyembuhan lesi : 
KETERANGAN : Kulit klien terlihat putih bersih.

3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : 
Pembengkakan kel. Limfe : 
Anemia : 
KETERANGAN : Klien terlihat segar dengan balutan make up (bedak dan
lipstik).

4. Kepala
Ya Tidak
Sakit kepala : 
Pusing : 
Gatal pada kulit kepala : 
KETERANGAN : Rambut klien terlihat bersih, berwarna putih dan tersebar merata.

5. Mata
Ya Tidak
Perubahan : 
penglihatan
Pakai kacamata : 
Kekeringan mata : 
Nyeri : 
Gatal : 
Photobobia : 
Diplopia : 
Riwayat infeksi : 
KETERANGAN : Klien dapat membaca tulisan dengan baik walaupun harus sedikit
dijauhkan (rabun dekat).

6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : 
Discharge : 
Tinitus : 
Vertigo : 
Alat bantu dengar : 
Riwayat infeksi : 
Kebiasaan membersihkan telinga : 
Dampak pada ADL : Tidak adadampak apapun
KETERANGAN : Telinga klien bersih

7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : 
Discharge : 
Epistaksis : 
Obstruksi : 
Snoring : 
Alergi : 

11
Riwayat infeksi : 
KETERANGAN : Hidung klien bersih, tidak ada luka, tidak ada pembengkakan atau
massa.

8. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : 
Kesulitan menelan : 
Lesi : 
Perdarahan gusi : 
Caries : 
Perubahan rasa : 
Gigi palsu : 
Riwayat Infeksi : 
Pola sikat gigi : Klien biasanya sikat gigi 2 kali sehari pagi dan sore hari
KETERANGAN : Mulut klien bersih, tidak terdapat karang gigi

9. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : 
Nyeri tekan : 
Massa : 
KETERANGAN : Tidak terlihat pembesaran pada vena jugularis

10. Pernafasan
Ya Tidak
Batuk : 
Nafas pendek : 
Hemoptisis : 
Wheezing : 
Asma : 
KETERANGAN : Klien bernafas dengan spontan, RR16x/menit

11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : 
Palpitasi : 
Dipsnoe : 
Paroximal nocturnal : 
Orthopnea : 
Murmur : 
Edema : 
KETERANGAN : Suara S1 dan S2 tunggal

12. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : 
Nausea / vomiting : 
Hemateemesis : 
Perubahan nafsu makan : 
Massa : 
Jaundice : 

12
Perubahan pola BAB : 
Melena : 
Hemorrhoid : 
Pola BAB : Klien BAB setiap hari di pagi hari
KETERANGAN : Klien mengatakan jika makan memang terbiasa sedikit

13. Perkemihan
Ya Tidak
Dysuria : 
Frekuensi : .....................................................................................................
..
Hesitancy : 
Urgency : 
Hematuria : 
Poliuria : 
Oliguria : 
Nocturia : 
Inkontinensia : 
Nyeri berkemih : 
Pola BAK : Jika malam hari klien BAK 5-7 kali
KETERANGAN : Klien banyak BAK karena setiap hari minum the di pagi dan
sore hari

14. Reproduksi (laki-laki)


Ya Tidak
Lesi :
Disharge :
Testiculer pain :
Testiculer massa :
Perubahan gairah sex :
Impotensi :

Reproduksi (perempuan)
Lesi : 
Discharge : 
Postcoital bleeding : 
Nyeri pelvis : 
Prolap : 
Riwayat menstruasi : Klien tidak memiliki keluhan dalam riwayat menstruasinya
Aktifitas seksual : 
Pap smear : 
KETERANGAN : Klien tidak memiliki masalah

15. Muskuloskeletal
Ya Tidak
Nyeri Sendi : 
Bengkak : 
Kaku sendi : 
Deformitas : 

13
Spasme : 
Kram : 
Kelemahan otot : 
Masalah gaya berjalan : 
Nyeri punggung : 
Pola latihan : Klien mengikuti senam lansia 3 kali seminggu
Dampak ADL : Klien membutuhkan bantuan dalam mencuci pakaian
sendiri karena mengharuskan untuk jongkok lama
KETERANGAN : Klien terlihat kesulitan dalam gaya berjalannya

16. Persyarafan
Ya Tidak
Headache : 
Seizures : 
Syncope : 
Tic/tremor : 
Paralysis : 
Paresis : 
Masalah memori : 
KETERANGAN : Tidak terdapat masalah

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : 
Depresi : 
Ketakutan : 
Insomnia : 
Kesulitan dalam mengambil : 
keputusan
Kesulitan konsentrasi : 
Mekanisme koping : Jika ada masalah biasanya klien tiduran
didalam kamar menyendiri atau bersama
suami
Persepsi tentang kematian : Klien masih belum siap meninggalkan suami dan
masih ingin hidup diluar panti.
Dampak pada ADL : Klien sering memperhatikan suaminya jika sedang
membersihkan wisma karena takut di ganggu lansia yang lain.
Spiritual
 Aktivitas ibadah : Klien melaksanakan sholat dengan posisi duduk di
kamar bersama suami. Klien tidak bisa membaca alquran, klien hanya
menghafal beberapa surat.
 Hambatan : Klien merupakan muallaf sehingga klien tidak
belajar alquran. Klien hanya belajar membaca surat-surat pendek.
KETERANGAN : Klien dapat membaca surat Alfatekhah.

6. LINGKUNGAN :

 Kamar : Kamar tertata rapi, terdapat banyak barang terutama botol air mineral
dan dus, jendela tertutup rapat.
 Kamar mandi : Kamar mandi bersih, tidak ada keset dan tidak ada pegangan

14
untuk lansia.
 Dalam rumah : Rumah bersih, peralatan rumah tertata rapi.
 Luar rumah : Di depan rumah bersih hanya terdapat beberapa daun kering di
halaman depan dan belakang, terdapat tangga didepan dan belakang wisma.

7. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
A. Stresor
 Stresor fisiologis : kadang-kadang linu-linu pada lutut dan
kaki.
 Stresor Psikologis: Malas tinggal bersama orang-orang kurang
pendidikan.
B. Kebiasaan Lansia
 Hobi/kegemaran : Memasak. Namun di panti tidak boleh
masak.
 Kebiasaan positif : Membersihkan rumah.
 Kebiasaan negatif : Berdiam diri di kamar.
C. Pengetahuan
 Pengetahuan lansia tentang kesehatan: Klien mengetahui cara
menjaga kesehatan dan sejak dulu telah melakukan pencegahan.
D. Riwayat Pengobatan dan efek samping
 Jenis pengobatan: Nifedipin dan Allupurinol.
 Efek samping obat: Tidak ada efek samping yang dirasakan.

8. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

1. Kemampuan ADL
Klien melakukan aktivitas secara mandiri hanya saja dalam mencuci
pakaian, klien membutuhkan bantuan suami karena mengharuskan klien
jongkok lama. Klien terlihat kesulitan dalam gaya berjalannya dan
mengatakan sering mengalami linu-linu.
2. Aspek Kognitif
Tidak terdapat masalah dalam aspek kognitif klien. Klien dalam
berhitung dengan baik. Klien dapat menceritakan masalalunya secara
berkesinambungan dan terkonfirmasi dengan jawaban suaminya.
3. Resiko Jatuh
Klien terlihat kesulitan dalam gaya berjalannya. Klien berjalan secara
pelan-pelan. Setelah dilakukan tes Time Up Get Up didapatkan hasil
bahwa klien beresiko jatuh sedang. Klien juga mengatakan pernah jatuh
2 kali di pintu belakang wisma.
4. Pemenuhan Kebutuhan Tidur
Insomnia sering dialami pasien. Pasien mengatakan sering kencing
dimalam hari dengan frekuensi 5-7 kali. Klien memulai tidur pada pukul
9 namun klien tidak langsung tidur. Klien masih bercengkrama dengan
suami atau tiduran saja. Klien baru bisa tidur jam 2 pagi dan terbangun
pada jam 4.30 pagi. Walaupun klien mengalami insomnia, klien
mengatakan bahwa kualitas tidur klien sangat bagus. Klien jarang tidur
disiang hari. Jika klien tidur disiang hari, klien hanya tidur 1 jam.
5. Kecemasan, GDS

15
Klien mengalami depresi karena klien mengatakan tidak cocok dengan
teman-teman se wismanya. Klien mengatakan teman-temannya kurang
pendidikan. Klien mengatakan sudah meminta keluarga yang di luar
panti untuk membawanya pergi dari panti. Klien sering berada dikamar
dan mengunci pintunya.
6. Status Nutrisi lansia
Status nutrisi klien berada pada beresiko sedang. Klien mengatakan tidak
bisa menghabiskan seporsi. Klien mengatakan tidak makan banyak
bukan karena tidak nafsu makan tetapi karena kebiasaan.
7. Hasil pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan tes Asam urat pada taggal 13 Agustus 2018, didapatkan
hasil 5,8. Riwayat pemeriksaan pada bulan sebelumnya juga didapatkan
hasil yang tidak jauh berbeda yaitu 5,1. Klien mengatakan tidak
mengalami linu-linu jika pekerjaan yang dilakukan ringan.

16
KUESIONER KUALITAS TIDUR (PSQI)

ID : Tanggal : 14 Agustus 2018 Jam : 15.30


1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam? 21.00
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam? 5 jam
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi? 4.30
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari? 2-2,5 jam
5 Seberapa sering masalah-masalah Tidak 1x 2x ≥3x
dibawah ini mengganggu tidur pernah /minggu /minggu /minggu
anda?
a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit 
sejak berbaring
b) Terbangun ditengah malam atau terlalu 
dini
c) Terbangun untuk ke kamar mandi 

d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa 


e) Batuk atau mengorok 

f) Kedinginan di malam hari 

g) Kepanasan di malam hari 

h) Mimpi buruk 

i) Terasa nyeri 

j) Alasan lain ……… 

6 Seberapa sering anda menggunakan 


obat tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk 
ketika melakukan aktifitas disiang hari
Tidak Kecil Sedang Besar

antusias
8 Seberapa besar antusias anda ingin
menyelesaikan masalah yang anda 
hadapi
Sangat Baik kurang Sangat

baik kurang
9 Pertanyaan pre intervensi : Bagaimana
kualitas tidur anda selama sebulan 
yang lalu
Pertanyaan post intervensi :
Bagaimana kualitas tidur anda selama
seminggu yang lalu

PENILAIAN PSQI
Komponen :
1. Kualitas tidur subyektifàDilihat dari pertanyaan nomer 9
0 = sangatbaik
1 = baik

17
2 = kurang
3 = sangatkurang
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) à total skor dari pertanyaan nomer 2 dan
5a
Pertanyaan nomer 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaan nomer 5a:
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
3. Lama tidur malamàDilihat dari pertanyaan nomer 4
> 7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
4. Efisiensi tiduràPertanyaan nomer 1,3,4
Efisiensitidur= (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%
# lama tidur – pertanyaan nomer 4
# lama di tempat tidur – kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:
> 85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
5. Gangguan ketika tidur malamàPertanyaan nomer 5b sampai 5j
Nomer 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:
Tidakpernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 =0
Skor 1-9 =1
Skor 10-18 =2
Skor 19-27 =3
6. Menggunakan obat-obat tiduràPertanyaan nomer 6
Tidak pernah =0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3

7. Terganggunya aktifitas di siang hariàPertanyaan nomer 7 dan 8


Pertanyaan nomer 7:
Tidak pernah =0

18
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Pertanyaan nomer 8:
Tidak antusias =0
Kecil =1
Sedang =2
Besar =3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor di bawahini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3

Skorakhir: Jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7


Nilai
0 = Sangat baik
1-7 = Baik
8-14 = Kurang
15-21 = Sangat kurang

19
KEMAMPUAN ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat

1 Makan 5 10 10

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15 15


sebaliknya

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok 0 5 5


gigi)

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka 5 10 5


tubuh, menyiram)

5 Mandi 0 5 5

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, 0 5 5


dengan kursi roda )

7 Naik turun tangga 5 10 10

8 Mengenakan pakaian 5 10 10

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

20
ASPEK KOGNITIF

MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2018 Hari : Selasa
Musim : Kemarau Bulan : Agustus
Tanggal : 14
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: Indonesia Panti : Werdha
Propinsi: Jawa Timur Wisma :
Mawar
Kabupaten/kota : Pandaan
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatiandankalkulas 5 5 Meminta klien berhitung mulai dari
i 100 kemudia kurangi 7 sampai 5
tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke- 2 (tiap poin
nilai 1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
1). Lampu
2). Kabel
3). Minta klien untuk mengulangi
kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab : Tidak ada, dan,
jika, atau tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima
yang saling bertumpuk

21
Total nilai 30 30
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif Kesimpulan:
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat Tidak ada gangguan kognitif

22
TES KESEIMBANGAN

Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)


1 14 Agustus 2018 20.9

2 17 Agustus2018 16.34

3 22 Agustus 2018 17.6

Rata-rata Waktu TUG 18.28

Interpretasi hasil Resiko Jatuh

Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
≥12 detik Resiko jatuh
<12 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun
waktu 6 bulan

(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss &


Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991)

23
GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 8
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological
Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

24
STATUS NUTRISI

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan 2 0
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2 0
beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak 2 0
dapat makan makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4 0
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali 1 0
atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2 0
terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk 2 2
belanja, memasak atau makan sendiri
Total score 4
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001)

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

25
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil


Diagnostik Pemeriksaan
1 Tes Asam Urat 13 Agustus 2018 5,8

26
FUNGSI SOSIAL LANSIA

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga ADAPTATION 0
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP 0
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya GROWTH 1
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 1
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE 0
meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 2
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

27
Analisa Data

NO Data Etiologi Problem

1. DS : Riwayat dari Hambatan


keluarga menengah interaksi sosial
- Klien mengatakan kurang ke atas
nyaman tinggal bersama
orang-orang yang kurang
pendidikan
- Klien mengatakan ingin Psikososial
hidup diluar panti
- Klien mengatakan terdapat
teman se wisma yang jorok Tinggal berdua
dan kurang waras. dengan suami
- Klien mengatakan terdapat
teman se wisma yang suka
mengganggu suaminya
- Lansia di wisma Mawar ketergantungan
mengatakan jarang dengan suami
berkomunikasi dan
bercengkrama dengan Ny. S

DO : ketidaksesuaian
sosiokultural dengan
- Klien mengunci pintu kamar lansia yang lain
jika keluar masuk kamar
- Klien membuntuti suami saat
sedang menyapu
Ketidaknyamanan
- Jika salah satu dari suami
dalam situasi sosial
istri ada dikamar, dan yang
lainnya mandi, maka kamar
juga dikunci dari luar
menggunakan gembok. Mengunci dan
- Klien berada di dalam kamar berdiam diri di
ketika lansia lainnya berada kamar bersama
di ruang tamu. suami

Hambatan
inmteraksi sosial

2. DS : Usia >68 th Resiko jatuh

- Klien mengatakan terkadang


linu-linu pada lutut dan kaki
- Klien mengatakan tidak kuat Penurunan fungsi
jika harus melakukan fisiologis
aktivitas yang berat

DO :
Gangguan
- Usia Ny. S 68 tahun
- Terdapat tangga di sekitar

28
panti keseimbangan
- Lantai wisma di pel setiap
pagi
- Klien terlihat kesulitan dalam
gaya berjalannya
- TUG: 18,15 Linu-linu pada kaki

Kesulitan dalam
gaya berjalan

Resiko jatuh

2. DS : Usia >68 th Insomnia

- Klien masih belum siap


meninggalkan suami dan
masih ingin hidup diluar ketidaksesuaian
panti sosiokultural dengan
- Klien sering memperhatikan lansia yang lain
suaminya jika sedang
membersihkan wisma
karena takut di ganggu
lansia yang lain Ketidaknyamanan
- Klien mengatakan kesulitan dalam situasi sosial
untuk tidur (memulai tidur
jam 9 dan tidur jam 2 pagi)
- Klien mengatakan kencing di Depresi
malam hari 5-7 kali

DO :

- GDS: 8 (depresi) Tekanan darah


- TD: 140/90 mmHg tinggi
- Nadi: 72 x/menit
- Skor PSQI: 10 (kurang)
Kesulitan memulai
tidur

Insomnia

29
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam


situasi sosial ditandai dengan klien selalu di dalam kamar dan mengunci
pintu kamar.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis yaitu
gangguan keseimbangan ditandai dengan kesulitan dalam gaya berjalan.
3. Insomnia berhubungan dengan kesulitan memulai tidur ditandai dengan
depresi.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam


situasi sosial ditandai dengan klien selalu di dalam kamar dan mengunci
pintu kamar.
2. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis yaitu
gangguan keseimbangan ditandai dengan kesulitan dalam gaya berjalan.
3. Insomnia berhubungan dengan kesulitan memulai tidur ditandai dengan
depresi.

30
RENCANA KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Ny. S NO REG :

USIA : 68 tahun TGL PENGKAJIAN : 14/08/2018

No Tgl Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. 14/07/2018 Hambatan Setelah dilakukan kriteria hasil sesuai dengan indikator pada NIC : Peningkatan sosialisasi
interaksi sosial tindakan NOC
1. Buat interaksi terjadwal
keperawatan
2. Dorong pasien ke kelompok atau
selama 1 jam NOC : Status kenyamanan: sosiokultural
program keterampilan
interaksi sosial
interpersonal yang membantu
klien bertambah No. Indikator 1 2 3 4 5
meningkatkan pemahaman
lancar
1. Dukungan sosial tentang pertukaran informasi atau
sosialisasi, jìka perlu
dengan keluarga
3. Identifikasi perubahan perilaku
2. Hubungan tertentu
4. Berikan umpan balik positif jika
dengan keluarga pasien berinteraksi dengan orang
lain
3. Hubungan 5. Fasilitas pasien dalam memberi
dengan teman- masukan dan membuat
perencanaan
teman 6. Anjurkan bersikap jujur dan apa
adanya dalam berintraksi dengan
4. Interaksi sosial
orang lain
dengan orang lain 7. Anjurkan menghargai orang lain
8. Bantu pasien meningkatkan
kesadaran tentang kekuatan dan
keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan orang lain
9. Gunakan teknik bermain peran
untuk meningkatkan keterampilan

31
dan teknik berkomunikasi
10. Minta dan harapkan adanya
komunikasi verbal

2. 14/07/2018 Resiko jatuh Setelah dilakukan kriteria hasil sesuai dengan indikator pada NIC : Terapi latihan: keseimbangan
tindakan NOC
keperawatan 1. Tentukan kemampuan pasien
selama 5 X 24 NOC : Keseimbangan untuk berpartisipasi dalam
jam resiko jatuh kegiatan-kegiatan yang
klien berkurang No. Indikator 1 2 3 4 5 membutuhkan keseimbangan
2. Berikan kesempatan untuk
1. Mempertahankan mendiskusikan faktor-faktor yang
keseimbangan mempengaruhi ketakutan akan
jatuh
dari posisi duduk 3. Sediakan lingkungan yang aman
ke posisi berdiri untuk latihan
4. Instruksikan pasien mengenai
2. Mempertahankan pentingnya terapi latihan dalam
menjaga dan meningkatkan
keseimbangan
keseimbangan
ketika berjalan 5. Dorong program latihan dengan
intensitas rendah dengan
3. Mempertahankan memberikan kesempatan untuk
keseimbangan berbagi perasaan
6. Monitor respon pasien pada
saat berputar360 latihan keseimbangan
derajat

3. 14/07/2018 insomnia Setelah dilakukan kriteria hasil sesuai dengan indikator pada NIC : Peningkatan tidur
tindakan NOC
1. Fasilitasi untuk mempertahankan
keperawatan
rutinitas waktu tidur pasien,
selama 3 x 24 NOC : Tingkat depresi
persiapan/ritual sebelum tidur.
jam kesulitan
No. Indikator 1 2 3 4 5 2. Berikan atau lakukan tindakan
memulai tidur
kenyamanan, seperti masase,
klien berkurang
1. Perasaan depresi pengaturan posisi, dan sentuhan

32
2. insomnia efektif
3. Berikan waktu tidur siang, jika
3. Kehilangan minat diperlukan untuk memenuhi
pada kegiatan kebutuhan tidur
4. Anjurkan klien untuk membatasi
4. Kurangnya asupan cairan di sore hari untuk
menurunkan kemungkinan
kesenangan pada terbangun di malam hari karena
kegiatan ingin berkemih
5. Anjurkan klien untuk meminum
5. Rasa takut diuretik di pagi hari jka
memungkinkan
6. Evaluasi adanya depresi atau
ansietas, yng umum terjadi pada
lansia
7. Bantu klien untuk memilih aktivitas
fisik dan sosial di siang hari yang
sesuai dengan kemampuan
fungsionalnya (misnya berjalan)
8. Anjurkan klien untuk mengurangi
waktu tidur di siang hari, atau jika
diperlukan tidur lebih awal di siang
hari dan membatasi durasinya
9. Ajarkan klien tentang perubahan
tidur yang terjadi seiring penuaan
normal
10. Gunakan lampu malam hari untuk
keamanan pasien

NIC : Teknik menenangkan

1. Pertahankan sikap tenang dan


hati-hati
2. Kurangi stimuli yang menciptakan
perasaan takut maupun cemas
3. Identifikasi orang-orang terdekat

33
klien yang bisa membantu klien
4. Tawarkan mandi air hangat atau
rendam kaki dengan air hangat

IMPLEMENTASI

No No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan tangan

1. 3 Kamis, - Melakukan pemeriksaan tekanan darah, S :


16/08/2018
Nadi, RR, dan suhu.
- Menyiapkan air hangat - Klien mengatakan rasa hangat pada kaki
- Merendam kaki klien menggunakan air menyebabkan linu-linu pada kaki klien juga
hangat sekitar 15 menit berkurang
- Mengedukasi klien mengenai manfaat air - Klien mengatakan terasa nyaman setelah
hangat untuk masalah istirahat dan tidur dilakukan perendaman kaki
- Mengkaji respon klien selama proses - Klien mengatakan tidur jam 2 pagi setelah
perendaman kaki dilakukan perendaman kaki
- Mengkaji respon klien setelah

34
perendaman kaki O:
- Mengedukasi klien mengenai
pengurangan minum di sore hari untuk - TD: 140/90 mmHg
- N: 70 x/menit
menurunkan frekuensi kencing di malam - RR: 16 x/menit
hari - S: 36,2 C

A:

Masalah belum teratasi

P:

- Melanjutkan intervensi merendam kaki


menggunakan air hangat dengan campuran jahe
atau garam

2 2 Jumat, - Melakukan pemeriksaan tekanan darah, S :


17/08/2018
Nadi, RR, dan suhu.
- Mengidentifikasi keluhan yang dirasakan - Klien mengatakan terasa enteng setelah
pasien terutama mengenai linu-linu dilakukan senam
- Mengidentifikasi pola aktivitas pasien - Klien mengatakan berkeringat setelah dilakukan
terutama dalam pemenuhan ADL senam
- Memberitahu seluiruh lansia di wisma
untuk berkumpul di ruang keluarga untuk O:

latihan senam keseimbangan - TD:


- Memimpin latihan senam keseimbangan - N:
para lansia - RR:
- Mengevaluasi respon klien selam proses - S:
- Klien antusias selama dilakukan senam
- Klien terlihat meringis ketika menggerakkan
35
latihan senam keseimbangan bagian kaki terlalu lama
- Mengevaluasi perasaan klien setelah
dilakukan latihan senam keseimbangan A:

Masalah belum teratasi

P:

- Melanjutkan intervensi (melatih latihan senam


keseimbangan)

3. 3 Selasa, - Melakukan pemeriksaan tekanan darah, S :


21/08/2018
Nadi, RR, dan suhu
- Menyiapkan air hangat dan garam - Klien mengatakan rasa hangat pada kaki sedikit
- Merendam kaki klien menggunakan air berbeda karena ditambahkan garam
hangat sekitar 15 menit - Klien mengatakan terasa nyaman setelah
- Mengkaji respon klien selama proses dilakukan perendaman kaki
perendaman kaki - Klien mengatakan tidur sekitar jam 10 dan klien
- Mengkaji klien mengenai pola minum air hanya kencing sekitar 2-3 kali
klien - Klien mengatakan tidak suka minum air putih
- Mengkaji frekuensi kencing di malam hari - Klien mengatakan akan mengurangi minum air
- Mengkaji kesulitan dalam memulai tidur terutama di malam hari
klien
- Mengkaji respon klien setelah O:
perendaman kaki
- Mengkaji perasaan klien setelah dilakukan - TD: mmHg
- N: x/menit
perendaman kaki - RR: x/menit
- S: C

36
A:

Masalah belum teratasi

P:

- Melanjutkan intervensi merendam kaki


menggunakan air hangat dengan campuran jahe
atau garam

4. 2 Rabu, - Melakukan pemeriksaan tekanan darah, S :


22/08/2018
Nadi, RR, dan suhu
- Mengidentifikasi keluhan yang dirasakan - Klien mengatakan terasa enteng setelah
pasien terutama mengenai linu-linu dilakukan senam
- Mengidentifikasi pola aktivitas pasien - Klien mengatakan berkeringat setelah dilakukan
terutama dalam pemenuhan ADL senam
- Memberitahu seluiruh lansia di wisma
untuk berkumpul di ruang keluarga untuk O :
latihan senam keseimbangan - TD:
- Memimpin latihan senam keseimbangan - N:
para lansia - RR:
- Mengevaluasi respon klien selam proses - S:
- Klien antusias selama dilakukan senam
latihan senam keseimbangan - Klien terlihat meringis ketika menggerakkan
- Mengevaluasi perasaan klien setelah
bagian kaki terlalu lama
dilakukan latihan senam keseimbangan - TUG: 17,6 detik (mengalami penurunan)
- Tineti test: 23 (beresiko sedang)

A:

37
Masalah telah teratasi (pengontrolan resiko jatuh)

P:

- Lanjutkan intervensi untuk mengontrol lebih


lanjut

5 1 Rabu, - Mengumpulkan klien dengan teman satu S :


22/08/2018
wisma untuk melakukan TAK
- Mengidentifikasi ketidakmampuan klien - Klien mengatakan kadang malas keluar kamar
saat berkumpul dan melakukan interaksi dan ikut berkumpul soalnya teman-teman sering
dengan teman satu wisma bertengkar dan membicarakan orang lain
- Mengajak klien beserta teman satu wisma - Klien mengatakan lebih sering dikamar
untuk bernyanyi bersama bercengkrama dengan suami
- Mengkaji respon klien selama TAK - Klien mengatakan tidak suka berkumpul dengan
berlangsung teman satu wisma yang jorok
- Mengkaji respon klien setelah - Klien mengatakan mengikuti keterampilan
pelaksanaan TAK bersama lansia lainnya dan biasanya di hari
- Mengkaji perasaan klien setelah selasa
pelaksanaan TAK
- Menganjurkan klien untuk sering ikut O :
kegiatan di luar wisma agar sering
- TD:
bertemu dengan oranglain dan tidak - N:
berdiam diri dikamar (supaya tidak sering - RR:
- S:
kepikiran keluarga atau bosan) - Klien tidak mau salaman dengan orang lain
ketika orang tersebut telah menyentuh temannya
yang jorok
- Klien duduk dibelakang menjahui temannya yang
38
jorok
- Klien maju ke depan untuk bernyanyi
- Klien bertepuk tangan dan tertawa lepas selama
pelaksanaan TAK

A:

Masalah belum teratasi

P:

- Menganjurkan klien untuk sering ikut berkumpul


dan ikut ngobrol-ngobrol bersama dengan teman
satu wisma

39
BAB V

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Bagi UPT Panti Sosial Tresna Werdha Pasuruan


Diharapkan pihak Panti Sosial Tresna Werdha dapat memberikan
motivasi dan dukungan pada lansia dalam menjalankan terapi
farmakologis maupun terapi non farmakologis seperti teknik tidur yang
tepat pada klien dengan sesak, istirahat yang cukup, dan terapi nutrisi
serta aktivitas untuk mengurangi sesak.
2. Bagi Lansia dengan penderita hipertensi
Diharapkan lansia dengan penderita asma bronchiale dapat menerapkan
terapi non farmakologis dan posisi tidur yang baik saat sesak, dan
kolaborasi dengan farmakologi untuk mengurangi dampak dari sesak.

40
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Proses penuaan adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari
oleh siapapun. Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami
penurunan akibat proses degeneratif (penuaan). Di UPT Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Pasuruan tepatnya di wisma anggrek terdapat 5 dari 9 lansia
menderita penyakit sendi yang yang mengakibatkan terganggunya kehidupan
sehari-hari lansia tersebut. Selain itu juga terdapat klien Ny. S.H yang
mengalami asma dan mengeluhkan sesak. Intervensi asuhan keperawatan
yang telah dilakukan kepada klien menunjukkan hasil yang belum signifikan
membaik, namun perlu tindak lanjut sesuai intervensi masalah keperawatan
yang telah disusun, sehingga dapat memberikan perbaikan kondisi lansia
secara maksimal.
6.2 Saran
1. Bagi lansia
Lansia diharapkan lebih meningkatakan kewaspadaan terkait penyebab
asma dengan selalu menjaga pola makan, istirahat, serta mematuhi
regimen pengobatan yang telah diresepkan.
2. Bagi petugas UPT PSTW Pasuruan
Petugas UPT PSTW atau pihak yang terkait diharapkan dapat lebih
meningkatkan kegiatan di poli dengan melakukan kunjungan ke masing-
masing wisma
3. Bagi Mahasiswa
Hasil rencana asuhan keperawatan dan intervensi yang telah dilakukan
diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam
penatalaksanaan keperawatan klien dengan kasus sesak (asma)
khusunya pada gerontik.

41

Anda mungkin juga menyukai