OLEH :
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang
membangun dari semua pihak bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pelayanan keperawatan.
P enulis,
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................4
C. Manfaat..........................................................................................................4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Defisit Perawatan Diri................................................................................5
1. Pengkajian...............................................................................................6
2. Analisa Data............................................................................................7
3. Rumusan Masalah...................................................................................8
4. Perencanaan............................................................................................8
B. Asuhan Keperawatan Kasus......................................................................12
1. Pengkajian...............................................................................................12
2. Analisa Data............................................................................................22
3. Rumusan Masalah...................................................................................24
4. Perencanaan............................................................................................25
5. Implementasi dan Evaluasi.....................................................................32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................40
B. Saran..............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................42
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Abraham Maslow (1964) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki
kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan
tertinggi. Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan
yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan
cinta dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah
satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien adalah
perawatan diri merupakan salah satu kebutuhan yang sering terabaikan terutama
pada pasien defisit perawatan diri. (Mubarak, 2007)
Perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan
perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: budaya, nilai sosial
pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri (Aziz, 2009). Perawatan diri merupakan salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.Perawatan diri perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti,pada
orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri dan pada orang
yang mengalami gangguan jiwa mereka juga memerlukan hygiene atau perawatan
diri yang baik (Potter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri(hygiene), berpakaian, berhias, makan, BAB/BAK (Fitria, 2010). Jadi defisit
perawatan diri adalah defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi
(BAB/BAK). (Keliat, 2010)
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya defisit perawatan diri
yaitu : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan terhambat (ketergantungan), biologis yaitu penyakit
kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri dan
social yaitu kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya
(Nurjannah, 2004).
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi,gangguan realitas (halusinasi
atau waham), afek tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu
berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari- hari
( Keliat, 2011). Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi
fungsi otak dan menyebabkan munculnya gangguan pikiran, persepsi, emosi,
gerakan, dan perilaku (Videback, 2008). Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa
fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan,
perpecahan) antara proses pikir, afek, emosi, kemauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi (Direja, 2011).
Gangguan ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling serius di
dunia. Jumlah penderita skizofrenia di seluruh dunia dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah sekitar 29 juta orang. Dari angka ini, sekitar
20 juta diantaranya diperkirakan berasal dari negara-negara miskin dan
berkembang (Barbato, 1998). Skizophrenia menempati urutan terbesar dalam
kelompok pasien gangguan jiwa di Indonesia (Depkes RI, 2008). Kelompok
skizofrenia juga menempati 90% pasien di rumah sakit Jiwa di seluruh Indonesia
(Jalil, 2006).
Sulistyowati (2008), Prevalensi skizofrenia di Indonesia tiga sampai lima
perseribu penduduk. Bila diperkirakan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang
akan terdapat gangguan jiwa dengan skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai
satu juta orang. Hal ini merupakan angka yang cukup serta perlu penanganan yang
serius.
Pada pasien skizofrenia, kesadaran terhadap harga diri berkurang, klien
sering merasa tidak berguna atau sama sekali tidak berharga. Mereka merasa
bersalah karena tidak mampu menjalankan fungsi mereka dan sering
menghubungkan peristiwa dengan diri mereka. Mereka menjadi kehilangan rasa
senang dari aktivitas yang menyenangkan sebelumnya. yang mengalami depresi
akan mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari, dengan sering mengabaikan hygiene dan berhias secara teratur (seperti mandi
dan merawat rambut). Badan mereka bau, kotor serta berdaki dan pakaian mereka
berwarna gelap, kusut dan kotor. Dan wanita tidak lagi menghiraukan berdandan.
Penampilan individu yang depresi menggambarkan harga dirinya yang rendah
(APA, 2000).
Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik ingin memberikan asuhan
keperawatan kepada penderita gangguan jiwa khususnya pada klien dengan defisit
perawatan diri untuk menjaga kebersihan diri pada klien di Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia.
1.2.TUJUAN
1.2.1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah defisit perawatan diri di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
1.2.2.Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
c) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
prioritas masalah defisit perawatan diri
d) Mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
e) Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan prioritas masalah defisit
perawatan diri
1.3.MANFAAT
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.3.1. Bagi Pendidikan
Menjadi bahan masukan dalam proses belajar mengajar dalam
melakukan penulisan karya tulis ilmiah, khususnya mahasiswa D-III
Keperawatan.
1.3.2. Bagi Praktek Keperawatan
Menambah wawasan perawat tentang bagaimana merawat pasien
dengan defisit perawatan diri dan upaya untuk meningkatkan pelayanan
bagi pasien.
1.3.3. Bagi Klien
Dapat merawat dirinya sendiri baik dalam mandi, makan, berhias
dan buang air kecil/buang air besar.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit
Perawatan Diri
2.1.1. Pengertian Perawatan Diri
Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan nya, klien dikatakan
terganggu perawatan diri nya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).
2.1.2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab defisit perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa
dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri, antara
lain:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, ( Potter& Perry, 2005) :
1. Body image/Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya karena adanya perubahan fisik dan
penyakit yang dideritanya sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
3. Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan, dan pada pasien
gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan kebersihan diri
menurun.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri, pembelajaran praktik
diharapkan dapat memotivasi seseorang untuk memenuhi
perawatan yang perlu.
5. Keadaan Fisik
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
2.2.1. Pengkajian
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan
klien,pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian
dilakukan makaditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan
defisit perawatan diri yaitu (Fitria, 2010):
a. Gangguan kebersihan diri (mandi)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu
atau aliran air, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan
tubuh sertamasuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas,
mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, mengambil cangkir atau gelas.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau
bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram
toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya
diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani
oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK.
Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi
2. Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun berbicara
3. Badan klien bau dan berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kuning dan kotor
7. Mulut berbau
2.2.4. Perencanaan
Menurut Purba dkk (2012) perencanaan meliputi:
1. Menyediakan alat mandi dan berdandan untuk pasien (mis: sabun,
sikat gigi, odol, sampo dan bedak).
2. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri untuk melatih
pasien dalam menjaga kebersihan diri dapat dilakukan tahapan
tindakan yang meliputi:
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
4. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
5. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri , Melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
6. Melatih pasien berdandan/berhias perawat dapat melatih pasien
berdandan untuk pasien wanita latihan meliputi:
Berpakaian, Menyisir rambut dan Berhias
2.3.Asuhan Keperawatan Kasus
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Jl. Karya Bakti I Gg ubs No.9
Tanggal Masuk RS :-
No. Register :-
Ruangan/Kamar :-
Tanggal Pengkajian : 11 juni 2017
Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri
B. Quantitiy/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa tidak tenang dengan dirinya yang kotor dan tidak
rapi.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kotor dan tidak rapi.
C. Severity
Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.
E. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam.
b. Kegiatan ibadah
Klien sering mengikuti kegiatan ibadah.
VII. STATUS MENTAL
a. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (composmentis).
b. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan
gosok gigi, klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan
celana, terlihat baju dan celana klien belum pernah diganti selama
pengkajian, klien mengatakan tidak mempunyai peralatan mandi,
gigi kotor, tercium bau badan, kulit kepala berketombe.
c. Pembicaraan
Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien
berbicara agak lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat.
d. Alam perasaan
Saat diajak berbincang–bincang klien tampak tidak bergairah dan
lesu.
e. Afek
Afek klien tumpul dimana klien berespon jika diberi hal yang
menyenangkan atau menyedihkan.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan
kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak mau berinteraksi karena malu terhadap
dirinya yang kotor dan bau.
h. Proses pikir
Pembicaraan klien sesuai stimulus/pertanyaan perawat. Masalah
keperawatan tidak ditemukan.
i. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan daya pikir pada saat berinteraksi
dengan perawat. Masalah keperawatan tidak ditemukan.
j. Waham
Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan
sekitar, terlihat dari mata klien yang suka melihat kesegala arah.
k. Memori
Klien memiliki daya ingat yang masih bagus.
b. Maladaptif
Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu
menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur dari
pada memikirkannya.
2.3.2. Analisa Data
No Data Masalah
Keperawatan
1. DS :
klien mengatakan Defisit Perawatan
klien malas untuk Diri
merawat diri.
DO :
a. Klien tampak tidak
rapi
b.Badannya kotor
dan bau
c. Rambut kotor
d. Berketombe
e. Giginy
a terlihat kotor
f. Kuku kotor
2 DS:
klien merasa tidak
berguna dengan
dirinya yang
sekarang Harga Diri Rendah
DO :
a.Tampak
memisahkan diri
b.Terlihat
menyendiri
c.Kontak mata (-)
3 DS: Resiko
Keluarga Perilaku Kekerasan
mengatakan klien
sering marah marah.
DO:
a. Klien terlihat
mudah tersinggung
2.3.3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Perilaku Kekerasan
Diagnosa Perencanaan
Keperaw Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
atan
melaksanakan
perawatan diri 3. Membantu
3.Bantu pasien
secara klien
memperaktekka
Mandi dalam hal: meningkatkan
n cara menjaga
a. Kebersihan diri harga dirinya.
kebersihan diri.
b. Berdandan
4. Menghindari
4.Anjurkan klien
adanya
memasukkan
perubahan
dalam jadwal
peran akibat
kegiatan harian
perasaan HDR.
SP 2: 1. Untuk
1.Meningkatkan mengetahui
pengetahuan kemajuan
klien tentang klien dalam
tanda-tanda berinteraksi dan
perawatan menilai
diriyang baik. keberhasilan
dalam strategi
pelaksanaan.
3. Membantu 3. Meningkatkan
klien rasa percaya diri
meningkatkan klien.
harga dirinya.
4.Menghindari 4. Menghindari
adanya adanya
perubahan perubahan
peran akibat peran akibat
perasaan HDR. perasaan HDR.
1. Klien dapat 1. Klien mampu SP 1:
Harga Diri mengidentifikasi menyebutkan 1.Identifikasi 1.Aspek sangat
Rendah kemampuan dan aspek positif dan kemampuan dan penting untuk
aspek kemampuan yang aspek positif meningkatkan
positif yang dimiliki yang PD serta harga
dimiliki. klien. dimiliki klien. diri.
2. Klien dapat 2. Klien mampu
menilai menyebutkan 2.Bantu klien 2.Memvalidasi
kemampuan kemampuan yang menilai dan menguatkan
yang dapat dapat kemampuan apa
digunakan. dilaksanakan. klien yang yang sudah
3. Klien dapat 3. Klien mampu masih ada. disampaikan
menetapkan/me membuat secara lisan.
4.Meningkatkan
4. Latih klien
harga diri serta
sesuai dengan memancing
kemampuan klien untuk
yang dipilih mengucapkan
5. Beri pujian
yang wajar
SP 2:
1. Evaluasi 1. Untuk
jadwal kegiatan mengetahui
harian klien. kemajuan klien
dalam
berinteraksi dan
menilai
keberhasilan
dalam strategi
pelaksanaan.
2. Menambah
2. Latih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
kedua yang telah
dipilih oleh
klien.
3. Menghindari
3. Anjurkan
klien adanya
memasukkan ke perubahan
2. Menambah
2. Melatih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
ketiga.
3. Menghindari
3. Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan ke
peran akibat
dalam jadwal
perasaan HDR.
Membina Sp 1 :
Resiko hubungan saling 1.Membina 1.Kepercayaan
Perilaku percaya, hubungan saling dari klien
Kekerasan mendiskusikan percaya merupakan hal
penyebab yang mutlak
perilaku serta akan
kekerasan yang memudahkan
pernah dalam
dilakukan dan melakukan
perasaannya jika pendekatan dan
dilakukannya tindakan
perilaku keperawatan
kekerasan, klien kepada klien
dapat
mengontrol atau 2.Untuk
2.Mengidentifik
mengendalikan mengetahui
asi penyebab
perilaku penyebab
dari marah
kekerasan yang perilaku
dimilikannya. kekerasan yang
pernah
dilakukan klien
3.Diskusikan
3.Untuk
pada klien
mengetahui
perilaku
perilaku
kekerasan yang
kekerasan yang
biasa dilakukan
pernah
klien.
dilakukan klien.
4.Diskusikan 4.Membantu
bersama klien klien melihat
akibat dari dampak yang di
perilaku timbulkan akibat
kekerasan yang perilaku
pernah kekerasan yang
dilakukannya dilakukan klien.
2.3.6. IMPLEMENTASI dan EVALUASI
SP 2 S:
Senin/12 Juni 1. Mengevaluasi jadwal Klien dapat
2017 kegiatan harian menyebutkan dan
klien. memperaktekkan cara
2. Menjelaskan cara berdandan yang benar.
berdandan. A:
3. Membantu klien - Tujuan tercapai.
memperaktekkan cara - Klien mulai bersih
II berdandan. dan mulai mau
4. Menganjurkan klien berdandan
memasukan P: Memutuskan
Kedalam jadwal kegiatan hubungan.
harian.
SP 1:
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan
III
aspek positif yang
dimiliki klien.
2. Membantu klien
menilai kemampuan
klien yang masih dapat
digunakan.
3. Membantu klien
memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai
dengan
kemampuan klien ( 1
kemampuan).
4. Melatih klien sesuai
dengan kemampuan yang
dipilih.
5. Memberi pujian yang
wajar terhadap
kebersihan klien.
6. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
SP I :
1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah
SP I :
3 1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah
Hari/Tanggal No. Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx
Kamis/15 Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S suka
saling percaya. dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada
3 SP I :
1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah
BAB III
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia yang dilakukan pada
tanggal 12 Juli sampai 15 Juli 2017, maka penulis mendapatkan data
sebagai berikut : klien malas untuk merawat diri, penampilan tidak rapi,
bau badan, kulit berdaki, rambut kotor dan berketombe, gigi kotor dan bau,
seta kuku panjang. Dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa klien
mengalami defisit perawatan diri : Berpakaian dan Mandi .
Setelah penulis melakukan pengkajian, intervensi dan
implementasi, hasilnya masalah keperawatan dengan defisit perawatan diri
pada Tn. S dihentikan karena klien sudah mau melakukan perawatan diri.
Walaupun demikian perawat harus tetap memantau dan membimbing
pasien dalam merawat diri.
1.2.Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai
berikut :
1.2.1. Pihak Institusi Pendidikan
Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran
asuhan keperawatan pada mahasiswa, meningkatkan ilmu
pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang defisit
perawatan diri: Berpakaian dan Mandi.