S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar : Personal Hygiene
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Oleh
JESSICA YOLANDA S
142500062
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta semesta,
manusia dan kehidupan beserta segala isinya, atas berkat-Nya saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.
S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar : Personal Hygiene di Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Keperawatan di
Program Studi DIII Keperawatan fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Dalam meneyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
kata sempurna baik dari tulisan maupun susunannya. Maka dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua
pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
Jessica Yolanda S
142500062
Halaman Orisinalitas
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………….. 4
1.2.1 Tujuan Umum …………………………………………………. 4
1.2.2 Tujuan Khusus ………………………………………………… 4
1.3 Manfaat ……………………………………………………………… 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri ……………………………….. 6
2.1.1 Pengertian Perawatan Diri …...………………………………... 6
2.1.2 Tingkat Kemampuan Perawatan Diri …………………………. 7
2.1.3 Macam-macam Perawatan Diri ……………………………….. 9
2.1.4 Manifestasi Klinik ……………………………………………. 13
2.1.5 Tujuan Perawatan Diri ……………………………………….. 14
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri …………. 14
2.1.7 Dampak Perawatan Diri ……………………………………… 16
2.1.8 Upaya Perawat Dalam Melakukan Perawatan Diri ………….. 16
2.2 Konsep Dasar Lansia ……………………………………………….. 17
2.2.1 Pengertian Lansia …………………………………………….. 17
2.2.2 Proses Menua ………………………………………………… 18
2.2.3 Batasan Lansia ……………………………………………….. 18
2.2.4 Tipe-tipe Lansia ……………………………………………… 19
2.2.5 Perubahan Pada Lansia ………………………………………. 19
2.2.6 Perubahan Kognitif …………………………………………... 21
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus ……………………………………….. 22
2.3.1 Pengkajian ……………………………………………………. 22
2.3.2 Analisa Data ………………………………………………….. 25
1.3 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis imiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi insitusi
penyelenggara pendidikan Diploma III keperawatan khususnya dalam
mengembangkan suatu panduan bagi mahasiswa di dalam mempersiapkan
mahasiswa untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien lansia
dengan defisit perawatan diri. Selain itu, hasil karya tulis ilmiah ini juga
dapat digunakan oleh institusi untuk membantu mhasiswa bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan dasar klien lansia dan meningkatkan
kemampuan mahasiswa membantu klien lansia dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
d. Bagi Mahasiswa
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
yang bermakna bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan defisit perawatan diri.
7 Mandi Mandiri 1
Tergantung orang lain 0
9 Makan Mandiri 2
Perlu pertolongan 1
Tergantung 0
b. Mandi
Mandi adalah bagian perawatan diri total. Mandi dapat dikategorikan
sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap
diperlukan bagi individu dengan ketergantungan total dan memerlukan
perawatan diri total. Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan
untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan
tingkat perawatan diri yang diperlukan. Individu yang bergantung dalam
kebutuhan perawatan dirinya sebagian atau individu yang terbaring di
tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu mencapai semua
bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Pada lansia,
mandi biasanya dilakukan dua kali sehari atau lebih sesuai selera dengan air
dingin atau air hangat. Diusahakan agar satu kali mandi tidak dibawah
pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang akan
memberi kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran
tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan
alat kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin kearah
dubur. Bagi wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian
dikeringkan. Setelah selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga
telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari kaki untuk menghindarkan
timbulnya infeksi jamur, juga pada semua lipatan-lipatan kulit lainnya
(Setiabudhi, 2002).
c. Perawatan Mulut
Perawatan mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Menggosok, membersihkan gigi dari partikel partikel
makanan, plak, dan bakteri, memasase gusi, dan mengurangi
g. Perawatan Genetalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Seseorang
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan
perawatan diri dapat dibantu oleh keluarga untuk melakukannya.
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang individu berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Praktik hygiene lansia dapat berubah
dikarenakan situasi kehidupan. Misalnya, lansia yang tinggal di rumah
perawatan tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungan yang baru.
Mereka tidak mempunyai kemampuan fisik untuk membungkuk keluar masuk
bak mandi kecuali kamar mandi telah dibentuk untuk mengakomodasi
keterbatasan fisik mereka.
d. Pengetahuan
Pengetahuan akan pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktek hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Seseorang juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri sehingga akan terus meningkatkan perawatan dirinya.
e. Variabel Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan
hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik
perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering
menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri.
f. Pilihan Pribadi
Menurut pilihan dan kebutuhan pribadi, setiap individu memiliki
keinginan dan pilihan tentang kapan untuk melakukan perawatan diri dan
bagaimana ia melakukannya.
g. Kondisi Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan
orang lain.
b. Gangguan psikosoial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
aktualisasi diri menurun dan gangguan dalam interaksi sosial.
B. Keluhan Utama
Dalam pengkajian yang dilakukan pada Ny. S, keluarga mengatakan Ny.
S sering lupa (pikun) akan aktifitas yang telah dilakukannya.
Ket :
: : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
H. Status Mental
1. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien lansia compos mentis.
2. Penampilan
Saat dilakukan pengkajian, penampilan klien lansia tampak
kurang bersih, pakaian sering tidak diganti setelah mandi, tercium
bau pesing dari tubuh klien lansia, kuku terlihat panjang dan
mulut berbau tidak sedap.
3. Pembicaraan
Klien lansia selalu berbicara dengan nada yang keras, cepat,
tampak berfikir pada waktu berbicara, dan mampu memulai
pembicaraan pada saat diwawancara.
4. Interaksi Selama Wawancara
Klien tidak mudah tersinggung.
5. Persepsi
Klien lansia mengatakan bahwa dirinya selalu membersihkan
seluruh bagian tubuh ketika mandi walaupun pada kenyataannya
klien tidak tampak bersih.
6. Proses Pikir
Klien lansia tampak mengulangi perkataannya agar lawan
bicaranya percaya dan tertarik dengan apa yang dikatakannya.
7. Isi Pikir
Jika klien lansia diberikan pertanyaan maka klien lansia mampu
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan jawaban dari
pertanyaan tersebut.
DO:
- Klien tampak
kurang bersih.
- Kuku terlihat
panjang.
- Badan klien
tampak kotor
dan berbau
pesing.
- Mulut
mengeluarkan
bau tidak
sedap.
Diagnosa Perencanaan
Defisit Tujuan dan criteria hasil :
perawatan diri NOC
(mandi, Dalam waktu 4 hari klien akan mampu menunjukkan
berhias, perawatan diri dengan indikator :
makan/minum 1. Klien tidak mengaalami defisit perawatan diri.
dan eliminasi). 2. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny. S yang dimulai dari
Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi disimpulkan diagnosa
keperawatan yang di peroleh dari Ny. S adalah :
1. Defisit perawatan diri (mandi, berhias, makan/minum dan eliminasi)
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas sendiri ditandai dengan klien lansia hanya
mandi 1x sehari, tidak mengganti pakaian setelah mandi, tidak
memotong kuku tangan dan kaki.
2. Gangguan kognitif berhubungan dengan gangguan proses pikir
ditandai dengan klien jarang bergaul maupun bersosialisai dengan
orang lain karena takut adanya penolakan.
Adapun intervensi dan implementasi yang utama dilakukan pada Ny. S telah
diperbuat adalah meningkatkan kemampuan klien lansia untuk melakukan dan
menyelesaikan perawatan diri secara mandiri dengan perencanaan sebelumnya
sehingga hasilnya sudah mendekati kriteria hasil yang sudah ditetapkan.
Sedangkan evaluasi hasil dari asuhan keperawatan Ny. S dengan masalah defisit
perawatan diri di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia dimana kedua masalah itu
belum teratasi sepenuhnya dan intervensi masih perlu untuk dilanjutkan dibantu
oleh keluarga.
3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan
pemahaman tentang asuhan keperawatan pada klien lansia dengan masalah defisit
perawatan diri, penulis menekankan pentingnya mengatasi atau mengurangi
masalah defisit perawatan diri yang bisa terjadi pada klien lansia dapat terpenuhi
dengan baik.
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi informasi
tambahan bagi institusi pendidikan keperawatan dalam mempersiapkan
Mubarak, W.I. (2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, A.P. & Perry, A.G. (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi Keempat, Jakarta: EGC.
Stuart & Sundeen. (1991). Buku Saku Keperawatan. Edisi 5. Jakarta: Buku
Kedokteran. EGC.
CATATAN PERKEMBANGAN
NIM : 142500062