Anda di halaman 1dari 50

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada NY. R


dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
: Gastritis di Kecamatan Medan Baru

Nasution, Suci Fatimah

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2547
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Ny. R dengan PrioritasMasalah
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis
Di Kecamatan Medan Baru

Karya Tulis Ilmiah ( KTI )


Disusun dalam rangka menyelesaikan
Program studi DIII Keperawatan

Oleh
(Suci Fatimah Nasution)
(132500064)

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara
2017

Universitas Sumatera Utara


i
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang maha esa atas
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studio DIII
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah inia dalah Asuhan Keperawatan pada NY. R
dengan gangguan Rasa Nyaman Nyeri : Gastritis di kecamatan Medan Baru. Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak baik moral, maupun material. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara
2. IbuSri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku wakil dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp KMB selaku wakil dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep, Sp.Mat selaku wakil dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan NasutionS.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi dan
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan
memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. IbuReni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan pendidikan D-
III Keperawatan.
8. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada orang
tua saya sendiri Alm. Bapak Zulfan Nasution, dan ibunda yang sangat saya
sayangi ibu Dahlina Nasution, serta kakak saya Hanim Nasution, Hotmaida
Nasution, Purnama Hati Nasution, dan abang saya Dua Syawal Nasution yang

ii
Universitas Sumatera Utara
selalu memberikan motivasi, dukungan moral maupun material serta yang
tiada henti mendoakan penulis.
9. Kepada teman-teman D-III Keperawatan Stambuk 2013 terkhusus teman
terdekat saya Paniati, Dina Anggraini, Farida Tarigan, dan Maria

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, dan diharapkan ada kritikan yang membangun. Penulis berharap
KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Semoga tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan ridha dan karunianya bagi kita semua.

Medan, Agustus 2017

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….. iv

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 1


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………... 3
1.3 Manfaat ……………………………………………………………………. 4

BAB II Pengelolaan Kasus …………………………………………………………………5

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperewatan Dengan Masalah ……………………….. 5

2.1.1 Definisi Gastritis ……………………………………………………... 5


2.1.2 Klasifikasi …………………………………………………………… 5

2.1.3 Etiologi ……………………………………………………………… 6

2.1.4 Patofisiologi ………………………………………………………… 7

2.1.5 Manifestasi Klinis ……………………………………………............. 9

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………. 9

2.1.7 Komplikasi …………………………………………………………. 10

2.1.8 Penatalaksanaan ……………………………………………………. 10

2.1.9 Definisi Nyeri ……………………………………………………… 11

2.1.10 Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ………………………………. 12

2.1.11 Intensitas Nyeri …………………………………………………… 14

2.1.12 Pengukuran Skala Nyeri ………………………………………….. 15

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ………………………………………………… 16

2.2.1 Pengkajian ………………………………………………………….. 16

2.2.2 Analisa Data ………………………………………………………… 17

2.2.3 Rumusan Masalah …………………………………………………... 18

2.2.4 Perencanaan …………………………………………………………. 19

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus ………………………………………………….. 21

iv
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Pengkajian …………………………………………………………… 21

2.3.2 Analisa Data ………………………………………………………… 29

2.3.3 Rumusan Masalah …………………………………………………… 31

2.3.4 Perencanaan Keperawatan …………………………………………... 31

2.3.5 Implementasi ………………………………………………………… 33

2.3.6 Catatan Perkembangan …………………………………………….... 36

BAB III Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………. 39

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 39

3.2 Saran …………………………………………………………………………… 40

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..41

v
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung sampai terlepasnya


epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung
(Sukarmin 2012).

Menurut Smelzer dalam Ardiansyah (2012), gastritis adalah inflamasi mukosa


lambung, akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu akan makan terlalu banyak,
terlalu cepat, atau makan- makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.

Penyebab dari gastritis adalah komsumsi obat yang mengandung kimiadigitalis,


komsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stres, dan nfeksi bakteri seperti
helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gejala anoreksia, mual
dan muntah, pendarahan saluran cerna dan nyeri uluh hati ( Ardiansyah 2012).

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak
dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah
pengalaman sensori nyeri dan emosional yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering
kali dijelaskan dalam istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang
terbaka, melilit seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha 2012).

Prevelensi kasus gastritis yang disebabkan oleh infeksi helicobater pilorydiperkirakan


terjadi pada 50 persen populasi di dunia dimana sebagian besar infeksi tersebut di Negara-
negara berkembang yaitu 70 sampai 90 persen dan hanya 40 sampai 50 persen di negara-
negara industrib (Mariadi 2011). Di Indonesia prevelensi gastritis sebanyak 0,99 % dan
insiden gastritis sebesar 115 tiap 100.000 (Wulansari 2011). Pada tahun 2010 hasil penelitian
menunjukkan bahwa 30,0 persen pasien mengalami gastritis 55,0 persen pasien berumur tua,
84,0 persen pasien memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang gastritis, 90,0 pesen
pasien memiliki kebiasaan makan yang baik (Gustin 2011).

1
Universitas Sumatera Utara
Masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri, di ulu hati, mual, muntah,
dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah darah, kurang
pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi penatalaksanaan diet dan
factor pencetus iritan pada mukosa lambung (Arif, Mutaqqin dan Sari 2011 ). Masalah yang
menjadi prioritas pada diagnosa mmedis gastritis adalah nyeri.

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Walaupun


merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis, nyeri merupakan salah
satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau
menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan atau mengembalikan kenyamanan (potter
Perry, 2005).

Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang identik pada seorang individu yang
mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama mengahsilkan
respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri merupakan sumber penyebab
frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.

Secara umum nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis, maupun dari emosional.

Penelitian nyeri ( international association For The study Of Pain, IASP )


mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri
merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk dari
suatu penyakit ( Potter Perry, 2005 )

Nyeri lambung merupakan salah satu gejala pertama sakit lambung (magh) yang
dalam istilah medis disebut gastritis, sebenarnya lumayan popular di masyarakat.
Berdasarkan data dijakarta pada 2007 terhadap 1.645 orang, ternyata 6 dari 10 orang
mengalami sakit lambung. Sayangnya, masyarakat indonesia masih rendah kesadarannya
untuk menjaga kesehatan lambung padahal saat menyerang, sakit magh bisa sangat
mengganggu aktivitas, bahkan menurunkan produktivitas kerja. Berbagai penelitian
menyimpulkan bahwa 70-80 % kasus sakit magh. Nyeri lambung bisa terjadi akibat terlalu
banyak mimpi alkohol dan menggunakan obat-obatan anti radang streoid dalam jangka

2
Universitas Sumatera Utara
panjang, seperti aspirin serta ibuproven. Tapi adakalanya juga nyeri lambung terjadi pada
pembedahan mayor, luka bakar atau infeksi yang parah (Widowati 2010).

Penyakit ini sering terjadi sekitar empat juta penduduk amerika serikat mengalami
gangguan asam lambung dengan tingkat mortalitas sekitar 15.000 orang per tahun. Angka
kejadian gastritis dari hasil penelitian yang dilakukan kementrian kesehatan Republik
Indonesia tercatat, Jakarta mencapai 50%, Denpasar 46%, Palembang 35,3%, Bandung
32,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (KemKes RI Profil Kesehatan Indonesia 2009).

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap delapan


negara di dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka kejadian Gastritis di
dunia. Dimulai dari negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu amerika serikat
dengan persentase mencapai 47% kemudian diikuti India 43% lalu beberapa negara lainnya
seperti Ingrgis 22%, Cina 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia .
diindonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi dari penelitian dan pengamatan yang di
lakukan Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada
yang tinggi mencapai 91,6% yaitu kota Medan, Surabaya 31,4%, Denpasar 46%, Jakarta
50%, Bandung 3,5%, Palembang 35,5%, Pontianak 31,2% hal tersebut disebabkan oleh pola
makan yang kurang sehat. Di Nangroe Aceh Darussalam angka kejadian gastritis mencapai
31% hal ini disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan kurang sehat (WHO 2010).

Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien,
perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,
sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgetik. Dengan memahai konsep nyeri
secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat
mengatasi nyeri yang dirasakan pasien.

1.2. Tujuan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain
1.2.1. Tujuan Umum
1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri pada pasien R
di Kecamatan Medan Baru.

3
Universitas Sumatera Utara
2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagiperawatan
pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi nyeri
abdommen.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Ny. R dengan


perioritas masalah nyeri akibat Gastritis Akut
2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. R dengan prioritas asalah
nyeri akibat gastritis akut.
3. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada Ny. R
dengan prioritas masalah nyeri akibat gastritis akut.
4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. R dengan prioritas
masalah nyeri akibat gastritis akut.
5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. R dengan prioritas masalah nyeri akibat
gastritis akut.

1.3. Manfaat

1.3.1. Institusi

Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan


ilmu keperawatan, serta menjadi summber informasi bagi mereka yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.3.2. Pasien dan Keluarga

Memperoleh pengetahuan tentang nyeri meningkatkan kemandirian dan


pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga
untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami nyeri.

4
Universitas Sumatera Utara
BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.1.1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung sampai


terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).

Menurut Smelzer dalam Ardiansyah (2012), gastritis adalah inflamasi mukosa


lambung, akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu akan makan terlalu
banyak, terlalu cepat, atau makan- makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.

2.1.2 Klasifikasi

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu: (David Ovedorf, 2002)

1. Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan
mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua
garis besar yaitu :

a. Gastritis eksogen akut, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,


seperti bahan kimia. Misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid,
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung).
b. Gastritis endogen akut, adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan.

5
Universitas Sumatera Utara
2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. Gastritis kronik
dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis
kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada
dinding lambung.

2.1.3 Etiologi

Penyebab dari gastritis adalah komsumsi obat yang mengandung kimia


digitalis, komsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stres, dan nfeksi
bakteri seperti helicobater pilory, salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan
gejala anoreksia, mual dan muntah, pendarahan saluran cerna dan nyeri uluh hati (
Ardiansyah 2012).

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai


berikut :

1. Gastritis Akut

Penyebabnya adalah stres psikologi, obat analgetik, anti inflamasi terutama


aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung), makanan, bahan kimia misalnya lisol, alkohol, merokok, kafein
lada, steroid dan digitalis.

a. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya
disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambungHelicobacter
pylori. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok.

6
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Patofisiologi

1. Gastritis akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti


Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuproven dan
naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara
mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.

Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan


terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkangastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga dapat

7
Universitas Sumatera Utara
menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat


(bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi
serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-
bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan
memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan
mukosa lambung. Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama
dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma
menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung
mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi
balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih
menyebabkan edema lalu rusak

2. Gastritis Kronik

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering


disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal,
yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan
penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau
korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini
dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau
pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus
kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun
bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau
tukak.

Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pyloritersebut


dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi
lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga
tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan

8
Universitas Sumatera Utara
tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal
superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk
menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi
bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).
Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

2.1.5 Manifestasi Klinis

1. Gastritis Akut

a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntah
d. Nyeri epigastrum
e. Perdarahan saluran cerna pada hematemasis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik

Pada tipe A, biasanya asimtomatik, klien tidak mempunyai keluhan. Namun


tipe B, pasien biasanya mengeluh :

a. Nyeri ulu hati


b. Anorexia
c. Nausea
d. Anemia
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang gastritis menurut Hudak dan Gallo, 1996,


seperti di bawah ini :

1. Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat


perdarahan.
2. Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik
yang berat.
3. Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa
lambung.

9
Universitas Sumatera Utara
4. Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa
lambung.
5. Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan
asam lambung
6. Pemeriksaan darah untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
7. Pemeriksaan feses tes ini untuk memeriksa apakah terdapat bakteri H.
Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam
feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
8. Analisa lambung tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung
puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output)
tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis
sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin
dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
2.1.7 Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas berupa hematimesis dan melena yang
dapat berakhir sebagai syok hemoragie.
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12.

2.1.8 Penatalaksanaan

Pengobatan gastritis meliputi :

1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.


2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.
3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain
(Soeparman,1999)

Pada gastritis, penatalaksanaanya dapat dilakukan dengan (medis dan non


medis), yaitu sebagai berikut:

10
Universitas Sumatera Utara
1. Gastritis Akut.
a. Intruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut, anjurkan diet mengandung gizi.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberi secara parenteral.
d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
gastrofestinal.
e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
f. Untuk menetralisir alkhali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
h. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
i. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi polirus.
2. Gastritis Kronik
a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan
sedikit tapi lebih sering.
b. Mengurangi stress.
c. H.pylori diatasi dengan antibiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan
gram bismuth (pepto-bismol).

2.1.9. Definisi Nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan aupun
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui jika seseorang pernah mengalaminya ( Tamsuri, 2007 ).

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak enyenangkan akibat


terjadinya kerusakan aktual aupun potensial, atau enggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan (International Association for Study of Pain (IASP) ).

Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :

1. Nyeri Akut
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Gejalanya
mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri

11
Universitas Sumatera Utara
akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang
keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri Kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa diketahui bisa
tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak bisa desembuhkan.
Selain itu, pengideraan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita sukar
atau menunjukkan lokasinya. Dampak dari nyeri ini antara lain penderita
menjadi mmudah tersinggung dan sering mengalai insoma. Akibatnya, mereka
menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat
dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang tibul dalam periode waktu tertentu,
adakalanya penderita terbebas dari rasa nyeri, misalnyasakit kepala migrain.

2.1.10 Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi


pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut dalam menhadapi klen yang engalai nyeri. Hal ini sangat
penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan meilih terapi yang baik.

1. Usia
Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada anak
dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang di temukan antara kedua
kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa
bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak yang belum mepunyai kosakata yang
banyak, mempunyai kesuitan mendeskripsikan secara verbal dan
mengekspresikan nyeri paada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak.
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai
respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin
merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak
laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat
menangis dalam waktu yang sama.

12
Universitas Sumatera Utara
3. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri
biasanya menghasilkan respon efektif eskipun pada uunya yang diekspresikan
berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu tenang dan emosi, pasien tenang umumnya akan
diam berkenaan dengan nyeri ereka memiliki sikap yang dapat menahan nyeri.
Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan
menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis.
4. Ansietas
Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,
mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietass dan nyeri.
Namun ansietas yang relavan atau berhubungan dengan nyeri dapat
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri.
5. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri
Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,
makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang
diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,
akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.
Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak
terselesaikan seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis atau resisten.
6. Keluarga dan Suport Sosial
Faktor lain yang juga memperngaruhi respon erhadap nyeri adalah kehadiran
dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering
bergantung pada keluarga untuk mensuport membantu atau melindungi.
Ketidakhadiran keluraga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri
semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting
untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.
7. Pola Koping
Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit
adalah hal yang sangat tidak tertahankan. Secara terus-menerus klien
kehilangan kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering
13
Universitas Sumatera Utara
menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.
Sumber-sumber koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan
bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensuport klien
menurunkan nyeri.

2.1.11. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan
oleh individu. Pegukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual,dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri.

1. Karakteristik nyeri
Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan
penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama (terus-menerus, hilang
timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas
nyeri. (Tansuri, 2006)
2. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Berbagai perilaku sering diidentifikasiklien sebagai faktor yang mengubah
intensitas nyeri,dan apa yang di yakini klien dapat membantu dirinya. Perilaku
ini seringdidasarkan pada upaya try and error (Tamsuri, 2006).
3. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
Misalnya, terhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan
orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas santai.Nyeri akut sering
berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis yang berhubungan dengan depresi
(Tamsuri, 2006).
4. Kekhawatiran individu tentang nyeri
Dengan meliputi masalah yang luas seperti beban ekonomi, prognosi serta
berpengaruh terhadap peran dan citra diri (Tamsuri, 2006).

14
Universitas Sumatera Utara
2.1.12. Pengukuran Skala Nyeri

Intensitas nyeri(skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri


yang dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektifdan individual
dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh ua
orang yang berbeda (Tamsuri, 2007).

1. Face rating scale (FRS)


Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah, pengukuran skala
nyeri menggunakan face rating scaleyaitu terdiri dari 6 wajah kartun muali
dari wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri”hingga wajah yang menangis
untuk “nyeri berat

2. Skala numeric (Numerical Rating Scale, NRS)


Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS)digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0-
10.Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10
mengindikasikan nyeri paling berat dirasakan klien.Skla ini efektif digunakan
untuk mengkaji intensitas teraupetik.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri nyeri nyeriberat nyeriberat


nyeri ringan sedang terkontrol tdkterkontrol

15
Universitas Sumatera Utara
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai


ketika pasien melaporkan adanya nyeri yang dialami pasien, walaupun dalam
observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka.Setiap nyeri yang
dilaporkan oleh klien adalah nyata.

1. Karakteristik Nyeri (metode P, Q, R, S, T)


a. Faktor Pencetus ( P : provacate )
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada
klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian
tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawatmencurigai adanya nyeri
psikogenik maka perawat harus dapat mengeksploreperasaan klien dan
menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang mencetus nyeri (Sigit,
2010).
b. Kualitas ( Q : quality )
Kualitas nyeri merupakan suatu subjektifyang diungkapkan oleh klien,
seringkali klien mendeskripsikan dalam kalimat-kalimat: tajam, tumpul,
berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dll. Dimana
setiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang
dirasakan (Sigit, 2010).
c. Lokasi ( R : region )
Untuk mengkaji nyeri maka perawat meminta klien menunjukkan semua
bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.Dalam
mendokumentasikan hasil pengkajian tentang lokasi nyeri, perawat
hendaknya menggunakan bahasa anatomi atau istilah yang lebih
deskriptif.Sebagai contoh pernyataan “nyeri terdapat di kuadran abdomen
kanan atas” adalah pernyaan yang lebih spesifik dibandingkan “klien
menyatakan bahwa nyeri terasa dibagian abdomen”.
d. Keparahan ( S : severe )

16
Universitas Sumatera Utara
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang
paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan
nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, berat (Sigit, 2010).
e. Durasi ( T : time )
Perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi, dan rangkaian
nyeri. Perawat dapat menanyakan “kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri
yang dirasakan terjadi padawaktuyang sama setiap hari?, seberapa
seringnyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Sigit,
2010).

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data focus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien
(Prasetyo, 2010).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang


dilakukan secara sistemis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya data dasaritu digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.Pengumpulan data
dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus,
serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).

1. Karakteristik Data menurut (Wilkinson, 2011)


a. Data subjectif
Mengungkapkan secara verbal ataumelaporkan (nyeri ) dengan isyarat.
b. Data Objektif
 Posisi untuk menghindari nyeri.

17
Universitas Sumatera Utara
 Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga
sampai kaku).
 Respon automik (misalnya, diaforsis, perubahan tekanan darah,
pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil).
 Perubahan selera makan.
 Perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau
aktifitas lain, aktifitas berulang).
 Perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis,
kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela nafas
panjang)
 Wajah topeng (Nyeri)
 Perilaku menjaga atau sikap melindungi.
 Focus menyempit (misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan
proses fikir, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun).
 Bukti nyeri yang dapat diamati.
 Berfokus pada diri sendiri.
 Gangguan tidur(mata terlihat kuyu, gerakan tidak teraturatau tidak
menentu).
2. Batasan Karakteristik Lain (non NANDA International)
 Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya, rasa tidak nyaman,
mual, berkeringat, malam hari, kram otot, gatal kulit).
 Menyeringgai
 Rentang perhatian terbatas.
 Pucat dan menarik diri.

2.2.3 Rumusan Masalah

Diagnose keperawatan yang muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri


(NANDA dalam Potter & Perry, 2006) yaitu:

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) akut berhubungan dengan iritasi mukosa


lambung.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan.

18
Universitas Sumatera Utara
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima
pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien. Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima pasien tentang
penyakit yang dialami pasien yang ditandai dengan keterbatasan kognitif,
kesalahan interprestasi informasi dan tidak mengenal sumber-sumber
informasi.

2.2.4 Perencanaan

Gangguan rasa nyaman(nyeri) akut berhubungan dengan iritasi mukosa


lambung.

Tujuan :

1. Pasien mampu melakukan aktivitas seperti biasa.


2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan nyeri
sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan nyeri
sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.

Criteria hasil :

1. Nyeri berkurang skala nyeri 0-2.


2. Pasien melaporkan nyeri hilang
3. Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.

Intervensi :

1. Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri skala 0-10 (NRS) dan efek yang
ditimbulkan oleh nyeri.
2. Istrahatkan pasien pada saat nyeri muncul.
3. Ajarkan relaksasi nafas dalamsaat nyeri muncul.

19
Universitas Sumatera Utara
Rasional :

1. Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang


kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan
intervensi.
2. Peningkatan nyeri akan meningkatkan tanda-tanda vital.
3. Ajarkan menggunakann tehnik relaksasi dan nafas dalam atau tehnik distraksi
seperti mendengarkan music atau mrmbaca buku.
4. Membantu atau mengontrol pengalihan rasa nyeri, memusatkan kembali
perhatian dan dapt meningkatkan koping.
5. Perhatian dan dapat meningkatkan koping
6. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi penurunan nyeri.

Evaluasi :

1. Klien mengatakan nyeri abdomen berkurang dengan skala nyeri 0-2.


2. Klien mengetahui bagaimana cara melakukan tehnik tarik nafas dalam

20
Universitas Sumatera Utara
2.3. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.3.1 PENGKAJIAN

1. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Jamin Ginting, Gg Dipanegara No. 25 P.Bulan
Golongan Darah :-
Diagnose Medis : Gastritis dan hipertensi
2. Keluhan Utama

Ny. R mengeluh nyeri, skala nyeri 6 (NRS) dibagian daerah abdomen kiri
bagian atas .

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Provocative/palliative
 Apa penyebabnya
Ny. R mengatakan penyebabnya dikarenakan sering makan tidak
teratur dan sering mengkonsumsi makanan cepat saji.
 Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Ny. R mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah saat ini
istrahat, minuman obat antasida dan mengoleskan minyak angin di
kepala dan perutnya.

21
Universitas Sumatera Utara
b. Quantity/ quality
 Bagaimana dirasakan
Ny. R mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri bagian atas serta
diatas umbilicus seperti rasa ditusuk-tusuk.
 Bagaimana dilihat
Ny. R terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah dan
konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah diatas tempat
tidur.
c. Region
 Dimana lokasinya
Nyeri tekan pada bagian abdomen kiri bagian atas
 Apakah menyebar
Nyeri menyebar hingga dibagian abdomen bagian kanan atas yang
dirasakan Ny. R.
d. Severity
Ny. R mengatakan keadaan yang sekarang sangat menggangu kebiasaanya
sehari-hari karena sulit untuk aktivitas akibat nyeri abdomen.
e. Time
Nyeri timbul saat sebelum makan, nyeri ± selama 10 menit, intensitas
nyeri sedang.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Demam dan Hipertensi
b. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Ny. R mengatakan jika sakit Ny. R pergi kepuskesmas di sekitar rumah.
c. Pernah dirawat/dioperasi
Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
d. Lama dirawat
Ny. R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
e. Alergi
Ny. R mengatakan mempunyai riwayat alergi yaitu alergi terhadap debu.
f. Imunisasi

22
Universitas Sumatera Utara
Ny. R mengatakan dia tidak pernah mendapat imunisasi dikarenakan
sewaktu Ny. R masih kecil belum ada program imunisasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang Tua
Ny. R mengatakan bapak dari klien menderita hipertensi, sedangkan ibu
dari klien menderita asam urat.
b. Saudara Kandung
Ny. R mengatakan saudara kandungnya / kakak klien memiliki penyakit
yang sama dengan ayah mereka.
c. Penyakit keturunan yang ada
Ny. R mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi
d. Anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa
Ny. R mengatakan bahwa Putri dari Ny. R yang bernama An. R
mengalami gangguan jiwa yaitu Halusinasi dan Waham.Dan Itu terjadi
pada saat An. R masi berusia satu tahun An. R mengalami demam tinggi.
Tapi karna Kesibukan dari Ny. R dan Suami Ny. R An. R tidak
mendapatkan perawatan yang optimal. Dan pada saat An. R berusia 10
tahun, Ny. R menyadari bahwa An.R mengalami gangguan jiwa, dan Ny.
R memasukkan An. R ke sekolah Luar Biasa (SLB).
e. Anggota keluarga yang meninggal
Ny. R mengatakan anggota keluarganya seperti bapak klien, kakak klien,
dan adik klien meninggal karena hipertensi.
f. Penyebab meninggal
Ny. R mengatakan anggota keluarganya meninggal karena hipertensi.
6. Riwayat keadaan psikologi
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kurang
teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik, pasien
mengatakan takut dengan keadaannya sekarang dan pasien mengatakan
sering sakit kepala saat berdiri.

23
Universitas Sumatera Utara
b. Konsep Diri
 Gambaran diri
Pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah dengan keadaannya
sekarang
 Ideal diri
Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh, dan pasien takut
dengan keadaannya.
 Harga diri
Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang
 Peran diri
Selama di rumah sakit pasien tidak dapat melakukan perannya seperti
seorang ibu yang diinginkan anak-anaknya.
 Identitas
Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang.
c. Keadaan emosi
Keadaan emosi masih dapat terkontrol (stabil).
d. Hubungan sosial
 Orang yang berarti :
Ny. R mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya
 Hubungan dengan keluarga :
Ny. R menjalin hubungan baik dengan keluarga
 Hubungan dengan orang lain
Ny. R dapat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetanga saling
berinteraksi satu sama lain.
7. Status Mental
Tingkat kesehatan : kompos mentis
Penampilan :Rapi
Pembicaraan : Sesuai
Alam kesadaran : Lesu
Afek : Sesuai
Interaksi selama wawancara : kooperatif dan kontak mata ada

24
Universitas Sumatera Utara
Persepsi :Tidak ada
Proses fikir : Sesuai pembicaraan
Waham : tidak ada waham
Memori : masi dapat mengingat kejadian dulu dan
sekarang.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Baik
b. Tanda-tanda Vital
 Suhu tubuh : 36,7ºC
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 Pernafasan : 18x/menit
 Sekala nyeri :6 (nyeri sedang), pengukuran dilakukan dengan
pengukuran skla nyeri Numerical Rating Scale.
 TB : 150 cm
 BB : 84 Kg
c. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala rambut
 Bentuk : Simetris
 Ubun-ubun : Tidak dilakukan Pemeriksaan
 Kulit kepala : Bersih

Rambut

 Penebaran dan keadaan rambut : Rambut bersih dan rapi


 Bau : Tidak ada bau
 Warna Kulit : Coklat

Wajah

 Warna kulit : Sawo matang


 Struktur wajah : Lengkap

25
Universitas Sumatera Utara
Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris


 Palpebra : normal
 Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat dan
sclera berwarna
 Pupil :Ukuran pupilkiri/kanan : normal,
reflex cahaya (+), isokor antara kanan dan kiri
 Kornea dan Iris :Transparan, halus, bersih dan
jernih
 Visus : Pasien normal
 Tekanan bola mata :Tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan tidak ada
kelainan
 Lubang hidung cuping hidung : Normal
 Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan

Telinga

 Bentuk telinga : Normal, simetris


 Ukuran telinga : Normal
 Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran
 Ketajaman pendengaran : Normal

Mulut dan Faring

 Keadaan bibir : Kering


 Keadaan gusi dan gigi : Bersih
 Keadaan lidah : Berwarna merah muda

Leher

 Posisi trachea/ thyroid : Normal, teraba pada kedua sisi


 Suara : Normal

26
Universitas Sumatera Utara
 Kalenjar limfa : Tidak ada pembesaran kalenjargetah
bening
 Vena jugularis : Tampak ketika berbicara
 Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan Thoraks/dada

 Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, Funnel chest, pigeon chest, flail
chest, kifos koliasis).
 Pernafasan (frekwensi, irama) : Frekwensi 24x/menit, irama
regular.
 Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitas
bernafas

Pemeriksaan Abdomen

 Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk tidak normal dan abdomen


terlihat membesar
 Auskultasi : Peristaltik normal 5x/ menit
 Palpasi : Sewaktu di palpasi terdapat nyeri tekan
pada abdomen kiri bagian atas serta nyeri di atas umbilicus dan
abdomen sedikit membesar
 Perkusi (suara abdomen) : Suara tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

 Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pengkajian


 Anus dan Perineum ( Lubang anus, kelainan pada aanus, perineum) :
tidak dilakukan pengkajian

Pemeriksaan Muskuloskletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot,


edema)

 Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot,


edema)

27
Universitas Sumatera Utara
 Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan neurologi (Nervus Cranial)

 Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Motorik

 Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Sensori ( identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin,


getaran

 Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks (bisep, trisep, brachiodialis, patellar, tenson achiles, plantar)

 Tidak dilakukan pemeriksaan


9. Pola kebiasaan Sehari-hari
a. Pola makan dan minum
 Frekuensimakan/hari : 2 kali/hari
 Nafsu/selera makan :pasien mengatakan selera makan
menurun
 Nyeri uluh hati : terdapat nyeri uluh hati
 Alergi : tidak ada alergi makanan
 Mual dan muntah : terdapat mual dan muntah
 Waktu pemberian makanan : 09.00, dan pukul 15.00
 Jumlah dan jenis makanan : nasi ½ porsi sayur, lauk,
 Waktu pemberian cairan/minuman : minum jika pasien haus.
 Masalah makan dan minum : tidak ada kesulitan menelan
b. Perawatan Diri/ Personal hygine
 Kebersihan tubuh : Ny. R mengatakan bahwa ia
selalu mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
 Kebersihan gigi dan mulut : Bersih
 Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih

28
Universitas Sumatera Utara
c. Pola kegiatan/aktivitas
 Urian aktivitas Ny. R untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.
 Uraian aktivitas ibadah Ny. R
Ny. R selalu rutin melakukan ibadah
d. Pola Eliminasi
 BAB
 Pola BAB : 1x / hari
 Karakter feses : keras
 Riwayat perdarahan : tidak ada perdarahan
 BAB terakhir : hari ini
 Diare : tidak ada diare
 Penggunaan laksatif : tidak ada pengguanan laksatif
 BAK
 Pola BAK : 4-6 kali/ hari
 Karakter Urine : normal
 Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK :tidak ada kesulitan BAK
 RIwayat Penyakit Ginjal/ Kandung Kemih : Tidak ada
 Penggunaan Diuretic : Tidak ada penggunaan
diuretik
 Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
e. Masala Koping
 Adaptif
 Bicara dengan orang lain
 Tehnik relaksasi

2.3.2 ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah


1. DS : Kebiasaan makanan yang Gangguan nyeri
a. Klien mengatakan tidak teratur
nyeri pada daerah
abdomen kiri atasdan
di atas umbilicus

29
Universitas Sumatera Utara
b. Klien mengatakan Peradangan mukosa
nyeri uluh hati, mual lambung
dan muntah
DO :
a. Klien tampak Iritasi mukosa
kesakitan dan
meletakkan tangan
didaerah yang nyeri Peningkatam ekskresi
b. Nyeri tekan pada HCL
saat dilakukan
palpasi.
c. Suara abdomen Nyeri
tympani
d. Abdomen
membesar/tidak
simetris
e. Tanda-tanda vital
sign
TD : 160/100 mmHg
HR: 74x/menit
RR : 18x/ menit
Temp: 36, 8ºC
Skala nyeri : 6
(NRS)
DS3.: Ansietas Kurang pengetahuan
a. Keluarga
mengatakan kurang Kurang informasi
menegtahui tentang
penyekakit gastritis Kurang pengetahuan
DO :
a. keluarga keliahatan
cemas terhadap
keadaan Ny. R

30
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 RUMUSAN MASALAH

1. Masalah Keperawatan
a. Nyeri
b. Kurang pengetahuan
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala
nyeri atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
b. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
2.1.4. PRENCANAAN KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala nyeri
atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).
a. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan
nyeri sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biasanya.
b. Kriteria Hasil :
 Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala nyeri 0-2
 Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri dari skala 6 sampai
skala nyeri 2 dengan skala pengukuran ( Numerik Rating Scale).

Rencana Keperawatan Rasional


a. Observasi adanya Mengetahui seberapa besar tingkat nyeri yang
tanda-tanda nyeri dialami pasien
non verbal, seperti
ekspresi wajah,
posisi tubuh
gelisah, meringis. Untuk mengurangi ataumeringankan rasa nyeri
b. Anjurkan pasien sampai pada tingkat yang dapat diterima pasien.
untuk beristrahat
dalamruangan yang

31
Universitas Sumatera Utara
tenang Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang
c. Instruksikan pasien dialami agar dapat meringankan dan mengurangi
untuk melaporkan nyeri.
nyeri dengan segera
jika nyeri timbul Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat
d. Ajarkan tehnik mengurangi nyeri pada abdomen
relaksasi (tarik
nafas dalam) ketika Untuk mengetahui rasa nyeriyang dialami pasien
nyeri agar pasien lupa akan nyerinya dengan melakukan
e. Bantu pasien untuk aktifitas.
focus pada aktifitas,
bukan pada nyeri
dan rasa tidak
nyaman dengan
penglihatan melalui
menonton tv yang
ada diruangan,
berinteraksi dengan
orang yang
disekitarnya.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi.
a. Tujuan :
Informasi tepat dan efektif.
b. Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
perawatan, pencegahan dan pengobatan.

Intervensi Rasional
a. Beri pendidikan kesehatan Pengkajian/evaluasi secara periodik
(penyuluhan) tentang penyakit, beri meningkatkan
kesempatan klien atau keluarga pengenalan/pencegahan dini
untuk bertanya, beritahu tentang terhadap komplikasi seperti ulkus

32
Universitas Sumatera Utara
pentingnya obat-obatan untuk peptik dan pendarahan pada lambung
kesembuhan klien.
b. Evaluasi tingkat pengetahuan
pasien.
c. Memberikan pengetahuan dasar
dimana klien dapat membuat pilihan
informasi tentang kontrol masalah
kesehatan. Keterlibatan orang lain
yang telah menerima masalah yang
sama dapat meningkatkan koping ,
dapat meningkatkan terapi dan
proses penyembuhan.

2.3.4. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/tgl No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi


(SOAP)
Kamis, 1. nyeri a. melakukan kunjungan rumah S :
03 pasien a. klien
Agustus b. mengkaji tanda-tanda vital mengeluh
2017 c. menanyakan intensitas nyeri (1- nyeri pada
10) dengan member pada pasien abdomen
gambaran skala pengukuran b. keluarga
Numerik Rating Scale (NRS) pasien
dan menanyakan di skala mengatakan
berapa nyeri dirasakan pasien. belum
d. Mengobservasi adanya tanda- mengetahui
tanda nyeri nonverbal seperti : tentang
wajah gelisah, mengis, penyakit
menangis. gastritis
e. Menganjurkan kepada pasien O :
untuk melakkan tarik nafas a. Klien masih
dalam nyeri. meringis,

33
Universitas Sumatera Utara
f. Memberikan pendidikan skala nyeri 6
kesehatan melalui penyuluhan ( NRS)
kesehatan kepada keluarga b. Keluarga
pasien tentang penyakit gastritis tampak
meliputi penyebab, gejala, serta cemas
fator pencetus gastritis A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Jum’at, a. Menganjurkan pasien untuk S:
04 istrahat a. klien
agustus b. Menganjurkan kepada pasien mengatakan
2017 untuk melakukan tehnik nyeri
relaksasi tarik nafas dalam berkurang
setiap nyeri kambuh b. Keluarga
c. Mengkaji tanda-tanda vitalk mengatakan
pasien sudah
TD : 140/100 mmHg mengetahui
HR : 74x/menit apa tentang
RR : 18x/menit gastritis
Temp : 36,5◦C O : klien meringis
Nyeri : 4 (NRS) dengan skala nyeri 4
d. Mengkaji ulang tingkat (NRS)
pengetahuan keluarga tentang A : masalah belum
gastritis teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Sabtu, a. Evaluasi perilaku pasien S : klien
05 b. Menganjurkan untuk mengatakan nyeri
Agustus menghindari aktivitas yyang berkurang
2017 meningkatkan peningkatan intra O : pasien tampak
abdomen rileks dengan skala
c. Menjelaskan tehnik untuk nyeri 3 (NRS).

34
Universitas Sumatera Utara
menghindari peningkatan A : masalah
tekanan intra abdomen sebagian teratasi
d. Anjurkan klien untuk istrahat P : intervensi
diruangan yang tenang dilanjutkan.

35
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
NO Hari / Pukul
tanggal
1 Kamis, 03 14.00 a. Mengkaji nyeri, S : pasien
Agustus lokasi nyeri melaporkan
2017 14.30 b. Memberi klien nyerinya sudah
posisi yang berkurang
nyaman pada O : skala nyeri 3
waktu tidur atau (NRS) klien
duduk. tampak tenang, dan
15.00 c. Mengajarkan tidak gelisah
tehnik relaksasi A : masalah
nafas dalam. sebagian teratasi
15.30 d. Memberikan P : intervensi
kesempatan dilanjutkan
pasien untuk
menceritakan
keluhannya
kepada perawat
e. Memberikan
pendidikan
kesehatan melalui
penyuluhan
kesehatan kepada
keluarga pasien
tentang penyakit
gastritis meliputi
penyebab, gejala,
serta fator
pencetus gastritis

36
Universitas Sumatera Utara
Jum’at, 04 14.30 a. Mendorong S : keluarga
Agustus pasien untuk bertanya pada
2017 berobat apabila perawat mengenai
terdapat respon hal lain yang dapat
nyeri, bersin, dilakukan untuk
batuk merawat klien
15.00 b. Menganjurkan dirumah
pasien untuk O : keluarga
menjaga berat memahami dan
badan optimal dapat mengurangi
16.30 c. Mendorong kembali informasi
aktivitas sesuai yang tekah
toleransi dengan diajarkan perawat
periode istrahat A : masalah
periiodik sebahagian teratasi
d. Mengkaji ulang P : intervensi
tingkat dilanjutkan
pengetahuan
keluarga tentang
gastritis
Sabtu, 05 a. Mengkaji tanda- S : klien
Agustus tanda vital klien melaporkan
2017 b. Mengkaji nyeri, nyerinya sudah
lokasi nyeri, dan jauh berkurang
skala nyeri O : tanda-tanda
c. Menganjurkan vital :
keluarga dan TD : 130/90
orang terdekat mmHg
klien untuk HR : 82x/menit
berbincang- RR20x/menit
bincang dengan Temp : 36,5◦C
klien Skala nyeri 3
d. Mengajarkan (NRS)

37
Universitas Sumatera Utara
tehnik relaksasi Klien tampak
tarik nafas dalam. tenang terlihat
senang berinteraksi
dengan keluarga
A : masalah
sebahagian teratasi
P : intervensi
dilanjutkan

38
Universitas Sumatera Utara
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan


kebutuhan dasar nyeri dengan melakukan pembahasan kesenjangan antara teoritis
dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan danh
memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan yang
penulis lakukan pada klien sebagai berikut.

3.1 Kesimpulan

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual dan


dimana nyeri suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan
fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik.

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. R dengan


diagnose medis Gastritis, maka penulis mendapat pengalaman nyata tentang
pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut.

Data yang didapat saat pengkajian Kamis, 3 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB,
pasien mengatakan nyeri pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah TD
: 160/100 mmHg, RR : 20x/menit, HR : 82x/menit,. Pasien mengatakan beliau
mengalami mual muntah ±6 kali dalam satu hari. Pada kasus Ny.R dengan diagnose
medis Gastritis , maka muncul masalah keperawatan pada NANDA (2009-2011).
Gangguan Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah
klien tampak meringis, gelisah, keadaan umum lemah skala nyeri 6 (NRS),
kecemasan berhubungan dengan mual ditandai dengan keadaan umum klien lemah
dan tidak mengetahui sumber informasi ditandai dengan keluarga bertanya mengenai
penyebab penyakit yang terjadi.

Yang terjadi perioritas masalah dalam kasus ini adalah nyeri berhubungan
denga iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah,
keadaan umum lemah skala nyeri sedang (NRS).

39
Universitas Sumatera Utara
Pada rencana tindakan keperawatan meliputi criteria, tujuan, tindakan,
rasional, yang dalam penyusunan disesuaikan denga teori dan memodifikasi tindakan
keperawatan melihat kondisi pasien denga mengikut sertakan keluarga pasien.

Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan perioritas masalah


dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarky Abraham
Maslow. Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk tiga
diagnose keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC,dan NOC.

Rencana keperawatan dx.1 yang telah dilaksanakan memantau seluruh


keadaan dengan baik, agar keefektifan obat berjalan lancer.Status nutrisi klien, kurang
bagus karena klien tidak nafsu makan perawat menyarankan klien agar selalu makan
untuk memaksmalkan nutrisi klien. Klien juga diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam ,
agar mengurangi nyeri pada abdomen klien. Tanda-tanda vitall klien dipantau selalu
dalam melaksanakan tindakan keperawatan klien. Dalam pelaksanaan keperawatan ini
berhasil walaupun tingkat nyeri pada pasien belum mencapai angka 0 dalam
pengukuran skala nyeri dengan ( Numerik Rating Scale ). Karena semua perencanaan
dilaksanakan dengan baik dank lien merespon positif juga kooperatif dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan seperti menghilangkan rasa nyeri pada pasien dari
tingkat nyeri 6 sedang menjadi 3 ringa

3.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perawat
a. Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif,
menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnose
keperawatan yang aktif.
b. Diagnose keperawatan yang ditegakkan hendaknya klien dan keluarga di
ikutsertakan, sehingga terjalin kerjasama yang baik untuk mempermudah
pemecahan masalah.
c. Diharapkan kepada perawat memberikan helath education, kepada klien
dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat,
dan keluarga mengawassi pemakaian obat selama 3 bulan untuk mencegah

40
Universitas Sumatera Utara
kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan menganjurkan
pada klien untuk cukup istrahat.
d. Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan
kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncanakan
sesuai dengan perioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil
yang maksimall sehingga masalah teratasi.
2. Bagi klien dan keluarga
a. Perlu memeperhatikan pola istyrahat tidur klien agar klien dapat tidur
dengan tenang dan jam istrahat tidur klien terpenuhi.
b. Dan saran untuk ,e,batasi aktifitas yang akan mengganggu keadaan luka,
istrahat cukup sering yang dapat menghilangkan rasa nyeri.

41
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik,
Edisi 4. EGC

Setiawati, S, dkk (2008). Panduan Praktis Mengkaji Fisiok keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media.

Sigit Nian Prasetyo. (2010). Konep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama.
Surakarta. Graha Ilmu.

Tamsuri, A (2007). Konsep Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : ECG.

Wartonah, T (2006), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi-3. Jakarta :
Salamba Medika.

NANDA, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006, Prima Medika.

Suratun, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Edisi Pertama. Jakarta :


TIM, 2010.

42
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai