Anda di halaman 1dari 42

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

J Dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut
Pada Pasien Pasca Operasi Functional Endoscopic
Sinus Surgery Di RSUD dr.Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
AGUS ALAMSYAH
132500142

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus ini yang
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studi D III
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul laporan kasus ini adalah : ” Asuhan Keperawatan pada Tn. J
Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman : Nyeri Akut
Pada Pasien Pasca Operasi Functional Endoscopic Sinus Surgery Di RSUD
dr.Pirngadi Medan”. Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan


2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Penguji
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi D III Keperawatan
Fakultas Keperawatan USU
6. Asrizal, S.Kep, M.Kep, RN, WOC(ET)N selaku Dosen Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepada seluruh Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

ii

Universitas Sumatera Utara


Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan
penghargaan yang sebesar-besarnya beserta ucapan terimakasih yang setulus-
tulusnya kepada :

1. Terutama rasa syukur dan terimakasih yang begitu mendalam kepada


Orang Tua saya sendiri Mardan Siregar dan ibunda yang sangat saya
sayangi Lanna Hari Harahap yang selalu memberi motivasi,dukungan
moral maupun material serta yang tiada henti mendoakan penulis.
2. Adik penulis Rahman Amarullah Siregar, dan Fitri Adawiyah Siregar,
yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
3. Abang dan kakak sepupu penulis Fahmi Azhary Siregar, Syahdian
Alamsyah Siregar, dan Selvia Audy Savista Siregar, yang tak lupa
mendukung dan memberi semangat kepada penulis.
4. Terimakasih kepada seluruh dosen dan rekan-rekan mahasiswa/i D III
Keperawatan Fakultas Keperawatan USU, khususnya stambuk 2013.
5. Orang-orang yang sudah menjadi seperti keluarga baru didalam dunia
perkuliahan, sahabat, teman yang selalu mendukung, memotivasi, dan
membuat semangat, Nur Aisyah Hrp, Lily Putri Marito Hasibuan, Feby
Annisa Nst, Mey Sitompul, Sri Khairunnisa Nst, Paniati, Aulia Rahman
Siregar, Riski Juanda Pasaribu, Mhd.Rizky Hsb, Idris Auliansyah, Ismail
Dalimunthe, Syukri Ritonga, Syahriman Siregar (Koang), Sahran (Kehed)
dan lain-lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi kita semua.

Medan, 19 Agustus 2016

Agus Alamsyah

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................. i

Kata Pengantar......................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...... ..................................................................................... 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ......................................................... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Rasa Nyaman Nyeri ................................................................................... 4
1. Pengkajian ............................................................................................ 6
2. Analisa Data ......................................................................................... 9
3. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
4. Perencanaan ......................................................................................... 12
B. Asuhan Keperawatan Kasus....................................................................... 14
1. Pengkajian ............................................................................................ 14
2. Analisa Data ......................................................................................... 21
3. Masalah Keperawatan .......................................................................... 23
4. Perencanaan ......................................................................................... 23
5. Pelaksanaan .......................................................................................... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 30

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 30
B. SARAN ...................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31

iv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, yaitu peradangan pada
membran mukosa yang menyerang sinus paranasal dan kavitas nasal. Sinusitis
paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah.
Sinusitis ini terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung),
sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid).
Sinusitis dianggap salah satu gangguan kesehatan yang sering di jumpai di dunia
dan juga merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di praktek dokter
sehari-hari.

Berdasarkan data DEPKES RI tahun 2003, disebutkan bahwa penyakit


hidung dan sinus berada dalam urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat
utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit (Mangunkusomo,
2007). Penyebab sinusitis pada umunya disebabkan oleh infeksi atau peradangan,
baik didaerah rongga hidung maupun tenggorokan. adanya alergi pada hidung
sehingga menyebabkan sumbatan. Trauma fisik maupun stress (barotrauma) dan
menyebabkan pendarahan pada sinus. Salah satu cara alternative untuk mengobati
sinus denga cara operasi nama tindakan pembedahan sinus yaitu FESS.
Pembedahan Fess dapat menyebabkan luka, luka pasca operasi dapat
menimbulkan nyeri.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat


sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tertentu yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya, Munculnya nyeri berkaitan erat dengan
reseptor dan adanya rangsangan. Resepton nyeri yang dimaksud adalah nociceptor
, merupakan ujung-ujung saraf sangsat bebas yang memiliki myelin yang tersebar
pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati ,
dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya
stimulus atau rangsangan. Stimulus tersebut dapat berupa zat kimia seperti

Universitas Sumatera Utara


histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas
apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulus
tersebut dapat berupa termal, listrik atau mekanis (Hidayat, 2012).

Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan
sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat, nyeri akut berdurasi singkat
(kurang dari 6 bulan), memiliki onset yang tiba-tiba. Sedangkan nyeri kronik
berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut, intensitasnya bervariasi (ringan
sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri akibat insisi
menyebabkan klien gelisah dan nyeri ini merupakan penyebab tanda-tanda vital
berubah. Klien yang dapat anastesi regional dan lokal biasanya tidak mengalami
nyeri karena area insisi masih berada dibawah pengaruh anastesi (Potter dan
Perry, 2006).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melaksanakan


asuhan keperawatan yang akan dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.J. Dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Pada Kasus Pasca Operasi Functional
Endoscopic Sinus Surgary di RSUD Dr. Pirngandi Medan”.

B. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien dengan masalah kebutuhan


dasar: nyeri

1.2.2 Tujuan Khusus

a.mampu melaksanakan pengkajian keperawatan kepada pasien dengan


masalah kebutuhan dasar: nyeri

b.mampu merumuskan kriteria keperawatan pada pasien dengan masalah


kebutuhan dasar: nyeri

Universitas Sumatera Utara


c.mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar: nyeri

d.mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah


kebutuhan dasar : nyeri

e.mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan


untuk pemenuhan kebutuhan : nyeri

C. Manfaat

1.3.1 Bagi Pasien

Untuk memperoleh pengetahuan tentang mengurangi rasa nyeri dan


meningkatkan kenyamanan pasien selama proses perawatan.

1.3.2 Bagi Praktik Keperawatan

Menjadi informasi untuk pembaca dalam menentukan asuhan keperawatan


pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar: nyeri.

1.3.3 Bagi Pendidikan Keperawatan

Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah


pengetahuan dalam memahami penerapan langkah-langkah asuhan
keperawatan dalam upaya peningktan mutu pelayanan keperawatan khususnya
bagi pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar: nyeri.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Rasa Nyaman Nyeri

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri yang bersifat subjektif dan bersifat
individual stimulus nyeri dapat berupa stimulus berupa stimulus yang bersifat
fisik atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan perifer atau
pada fungsi ego seseorang individu. (Potter dan Perry, 2005)

Secara medis, Mouncastle memdefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensori


yang dibawa oleh stimulus sebagai akibat adanya ancaman atau kerusakan
jaringan, dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah ketika seseorang terluka (secara
fisik). Ditambahkan oleh International Association for Study of Pain (1979),
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat
aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana
terjadi kerusakan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nyeri menurut (Potter &
Perry, 2006) sebagai berikut:
a. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan, yang ditemukan diantara
kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi
terhadap nyeri.
b. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
c. Makna Nyeri

Universitas Sumatera Utara


Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara
dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut.
d. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon
nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat
terapkan diberbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti relaksasi, teknik
imajinasi, dan masase.
e. Ansietas
Hubungan antar nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan
ansietas.
f. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal ini dapat
menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam
jangka lama.
g. Pengalaman Sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri
sebelumnnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri
dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila seorang klien tidak
pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat mengganggu koping
terhadap nyeri.
h. Mekanisme Koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat
seseorang merasakan kesepian.Hal yang sering terjadi adalah klien yang merasa
kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil
akhir dari peristiwa yang terjadi.
i. Dukungan Keluarga dan Sosial

Universitas Sumatera Utara


Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.
1. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan
memudahkan perawat didalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan
diagnosa keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok,
dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang
diberikan. Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama
nyeri akut adalah mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul),
menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri, dan mengkaji
tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Terdapat beberapa komponen yang harus
diperhatikan seorang perawat dalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami
oleh klien. Donovan & Girton (1984), mengidentifikasi kompenen-komponen
tersebut diantaranya:
1. Penentuan ada tidaknya nyeri
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai
ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak
menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien
adalah nyata. Sebaliknya, ada beberapa pasien yang terkadang justru
menyembunyikan rasa nyerinya untuk menghindari pengobatan.
2. Karakteristik nyeri (Metode PQRST)
a. Faktor pencetus (P: Provocate) Perawat mengkaji tentang penyebab atau
stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat
melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila
perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat
mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang
dapat mencetus nyeri.
b. Kualitas (Q: Quality) Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif
yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri
dengan kalimat-kalimat tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah,
seperti tertindih, perih, tertusuk, dan lain-lain, dimana tiap klien mungkin
berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.

Universitas Sumatera Utara


c. Lokasi (R : Region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta
klien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak
nyaman oleh klien. Untuk melokalisasikan nyeri lebih spesifik, maka
perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang
paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan
bersifat difus (menyebar).
d. Keparahan (S: Severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk
menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang
atau berat.

Gambar 1. Skala nyeri (0-10)

e. Durasi (T: Time) Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan


awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan: “Kapan
nyeri mulai dirasakan?”, “Sudah berapa lama nyeri dirasakan?”, “Apakah
nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?”,
“Seberapa sering nyeri kambuh?” atau dengan kata lain yang semakna.

3. Respon-respon nyeri

a. Respon Psikologis

Respon pisikologis perlu diperhatikan oleh seorang perawat didalam


melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri. Ansietas
(kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada pasien seperti: “apakah ada
saat ini merasakan cemas.?”. selain itu juga adanya depresi ketidak ketertarian
pada aktivitas fisik dan perilaku menarik diri dari lungkungan perlu diperhatikan.

b. Respon fisiolgis

Tabel 1 Respon fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain:

Universitas Sumatera Utara


Respon fisiolgis terhadap nyeri
Respon simpatik Peningkatan frekuensi pernafasan
Dilatasi saluran bronkiolus
Peningkatan frekuensi denyut jantung
Vasokonstriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan
darah)
Peningkatan kadar glukosa darah
Diaphoresis
Peningkatan tegangan otot
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas saluran cerna
Respon parasimpatik Pucat
Ketegangan otot
Penurunan denyut jantung atau tekanan darah
Pernfasan cepat dan tidak teratur
Mual dan muntah
Kelemahan atau kelelahan

Cara memeriksa respon klien terhadap nyeri dan lokasinya dengan cara empat
metode yaitu, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

c. Respon perilaku

Respon perilaku yang ditunjukkan klien yang mengalami nyeri bermacam-


macam. Perawat perlu belajar dan mengenal berbagai respon perilaku tersebut
untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi masalah nyeri yang
dirasakan pasien

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien anatara
lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian nyeri
yang sakit, menggeratkkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis,
mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit,
meraung.

Universitas Sumatera Utara


Efek nyeri terhadap klien apabila klien mengalami nyeri maka perawat
perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan, respon verbal (meringis, menangis),
gerakan wajah dan tubuh (meringis sambil mengguling ke kanan, melindungi area
nyeri), interaksi sosial klien, dan aktivitas klien. Pada aktivitas sehari-hari nyeri
menyebabkan klien kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas rutin.Seperti
pada kehidupan sehari-hari, misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi
dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai . Kekhawa
tiran klien tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas, seperti
beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.
d. Persepsi klien tentang nyeri

Dalam hal ini, bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami
dengan proses penyakit atau hal ini lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya.

e. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri

Perawat dalam hal ini perlu mengkajji cara-cara apa saja yang bisa klien
gunakan untuk mengurangi nyeri yaitu, dengan cara tehnik relaksasi, distraksi,
masase, hypnosis, kompres hangat dingin, dan analgetik.

2. Analisa Data

a. Data subjektif
Data subjektif untuk nyeri akut adalah mengungkapkan secara verbal atau
melaporkan nyeri dengan isyarat.

b. Data objektif
Perilaku berhati-hati seperti melindungi daerah yang nyeri, memfokuskan
pada diri sendiri, penyempitan fokus (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari
kontaksosial, kerusakan proses berpikir), perilaku distraksi (merintih, menangis,
mencari orang lain/aktivitas, gelisah, perubahan pada tonus otot (dapat direntang
dari lesu sampai kaku), respon autonomik tidak tampak pada nyeri kronis, stabil
(tekanan darah dan frekuensi nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan atau
penurunan frekuensi nafas).

Universitas Sumatera Utara


3. Rumusan Masalah

a. Diagnosa keperawatan
Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk
menggambarkan nyeri pada klien yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut
North American Nursing Diagnosis Association (Herdman, 2012), nyeri akut
didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual
maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dan intensitas yang
ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam
bulan‟ (Herdman, 2012).
Nyeri akut adalah Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensi
atau diagram dalam hal kerusakan sedemikian rupa (Herdman, 2012). Nyeri yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diatisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik Meliputi:

a. Perubahan selera makan

b. Perubahan tekanan darah

c. Perubahan frekuensi jantung

d. Perubahan frekuensi pernapasan

e. Laporan isyarat

f. Diaforesis

g. Perilaku distraksi (mis, berjalan mondar mandir, mencurigai orang lain dan
atau aktivitas lain yang berulang)

h. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisa, merengek, menangis, waspada,


iritabilitas, mendesah)

10

Universitas Sumatera Utara


i. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)

j. Sikap melindungi area nyeri

k.Fokus menyempit (mis, gangguan persepsi nyeri, hambatan peroses berfikir,


penurunan interaksi dengan orang ada lingkungan)

l. Indikasi nyeri yang dapat diamati

m. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

n. Sikap tubuh melindungi

o. Dilatasi pupil

p. Melaporkkan nyeri secara verbal

q. Fokus pada diri sendiri

r. Gangguan tidur

Faktor yang Berhubungan:

a. Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma, misalnya luka insisi
bedah, benturan, gesekan, dan lain-lain.

b. Agen cedera biologis : penyebab nyeri karena kerusakan fungsional organ


atau jaringan tubuh.

c. Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena bahan atau zat kimia.

d. Agen cedera psikologis : penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti


kelainan organik, neurois, traumatik, skizofrenia.

11

Universitas Sumatera Utara


4. Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan


yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan dipilih untuk mencapai
tujuan tersebut (Potter dan Perry, 2005). Berikut perencanaan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah nyeri berdasarkan intervensi NIC dan criteria hasil
NOC dengan diagnose keperawatan nyeri akut.

Tujuan Intervensi
Tingkat Kenyamanan: tingkat 1. Lakukan pengkajian nyeri yang
persepsi positif terhadap kemudahan komprehensif meliputi lokasi,
fisik dan psikologis. karakteristik, awitan dan durasi,
Pengendalian Nyeri: tindakan frekuensi, kualitas, intensitas atau
individu untuk mengendalikan nyeri. keparahan nyeri, dan faktor
Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang presipitasinya;
dapat diamati atau dilaporkan. 2. Observasi isyarat nonverbal
1. Memperlihatkan Pengendalian ketidaknyamanan, khususnya
Nyeri, dengan indikator sebagai padamereka yang tidak
berikut: mampuberkomunikasi efektif;
a. mengenali awitan nyeri; 3. Berikan informasi tentang nyeri,
b. menggunakan tindakan seperti penyebab nyeri, berapa
pencegahan; lama akan berlangsung, dan
c. melaporkan nyeri dapat antisipasi ketidaknyamanan akibat
dikendalikan. prosedur;
2. Menunjukkan Tingkat Nyeri, 4. Ajarkan penggunaan teknik
dengan indikator sebagai berikut: nonfarmakologis (misalnya, umpan
a. eksperesi nyeri pada wajah; balik biologis, transcutaneous
b. gelisah atau ketegangan otot; electrical nerve stimulation
c. durasi episode nyeri; (TENS), hypnosis, relaksasi,
d. merintih dan menangis; imajinasi terbimbing, terapi music,
e. gelisah. distraksi, terapi bermain, terapi
(Sumber: NOC 2011) aktivitas, akupresur, kompres
hangat dan dingin;

12

Universitas Sumatera Utara


5. Gunakan tindakan pengendalian
nyeri sebelum nyeri menjadi lebih
berat;
6. Libatkan pasien dalam modalitas
peredaan nyeri;
7. Kendalokan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi respons
pasien terhadap ketidaknyamanan.
(Sumber: NOC 2011)

13

Universitas Sumatera Utara


B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. PENGKAJIAN

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
I. BIODATA IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl.Gatot subroto Medan
Golongan darah : AB
Tanggal masuk RS : 26 Mei 2016
Tanggal Operasi : 28 Mei 2016
Tanggal pengkajian : 30 Mei 2016
II. KELUHAN UTAMA
Tn.J mengatakan nyeri pada luka dikarenakan insisi post operasi di hidung.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Provocative/ Palliative
1. Apa penyebabnya
Adanya nyeri pada hidung dikarenakan insisi post operasi sinusitis.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


Pasien mengangkat kepalanya ke atas dengan disandarkan ke bantal.
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan

Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan nyeri sekala 5 diukur


dari sekala numerik ratting scale (0-10).

14

Universitas Sumatera Utara


2. Bagaimana dilihat:
Pasien tampak meringis saat menahan nyeri..
C. Region
1. Dimana lokasinya
Area insisi di hidung.
2. Apakah menyebar
Klien mengatakan: “hanya area insisi post operasi sinusitis”.
D. Severity (Menggangu aktivitas)

1. Pasien mengatakan merasa nyeri dengan intensitas berat dengan skala


nyeri : 5 (sedang) .

E. Time

Pasien mengeluhkan nyerinya saat batuk dan mengganti perban, sebelum


tidur dan di malam hari.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan :” hanya mengalami sakit biasa sebelumnya seperti
demam dan mimisan”.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan :” mendapat pengobatan dari obat warung saja dan
yang mengkompres oleh ibu di rumah”.
C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan:” tidak pernah dirawat sebelumnya ”.


D. Alergi
Klien mengatakan:” tidak ada alergi pada makanan/minuman dan obat”.
E. Imunisasi
Ibu klien mengatakan:” imunisasi anaknya lengkap”.

15

Universitas Sumatera Utara


V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua
Klien mengatakan:” Orang tua tidak memiliki riwayat penyakit”.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan” Pasien anak ke 2 dari 4 bersaudara”.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan : “Ibu pasien memiliki penyakit hipertensi”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan:”tidak ada anggota keluarga mengalami gangguan
jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal

Keluarga belum ada yang meninggal dunia.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Tn. J mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah.

B. Konsep diri
1. Gambaran Diri : Klien menerima keadaan yang sekarang, dan
tetap semangat untuk dirinya sembuh.
2. Ideal Diri : Klien berharap dan percaya bahwa klien bisa
bisa sembuh
3. Harga Diri : Klien dapat menerima keadaan penyakitnya seperti
Ini dengan pasrah .
4. Peran Diri : Klien berperan sebagai anak dalam keluarga .
5. Identitas : Pasien mengatakan sebagai anak dalam keluarga
C. Keadaan emosi
Klien dapat mengontrol dirinya dengan baik.

16

Universitas Sumatera Utara


D. Hubungan social
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan:” Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya
adalah keluarganya, orang tua, abang, dan adik-adiknya”.
b. Hubungan dengan keluarga
Klien mengatakan:” hubungan pasien dengan keluarga berjalan dengan
baik”.
c. Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan:" kurang mau berbaur dan kebanyakan diam”.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan:”klien tidak mengalami hambatan dalam komunikasi”.
e. Spiritual
Klien beragama Islam dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum

Pasien sadar namun tampak gelisah, ekspresi ketakutan, mata cekung


dikarenakan kurang tidur, afek datar, kontak mata kurang dan wajah tampak lesu.

B. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu tubuh : 36,9 °C
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Nadi : 86x/menit
d. Pernafasan : 22x/menit
e. TB : 173 cm
f. BB : 60 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan Rambut
a. Bentuk : Oval, tidak ada benjolan dan pembengkakan.
b. Bau : Rambut berbau
c. Warna kulit : Kuning langsat

17

Universitas Sumatera Utara


Mata
a. Kelengkapan Mata : Mata dalam keadaan simetris kiri
dan kanan.
b. Palpebra : Tidak ada kelainan, dan tidak ada
infeksi.
c. Konjungtiva dan Sklera : Konjungtiva anemis, tidak ada
kelainan.

Hidung
a. Terdapat luka insisi post operasi.

Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
Lubang telinga : Cukup bersih dan tidak ada kelainan.

Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi terlihat
kuning dan kurang bersih

Leher
a. Posisi trachea : Dalam keadaan simetris
b. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
c. Suara : Suara jelas
Denyut nadi kronis : Teraba dan Tidak Menonjol

Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : kurang bersih dan tampak sedikit berdaki
b. Warna : kecoklatan
c. Turgor : tidak ada kelainan
d. Kelembaban : lembab
e. Warna luka : tidak ada luka
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

18

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks : Tidak ada kelainan pada thoraks
b. Pernafasan : 22x/menit

Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan


bernafas

Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : Teraba getaran yang sama


b. Perkusi : Resonan
c. Auskultasi : Tidak ada suara nafas tambahan

Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi : Tidak ada benjolan


b. Palpasi : Tidak ada nyeri
c. Auskultasi : Tidak terdengar bunyi bruit

Pemeriksaan muscoluskletal/ekstrimitas

a. Tidak ada tanda-tanda sianosis perifer ekstrimitas


b. Tidak ada tanda-tanda edema

Fungsi neurologi

1. Fungsi ke XII Nervous pasien baik

Fungsi motorik

1. Pasien dapat berjalan sendiri dengan baik

19

Universitas Sumatera Utara


VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari :3 kali sehari
b. Nafsu/selera makan : Nafsu makan normal
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada mengalami nyeri ulu hati
d. Alergi : Tidak ada alergi pada makanan
e. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah

B. Perawatan diri/ personal hygiene


a. Kebersihan tubuh : Mandi 1 kali sehari
b. Kebersihan : Gigi klien tampak kuning

dan kurang bersih

c. Kebersihan pakaian/ berhias : Klien tampak sedikit lusuh


C. Pola kegiatan/ aktifitas

Aktivitas klien untuk makan, mandi, eliminasi, ganti pakaian dilakukan


secara mandiri tanpa bantuan.Aktivitas klien untuk ibadah tidak pernah
tinggal, dan selalu mengerjakan ibadah shalat 5 waktu.

D. Pola Eliminasi

1.BAB

a. Pola BAB : Klien BAB 1 kali sehari


b. Karakter feses : Konsistensi semi padat
c. Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan
d. Diare : Tidak ada mengalami diare
e. Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK
a. Pola BAK : Kurang lebih 5-7 kali sehari
b. Karakter urin : Berwarna kuning, cair, dan berbau
khas

20

Universitas Sumatera Utara


c. Nyeri atau kesulitan : Tidak mengalami
d. Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
dan kandung kemih
e. Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik

F. Terapi Obat-Obatan:

a. Ceftriaxone dengan dosis 1gr/12 jam dan berfungsi sebagai antibiotik


untuk mencegah infesksi yang disebabkan oleh bakteri dan ceftriaxone
berefeksamping pada reaksi hematologi, hypersensitivas, gangguan
saluran cerna, dan anafilaksis.
b. Keterolac dengan dosis 30gr/8 jam berfungsi sebagai peredah nyeri
jangka pendek dan berefek samping pada ulkus, perdarahan saluran
cerna, hemoragis pasca bedah, gagal ginjal akut, dan gagal hati.

2. Analisa data

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 30 mei 2016, dari


data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokan
data subjektif dan objektif.
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Terjadinya insisi bedah post Nyeri Akut
-Pasien mengatakan operasi FESS
nyeri karena insisi
post operasi. Trauma mekanik/ kerusakan
-Pasien mengatakan jaringan kulit
nyeri seperti
ditusuk-tusuk Sensasi yang tidak
-Pasien mengatakan menyenangkan
nyeri yang
dirasakan berada Persepsi Nyeri

21

Universitas Sumatera Utara


dihidung. (dihitung dari NRS: skala 5
DO: dari (0-10)
-Wajah pasien
tampak meringis Subjektif: karakteristik nyeri,
saat menahan nyeri. lokasi, frekuensi nyeri, dan
-TD: 120/80 mmHg persepsi klien terhadap nyeri.
-Nadi: 76 x/menit
-Respirasi: 20 Objektif: respon pisikologis,
x/menit respon fisiologis, respon
-Suhu: 36, 90C perilaku.

Factor-faktor yang
mempengaruhi: usia,
pengalaman nyeri, kongnitif
tentang nyeri, ansietas, tingkat
keparahan nyeri, dan lokasi
nyeri.

2. DS : Pembedahan Gangguan Istirahat


- Pasien dan Tidur
mengatakan sering Pemasangan tampon pada
terbangun di hidung
malam hari dan
susah untuk Penyumbatan pada hidung
memulai tidur
lagi. Kualitas tidur terganggu
- Pasien
mengatakan tidak
fresh sesudah
bangun tidur
DO :

22

Universitas Sumatera Utara


- Klien terlihat lelah
- Wajah klien
tampak lesu
- RR : 14x/ m
TD : 130/80
mmhg
T : 37,3 oC
N : 72x/i

3. Masalah Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut
b. Gangguan Istirahat dan Tidur

1. Diagnosa keperawatan (prioritas)


1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan luka insisi fess
ditandai degan pasien tampak meringis, pasien mengatakan nyeri
dihidung, intensitas nyeri sedang skala 5 dari NRS 0-10, nyeri timbul pada
saat sebelum tidur dan dimalam hari.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada luka insisi
ditandai pasien stress, sulit tidur, mata terlihat cekung, dan pasien
tampak gelisah.

4. Rencana Tindakan Keperawatan dan Rasional

Hari/ No. Dx Perencanaan Keperawatan


tanggal
Senin, 1. Gangguan rasa nyaman: Tujuan:
30 Mei nyeri akut 1. Nyeri dapat hilang atau
2016 berkurang;

23

Universitas Sumatera Utara


2. Klien dapat beraktivitas secara
semula;
Kriteria Hasil:
1. Klien tampak tenang;
2. Nyeri pada hidung terkontrol;
3. Ekspresi wajah rileks;
4. Skala nyeri 2 (NRS 0-10).

Rencana Tindakan Rasional

1. Kembangkan hubungan 1. Membantu mengurangi


saling percaya (anjurkan ketegangan akibat nyeri dan
pasien untuk menciptakan hubungan saling
membicarakan tentang diri percaya;
sendiri, bersikap menjadi 2. Berguna dalam pengawasan
pendengar yang baik, keefektifan obat, dan kemajuan
hindari pernyataan penyembuhan;
menilai, mengakui nyeri 3. Menghindari apa saja yang dapat
sesuai yang dirasakan menjadi pemicu terjadinya nyeri;
pasien, terangkan 4. Mengetahui apa saja tindakan
hubungan nyeri dengan yang dapat mengurangi rasa
proses penyakit); nyeri;
2. Berikan posisi nyaman 5. Membantu menurunkan stress
miring kanan dan miring dan ketegangan otot klien dalam
kiri. keadaan sakit;
3. Kaji lokasi, karakteristik, 6. Memulihkan kekuatan tubuh;
durasi, frekuensi, dan skala 7. Mengatasi nyeri yang muncul.
nyeri;
4. Ajarkan pasien
menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan
bukan kenyeri seperti
menonton TV,

24

Universitas Sumatera Utara


mendengarkan musik, dan
berbicara dengan orang
disekitarnya.
5. Beri kesempatan klien
untuk istirahat pada saat
nyeri berkurang;
6. Kolaborasi dengan tim
medis lainnya dalam
pemberian analgesic.

Hari/ No. Dx Perencanaan Keperawatan


tanggal
Senin, 2. Gangguan pola tidur Tujuan:
30 Mei
NOC Tingkat persepsi positif
2016
tentang status kesehatan.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan kebutuhan istirahat
dan tidur klien terpenuhi.

Kriteria Hasil:

1.Rasa mengantuk klien disiang


hari berkurang.
2.Tidur siang klien berkurang.
3.Klien dapat tidur 6-8 jam setiap
malam.
4.Frekuensi terbangun dimalam
hari berkurang.

Rencana Tindakan Rasional

25

Universitas Sumatera Utara


1. Lakukan pengkajian masalah 1.Memberikan Informasi dasar
gangguan tidur klien, dalam menentukan rencana
Karakteristik, dan penyebab perawatan.
kurang tidur. 2.Mengurangi gangguan tidur saat
2. Pantau keadaan umum klien. tidur.
3. Anjurkan klien untuk tidur 3.Menghindari tidur siang yang
dengan posisi yang nyaman, berlebihan.
seperti posisi setengah duduk 4. Dapat mempercepat klien untuk
(semifowler). masuk pada tahap tidur.
5.Tidur siang hari dapat
4.Anjurkan klien untuk
menyebabkan malamnya tidak
mengurangi aktivitas sebelum
bisa tidur.
tidur.
6. Meningkatkan pola
5. Anjurkan klien untuk tidak tidur.
banyak tidur pada siang hari.
6. Anjurkan klien makan yang
cukup satu jam sebelum tidur.
7.Berikan pengetahuan
kesehatan kepada klien tentang
jadwal tidur, cara mengurangi
stres dan
cemas serta latihan relaksasi.

26

Universitas Sumatera Utara


5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Pukul No. Implementasi Evaluasi


tanggal Dx Keperawatan
Senin, 08:00- I 1. Mengkembangkan S: klien mengatakan:
30 Mei 09:00 hubungan saling percaya nyeri masih terasa
2016 Wib (anjurkan pasien untuk seperti ditusuk-tusuk
membicarakan tentang di hidung.
diri sendiri, bersikap O: tanda-tanda vital.
menjadi pendengar yang TD= 120/80mmHg.
baik, hindari pernyataan HR= 88x/menit.
menilai, mengakui nyeri RR= 32x/menit.
sesuai yang dirasakan T= 36, 90C.
pasien, terangkan karakteristik:
hubungan nyeri dengan intensitas nyeri
proses penyakit); sedang;
skala nyeri 5 (NRS
2. Memberikan posisi
0-10).
nyaman miring kanan
Wajah tampak
dan miring kiri.
meringis.
3. Mengkaji lokasi,
A: masalah rasa
karakteristik, durasi,
nyaman: nyeri
frekuensi, dan skala
belum teratasi
nyeri;
P: intervensi
4.Mengajarkan pasien
dilanjutkan:
menghilangkan nyeri
Kaji lokasi,
dengan cara mengalihkan
karakteristik, durasi,
bukan kenyeri seperti
ftekuensi, dan skala
menonton TV,
nyeri.
mendengarkan musik,
Ajarkan cara
dan berbicara dengan
mengurangi nyeri
orang disekitarnya.
dengan cara
5.Memberi kesempatan

27

Universitas Sumatera Utara


klien untuk istirahat pada mengalihkan nyeri
saat nyeri berkurang; dengan cara
menonton TV,
6. Memberikan terapi
mendengarkan
ketoralak dengan dosis
musik, dan berbicara
30gr/8jam.
dengan orang sekitar.
Kolaborasi dengan
tim medis lainnya
dalam pemberian
analgetik.

1. Melakukan pengkajian
Senin, 10:00- 2. S: Klien mengatakan
masalah gangguan tidur
30 Mei 11.00 sulit untuk tidur dan
klien, Karakteristik, dan
2016 Wib sering terbangun tengah
penyebab kurang tidur.
malam.
2. Pantau keadaan umum
O: Klien tampak.
klien.
TD= 120/80mmHg.
3. Menganjurkan klien
HR= 78x/menit.
untuk tidur dengan posisi
RR= 30x/menit.
yang nyaman, seperti posisi
T= 36, 50C.
setengah duduk
A: Masalah istirahat
(semifowler).
dan tidur belum
4. Menganjurkan klien teratasi.
untuk mengurangi aktivitas P: Intervensi
sebelum tidur. dilanjutkan
- anjurkan klien untuk
5. Menganjurkan klien
tidur dengan posisi
untuk tidak banyak tidur
yang nyaman, seperti
pada siang hari.
posisi setengah
6. Menganjurkan klien
duduk (semifowler).

28

Universitas Sumatera Utara


makan yang cukup satu jam - anjurkan klien untuk
sebelum tidur. tidak banyak tidur
7. Memberika pengetahuan pada siang hari.
kesehatan kepada klien - anjurkan klien makan
tentang jadwal tidur, cara yang cukup satu jam
mengurangi stres dan sebelum tidur.
cemas. - berikan pengetahuan
kesehatan kepada klien
tentang jadwal tidur,
cara mengurangi stres
dan
cemas.

29

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perencanan yang dilakukan untuk dapat mengontrol nyeri yang dialami oleh Tn.J
gunanya adalah untuk mempertahankan dan melakukan penyelesaian masalah
yang dihadapinya.
1. Implementasi dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat adapun faktor
pendukung dalam memberikan asuhan keperawatan dengan nyeri Tn.J yaitu
mengajarkan cara pengahlian nyeri dengan cara menonton TV,
mendengarkan musik, dan berbicara dengan orang sekitar guna untuk
mengontrol nyeri yang dirasakannya.
2. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dari 2 diagnosa tercapai.
dari intervensi yang direncanakan semua intervensi berhasil dilakukan
dengan baik.

B. Saran
1. Bagi Pasien
Disarankan kepada pasien untuk tetap mengikuti setiap anjuran tenaga
kesehatan, dan tetap menjaga kesehatannya.
2. Bagi praktik Keperawatan

Diharapkan kepada perawat ataupun teman-teman sejawat untuk lebih


memperhatikan gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien dengan
komperhensif dalam memberikan asuhan keperawatan. Dimulai dari pengkajian
yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat sebagai kriteria hasil tercapai dan
kebutuhan dasar klien terpenuhi.

30

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi .(2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Herdman. (2012). Nanda International, Diagnosa Keperawatan Jakarta:


EGC.

Hidayat, A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep Keperawatan Buku I. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, A.P. & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wilkinson dan Ahern.(2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Internevsi NIC,


Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.

31

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ Pukul No. Implementasi Evaluasi


tanggal Dx Keperawatan
Selasa, 09:00- I 1. Melakukan S: klien mengatakan:
31 Mei 10:00 pengkajian tentang nyeri berkurang.
2016 Wib nyeri. O: tanda-tanda vital.
TD= 120/70mmHg.
2. memberikan posisi
HR= 79x/menit.
nyaman seperti supine.
RR= 26x/menit.
3. mengkaji lokasi, T= 37, 30C.
karakteristik, durasi, karakteristik:
frekuensi, dan skala intensitas nyeri
nyeri. sedang;
4.mengajarkan pasien skala nyeri 3 (NRS
menghilangkan nyeri 0-10).
dengan cara mengalihkan Wajah tampak segar
bukan ke nyeri seperti cekung pada mata
menonton TV, berkurang.
mendengarkan musik, A: masalah rasa
dan berbicara dengan nyaman: nyeri
orang disekitarnya. teratasi sebagian.
5. Memberi kesempatan P: intervensi
klien untuk istirahat pada dilanjutkan:
saat nyeri berkurang. Kaji lokasi,
karakteristik, durasi,
ftekuensi, dan skala
nyeri.
Ajarkan cara
mengurangi nyeri
dengan cara

32

Universitas Sumatera Utara


mengalihkan nyeri
dengan cara
menonton TV,
mendengarkan
musik, dan berbicara
dengan orang sekitar.

Selasa, 09:00- 2. 1. Melakukan pengkajian S: Klien mengatakan


31 Mei 10:00 masalah gangguan tidur sulit tidur berkurang.
2016 Wib klien, Karakteristik, dan O: Klien tampak lebih
penyebab kurang tidur. segar, cekung pada
2. Pantau keadaan umum mata tidak tampak
klien. lagi.
3. Menganjurkan klien TD= 120/70mmHg.
untuk tidur dengan posisi HR= 79x/menit.
yang nyaman, seperti posisi RR= 26x/menit.
setengah duduk T= 37, 30C.
(semifowler). A: Masalah istirahat
dan tidur teratasi
4. Menganjurkan klien
sebagian.
untuk mengurangi aktivitas
P: Intervensi
sebelum tidur.
dilanjutkan
5. Menganjurkan klien - anjurkan klien untuk
untuk tidak banyak tidur tidur dengan posisi
pada siang hari. yang nyaman, seperti
6. Menganjurkan klien posisi setengah
makan yang cukup satu jam duduk (semifowler).
sebelum tidur. - anjurkan klien untuk

33

Universitas Sumatera Utara


7. Memberikan pengetahuan tidak banyak tidur
kesehatan kepada klien pada siang hari.
tentang jadwal tidur, cara - anjurkan klien makan
mengurangi stres dan yang cukup satu jam
cemas. sebelum tidur.

Hari/ Pukul No. Implementasi Evaluasi


tanggal Dx Keperawatan
Rabu, 10:00- I 1. Melakukan S: klien mengatakan:
01 Juni 11:00 pengkajian tentang nyeri berkurang.
2016 Wib nyeri. O: tanda-tanda vital.
TD= 110/80mmHg.
2. memberikan posisi
HR= 78x/menit.
nyaman seperti supine.
RR= 22x/menit.
3. mengkajilokasi,
T= 36, 20C.
karakteristik, durasi,
karakteristik:
frekuensi, dan skala
intensitas nyeri
nyeri.
ringan.
4.mengajarkan pasien
skala nyeri 2 (NRS
menghilangkan nyeri
0-10).
dengan cara mengalihkan
Wajah tampak
bukan kenyeri seperti
rileks, cekung pada
menonton TV,
mata tiak tampak
mendengarkan musik,
lagi.
dan berbicara dengan
A: masalah rasa
orang disekitarnya.
nyaman: nyeri
5.memberi kesempatan
teratasi.
klien untuk istirahat pada
P: intervensi
saat nyeri berkurang.
dihentikan.

34

Universitas Sumatera Utara


Rabu, 10:00- 2. 1. Melakukan pengkajian S: Klien mengatakan
01 Juni 11:00 masalah gangguan tidur tidurnya lumayan
2016 Wib klien, Karakteristik, dan nyenyak.
penyebab kurang tidur. O: Klien tampak lebih
2. Pantau keadaan umum rileks, cekung pada
klien. mata tidak tampak
3. Menganjurkan klien lagi.
untuk tidur dengan posisi TD= 110/80mmHg.
yang nyaman, seperti posisi HR= 78x/menit.
setengah duduk RR= 22x/menit.
(semifowler). T= 36, 20C.
A: Masalah istirahat
4. Menganjurkan klien
dan tidur teratasi.
untuk mengurangi aktivitas
P: Intervensi
sebelum tidur.
dihentikan.
5. Menganjurkan klien
untuk tidak banyak tidur
pada siang hari.
6. Menganjurkan klien
makan yang cukup satu jam
sebelum tidur.
7. Memberikan pengetahuan
kesehatan kepada klien
tentang jadwal tidur, cara
mengurangi stres dan
cemas.

35

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai