J Dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut
Pada Pasien Pasca Operasi Functional Endoscopic
Sinus Surgery Di RSUD dr.Pirngadi Medan
Oleh
AGUS ALAMSYAH
132500142
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kasus ini yang
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tugas akhir program studi D III
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul laporan kasus ini adalah : ” Asuhan Keperawatan pada Tn. J
Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman : Nyeri Akut
Pada Pasien Pasca Operasi Functional Endoscopic Sinus Surgery Di RSUD
dr.Pirngadi Medan”. Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
ii
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi kita semua.
Agus Alamsyah
iii
Kata Pengantar......................................................................................... ii
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 30
B. SARAN ...................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, yaitu peradangan pada
membran mukosa yang menyerang sinus paranasal dan kavitas nasal. Sinusitis
paranasal adalah rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah.
Sinusitis ini terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung),
sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid).
Sinusitis dianggap salah satu gangguan kesehatan yang sering di jumpai di dunia
dan juga merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di praktek dokter
sehari-hari.
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan
sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat, nyeri akut berdurasi singkat
(kurang dari 6 bulan), memiliki onset yang tiba-tiba. Sedangkan nyeri kronik
berlangsung lebih lama dari pada nyeri akut, intensitasnya bervariasi (ringan
sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri akibat insisi
menyebabkan klien gelisah dan nyeri ini merupakan penyebab tanda-tanda vital
berubah. Klien yang dapat anastesi regional dan lokal biasanya tidak mengalami
nyeri karena area insisi masih berada dibawah pengaruh anastesi (Potter dan
Perry, 2006).
B. Tujuan
C. Manfaat
PENGELOLAAN KASUS
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri yang bersifat subjektif dan bersifat
individual stimulus nyeri dapat berupa stimulus berupa stimulus yang bersifat
fisik atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan perifer atau
pada fungsi ego seseorang individu. (Potter dan Perry, 2005)
3. Respon-respon nyeri
a. Respon Psikologis
b. Respon fisiolgis
Cara memeriksa respon klien terhadap nyeri dan lokasinya dengan cara empat
metode yaitu, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
c. Respon perilaku
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien anatara
lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit, menopang bagian nyeri
yang sakit, menggeratkkan gigi, menunjukkan ekspresi wajah meringis,
mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit,
meraung.
Dalam hal ini, bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami
dengan proses penyakit atau hal ini lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya.
Perawat dalam hal ini perlu mengkajji cara-cara apa saja yang bisa klien
gunakan untuk mengurangi nyeri yaitu, dengan cara tehnik relaksasi, distraksi,
masase, hypnosis, kompres hangat dingin, dan analgetik.
2. Analisa Data
a. Data subjektif
Data subjektif untuk nyeri akut adalah mengungkapkan secara verbal atau
melaporkan nyeri dengan isyarat.
b. Data objektif
Perilaku berhati-hati seperti melindungi daerah yang nyeri, memfokuskan
pada diri sendiri, penyempitan fokus (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari
kontaksosial, kerusakan proses berpikir), perilaku distraksi (merintih, menangis,
mencari orang lain/aktivitas, gelisah, perubahan pada tonus otot (dapat direntang
dari lesu sampai kaku), respon autonomik tidak tampak pada nyeri kronis, stabil
(tekanan darah dan frekuensi nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan atau
penurunan frekuensi nafas).
a. Diagnosa keperawatan
Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk
menggambarkan nyeri pada klien yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut
North American Nursing Diagnosis Association (Herdman, 2012), nyeri akut
didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual
maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dan intensitas yang
ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam
bulan‟ (Herdman, 2012).
Nyeri akut adalah Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensi
atau diagram dalam hal kerusakan sedemikian rupa (Herdman, 2012). Nyeri yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diatisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik Meliputi:
e. Laporan isyarat
f. Diaforesis
g. Perilaku distraksi (mis, berjalan mondar mandir, mencurigai orang lain dan
atau aktivitas lain yang berulang)
10
o. Dilatasi pupil
r. Gangguan tidur
a. Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma, misalnya luka insisi
bedah, benturan, gesekan, dan lain-lain.
c. Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena bahan atau zat kimia.
11
Tujuan Intervensi
Tingkat Kenyamanan: tingkat 1. Lakukan pengkajian nyeri yang
persepsi positif terhadap kemudahan komprehensif meliputi lokasi,
fisik dan psikologis. karakteristik, awitan dan durasi,
Pengendalian Nyeri: tindakan frekuensi, kualitas, intensitas atau
individu untuk mengendalikan nyeri. keparahan nyeri, dan faktor
Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang presipitasinya;
dapat diamati atau dilaporkan. 2. Observasi isyarat nonverbal
1. Memperlihatkan Pengendalian ketidaknyamanan, khususnya
Nyeri, dengan indikator sebagai padamereka yang tidak
berikut: mampuberkomunikasi efektif;
a. mengenali awitan nyeri; 3. Berikan informasi tentang nyeri,
b. menggunakan tindakan seperti penyebab nyeri, berapa
pencegahan; lama akan berlangsung, dan
c. melaporkan nyeri dapat antisipasi ketidaknyamanan akibat
dikendalikan. prosedur;
2. Menunjukkan Tingkat Nyeri, 4. Ajarkan penggunaan teknik
dengan indikator sebagai berikut: nonfarmakologis (misalnya, umpan
a. eksperesi nyeri pada wajah; balik biologis, transcutaneous
b. gelisah atau ketegangan otot; electrical nerve stimulation
c. durasi episode nyeri; (TENS), hypnosis, relaksasi,
d. merintih dan menangis; imajinasi terbimbing, terapi music,
e. gelisah. distraksi, terapi bermain, terapi
(Sumber: NOC 2011) aktivitas, akupresur, kompres
hangat dan dingin;
12
13
14
E. Time
15
A. Orang tua
Klien mengatakan:” Orang tua tidak memiliki riwayat penyakit”.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan” Pasien anak ke 2 dari 4 bersaudara”.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan : “Ibu pasien memiliki penyakit hipertensi”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan:”tidak ada anggota keluarga mengalami gangguan
jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal
B. Konsep diri
1. Gambaran Diri : Klien menerima keadaan yang sekarang, dan
tetap semangat untuk dirinya sembuh.
2. Ideal Diri : Klien berharap dan percaya bahwa klien bisa
bisa sembuh
3. Harga Diri : Klien dapat menerima keadaan penyakitnya seperti
Ini dengan pasrah .
4. Peran Diri : Klien berperan sebagai anak dalam keluarga .
5. Identitas : Pasien mengatakan sebagai anak dalam keluarga
C. Keadaan emosi
Klien dapat mengontrol dirinya dengan baik.
16
B. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu tubuh : 36,9 °C
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Nadi : 86x/menit
d. Pernafasan : 22x/menit
e. TB : 173 cm
f. BB : 60 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan Rambut
a. Bentuk : Oval, tidak ada benjolan dan pembengkakan.
b. Bau : Rambut berbau
c. Warna kulit : Kuning langsat
17
Hidung
a. Terdapat luka insisi post operasi.
Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
Lubang telinga : Cukup bersih dan tidak ada kelainan.
Leher
a. Posisi trachea : Dalam keadaan simetris
b. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
c. Suara : Suara jelas
Denyut nadi kronis : Teraba dan Tidak Menonjol
Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : kurang bersih dan tampak sedikit berdaki
b. Warna : kecoklatan
c. Turgor : tidak ada kelainan
d. Kelembaban : lembab
e. Warna luka : tidak ada luka
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
18
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan muscoluskletal/ekstrimitas
Fungsi neurologi
Fungsi motorik
19
D. Pola Eliminasi
1.BAB
20
F. Terapi Obat-Obatan:
2. Analisa data
21
Factor-faktor yang
mempengaruhi: usia,
pengalaman nyeri, kongnitif
tentang nyeri, ansietas, tingkat
keparahan nyeri, dan lokasi
nyeri.
22
3. Masalah Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut
b. Gangguan Istirahat dan Tidur
23
24
Kriteria Hasil:
25
26
27
1. Melakukan pengkajian
Senin, 10:00- 2. S: Klien mengatakan
masalah gangguan tidur
30 Mei 11.00 sulit untuk tidur dan
klien, Karakteristik, dan
2016 Wib sering terbangun tengah
penyebab kurang tidur.
malam.
2. Pantau keadaan umum
O: Klien tampak.
klien.
TD= 120/80mmHg.
3. Menganjurkan klien
HR= 78x/menit.
untuk tidur dengan posisi
RR= 30x/menit.
yang nyaman, seperti posisi
T= 36, 50C.
setengah duduk
A: Masalah istirahat
(semifowler).
dan tidur belum
4. Menganjurkan klien teratasi.
untuk mengurangi aktivitas P: Intervensi
sebelum tidur. dilanjutkan
- anjurkan klien untuk
5. Menganjurkan klien
tidur dengan posisi
untuk tidak banyak tidur
yang nyaman, seperti
pada siang hari.
posisi setengah
6. Menganjurkan klien
duduk (semifowler).
28
29
A. Kesimpulan
Perencanan yang dilakukan untuk dapat mengontrol nyeri yang dialami oleh Tn.J
gunanya adalah untuk mempertahankan dan melakukan penyelesaian masalah
yang dihadapinya.
1. Implementasi dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat adapun faktor
pendukung dalam memberikan asuhan keperawatan dengan nyeri Tn.J yaitu
mengajarkan cara pengahlian nyeri dengan cara menonton TV,
mendengarkan musik, dan berbicara dengan orang sekitar guna untuk
mengontrol nyeri yang dirasakannya.
2. Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dari 2 diagnosa tercapai.
dari intervensi yang direncanakan semua intervensi berhasil dilakukan
dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Disarankan kepada pasien untuk tetap mengikuti setiap anjuran tenaga
kesehatan, dan tetap menjaga kesehatannya.
2. Bagi praktik Keperawatan
30
Potter, A.P. & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
31
32
33
34
35