Anda di halaman 1dari 5

A.

Data hasil wawancara, observasi yang akan dilakukan kelompok terkait masalah di
Ruangan Shafa-shafa dari tanggal 13-15 maret 2019

No Data Analisa
1. Wawancara: Belum optimalnya pendokumetasian
- Karu mengatakan di ruangan sudah asuhan keperawatan
memiliki SAK di komputer, tetapi belum
berdasarkan evidance based NANDA
NIC NOC atau SDKI PPNI.
- SAK langsung disosialisasikan pada saat
baru dibuat, terakhir disosialisasikan
pada saat Akreditasi. Bulan dan tahun
- Pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan Shafa-shafa masih manual dan
pengisian format serta pendokumentasian
asuhan keperawatan tidak lengkap.
- Karu mengatakan melakukan supervisi
terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan sekali seminggu, dalam
menegakkan diagnosa keperawatan
belum menyesuaikan dengan diagnosa
keperawatan yang sesuai dengan
NANDA atau SDKI PPNI.

Observasi :
Hasil observasi dari pendokumentasian
Askep pada 5 pasien yang dirawat lebih dari
3 hari.
- Format pengkajian belum semua pasien
terisi secara lengkap.
- Penegakkan diagnosa keperawatan hanya
diisi 1 diagnosa saja, tidak ada perubahan
sesuai dengan keluhan pasien dan
penulisannya belum sesuai dengan SDKI
PPNI.
- Beberapa penulisan tujuan diagnosa
keperawatan dan disertai dengan kriteria
hasil masih ada yang belum lengkap.
- Implementasi yang dilakukan perawat
disertai tanggal/jam/nama perawat/paraf.
- Evaluasi asuhan keperawatan semua
pasien menggunakan format SOAP.
2. Wawancara : Serah terima asuhan keperawatan
- Karu mengatakan sudah ada kebijakan belum optimal sesuai dengan SBAR
dari bidang keperawatan untuk
menggunakan format SBAR dalam
operan, diruangan Shafa-shafa juga
sudah memiliki SOP sebagai pedoman
operan dengan metode SBAR, namun
saat operan shif belum menggunakan
metode SBAR secara optimal.
Observasi :
Hasil observasi dari 5 kali operan dari
tanggal 13 - 15 maret 2019
Situation
- Perawat hanya menyebutkan nama tanpa
menyebutkan umur pasien.
- Perawat tidak pernah menyebutkan
tanggal masuk ruangan dan hari
perawatannya.
- Perawat selalu menyebutkan dokter yang
menangani pasien.
- Perawat menyebutkan diagnosa
medis/masalah kesehatan yang dialami
pasien (penyakit).
- Perawat selalu menyebutkan masalah
keperawatan pasien yang sudah dan
belum teratasi.
Background
- Perawat selalu menjelaskan intervensi
atau tindakan dari tiap masalah
keperawatan pasien.
- Perawat selalu menyebutkan pemasangan
alat invasif (infus dan alat bantu lain
seperti kateter, dll), serta pemberian obat
dan cairan infus.
- Perawat tidak pernah menjelaskan dan
mengidentifikasi pengetahuan pasien
terhadap diagnosa medis atau penyakit
yang dialami pasien.
Assessment
- Perawat selalu menjelaskan hasil
pengkajian pasien terkini.
- Perawat selalu menjelaskan kondisi
klinis lain yang mendukung seperti hasil
lab, rontgen, dll.
Recommendation
- Perawat selalu menjelaskan intervensi
atau tindakan yang sudah teratasi dan
belum teratasi serta tindakan yang harus
dihentikan, dilanjutkan atau dimodifikasi.
Dalam pencatatan/ pendokumentasian saat
serah terima belum menggunakan format
SBAR yang dibukukan hanya menggunakan
potongan kertas kecil dan yang
menyampaikan serta yang menerima belum
ada TTD serta nama bersangkutannya di
buku catatan operan dinas.
3. Wawancara: Belum optimalnya pelaksanaan
- Karu mengatakan sudah ada kebijakan metode TIM
dari bidang perawatan untuk penerapan
metode Tim dan di ruang Shafa-shafa
sudah tersedia SOP pelaksaan metode
Tim.
- Jumlah tenaga perawat di ruangan Shafa-
shafa dengan kapasitas pasien 31 orang
belum mencukupi karna adanya
pembagian ruangan untuk kemoterapi
dan luka bakar.
Observasi :
Observasi metode penugasan Tim dilakukan
sebanyak 3 kali shift pada tanggal 13 - 15
maret 2019
- Metode Tim pada setiap shift sudah
dilaksanakan di ruang Shafa-shafa.
- Serah terima pasien pada setiap shift
tidak pernah diikuti oleh kepala
ruangan. (dipertanyakan terkait karu)
- Katim dalam setiap shift tidak
membagi pasien pada perawat
pelaksana sesuai dengan kemampuan
perawat dan tingkat ketergantungan
pasien.
- Perawat pelaksana dalam setiap shift
selalu melaporkan asuhan
keperawatan yang sudah dilakukan
kepada ketua tim.
4. Wawancara: Belum optimalnya pencegahan
- Sebagian besar perawat mengatakan pengendalian infeksi dengan hand
selalu mencuci tangan 5 moment hygiene di ruang Shafa-shafa
dengan 6 langkah. Karu mengatakan
dalam pemenuhan sarana dan
prasarana seperti handrub untuk cuci
tangan di tiap kamar pasien yang
bertanggung jawab untuk mengisi
apabila habis adalah bagian
administrasi.
Observasi :
- Perawat tidak mencuci tangan ketika
masuk dan keluar ruangan
- Ada beberapa handrup yang kosong
dibeberapa kamar pasien.
5. Wawancara: Belum optimalnya identifikasi pasien
Karu mengatakan dalam mengidentifikasi di ruangan.
pasien sudah sesuai dengan SOP yang
tersedia di ruangan Shafa-shafa. Pelaksanaan
identifikasi pasien di ruangan pada saat ada
pasien baru perawat mencocokkan gelang
pasien dengan nama dan tanggal lahir.
Observasi :
- Perawat (6 perawat) di ruangan Shafa-
shafa mengidentifikasi pasien sebelum
melakukan asuhan keperawatan hanya
menyebutkan nama pasien tanpa tanggal
lahir (saat pemberian obat oral atau
injeksi) dan seharusnya perawat
menanyakan nama serta tanggal lahir
pasien bukan memanggil nama pasien.
- 21 pasien yang dirawat tanggal 15 maret
2019 di ruang Shafa-shafa, 95.3%
pasien terpasang gelang identitas.

Anda mungkin juga menyukai